Topik: autopsi

  • Pegawai Mebel di Ciracas Diduga Tewas di Tangan Rekan Kerjanya – Halaman all

    Pegawai Mebel di Ciracas Diduga Tewas di Tangan Rekan Kerjanya – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Kasus pembunuhan terjadi di Jakarta Timur.

    Seorang pegawai mebel jadi korbannya.

    Korban ditemukan meninggal dunia di Jalan Malaka, RT 01/RW 07, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

    Diduga kuat korban dibunuh rekan kerjanya sendiri.

    Korban berusia sekitar 40 tahun tewas dalam keadaan bersimbah darah di tangan seorang pria kerjanya sendiri berinisial RY pada Jumat (31/1/2025) sekira pukul 22.30 WIB.

    Rekan kerja sekaligus saksi mata, Alan (52), mengatakan Bait tewas dengan sejumlah luka kekerasan senjata tajam.

    Sebelum ditemukan tewas, korban sempat  terlibat cekcok dengan RY pada area tempat produksi mebel.

    “Lukanya di bagian mana saja saya kurang tahu, karena pas kejadian saya langsung buru-buru menolong. Tapi ada beberapa luka senjata tajam,” kata Alan di Jakarta Timur, Minggu (2/2/2025).

    Belum diketahui pasti kronologi kejadian.

    Usai kejadian  RY melarikan diri.

    Polisi  kini mengejar pelaku.

    Jajaran Unit Reskrim Polsek Ciracas dan Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur diturunkan untuk mengejar pelaku.

    Saksi mata

    Namun beberapa saat sebelum kejadian sejumlah pegawai melihat Bait sempat terlibat cekcok terkait masalah rumah tangga dengan sang istri berinisial IR dan RY di lokasi.

    Pasalnya Bait, IR, seorang anak laki-laki mereka berinisial FZ (13), serta RY memang sehari-harinya diketahui tinggal di tempat produksi bersama sejumlah pegawai mebel lain.

    Bait sudah 10 tahun terakhir bekerja di bagian produksi mebel.

    IR sebagai asisten rumah tangga (ART), sementara RY baru sekitar satu bulan terakhir bekerja sebagai sopir mebel.

    “Korban sempat ribut sama istrinya, ya karena masalah rumah tangga saya enggak jadi saya pindah ke depan. Tiba-tiba pas lagi di depan anak korban datang sambil teriak minta tolong,” ujarnya.

    Alan menuturkan setelah mendapat laporan itu dia bersama pegawai lainnya bergegas mengecek ke area produksi.

    Nahas kala itu Bait sudah terkapar bersimbah darah.

    Para pegawai yang berada di lokasi pun berupaya menghentikan pendarahan lalu membawa Bait ke rumah sakit umum daerah (RSUD) untuk mendapat penanganan medis.

    Ketika para pegawai lengah karena panik berupaya menolong korban ini, RY dan IR masuk ke kamar mereka untuk mengambil baju lalu bergegas melarikan diri dari lokasi kejadian.

    “Kita melihat korban berdarah ya fokusnya menolong. Enggak tahunya pas kita mau bawa ke RSUD itu RY keluar lewat kamar, kalau istrinya (Bait) keluar lewat pintu depan. Kabur jalan kaki,” tuturnya.

    Bait sempat dibawa ke RSUD Ciracas untuk mendapatkan penanganan medis.

    Namun nyawanya tidak tertolong akibat buruknya luka kekerasan senjata tajam yang diderita.

    Usai kejadian pihak keluarga Bait lalu melaporkan kasus ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Ciracas, kasusnya kini dalam penyelidikan jajaran Unit Reskrim Polsek Ciracas.

    Jenazah Bait sempat dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk proses autopsi.

    Namun pada Sabtu (1/2/2025) jenazah korban sudah dibawa ke kampung halaman untuk dimakamkan.

    “Sudah dibawa ke Magelang, anaknya ikut ke kampung. Polisi kemarin dari pas di RSUD Ciracas sudah datang. Sudah olah TKP juga di lokasi, katanya dapat CCTV pas RY sama IR kabur,” lanjut Alan.

    Diduga pelaku kabur membawa senjata tajam digunakannya untuk membunuh korban karena saat proses olah TKP jajaran Unit Reskrim Polsek Ciracas tak menemukan barang bukti senjata.

    Saat proses olah TKP hanya ditemukan sepasang sandal, bungkus rokok, korek milik Bait, serta ceceran darah Bait akibat pada sejumlah titik di area tempat produksi mebel.

    “Saksi utama anaknya korban, karena dia yang kasih tahu saya. Anaknya sudah diperiksa di Polsek, tapi sekarang anaknya sudah pulang kampung. Ikut memakamkan ayahnya,” sambung Alan.

    Awak media sudah berupaya mengonfirmasi kejadian kepada Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Armunanto Hutahean, dan Kanit Reskrim Polsek Ciracas, AKP Maryono.

    Tapi hingga berita ditulis kedua perwira Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur itu urung merespon terkait penanganan kasus pembunuhan Bait yang diduga dilakukan RY.

     

  • Tragedi di Gunung Joglo Bogor: Mahasiswa Uhamka Ditemukan Meninggal – Halaman all

    Tragedi di Gunung Joglo Bogor: Mahasiswa Uhamka Ditemukan Meninggal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mahasiswa pecinta alam (mapala) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (Uhamka), Mohamad Rohadi (21), ditemukan meninggal dunia pada Sabtu, 1 Februari 2025.

    Rohadi hilang saat melakukan pendidikan Imapala di Gunung Joglo, Desa Cibeureum, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Rohadi menghilang pada Rabu, 29 Januari 2025, saat berada di jalur pendakian Gunung Joglo.

    Menurut Adam Hamdani, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Rohadi terakhir kali terlihat sedang mengecek jalur pendakian.

    “Dia tidak kembali lagi ke titik akhir mereka berkumpul,” ungkap Adam.

    Tim SAR gabungan awalnya menduga Rohadi terperosok ke jurang, mengingat medan yang sulit dan banyaknya tebing di sekitar Gunung Joglo.

    “Kami khawatir dia terperosok ke dalam,” tambahnya.

    Proses Pencarian

    Setelah hilang, rekan-rekan Rohadi melakukan pencarian mandiri selama dua hari.

    Namun, karena tidak menemukan jejaknya, mereka melaporkan kejadian tersebut pada pihak berwenang.

    Tim SAR gabungan baru mulai melakukan pencarian pada Jumat, 31 Januari 2025.

    Rohadi akhirnya ditemukan pada Sabtu siang di dekat air terjun Curug Pariuk, dalam posisi telungkup.

    Setelah ditemukan, jenazah Rohadi dievakuasi oleh tim SAR dan dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sosok Wanita Janda Dibunuh Pacar Seorang Anggota TNI Pratu TS di Kontrakan, Tersangka Bolos Kerja

    Sosok Wanita Janda Dibunuh Pacar Seorang Anggota TNI Pratu TS di Kontrakan, Tersangka Bolos Kerja

    TRIBUNJATIM.COM – Terungkap sosok wanita yang ditemukan tewas dalam kontrakannya di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.

    Korban adalah Novia Sopiah, seorang janda yang tinggal sendirian di kontrakan tersebut selama setengah tahun terakhir.

    Ia diduga dibunuh oleh anggota TNI berinisial Pratu TS.

    Hubungan antara korban dengan pelaku adalah pacar.

    Menurut keterangan warga setempat, Novia Sopiah adalah seorang janda yang bekerja sebagai pelayan.

    Ya, Novia Sopiah, wanita yang ditemukan tewas dianiaya oknum TNI AD di rumah kontrakan, kampung Bonjol, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten disebut bekerja sebagai pelayan toko.

    Warga setempat Satryo mengatakan berdasarkan informasi yang didapatnya, korban single parent.

    Korban diketahui tinggal sendiri di kontrakan tersebut.

    “Saya tahunya tinggal sendiri, single parent (janda),” ujar Satrio dikutip Kompas.com, Jumat (31/1/2024). 

    Korban Novia disebut telah tinggal di kontrakan berwarna kuning lokasi kejadian selama setengah tahun.

    Menurut warga sekitar pun, korban dikenal sebagai pribadi yang baik dan supel. 

    Satrio mengaku dirinya baru tahu ada temuan jenazah setelah dirinya pulang bekerja.

    “Pas cium ke sini nggak tahu (aroma itu) bau-bau apa,” kata Satrio.

    Kini garis kuning membentang di depan sebuah rumah kontrakankorban.

    Garis kuning tersebut bertuliskan “Dilarang Keras Melewati Garis Polisi Militer”.

    Sementara itu, warga lainnya bernama Niko, menyebut anggota Denpom (Polisi Militer) telah mendatangi rumah kontrakan tersebut.

    “Saya awalnya di rumah, mereka dateng sore,” kata Niko dikutip dari Tribuntangerang.com.

    Niko mengatakan sebelum penemuan mayat, sempat tercium bau tak sedap dan menjadi perhatian warga setempat. 

    Awalnya, warga menduga bau tersebut berasal dari sampah atau tikus yang biasa ditemukan di sekitar area tersebut. 

    “Kalau lewat, tercium bau-bau di depan rumah, pikir bau dari sampah atau tikus, karena banyak tikus,” kata Niko.

    Setelah diketahui ada penemuan mayat, penghuni kontrakan di sisi kanan dan kiri memilih untuk mengungsi ke tempat lain.

    “Tak tahu pada enggak tidur di situ, pada takut kali,” kata Niko.

    Kapendam Jaya Kolonel Infanteri Deki R Putra mengkonfirmasi bila wanita tersebut dibunuh oknum anggota TNI AD.

    Terduga pelaku bertugas di Yonif 318, satuan Kostrad.

    Ia pun mengungkap awal mula penemuan jenazah wanita di Pondok Aren, Tangerang Selatan tersebut.

    Bolos kerja

    Awalnya pihaknya mendapati ada seorang anggota tidak hadir tanpa izin atau desersi dari satuan mulai tanggal 19 Januari 2025.

    Kemudian pihak satuan  melakukan pencarian terhadap yang bersangkutan.

    Hingga akhirnya, terduga pelaku pun ditangkap di Medang, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten.

    Setelah dilakukan pemeriksaan, terduga pelaku pun mengakui sudah melakukan pembunuhan terhadap seorang wanita.

    “Selama meninggalkan satuan yang bersangkutan melakukan tindakan kekerasan atau penganiayaan kepada rekan wanitanya yang mengakibatkan meninggal dunia,” ujar Kolonel Deki R Putra  saat dikonfirmasi Jumat (31/1/2025).

    Kemudian pihak satuan berkoordinasi dengan Denpom Jaya/1 Tangerang untuk mengecek lokasi yang disampaikan terduga pelaku.

    Ternyata pengakuan terduga pelaku benar. Di dalam kontrakanditemukan jasad wanita.

    Kemudian jasad korban pun dievakuasi untuk proses autopsi dalam rangka penyelidikan.

    Pratu TS ditetapkan jadi tersangka

    Garis polisi yang membentang di lokasi kejadian itu tampak mencolok dengan tulisan “Dilarang Keras Melewati Garis Polisi Militer”.

    Aroma busuk tercium ketika melintas di depan rumah kontrakan yang terletak di tengah pemukiman warga itu.

    Bau busuk yang menggegerkan warga ternyata berasal dari jasad seorang perempuan berinisial N (26), seorang single parent yang sehari-harinya bekerja di sebuah toko baju. 

    Perempuan itu belakangan diketahui dibunuh oleh oknum anggota TNI, Pratu TS.

    Saat ini, Pratu TS belum ditetapkan sebagai tersangka meski telah ditangkap.

    Hal itu disampaikan Kapendam Jaya Kolonel Infanteri Deki Rayusyah Putra saat dikonfirmasi, Sabtu (1/2/2025).

    “Penetapan tersangka setelah hasil pemeriksaan dan saat ini masih status asas praduga tak bersalah sesuai dengan hukum di Indonesia,” katanya.

    Kapendam menuturkan yang bersangkutan masih diperiksa secara intensif di Pom.

    Pemeriksaan tersebut untuk mengetahui motif Pratu TS tega mengakhiri hidup seseorang.

    “Korban pacarnya kenapanya ini mohon waktu masih dilakukan pemeriksaan,” imbuhnya.

    Peristiwa pembunuhan ini dilakukan Pratus TS di sebuah kontrakan di Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan.

    Yang bersangkutan pun sudah ditahan di Denpom Jaya 1 Tangerang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Pihak TNI juga sudah berkoordinasi dengan Polres Tangerang Selatan.

    Kapendam menegaskan komitmen pimpinan TNI AD akan memproses anggota sesuai ketentuan yang berlaku apabila ditemukan bukti-bukti hasil pemeriksaan yang menunjukkan tindakan yg melanggar hukum.

    “Kami mewakili seluruh jajaran TNI AD menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang terjadi dan apabila ada perbuatan yang dilakukan oknum yang bersangkutan itu adalah pribadi dan bukan mewakili institusi,” imbuh Kapendam.

    Dia memastikan perkembangan hasil pemeriksaan akan disampaikan lebih lanjut.

    Diketahui oknum anggota TNI AD tersebut berasal dari kesatuan Yonif 318 satuan Kostrad yang melakukan tindakan tidak hadir tanpa izin (desersi) dari satuan mulai tanggal 19 Januari 2025.

    Dari satuan yang bersangkutan melaksanakan pencarian terhadap oknum tersebut.

    Atas pencarian yang dilakukan, yang berangkutan berhasil ditangkap di daerah Medang, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang.

    Saat dilaksanakan pemeriksaan kepada yang bersangkutan di satuan, diperoleh keterangan bahwa selama meninggalkan satuan yang bersangkutan melakukan tindakan kekerasan/penganiayaan krpada rekan wanitanya yang mengakibatkan meninggal dunia.

    Kemudian pihak satuan berkoordinasi dengan Denpom Jaya/1 Tangeranguntuk mengecek ke TKP yang disampaikan oleh yang bersangkutan.

    Setelah benar ditemukan korban di TKP maka segera dievakusi ke RSUD Tangerang untuk diotopsi dan dilakukan langkah-langkah selanjutnya.(*)

  • Jasad Nelayan Bangkalan Ditemukan Tersangkut di Pohon Mangrove

    Jasad Nelayan Bangkalan Ditemukan Tersangkut di Pohon Mangrove

    Bangkalan (beritajatim.com) – Muhammad Nari (48) yang sebelumnya hilang saat sedang mencari rajungan di laut, akhirnya ditemukan. Korban tersangkut di pohon mangrove yang terletak di pesisir Desa Tolbuk, Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan.

    Kasatpolairud Polres Bangkalan, Iptu Muarib mengatakan, korban ditemukan setelah dua hari hilang usai tenggelam saat melaut. Saat ditemukan, korban sudah meninggal dan telah membusuk.

    “Korban sudah ditemukan dalam kondisi meninggal siang tadi sekitar pukul 09.30 WIB,” terangnya, Sabtu (1/2/1025).

    Ia menambahkan, korban diduga terbawa ombak hingga tersangkut di pohon mangrove. Sebab, sejak beberapa hari terakhir, kondisi laut cukup ekstrem dan berombak.

    “Korban diduga terseret arus hingga tersangkut di pohon,” imbuhnya.

    Setelah ditemukan, tim gabungan lalu mengevakuasi dan membawa korban ke rumah duka di Jalan Pertempuran, Kelurahan Pejagan, Kota Bangkalan.

    “Pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai kecelakaan dan menolak di autopsi maupun visum,” pungkasnya.

    Sebelumnya, tiga nelayan berangkat dari Kampung Bandaran pergi mencari rajungan di perairan Tolbuk. Setelah menebar jala, mereka hendak menarik hasil laut. Namun, perahu yang mereka naiki dihantam ombak hingga perahu terbalik.

    Dua nelayan yakni Rafel Anggara Putra (23) dan Moh Adiem (31) warga Jalan Pertempuran, Kelurahan Pejagan, Kota Bangkalan berhasil menyelamatkan diri, sedangkan Muhammad Nari tenggelam saat perahu terbalik. [sar/ian]

  • Tragedi di Gunung Joglo Bogor: Mahasiswa Uhamka Ditemukan Meninggal – Halaman all

    Mengenal Gunung Joglo Bogor, Lokasi Hilangnya Mahasiswa Uhamka Jakarta, Banyak Jurang dan Lembah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof DR. Hamka (Uhamka) Jakarta, Mohamad Rohadi (21), ditemukan setelah hilang di Gunung Joglo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Rohadi ditemukan meninggal pada Sabtu (1/2/2025), setelah hilang sejak Rabu (29/1/2025) pukul 13.00 WIB.

    Saat ditemukan, jasad Rohadi tertelungkup di aliran Curug Pariuk.

    “Kami temukan Rohadi sekitar pukul 9.41 WIB dalam posisi telungkup,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana DaeraH (BPBD) Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, Sabtu, dilansir TribunnewsBogor.com.

    Lantas, seperti apa medan Gunung Joglo?

    Gunung Joglo berada di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

    Gunung ini berada di kaki Gunung Gede Pangrango.

    Di kawasan Gunung Joglo, terdapat sejumlah spot berkemah, salah satunya adalah Bukit Joglo Saung Geulis.

    Meski demikian, medan di Gunung Joglo diketahui termasuk sulit.

    Adam mengungkapkan medan Gunung Joglo memiliki banyak jurang dan lembah.

    “Kalau dilihat, Gunung Joglo ini ada di kaki Gede Pangrango. Medannya itu banyak tebingan dan jurang,” ungkap Adam.

    Karena sulitnya medan di Gunung Joglo, pendakian menjadi berbahaya saat cuaca ekstrem.

    Rohadi sempat diduga kuat terperosok ke jurang karena saat kejadian, cuaca di Gunung Joglo hujan dan tertutup kabut.

    “Cuaca cukup ekstrem, bisa menyebabkan korban kemungkinan jatuh atau tersesat dikarenakan jalur yang tertutup kabut dan hujan,” jelas Adam.

    Kronologi Hilangnya Mohamad Rohadi

    MAPALA HILANG DITEMUKAN – Mapala Uhamka bernama Mohamad Rohadi (21) hilang di Gunung Joglo, Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor ditemukan meninggal dunia pada Sabtu (1/2/2025). Tewasnya Rohadi diduga akibat terperosok ke jurang. Sebelum ditemukan tewas, Rohadi sempat bersama rombongan untuk mengecek jalur pendakian pada Rabu (29/1/2025). (Dok. BPBD via Tribun Bogor)

    Sebelumnya, Mohamad Rohadi dilaporkan hilang sejak Rabu.

    Kejadian ini bermula saat Rohadi dan rekan-rekannya dari Mapala Uhamka, tengah melakukan pendidikan dasar di Gunung Joglo.

    Adam Hamdani mengatakan, Rohadi yang bertugas sebagai sweeper, berada di paling belakang rombongan.

    Saat kejadian, Rohadi yang mengecek jalur, tidak kembali ke titik akhir berkumpul.

    “Jadi dia ini sweeper dan posisinya itu terakhir. Saat itu, informasinya dia sedang mengecek jalur.”

    “Namun, tidak kembali lagi ke titik akhir mereka berkumpul,” jelas Adam.

    Setelahnya, rombongan Mapala Uhamka yang lain melanjutkan turun dari Gunung Joglo, dengan harapan Rohadi sudah tiba lebih dulu.

    Ternyata, Rohadi tidak ada di pos bawah. Sehingga, Mapala Uhamka memutuskan mencari korban selama dua hari.

    “Dua hari mereka (Mapala Uhamka) mencari sendiri. Mungkin nyerah atau gimana, akhirnya lapor. Laporan juga baru hari kemarin (Jumat, 31/1/2025)” ungkap Adam.

    Lantas, pada Sabtu pagi, Rohadi berhasil ditemukan, namun dalam kondisi meninggal.

    Saat ini, jasad korban telah dibawah ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Kondisi Rohadi Mapala Uhamka Saat Ditemukan di Gunung Joglo Bogor, Posisi Tubuhnya Telungkup

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunnewsBogo.com/Rahmat Hidayat)

  • Hilang Seharian, Bocah di Tulang Bawang Ditemukan Tewas Tenggelam di Kolam Ikan

    Hilang Seharian, Bocah di Tulang Bawang Ditemukan Tewas Tenggelam di Kolam Ikan

    Tulang Bawang, Beritasatu.com – Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun di Kecamatan Gedung Aji, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, ditemukan tewas tenggelam di kolam ikan, Jumat (31/1/2025). 

    Sebelumnya, korban sempat dilaporkan hilang sejak Kamis (30/1/2025) pagi dan telah dicari oleh warga hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi terapung tanpa pakaian di pinggir kolam ikan dekat rumahnya.

    Korban yang diketahui bernama Yusuf merupakan siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Ia menghilang setelah meminta izin kepada orang tuanya untuk bermain. Warga yang melakukan pencarian menyisir lokasi-lokasi yang biasa didatangi korban, tetapi hingga Kamis malam upaya tersebut belum membuahkan hasil.

    Pada Jumat pagi, warga kembali melanjutkan pencarian dan akhirnya menemukan Yusuf dalam kondisi terapung tengkurap di kolam ikan tanpa pakaian. Jasadnya ditemukan sekitar pukul 11.00 WIB dan langsung dievakuasi ke rumah duka yang tak jauh dari lokasi kejadian.

    Salah satu tetangga korban, Susmanto (47), mengatakan warga telah berupaya keras mencari Yusuf sejak pagi hingga malam hari.

    “Sudah disisir untuk mencari korban, tetapi tidak ketemu. Paginya ditemukan sudah terapung di kolam ikan,” kata Susmanto, Sabtu (1/2/2025).

    Sementara itu, pihak keluarga korban menolak dilakukan autopsi dan menerima kejadian ini sebagai musibah. Setelah dievakuasi, jenazah bocah yang tewas tenggelam di Tulang Bawang itu langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat.

  • Awal Mula Kasus Pembunuhan Ibu Kandung di Sleman Terungkap, Jasad Ditemukan Anak Sulung – Halaman all

    Awal Mula Kasus Pembunuhan Ibu Kandung di Sleman Terungkap, Jasad Ditemukan Anak Sulung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria di Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berinisial A (48) ditangkap usai menganiaya ibu kandungnya hingga tewas.

    Jasad korban SM (76) ditemukan di lahan kosong dekat rumahnya dalam kondisi membusuk dan tertimbun sampah daun kering.

    Tersangka A merupakan anak bungsu yang belum menikah dan tinggal berdua dengan korban.

    Kasus pembunuhan terungkap setelah jasad SM ditemukan anak sulungnya, SP pada Minggu (12/1/2025) lalu.

    Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto, menjelaskan SP sudah berkeluarga dan hidup terpisah dengan ibunya.

    SP mendatangi rumah untuk bertemu ibunya, namun tak ada orang di dalam.

    SP kemudian menghubungi adiknya, TR yang sudah tinggal terpisah.

    Mereka berkeliling rumah untuk mencari keberadaan ibu dan A.

    Saat di lahan kosong, SP melihat gundukan sampah kering dan membukanya.

    “Karena curiga, gundukan sampah daun kering itu dicek, dan melihat kaki manusia. Gundukan itu lalu digaruk lagi dan tampak sepasang kaki manusia, serta tercium bau menyengat,” ungkapnya.

    Penemuan jasad ini dilaporkan ke perangkat desa serta kepolisian.

    Jasad dibawa ke RS Bhayangkara Yogyakarta untuk autopsi.

    Hasil autopsi menunjukkan korban tewas dianiaya dan pelaku mengarah ke anak bungsu korban berinisial A (48).

    “Setelah dilakukan autopsi terdapat luka pada leher bawah dan tulang rusuk patah. Kami curigai ada tindak kekerasan dan kami lakukan pemeriksaan,” paparnya, Kamis (30/01/2025).

    A yang sempat melarikan diri telah ditahan dan mengakui perbuatannya.

    Berdasarkan keterangan pelaku, aksi penganiayaan dilakukan selama berhari-hari sejak 29 Desember 2024.

    Korban tewas pada Selasa (7/1/2025) dan jasadnya dibiarkan di dalam rumah.

    “Setelah mengetahui ibunya tidak bernyawa lagi, ditinggal di dalam rumah, ditaruh di tempat tidur.”

    “Saat mulai membusuk, dia mulai kebingungan, ditarik ke belakang dan ditaruh di kebun kosong belakang rumah, ditutup daun-daunan,” terangnya.

    Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku menganiaya korban karena jengkel.

    “Motif pelaku merasa jengkel kepada korban karena korban merasa tidak sesuai terus saat dilayani oleh pelaku dalam kehidupan sehari-hari,” bebernya.

    Pelaku akan menjalani pemeriksaan kejiwaan di RSJ Grhasia, Pakem, Kabupaten Sleman.

    “Berkoordinasi dengan pihak RSJ Grhasia untuk melakukan pemeriksaan visum et psikiatrikum terhadap pelaku,” lanjutnya.

    Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian, menerangkan pelaku sempat mengolesi jasad menggunakan balsem untuk menyamarkan baunya.

    “Karena masih bau, tanggal 10 Januari, tubuh korban digendong keluar dan dibawa ke kebun, ditutupi daun kering,” tukasnya.

    Ia menambahkan, keluarga tak pernah mendengar pelaku memiliki riwayat gangguan jiwa dan meminta kasus ini tetap diproses hukum.

    Akibat perbuatannya, A dapat dijerat dengan Pasal 44 ayat (3) jo pasal 5 huruf (a) Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2024 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

    Ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kisah Tragis Anak Tega Bunuh Ibu Kandung di Sleman, Jasadnya Dibuang dan Ditimbun Sampah Daun Kering

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJogja.com/Ahmad Syarifudin)

  • Orang Utan Liar Mati Tersengat Listrik Saat Masuk Permukiman di Palangka Raya

    Orang Utan Liar Mati Tersengat Listrik Saat Masuk Permukiman di Palangka Raya

    Palangka Raya, Beritasatu.com – Seekor orang utan liar berjenis kelamin jantan mati tersengat listrik saat bergelantungan di kabel listrik di wilayah permukiman warga Jalan Tjilik Riwut Km 9, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada Jumat (31/1/2025) sore.

    Insiden ini terjadi sekitar pukul 15.30 WIB, ketika orang utan tersebut masuk ke area permukiman, menarik perhatian warga dan pengendara yang melintas. Namun, setelah beberapa saat bergelantungan di atas kabel listrik, primata berusia sekitar 14 tahun dengan bobot 35 kilogram ini tersengat arus listrik dan jatuh ke dalam parit di pinggir jalan.

    Tim kesehatan dari Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Nyaru Menteng segera memberikan pertolongan medis di lokasi kejadian. Sayangnya, nyawa orang utan tersebut tidak dapat diselamatkan.

    Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Kalimantan Tengah, Junaidi Slamet Wibowo, mengungkapkan bahwa orang utan mati ini kemungkinan berasal dari pinggiran hutan Sungai Rungan Palangka Raya. Ia juga menjelaskan bahwa orang utan jantan pada umumnya menjelajah sekitar 5 kilometer setiap hari untuk mencari makanan.

    “Orang utan ini sedang mencari makan dan secara kebetulan masuk ke permukiman warga. Sayangnya, ia bergelantungan di kabel listrik bertegangan tinggi dan tersengat hingga terjatuh,” ujar Junaidi saat diwawancarai Beritasatu, Jumat (31/1/2025).

    Sebelum dievakuasi, tim medis sempat memeriksa denyut jantung orang utan untuk memastikan kondisinya. Setelah dipastikan mati, tubuh hewan ini dibawa ke klinik Yayasan BOSF Nyaru Menteng Palangka Raya.

    “Besok, orang utan mati ini akan menjalani nekropsi atau autopsi di klinik Yayasan BOSF Nyaru Menteng sebelum dimakamkan,” tambah Junaidi.

    Kasus orang utan mati ini kembali menjadi pengingat pentingnya upaya konservasi dan perlindungan habitat alami orang utan agar tidak semakin sering memasuki area pemukiman yang berisiko bagi keselamatannya.

  • Wanita Tewas di Tangsel Dibunuh Anggota TNI Berpangkat Pratu, Terungkap karena Pelaku Desersi – Halaman all

    Wanita Tewas di Tangsel Dibunuh Anggota TNI Berpangkat Pratu, Terungkap karena Pelaku Desersi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN – Seorang perempuan berinisial N tewas di Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. 

    N adalah korban pembunuhan. Pelakunya adalah kekasihnya sendiri, seorang anggota TNI berinisial TS dengan pangkat pratu dan bertugas di Yonif 318/Kostrad.

    Terungkapnya kasus pembunuhan tersebut bermula karena Pratu TS desersi. Ia dicari karena tidak hadir tanpa izin sejak 19 Januari 2025.

    “Pangkatnya Pratu, usianya kurang lebih di bawah 30 tahun menurut saya,” ucap Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) Jaya Kolonel Infanteri Deki Rayu Syah Putra, Jumat (31/1/2025). 

    TS ditangkap di wilayah Medang, Kabupaten Tangerang setelah sembilan hari pencarian.

    Yang bersangkutan kemudian dibawa ke Denpom Jaya 1/Tangerang untuk pemeriksaan atas pelanggaran yang dilakukannya.

    Dari situlah kasus terungkap bahwa N tewas dibunuh oleh TS.

    Saat pemeriksaan, TS mengaku melakukan penganiayaan hingga tewas terhadap korban.

    “Saat dilaksanakan pemeriksaan kepada yang bersangkutan di satuan, diperoleh keterangan bahwa selama meninggalkan satuan, yang bersangkutan melakukan tindakan kekerasan atau penganiayaan kepada rekan wanitanya yang mengakibatkan meninggal dunia,” jelas Deki.

    Korban lantas dibawa ke RSUD Tangerang untuk proses autopsi. Sementara itu, TS akan terus menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    Pada kesempatan tersebut, Deki meminta maaf. Ia menggarisbawahi bahwa perbuatan Pratu TS merupakan tindakan pribadi, bukan mewakili institusi.

    “Pimpinan TNI AD sesuai dengan komitmennya akan memproses anggota sesuai ketentuan yang berlaku apabila ditemukan bukti-bukti hasil pemeriksaan yang menunjukkan tindakan melanggar hukum,” terang Deki.

    Hubungan asmara

    Deki mengungkapkan Pratu TS dan N punya hubungan asmara. 

    “Yang bersangkutan mengaku melakukan tindakan terhadap pacarnya. Makanya satuan ke tempat kejadian perkara (TKP),” beber Deki.

    Setelah kejadian, Yonif 318/Kostrad berkoordinasi dengan Detasemen Polisi Militer (Denpom) 1/Tangerang untuk memeriksa tempat kejadian perkara.

    “Setelah benar ditemukan korban di TKP, maka segera dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang untuk diotopsi,” jelas Deki.

    Saat ini, Denpom 1/Tangerang telah menahan Pratu TS dan berkoordinasi dengan Polres Metro Tangerang Selatan.

    “Pimpinan TNI AD sesuai dengan komitmennya akan memproses anggota sesuai ketentuan yang berlaku apabila ditemukan bukti-bukti hasil pemeriksaan yang menunjukkan tindakan yang melanggar hukum,” tegas Deki.

    Jasad perempuan berinisial N ditemukan di kontrakan daerah Pondok Karya dan diduga sudah meninggal sejak tiga hari sebelum penemuan. Hal ini diungkapkan oleh H, sepupu korban.

    “Saya enggak tahu apa-apa lagi, mayatnya menghitam, kayaknya (sudah) beberapa hari meninggal,” kata H kepada wartawan pada Jumat (31/1/2025).

    Jasad N diduga sudah meninggal sejak tiga hari lalu. Hal itu diungkapkan oleh H yang merupakan sepupu korban.

    “Saya enggak tahu apa-apa lagi, mayatnya menghitam, kayaknya (sudah) beberapa hari meninggal,” kata H kepada wartawan, Jumat (31/1/2025).

    Informasi mengenai kondisi jasad N yang menghitam juga diterima H dari keluarganya di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.

    Komunikasi terakhir antara H dan korban terjadi pada Sabtu (25/1/2025), dan H mengaku masih mengetahui keberadaan korban pada Minggu (26/1/2025).

    “Sabtu terakhir chat sama korban, hari Minggu juga masih liat dia. Senin yang enggak kelihatan,” terang H. Dalam kesehariannya, H mengenal korban sebagai sosok yang agak tertutup, terlebih jika itu menyangkut masalah pribadi.

    “Anaknya tertutup, (apalagi) kalau patah hati,” kata dia. (Kompas.com/Tribun)

  • Sosok Wanita yang Tewas Diduga Dibunuh Oknum TNI AD di Pondok Aren Berstatus Janda, Dikenal Supel – Halaman all

    Sosok Wanita yang Tewas Diduga Dibunuh Oknum TNI AD di Pondok Aren Berstatus Janda, Dikenal Supel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Novia Sopiah, wanita yang ditemukan tewas dianiaya oknum TNI AD di rumah kontrakan, kampung Bonjol, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten disebut bekerja sebagai pelayan toko.

    Warga setempat Satryo mengatakan berdasarkan informasi yang didapatnya, korban single parent.

    Korban diketahui tinggal sendiri di kontrakan tersebut.

    “Saya tahunya tinggal sendiri, single parent (janda),” ujar Satrio dikutip Kompas.com, Jumat (31/1/2024). 

    Korban Novia disebut telah tinggal di kontrakan berwarna kuning lokasi kejadian selama setengah tahun.

    Menurut warga sekitar pun, korban dikenal sebagai pribadi yang baik dan supel. 

    Satrio mengaku dirinya baru tahu ada temuan jenazah setelah dirinya pulang bekerja.

    “Pas cium ke sini nggak tahu (aroma itu) bau-bau apa,” kata Satrio.

    Kini garis kuning membentang di depan sebuah rumah kontrakan korban.

    Garis kuning tersebut bertuliskan “Dilarang Keras Melewati Garis Polisi Militer”.

    Sementara itu, warga lainnya bernama Niko, menyebut anggota Denpom (Polisi Militer) telah mendatangi rumah kontrakan tersebut.

    “Saya awalnya di rumah, mereka dateng sore,” kata Niko dikutip dari Tribuntangerang.com.

    Niko mengatakan sebelum penemuan mayat, sempat tercium bau tak sedap dan menjadi perhatian warga setempat. 

    Awalnya, warga menduga bau tersebut berasal dari sampah atau tikus yang biasa ditemukan di sekitar area tersebut. 

    “Kalau lewat, tercium bau-bau di depan rumah, pikir bau dari sampah atau tikus, karena banyak tikus,” kata Niko.

    Setelah diketahui ada penemuan mayat, penghuni kontrakan di sisi kanan dan kiri memilih untuk mengungsi ke tempat lain.

    “Tak tahu pada enggak tidur di situ, pada takut kali,” kata Niko.

    Kapendam Jaya Kolonel Infanteri Deki R Putra mengkonfirmasi bila wanita tersebut dibunuh oknum anggota TNI AD.

    Terduga pelaku bertugas di Yonif 318, satuan Kostrad.

    Ia pun mengungkap awal mula penemuan jenazah wanita di Pondok Aren, Tangerang Selatan tersebut.

    Awalnya pihaknya mendapati ada seorang anggota tidak hadir tanpa izin atau desersi dari satuan mulai tanggal 19 Januari 2025.

    Kemudian pihak satuan  melakukan pencarian terhadap yang bersangkutan.

    Hingga akhirnya, terduga pelaku pun ditangkap di Medang, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten.

    Setelah dilakukan pemeriksaan, terduga pelaku pun mengakui sudah melakukan pembunuhan terhadap seorang wanita.

    “Selama meninggalkan satuan yang bersangkutan melakukan tindakan kekerasan atau penganiayaan kepada rekan wanitanya yang mengakibatkan meninggal dunia,” ujar Kolonel Deki R Putra  saat dikonfirmasi Jumat (31/1/2025).

    Kemudian pihak satuan berkoordinasi dengan Denpom Jaya/1 Tangerang untuk mengecek lokasi yang disampaikan terduga pelaku.

    Ternyata pengakuan terduga pelaku benar. Di dalam kontrakan ditemukan jasad wanita.

    Kemudian jasad korban pun dievakuasi untuk proses autopsi dalam rangka penyelidikan.

    (Tribunnews.com/ Reynas/ Tribuntangerang.com/ Ikhwana Mutuah Mico/ kompas.com/ Muhammad Isa Bustomi)