Topik: autopsi

  • Ini Penyebab Kematian Keluarga Guru di Lereng Kelud Kediri

    Ini Penyebab Kematian Keluarga Guru di Lereng Kelud Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Agus Komarudin (38), warga Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri beserta istri dan anaknya diduga jadi korban perampokan dan pembunuhan. Keluarga guru SD ini meninggal dalam kondisi mengenaskan.

    Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto mengatakan, berdasarkan olah TKP dan keterangan saksi, kasus ini merupakan pencurian dengan kekerasan (curas). Selain kekerasan berujung hilangnya nyawa, pelaku juga membawa kabur mobil dan sejumlah barang milik korban.

    “Dugaan para korban mengalami kekerasan fisik pukulan benda tumpul,” kata AKBP Bimo Ariyanto, pada Kamis (5/12/2024).

    Untuk memastikan, imbuh Bimo, pihaknya menunggu hasil autopsi jenazah korban di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri. “Kita jelaskan setelah autopsi. Menunggu hasil rontgen keluar, CT Scan keluar,” tambah AKBP Bimo.

    Sebelumnya, warga lereng Kelud Kediri geger. Menyusul, penemuan mayat Agus Komarudin beserta istri dan anak pertamanya di dalam rumah. Sementara anak kedua korban, Samuel Putra Yordaniel (8) dalam kondisi kritis. Saat ini, tiga jenazah tengah diotopsi di RS Bhayangkara Kediri. Sedangkan korban selamat dalam penanganan media rumah sakit milik Polri itu. [nm/kun]

  • 3 Fakta Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Jawa Timur, Korban Dihantam Benda Tumpul – Halaman all

    3 Fakta Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Jawa Timur, Korban Dihantam Benda Tumpul – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi mengungkap sejumlah fakta terkait kematian satu keluarga di Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

    Diketahui keluarga guru ditemukan tewas di dalam rumahnya, Kamis (5/12/2024) pagi.

    Korban tewas di antaranya pasangan suami istri, Agus Komarudin (38) dan Kristiani (34), yang keduanya bekerja sebagai guru di SDN Babatan 1 dan SDN Barangsaren 1 Kauman Tulungagung.

    Selain pasangan suami istri, anak pertamanya Christian Agusta Wiratmaja un menjadi korban tewas dalam kejadian tersebut.

    Hanya anak bungsunya yang bernama Samuel yang ditemukan selamat dalam tragedi tersebut.

    Samuel kini harus menjalani perawatan intesif di Rumah Sakit Bhayangkara.

    Berikut sejumlah tiga fakta terkait kasus dugaan pembunuhan yang menewaskan satu keluarga di Kediri:

    1. Suami Istri Ditemukan Tewas di Dapur

    Agus Komarudin ditemukan tewas bersama keluarganya oleh rekan sesama guru, Kamis (5/12/2024) sekira pukul 08.30 WIB.

    Agus pada hari sebelumnya meminta izin tidak masuk kerja.

    Namun, pada Kamis pagi, Agus yang biasa mengajar tidak menampakkan batang hidungnya di sekolah. 

    Karena tak masuk dan tak bisa dihubungi, akhirnya sejumlah orang mendatangi rumah Agus.

    Saat datang ke rumah korban, didapati keadaannya sepi.

    Saat di cek, pintu rumah Agus tertutup rapat dan tidak ada yang keluar meski telah diketuk beberapa kali.

    Setelah beberapa kali mencoba menghubungi korban tanpa hasil, seorang anggota keluarga, Supriono memutuskan untuk membuka jendela kamar. 

    Ia terkejut menemukan bercak darah di atas kasur, namun tidak berani masuk ke dalam rumah.

    Kecurigaan semakin menguat, ketika salah satu saksi yang melihat melalui lubang tembok kayu di dapur melaporkan adanya pemandangan mengerikan. 

    Sebuah tangan tergeletak di lantai dapur yang diduga milik korban Kristiani (37), istri Agus Komarudin. 

    Kejadian ini segera dilaporkan ke perangkat desa setempat, dan diteruskan ke Polsek Ngancar.

    Setelah petugas kepolisian tiba di lokasi, dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

    Dua korban ditemukan tergeletak di dapur dalam kondisi berlumuran darah, yaitu Agus Komarudin dan Kristiani.

    Sementara itu, Christian Agusta Wiratmaja, anak pertama pasangan tersebut yang masih duduk di bangku SMP, ditemukan tergeletak di ruang tengah dengan kondisi serupa.

    Anak bungsu pasangan tersebut, Samuel Putra Yordaniel yang masih duduk di bangku SD, ditemukan dalam keadaan terluka parah namun masih hidup.

    2. Korban Diduga Dihantam Benda Tumpul

    Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto mengungkap hasil olah Tempat Kejadian perkara (TKP) sementara menunjukkan para korban mengalami kekerasan fisik berupa pukulan menggunakan benda tumpul.

    Namun, penjelasan lebih lengkap akan disampaikan polisi setelah hasil autopsi korban keluar.

    AKBP Bimo menjelaskan kondisi anak bungsu korban saat ini sudah dalam keadaan sadar, namun masih memerlukan observasi lebih lanjut dari tim medis. 

    “Saat ini korban yang selamat sedang dalam masa pemulihan. Kami akan memberikan informasi lebih lanjut setelah hasil rontgen dan CT scan keluar,” kata AKBP Bimo di lokasi.

    Sementara itu, tim gabungan dari Polres Kediri kini sedang bergerak cepat untuk memburu pelaku pembunuhan satu keluarga tersebut. 

    “Saat ini tim gabungan dari Polres Kediri telah bergerak, mohon doanya untuk semua, agar pelaku bisa segera tertangkap,” tegas Kapolres.

    Dari hasil olah TKP, dua orang korban ditemukan di ruang belakang rumah, sementara anak mereka ditemukan tergeletak di ruang tengah. 

    “Untuk korban yang selamat saat ini dalam keadaan sadar dan masa pemulihan,” ucapnya.

    3. Diduga Perampokan

    Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto menduga Agus dan keluarga merupakan korban kasus pembunuhan dengan pencurian disertai kekerasan atau perampokan.

    “Dari keterangan beberapa saksi dan hasil olah TKP, kejadian ini kami duga sebagai kasus pencurian dengan kekerasan yang berujung pada pembunuhan,” kata AKBP Bimo Ariyanto. 

    AKBP Bimo pun menyebut berdasarkan olah TKP, sejumlah barang berharga korban hilang, termasuk mobil avanza milik korban.

    “Selain itu, dari hasil olah TKP, kami juga menemukan bahwa mobil milik korban hilang, serta beberapa barang lainnya yang juga tidak ada di tempatnya,” ucapnya.

    (Surya.co.id/ Isya Anshor)

    Sebagaian dari artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Polisi Buru Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Ngancar Kediri, Olah TKP Ungkap Hal Ini

  • Kondisi Terkini Anak Guru di Kediri Selamat dari Tragedi Berdarah Lereng Kelud

    Kondisi Terkini Anak Guru di Kediri Selamat dari Tragedi Berdarah Lereng Kelud

    Kediri (beritajatim.com) – Samuel Putra Yordaniel (8) selamat dari tragedi perampokan dan pembunuhan yang menyasar keluarganya. Putra bungsu Agus Komarudin (38) guru SD asal Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngacar, Kabupaten Kediri itu tengah dirawat di RS Bhayangkara Kediri.

    Menurut Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto, kondisi korban selamat tersebut semakin membaik. Tetapi sampai saat ini masih dalam observasi tim medis.

    “Tadi saya sempat di Bhayangkara untuk melihat korban yang masih selamat dan alhamdulillah korban kondisinya stabil namun butuh observasi dari dokter,” ungkap AKBP Bimo Ariyanto, pada Kamis (5/12/2024).

    Saat tragedi berdarah di lereng Gunung Kelud itu, Samuel tak luput dari sasaran pelaku. Dia mengalami luka di bagian kepalanya.

    Bocah kelas 4 SD ini ditemukan di kamar rumahnya. Sementara ayah dan ibunya, Agus Komarudin (38) – Kristina (34) serta kakaknya Christian Agusta Wiratmaja Putra (9) meninggal dunia.

    AKBP Bimo mensinyalir para korban mengalami pukulan benda tumpul. Untuk memastikan, pihaknya menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara Kediri.

    Untuk diketahui, Agus Komarudin berprofesi sebagai guru di SDN 1 Babadan Ngancar. Sedangkan istrinya, Kristina juga seorang pendidik di Tulungagung.

    Mereka menjadi korban perampokan sekaligus pembunuhan sadis. Sebuah mobil serta sejumlah barang milik korban raib. [nm/ian]

  • Cuaca Buruk, Warga Caringin Tewas Digulung Ombak Pantai Rancabuaya Garut

    Cuaca Buruk, Warga Caringin Tewas Digulung Ombak Pantai Rancabuaya Garut

    Liputan6.com, Garut – Keganasan perairan Cidora yang berada di dekat perairan pantai Rancabuaya Garut, Jawa Barat, kembali memakan korban. Terbaru, Jajang (40) Warga Kecamatan Caringin tewas setelah digulung ombak selatan Garut yang dikenal ganas tersebut. “Telah terjadi sebuah kecelakaan laut sekitar pukul 06.30 WIB di Perairan Cidora Rancabuaya Kecamatan Caringin Kabupaten Garut, Selasa (03/12/2024) pagi, “ ujar Kapolsek Caringin Ipda Indra Koncara, Selasa (3/12/2024).

    Menurutnya, kejadian laka laut tersebut pertama kali diketahui oleh dua saksi Dodo dan Muhamad, sekitar pukul 06.30 Selasa pagi. Keduanya mengetahui korban berangkat dari rumahnya sekitar pukul 05.00 WIB untuk memeriksa jaring ikan yang ia pasang di tengah laut dengan menggunakan ban. “Diduga karena cuaca yang buruk dan ombak besar akibat pasang laut, korban terpental dan terbentur karang di sekitar lokasi,” ujarnya.

    Akhirnya setelah dilakukan pencarian, korban warga tergulung ombak itu ditemukan tidak jauh dari lokasi saat pertama kali terhempas. “Setelah menemukan korban, anggota Polsek Caringin Bersama warga segera membawanya ke Puskesmas Sukarame, namun korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa,” ujar dia.

    Korban kemudian di bawa ke rumah duka di Kampung Sukalaksana. Seluruh keluarga korban menerima terhadap musibah ini, dan menolak untuk dilakukan autopsi, sebelum akhirnya dimakamkan di pemakaman warga. “Kami mengimbau kepada masyarakat terutama para nelayan untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di laut, terutama saat kondisi cuaca buruk,” ujar Indra.

  • Kronologi Penemuan Mayat Gadis Separuh Telanjang di Tangerang

    Kronologi Penemuan Mayat Gadis Separuh Telanjang di Tangerang

    Tangerang, Beritasatu.com – Kasus pembunuhan terhadap kaum perempuan kembali terjadi di Tanah Air. Kali ini menimpa seorang gadis berusia 22 tahun bernama Ita Kartika yang ditemukan tewas di semak-semak rumput pinggiran Kali Cisadane, Desa Gaga, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.

    Korban Ita Kartika yang belakangan diketahui merupakan warga Kampung Nagrak, Kelurahan Periuk, Kota Tangerang ditemukan oleh seorang warga saat hendak ingin memancing di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

    “Orang mau mancing yang menemukan mayat tersebut,” kata seorang warga, Umar Billah kepada awak media di lokasi kejadian, Rabu (4/12/2024).

    “Dari keterangan polisi, katanya korban pembunuhan, gitu,” ucapnya.

    Umar mengaku, saat ditemukan kondisi mayat korban sudah separuh telanjang. “Iya baju separuh terbuka,” beber Umar.

    Sementara, Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota langsung melakukan olah TKP dan identifikasi mayat korban. Dari hasil olah TKP, polisi menemukan beberapa barang bukti yang sudah diamankan.

    Saat ini mayat korban sudah di evakuasi ke Rumah Sakit Kabupaten Tangerang untuk dilakukan autopsi dan penyelidikan lebih lanjut.

  • Video Peluru Masih di Usus Gamma Paskibra Semarang Ditembak Polisi, Kok Bisa?

    Video Peluru Masih di Usus Gamma Paskibra Semarang Ditembak Polisi, Kok Bisa?

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Berikut ini video eluru Masih di Usus Gamma Paskibra Semarang Ditembak Polisi, Kok Bisa?

    Rapat dengar pendapat antara Polda Jateng dan Komisi III DPR RI mengungkap fakta baru dalam kasus penembakan pelajar SMK, Gamma (17), oleh Aipda Robig Zaenudin.

    Proyektil peluru diketahui masih bersarang di tubuh Gamma, tepatnya di bawah usus.

    Peristiwa penembakan itu terjadi di depan Alfamart Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024) pukul 00.19 WIB.

    Polisi menembakkan peluru ke arah pinggul Gamma saat menghadangnya.

    Polisi menjelaskan bahwa peluru masih berada di tubuh korban karena keluarga semula menolak autopsi.

    “Ada permintaan dari keluarga untuk tidak dilakukan autopsi, sehingga penyidik menghormati keputusan tersebut,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto, Rabu (4/12/2024).

    Namun, pihak kepolisian akhirnya mengajukan permohonan ekshumasi atau pembongkaran makam untuk keperluan penyidikan.

    Langkah ini bertujuan mengambil proyektil peluru sebagai barang bukti.

    “Kami yakin peluru masih berada di tubuh korban. Oleh karena itu, kami memohon persetujuan keluarga untuk ekshumasi, dan keluarga sudah mengizinkan,” jelas Artanto.

    Artanto mengakui bahwa ada jeda waktu panjang sebelum keluarga diberi tahu terkait kematian Gamma.

    Setelah kejadian, polisi kesulitan mengidentifikasi korban karena tidak ditemukan identitas di tubuhnya.

    “Identitas korban baru diketahui siang harinya. Sebelumnya, kami sempat kesulitan karena rekam sidik jari tidak langsung keluar,” tuturnya.

    Namun, pihak keluarga menyayangkan keterlambatan tersebut.

    Paman korban, Agung, menuturkan bahwa polisi berpakaian preman sebenarnya sudah mencari rumah keluarga sejak pagi.

    Juru bicara keluarga Gamma, Subambang, mengungkapkan kekhawatiran akan potensi penghilangan barang bukti dalam kasus ini.

    Barang-barang milik korban seperti tas, dompet, handphone, dan motor hingga kini belum dikembalikan polisi.

    “Kami khawatir barang-barang ini penting untuk mengungkap fakta sebenarnya,” kata Subambang.

    Ayah Gamma, Andi Prabowo, juga berharap agar barang-barang milik anaknya segera dikembalikan.

    “Sampai sekarang, barang pribadi Gamma belum ada yang dikembalikan,” ujarnya.

    Sebelumnya diberitakan, anggota Reserse Narkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin, menembak hingga tewas Gamma, pelajar SMK N 4 Semarang.

    Selain Gamma, dua pelajar lainnya, AD (17) dan SA (16), mengalami luka tembak di tangan dan dada.

    Peristiwa ini bermula ketika Gamma dan teman-temannya diduga tengah terlibat tawuran.

    Namun, keluarga Gamma membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa ia hanyalah seorang pelajar biasa.

    Kabid Humas Polda Jateng meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi terkait insiden ini.

    “Semua fakta akan terungkap di persidangan. Kami imbau masyarakat untuk menunggu proses hukum berjalan,” tandasnya.

  • Detik-detik Aipda Ucok Tega Bantai Ibunya Hingga Tewas, Pukul Kepalanya 3X dengan Tabung Gas Melon

    Detik-detik Aipda Ucok Tega Bantai Ibunya Hingga Tewas, Pukul Kepalanya 3X dengan Tabung Gas Melon

    TRIBUNJATENG.COM- Pihak kepolisian menangkap Aipda Nikson Pangaribuan alias Ucok (41) lantaran diduga membunuh ibu kandung HS (61), di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Aksi yang dilakukan Aipda Ucok tergolong sadis.

    Berdasar informasi yang dihimpun, ia membunuh ibu kandungnya dengan cara menghantam kepada HS dengan tabung gas elpiji 3 kg.

    Tak hanya sekali, Aipda Ucok melakukan aksinya secara berulang. Setidaknya tiga kali ia menghajar kepala ibunya dengan tabung melon.  

    Hal itu disampaikan Kabid Propam Polda Metro Jaya Kombes Pol Bambang Satriawan kepada wartawan, Senin (2/12/2024).

    Pelaku, kata dia melakukan aksinya dalam kondisi sadar.

    “Aipda Nikson anggota Polrestro Bekasi nanti saya sampaikan melalui Kabid Humas sekarang sedang berjalan pemeriksaan,” katanya.

    Kombes Bambang juga memastikan Aipda Nikson sedang menjalani proses kode etik akibat tindak pidana yang dilakukan.

    “Sedang berjalan (proses kode etik),” tambahnya.

    Jika benar terbukti bersalah, Kabid Propam memastikan Aipda Nikson bakal ditindak secara tegas.

    Kronologi

    Oknum anggota polisi Aipda Nikson Pangaribuan alias Ucok (41) melakukan aksi tidak terpuji menghantam kepala ibu kandungnya HS (61) memakai tabung elpiji 3 kilogram (kg).

    Peristiwa tragis itu terjadi di warung milik korban di Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor hingga berujung kematian pada Minggu (1/12/2024).

    Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro membenarkan kejadian tragis yang dilakukan seorang anggota polisi terhadap ibu kandung di wilayahnya .

    Dan saat ini, pelaku sudah ditangkap.

    “Saat kejadian saksi melihat pelaku yang merupakan anak kandung korban, mendorong ibunya hingga jatuh. Tidak berhenti di situ, pelaku kemudian mengambil tabung gas LPG 3 kg dan memukulkannya ke kepala korban sebanyak tiga kali, dari saksi mata yang melihat langsung,” ujarnya kepada wartawan, Senin (2/12/2024).

    Korban sempat dibawa ke RS Kenari oleh warga yang melaporkan kejadian tersebut. 

    Namun nyawanya tidak tertolong dan korban dinyatakan meninggal dunia.

    Setelah kejadian, pelaku melarikan diri menggunakan kendaraan Suzuki pickup.

    Beberapa jam kemudian, pelaku ditemukan di sekitar Jalan Raya depan RS Hermina Cileungsi Dan berhasil diamankan Polres Bogor.

    Barang bukti berupa tabung gas LPG 3 kg telah diamankan oleh polisi. 

     Sementara, jenazah korban telah dibawa ke RS Polri untuk proses autopsi guna mendukung penyelidikan lebih lanjut.

    Kapolres memastikan, meski pelaku merupakan anggota Polri, proses hukum akan dilakukan secara profesional dan transparan. 

    “Kami terus berkoordinasi dengan Propam Polda Metro Jaya untuk terkait Kode Etik nya, terkait Tindak Pidana nya akan Diproses lebih lanjut di Polres Bogor,” ucapnya.

    “Kami pastikan penanganan kasus ini dilakukan sesuai prosedur karena berkaitan dengan tega membunuh Ibu Kandungnya sendiri,” tandas AKBP Rio Wahyu Anggoro.

     

    Artikel ini diolah dari Tribunnews.com 

  • Polda Metro Jaya periksa anggota yang diduga bunuh ibunya di Bogor

    Polda Metro Jaya periksa anggota yang diduga bunuh ibunya di Bogor

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya melakukan pemeriksaan terhadap salah satu anggotanya berinisial NP (41) yang diduga melakukan pembunuhan terhadap ibunya berinisial HS (61) di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

    “Yang bersangkutan sedang dilakukan pemeriksaan terkait pelanggaran kode etik dan pemeriksaan para saksi-saksi saat ini sedang berjalan,” kata Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Bambang Satriawan saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

    Bambang menambahkan, tersangka NP

    merupakan Anggota Polres Metro Bekasi dan berpangkat Aipda.

    Namun untuk lebih detail informasi kasus tersebut, dia menjelaskan akan disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Polisi Ade Ary Syam Indradi. “Nanti data lengkap akan disampaikan melalui Kabid Humas Polda Metro Jaya,” katanya.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, kasus penganiayaan tersebut terjadi pada Minggu (1/12) sekitar pukul 21.30 WIB di warung milik korban di Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

    Saat kejadian, saksi melihat pelaku, yang merupakan anak kandung korban, mendorong ibunya hingga jatuh.

    “Tidak berhenti di situ, pelaku kemudian mengambil tabung gas elpiji 3 kg dan memukulkannya ke kepala korban sebanyak tiga kali, dari saksi mata yang melihat langsung,” kata Kapolres Bogor AKBP AKBP Rio Wahyu Anggoro dalam keterangannya yang diterima Senin.

    Rio menjelaskan, korban sempat dibawa ke RS Kenari oleh warga yang melaporkan kejadian tersebut. Namun, nyawanya tidak tertolong dan korban dinyatakan meninggal dunia.

    Setelah kejadian, pelaku melarikan diri menggunakan kendaraan mobil pikap. “Namun, beberapa jam kemudian, pelaku ditemukan di sekitar jalan raya depan RS Hermina Cileungsi dan berhasil diamankan Polres Bogor,” katanya.

    Rio menambahkan barang bukti berupa tabung gas elpiji 3 kilogram (kg) telah diamankan oleh polisi. Sedangkan jenazah korban telah dibawa ke RS Polri untuk proses autopsi guna mendukung penyelidikan lebih lanjut.

    Pihaknya terus berkoordinasi dengan Propam Polda Metro Jaya untuk terkait kode etik. Terkait tindak pidananya akan diproses lebih lanjut di Polres Bogor.

    “Kami pastikan penanganan kasus ini dilakukan sesuai prosedur karena berkaitan dengan tega membunuh ibu kandungnya sendiri,” katanya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pilu, Siswa SMK Korban Penembakan Polisi di Semarang Datang ke Mimpi Sang Ayah Setiap Hari

    Pilu, Siswa SMK Korban Penembakan Polisi di Semarang Datang ke Mimpi Sang Ayah Setiap Hari

    GELORA.CO  – Andi Prabowo ayah dari GRO, siswa SMK di Semarang yang tewas ditembak polisi ngaku kerap didatangi sang anak dalam mimpinya.

    Bukan hanya satu kali sang anak hadir di mimpinya, melainkan hampir setiap hari. 

    Diketahui sepekan sudah kasus penembakan yang menewaskan GRO berlalu  namun keluarga masih memendam kesedihan.

    Terlebih baru-baru ini, Jumat (29/11/2024) dilakukan proses ekshumasi di TPU Bangunsari, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen untuk mengungkap kematian GRO.

     

    Setiap Hari, GRO Datang ke Mimpi Sang Ayah

    Bude GRO, Diah Pitasari menceritakan ayah GRO, Andi Prabowo setiap hari didatangi sang putra dalam mimpinya.

    “Kata ayahnya itu Gamma tiap hari datang (ke mimpi), mungkin karena peluru masih di dalam tubuhnya Gamma,” ujarnya kepada TribunSolo.com, Jumat (29/11/2024).

    Ia menambahkan saat jenazah GRO berada di RS Kariadi, pihak keluarga mendengar bahwa peluru masih bersaran di dalam tubuh GRO.

    “Pas di Kariadi memang infonya peluru masih di tubuhnya Gama, ini sekalian dikeluarkan, kasihan Gamma,” ungkapnya.

    Baca juga: Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar Sudah Ditandai Komisi III

    Ditemui setelah proses ekshumasi, Kabiddokkes Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Agustinus mengatakan terkait keberadaan peluru pada jenazah GRO, pihaknya meminta untuk menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan tim dokter forensik.

    “Besok, hasilnya kita serahkan ke penyidik, dan saya juga belum dapat laporan hasil dari para dokter spesialis forensik yang terlibat,” ungkapnya. 

     

    Proses Bongkar Makam Siswa SMK Korban Penembakan Berlangsung 2 Jam

    Proses ekshumasi dilakukan pada Jumat (29/11/2024) yang dimulai pada pukul 13.10 WIB.

    Kemudian, proses ekshumasi selesai dilakukan pukul 16.15 WIB, dan jenazah GRO kembali dikebumikan.

    Sebelumnya, petugas membongkar terlebih dahulu nisan yang didirikan diatas makam GRO.

    Kemudian, makam digali dan jenazah diangkat ke permukaan untuk diperiksa oleh tim dokter forensik.

    Setelah pemeriksaan selesai, jenazah GRO kembali dikebumikan.

    Kabiddokkes Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Agustinus mengatakan ada 5 dokter forensik yang ditugaskan untuk proses ekshumasi kali ini.

    “Kita ada satu dokter forensik utama, yaitu Dokter Istikomah, kemudian berkolaborasi dengan dokter forensik Undip Semarang, UNS Solo, sama Unisula,” katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (29/11/2024).

    Ekshumasi sedikit memakan waktu lebih lama, karena harus dilakukan pembongkaran nisan terlebih dahulu.

    Agustinus menyebut tidak ada kesulitan saat proses pemeriksaan jenazah, meski telah dikubur salam sepekan.

     

    Kasus Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang

    Sekadar informasi siswa SMK berinisial GRO tewas ditembak oknum polisi dari Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin (Aipda RZ) di Jalan Candi Penataran Raya, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang pada Minggu (24/11/2024).

    Saat ini Aipda RZ terjerat etik dan pidana dalam kasus penembakan yang menewaskan GRO.

    Jerat pidana terhadap Aipda RZ kini sedang diselidiki kepolisian setelah keluarga almarhum GRO melaporkan Aipda Robig atas kasus pembunuhan dan penganiayaan ke Polda Jateng, Selasa (26/11/2024).

    Aipda RZ juga telah ditahan di ruang tahanan Polda Jateng untuk dilakukan pemeriksaan.

    “Kami sudah menindaklanjuti laporan itu lalu segera dilakukan penyelidikan oleh pihak penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto, Kamis (28/11/2024) siang.

    Aipda RZ diproses pula terkait pelanggaran kode etik kepolisian dan akan segera dilakukan sidang.

    “Ada dua yang akan dilakukan pemeriksaan Aipda R yaitu kasus kode etik kepolisian dan proses kasus hukum atau tindak pidananya,” ucap Artanto.

    Terkait sidang etik, kata Artanto, bakal dilakukan secepatnya karena kasus ini menjadi atensi berbagai pihak.

    Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng tengah melakukan proses pemberkasan sidang. 

    “Nanti ankum (atasan hukum) dari Polrestabes Semarang,” ujar dia.

    Sebaliknya, dalam kasus pidana status Aipda RZ masih terperiksa.

    “Iya masih berjalan tapi statusnya naik dari penyelidikan ke penyidikan,” ucapnya.

    Terpisah, Direktur Reserse Krimininal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio mengungkapkan pembongkaran makam dilakukan sebagai alat bukti polisi menjerat Aipda RZ.

    “Iya kami akan ekshumasi (bongkar makam) korban (GRO) secepatnya, malam ini lagi proses,” kata Kombes Dwi di Mapolda Jateng, Kamis (28/11/2024).

    Kata Dwi, pihaknya telah memeriksa tiga saksi. 

    Kasus ini kemudian naik status dari penyelidikan ke penyidikan.

    “Belum tersangka, kan nunggu autopsi, tapi sebelum autopsi eskhumasi,” terangnya.

    Proses ekshumasi dilakukan polisi di daerah Sragen.

    Dwi menyebut, keluarga telah menyetujui proses ini

  • Kronologis Guru PPPK Ditemukan Tewas di Kampar Riau, Kondisi Jasad Terbakar Diduga Korban Pembunuhan

    Kronologis Guru PPPK Ditemukan Tewas di Kampar Riau, Kondisi Jasad Terbakar Diduga Korban Pembunuhan

    GELORA.CO  – Heri Aprianus Saragih (30), seorang guru ditemukan tewas secara tragis di Afdeling V Blok JK V, Desa Kasikan, Kecamatan Tapung Hulu, Kampar, Riau, Jumat (29/11/2024) sore.

    Korban diketahui tinggal di Jalan Lindai, Desa Kasikan, Kecamatan Tapung Hulu, Kampar.

    Kronologis penemuan jasad korban berawal saat seorang petugas sekurita perkebunan bernama Ali Azhar sedang melakukan patroli dari Afdeling V Blok JK 7 lalu menuju Blok JK V.

    Kemudian, sekira pukul 16.30 WIB, ia melihat satu unit sepeda motor berwarna biru di pinggir jalan.

    “Saksi melihat dari jauh ada sepeda motor yang jatuh. Setelah mendekat, saksi melihat mayat pria,” ujar Kapolsek Tapung Hulu, Iptu Wel Etria, Sabtu (30/11/2024).

    Setelah dicek lebih dekat, ia menemukan jasad korban dengan kondisi telentang.

    Jasad korban pun dalam kondisi memprihatinkan.

    Ditemukan luka robek di leher serta tubuhnya dalam kondisi mengalami luka bakar.

    “Korban meninggal dunia dengan posisi telentang di samping sepeda motornya. Di tubuh korban ditemukan luka bakar dan luka robek di leher,” kata Wel.

    Mendapati hal tersebut, saksi lantas menelepon rekan kerjanya sesama sekuriti, Bombong, untuk memberitahu tentang penemuan mayat tersebut.

    Selanjutnya, penemuan mayat tersebut dilaporkan kepada anggota Bhabinkamtibmas.

    Setelah polisi mendapat informasi penemuan mayat, Unit Reskrim Polsek Tapung Hulu mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP sekira pukul 17.00 WIB.

    “Petugas meminta keterangan saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti,” kata Wel.

    Sementara jasad korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk autopsi.

    Hasil sementara, didapati sekujur tubuh korban terbakar.

    Bagian kepalanya tampak lebih menghitam.

    Seperti sisa bakaran kain yang menutup wajah dan kepalanya.

    Polisi sementara menduga sang guru merupakan korban pembunuhan.

    Kepolisian Resor (Polres) Kampar masih menunggu hasil autopsi jasad guru di Kampar Riau yang diduga korban pembunuhan sadis. 

    Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskim) Polres Kampar, AKP Elvin Septian Akbar mengatakan, jasad masih di Rumah Sakit Bhayangkara.

    “Kita masih menunggu hasil autopsi,” katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Sabtu (30/11).

    Ia mengatakan, Kepolisian Sektor Tapung Hulu sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    Selain itu sedang memeriksa sejumlah saksi. 

    Pihaknya melakukan pendampingan terhadap proses penanganan yang sedang berjalan.

    Ia mengatakan, penyelidikannya lebih lanjut akan dilaksanakan di Polres.

    “Polsek Tapung Hulu sudah olah TKP dan masih memeriksa saksi-saksi. Kita (hanya) back up. Nanti  penyelidikan, batu di kita (Polres),” ujarnya.

    Sosok Korban

    Berdasarkan penelusuran Tribunpekanbaru.com dari berbagai sumber, korban merupakan pria kelahiran 15 April 1994.

    Ia tinggal di Dusun III Kasikan RT 012 RW 002 Desa Kasikan, Kecamatan Tapung Hulu, Kampar, Riau.

    Korban diketahui memiliki seorang istri dan anak laki-laki yang masih berusia 1 tahun. 

    Almarhum merupakan guru di SD Negeri 021 Senama Nenek Kecamatan Tapung Hulu.

    Ia baru diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) melalui Surat Keputusan Bupati Kampar tanggal 28 Maret 2024 lalu. 

    Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini berstatus sebagai Guru Kelas.

    Sebelum menjadi PPPK, ia sudah mengajar sebagai Tenaga Honorer selama beberapa tahun.

    Berdasarkan informasi pada saat kejadian, istrinya sedang pulang kampung ke Sumatera Utara.