Topik: autopsi

  • Jenazah Bayi Usia 5 Bulan Ditelantarkan Orangtua, Tiba di RS Jakbar Kondisi Lemah dan Kejang-kejang – Halaman all

    Jenazah Bayi Usia 5 Bulan Ditelantarkan Orangtua, Tiba di RS Jakbar Kondisi Lemah dan Kejang-kejang – Halaman all

    Laporan Wartawan Wartakotalive Nuri Yatul Hikmah 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bayi berusia 5 bulan meninggal dunia usai 2 jam dibawa ke Rumah Sakit (RS) Sumber Waras, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (28/12/2024) lalu menjadi sorotan.

    Pasalnya, bayi itu  terlantar karena ayah bayi yang mengantar ke rumah sakit menghilang.

    Memastikan ada tidaknya unsur pidana dalam kasus itu, aparat Polsek Grogol Petamburan melakukan penyelidikan.

    Namun sampai saat ini polisi belum mengetahui penyebab meninggalnya bayi tersebut, apakah karena sakit faktor lain yang menyangkut kelalaian orangtua, atau terkait penanganan yang diberikan oleh RS Sumber Waras kala sang bayi tiba pertama kali.

    “Kalau itu belum kami bisa pastikan (dugaan kekerasan). Nanti kami bisa (periksa) dari pihak rumah sakit maupun saksi lainnya,” kata Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan, AKP Aprino Tamara, saat ditemui di Polsek Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin (30/12/2024).

    Aprino berujar, pihaknya telah meminta keterangan dari sejumlah saksi yakni perawat rumah sakit, sekuriti hingga dokter yang bertugas pada saat bayi tiba di rumah sakit.

    Dari keterangan yang diperoleh, diketahui bahwa bayi malang tersebut mendapatkan penanganan awal di Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena bayi dalam kondisi lemah, kejang-kejang, dan demam tinggi.

    “Kalau mengenai seperti apa penanganannya, mungkin lebih pihak dari dokter bisa menjelaskan,” ujar Aprino.

     Pihak kepolisian membawa jenazah bayi itu ke Rumah Sakit Cipto Mangukusumo (RSCM) untuk keperluan autopsi sementara, kedua orangtua bayi tersebut belum kunjung ditemukan hingga hari ini.

    Polisi masih meragukan identitas kedua orangtua bayi saat mengisi formulir pendaftaran di rumah sakit apalagi, kedua orangtua bayi tersebut tidak memiliki handphone sama sekali.

    “Saat ini belum kami bisa pastikan, karena hasil visum sudah keluar namun saya minta dengan pihak RSCM, karena kan ini kami rujuk ke RSCM untuk melakukan autopsi.

    Jadi, kami masih menunggu hasil autopsi seperti apa,” tutur Aprino.

    Sebelumnya diberitakan, nasib malang menimpa seorang bayi laki-laki berusia lima bulan yang ditinggalkan orangtuanya saat dinyatakan meninggal dunia oleh Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat, Sabtu (28/12/2024) lalu.

    Dari informasi yang ada, diketahui bahwa orangtua bayi tersebut izin meninggalkan rumah sakit karena ingin mencari biaya berobat namun tidak kunjung kembali hingga sang anak meninggal dunia.

    Aprino mengatakan bahwa mulanya bayi tersebut dibawa oleh orangtuanya ke RS Sumber Waras sekira pukul 02.00 WIB.

    Kala itu, orangtua korban meminta bantuan kepada tetangganya untuk mengantar ke RS, sebab keduanya tak memiliki kendaraan.

    “Ditindaklanjuti (oleh rumah sakit), selanjutnya orangtua pada saat itu mendaftarkan ke bagian resepsionis ya untuk penanganan dari pasien,” kata Aprino saat ditemui di Polsek Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin (30/12/2024).

    Orangtua bayi mendaftarkan identitasnya dengan inisial P dan meninggalkan nomor telepon di RS Sumber Waras, sebelum akhirnya izin keluar untuk mencari biaya berobat sang bayi namun dua jam setelahnya, bayi malang tersebut dinyatakan meninggal dunia.

    Pasalnya, menurut Aprino, bayi tersebut sudah datang dalam kondisi lemah dan kejang-kejang.

    “Jadi pada saat itu bayi almarhum dibawa ke rumah sakit dengan kondisi sudah pucat, sudah sempat kejang-kejang dan demam tinggi,” jelas Aprino.

    Pihak rumah sakit menyampaikan kabar duka tersebut kepada orangtua bayi.

    Kala itu, mereka mengatakan akan mengurus anaknya dan menyelesaikan pembayaran di rumah sakit.

    “Pada saat itu karena pada saat itu pasien lagi banyak, jadi perawat baik perawat, sekuriti maupun dokter tidak fokus kepada yang bersangkutan,” terang Aprino.

    “Jadi saat itu masih menangani yang lain. Si orangtua ini bilangnya ke depan, ternyata sampai pukul 06.00 WIB kok tidak kunjung diambil atau diproses,” jelasnya.

    Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan, AKP Aprino Tamara, sebut pihaknya masih menyelidiki penyebab meninggalnya bayi 5 bulan setelah 2 jam dibawa ke Rumah Sakit (RS) Sumber Waras, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (28/12/2024). (WartaKota/Nuri Yatul Hikmah)

    Bahkan, orangtua korban juga tidak menghubungi pihak rumah sakit.

    Walhasil, pihak rumah sakit melakukan pengecekan terhadap kabar orangtua bayi.

    “Sekitar pukul 08.00 WIB, nomor yang didatangkan itu sudah dihubungi sama pihak rumah sakit. Namun yang angkat ternyata tetangga dari orang tua yang semalamnya ikut mengantar si bayi,” tutur Aprino.

    Saat dicari tahu, rupanya orangtua korban tinggal di sebuah kontrakan yang bersebelahan dengan tetangga tersebut namun saat dicek, kontrakan tersebut sudah kosong ditinggalkan pemiliknya.

    “Sekitar pukul 14.00 WIB, kami baru mendapatkan info dari RS Sumber Waras bahwa ada jenazah bayi yang diduga ditinggalkan atau ditelantarkan oleh orang tuanya,” terang Aprino.

    “Lalu, kami mendatangi sana, kami juga sudah melakukan pemeriksaan kepada perawat yang piket pada jam tersebut,” imbuhnya.

    Aprino menegaskan bahwa pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi, di antaranya perawat, sekuriti, dan dokter yang bertugas pda saat kejadian.

    Untuk saat ini, keberadaan orangtua bayi masih dalam penyelidikan. 

    “Karena saya belum yakin bahwa identitas yang didaftarkan tersebut juga adalah identitas asli dari si orangtua,” pungkasnya.

    Sementara itu, Warta Kota sudah mencoba mendatangi RS Sumber Waras untuk mendapatkan konfirmasi dari manajemen terkait atas insiden ini.

    Namun, kami belum dapat dipertemukan secara langsung.

    Belum ada pula konfirmasi yang diterima Warta Kota hingga berita ini diterbitkan. (m40)

  • 5 Orang Dituduh Terlibat dalam Kematian Liam Payne, Ada Karyawan Hotel dan Sahabat Dekat

    5 Orang Dituduh Terlibat dalam Kematian Liam Payne, Ada Karyawan Hotel dan Sahabat Dekat

    Jakarta, Beritasatu.com – Sebanyak lima orang telah dituntut terkait dengan kematian tragis penyanyi Liam Payne, yang ditemukan jatuh dari balkon lantai tiga sebuah hotel di Buenos Aires, Argentina, pada 16 Oktober 2024 lalu. Sebanyajk empat dari lima orang tersebut s merupakan karyawan hotel tempat Payne menginap. 

    Selain keempat orang tersebut, satu orang lainnya yang dituntut adalah Roger Nores yang merupakan sahabat dekat Liam Payne. Mereka menurut BBC, Senin (30/12/2024)  kini menghadapi tuduhan pembunuhan dan pasokan narkoba dalam kasus yang menggemparkan dunia hiburan internasional ini.

    Menurut keterangan dari pihak berwenang di Argentina, manajer hotel Gilda Martin, resepsionis Esteban Grassi, dan Roger Nores, dikenakan tuduhan pembunuhan karena gagal memenuhi kewajiban untuk merawat penyanyi tersebut. Mereka diduga menyebabkan risiko besar terhadap keselamatan Payne dengan tidak memberikan pertolongan yang seharusnya.

    “Selain itu, dua karyawan hotel lainnya, Ezequiel Pereyra dan Braian Paiz, dituduh terlibat dalam pasokan narkoba yang diduga dikonsumsi oleh Payne sebelum insiden tersebut,” tulis BBC. 

    Mantan personel One Direction, Liam Payne meninggal dunia akibat jatuh dari balkon hotel di Argentina – (Instagram @liampayne/Istimewa)

    Pihak jaksa mengungkapkan bahwa pada malam kejadian, keadaan Payne yang sedang terpengaruh alkohol dan obat-obatan sangat membahayakan. Gilda Martin, sebagai manajer hotel, diduga gagal mencegah Payne untuk dibawa ke kamar hotelnya dalam kondisi yang membahayakan. 

    Balkon kamar hotel tersebut, yang dinilai sebagai ancaman serius bagi Payne, seharusnya membuat Martin bertindak lebih hati-hati dalam menjaga keselamatan tamunya. Dalam dokumen pengadilan, disebutkan bahwa seharusnya Payne diletakkan di tempat yang lebih aman hingga bantuan medis tiba.

    Sementara itu, Esteban Grassi, resepsionis utama hotel, juga diduga berperan dalam kejadian tersebut dengan meminta tiga orang untuk “menyeret” Payne yang tidak bisa berdiri ke kamarnya, bukannya menjaga keselamatannya. Tindakan ini dianggap sebagai kelalaian yang berpotensi menyebabkan kematian Payne.

    Roger Nores, sahabat dekat Liam Payne, turut dituntut dalam kasus ini atas tuduhan pembunuhan. Ia diduga telah gagal untuk merawat dan memberikan bantuan yang diperlukan kepada Payne setelah mengetahui kondisi fisiknya yang tidak stabil. Nores dituduh mengabaikan tanggung jawabnya sebagai teman dengan meninggalkan Payne dalam keadaan yang sangat rentan, meskipun mengetahui bahwa Payne memiliki kecanduan terhadap narkoba dan alkohol.

    Selain kelima orang yang dituntut, Ezequiel Pereyra dan Braian Paiz, yang masing-masing bekerja sebagai karyawan hotel dan pelayan, juga dihadapkan pada tuduhan pasokan narkoba. Mereka diduga memasok kokain kepada Liam Payne pada beberapa kesempatan menjelang tragedi tersebut, yang diduga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi keputusan Payne untuk melompat dari balkon.

    Jika terbukti bersalah, ketiga terdakwa yang dituduh dengan pembunuhan dapat dijatuhi hukuman penjara antara satu hingga lima tahun. Sementara itu, dua orang yang dituduh menyediakan narkoba berisiko mendapat hukuman penjara yang lebih berat, yakni antara empat hingga 15 tahun.

    Kematian Liam Payne, yang terungkap melalui hasil tes toksikologi dan laporan autopsi, menunjukkan bahwa ia meninggal akibat “trauma multipel” serta perdarahan internal dan eksternal, akibat terjatuh dari balkon. Dalam penyelidikan lebih lanjut, ditemukan bahwa Payne mungkin terjatuh dalam keadaan tidak sadar atau setengah sadar, yang semakin menguatkan tuduhan bahwa ia tidak sadar akan tindakan yang dilakukannya.

    Kasus ini terus berkembang dan memunculkan pertanyaan mengenai tanggung jawab pihak-pihak yang seharusnya menjaga keselamatan dan kesejahteraan Payne. Sebanyak lima orang dituntut dalam kasus kematian Liam Payne ini kini harus menghadapi pengadilan untuk mempertanggungjawabkan peran mereka dalam tragedi tersebut.

  • Hasil Autopsi Budianto Sitepu yang Tewas Dianiaya Polisi, Korban Alami Kekerasan Benda Tumpul – Halaman all

    Hasil Autopsi Budianto Sitepu yang Tewas Dianiaya Polisi, Korban Alami Kekerasan Benda Tumpul – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tujuh personel Satreskrim Polrestabes Medan diduga terlibat kasus penganiayaan terhadap Budianto Sitepu (42), warga Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara (Sumut).

    Kasus penganiayaan ini terjadi di Jalan Horas, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, Selasa (24/12/2024).

    Setelah dianiaya, Budianto dan dua orang rekannya ditahan di Polrestabes Medan.

    Beberapa waktu kemudian, Budianto Sitepu yang mengalami muntah-muntah dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

    Namun, nyawa korban tak tertolong. Budianto dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (26/12/2024) lalu.

    Terkini, Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, mengungkapkan penyebab kematian korban.

    Berdasarkan hasil autopsi, Budianto mengalami pendarahan pada batang otak dan mengalami sejumlah luka.

    “Hasil autopsinya ada pendarahan pada batang otak, pendarahan pada kepala, lalu luka di pipi, rahang, lalu luka di bagian mata,” kata Gidion, dilansir Tribun Medan, Senin (30/12/2024).

    Gidion Arif Setyawan menyebut, hasil luka tersebut diakibatkan oleh benda tumpul.

    “Dalam visum tersebut terbukti (korban) mengalami kekerasan benda tumpul.” 

    “Kekerasan tumpul itu analoginya, kepala ini kan cukup keras, kalau dia mengalami pendarahan berarti ada benturan keras. Kalau tajam kan luka terbuka,” tuturnya.

    7 Personel Terancam Dipecat

    Terpisah, Polda Sumut mengatakan, jika terbukti bersalah, akan dilakukan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) terhadap ketujuh personel yang terlibat dalam kasus ini.

    “Komitmen Pimpinan Polri menindak tegas setiap anggota yang melanggar kode etik hingga sanksi PTDH jika terbukti bersalah,” ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, Senin.

    Adapun ketujuh anggota yang sebelumnya bertugas di Satreskrim Polrestabes Medan dimutasi ke Pelayanan Markas (Yanma) Polri.

    Saat ini, Ipda Imanuel Dachi dan enam anggota lainnya masuk penempatan khusus (patsus) Bid Propam lantaran kasus ini dalam proses penyelidikan.

    Kombes Hadi juga menyebut, kasus ini masih didalami Bid Propam dan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut sehingga belum ada penetapan status tersangka.

    “Betul. Ke tujuh terduga pelanggar dilakukan Patsus (sel khusus) dalam rangka tindak lanjut pemeriksaan di Propam Polda dan Ditreskrimum,” terangnya.

    Kronologi Kasus

    Sebelumnya, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, mengungkapkan kronologi kasus ini.

    Gidion menuturkan, kasus ini berawal dari anggotanya yang melakukan tangkap tangan terhadap Budianto Sitepu.

    Namun, dirinya tak menjelaskan secara detail kasus yang dilakukan korban sehingga anggota polisi melakukan penangkapan. 

    “Dalam proses penangkapan, kami menduga kekerasan terjadi pada proses penangkapan. Untuk kepastiannya nanti kami lakukan pendalaman pada proses penyidikan.”

    “Awalnya sebagaimana yang disampaikan keluarga korban, mereka ada minum-minum tuak di kedai yang bertetangga dengan mertua dari anggota saya (Ipda Imanuel Dachi),” sambungnya.

    Gidion menyatakan, saat itu Ipda Imanuel Dachi mendatangi korban yang sedang berada di warung tuak. Ia lantas menangkap Budianto Sitepu dan dua orang lainnya.

    “Minum-minum sampai dengan larut menjadi persoalan. Anggota saya Ipda ID melaporkan ke anggota lain tim URC yang waktu itu siaga, karena waktu itu malam natal semua anggota di luar,” ucap Gidion.

    “Ada tim-tim yang memang menyebar, timsus. Timsus ini ditugaskan bergerak malam mengatasi 3C, saat itu mereka di Binjai dipanggil merapat ke lokasi Ipda ID.”

    “Sehingga peristiwa itu terjadi, saudara BS bersama rekannya, ini proses yang harus kita klarifikasi apakah ada persoalan pribadi antara anggota saya dengan BS,” terangnya.

    Tak Kantongi Surat Perintah

    Kombes Pol Gidion Arif Setyawan juga mengatakan, Ipda Imanuel Dachi dan personelnya melakukan penangkapan terhadap Budianto Sitepu tanpa mengantongi surat apa pun dan tidak ada dasar laporan polisi.

    “Karena ini adalah dugaan awal proses tangkap tangan, memang waktu penangkapan belum ada surat perintah penyelidikan, surat perintah penangkapan, maupun administrasi penyidikan lainnya, pada saat melakukan upaya paksa karena dasarnya adalah tertangkap tangan,” kata Gidion, Jumat.

    Ia juga mengungkapkan hasil pemeriksaan medis terhadap jenazah korban yang sempat ditahan di Polrestabes Medan dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. 

    “Lalu hasil autopsinya, ada pendarahan pada batang otak, pendarahan pada kepala. Lalu luka di pipi, rahang, lalu luka di bagian mata, ini kemudian dalam visum tersebut terbukti mengalami kekerasan benda tumpul, ini kami dalami,” bebernya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul: Dianiaya Polisi, Budianto Sitepu Alami Luka Bekas Benda Tumpul.

    (Tribunnews.com/Deni)(Tribun-Medan.com/Alfiansyah/Fredy Santosa)

  • Sedang Berlangsung! Klik Link Nonton Live Streaming Persis vs Persib

    Sedang Berlangsung! Klik Link Nonton Live Streaming Persis vs Persib

    JABAR EKSPRES – Saksikan pertandingan antara Persis Solo vs Persib Bandung melalui link nonton live streaming.

    Duel seru di pekan ke-17 Liga 1 mempertemukan tuan rumah Persis menghadapi tamunya, Persib.

    Pertandingan ini berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Minggu (29/12) pukul 19.00 WIB.

    BACA JUGA: Cairkan Saldo Gratis hingga Rp500.000 dengan Aplikasi Penghasil Uang Paling Gokil 2024

    Laga antara Laskar Sambernyawa vs Maung Bandung ini dipastikan bakal berlangsung seru.

    Sebab kedua tim saat ini tengah membutuhkan tiga poin.

    Tuan rumah membutuhkan tambahan tiga poin guna menghidari jurang degradasi.

    BACA JUGA: LINK Live Streaming Persis vs Persib Bandung, Pekan Ke-17 di BRI Liga 1 2024/2025 

    Mereka diprediksi bakal mati-matian mengalahkan Pangeran Biru pada pertandingan malam ini.

    Sementara itu, di kubu tim tamu, Maung Bandung datang dengan ambisi besar yang tentunya meraih hasil maksimal.

    Kemenangan sangat dinantikan publik Bandung agar sang Pangeran Biru keluar sebagai juara paruh musim.

    BACA JUGA: Pencuri Motor di Bogor Tembak Warga Pakai Air Softgun, Satu Pelaku Ditangkap

    Lantas akankah Maung Bandung berhasil mengamankan misinya pada pertandingan tersebut? Patut dinantikan.

    Bagi anda yang ingin menyaksikan pertandinan Persis vs Persib tentunya tidak perlu khawatir.

    Hal itu dikarenakan laga seru ini disiarkan langsung oleh stasiun televisi Indosiar.

    BACA JUGA: Keluarga Tolak Autopsi, Tim Forensik Kesulitan Ungkap Kematian Mahasiswi UPI yang Terjatuh di Gedung Gymnasium

    Selain itu, laga ini juga bisa anda saksikan melalui platform streaming seperti vidio.

    Berikut link nonton live streaming antara Persis vs Persib klik di sini.

  • Penyebab Tewasnya Mahasiswi UPI Bandung antara Terjatuh atau Menjatuhkan Diri, Tak ada Unsur Pidana – Halaman all

    Penyebab Tewasnya Mahasiswi UPI Bandung antara Terjatuh atau Menjatuhkan Diri, Tak ada Unsur Pidana – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus kematian tragis mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, berinisial AM (21), resmi dihentikan oleh pihak kepolisian.

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono, menyatakan penyelidikan tak menemukan unsur pidana dalam peristiwa yang terjadi di Gedung Gymnasium UPI pada Kamis (26/12/2024).

    “Kesimpulan sementara, korban diduga terjatuh atau menjatuhkan diri. Tidak ada indikasi keterlibatan pihak lain,” ujar Budi, Jumat (27/12/2024).

    Berdasarkan rekaman CCTV, korban meninggalkan kamar kosnya pada pukul 11.33 WIB dan tiba di Gedung Gymnasium pukul 11.39 WIB. Korban terlihat memasuki gedung seorang diri.

    Pada pukul 12.28 WIB, korban naik ke lantai dua dan kemudian ditemukan tewas di lantai dasar.

    “Jatuhnya korban terlihat di CCTV, tetapi aktivitas di lantai dua tidak terekam,” jelas Budi.

    Pemeriksaan terhadap petugas keamanan kampus berinisial N mengungkap bahwa gedung dalam kondisi sepi saat kejadian.

    Keluarga korban menolak proses autopsi sehingga dokter forensik hanya melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah.

    Dokter forensik RS Bhayangkara Sartika Asih, Nurul Laidah, menyebutkan terdapat luka lebam, lecet, serta patah tulang pada tubuh korban, terutama di sisi kanan.

    “Distribusi lukanya ada di sisi kanan, termasuk luka robek di tungkai bawah kanan dan patah tulang tertutup di tungkai atas serta bawah kanan,” paparnya.

    Kepala Humas UPI, Prof. Suhendra, mengungkapkan korban dikenal sebagai mahasiswi berprestasi dengan IPK 3,9 dan tidak memiliki masalah akademik.

    “UPI turut berduka cita atas berpulangnya AM, sosok yang baik dan berprestasi. Semoga mendiang mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” ujar Suhendra.

    Jenazah AM dimakamkan di Desa Cikalong, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, pada Jumat pagi. Kepala Desa Cikalong, Agun Gumilar, menyebut korban dikenal aktif di masyarakat sebagai duta agen Generasi Berencana (Genre).

    “Almarhumah sosok yang mudah bergaul, aktif di organisasi, dan sangat dirindukan oleh warga,” tutupnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kaki Ajeng Mahasiswi UPI yang Tewas di Gymnasium Patah, Hidung Keluarkan Banyak Darah

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Nandri Priatama) (Kompas.com/Agie Permadi)

  • Serka Holmes Terancam Hukuman Mati, Aniaya Mantan TNI hingga Tewas karena Bisnis Rental Mobil – Halaman all

    Serka Holmes Terancam Hukuman Mati, Aniaya Mantan TNI hingga Tewas karena Bisnis Rental Mobil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus pembunuhan sadis mengguncang Sumatera Utara.

    Mantan anggota TNI, Andreas Rurystein Sianipar (42), ditemukan tewas di Labuhan Baru Utara, Sabtu (21/12/2024), setelah dilaporkan hilang selama 14 hari.

    Polisi mengungkap dalang utama pembunuhan adalah Serka Holmes Sitompul, seorang anggota TNI aktif, yang kini ditahan di Pomdam I Bukit Barisan.

    Panglima Kodam I Bukit Barisan, Mayjen Rio Firdianto, memastikan Serka Holmes menjadi tersangka utama.

    “Ancaman hukumannya adalah hukuman mati atau penjara seumur hidup sesuai Pasal 340 KUHP,” tegas Rio, Jumat (27/12/2024).

    Perselisihan bisnis rental mobil menjadi motif utama pembunuhan. S

    Serka Holmes menuduh Andreas melakukan penggelapan mobil, lalu memerintahkan tiga warga sipil CJS, MFIH, dan FA untuk menculik dan menghabisi nyawa korban.

    Pada Minggu (8/12/2024), korban dijemput menggunakan mobil dan dibawa ke rumah dinas Serka Holmes di Asrama TNI Abdul Hamid Nasution, Deli Serdang.

    Di sana, korban dianiaya secara brutal hingga tewas sebelum jasadnya dibuang ke wilayah Labuhan Baru Utara.

    Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, mengungkapkan hasil autopsi menunjukkan korban tewas akibat jeratan di leher dan pembekapan di hidung.

    “Kepala korban dilakban hingga menutup mata dan hidung. Luka memar akibat benda tumpul ditemukan di tangan, punggung, dan mulut,” jelas Gidion.

    Adik korban, Anggito Sianipar, menyebut pembunuhan ini sebagai tindakan keji.

    “Ini pembunuhan bengis. Seorang aparat yang seharusnya melindungi malah menjadi pelaku utama,” ujarnya.

    Anggito menjelaskan bahwa konflik bermula ketika mobil sewaan Andreas diambil oleh orang tak dikenal yang mengaku anggota TNI. Tuduhan penggelapan mobil memicu ancaman hingga berujung pada pembunuhan.

    Serka Holmes kini ditahan di Pomdam I Bukit Barisan untuk proses hukum lebih lanjut. Tiga warga sipil yang menjadi kaki tangannya dijerat Pasal 338 juncto Pasal 170 Ayat 3 juncto Pasal 333 Ayat 3 KUHP.

    Polisi memastikan penanganan kasus ini dilakukan secara transparan.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Dalangi Penculikan dan Pembunuhan Mantan TNI AD, Serka Holmes Sitompul Jadi Tersangka

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Fredy Santoso/Alfiansyah) 

  • Gegara Cemburu, Pria Disabilitas di Banyumas Bunuh Istri Pakai Kunci Inggris

    Gegara Cemburu, Pria Disabilitas di Banyumas Bunuh Istri Pakai Kunci Inggris

    Jakarta

    Seorang pria disabilitas berinisial FA (27) warga Grumbul Sidayasa, Desa Kedungrandu, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas tega menghabisi istrinya, J (27) dengan kunci inggris. Usai aksi keji itu, pelaku langsung menyerahkan diri ke polisi.

    Kasat Reskrim Polresta Banyumas Kompol Andryansyah Rithas Hasibuan mengatakan bahwa aksi itu terjadi pada Jumat (27/8) malam. Andryansyah mengatakan motif pelaku yakni karena faktor cemburu.

    “Kronologinya karena berantem mereka, pelaku disabilitas begitu. Dipukul pakai kunci inggris dan udah tadi malam menyerahkan diri ke polsek,” kata Andryansyah kepada wartawan, dilansir detikJateng, Jumat (27/8/2024).

    “Sementara ada dugaan perselingkuhan dan istrinya diduga selingkuh. Pelaku diduga melihat handphone si korban. Saat ini korban dibawa ke rumah sakit untuk autopsi,” tambahnya.

    Sementara, Siran (52), tetangga pelaku menjelaskan peristiwa ini terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Sebelum kejadian tetangga tidak mendengar apapun.

    “Jadi warga tahunya setelah rumahnya sudah didatangi polisi karena pelaku menyerahkan diri langsung ke Polsek,” kata Siran kepada wartawan, Sabtu (28/12).

    (azh/knv)

  • Mahasiswi yang Tewas di Gymnasium UPI Bukan Dibunuh, Polisi: Diduga Terjatuh atau Jatuhkan Diri – Halaman all

    Mahasiswi yang Tewas di Gymnasium UPI Bukan Dibunuh, Polisi: Diduga Terjatuh atau Jatuhkan Diri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – AM (21), mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang ditemukan tewas di Gedung Gymnasium UPI, Kota Bandung, Jawa Barat pada Kamis (26/12/2024) bukanlah korban pembunuhan.

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono, menegaskan hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap saksi dan rekaman CCTV.

    Menurut rekaman CCTV yang diperoleh, Budi menuturkan tergambar jelas detik-detik AM berkegiatan sebelum ditemukan tewas di Gedung Gymnasium UPI.

    Budi mengatakan, AM awalnya terekam keluar dari sebuah gang Jalan Alfari, Sukasari pada Kamis siang sekira 11.33 WIB.

    Lalu, enam menit kemudian, korban tampak memasuki Gedung Gymnasium UPI.

    “Pada pukul 11.40 WIB, korban juga terlihat di CCTV dalam gedung Gymnasium Kampus UPI,” kata Budi, Sabtu (28/12/2024), dikutip dari Tribun Jabar.

    AM, kata Budi, sendirian di gedung tersebut ketika merujuk pada rekaman CCTV yang diperoleh.

    Selanjutnya, pada pukul 12.28 WIB, barulah AM terlihat terjatuh dari lantai dua gedung Gymnasium langsung ke lapangan basket.

    Namun, Budi menuturkan, pihaknya tidak dapat melihat kegiatan yang dilakukan korban saat berada di lantai dua gedung tersebut.

    “Jadi terlihat di CCTV-nya lagi jatuhnya seperti apa tergambar, tapi di lantai dua-nya tidak terlihat, tapi jatuhnya terlihat,” katanya.

    Di sisi lain, sejumlah saksi telah diperiksa seperti mantan kekasih korban, AV; ibu kos korban, N; hingga saksi yang menemukan korban pertama kali saat tergeletak, MF dan DN.

    Menurut AV, kata Budi, dia memang sempat bertemu korban dan terlibat cekcok sebelumnya.

    Namun, setelah itu, AV langsung pulang ke kosnya setelah bertemu dengan AM di kos korban.

    “Kemudian setelah itu dia (AV), tidak tahu lagi korban seperti apa. Nah, makanya itu kalau dilihat dari timeline nya, dari jam 11 yang bersangkutan keluar dari kos-kosan korban, jam 11.33 WIB korban keluar sendirian menuju kampus UPI Gymnasium tersebut sendirian,” katanya. 

    Sementara, menurut N, satpam kampus, pada saat kejadian, memang tidak ada orang lain selain AM yang berada di Gedung Gymnasium tersebut.

    Dengan deretan hasil penyelidikan ini, maka polisi menyimpulkan tidak ada unsur pidana atas tewasnya AM.

    Namun, Budi menuturkan belum bisa menyimpulkan secara pasti terkait penyebab tewasnya AM.

    “Sehingga kami menyimpulkan bahwa korban pada saat jatuh di lapangan Gymnasium kampus tersebut sedang dalam keadaan sendirian tidak ada orang lain. Itu hasil pemeriksaannya kami. Dugaan sementara memang kalau tidak terjatuh, memang menjatuhkan diri sendiri,” ucapnya.

    Ditemukan Luka Lebam hingga Patah Tulang

    Sementara, menurut keterangan dari dokter spesialis forensik RS Bhayangkara Sartika Asih, Nurul Laidah Fathia, jasad korban mengalami beberapa luka seperti luka lebam, lecet, dan luka terbuka di tungkai bawah kanan.

    Selain itu, adapula patah tulang di tungkai atas kanan.

    “Kemudian ada juga patah tulang tertutup itu di tungkai atas kanan dan juga tungkai bawah kanan. Jadi, distribusi lukanya ada di sisi sebelah kanan,” katanya.

    Fathia mengatakan hasil visum yang telah dilakukan sesuai dengan rekaman CCTV di mana AM terjatuh dengan posisi kepala bagian sebelah kanan terlebih dahulu.

    “Artinya yang mengenai lantai pertama kali, kemudian untuk distribusi luka, di mana lukanya yang dominan adalah ditunggkai kemungkinan itu pola luka jatuh dari ketinggian,” ucapnya.

    Kendati demikian, Fathia menegaskan pihaknya tidak bisa mengetahui penyebab pasti tewasnya AM.

    Pasalnya, apa yang dilakukan dokter forensik hanyalah pemeriksaan luar terhadap jenazah dan tidak dilakukan autopsi.

    Hal itu lantaran pihak keluarga korban menolak untuk melakukan autopsi.

    “Karena kami tidak bisa melihat kondisi di dalam tubuh jenazah, karena tidak dilakukan autopsi, tidak bisa teraba dan tidak bisa juga terlihat,” katanya.

    Awal Mula Penemuan

    Masih dikutip dari Tribun Jabar, awal mula penemuan jasad AM ketika saksi berinisial MF Dan DN, hendak membuat video terkait basket di Gedung Gymnasium UPI pada Kamis sore sekira pukul 15.00 WIB.

    Tak berselang lama, mereka naik ke lnatas atas dan langsung melihat AM yang dalam keadaan tertelungkup dengan kepala bercucuran darah dan kepala tertutup kerudung.

    Lantas, temuan itu langsung dilaporkan saksi ke pengelola Gedung Gymnasium. Selanjutnya, pihak kampus langsugn melaporkan ke Polses Sukasari.

    Sebagai informasi, AM dikenal sebagai mahasiswi berprestasi dan terdaftar di prodi Pendidikan Masyarakat Fakultas Pendidikan UPI angkatan tahun 2021.

    Di sisi lain, pihak keluarga ang diwakili Kepala Desa Cikalong, Agun Gumilar mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya AM.

    AM dikenal sebagai wanita yang sangat aktif di lingkungan RW maupun Desa Cikalong.

    “Almarhum itu duta agen Genre (Generasi Berencana), cukup aktif di lingkungan khususnya di RW 03 dan Desa Cikalong,” kata Agun saat ditemui di Pemakaman.

    AM juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan juga aktif di sejumlah organisasi.

    “Intinya orang easy going mudah bergaul. Tentunya kami sangat merasa kehilangan,” pungkasnya.

    Jenazah AM pun telah dimakamkan di TPU dekat kediamannya di Jalan Raya Cikalong, Kampung Daya Mekar, Desa Cikalong, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Jumat (27/12/2024) kemarin.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jabar dengan judul “Polisi Sebut Mahasiswi UPI Bandung yang Tewas di Gedung Gymnasium Bukan Korban Pembunuhan”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman/Muhamad Nandri Prilatama)

     

  • Penemuan Jasad Takmir Musala Berawal dari Kesaksian Warga Lihat Tangan Bergelantung di Lantai 2 – Halaman all

    Penemuan Jasad Takmir Musala Berawal dari Kesaksian Warga Lihat Tangan Bergelantung di Lantai 2 – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

    TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO – Seharian tak pulang usai menunaikan Salat Magrib berjamaah di Musala Al Hidayah Kelurahan Jingglong, Kecamatan Ponorogo Kota, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Takmir Musala Al Hidayah Sugiarto (48) ditemukan meninggal.

    Sugiarto diduga meninggal akibat tersetrum aliran listrik.

    Penemuan jasad takmir musala ini berawal dari kesaksian warga setempat yang melihat ada tangan bergelantung di lantai 2 Musala Al Hidayah.

    Warga kemudian mengecek ke lantai 2 dan mendapati tubuh Sugianto dalam kondisi tengkurap dengan tangan bergelantung.

    Warga setempat, Rubianto mengatakan, Jumat (27/12/2024), korban Sugianto masih terlihat salah berjamaah di Musala Al Hidayah.

    Namun sampai malam Sugianto dilaporkan oleh istrinya tidak juga pulang ke rumah.

    “Magrib itu beliau (Sugiarto) masih jamaah. Isya tidak, sampai malam tidak pulang. Istrinya meminta tolong saya untuk mencarinya,” ungkap Rubianto, Sabtu siang.

    Sampai keesokan harinya korban belum ditemukan. 

    Sabtu (28/12/2024) pagi, Rubianto melihat ada tangan bergelantung di lantai dua Musala Al Hidayah.

    “Saya langsung ke atas bersama warga sekitar. Ternyata tangan yang tergelantung tersebut tangan korban,” katanya.

    Dia pun berinisiatif melaporkan ke Polsek Ponorogo Kota. 

    Pihak Polsek Ponorogo kota dan tim inafis ke lokasi.

    “Benar ada pria meninggal dunia. Sekilas memang korban sedang memegang pitingan lampu listrik dan telah meninggal dunia. Jadi tersengat arus listrik,” pungkas Kapolsek Ponorogo Kota, Iptu Mohammad Sahid Mustofa.

    Remaja Tersetrum saat Isi Daya Ponsel

    Sebelumnya, A’da (19), remaja asal Desa Da’ala Timur, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) tewas akibat tersetrum listrik, Rabu (20/11/2024).

    Saat kejadian korban hendak mengisi baterai handphone miliknya.

    Namun korban tiba-tiba tersetrum.

    Menurut kesaksian Kahar, kerabat korban, saat itu korban pulang dari rumahnya dalam kondisi kehujanan.

    Diduga tangan korban dalam keadaan basah.

    Korban berniat memasang charger handphone di terminal listrik.

    “Korban saat itu kehujanan, pas tiba di rumah dia mau cas hp, mungkin tangannya basah lalu kesetrum listrik,” kata Kahar kepada wartawan.

    Dia mengatakan warga sempat berupaya memberikan pertolongan kepada korban usai kejadian.

    Namun korban meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas Bulo yang jaraknya cukup jauh.

    “Sempat dibawa menuju rumah sakit tapi tidak tertolong, baru sekitar beberapa meter setelah tinggalkan rumah sudah meninggal,” lanjutnya.

    Menurutnya korban belum lama berada di kampung halaman, sebelumnya korban merantau di Morowali.

    Korban merupakan anak yatim piatu, selama ini dia dibesarkan dan tinggal bersama tantenya.

    Kahar menyebut sempat melaporkan peristiwa ini ke pihak PLN Wonomulyo.

    “Proses pemakaman hari ini di tempat pemakaman umum, pihak keluarga berharap ada santunan dari PLN, karena korban yatim piatu,” ungkapnya.

    Sementara itu Kapolsek Wonomulyo, AKP Sandy Indrajatiwiguna mengatakan korban pulang ke rumah usai kehujanan.

    Korban sempat ke kamar mandi, lalu memasang charger handphone di terminal listrik pada dinding rumah.

    “Dia sempat memegang colokan, lalu teriak agar omnya mematikan saklar listrik rumah,” kata AKP Sandy Indrajatiwiguna kepada wartawan.

    Paman korban sempat mematikan saklar dan segera menolong korban.

    Korban sempat terpental jatuh di lantai dan meninggal dunia, hendak dibawa ke rumah sakit.

    Sandy menyebut pihak keluarga menolak autopsi, jenazah korban telah dikebumikan siang kemarin. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Geger Warga di Ponorogo Syok Lihat Tangan Bergelantung di Lantai 2 Musala, Fakta Pilu Dikuak Polisi

  • Penyakit Tak Kunjung Sembuh, Ibu Rumah Tanggadi Polewali Mandar Tewas Gantung Diri

    Penyakit Tak Kunjung Sembuh, Ibu Rumah Tanggadi Polewali Mandar Tewas Gantung Diri

    Polewali Mandar, Beritasatu.com – Warga Desa Kenje, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, digegerkan dengan penemuan seorang ibu rumah tangga yang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

    Ibu rumah tangga berinisial JS (42) ditemukan tergantung di bawah kolong rumah menggunakan seutas tali nilon, pada Sabtu (28/12/2024).

    Sebelum ditemukan meninggal, korban sempat meminta kepada keluarga untuk membelikan makan. Namun, beberapa menit berselang setelah orang tua korban membelikan makanan, korban didapati tergantung di bawah kolong rumah.

    Keluarga yang melihat kejadian tersebut kemudian melapor kepada warga di sekitar rumahnya. Jenazah JS pun kemudian diturunkan dari tempat ia tergantung.

    Aparat kepolisian yang tiba di lokasi kejadian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), kemudian melakukan pemeriksaan terhadap korban. Dari hasil pemeriksaan awal polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

    Pihak keluarga pun menolak dilakukan autopsi dan rencananya jenazah akan segera dimakamkan oleh pihak keluarganya

    Salah seorang keluarga korban, Jasman mengatakan, sebelum ditemukan meninggal dunia, ia sempat bertemu dengan korban.

    “Kemarin sekitar pukul 10.00 Wita masih di rumah meminta peluk bagian perut karena merasa sangat sakit. Sudah bertahun-tahun sakit maag, itu terakhir kali kami berbicara sama dia meminta dipeluk perutnya,” kata Jasman

    Korban diduga mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri lantaran penyakit yang lama dideritanya tak kunjung sembuh.

    “Tidak ada masalahnya selama ini, hanya saja penyakit yang dideritanya cukup lama hingga mungkin almarhum nekat melakukan gantung diri tersebut,” ujarnya. 

    Kontak Bantuan
    Bunuh diri bisa terjadi saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

    Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

    Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

    https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling