Topik: autopsi

  • Mahasiswa ITB Tewas Terjatuh dari Lantai 27 Apartemen, Diduga Sengaja Lompat

    Mahasiswa ITB Tewas Terjatuh dari Lantai 27 Apartemen, Diduga Sengaja Lompat

    TRIBUNJATENG.COM, SUMEDANG – Seorang mahasiswa Fakultas Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), ditemukan tewas di halaman sebuah apartemen di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, pada Selasa (19/11/2024) pagi. 

    Mahasiswa tersebut berinisial JAA (18).

    Kasus ini menjadi perhatian publik setelah polisi mengungkap dugaan bahwa korban melompat dari lantai 27 apartemen tersebut.

    Kronologi kejadian

    Tim Inafis Polres Sumedang melakukan olah TKP di area apartemen di Jatinangor, Sumedang, Jabar, Selasa (19/11/2024). DOK. POLRES SUMEDANG (KOMPAS.COM/AAM AMINULLAH)

    Kasatreskrim Polres Sumedang, AKP Uyun Saeful Uyun, menjelaskan kronologi berdasarkan rekaman kamera CCTV di area apartemen. 

    Pada pukul 03.00 WIB, korban terlihat berjalan di koridor lantai 9, kemudian naik lift menuju lantai 27.

    Setelah keluar dari lift, JAA terlihat menuju ke arah jendela di lantai tersebut.

    “Setelah keluar dari lift dan menuju jendela di lantai 27, korban tidak lagi terpantau di CCTV.

    Diduga kuat korban melompat dari jendela lantai tersebut,” ujar Uyun.

    Beberapa saat kemudian, jasad korban ditemukan tergeletak di halaman apartemen.

    Remaja asal Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, ini kemudian dibawa ke RS Sartika Asih, Kota Bandung, untuk keperluan autopsi.

    Penyelidikan Polisi

    Polisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait peristiwa ini.

    Rekaman CCTV menjadi salah satu bukti penting untuk mengungkap kejadian tersebut.

    Namun, motif di balik dugaan aksi bunuh diri ini masih dalam penyelidikan.

    “Saat ini, kami sedang menyelidiki lebih lanjut motifnya.

    Korban adalah mahasiswa salah satu universitas negeri di Sumedang,” kata Uyun melalui sambungan telepon.

    Selain itu, polisi juga akan mendalami kondisi psikologis dan kesehatan korban sebelum kejadian.

    Berdasarkan informasi sebelumnya, korban sempat mengeluhkan masalah kesehatan, meskipun belum ada konfirmasi apakah hal ini berkaitan dengan insiden tersebut.

    Sorotan masyarakat

    Kabar meninggalnya JAA mengejutkan banyak pihak, terutama rekan-rekan dan komunitas mahasiswa di ITB. 

    Peristiwa ini juga menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental di kalangan mahasiswa.

    Pihak kampus belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.

    Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan dan dukungan terhadap mahasiswa yang tinggal di lingkungan apartemen atau kos. 

    Polisi mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap tanda-tanda yang mungkin menunjukkan tekanan psikologis atau perilaku yang mencurigakan pada orang-orang terdekat mereka.

    Pihak kepolisian akan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap detail lebih lanjut tentang kasus ini dan memastikan bahwa penyebab pasti insiden dapat diketahui.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada perkembangan baru terkait motif di balik peristiwa tragis ini.

    Kontak bantuan 

    Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

    Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: 

    https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

    (*)

  • Menteri PPPA Kutuk Keras Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi MI di Banyuwangi

    Menteri PPPA Kutuk Keras Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi MI di Banyuwangi

    Jakarta

    Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengutuk keras kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. Arifah memastikan pihaknya akan mengawal proses hukum terkait kejadian tersebut.

    Arifah dalam kunjungannya ke kediaman keluarga korban menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa tersebut. Kemen PPPA berkomitmen untuk mendampingi keluarga korban dan memastikan keadilan ditegakkan demi perlindungan anak.

    “Kami mengutuk keras kekerasan yang diduga menimpa DCN. Kasus ini mencerminkan pentingnya penguatan perlindungan anak, terutama di tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat,” ujar Arifah dalam keterangan tertulis, Minggu (17/11/2024).

    Kemen PPPA bekerja sama dengan UPTD PPA Jawa Timur dan P2TP2A Kabupaten Banyuwangi untuk memastikan keluarga mendapatkan pendampingan asal, terkhusus saat proses autopsi jenazah. Kemen PPPA juga berkoordinasi terkait penyelesaian kasus ini kepada aparat penegak hukum.

    “Kami meminta pihak kepolisian untuk segera mengungkap kebenaran atas peristiwa ini dan memastikan keadilan bagi korban serta keluarganya,” ujarnya.

    Kemen PPPA mengingatkan perlindungan anak adalah tanggung jawab bersama. Dia mengimbau masyarakat melaporkan jika menemukan tindakan serupa kepada lembaga yang berwenang.

    Sebelumnya, penyelidikan kasus dugaan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap siswi Madrasah Ibtidaiyah di Banyuwangi terus berlanjut. Polisi menemukan tanda-tanda yang mengarah kepada kekerasan seksual.

    Meski hasil autopsi belum keluar, dari hasil pemeriksaan awal Kapolresta Banyuwangi Kombes Rama Samtama Putra memastikan ada bukti kekerasan yang juga mengarah pada tanda-tanda kekerasan seksual.

    Korban ditemukan dengan kondisi mengenaskan oleh kepala sekolah dan keluarganya di sebuah kebun kosong. Saat dalam perjalanan menuju klinik terdekat, nyawa korban tak dapat diselamatkan.

    Korban diduga dibunuh dan diperkosa, hal tersebut dikuatkan dengan temuan tanda kekerasan yang juga mengarah pada kekerasan seksual di tubuh korban.

    (ial/idn)

  • Polisi Periksa 10 Saksi dalam Kasus Pembunuhan Siswi MI di Banyuwangi

    Polisi Periksa 10 Saksi dalam Kasus Pembunuhan Siswi MI di Banyuwangi

    Liputan6.com, Banyuwangi Polisi telah memeriksa 10 saksi dalam kasus pembunuhan disertai pemerkosaan CNA, gadis cilik asal Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi\, Rabu, (13/11/2024). 

    “Kami sudah memeriksa 10 saksi dan hingga saat ini masih berproses,” terang Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra pada Sabtu, (16/11/2024). 

    Sebanyak 10 saksi yang telah diperiksa di antaranya mulai dari anggota keluarga, pihak sekolah, serta warga sekitar.  “Mohon doanya agar kami segera dapat mengungkap pelaku,” pinta Rama. 

    Dia juga berharap partisipasi masyarakat sekitar untuk memberikan informasi sekecil apapun yang diketahui tentang peristiwa yang menggemparkan tersebut.

    “Informasi sekecil apapun dibutuhkan agar membantu pengungkapan perkara,” jelasnya. 

    Sementara itu, terkait permintaan keluarga korban untuk mendatangkan tim K9 atau anjing pelacak untuk memburu pelaku pembunuhan siswi MI tersebut, Rama mengatakan akan mencoba untuk mengakomodir permintaan tersebut. 

    “Tapi secara prinsip dari tim inafis dan olah TKP sudah cukup. Ada permintaan akan kita coba akomodir apakah memungkinkan 2 hari setelah kejadian diterjunkan, mengingat kemarin juga hujan,” tandasnya.

    Sementara itu, polisi juga telah menemukan bukti adanya kekerasan seksual yang dialami CNA, bocah perempuan berusia 7 tahun yang menjadi korban pembunuhan di perkebunan Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi pada Rabu, (13/11/2024) pagi. 

    Pernyataan tersebut didasarkan pada proses autopsi yang telah dilakukan pada Rabu malam (13/11/2024) hingga pukul 02.00 WIB pada Kamis (13/11/2024). 

     

    Ngeri, Video Kesaksian Eksekusi dan Kuburan Massal PKI Cilacap

  • Mayat Pria Ditemukan di Pinggir Ring Road Jogja, Polisi Tangkap 2 Pelaku Tabrak Lari

    Mayat Pria Ditemukan di Pinggir Ring Road Jogja, Polisi Tangkap 2 Pelaku Tabrak Lari

    TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA – Mayat pria ditemukan di pinggir ring road, Jalan Padjajaran, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Terungkap, pria tersebut merupakan korban tabrak lari.

    Polisi telah menangkap dua orang yang diduga sebagai pelaku dalam insiden tersebut.

    Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi mengonfirmasi bahwa jenazah yang ditemukan merupakan korban tabrak lari.

    Polisi dan anggota PMI saat berada di lokasi penemuan mayat di pinggir ring road Jalan Padjajaran, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis (14/11/2024).

    “Jadi saya tegaskan bahwa penemuan jenazah kemarin itu merupakan peristiwa tabrak lari,” ungkapnya saat ditemui, Jumat (15/11/2024).

    Dipastikan korban tabrak lari

    Ardi menjelaskan bahwa kedua pelaku yang ditangkap merupakan warga Bantul.

    Saat ini, mereka tengah menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    “Telah kita amankan dua orang, nanti akan kita dalami terkait dengan modusnya apa?

    Kemudian kenapa tidak memberikan pertolongan kepada korban?” ucapnya.

    Keduanya diduga mengendarai mobil saat kejadian, dan kendaraan tersebut telah diamankan sebagai barang bukti.

    “Mobil juga sudah kita amankan, sudah ditemukan kesesuaian dengan peristiwa yang ada, bumper rusak, kacanya pecah dan sudah bisa kami pastikan ini tabrak lari,” tambahnya.

    Peristiwa tabrak lari tersebut terjadi pada Kamis (14/11/2024) sekitar pukul 04.15 WIB, berdasarkan rekaman CCTV yang berhasil diperoleh.

    Dalam rekaman tersebut, korban yang berinisial S, warga Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, terlihat berjalan kaki di tepi ring road utara.

    “Peristiwa itu diperkirakan sekitar pukul 04.15 WIB, karena kami menemukan rekaman CCTV di pukul 4, korban masih sehat berjalan,” jelas dia.

    Penyebab kematian korban

    Saat ini, jenazah korban telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan setelah dilakukan autopsi.

    “Penyebab kematian akibat hantaman keras pada kepala bagian belakang sebelah kiri,” pungkasnya.

    Sebelumnya, mayat pria ditemukan tergeletak di pinggir ring road Jalan Padjajaran, tepatnya sebelah barat underpass Kentungan, pada Kamis (14/11/2024) pagi.

    Kondisi mayat saat ditemukan menunjukkan adanya luka lecet di kaki dan kepala.

    Kapolsek Mlati Kompol Irwiantoro menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan dari masyarakat mengenai penemuan mayat tersebut.

    “Kami dari Polsek Mlati mendapat laporan dari masyarakat. Kita mendapatkan laporan kurang lebih jam 10.30 WIB itu kita mendapat adanya informasi penemuan mayat di TKP,” ujarnya.

    Irwiantoro menambahkan bahwa mayat ditemukan dalam posisi telentang di pinggir jalan, masih mengenakan kaus dan celana panjang.

    “Informasi awal bahwa untuk mayat tersebut sementara untuk identitasnya belum kita ketahui.

    Sehingga nanti kita akan lakukan penyelidikan,” tuturnya. (*)

     

  • Menilik Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Bocah di Banyuwangi, Dipastikan Tak Incar Harta Korban

    Menilik Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Bocah di Banyuwangi, Dipastikan Tak Incar Harta Korban

    TRIBUNJAKARTA.COM – Bocah kelas satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) berinisial CNA (7) ditemukan meninggal dunia, 150 meter dari rumahnya di Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) pada Rabu (14/11/2024).

    Bocah cerdas dan periang tersebut ditemukan meninggal dunia dengan kondisi menggenaskan. Alat vitalnya rusak dan kepalanya bocor. 

    Peristiwa pembunuhan dan pemerkosaan itu terjadi saat CNA dalam perjalanan pulang sekolah. 

    Hingga saat ini, polisi belum berhasil menangkap sosok pelaku yang tega membunuh bocah tak berdosa itu.

    Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra menjelaskan, pihaknya sudah memeriksa sepuluh orang yang merupakan keluarga korban, guru dan warga sekitar lokasi kejadian.

    Selain itu, hasil autopsi terhadap jasad korban juga telah dilakukan oleh tim dokter forensik dari Jember pada Rabu (13/11/2024).

    Meski secara resmi hasil autopsi belum keluar, Rama memastikan terdapat tanda kekerasan baik fisik maupun seksual terhadap korban.

    “Polresta Banyuwangi berkomitmen untuk segera mengungkap dan menangkap sekaligus memproses hukum pelaku. Dari awal kejadian, kami berkolaborasi di-backup dengan teman-teman dari Polda Jatim,” kata Rama, Jumat (15/11/2024).

    Selain itu, polisi juga tengah memeriksa setiap barang bukti yang didapat di lapangan ke labolatorium forensik. 

    Hal tersebut untuk mengungkap kasus tersebut secara scientific investigation.

    “Tim sampai hari ini masih bekerja. Secara scientific investigation, seluruh hasil olah TKP barang bukti sudah kani bawa ke labfor,” ujarnya.

    Di TKP, polisi menemukan beberapa barang bukti. Mulai dari sepeda yang dinaiki korban untuk bersekolah, sepatu, permen lolipop dan pakaian.

    “Pada saat olah TKP, karena posisinya sudah dilakukan pertolongan, jadi kami menemukan beberapa barang bukti tidak di satu tempat,” lanjutnya.

    Pihaknya berharap, masyarakat yang memiliki informasi bisa menyampaikan ke polisi. Sebab, informasi sekecil apa pun yang dimiliki masyarakat bisa membantu mempermudah dan mempercepat pengungkapan kasus tersebut.

    Rama juga menjawab soal dugaan perampasan perhiasan yang dikenakan korban oleh pelaku.

    Menurutnya, beberapa perhiasan masih dikenakan korban ketika ditemukan meninggal dunia. 

    Salah satunya cincin, terdapat juga liontin yang ditemukan di lokasi kejadian.

    Kesaksian Tetangga

    Sw (45), tetangga korban mengatakan, CNA setiap hari lewat depan rumahnya saat berangkat dan pulang sekolah. 

    “Kalau berangkat dia sama kakaknya naik sepeda. Memang jalan tanah ini ke selatan sepi, jarang ada rumah,” kata Sw saat ditemui Kompas.com, Jumat (15/11/2024). 

    Setiap pulang sekolah, CNA datang ke rumah Sw untuk bermain dengan anak Sw yang berusia 8 tahun. 

    “Biasanya pulang jam 10, jam 11 ke sini main sama anak saya. Main sepeda bareng karena usianya kan beda setahun. Ini sepeda anak saya,” kata Sw sambil menunjuk sepeda anaknya di depan rumah. 

    Menurut Sw, di hari kejadian, ia sempat melihat ibu korban, SN, dan adiknya beberapa kali lewat depan rumahnya. 

    “Saya sempat tanya katanya mau jemput DCN. Setiap hari kan selalu dijemput selatan rumah sana sama ibunya karena kan ada anjing liar, jadi takut. Tapi hari itu sekitar jam 10-an lebih, ibunya wira-wiri tapi ndak ngomong apa-apa,” kata Sw sambil menunjuk jalan tanah selatan rumahnya. 

    Menurut Sw, hari itu, ia sedang merenovasi rumah dengan beberapa tukang. 

    “Tetangga sebelah juga main ke sini,” tambah dia. Hingga akhirnya sekitar pukul 11.00 siang, Sw melihat SN menangis sambil menggendong jasad CAN lewat depan rumahnya. 
    “Saya kaget terus anak itu dibawa ke rumah sakit, katanya sudah meninggal. Saya sempat ke lokasi enggak jauh paling 200 meter dari sini tapi sudah dipasang garis polisi,” kata Sw. 

    Ia mengatakan, selama ini korban tinggal bersama ibu, ayah, kakek, nenek, kakak dan sang paman. 

    Di hari kejadian, sang ayah sedang bekerja di luar. Kata dia, selama puluhan tahun tinggal di daerah tersebut, baru saat ini ada kasus pembunuhan. 

    Menurut dia, rumah di wilayah itu tidak banyak dan semua warga saling mengenal. 

    Ia pun berharap agar pelaku pembunuhan DCN segera terungkap. 

    “Biar tenang, kasihan saya sama keluarga korban,” kata dia.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Ibunda Bocah yang Diperkosa dan Dibunuh di Banyuwangi Sedang Hamil Tua, Kerap Mengigau Panggil-Panggil Nama Korban

    Ibunda Bocah yang Diperkosa dan Dibunuh di Banyuwangi Sedang Hamil Tua, Kerap Mengigau Panggil-Panggil Nama Korban

    Liputan6.com, Banyuwangi Pemkab Banyuwangi langsung memberikan pendampingan pada keluarga korban kasus dugaan kekerasan seksual dan pembunuhan anak berusia 7 tahun, di Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, Rabu (13/11/2024).

    Pendampingan terutama diperuntukkan pada ibunda korban yang diketahui saat ini tengah hamil tua. 

    “Sejak kemarin, usai mendapat informasi kejadian memilukan ini, kami langsung terjunkan tim untuk melakukan pendampingan. Utamanya pendampingan psikologis pada ibunda korban, yang saat ini tengah hamil tua,” kata Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan KB, Henik Setyorini, Jumat (15/11/2024). 

    Menurut Henik, ibunda korban saat ini tengah hamil besar dengan usia kandungan 7 bulan masuk 8 bulan, dan serta sering mengigau memanggil nama almarhumah korban.

    “Saat ini kondisi ibu korban sudah mulai mau makan meskipun sedikit. Tim P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak) juga terus berupaya untuk memberikan motivasi kepada orang tua korban,” tambah Henik.

    Henik menjelaskan Satgas PPA dan Tim pendamping P2TP2A, sejak 13 November telah melakukan pendampingan visum dan otopsi di RSUD Genteng. Terkait biaya visum dan autopsi yang telah dilakukan ditanggung oleh Pemkab Banyuwangi.

    Tim juga telah mendatangi rumah duka untuk cek lokasi kejadian dan makam korban, serta melihat kondisi orang tua korban bersama Kepala Kemenag Banyuwangi yang merupakan anggota dari Tim SATGAS PPA Banyuwangi.

    “Tim P2TP2A juga akan terus mengawal kasus ini secara hukum hingga putusan pengadilan,” tambah Henik.

  • Siswi MI Diperkosa-Dibunuh, KPAI: Autopsi Jasad Korban-Tangkap Pelaku!

    Siswi MI Diperkosa-Dibunuh, KPAI: Autopsi Jasad Korban-Tangkap Pelaku!

    Jakarta

    Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) prihatin dengan kasus dugaan pemerkosaan dan pembunuhan siswi madrasah ibtidaiyah (MI) berusia 7 tahun di Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim). KPAI berharap pelaku segera ditangkap.

    “Yang segera harus dilakukan adalah penangkapan pelaku dan autopsi anak korban serta pendampingan psikologis keluarga,” kata Komisioner KPAI Diyah Puspitarini kepada wartawan, Kamis (14/11/2024).

    “KPAI sangat prihatin kejadian ini menimpa ananda yang berusia 7 tahun dan sepulang sekolah. Seharusnya anak bisa pulang dengan aman ternyata kondisi tidak demikian,” imbuhnya.

    Diyah mengatakan anak yang meninggal tidak wajar wajib untuk diautopsi. KPAI berharap polisi segera menangkap pelaku.

    “KPAI mengingatkan bahwa anak yang meninggal dengan tidak wajar wajib untuk diautopsi agar anak mendapat kejelasan penyebab kematian. ⁠KPAI mengimbau agar kepolisian segera dapat menemukan dan menangkap pelaku sesegera mungkin karena ini sangat mengganggu anak-anak lainnya yang khawatir dan takut untuk bersekolah,” jelasnya.

    Diyah meminta pekerja sosial segera diturunkan untuk menggali informasi dari keluarga dan teman korban. KPAI juga mengingatkan terkait penanganan kasus anak yang harus diproses cepat seperti dalam UU Perlindungan Anak.

    KPAI mengingatkan agar identitas anak tetap dilindungi. KPAI berharap pelaku mendapatkan hukum yang berat.

    “Dengan kasus ini KPAI memastikan bahwa ada pelanggaran terhadap UU PA terkait dengan kekerasan seksual, kekerasan fisik dan penghilangan nyawa, maka KPAI berharap pelaku dihukum seberat-beratnya. Termasuk pelanggaran berlapis dengan UU TPKS dan karena ada unsur kesengajaan penghilangan nyawa berarti termasuk juga adanya perencanaan pasal 340 KUHP,” katanya.

    “Iya kami atensi agar pelaku segera ditangkap dan diberikan hukuman pemberatan,” jelasnya.

    Aris mengatakan banyak faktor yang membuat pelaku tega memperkosa anak di bawah umur. Faktor di antaranya adalah gangguan mental atau kepribadian.

    “Beberapa pelaku mungkin memiliki gangguan mental, seperti psikopati, skizofrenia, atau gangguan kepribadian antisosial, yang dapat membuat mereka kurang memiliki empati, kontrol impuls, atau kesadaran moral. Namun, tidak semua orang dengan gangguan mental akan melakukan kejahatan seperti ini, gangguan tersebut hanyalah salah satu dari banyak faktor,” katanya.

    “Beberapa pelaku mengalami penyimpangan seksual yang membuat mereka tertarik secara seksual pada anak-anak (pedofilia). Ini sering kali menjadi faktor signifikan dalam kejahatan yang melibatkan pelecehan seksual terhadap anak,” sambungnya.

  • TKI Asal Jateng Jadi Korban Pembunuhan di Waterfall Bay Park Hong Kong – Espos.id

    TKI Asal Jateng Jadi Korban Pembunuhan di Waterfall Bay Park Hong Kong – Espos.id

    Perbesar

    ESPOS.ID – Ilustrasi pembunuhan . (DThinkstock)

    Esposin, HONG KONG — Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KPPMI) menyampaikan bahwa seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) menjadi korban pembunuhan di Hong Kong.

    Dilansir Antara, korban adalah seorang perempuan berusia 25 tahun berasal dari Jawa Tengah, dan telah bekerja selama tiga tahun sejak 2021 melalui PT Vita Melati Indonesia. Diketahui bahwa korban telah memperpanjang kontrak kerja.

    Promosi
    Tingkatkan Kualitas Layanan Publik, BRI dan Ombudsman RI Gelar Sosialisasi

    Korban ditemukan tewas di Waterfall Bay Park, Hong Kong pada 28 Oktober 2024. Kepolisian Hong Kong telah menahan terduga pelaku yang saat itu ada di lokasi kejadian, yang terpantau melalui CCTV.

    “Saat ini jenazah korban masih berada di Hong Kong untuk proses autopsi hingga uji toksikologi,” kata Plt. Direktur Jenderal Pelindungan KPPMI I Ketut Suardana.

    Ketut melanjutkan, jika seluruh prosedur yang dibutuhkan penegak hukum di Hong Kong telah selesai, KPPMI akan berkoordinasi membantu mengurus proses kepulangan jenazah.

    Ketut menyebutkan bahwa korban meninggalkan seorang anak berumur lima tahun dan keluarga korban telah mengetahui kabar korban meninggal melalui Konsulat Jenderal RI (KJRI) Hong Kong.

    Ketut juga menyampaikan ucapan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban, menambahkan bahwa KPPMI telah mengunjungi rumah dan bertemu dengan keluarga korban di Jawa Tengah pada 1 November 2024.

    Dia berharap agar pelaku mendapat hukuman yang tegas sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Hong Kong.

    KPPMI juga mengatakan bahwa santunan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan akan segera diserahkan kepada ahli waris atau keluarga, mengingat kepesertaan korban yang masih aktif.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.

  • Wanita Hamil Muda Ditemukan Tewas Di Bawah Jembatan Palembang

    Wanita Hamil Muda Ditemukan Tewas Di Bawah Jembatan Palembang

    Jakarta: Seorang wanita tengah hamil muda ditemukan tewas mengenaskan di bawah jembatan setapak Jalan Faqih Usman, Lorong Sekolah, Kelurahan 3-4 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang.

    Sesosok wanita tanpa identitas itu ditemukan tewas dengan luka sayatan di leher. Dilansir dari berbagai sumber, jasad wanita itu pertama kali ditemukan oleh warga yang melintas di jembatan tersebut, Minggu, 10 November 2024, sekitar pukul 06.30 WIB.

    Warga yang menemukan jasad tersebut lantas melaporkan ke petugas Polsek Seberang Ulu I. Polisi kemudian langsung mengevakuasi jasad korban untuk dilakukan autopsi. 

    Kapolsek Seberang Ulu I, Palembang, AKP Fitri Dwi Utami, membenarkan adanya penemuan mayat wanita di bawah jembatan tersebut. Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
     

    Dokter Forensik RS Bhayangkara Palembang dr Indra Nasution mengatakan, terdapat luka sayatan di leher korban, pihaknya menduga wanita itu merupakan korban pembunuhan. 

    “Ada tanda-tanda kekerasan, di leher ada dua luka sayatan, memar juga di lengan kanan atas serta memar di mata, sepertinya korban sempat melakukan perlawanan,” katanya.

    Indra juga mengatakan setelah dilakukan pemeriksaan luar, jenazah tersebut ternyata dalam kondisi hamil.

    “Hasil cek urine didapati kondisi jenazah positif hamil dalam trimester pertama. Usia korban sendiri sekitar 20-30-an tahun,” lanjutnya.

    Jakarta: Seorang wanita tengah hamil muda ditemukan tewas mengenaskan di bawah jembatan setapak Jalan Faqih Usman, Lorong Sekolah, Kelurahan 3-4 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang.
     
    Sesosok wanita tanpa identitas itu ditemukan tewas dengan luka sayatan di leher. Dilansir dari berbagai sumber, jasad wanita itu pertama kali ditemukan oleh warga yang melintas di jembatan tersebut, Minggu, 10 November 2024, sekitar pukul 06.30 WIB.
     
    Warga yang menemukan jasad tersebut lantas melaporkan ke petugas Polsek Seberang Ulu I. Polisi kemudian langsung mengevakuasi jasad korban untuk dilakukan autopsi. 
    Kapolsek Seberang Ulu I, Palembang, AKP Fitri Dwi Utami, membenarkan adanya penemuan mayat wanita di bawah jembatan tersebut. Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
     

     
    Dokter Forensik RS Bhayangkara Palembang dr Indra Nasution mengatakan, terdapat luka sayatan di leher korban, pihaknya menduga wanita itu merupakan korban pembunuhan. 
     
    “Ada tanda-tanda kekerasan, di leher ada dua luka sayatan, memar juga di lengan kanan atas serta memar di mata, sepertinya korban sempat melakukan perlawanan,” katanya.
     
    Indra juga mengatakan setelah dilakukan pemeriksaan luar, jenazah tersebut ternyata dalam kondisi hamil.
     
    “Hasil cek urine didapati kondisi jenazah positif hamil dalam trimester pertama. Usia korban sendiri sekitar 20-30-an tahun,” lanjutnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)

  • Polisi Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Terbungkus Kasur di Cikupa Tangerang – Page 3

    Polisi Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Terbungkus Kasur di Cikupa Tangerang – Page 3

    Jasad wanita terbungkus, tergeletak di tengah jalan di Jalan Balai Desa Lama, Kampung Tagalasari, Desa Talagasari, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Senin (11/11/2024).

    Temuan ini pun sontak membuat heboh warga sekitar. Warga menemukannya pada saat akan berangkat salat subuh di masjid setempat.

    “Ya betul, ditemukan oleh warga yang hendak ke masjid untuk salat subuh. Di sana, dia melihat adanya bungkusan besar warna biru tepat di tengah jalan,” kata Kapolsek Cikupa AKP Jonan.

    Saksi yang curiga lantas mendekati bungkusan tersebut dan melihat adanya kaki yang muncul dari dalam gulungan.

    “Saat dicek, ternyata ada kaki, disana saksi langsung melapor ke Polsek Cikupa dan ditindaklanjuti oleh kami,” ujar Jonan.

    Jasad tersebut ditemukan terbungkus dengan kondisi yang sudah membusuk dan bagian tangan terikat. Saat ini, jasad dibawa ke RSUD Balaraja untuk dilakukan autopsi guna mengetahui identitas dan penyebab kematian korban.

    “Korban sudah membusuk, dan saat ini sudah kami evakuasi ke RSUD Balajara. Dalam penemuan ini, kami belum bisa menjelaskan indikasi apapun, karena jasad masih harus diidentifikasi, berikut juga dengan identitasnya, karena belum diketahui,” ungkapnya.