Topik: autopsi

  • Mayat pria ditemukan mengambang di Kali Kamal Kalideres

    Mayat pria ditemukan mengambang di Kali Kamal Kalideres

    Jakarta (ANTARA) – Sesosok mayat pria berinisial WSL (35) ditemukan mengambang di Kali Kamal, Kalideres, Jakarta Barat pada Jumat siang.

    “Itu temuan warga sekitar yang mau jalan-jalan (pukul 13.30 WIB), lalu ketemu ada sosok jenazah telungkup gitu, dilaporkan lah ke pihak Jasa Marga, dari Jasa Marga melapor ke kami,” kata Kapolsek Kalideres Kompol Arnold Julius Simanjuntak saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

    Mayat pria tersebut ditemukan dalam kondisi mengambang dan menghadap ke bawah di aliran kali Kamal.

    Menurut dia, tidak ada warga yang menyaksikan korban menceburkan diri ke kali Kamal.

    “(Sekarang) keluarganya monitor juga, istrinya juga tahu,” katanya.

    Dia menduga korban sudah meninggal dua hari yang lalu lantaran kondisi tubuh korban sudah membengkak.

    Kini, jenazah korban dilarikan ke RS Polri Kramat Jati untuk keperluan autopsi.

    “Sekarang sudah dibawa ke RS Polri,” ujar Arnold.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Viral Bocah Perempuan 5 Tahun Hilang di Banggai Laut, Ditemukan Tewas setelah 3 Hari Pencarian – Halaman all

    Viral Bocah Perempuan 5 Tahun Hilang di Banggai Laut, Ditemukan Tewas setelah 3 Hari Pencarian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus seorang bocah perempuan hilang di Banggai Laut, Sulawesi Tengah, viral lewat media sosial.

    Video pencarian korban bernama Hijrah Adriani alias Naya (5) itu, membuat geger karena menarasikan korban disembunyikan oleh makhluk halus.

    Pada rekaman yang diunggah akun X @kegblgnunfaedh pada Kamis (6/2/2025), warga beramai-ramai mencari korban.

    Mereka mendatangi sebuah bangunan berbekal lampu penerang. 

    Ada warga naik ke plafon guna mencari keberadaan korban.

    Warga lainnya tampak histeri setelah mengaku mendengar suara korban.

    Dirangkum dari TribunPalu.com, korban pertama kali dilaporkan hilang sejak 1 Februari 2025, pukul 16.45 WITA.

    Naya terakhir terlihat di kawasan hutan Desa Bone Baru, Kecamatan Banggai Utara, Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah.

    Kejadian bermula saat ibu korban menyuruh anaknya pulang ke rumah dikarenakan waktu sudah menjelang malam. 

    Kemudian korban pun pulang lebih dahulu. 

    Namun setelah ibu korban tiba di rumah, terdapat adanya kejanggalan yang mana korban tidak terlihat keberadaanya. 

    Lalu ibu korban dan keluarga memutuskan untuk melakukan pencarian bersama masyarakat setempat, namun korban belum juga ditemukan. 

    Hingga akhirnya, keluarga meminta bantuan pihak berwenang.

    Operasi pencarian dilaksanakan melibatkan petugas gabungan dari Tim SAR, TRC BPBD Banggai Laut, Koramil Banggai, Polsek Banggai, PMI Banggai Laut, dan masyarakat setempat.

    Setelah 3 hari pencarian, korban ditemukan tewas, pada Selasa (4/2/2025) pukul 16.18 WITA.

    Koordinator Lapangan Unit Siaga SAR Banggai Laut, Erdiansyah membenarkan penemuan korban.

    “Setelah dilakukan pencarian selama 3 hari, korban atas nama Hijrah Adriani perempuan bocah 5 tahun sebelumnya diduga hilang, telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Selama 4 Februari 2025,” katanya, dikutip dari video yang diunggah di Instagram @bpbdbanggailaut.

    Erdiansyah membeberkan, korban pertama kali ditemukan oleh warga sekitar lokasi kejadian.

    Jasad Naya mengapung di kawasan rawa-rawa.

    Saksi mata kemudian melaporkan kejadian ini ke tim yang sedang apel breafing operasi pencarian korban.

    “Korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Banggai Laut untuk keperluan autopsi,” tandasnya.

    Hingga berita ini ditulis, belum diketahui secara pasti penyebab tewasnya korban.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul 3 Hari Pencarian di Hutan Banggai Laut Sulteng, Bocah 5 Tahun Ditemukan Meninggal

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunPalu.com/Asnawi Zikri)

  • Pria di Malang Tewas Usai Terperosok ke Dalam Septic Tank, Evakuasi Berlangsung Dramatis

    Pria di Malang Tewas Usai Terperosok ke Dalam Septic Tank, Evakuasi Berlangsung Dramatis

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Lu’lu’ul Isnainiyah

    TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Nasib nahas menimpa Sujiono (52) warga Desa Sukoraharjo, Kecamatan kepanjen, Kabupaten Malang. Ia meninggal dunia usai terperosok ke dalam septic tank di rumah saudaranya, Rabu (5/2/2025).

    Kapolsek Kepanjen, AKP Subijanto mengatakan persitiwa tejadi sekira pukul 10.30 WIB. Kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian sekira pukul 11.00.

    “Setelah mendapatkan laporan, kami bersama unsur terlibat seperti BPBD, Damkar, PMI, SAR Awangga, dan lainnya mendatangi tempat kejadia perkara (TKP) untuk melakukan evkuasi terhadap korban,” ujar Subijanto ketika dikonfirmasi.

    Ia menjelaskan proses evakuasi berlangsung dramatis dan butuh waktu cukup lama, Korban baru bisa diangkat dan dikeluarkan dari sumur sekira pukul 17.00 WIB. 

    Saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Sementara itu kondisi korban juga masih utuh dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

    Atas kejadian yang menimpa Sujiono, keluarga menerima secara ikhlas. Kematian korban murni karena musibah.

    EVAKUASI KORBAN: Petugas mengevakuasi Sujiono yang tercebur ke dalam septic tank di Desa Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Rabu (5/2/2025). Sujiono terperosok ke dalam septic tank saat membantu merenovasi kamar mandi milik saudaranya. (tribunjatim.com/Polsek Kepanjen)

    “Keluarga korban menolak untuk dilakukan Visum Et Repertum (VER) dan autopsi. Keluarga sudah membuat surat pernyataan,” bebernya.

    Kejadian ini bermula ketika korban membantu membersihkan material bangunan kamar mandi yang akan direnovasi.

    Oleh pekerja lain, korban telah diingatkan agar tidak mendekat ke kamar mandi karena konstruksi bangunan sudah rapuh.

    Akan tetapi korban tidak menghiraukan peringatan tersebut, Korban berdiri di atas WC, tiba-tiba lantai kamar mandi ambles atau jebol. Seketika korban terperosok ke dalam septic tank.

    “Korban terjatuh ke dalam septic tank dengan kedalaman 18 meter. Saksi berusaha menolong korban namun tidak berhasil,” tukasnya

  • Pria Bekasi Bunuh Istri karena Motif Asmara Lalu Habisi Nyawa Wanita Penagih Utang Dipicu Rasa Kesal – Halaman all

    Pria Bekasi Bunuh Istri karena Motif Asmara Lalu Habisi Nyawa Wanita Penagih Utang Dipicu Rasa Kesal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Sunardi (43) ditangkap polisi karena diduga sebagai pembunuh Sri Pujiyanti (23), perempuan penagih utang di Sindangmulya, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Polres Metro Bekasi menangkap pelaku tidak lama setelah penemuan jenazah di rumah Sunardi.

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar mengatakan pembunuhan ini bermula ketika korban menagih cicilan koperasi di kediaman pelaku Senin (3/2/2025) pukul 15.00 WIB.

    “Korban menagih cicilan Koperasi Pantura yang tidak dibayarkan pelaku selama satu bulan terakhir,” kata Onkoseno, pada Rabu (5/2/2025).

    Saat menagih utang itu, pelaku tak kunjung membayarnya hingga korban terus menunggu.

    Merasa kesal karena korban terus menunggu, pelaku tiba-tiba mencekik Sri menggunakan kerudung yang dipakainya.

    Setelah tak berdaya, pelaku kembali mencekik menggunakan kain dan membawanya ke dalam rumah.

    “Pelaku sempat pergi dengan motornya dan kembali lagi memindahkan korban ke dalam kamarnya,” katanya.

    Korban dipindahkan ke kamar lalu ditutupi spring bed.

    Seketika itu, teman korban datang menanyakan keberadaannya namun pelaku menjawab korban sudah pulang.

    Kata Seno, sekira pukul 24.00 WIB keluarga bersama warga dan Ketua RT setempat mendatangi rumah pelaku.

    Kedatangannya menanyakan kembali keberadaan korban.

    Pelaku tetap mengelak tidak tahu, dan memancing mereka yang datang agar memeriksanya.

    “Saat itu pelaku terlihat gugup dan melarikan diri.

    Dari sana pelaku dapat ditangkap,” katanya.

    Identitas korban

    Korban adalah warga Jonggol, Bogor, Jawa Barat.

    Kasi Humas Polres Metro Bekasi, Akhmadi menyampaikan korban ditemukan di kamar rumah milik pelaku di Desa Sindangmulya, Kecamatan Cibarusah.

    Saat ditemukan korban sudah dalam keadaan membengkak.

    “Korban sudah dibawa ke RS Polri untuk autopsi,” katanya.

    Terkait kronologi dan pelaku pembunuhannya, Akhmadi belum bisa menyampaikan.

    Pasalnya, kasus ini tengah ditangani jajaran Polres dan Polsek Cibarusah.

    “Sudah ditangani ya, nanti disampaikan jika ada info lebih lanjut,” katanya.

    PENAGIH UTANG DIBUNUH – Garis polisi terpasang di rumah tempat kejadian perkara pembunuhan terhadap Sri Pujiyanti (23), gadis penagih utang di Desa Sindangmulya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat Selasa (4/2/2025). Sri ditemukan tewas di rumah nasabahnya, Sunardi (43) yang kini sudah ditangkap polisi karena diduga menjadi pembunuh debt collector di Bekasi ini. (Istimewa)

    Pelaku bunuh istri karena asmara

    Pelaku ternyata membunuh istrinya dan menguburnya di septic tank rumah.

    Polisi membongkar septic tank tersebut.

    Titik area septictank tempat kubur jasad istri itu ditutupi kain di sekelilingnya.

    Kurang lebih dua jam, polisi berhasil evakuasi jasad istri pelaku.

    Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa mengungkapkan, hari ini merupakan rangkaian olah tempat kejadian perkara (TKP) yang bermula peristiwa pembunuhan Sri Pujiyanti.

    “Hasil pemeriksaan dan pengembangan yang mendalam dari temen-temen Reskrim Polres maupun Polsek diperoleh dari keterangan bahwa tersangka mengakui telah pada 2022 awal November melakukan pembunuhan terhadap istri sahnya,” katanya kepada awak media, Rabu (5/2/2024).

    Atas dasar hasil pengembangan itu, kata Mustofa, pihaknya bersama jajaran forensik memutuskan membongkar septic tank tersebut.

    Hasil pembongkaran itu, ditemukan kerangka keseluruhan secara utuh termasuk ada pakaian, jaket korban.

    “Tadi kami bersama teman-teman forensik menemukan kerangka, secara keseluruhan kerangkanya masih ditemukan secara utuh termasuk pakaian korban, dari jaket korban, pakaian dalam korban masih utuh ditemukan di TKP,” katanya.

    Saat ini jasad berupa kerangka itu dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta.

    “Untuk motif membunuh istri sahnya karena motif asmara,” katanya. (Tribun Bekasi)

     

     

  • Pembunuh Gadis Penagih Utang di Bekasi Ternyata juga Habisi Istri Tahun 2022, Dikubur di Septic Tank – Halaman all

    Pembunuh Gadis Penagih Utang di Bekasi Ternyata juga Habisi Istri Tahun 2022, Dikubur di Septic Tank – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sunardi (43), pembunuh gadis penagih utang di Bekasi, Jawa Barat pada Senin (3/2/2025), membuat pengakuan yang tak kalah menghebohkan.

    Rupanya, Sunardi juga membunuh istrinya sendiri pada tahun 2022 silam dan menguburkan jasadnya di dalam septic tank.

    Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa mengungkapkan setelah menangkap Sunardi atas kasus dugaan pembunuhan terhadap gadis penagih utang, kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.

    Hasilnya, terungkap bahwa pelaku juga membunuh istri sahnya dan mayatnya dimasukkan ke dalam septic tank.

    “Hasil pemeriksaan dan pengembangan yang mendalam dari temen-temen Reskrim Polres maupun Polsek diperoleh dari keterangan bahwa tersangka mengakui telah pada 2022 awal November melakukan pembunuhan terhadap istri sahnya,” kata Mustofa, Rabu (5/1/20245) dilansir dari TribunBekasi.com.

    Mendengar pengakuan pelaku, pihak kepolisian bersama jajaran Forensik pun membongkar septic tank di rumah pelaku di Desa Sindangmulya, Cibarusah, Kabupaten Bekasi tersebut.

    Hasil pembongkaran itu, ditemukan kerangka keseluruhan secara utuh. Termasuk ada pakaian, jaket korban.

    “Tadi kami bersama teman-teman forensik menemukan kerangka, secara keseluruhan kerangkanya masih ditemukan secara utuh termasuk pakaian korban, dari jaket korban, pakaian dalam korban masih utuh ditemukan di TKP,” ungkap Mustofa.

    Saat ini jasad berupa kerangka itu dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta.

    Artinya, kata Mustofa, ada dua peristiwa yang terjadi dengan pelaku yang sama. Yakni pembunuhan terhadap penagih utang yang terjadi pada Senin lalu dan istri pelaku pada November 2022 silam.

    “Bahkan ada indikasi pelaku ini mau memasukkan kembali jasad penagih hutang ke dalam septictank,” sebut Mustofa.

    “Untuk motif membunuh istri sahnya karena motif asmara,” imbuhnya.

    Kronologi Pembunuhan Gadis Penagih Utang

    Diberitakan sebelumnya, pelaku Sunardi ditangkap polisi karena diduga membunuh gadis penagih utang bernama Sri Pujiyanti (23).

    Terungkapnya kasus pembunuhan ini bermula saat jasad Sri ditemukan tewas di kamar rumah pelaku pada Selasa (4/2/2025) dini hari.

    Saat ditemukan, badan Sri sudah dalam keadaan membengkak dan kini jasad korban telah dievakuasi ke RS Polri untuk dilakukan autopsi.

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar menjelaskan bahwa kejadian pembunuhan ini berawal saat korban menagih cicilan koperasi di rumah pelaku pada hari Senin sekitar pukul 15.00 WIB.

    “Korban menagih cicilan Koperasi Pantura yang tidak dibayarkan pelaku selama satu bulan terakhir,” ujar Seno.

    Meskipun pelaku tidak dapat membayar cicilan, korban tetap menunggu dan meminta pelaku agar tetap membayar.

    Kesal dengan situasi tersebut, Sunardi pun mencekik Sri menggunakan kerudung yang dipakai korban.

    Setelah korban tidak bergerak, pelaku kembali mencekik menggunakan kain dan menarik tubuh korban ke dalam rumahnya.

    “Lalu pelaku membawa sepeda motor korban dan menitipkannya di penitipan sebelah RS Medirosa,” ungkap Seno.

    Setelah itu, pelaku kembali ke rumahnya untuk memindahkan tubuh korban yang sudah tidak bernyawa ke dalam kamar.

    Pelaku menaruh mayat korban di pinggir tembok kamar dan menutupinya dengan springbed.

    Sekitar pukul 18.00 WIB, teman-teman korban mendatangi rumah pelaku untuk menanyakan keberadaan Sri.

    Pelaku Sunardi menjawab tidak tahu dan mengklaim bahwa korban sudah pergi dari rumahnya.

    Kemudian sekitar pukul 24.00 WIB, orang tua korban bersama warga dan ketua RT setempat kembali mendatangi rumah pelaku untuk menanyakan hal yang sama.

    Saat ditanya, Sunardi terlihat gugup dan melarikan diri.

    Warga yang curiga lantas memeriksa ke dalam rumah pelaku dan menemukan jasad korban yang disimpan di dalam kamar, tertutup springbed.

    “Kemudian pelaku dapat diamankan,” ujarnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Pembunuh Gadis Penagih Utang di Bekasi Juga Bunuh Istrinya, Dikubur di Septic Tank 2 Tahun Lalu

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunBekasi.com/Muhammad Azzam) (Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

  • Kronologi Debt Collector di Bekasi Dibunuh Nasabah, Pelaku Simpan Mayat Korban di Kamar – Halaman all

    Kronologi Debt Collector di Bekasi Dibunuh Nasabah, Pelaku Simpan Mayat Korban di Kamar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi mengungkap kronologi pembunuhan seorang wanita debt collector atau penagih utang bernama Sri Pujiyanti (23) di Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Korban dibunuh nasabahnya sendiri, pria bernama Sunardi (43), pada Senin (3/2/2025).

    Terungkapnya kasus pembunuhan ini bermula saat Sri Pujiyanti ditemukan tewas di kamar rumah pelaku di Desa Sindangmulya, Kecamatan Cibarusah, Bekasi, pada Selasa (4/2/2025) dini hari.

    Saat ditemukan, jasad Sri sudah dalam keadaan membengkak dan telah dievakuasi ke RS Polri untuk dilakukan autopsi.

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, mengatakan pelaku Sunardi sudah berhasil ditangkap polisi.

    “Sudah. Pelaku bernama Sunardi (43) kami tangkap setelah ada penemuan jasad korban di rumahnya,” kata Seno, Rabu (5/2/2025), dilansir TribunBekasi.com.

    Seno menjelaskan, kejadian pembunuhan ini berawal saat korban menagih cicilan koperasi di kediaman pelaku pada Senin sekitar pukul 15.00 WIB.

    “Korban menagih cicilan Koperasi Pantura yang tidak dibayarkan pelaku selama satu bulan terakhir,” ungkapnya.

    Meskipun pelaku tidak dapat membayar cicilan, korban tetap menunggu dan meminta pelaku agar tetap membayar.

    Kesal dengan situasi tersebut, pelaku Sunardi pun tiba-tiba mencekik Sri menggunakan kerudung yang dipakai korban.

    Setelah korban tidak bergerak, pelaku kembali mencekik menggunakan kain dan menarik tubuh korban ke dalam rumahnya.

    “Lalu pelaku membawa sepeda motor korban dan menitipkannya di penitipan sebelah RS Medirosa,” beber Seno.

    Setelah itu, pelaku kembali ke rumahnya untuk memindahkan tubuh korban yang sudah tidak bernyawa ke dalam kamar.

    Pelaku menaruh mayat korban di pinggir tembok kamar dan menutupinya menggunakan springbed.

    Sekitar pukul 18.00 WIB, teman-teman korban mendatangi rumah pelaku untuk menanyakan keberadaan Sri.

    Pelaku Sunardi menjawab tidak tahu dan mengklaim korban sudah pergi dari rumahnya.

    Namun, sekitar pukul 24.00 WIB, orang tua korban bersama warga dan ketua RT setempat kembali mendatangi rumah pelaku untuk menanyakan hal yang sama.

    Saat ditanya, pelaku terlihat gugup dan melarikan diri.

    Warga yang curiga lantas memeriksa ke dalam rumah pelaku dan menemukan jasad korban yang disimpan di dalam kamar, tertutup springbed.

    “Kemudian pelaku dapat diamankan,” ucap Seno.

    Kini, polisi masih melakukan pendalaman terhadap kasus pembunuhan debt collector oleh nasabah di Bekasi ini.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul BREAKING NEWS: Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Gadis Penangih Utang di Bekasi, Begini Kronologinya

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunBekasi.com/Muhammad Azzam) (Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

  • Sosok Bambang Hamid Eksekutor Penembakan di Bogor, Diduga Pembunuh Bayaran dan Miliki Senpi – Halaman all

    Sosok Bambang Hamid Eksekutor Penembakan di Bogor, Diduga Pembunuh Bayaran dan Miliki Senpi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus penembakan terhadap Torang Heriyanto (45), warga Bogor, Jawa Barat, menemui titik terang setelah empat tersangka ditangkap.

    Identitas keempat tersangka adalah Bambang Hamid Rahakbauw, Muhammad Renmaur, Nikson Yason Mangol, dan Toni Lakonda.

    Polresta Bogor Kota masih memburu dua tersangka lain bernama Faizer Yahya alias Dede dan Hasan Alhabshy.

    Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho, menjelaskan dua orang yang masuk daftar pencarian orang (DPO) merupakan otak penembakan.

    Adapun tersangka Bambang Hamid Rahakbauw merupakan eksekutor penambakan.

    “Keterangan saksi, sebelum eksekutor menembak ada perintah terlebih dulu. Yang memerintah salah satunya DPO,” ungkapnya, Selasa (4/2/2025), dikutip dari TribunnewsBogor.com.

    Bambang Hamid ditangkap di rumah calon istrinya di Ciangsana, Gunungputri, Kabupaten Bogor.

    Petugas kepolisian menembak kaki Bambang yang berusaha kabur saat ditangkap.

    Penyidik masih mendalami dugaan Bambang bekerja sebagai pembunuh bayaran.

    Bambang berasal dari Maluku dan memiliki jabatan Panglima AMKEI.

    “Jadi untuk bayaran kami masih dalami. Tapi kemungkinannya ke arah situ (pembunuh bayaran),” lanjutnya.

    Setelah ditelusuri, Bambang selalu membawa senjata api (senpi) untuk menakut-nakuti.

    “Jadi untuk senpi mereka gunakan hanya untuk menakut-nakuti orang-orang. Jadi untuk mengancam,” katanya.

    Akibat perbuatannya, Bambang dapat dijerat pasal Undang-undang Nomor 12 tahun 2001 pasal 1 ayat 1, Undang-undang darurat atau pasal 3 KUHPidana dan atau pasal 338 atau pasal 170 ayat 1 dan 340 KUHPidana junto pasal 55 tentang penggunaan senpi dan atau pembunuhan berencana atau pengeroyokan  yang mengakibatkan maut.  

    Sementara itu, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol. Eko Prasetyo, menyatakan senpi yang menjadi salah satu barang bukti pembunuhan pertama kali digunakan di Bogor.

    “Untuk barang bukti yang berhasil kami amankan yakni satu buah HP berwarna ungu, tiga butir selongsong peluru berukuran 9 mm, peluru ukuran 9 mm. Lalu ada satu pucuk senjata warna hitam,” tuturnya.

    Kombes Eko Prasetyo mengatakan kasus penembakan berawal saat Dede dan korban terlibat cekcok pada Sabtu (1/2/2025).

    Hasan Alhabshy yang masih buron juga terlibat cekcok dengan korban pada Senin (3/2/2025) dini hari.

    Tersangka Muhammad Renmaur yang berada di pasar memukul kepala korban menggunakan balok kayu.

    Setelah melihat korban lemas, Dede meminta Bambang menembak korban.

    “Pasti kami akan sikat habis ini. Saya tidak pandang bulu, siapa yang ingin berbuat hal-hal yang merugikan atau merusak Polres Bogor, wilayah Bogor Kota. Kami akan tindak tegas,” ucapnya.

    Kata Keluarga Korban

    Kakak korban, Erwin Tampubolon, mengatakan korban tewas di lokasi kejadian dengan lima luka tembakan.

    Menurutnya, senjata api yang digunakan pelaku tak diperuntukkan bagi warga sipil.

    “Karena ini sudah meresahkan masyarakat, terutama masyarakat Kota Bogor. Karena peredaran senjata api itu masih terjadi di Kota Bogor ini,” ucapnya, Senin, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

    Erwin menjelaskan korban ditembak orang tak dikenal (OTK) saat duduk di pasar.

    Pelaku yang berjumlah lebih dari satu menyerang dan menembak korban.

    “Kalau info yang saya dapat, keluarga adik kami ini sedang duduk-duduk.” 

    “Mereka menggunakan kendaraan menyerang,” katanya.

    Penyidik telah melakukan autopsi jasad korban di RSUD Ciawi Kabupaten Bogor.

    Jenazah tiba di rumah duka di Kecamatan Bogor Tengah pada Senin (3/2/2025) sekitar pukul 17.30 WIB.

    Proses pemakaman akan dilakukan di Kemang pada Rabu (5/2/2025).

    Sebagian artikel telah tayng di TribunnewsBogor.com dengan judul Tampang Sangar Eksekutor Penembakan Pria di Pasar Mawar Bogor, Ditangkap di Rumah Calon Istri

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat/Sanjaya Ardhi)

  • Kecelakaan Maut di Lawang: Pengendara Motor Tewas, Diduga Terjerat Kabel

    Kecelakaan Maut di Lawang: Pengendara Motor Tewas, Diduga Terjerat Kabel

    Malang (beritajatim.com)– Kepolisian Resor (Polres) Malang melakukan penyelidikan insiden kecelakaan pengendara motor yang diduga terjerat kabel yang melintang di Jalan Raya Dr. Cipto, Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Kejadian tersebut mengakibatkan korban tewas di tempat kejadian.

    Kasi Humas Polres Malang, AKP Ponsen Dadang Martianto mengatakan, korban meninggal dunia atas nama Fatoni Yusro (28). Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan di lokasi kejadian. Peristiwa ini pertama kali dilaporkan oleh rekan kerja korban kepada pihak keluarga, yang kemudian meneruskan laporan ke Polsek Lawang.

    “Petugas tetap melakukan penyelidikan untuk memastikan apakah ada unsur kelalaian atau faktor lain yang dapat membahayakan masyarakat,” ungkap AKP Dadang saat dikonfirmasi di Polres Malang, Rabu (5/2/2025).

    Menurut Dadang, kejadian bermula saat Polsek Lawang mendapat laporan warga terkait kecelakaan pada Selasa (4/2/2025) pagi.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, Polres Malang langsung menerjunkan tim ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Petugas kemudian mengumpulkan keterangan saksi, serta berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan penyebab pasti kecelakaan.

    “Kepolisian telah mengambil langkah-langkah investigasi, termasuk mengumpulkan keterangan saksi, mendatangi TKP, dan berkoordinasi dengan pihak terkait, khususnya untuk memastikan kondisi serta kepemilikan kabel yang diduga menjadi penyebab kecelakaan,” tegasnya.

    Dikatakan Dadang, kepolisian akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh guna memastikan ada atau tidaknya unsur kelalaian yang berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan.

    Polres Malang juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan standar keamanan infrastruktur di area tersebut.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan potensi bahaya di jalan raya agar langkah pencegahan dapat segera dilakukan,” imbuhnya.

    Sementara itu, pihak keluarga korban telah menyatakan menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak proses autopsi dengan menandatangani surat pernyataan resmi. Meski demikian, Polres Malang tetap menjalankan prosedur hukum yang berlaku serta memastikan tidak ada unsur kelalaian yang dapat membahayakan keselamatan publik di masa mendatang.

    “Penyelidikan ini bertujuan untuk mencegah kejadian serupa terulang di kemudian hari,” pungkasnya. [yog/aje]

  • Polisi di Lampung Ditemukan Tewas Gantung Diri, Diduga Persoalan Rumah Tangga

    Polisi di Lampung Ditemukan Tewas Gantung Diri, Diduga Persoalan Rumah Tangga

    Bandar Lampung, Beritasatu.com – Seorang anggota polisi berinisial HS ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di Perum Wana Lestari Blok N No.3, Kelurahan Langkapura, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung. Insiden polisi gantung diri tersebut terjadi pada Senin (3/2/2025) malam, sekitar pukul 19.00 WIB.

    Bripka HS, yang sehari-hari bertugas di Polsek Teluk Betung Timur, pertama kali ditemukan tak bernyawa oleh istrinya yang baru pulang ke rumah. Saat tiba, ia mendapati pintu rumah dalam keadaan terkunci. Dengan bantuan tetangga, pintu akhirnya dibuka paksa, dan Bripka HS ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia.

    Pascapenemuan polisi gantung diri ini, tim Inafis Polresta Bandar Lampung segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Jasad Bripka HS kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk diautopsi guna mengetahui penyebab pasti kematiannya.

    Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay, membenarkan bahwa Bripka HS merupakan anggota Polri yang bertugas di Polsek Teluk Betung Timur. “Iya, anggota kami. Kami masih mendalami apa yang menjadi penyebab kematiannya,” ujar Alfret.

    Terkait hasil olah TKP dan barang bukti di lokasi kejadian, Alfret menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil visum serta autopsi. “Semua masih dalam penyelidikan. Kami akan melihat hasil visum dan autopsinya sebelum menyimpulkan penyebab kematiannya,” tambahnya.

    Dari informasi yang dihimpun, Bripka HS dikenal aktif bersosialisasi dengan warga sekitar dan kerap ikut serta dalam berbagai kegiatan lingkungan, termasuk acara keagamaan dan peringatan 17 Agustus.

    Namun, dugaan sementara polisi gantung diri mengarah pada persoalan rumah tangga sebagai latar belakangnya. Setelah istri pertamanya meninggal dunia akibat Covid-19, Bripka HS menikah lagi. Namun, rumah tangga keduanya dikabarkan sering diwarnai cekcok.

    Pada Selasa siang (4/2/2025), jenazah Bripka HS telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Bandar Lampung. Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Polresta Bandar Lampung untuk mengungkap motif di balik tragedi polisi gantung diri ini.

  • Aniaya Warga Sumut Hingga Tewas, 1 Perwira dan 2 Bintara Dipecat, 4 Polisi Lainnya Demosi 6 Tahun – Halaman all

    Aniaya Warga Sumut Hingga Tewas, 1 Perwira dan 2 Bintara Dipecat, 4 Polisi Lainnya Demosi 6 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN–  Satu perwira pertama dan dua bintara yang bertugas di Polrestabes Medan dipecat atau diberi sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) buntut kematian warga sipil bernama Budianto Sitepu (42).

    Ketiga oknum polisi tersebut adalah Ipda Imanuel Dachi, Brigpol FY, dan Briptu DA.

    Sebelumnya, Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sumut sudah melakukan sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) terhadap tujuh personel Polrestabes Medan terkait kematian Budianto Sitepu.

    Dari tujuh personel, hanya tiga aparat yang menganiaya korban hingga diduga menyebabkan korban tewas.

    Kabid Propam Polda Sumut Kombes Bambang Tertianto mengatakan, sanksi pemecatan dijatuhkan berdasarkan fakta dan keterangan yang diperoleh pihaknya saat mengusut kasus tersebut.

    “Kita memberikan sanksi sesuai fakta dan keterangan masing-masing. Dari tujuh personel polisi itu tidak semua diputuskan dipecat, hanya 3 termasuk Ipda ID,” kata Bambang, Selasa (4/2/2025).

    Bambang mengungkap, empat personel polisi lainnya yang turut serta diberikan sanksi demosi berupa penundaan kenaikan pangkat selama enam tahun.

    Keempatnya turut hadir, namun sebagian tidak ikut menganiaya korban dan ada yang memukul ringan.

    “4 personel lainnya demosi 6 tahun. Dua orang ada yang tidak memukul sama sekali,” kata dia.

    Sebelumnya, Budianto Sitepu tewas setelah diduga dianiaya Panit Resmob Polrestabes Medan, Ipda Imanuel Dachi bersama anggotanya.

    Kejadian ini terjadi di Jalan Horas, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Sumatera Utara, pada Selasa (24/12/2024) malam.

    Setelah dianiaya, korban bersama dua temannya yang juga mengalami hal yang sama sempat dibawa ke Polrestabes Medan dan dijebloskan ke penjara.

    Beberapa jam ditahan, korban yang saat itu dalam keadaan babak belur sempat mengalami muntah-muntah dan dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara Medan.

    Dua hari di rumah sakit, korban yang merupakan anggota Pemuda Pancasila itu meninggal dunia, Kamis (26/12/2024).

    Hasil Autopsi Budianto Sitepu

    Kapolrestabes Medan, Kombes pol Gidion Arief Setyawan, membeberkan penyebab kematian korban berdasarkan hasil pemeriksaan medis.

    “Hasil autopsinya ada pendarahan pada batang otak, pendarahan pada kepala, lalu luka di pipi, rahang, lalu luka di bagian mata,” kata Gidion kepada Tribun-medan, Senin (30/12/2024).

    Katanya, hasil luka yang didapat tersebut diakibatkan karena benda tumpul.

    “Dalam visum tersebut terbukti (korban) mengalami kekerasan benda tumpul. Kekerasan tumpul itu analoginya, kepala ini kan cukup keras, kalau dia mengalami pendarahan berarti ada benturan keras. Kalau tajam kan luka terbuka,” sebutnya.

    Kronologis Kejadian

    Menurut kesaksian korban lainnya, Dedi Sugiarto Pasaribu, kejadian itu terjadi tepat di malam peringatan Natal 2024.

    Malam itu, ia bersama teman-temannya termasuk Budianto Sitepu berada di warung tuak.

    Kebetulan, warung tuak tersebut depan-depanan dengan rumah mertua dari Panit Resmob Satreskrim Polrestabes Medan, Ipda Imanuel Dachi.

    Diduga, mertua Ipda Imanuel Dachi itu merasa terganggu dan melapor kepada menantunya.

    Tak lama, Ipda Imanuel Dachi datang ke warung tuak tersebut dan menegur warga yang sedang berada di sana.

    “Ceritanya gini, gara-gara musik sudah gitu pas polisi datang, yang lempar kede (warung) tuak itu. Rupanya pas datang dibilangnya sama kami berhenti lah dulu, nggak ada minta tolong,” kata Dedi kepada Tribun-medan, Jumat (27/12/2024).

    “Ini kan malam natal kata ketua Budi (almarhum), rupanya cek-cok orang ini (korban dan Ipda Imanuel Dachi),” sambungnya.

    Katanya, saat itu Ipda Imanuel Dachi membawa sekitar lima orang anggotanya dari Polrestabes Medan.

    Kemudian, para polisi ini langsung melakukan penganiayaan secara membabi-buta di lokasi kejadian.

    Lalu, mereka pun langsung dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa ke Polrestabes Medan.

    Mereka, dimasukkan ke dalam mobil yang berbeda-beda.

    Saat di dalam mobil, Dedi mengaku juga dianiaya personel Polrestabes Medan ini.

    “Langsung dibawa ke Polrestabes, pada saat di situ kami bertiga di TKP di pukuli, muka langsung bonyok,” sebutnya.

    “Ada enam orang (personel polisi), begitu di dalam mobil aku langsung dipukuli. Setahu ku cuma pakai tangan. Aku dipukul, pakai gagang parang,” lanjutnya. (Tribun Medan)