Topik: autopsi

  • Terungkap Hasil Akhir Tes Toksikologi Liam Payne, Begini Temuannya

    Terungkap Hasil Akhir Tes Toksikologi Liam Payne, Begini Temuannya

    Jakarta

    Hasil akhir tes toksikologi untuk mengungkap penyebab kematian Liam Payne telah diumumkan. Pada Kamis (7/11/2024), Kantor Kejaksaan Pidana dan Pemasyarakatan Nasional No 14 juga telah mengkomunikasikannya kepada pihak keluarga.

    Diketahui, mantan anggota One Direction itu meninggal pada 16 Oktober di Buenos Aires, Argentina, di usia 31 tahun. Ia jatuh dari balkon hotel lantai tiga.

    Laporan itu mengungkap bahwa dalam kurun waktu 72 jam sebelum kematiannya, ada jejak alkohol, kokain, dan obat antidepresan yang diresepkan di dalam tubuh Liam.

    “Kesimpulan ini dicapai setelah tes toksikologi lengkap pada urine, darah, dan cairan vitreus,” demikian pernyataan siaran pers tersebut, dikutip dari laman People.

    Pada 21 Oktober, hasil autopsi parsial hanya mengungkapkan Liam memiliki beberapa zat di tubuhnya pada saat kematiannya. Salah satu yang ditemukan adalah pink coacaine atau kokain merah muda.

    Obat rekreasional ini umumnya mengandung kombinasi metamfetamin, ketamin, MDMA. Namun, menurut National Capital Poison Center pink cocaine ini belum tentu mengandung kokain asli.

    Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa ‘pipa aluminium rakitan’ yang digunakan untuk menelan obat-obatan ditemukan di kamar hotel Payne.

    Berdasarkan siaran pers yang diumumkan Kamis (7/11) tersebut, tiga orang telah ditangkap dan didakwa di Argentina terkait kematian Liam Payne. Para tersangka didakwa dengan tuduhan menelantarkan seseorang, diikuti dengan kematian, memasok, serta memfasilitasi narkotika.

    Namun, sampai saat ini nama para tersangka belum disebutkan.

    Dokter forensik juga menyebutkan cedera yang dialami Liam sampai akhirnya meninggal dunia. Liam mengalami trauma ganda dan perdarahan internal serta eksternal akibat jatuh.

    Jaksa juga menyimpulkan bahwa Liam tidak sepenuhnya sadar atau mengalami penurunan serta kehilangan kesadaran yang nyata pada saat jatuh.

    (sao/naf)

  • Histeris di Markas Pom TNI, Keluarga Desak Kematian Prada Josua Diusut Tuntas

    Histeris di Markas Pom TNI, Keluarga Desak Kematian Prada Josua Diusut Tuntas

    Pekanbaru, Beritasatu.com – Kedua orang tua Prada Josua Lumban Tobing berteriak histeris di markas Detasemen Polisi Militer (Denpom) Pekanbaru, Riau. Mereka mendesak Pom TNI mengautopsi jenazah Josua dan mengusut tuntas penyebab kematian putra sulungnya yang dinilai tak wajar. 

    Prada Josua Lumban Tobing yang bertugas di Batalyon Infanteri 132 Bima Sakti, Kabupaten Kampar, Riau dilaporkan tewas bunuh diri. Alasan Prada Josua mengakhiri hidupnya disebut-sebut karena putus cinta dengan kekasihnya. 

    Namun, pihak keluarga tidak percaya dan menilai kematian Prada Joshua sangat tidaklah wajar. 

    Untuk mengungkap tabir tersebut, kedua orang tua Prada Josua bersama kuasa hukumnya mendatangi Denpom Pekanbaru, Rabu (6/11/2024) siang. Kedatangan mereka untuk mencari keadilan, informasi sekaligus melaporkan kematian Joshua. 

    Kuasa Hukum orang tua Prada Joshua, Freddy Simanjuntak mengungkapkan, Josua tewas pada 30 Juni 2024 lalu. Dia tewas di Batalyon tempat dia bertugas di Bangkinang, Kabupaten Kampar, dalam keadaan tergantung dengan posisi terduduk. 

    “Keluarga korban sudah mengajukan permohonan autopsi kepada pihak rumah sakit Bhayangkara dan Denpom Pekanbaru. Tapi ternyata pada waktu itu tidak disetujui oleh rumah sakit Bhayangkara karena belum ada permohonan tertulis dari pihak penyidik dan Denpom kepada RS Bhayangkara untuk melaksanakan autopsi,” kata Freddy. 

    Untuk itu, pihaknya telah melaporkan kasus ini ke Puspom TNI AD di Jakarta dan laporan itu telah ditingkatkan statusnya dari penyelidikan ke penyidikan. 

    “Kita dari dalam (Denpom Pekanbaru) tadi sudah diambil keterangan, sudah di BAP dan laporan kita sudah diterima. Pihak Denpom Pekanbaru berjanji akan segera melakukan autopsi,” beberapa Freddy. 

    Keluarga berharap kasus kematian Prada Josua Lumban Tobing dapat segera terungkap. “Karena banyak kejanggalan-kejanggalan dibalik kematian almarhum Joshua,” pungkas Freddy. 

    Wilson Tobing, ayah Prada Joshua memohon kepada Presiden Prabowo Subianto, Kasad dan Panglima TNI agar dapat memberikan atensinya sehingga kasus ini bisa terungkap. 

    “Kami mohon agas kasus anak kami ini dapat diselesaikan secepat mungkin diproses agar anak saya diautopsi dan hasilnya (diumumkan) transparan dan profesional,” tuturnya. 

  • Ibu di Balikpapan Tega Habisi Bayi dan Simpan Jenazahnya di Panci

    Ibu di Balikpapan Tega Habisi Bayi dan Simpan Jenazahnya di Panci

    Balikpapan, Beritasatu.com – Seorang ibu rumah tangga di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, diduga mengakhiri hidup bayinya yang baru dilahirkannya akibat panik. Tragisnya, untuk menutupi perbuatannya, jenazah bayi perempuan tersebut disembunyikan di dalam panci.

    Ibu berinisial KH yang berusia 21 tahun ini akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pembunuhan terhadap bayinya yang baru lahir.

    Peristiwa ini bermula ketika KH ditemukan mengalami pendarahan di dalam kamarnya. Pihak keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

    Di rumah sakit, KH awalnya mengeklaim pendarahan tersebut disebabkan oleh menstruasi. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, tim medis menyimpulkan bahwa pendarahan hebat yang dialami KH sebenarnya adalah pendarahan pascamelahirkan.

    Setelah kejadian tersebut, pihak keluarga melaporkan peristiwa ini kepada polisi, yang kemudian menemukan jenazah bayi yang disembunyikan di dalam panci yang disimpan dalam lemari pakaian di kamar tersangka.

    Kanit PPA Satreskrim Polresta Balikpapan, Ipda Futuhatul Ladiniyah menyampaikan, dalam kasus ini tersangka bertindak seorang diri, mulai dari proses kelahiran hingga menghabisi nyawa bayinya.

    “Tersangka melakukannya sendirian, inisialnya KH, usia 21 tahun, dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga,” ujar Futuhatul dalam wawancara dengan wartawan di Mapolresta Balikpapan pada Senin (4/11/2024) sore.

    Berdasarkan hasil autopsi, ditemukan sejumlah bekas luka akibat benda tumpul pada tubuh bayi tak berdosa itu, di antaranya luka pada bibir bawah, leher kanan, serta patah tulang rahang bawah.

    “Berdasarkan temuan, awalnya bayi perempuan itu masih hidup. Namun diduga meninggal akibat dipukul, karena didapatkan luka akibat kekerasan tumpul berupa luka memar pada bibir bawah, leher kanan, dan dada sisi kanan. Dan didapatkan patah tulang rahang bawah,” jelasnya.

    Dari temuan itu, akhirnya dapat disimpulkan bayi perempuan yang belum genap berusia 24 jam itu, dihabisi oleh tersangka KH dengan cara dibekap hingga korban tak bisa bernapas.

    Sementara itu, kini tersangka KH pun dijerat dengan undang-undang tentang perlindungan anak dan Pasal 341 KUHP tentang ibu yang merampas nyawa anaknya sendiri dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

  • Gara-gara Sertifikat Tanah, Anak Tega Bunuh Ayah Kandung di Jember
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 November 2024

    Gara-gara Sertifikat Tanah, Anak Tega Bunuh Ayah Kandung di Jember Regional 4 November 2024

    Gara-gara Sertifikat Tanah, Anak Tega Bunuh Ayah Kandung di Jember
    Editor
    KOMPAS.com
    – Sutikno (39) tega membunuh ayah kandungnya sendiri di rumahnya Lingkungan Jambuan, Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten
    Jember
    , Jawa Timur, Sabtu (2/11/2024) malam.
    Korban ayahnya sendiri, Tali (55) tewas dibunuh dengan senjata tajam pisau usai terjadi cekcok permasalahan sertifikat tanah.
    Kasatreskrim Polres Jember, AKP Abid Uais Al-Qarni mengungkapkan kejadian ini bermula saat pelaku mendatangi rumah korban.
    “Di sana terjadi cekcok antar keduanya, hingga terjadi perselisihan antara korban dengan pelaku. Sampai akhirnya pelaku menusukkan senjata tajam kepada ayahnya sendiri,” imbuhnya.
    Pelaku menusuk tubuh korban sebanyak empat kali, yaitu dua kali tusukan di punggung kiri dan dua tusukan di perut sebelah kiri.
    “Tanpa berpikir panjang, pelaku mengarahkan senjata tajam dan melakukan penusukan kepada korban sebanyak empat kali,” ujarnya, Senin (4/11/2024).
    Menurutnya, pelaku dua kali menusuk bagian punggung korban, serta dua kali menusuk bagian perut ayahnya sendiri. Hingga lansia tersebut menghembuskan napas terakhirnya.
    “Hasil autopsi di RSD dr Soebandi Jember, juga ditemukan luka sayatan di bagian tangan korban,” kata AKP Abid Uais Al-Qarni.
    Motif penusukan ini karena pelaku meminta harta gono-gini berupa tanah, namun korban tidak memberikannya.
    “Pelaku merasa punya hak atas aset tanah dan pelaku meminta hak tersebut. Tetapi oleh korban tidak diindahkan, hingga terjadilah pembunuhan tersebut,” ucap Abid.
    Pelaku pun emosi karena
    sertifikat tanah
    itu tidak diberikan akhirnya menusuk korban.
    Akibat perbuatannya, pelaku terancam dengan Pasal 340 KUHP Sub Pasal 44 ayat (3) UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dengan ancaman pidana hukuman mati atau seumur hidup, atau maksimal 20 tahun penjara.
    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Fakta Terbaru Kasus Anak Bunuh Ayah di Jember Gara-gara Sertifikat Tanah, Polisi Beber Kronologi
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menantu di Purworejo Bunuh Mertua dengan Sadis gegara Sakit Hati

    Menantu di Purworejo Bunuh Mertua dengan Sadis gegara Sakit Hati

    Jakarta

    Menantu bernama Maniyo (46) tega membunuh mertuanya Ali Suparman (70) dengan cara menggorok leher korban di kandang kambing Desa Kaligintung, Purworejo. Maniyo mengaku sakit hati atas ucapan sang mertua.

    “Motif karena ada sakit hati, pelaku ini sebagai menantu korban. Dia melakukan hal tersebut karena adanya akumulasi sakit hati terhadap ucapan-ucapan korban, kata Kasat Reskrim Polres Purworejo AKP Catur Agus Yudo Praseno dilansir detikJateng, Senin (4/11/2024).

    Selain itu, keduanya sempat terlibat cekcok beberapa hari sebelumnya. Saat ini, Muniyo sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Ali Suparman. “Untuk cekcok di beberapa hari sebelumnya,” jelasnya.

    Insiden itu terjadi di kandang kambing di Desa Kaligintung, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, pada Kamis, 31 Oktober 2024 sore. Polisi menyebut Maniyo diduga sudah merencanakan pembunuhan mertuanya.

    Catur menerangkan jasad korban Ali sudah diautopsi di RSUD dr Tjitrowardojo pada Jumat (1/11). Catur mengungkap Muniyo sempat tak mengakui perbuatan kejinya. Dia bahkan mengarang cerita jika ayah mertuanya bunuh diri.

    “Korban sudah kita lakukan autopsi. Melakukannya dengan menggunakan sebilah pisau yang diambil dari dapur. Pisau itu dipakai untuk melukai leher korban,” jelasnya.

    (taa/idh)

  • Tertutup Pintu Maaf Keluarga Korban untuk Fauzan Pemutilasi Wanita

    Tertutup Pintu Maaf Keluarga Korban untuk Fauzan Pemutilasi Wanita

    Keluarga Tak Maafkan Korban

    Pihak keluarga menegaskan tidak ada kata maaf bagi Fauzan si pemutilasi. Zulfikri berharap pihak berwajib menegakkan hukum sesuai aturan. Dia meminta pelaku dihukum seberat-beratnya, termasuk hukuman mati.

    “Nggak bisa, nggak ada kata maaf,” katanya.

    “Dari keluarga minta pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Kalau misalkan memang perlu dihukum mati, silakan dihukum mati, kita kembalikan lagi kepada hukum yang berlaku,” ujarnya.

    Zulfikri menambahkan pihak keluarga sudah menerima jenazah korban setelah dilakukan autopsi di RS Polri Kramat Jati. Saat ini korban sudah dikebumikan.

    “Jenazah sudah dimakamkan kemarin pukul 16.00. Kalau kondisi jenazah dipulangkan ke keluarga kondisi sudah utuh sudah diperbaiki,” ucapnya.

    Zulfikri mengatakan pelaku dan korban memang pernah punya hubungan kedekatan. Namun menurutnya, tidak ada pernikahan siri yang dilakukan keduanya.

    “Pelaku itu memang pernah datang 3 atau 4 tahun yang lalu ke rumah, sekali doang dibawa sama si korban. Mungkin si korban waktu itu memang sudah menjadi single parent. Jadi 3 atau 4 tahun lalu itu suaminya meninggal, selang 4 bulan 6 bulan di pelaku datang mungkin mau deketin,” ucapnya.

    “Biasa saja, kayak orang biasa aja nggak ada yang janggal dari pelaku. Namanya juga orang mau deketin perempuan, pasti baik-baik yang diliatin,” ujarnya.

    Zulfikri meluruskan soal pengakuan pelaku sudah melakukan nikah siri dengan korban. Dia juga membantah soal isu korban hamil.

    “Pelaku bilang korban ini telah menikah siri dengan pelaku. Hal yang perlu diluruskan menurut kami sebagai keluarga korban tidak pernah ada pernikahan siri dengan korban. Kenapa? kalau misalkan korban menikah siri harusnya ada wali orang tua ikut,” kata dia.

    “Saya mau klarifikasi, kalau korban tidak dalam kondisi hamil. kenapa saya bilang begitu, menurut orang tua korban bahwa setelah kehamilan anak keempat korban iki sudah disterilisasi, jadi nggak mungkin dia hamil,” imbuhnya.

    (idn/idn)

  • Geger Mayat Pria Berhelm Merah Ditemukan Warga di Kebun Jeruk Mojokerto

    Geger Mayat Pria Berhelm Merah Ditemukan Warga di Kebun Jeruk Mojokerto

    Mojokerto

    Mayat pria tanpa identitas ditemukan warga di sebuah kebun jeruk daerah Kelurahan Pulorejo, Kota Mojokerto. Saat ditemukan, korban memakai kaus hitam dan helm berwarna merah.

    Penemuan jasad pria berhelm merah ini terjadi pada Sabtu (2/11). Mayat korban pertama kali ditemukan oleh pencari ikan di lokasi.

    Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Achmad Rudi Zaeny mengatakan ada luka tusuk senjata tajam pada perut korban. Jasad pria tersebut diduga sebagai korban pembunuhan.

    “Dugaannya gitu (korban pembunuhan), tapi masih dalam penyelidikan,” jelasnya kepada wartawan di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto, dilansir detikJatim, Minggu (3/11/2024).

    Zaeny mengatakan jasad korban akan menjalani autopsi. Dia mengaku tidak ada identitas diri korban yang ditemukan dari lokasi penemuan jenazah.

    “Dari olah TKP kami tidak menemukan identitas korban. Tidak ada barang lain di sekitar mayat,” katanya.

    (ygs/ygs)

  • Heboh, Ada Jenazah Lelaki Tergantung di Gedung Serba Guna Gereja Rike Manado

    Heboh, Ada Jenazah Lelaki Tergantung di Gedung Serba Guna Gereja Rike Manado

    Liputan6.com, Manado – Warga Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulut, pada, Rabu (30/11/2024), sekitar pukul 18.17 Wita, dikejutkan dengan penemuan mayat seorang pria berusia 53 tahun yang ditemukan dalam keadaan tergantung di gedung serba guna Gereja Bukit Moria Rike.

    Pria tersebut diketahui berinisial HFS, merupakan warga Kelurahan Wanea, dan bekerja sebagai pegawai swasta di Kota Manado.

    Kejadian bermula saat Irvan Darsono, seorang saksi yang sedang mencari korban untuk mengambil kunci gereja, melihat korban tergantung di depan pintu kamar. Melihat keadaan tersebut, Irvan segera memanggil rekan sejawatnya, Fiandro Runtukahu, untuk mengecek kondisi korban. Setelah konfirmasi, mereka melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.

    Kapolsek Wanea AKP Michael Marwan beserta anggota tiba di lokasi sekitar pukul 19.22 Wita untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan lokasi.

    Tim Inavis Polresta Manado melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun, ditemukan adanya cairan di alat kelamin korban.

    Anak korban, MAS mengungkapkan bahwa ayahnya sempat mengalami depresi pasca-kalah dalam Pemilihan Legislatif 2014. Keluarga telah berupaya membawa korban untuk mendapatkan perawatan psikiatri.

    Dalam sebuah percakapan terakhir, korban sempat mengungkapkan niat untuk memberikan surat wasiat kepada MAS, namun surat tersebut tidak pernah sampai.

    “Pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jasad korban dan mengirimkan surat penolakan kepada Kapolsek Wanea, di mana mereka bersedia bertanggung jawab atas segala kemungkinan yang terjadi di kemudian hari,” ujar Kapolresta Manado Kombes Pol Julianto Sirait melalui Kasie Humas Agus Haryono.

    Sekitar pukul 19.42 Wita, jenazah korban dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Sulut menggunakan mobil patroli Polsek Wanea untuk dilakukan verifikasi luar.

  • RS Polri masih periksa mayat wanita tanpa kepala

    RS Polri masih periksa mayat wanita tanpa kepala

    Jakarta (ANTARA) –

    Rumah Sakit Polri Kramat Jati masih melakukan pemeriksaan terhadap mayat wanita tanpa kepala yang ditemukan di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Selasa (29/10).  

     

    “Terhadap jenazah tersebut juga dilakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan DNA,” kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Prima Heru Yulihartono di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu.

    Pihaknya pada Rabu dini hari jam 02.23 WIB telah menerima jenazah berupa potongan kepala dari Polsek Muara Baru. “Saat ini dilakukan pemeriksaan dalam terhadap dua potongan jenazah tersebut,” katanya.

     

     

    Menurut dia, pemeriksaan tes DNA dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kepala dan badan mayat wanita itu.

     

    “Kita akan melakukan autopsi untuk memastikan penyebab kematian korban lz. Kemudian memastikan apakah potongan tubuh dan kepala tersebut benar satu bagian,” kata Prima.

     

    Dia mengatakan, pihaknya belum mengetahui identitas wanita tanpa kepala tersebut karena harus mencocokkan data pembanding antemortem dari keluarga dan postmortem dari jenazah.

     

     

    Hingga saat ini belum ada pihak keluarga korban yang mendatangi RS Polri Kramat Jati.

     

    Sesosok mayat wanita tanpa kepala ditemukan di area Pelabuhan Perikanan Samudra Nizam Zachman Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (29/10/2024).

     

    Mayat perempuan tanpa kepala itu ditemukan dalam keadaan terbungkus karung dan terikat. Mayat tersebut ditemukan oleh warga yang sedang beraktivitas di dekat kolam Pelabuhan Muara Baru.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Yang Tolong, Aku Dijebak Polisi, Mau Dibunuh Polisi

    Yang Tolong, Aku Dijebak Polisi, Mau Dibunuh Polisi

    GELORA.CO  – Manda Purnomo alias MP (28) ditemukan tewas di area jalan tol di Lampung Selatan, ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) KM 3B,  Senin (28/10/2024).

    S, istri korban mengaku curiga suaminya itu meninggal karena dibunuh.

    Mayatnya kemudian dibuang di area jalan tol di Lampung Selatan.

    Saat dikonfirmasi Tribun, S mengatakan dalam percakapan terakhir dengan suaminya, MP seperti orang yang sedang ketakutan dan merasa terancam akan dibunuh.

    S pun mengungkapkan percakapan terakhir dirinya dengan sang suami sebelum kejadian.

    “Yang (sayang), tolong aku, aku dijebak polisi. Aku mau dibunuh polisi,” kata S menirukan ucapan sang suami kala itu.

    Peristiwa ini kemudian dilaporkan S ke pihak kepolisian.

    Polres Lampung Selatan masih menyelidiki kasus tersebut.

    Tercatat sudah 5 saksi yang diperiksa.

    Barang bukti handphone yang ditemukan pada tubuh korban akan menjadi petunjuk penyelidikan oleh Polres Lampung Selatan.

    Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusriandi mengatakan, barang bukti handphone diduga kuat milik korban MP ditemukan di dalam saku celana jeans yang dikenakannya.

    “Iya, saat ditemukan memang posisi handphone tersebut mati, tapi berhasil dihidupkan. Ini masih didalami petugas dan akan menjadi petunjuk penyelidikan kasus ini,” ujar Yusriandi, Rabu (30/10/2024).

    Baca juga: Detik-detik Penemuan Jasad Nenek di Ngawi, Tangan Korban Terikat, Diduga Dibunuh Penghuni Kos

    Hasil pemeriksaan sementara, petugas telah menemukan adanya komunikasi atau percakapan terakhir korban dengan keluarga, termasuk bersama sejumlah rekannya.

    “Ini yang masih kami dalami, apa pembahasan dalam percakapan tersebut masih ditelusuri,” ujarnya.

    “Proses pemeriksaan masih terus berlanjut, kami juga akan melakukan proses autopsi korban di RS Bhayangkara Polda Lampung,” tukasnya.

    Awal Mula Penemuan Mayat Korban

    MP, warga Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung ini sebelumnya ditemukan tewas di Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) di KM 03 B Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) Lampung Selatan.

    MP dikabarkan menghilang setelah berpamitan bekerja kepada istrinya, S.

    Menurut S, suaminya terakhir kali pulang ke rumah pada Jumat (25/10/2024) dan berangkat bekerja dengan seorang oknum polisi berinisial I.

    Pada saat itu, MP menghubungi S melalui pesan suara dan menyampaikan rasa ketakutannya, mengatakan bahwa ia merasa dijebak oleh polisi dan dalam bahaya.

    “Yank, tolong aku, aku dijebak polisi. Aku mau dibunuh polisi,” ucap S menirukan ucapan suaminya.

    Setelah pesan tersebut, komunikasi MP mendadak terputus.

    S mengaku sempat mencari informasi melalui rekan kerja suaminya, T.

    Lalu, T menghubungi H untuk mengetahui keadaan MP.

    Saat itu, kata dia, H mengatakan suaminya sedang tidur dan tidak ada masalah.

    Namun, pada Sabtu (26/10/2024), oknum polisi I mengirim pesan suara yang mengabarkan bahwa MP melompat dari mobil dan melarikan diri.

    S sudah melihat kondisi jenazah MP di ruang jenazah RSUD Bob Bazar Kalianda, dan merasakan bahwa kematiannya tidak wajar.

    Ditemukan Petugas Kebersihan

    Jasad MP ditemukan di tepi jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) Lampung pada Senin (28/10/2024) sekira pukul 08.21 WIB.

    Jasad tanpa identitas itu ditemukan di ruas KM 03-000 jalur B Lampung Selatan.

    Manager Area Tol Bakter Lampung Selatan Andri Pandiko mengatakan, saksi awalnya mencium aroma tidak sedap di lokasi kejadian.

    “Saat sedang melakukan pembersihan dari sampah di sekitar km 03 jalur B, Satker petugas kebersihan Bagas (22) mencium aroma tidak sedap,” ujarnya.

    Lalu, saksi melakukan penelusuran.

    Kemudian, ditemukan jenazah dengan kondisi meninggal dunia pada posisi tergeletak di drainase.

    Petugas tersebut melaporkan kejadian yang dialami kepada kepala ranting petugas jalan tol untuk ditindaklanjuti.

    Awalnya kepala ranting melakukan koordinasi satker BKO, PJR dan Bravo untuk dilakukan pengecekan lapangan.

    Jenazah tersebut telah dilakukan evakuasi oleh tim satker dan dibawa ke RSUD Bob Bazar Kalianda dan ditindaklanjuti oleh team Inafis Polres Lampung Selatan.

    Saat ditemukan di drainase Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Lampung Selatan, kondisi jasad kulit pada bagian wajah menghitam dan mengeluarkan bau tidak sedap.

    Jenazah saat ditemukan masih mengunakan celana jeans warna hitam dan kaos berwarna hitam.

    Selain itu, jenazah menggunakan ikat pinggang kulit warna coklat dan terdapat handphone pada saku celana sebelah kanan.

    Korban diduga telah meninggal sekitar 2 hari.

    Karena pada saat petugas melakukan tugas rutin melakukan pembersihan lokasi pada hari Sabtu, jenazah tersebut belum ada