Topik: autopsi

  • Pria di Gambir Jakpus Tewas Usai Duel Lawan Kakak Ipar, Keluarga Tolak Autopsi – Halaman all

    Pria di Gambir Jakpus Tewas Usai Duel Lawan Kakak Ipar, Keluarga Tolak Autopsi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-  Pria berinisial RKY (42) ditemukan meninggal dunia di tanggul Duri Pulo, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025) malam sekitar pukul 20.15 WIB.

    RKY ternyata tewas dibunuh kakak iparnya sendiri, U. 

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, korban sempat berduel dengan pelaku.

    Duel antara RKY dan U disaksikan oleh seorang saksi berinisial LS yang saat itu hendak mengantar makanan.

    “Berdasarkan keterangan saksi yang ada di TKP, sekitar 19.30, saat saksi dari rumah ingin bertemu dengan korban untuk mengantar makanan, saksi melihat korban sedang berkelahi dengan kakak ipar korban yang bernama saudara U, atau yang diduga sebagai pelaku,” kata Ade Ary, Rabu (22/1/2025).

    Ketika itu, sambung Ade Ary, pelaku melukai korban menggunakan senjata tajam. 

    Setelah korban terkapar, pelaku menyimpan senjata tajam tersebut di dalam bajunya dan langsung kabur meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP).

     

    “Saat kejadian tersebut, saksi melihat ada benda tajam yang digunakan oleh pelaku untuk melukai korban. Itu disimpan di dalam baju bagian perut pelaku. Selanjutnya pelaku melarikan diri,” ungkap Kabid Humas.

    Saksi LS juga sempat mendengar saat korban mengatakan telah ditusuk oleh pelaku.

    “Kemudian setelah itu saksi menelpon anak korban dan istri korban untuk meminta bantuan,” ujar Ade Ary.

    Saat ini, Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya telah menangkap dan menetapkan U sebagai tersangka.

    Keluarga tolak autopsi

    Ade Ary Syam Indradi mengatakan, pihak keluarga menolak untuk mengotopsi jasad korban.

    “Di awal belum dilakukan otopsi. Belum dilakukan otopsi karena keluarga menolak,” kata Ade Ary, Rabu (22/1/2025).

    Meski demikian, dalam waktu dekat penyidik Polda Metro Jaya bakal melakukan ekshumasi atau penggalian makam korban.

    Nantinya, polisi akan tetap melakukan autopsi terhadap jenazah korban untuk kepentingan penyidikan.

    “Untuk kepentingan penyidikan maka dalam waktu dekat penyidik akan melakukan ekshumasi atau penggalian kubur untuk dilakukan pemeriksaan bagian dalam terhadap jenazah,” ujar Ade Ary.

     

     

    Penulis: Annas Furqon Hakim

    dan

    Keluarga Pria Tewas Dibunuh Kakak Ipar di Gambir Tolak Otopsi, Polisi Bakal Ekshumasi Makam Korban

     

  • Warga Pringsewu Temukan Mayat Pria Diduga Korban Banjir

    Warga Pringsewu Temukan Mayat Pria Diduga Korban Banjir

    Pringsewu, Beritasatu.com – Sesosok mayat diduga korban banjir ditemukan warga terapung di sungai di Desa Bulurejo, Pringsewu, Lampung. 

    Di tengah banjir yang masih merendam ratusan rumah di Kabupaten Pringsewu, warga Bulurejo, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu digegerkan dengan penemuan mayat yang terapung di Sungai Way Cinta.

    Mayat pria ini pertama kali ditemukan oleh warga setempat yang sedang menjaring ikan di Sungai Way Cinta pada Selasa siang (21/1/2024) sekitar pukul 13.45 WIB.

    Kedua orang warga yang menemukan mayat mengira benda yang mengapung tersebut adalah sampah atau bantal. Namun, setelah terdorong pusaran air, terlihat bentuk menyerupai kepala manusia. Merasa curiga, kedua orang warga tersebut mendekat untuk memastikan.

    Setelah diketahui jika yang mengapung tersebut adalah jasad manusia, kedua saksi langsung berteriak meminta pertolongan. 

    Karena tidak ada warga di sekitar lokasi, keduanya berlari menuju permukiman terdekat untuk melaporkan penemuan jasad tersebut. Warga kemudian melaporkan penemuan mayat tersebut ke pihak kepolisian.

    Dari laporan warga, petugas Polsek Gading Rejo mendatangi lokasi penemuan mayat untuk melakukan identifikasi dan evakuasi mayat.

    Wakapolsek Gadingrejo, Ipda Decki Ariyadi, mengatakan setelah menerima laporan warga, pihaknya langsung berkoordinasi dengan tenaga kesehatan, TNI, dan BPBD.

    “Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), jasad korban dievakuasi ke RSUD Pringsewu untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata Decki di lokasi penemuan mayat.

    Menurut Decki, korban diperkirakan berusia di atas 40 tahun dan memiliki ciri-ciri khusus berupa tato naga di dada sebelah kanan, tato bunga di dada sebelah kiri, serta tato kecil di tangan kiri.

    Dengan ciri-ciri tersebut, pihaknya melakukan penelusuran hingga berhasil mengidentifikasi korban. 

    “Korban diketahui bernama Suradi (54), warga Pekon Sidodadi, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu,” ujar Decki.

    Lebih lanjut Decki mengungkapkan, hasil penyelidikan sementara menunjukkan bahwa, kematian korban diduga murni akibat tenggelam dan tidak terkait dengan tindak pidana. Hal tersebut diperkuat hasil pemeriksaan medis yang tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

    “Berdasarkan ciri-ciri fisik dan kondisi jasad, tenaga medis menduga korban telah meninggal dunia sekitar dua hari sebelum ditemukan,” ungkap Decki.

    Pihak keluarga korban telah menerima kejadian ini dan menyatakan tidak bersedia dilakukan autopsi. Jasad korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

    Sementara itu, terkait update terbaru banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Pringsewu, hingga hari ketiga, banjir masih merendam sejumlah Kecamatan di Kabupaten Pringsewu.

    Dengan ketinggian air mencapai 40 centimeter hingga 50 ‘centimeter menyebabkan aktivitas warga terhambat. Selain masih merendam ratusan rumah warga, banjir juga masih merendam badan jalan dan ratusan hektar lahan pertanian warga.

    Pasca tiga hari dilanda banjir, warga terdampak banjir mulai kesulitan mendapatkan makan dan air bersih. Hal tersebut disebabkan sejumlah akses jalan terputus dan air sumur tercemar material banjir.

    Untuk membantu warga yang terdampak banjir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pringsewu telah menyedikan dapur umum, layanan kesehatan di sejumlah wilayah d Pringsewu.

    Untuk memastikan masyarakat terdampak banjir dalam kondisi baik, Penjabat (Pj) Bupati Pringsewu Marindo Kurniawan bersama Satuan Tugas (Satgas) Bencana Banjir meninjau sejumlah lokasi yang terdampak banjir.

    Marindo Kurniawan mengatakan, selain memastikan kondisi terkini di lapangan, pihaknya juga mendistribusi bantuan kepada keluarga yang terdampak bencana. Bantuan yang disalurkan berupa kebutuhan pokok seperti makanan siap saji, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan masyarakat.

    “Keselamatan dan kesejahteraan masyarakat adalah prioritas utama kami. Pemkab Pringsewu akan terus bekerja keras untuk membantu warga yang terdampak banjir, baik melalui langkah evakuasi maupun penyediaan bantuan logistik,” kata Marindo Kurniawan di lokasi terdampak banjir, Rabu (22/1/2025).

    Pemkab Pringsewu juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.

    Warga diminta segera melaporkan kondisi darurat kepada pihak terkait untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.

  • Pria Tua di Kediri Meninggal di Rumah Dukun Pijat

    Pria Tua di Kediri Meninggal di Rumah Dukun Pijat

    Kediri (beritajatim.com) – Diduga mengalami serangan jantung, seorang pria tua di Kediri meninggal dunia secara mendadak di rumah dukun pijat. Nasib malang itu menimpa Soepadi (75) warga Jl. Lintasan No 2 D RT 17 RW 05, Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri.

    Kapolsek Mojoroto Kompol Rudi Purwanto mengatakan, awalnya korban datang ke rumah dukun pijat Daminah di Jl. DR. Saharjo RT.06 RW.01, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, pada Rabu pagi 22 Januari 2025. Tetapi belum sempat dipijat, korban sudah meninggal dunia.

    “Telah ditemukan seorang laki-laki meninggal dunia mendadak, diduga karena sakit jantung,” kata Kapolsek Mojoroto, Kompol Rudi Purwanto, S.H.

    Menurut keterangan Daminah kepada polisi, korban datang mengendarai sepeda motor untuk menjalani pijatan rutin bulanan di rumahnya. Korban sempat berbincang singkat dengan saksi sebelum masuk ke kamar untuk bersiap menerima pijatan. Saat itu, Daminah sedang menyiapkan minuman air gula untuk korban.

    Setelah minuman selesai dibuat, Daminah kembali ke kamar dan menemukan korban dalam posisi duduk tertelungkup di atas kasur. Saksi berusaha membangunkan korban sambil memegang dadanya dan berkata, “Pak bangun, pak bangun, namun tidak ada respons,” imbuh Rudi Purwanto menirukan Daminah.

    Daminah segera meminta bantuan tetangganya, Sunardi, yang kemudian menghubungi Bhabinkamtibmas Kelurahan Pojok serta keluarga korban. Petugas Polsek Mojoroto dan Puskesmas Sukorame tiba di lokasi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Petugas Puskesmas Sukorame memastikan korban sudah meninggal dunia. “Dugaan sementara kejadian meninggal di dalam kamar, sebelum dilakukan pemijatan. Tidak ada luka tanda aniaya baik benda tumpul atau tajam. Menurut keterangan anak korban, bahwa orang tuanya memang mempunyai riwayat sakit jantung sejak 10 tahun yang lalu,” terang Rudi Purwanto.

    Atas permintaan anak korban, keluarga tidak mengajukan penuntutan kepada pihak mana pun terkait kejadian ini. Mereka juga mengajukan surat permohonan agar tidak dilakukan autopsi. Jenazah korban kemudian dibawa ke rumah duka menggunakan kendaraan pribadi milik anak korban. [nm/ian]

  • Gadis di Gowa yang Tewas dengan 98 Luka Tusuk Ternyata sedang Hamil, Dibunuh Pacar – Halaman all

    Gadis di Gowa yang Tewas dengan 98 Luka Tusuk Ternyata sedang Hamil, Dibunuh Pacar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi mengungkap motif pembunuhan gadis di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), bernama Putri Indah Sari Nurcahyani (19).

    Putri ditemukan tewas mengenaskan dengan 98 luka tusuk di areal persawahan di Jalan Tani, Dusun Bontocinde, Desa Panakukang, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Selasa (21/1/2025) pagi.

    Adapun pelaku pembunuhan gadis malang tersebut adalah pacar korban, Muh Jibril. Yang ditangkap kurang dari 24 jam setelah penemuan jasad korban.

    Jibril ditangkap polisi di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulsel, pada Selasa malam.

    Pelaku lantas digelandang ke Mapolres Gowa untuk menjalani pemeriksaan.

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, menjelaskan motif pelaku membunuh kekasihnya adalah karena kesal korban meminta pertanggungjawaban.

    Korban disebut telah hamil sekitar 4 sampai 5 bulan.

    “Alasan pelaku membunuh korban karena sakit hati.”

    “Di mana sehari sebelumnya, keluarga bersama bos tempat korban bekerja mendatangi orang tua pelaku untuk meminta pertanggungjawaban karena korban hamil,” kata Reonald saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Rabu (22/1/2025), dilansir Tribun-Timur.com.

    Disebutkan, ibu pelaku terkejut saat mengetahui kabar kehamilan pacar sang anak.

    Namun, ibu plaku bersedia mempertemukan anaknya dengan korban untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

    Tetapi, sehari sebelum kejadian, pelaku mendatangi korban dan mengobrol di kos pelaku.

    “Dan pelaku mengajak korban untuk jalan-jalan di mana TKP terjadinya pembunuhan. Mereka menggunakan motor masing-masing,” ungkapnya.

    Setibanya di tempat kejadian perkara (TKP), pelaku langsung menikam korban secara membabi buta.

    Akibatnya, korban meninggal dunia bersama bayi yang dikandungnya di tempat.

    Kronologi Penemuan Jenazah

    Putri ditemukan tewas oleh seorang warga yang sedang lari pagi.

    Saksi melihat motor Honda Beat hitam terjatuh di pinggir sawah, tak jauh dari jalan tani. 

    Setelah mendekat, ia melihat korban tergeletak di sawah.

    Ia pun kembali ke rumah untuk mengambil ponsel dan menghubungi Asnawi Dg Pataja.

    “Setelah itu, saya menghubungi Pak Dusun, dan bersama-sama kami melihat korban sekitar pukul 5:45 Wita,” ucapnya.

    Mereka kemudian menghubungi Binmas dan Babinsa setempat.

    “Saya tahu aturan, jadi saya tidak mengangkat korban, meski jika masih ada tanda-tanda hidup, saya akan menolong,” lanjutnya.

    Tak lama kemudian, personel Polsek Pallangga dan tim Inafis Polres Gowa tiba di lokasi.

    Setelah memeriksa pelat nomor motor korban, polisi akhirnya mengetahui identitasnya.

    Korban diketahui bernama Putri Indah Sari, berusia 19 tahun, warga Labakkang, Desa Maradekayya, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.

    “Korban ditemukan dengan banyak luka di tubuhnya, terutama di punggung, perut sebelah kiri, dan paha,” ujar Asnawi.

    Hasil Autopsi Korban

    Hasil autopsi pada korban menunjukkan Putri mengalami 98 luka tusukan benda tajam.

    “Informasinya yang kami terima dari rumah sakit Bhayangkara ada 98 luka tusukan benda tajam,” ungkap AKP Bachtiar, Kasat Reskrim Polres Gowa, Selasa malam, dilansir Kompas.com.

    Korban telah dimakamkan oleh pihak keluarga di pemakaman umum Desa Maradekaya, Kecamatan Bajeng, pada pukul 22.00 WITA, setelah menjalani autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Makassar.

    Adapun terhadap pelaku, akan dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana mati, penjara seumur hidup, atau paling lama 20 tahun.  

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Jibril Bunuh Pacarnya yang Hamil 5 Bulan

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Tribun-Timur.com/Sayyid Zulfadli Saleh Wahab) (Kompas.com/Abdul Haq/Ihsanuddin)

  • RS Polri ambil ulang DNA jika sampel tak bisa tunjukkan profil korban

    RS Polri ambil ulang DNA jika sampel tak bisa tunjukkan profil korban

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur akan memeriksa dan mengambil ulang sampel deoxyribonucleic acid (DNA) korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, jika sampel dalam kantong jenazah tidak bisa menunjukkan profil korban.

    “Biasanya, kalau dalam satu sampel itu tidak keluar profil DNA-nya, nanti akan diulang,” kata Kabid Yandokpol RS Polri Kombes Hery Wijatmoko di Pos DVI Ante Mortem RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu.

    Sampel yang diambil dari korban kebakaran yang ada di RS Polri ini untuk memperkuat dan mempermudah proses pemeriksaan DNA di setiap kantong jenazah.

    Nantinya, sampel akan dibandingkan dengan sampel DNA dari keluarga korban yang melaporkan kehilangan akibat kebakaran Glodok Plaza, yang terjadi pada Rabu malam (15/1) itu.

    Pemeriksaan diawali dengan autopsi bekerja sama dengan Biro Laboratorium Pusdokkes di Bidang Laboratorium DNA.

    Menurut dia, kemungkinan tak munculnya identitas korban dari sampel DNA karena kondisi jenazah yang sudah terbakar, sehingga pihaknya kesulitan melakukan pemeriksaan.

    “Biasanya yang sulit adalah dari data sampel yang post mortem. Karena dari kondisi sampel yang sangat terbakar abis itu akan menyulitkan tim laboratorium,” ujar Hery.

    Dia menyebutkan, belum ada pemeriksaan lebih lanjut terkait dua jenazah korban kebakaran Glodok Plaza yang terdeskripsi berjenis kelamin perempuan berdasarkan pemeriksaan fisik antropologi.

    Hal ini karena pemeriksaan post mortem dari kantong jenazah korban tidak memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan antropologi tinggi dan berat badan.

    “Dari data ante mortem kan semua wanita yang melaporkan ke kami adalah dewasa muda. Jadi kami tidak bisa ini siapa-siapanya. Karena kalau kita antropologi tinggi badan, berat badan, itu tidak mungkin lagi,” ucap Hery.

    Oleh karena itu, pihak RS Polri masih menunggu data dari Balai Kesehatan Penerbangan terkait enam orang pramugari dan pramugara yang dilaporkan hilang dalam peristiwa kebakaran di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat.

    “Jadi kami tetap menunggu data dari Balai Kesehatan Penerbangan untuk data dental check ataupun data gigi yang bisa kita dapatkan dari korban atau yang dilakukan sebagai korban yang pernah bekerja atau bekerja,” kata Hery.

    Adapun Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur memastikan akan ada penambahan jumlah sampel deoxyribonucleic acid (DNA) korban kebakaran Glodok Plaza menyusul bertambahnya temuan kantong jenazah korban di lokasi kebakaran.

    Hingga saat ini, pihak RS Polri sudah menerima sembilan kantong jenazah akibat kebakaran Glodok Plaza. Sedangkan laporan kehilangan dari pihak keluarga ada 14 orang.

    Adapun korban hilang yang dilaporkan, yakni Ade Aryati (29), Sinta Amelia (20), Aldrinas (29), Aulia Belinda (28), Osima Yukari (25), Deri Saiki (25), Indira Seviana Bela (25) dan Keren Shalom J (21), Intan Mutiara (26), Desty dan Zukhi Radja (42), Chika Adinda Yustin (26), Muljadi (56) dan Dian Cahyadi (38).

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • RS Polri pastikan ada penambahan sampel DNA korban kebakaran Glodok

    RS Polri pastikan ada penambahan sampel DNA korban kebakaran Glodok

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur memastikan akan ada penambahan jumlah sampel deoxyribonucleic acid (DNA) korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, yang terjadi pada Rabu (15/1).

    “Sebelumnya, kalau post mortem ada 22 sampel dari delapan kantong jenazah. Nah, nanti ada penambahan dengan yang tadi malam datang satu kantong jenazah. Mungkin nanti, ada beberapa juga,” kata Kabid Yandokpol RS Polri Kombes Hery Wijatmoko di Pos DVI Ante Mortem RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu.

    Hery mengatakan hal itu menyusul bertambahnya temuan kantong jenazah korban di lokasi kebakaran pada Selasa (21/1).

    Kendati demikian, pihaknya masih menunggu data terbaru yang masuk berapa total tambahan sampel DNA usai melakukan pemeriksaan awal pada Selasa malam (21/1).

    Satu kantong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza tiba di RS Polri Kramat Jati, pada Selasa (21/1) sekitar pukul 15.31 WIB. RS Polri pun langsung melakukan pemeriksaan hingga malam hari pukul 21.00 WIB.

    “Nanti saya pastikan lagi penambahan sampelnya karena kebetulan tadi laporannya hanya beberapa aja. Kan beberapa itu tidak bisa di running (diperbarui), harus ada prosesnya,” ujar Hery.

    Dia menyebutkan, sampel yang sudah diambil harus dikumpulkan terlebih dahulu untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan alat pemeriksaan yang diawali dengan autopsi bekerja sama dengan Biro Laboratorium Pusdokkes di Bidang Laboratorium DNA.

    Sampel yang sudah diambil itu sebagai sampel pembanding dari 14 laporan keluarga yang merasa kehilangan akibat kebakaran Glodok Plaza.

    “Sampling harus dikumpulkan dulu karena alat itu kan punya kapasitas. Kalau running satu-satu, dia (alatnya) ga bisa disisipkan, itu harus bareng,” kata dia.

    Hingga saat ini, RS Polri sudah menerima sembilan kantong jenazah akibat kebakaran Glodok Plaza. Sejak Kamis (16/1) pukul 16.00 WIB pihaknya menerima satu kantong jenazah, lalu pukul 20.00 WIB menerima dua kantong jenazah, Jumat (17/1) pukul 09.44 WIB dua kantong jenazah.

    Lalu Jumat (17/1) pukul 19.11 WIB kembali menerima dua kantong jenazah, Sabtu (18/1) pukul 17.08 WIB satu kantong jenazah, dan Selasa (21/1) pukul 15.31 WIB menerima satu kantong jenazah.

    “Yang pasti satu kantong jenazah kemarin sudah dilakukan sampling untuk pemeriksaan DNA, tinggal menunggu data,” tuturnya.

    Adapun korban hilang yang dilaporkan, yakni Ade Aryati (29), Sinta Amelia (20), Aldrinas (29), Aulia Belinda (28), Osima Yukari (25), Deri Saiki (25), Indira Seviana Bela (25) dan Keren Shalom J (21), Intan Mutiara (26), Desty dan Zukhi Radja (42), Chika Adinda Yustin (26), Muljadi (56) dan Dian Cahyadi (38).

    Sebelumnya, kepolisian telah memeriksa sembilan saksi terkait peristiwa kebakaran yang melanda Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat.

    Sembilan saksi tersebut adalah petugas keamanan yang berada di lokasi ketika kebakaran terjadi pada Rabu (15/1).

    “Kita sudah memeriksa sembilan saksi. Itu saksi-saksi yang pertama melihat, saksi-saksi waktu kejadian,” ungkap Kapolsek Metro Tamansari AKBP Riyanto kepada wartawan di Jakarta pada Senin (20/1).

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Santri Hanyut di Sungai Blega Bangkalan Ditemukan Tak Bernyawa

    Santri Hanyut di Sungai Blega Bangkalan Ditemukan Tak Bernyawa

    Bangkalan (beritajatim.com) – Setelah hilang terseret arus, seorang santri yang hanyut di Sungai Blega, Desa/Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, akhirnya ditemukan oleh tim gabungan sejauh 950 meter dari lokasi awal korban hanyut.

    Kapolsek Blega, AKP Muhammad Syamsuri, mengonfirmasi bahwa korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dengan tubuh yang telah membusuk.

    “Saat ditemukan, kondisi jasad masih utuh namun telah memutih,” jelasnya, Rabu (22/1/2025).

    Korban ditemukan sekitar pukul 12.45 WIB siang tadi oleh tim gabungan yang terdiri dari berbagai pihak. Setelah ditemukan, jenazah korban langsung dievakuasi ke puskesmas setempat untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Setelah pemeriksaan di puskesmas, korban segera dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka,” tambah Syamsuri.

    Ia juga menjelaskan bahwa keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi. Oleh karena itu, jenazah langsung dipulangkan ke rumah duka untuk segera dimakamkan.

    “Keluarga memilih untuk tidak melakukan autopsi, sehingga setelah pemeriksaan selesai, jenazah langsung dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan,” pungkasnya.

    Diketahui, banjir di Kecamatan Blega disebabkan oleh luapan air kiriman dari wilayah tengah. Banjir ini juga menggenangi jalan raya, mengakibatkan arus lalu lintas di Madura terganggu. (ted)

  • Polisi Ungkap Hasil Autopsi Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kabuh Jombang

    Polisi Ungkap Hasil Autopsi Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kabuh Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Hasil autopsi terhadap mayat yang ditemukan di tengah hutan Petak 102 L RPH Tanjung, BKPH Ploso Timur, Dusun Randualas, Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh, telah diumumkan oleh Sat Reskrim Polres Jombang.

    Dari hasil pemeriksaan, terungkap bahwa korban mengalami enam luka robek di bagian kepala serta luka pada pelipis kiri. Selain itu, korban dipastikan meninggal akibat pukulan benda tumpul di kepala bagian belakang, yang menyebabkan pendarahan dan patah pada tulang tengkorak.

    “Korban meninggal akibat pukulan benda tumpul di bagian kepala bagian belakang,” ujar Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra, Selasa (21/1/2025).

    Identitas Korban Masih Misterius

    Hingga saat ini, polisi masih berupaya mengungkap identitas korban. Namun, terdapat kendala dalam proses identifikasi, terutama karena sidik jari korban tidak terbaca. Hal ini diduga terjadi karena korban menggunakan KTP model lama atau e-KTP yang tidak terverifikasi.

    Selain itu, sempat muncul dugaan bahwa korban masih berusia di bawah umur. Namun, menurut dokter forensik, usia korban diperkirakan berada dalam rentang 18 hingga 24 tahun. “Sejauh ini kami masih meminta keterangan beberapa orang yang berada di lokasi,” tambah Margono.

    Ditemukan oleh Pencari Jamur

    Mayat ini pertama kali ditemukan oleh seorang pencari jamur yang tengah melintas di kawasan hutan pada Minggu (19/1/2025) siang. Saat ditemukan, jasad pria tersebut dalam posisi tertelungkup tanpa identitas apa pun di tubuhnya.

    Adapun ciri-ciri korban adalah berkulit sawo matang dan mengenakan hoodie hitam serta celana pendek jeans berwarna biru tiga perempat.

    Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas serta penyebab pasti kematian korban. Masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga dengan ciri-ciri serupa diimbau untuk segera melapor ke pihak berwajib. [suf]

  • Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Hutan Jombang, Polisi Periksa Saksi

    Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Hutan Jombang, Polisi Periksa Saksi

    Jombang (beritajatim.com) – Mayat tanpa identitas ditemukan di tengah hutan Petak 102 L RPH Tanjung, BKPH Ploso Timur, Dusun Randualas, Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Penemuan ini terjadi pada Minggu, 19 Januari 2025, dan hingga kini identitas korban masih menjadi misteri.

    Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi terkait kasus ini. Namun, identitas korban masih belum diketahui. “Sampai saat ini identitas belum kita dapatkan. Kita sudah memeriksa saksi,” ujar Margono, Selasa (21/1/2025).

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, mayat tersebut memiliki ciri-ciri berkulit sawo matang dan mengenakan hoodie hitam serta celana pendek jeans berwarna biru tiga perempat. Usianya diperkirakan antara 25 hingga 35 tahun.

    Penemuan mayat ini pertama kali dilaporkan oleh seorang pencari jamur yang tengah melintas di kawasan hutan. Saat ditemukan, jasad pria tersebut dalam posisi tertelungkup tanpa identitas apa pun di tubuhnya.

    Hingga kini, hasil autopsi masih belum keluar, dan pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan guna mengungkap identitas serta penyebab kematian korban. Publik diimbau untuk melaporkan jika memiliki informasi terkait identitas korban kepada pihak kepolisian setempat. [suf]

  • Abraham Michael Sudah Rencanakan Bunuh Satpam Rumahnya, Dieksekusi saat Korban Tidur – Halaman all

    Abraham Michael Sudah Rencanakan Bunuh Satpam Rumahnya, Dieksekusi saat Korban Tidur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Abraham Michael mengaku sudah merencanakan aksinya untuk membunuh satpam rumahnya, Septian (37), di Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (17/1/2025) pagi lalu. 

    Hal itu diungkapkan Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi Nugroho saat rilis kasus dugaan anak majikan bunuh satpam ini pada Senin (20/1/2025).

    Untuk diketahui, tersangka Abraham Michael adalah anak dari pengacara Farida Felix.

    Sedangkan korban Septian merupakan satpam yang bekerja di rumah Farida Felix di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

    Berdasarkan penyelidikan polisi, Abraham Michael sempat membeli pisau sebelum digunakan untuk membunuh Septian.

    “Kita dapatkan struk pembelian pisau. Ini pada pukul 20.05. Tersangka ini membeli barang barang melakukan tindakan tersebut (pembunuhan),” kata Aji kepada wartawan di Mako Polresta Bogor Kota, Senin, dilansir dari TribunnewsBogor.com.

    Septian sendiri dihabisi nyawanya sekitar pukul 02.30 WIB, dengan cara ditusuk beberapa kali.

    Saat itu, korban sedang tertidur dan langsung ditikam oleh Abraham Michael.

    “Tidak ada perlawanan. Karena baru dibangunkan tidurnya dan dia (korban) kaget,” ungkapnya.

    Motif Abraham Michael tega menghabisi nyawa Septian yakni tersangka kesal pada korban yang disebut sering mengadukannya ke Farida Felix karena sering pulang larut malam.

    Hasil Autopsi Korban

    Dalam kesempatan itu, polisi juga mengungkapkan hasil autopsi korban Septian yang ditemukan tewas dengan sejumlah luka tusuk.

    Di tubuh korban, terdapat 22 tusukan pisau.

    “Hasil autopsi korban berdasarkan hasil autopsi terdapat 22 luka,” ujar Aji.

    Dari semua luka itu, ada satu luka yang membuat nyawa Septian melayang. Luka itu terdapat di leher bagian kiri korban.

    “Dari hasil ini, penyebab kematian berdasarkan gorokan terakhir yang dilakukan tersangka di bagian leher,” jelasnya.

    “Memang korban ini dalam keadaan tertidur. Kemudian, dibangunkan oleh tersangka dilakukan penusukan sampai terakhir di bagian leher,” pungkasnya.

    Atas perbuatannya, tersangka Abraham Michael dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan subsider Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang berakibat kematian dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Sudah Berencana Membunuh Septian, Abraham Beli Pisau 6 Jam Sebelum Tusuk Satpam Rumah Mewah Bogor

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)