Topik: autopsi

  • Vario Siswi SMA yang Ditemukan Tewas di Jombang Dijual Pelaku Rp2,2 Juta, Polisi: 20 Tahun Penjara – Halaman all

    Vario Siswi SMA yang Ditemukan Tewas di Jombang Dijual Pelaku Rp2,2 Juta, Polisi: 20 Tahun Penjara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan terhadap siswi SMA berinisial PRA (18) yang jasadnya ditemukan tewas mengapung di Sungai Kanal Turi Tunggorono, Dusun Peluk, Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Selasa (11/2/2025).

    Kasat Reskrim Polres jombang, AKP Margono Suhendra menuturkan, ada tiga pelaku dalam kasus ini.

    Ketiganya berinisial AP (18) yang merupakan pelaku utama, lalu AT (18) dan LI (32).

    Ketiganya diringkus di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

    AKP Margono menuturkan, salah satu pelaku memiliki hubungan dengan korban, yakni AP.

    “Tiga pelaku sudah kami amankan. Salah satu pelaku memang memiliki hubungan dengan korban. Di mana pada hari Senin (10/2/2025) AP mengajak bertemu korban,” ujarnya.

    Sebelum ditemukan tewas, AP mengajak korban untuk bertemu.

    Setelah bertemu, AP mengajak korban ke rumah pelaku AT.

    Di rumah tersebut, korban ditinggalkan sendirian, sementara AP dan AT pergi untuk membeli miras.

    “Pacar dari korban ini mengajak korban ke rumah salah satu rumah pelaku yakni AT. Setelah itu korban ditinggalkan di rumah itu,”

    “Barulah saat itu AP dan AT pergi keluar untuk membeli minuman keras,” ujarnya, Kamis (13/2/2025).

    Setelah membeli miras, AP dan AT kembali dan menemui korban.

    Ternyata di rumah tersebut sudah ada LI yang menunggu dan ketiga pelaku akhirnya pesta miras.

    Mengutip TribunJatim.com, setelah minum-minum, ketiga pelaku mengajak korban untuk pergi ke persawahan.

    AP dan LI berboncengan tiga dengan korban. AP berada di depan, di tengah ada korban, dan LI duduk di bagian paling belakang.

    “AT ini melihat dari belakang karena mengikuti dari belakang,” imbuhnya. 

    Di sawah tersebut, ternyata korban dianiaya dan dirudapaksa.

    Korban dipukuli karena melakukan perlawanan.

    “Sebelum melakukan rudapaksa, pelaku ini melakukan pemukulan terhadap korban di bagian perut sehingga korban tidak berdaya. Di mana pembuktian itu sesuai dengan hasil autopsi bahwa ada pendarahan di dalam perut korban,” ungkapnya.

    Usai dirudapaksa secara bergilir dan kondisi korban tak berdaya, AP dan LI membawa korban ke sungai.

    Dalam kondisi lemas, korban dibuang AP dan LI ke sungai hingga akhirnya meninggal dunia karena tenggelam.

    “Para pelaku membuang ke sungai dengan harapan untuk menghilangkan jejak. Kemudian para pelaku ini merampas sepeda motor Honda Vario dan handphone milik korban,” bebernya.

    AKP Margono menuturkan, para pelaku menjual motor Vario korban Rp2,2 juta.

    “Barang bukti yang kami amankan sisa uang yang memang belum digunakan. Motifnya ingin menguasai barang korban yang juga pacar dari pelaku utama. Para pelaku sudah dikendalikan oleh alkohol sehingga membuat ketiga pelaku ini di luar batas kendali,” pungkasnya. 

    Atas perbuatannya tersebut ketiga pelaku dijerat Pasal 340 atau 339, 338 dengan hukuman kurang seumur hidup atau 20 tahun penjara. 

    Diwartakan sebelumnya, korban ditemukan mengapung di sungai Dusun Pacar, Desa Pacar Peluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, Selasa (11/2/2025).

    Korban ditemukan warga sekitar pukul 07.30 WIB.

    Jasad wanita tersebut, ditemukan oleh warga yang tengah berjalan di pinggir sungai.

    Terapung terbawa arus, jasad tersebut, dipinggirkan oleh warga pakai batang kayu.

    “Jadi ada warga yang berjalan di pinggir sungai kanal tersebut. Kemudian ia melihat ada jasad terapung terbawa arus sungai dari arah selatan ke utara,”

    “Kemudian warga mencoba menepikan jasad tersebut menggunakan batang kayu dan bagian tubuhnya ditali agar tidak kembali hanyut,” ungkap Kasi humas Polres Jombang, AKP Kasnasin.

    Setelah dibawa ke rumah sakit, ternyata korban berinisial PRA (19) dan masih duduk di bangku SMA.

    Paman korban, Suwari, sebelum ditemukan meninggal, korban sempat berpamit untuk COD (cash on delivery) sebuah barang.

    Namun, korban tak pamit di daerah mana akan melakukan COD.

    “Jadi korban ini pada Senin (10/2/2024) sekitar pukul 16.00 WIB keluar rumah dengan alasan ingin COD barang. Sebelum keluar rumah, korban sebelumnya sudah diingatkan oleh ayahnya agar tidak pulang larut malam,” tutur Suwari saat dikonfirmasi Surya.co.id.

    Namun, sekira pukul 20.00 WIB, ayah korban tak bisa menghubungi putrinya yang duduk di bangku kelas 3 SMA ini.

    “Sampai pihak keluarga mencoba menelepon pukul 01.00 WIB dan itulah komunikasi terakhir dengan keluarga,” lanjut paman korban.

    Pihak keluarga pun terkejut pada pagi harinya setelah mendengar kabar bahwa korban ditemukan tewas.

    “Paginya pihak keluarga terkejut mendengar kabar dari Facebook bahwa anaknya ditemukan tidak bernyawa di Sungai Kanal Turi-Tunggorno,” ungkapnya.

    Jasad korban pun dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi.

    Hasil autpsi di RSUD Jombang, ditemukan fakta bahwa korban dianiaya sebelum dilempar ke sungai.

    Hal tersebut, diungkapkan oleh Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra.

    Ia menuturkan, ada luka di kepala korban dan lebam di bagian perutnya.

    Diduga, korban tewas karena tenggelam dan ada indikasi korban masih hidup saat berada di sungai.

    “Penyebab korban meninggal karena tenggelam. Jadi indikasinya korban ini masih hidup saat berada di sungai, dan lemas setelah terkena hantaman benda tumpul,”

    “Saat di sungai masih hidup namun lemas dan meninggal karena tenggelam,” jelas Margono kepada Surya.co.id.

    Ia menuturkan, HP dan motor korban hilang.

    “Barang bukti di lokasi ada pakaian yang dikenakan korban. Korban juga masih menggunakan kalung dan cincin. Sepeda motor dan HP dibawa lari oleh terduga pelaku,” pungkasnya.

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo)

  • Fakta Mayat Tanpa Kepala di Jombang, Sidik Jari Rusak Hingga Ciri Tahi Lalat di Dada Kanan – Halaman all

    Fakta Mayat Tanpa Kepala di Jombang, Sidik Jari Rusak Hingga Ciri Tahi Lalat di Dada Kanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG – Polisi memastikan jasad pria tanpa kepala dengan kepala manusia tanpa tubuh yang ditemukan di Jombang, Jawa Timur di dua lokasi berbeda memiliki keterkaitan.

    Seperti diketahui mayat tanpa kepala ditemukan di desa Dukuharum, kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang pada Rabu (13/2/2025) siang sekira pukul 12.00 WIB.

    Sementara itu, kepala manusia tanpa tubuh ditemukan di sekitar Kali Konto, dusun Kedung Lempuk, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang pada sore harinya sekitar pukul 17.00 WIB.

    Kedua temuan tersebut pun dibawa ke RSUD Jombang untuk dilakukan autopsi guna kebutuhan penyelidikan.

    Dipastikan bahwa jasad pria tanpa kepala yang ditemukan di Jombang merupakan korban mutilasi.

    Dari hasil autopsi terungkap sejumlah fakta.

    Bekas Senjata Tajam Tak Beraturan di Leher Korban

    Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra mengatakan, penemuan kepala di Kali Konto, masih terkait dengan penemuan mayat tanpa kepala di Megaluh. 

    “Kepala yang ditemukan adalah satu rangkaian, yang mana memang dari kematiannya ini tidak wajar,” katanya di Mapolres Jombang pada Kamis (13/2/2025).

    Ia menduga pelaku memenggal kepala korban menggunakan senjata tajam.

    “Di leher ditemukan bekas senjata tajam yang tidak beraturan. Dianalisa jika dilakukan pelaku tidak hanya sekali, tapi berulang-ulang,” ucapnya.

    Ada Pendarahan di Kepala Korban

    Selain itu, AKP Margono Suhendra mengatakan, berdasarkan hasil autopsi ditemukan ada luka pendarahan di bagian kepala korban.

    Diduga luka tersebut yang mengakibatkan korban lemas.

    “Sebelum kematian, juga ditemukan pendarahan di kepala yang mengakibatkan korban tersebut lemas dan tidak berdaya,” ucapnya.

    Sidik Jari Korban Sudah Rusak

    AKP Margono Suhendra mengungkap bila sidik jari korban sudah rusak.

    Hal tersebut yang membuat polisi kesulitan menguak identitas korban. 

    Rusaknya sidik jari korban dikarenakan jasadnya sudah membusuk.

    “Identitas korban masih belum ditemukan karena sidik jari dari korban sudah mulai rusak,” ucapnya.

    Ia menegaskan sampai saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan.

    “Sampai saat ini dari Satreskrim melakukan penyelidikan, kami cek TKP, Identifikasi,” ujarnya. 

    Upaya Pelaku Hilangkan Jejak

    AKP Margono Suhendra menduga upaya pelaku membuang tubuh dan kepala korban di tempat berbeda dalam rangka menghilangkan jejak.

    “Bagian tubuh yang terpisah ini dimungkinkan untuk menghilangkan jejak,” ucapnya.

    Korban Punya Tahi Lalat di Dada Kiri

    Sebagai upaya untuk mengetahui identitas korban, polisi sudah menyebar informasi terkait ciri-ciri korban.

    “Jika ada bagian keluarga yang menghilang kurang lebih 3-4 hari yang lalu bisa menghubungi pihak Polres Jombang,” ujar AKP Margono Suhendra.

    Adapun ciri-ciri korban sebagai berikut:

    Usia diperkirakan 15-20 tahun
    Punya panjang rambut 14 sentimeter
    Struktur gigi tidak beraturan
    Tinggi badan 160 sentimeter
    Kulit sawo matang
    Terdapat tahi lalat di bagian dada sebelah kanan.

  • Ngeri! Kepala Korban Mutilasi di Jombang Dipotong Saat Masih Hidup

    Ngeri! Kepala Korban Mutilasi di Jombang Dipotong Saat Masih Hidup

    Jombang

    Bagian kepala dan tubuh korban mutilasi berjenis kelamin laki-laki di Jombang, Jawa Timur, dipastikan satu jasad. Setelah diautopsi, terungkap kepala korban dipotong saat korban masih hidup.

    Dilansir dari detikJatim, Jumat (14/2/2025), Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Margono Suhendra memastikan pria tersebut adalah korban pembunuhan. Dari hasil autopsi, ada luka akibat dihantam benda tumpul pada kepala korban.

    “Sebelum kematian juga ada pendarahan di kepala yang mengakibatkan korban lemas dan tidak berdaya,” ujar Margono.

    Meski ada pendarahan di kepala, korban masih hidup. Selanjutnya, pelaku memutilasi kepala korban hidup-hidup.

    “Di leher ada bekas sajam yang tidak beraturan. Pelaku melakukannya berulang kali, iya (korban digorok),” tandasnya.

    Diketahui, pencari ikan bernama Ahmad Alimi menemukan mayat pria tanpa kepala dan tanpa busana di saluran irigasi Dusun Mirang, Desa Dukuharum, Megaluh, Jombang pada Rabu (12/2) sekitar pukul 12.00 WIB. Keesokan harinya, warga menemukan kepala manusia di pinggir Sungai Konto, Jombang.

    Pelaku diduga sengaja membuang jasad korban di 2 tempat terpisah untuk mengaburkan identitasnya.

    Simak selengkapnya di sini

    (isa/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Vario Siswi SMA yang Ditemukan Tewas di Jombang Dijual Pelaku Rp2,2 Juta, Polisi: 20 Tahun Penjara – Halaman all

    Kronologi Pembunuhan Gadis di Jombang: Dirudapaksa Tiga Pemuda lalu Dibuang ke Sungai hingga Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG – Aparat Polres Jombang mengungkap kasus pembunuhan seorang wanita berinisial PRA (18).

    Jasad PRA ditemukan di Sungai Kanal Turi Tunggorono, Dusun Peluk, Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang pada Selasa (11/2/2025) lalu. 

    PRA adalah seorang wanita asal Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

    “Tiga pelaku sudah kami amankan,” kata Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendara, pada sesi jumpa pers di Mapolres Jombang, pada Kamis (13/2/2025).

    Sebanyak tiga orang ditetapkan sebagai tersangka.

    Yaitu:

    AP (18), warga Desa Sembung, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.

    AT (18)

    LI (32)

    AT dan LI adalah warga Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

    Menurut AKP Margono, AP adalah pacar dari PRA.

    “Salah seorang pelaku memang memiliki hubungan dengan korban,” ujarnya.

    Kronologi

    Kasus ini berawal pada saat AP dan PRA berkenalan.

    Pada Senin (10/2/2025), AP mengajak bertemu korban.

    Korban dan pacarnya ini, sebenarnya baru kenal, kemudian mereka berdua berjanjian untuk bertemu. 

    Keduanya lalu bertemu di Mojowangi Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, sebelum akhirnya AP mengajak korban ke Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, ke salah satu rumah pelaku yakni AT. 

    “Pacar dari korban ini, mengajak korban ke rumah salah satu rumah pelaku, yakni AT. Setelah itu, korban ditinggalkan di rumah itu. Barulah saat itu AP dan AT pergi keluar untuk membeli minuman keras, kemudian mereka pergi ke daerah Kunjang, Kabupaten Kediri,” ujar Margono. 

    Setelah pergi membeli minuman keras, AP dan AT kembali dan menemui korban yang masih berada di rumah AT. 

    Setelah sampai di rumah, ada LI juga yang menunggu dan ketiganya sempat minum-minum terlebih dahulu. 

    Seusai minum-minum itu, korban diajak ke daerah sawah di Desa Godong, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. 

    Saat menuju ke sawah itu, AP dan LI berboncengan tiga dengan korban PRA. 

    “AT ini melihat dari belakang, karena mengikuti dari belakang,” imbuh Margono. 

    Tiba di sawah itulah aksi tak terpuji ketiga pelaku ini dimulai. Ketiganya merudapaksa korban PRA di sawah tersebut, bahkan sempat memukuli korban.

    Sesuai keterangan dari pelaku, korban sempat melakukan perlawanan. 

    Namun, tiga pelaku tetap memaksa dan melancarkan aksi bejatnya itu secara bersama-sama. 

    Ketiga pelaku mempunyai peran masing-masing, ada yang memegang tangan korban, ada yang memegang kaki korban dan ada yang melakukan persetubuhan dan dilakukan bergiliran. 

    “Sebelum melakukan rudapaksa, pelaku ini melakukan pemukulan terhadap korban di bagian perut, sehingga korban tidak berdaya. Di mana pembuktian itu sesuai dengan hasil autopsi bahwa ada pendarahan di dalam perut korban,” ungkap Margono.

    Setelah dilakukan rudapaksa secara bergilir, karena kondisi korban sudah tidak berdaya maka dari pelaku utama, AP dan LI membawa korban PRA ke sungai di daerah Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, dan langsung membuang korban ke sungai tersebut. 

    Salah seorang pelaku, AT ini juga melihat saat kedua pelaku membuang korban ke sungai di daerah Desa Godong. 

    Saat dibuang di sungai, korban masih hidup namun dalam kondisi lemas, dan akhirnya meninggal karena tenggelam. 

    Sampai akhirnya pada Selasa (11/2/2024), jasad gadis muda ini ditemukan di sungai Desa Pacar Peluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. 

    “Para pelaku membuang ke sungai dengan harapan untuk menghilangkan jejak.  Kemudian para pelaku ini merampas sepeda motor Honda Vario dan handphone milik korban,” beber Margono.

    Motor yang dirampas para pelaku dijual dengan harga Rp 2.200.000. Dan sebanyak Rp 800.000 sudah digunakan untuk keperluan ketiga pelaku. 

    “Barang bukti yang kami amankan sisa uang yang memang belum digunakan. Motifnya ingin menguasai barang korban yang juga pacar dari pelaku utama. Para pelaku sudah dikendalikan oleh alkohol sehingga membuat ketiga pelaku ini di luar batas kendali,” pungkas Margono. 

    Kini, ketiga pelaku sudah diamankan pihak kepolisian. Ketiganya dijerat Pasal 340 atau 339, 338 dengan hukuman kurang seumur hidup atau 20 tahun penjara. 

     

     

     

  • Mayat Tanpa Kepala di Jombang Dipastikan Korban Mutilasi, Identitas Masih Misteri

    Mayat Tanpa Kepala di Jombang Dipastikan Korban Mutilasi, Identitas Masih Misteri

    Jombang (beritajatim.com) – Polisi memastikan bahwa mayat tanpa kepala yang ditemukan di saluran irigasi Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang adalah korban mutilasi.

    Kepala manusia yang ditemukan di tepi Sungai Konto, Dusun Kedunglempuk, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, dipastikan merupakan bagian dari jasad tersebut. Kedua lokasi ini berjarak sekitar 4 hingga 5 kilometer.

    Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Margono Suhendra mengungkapkan bahwa hingga saat ini identitas korban masih belum terungkap. “Namun demikian, identitas korban belum terkuak,” kata Margono pada Kamis (13/2/2025).

    Penyelidikan menghadapi kendala karena sidik jari korban sudah dalam kondisi membusuk, sehingga sulit untuk diidentifikasi. Selain itu, hingga saat ini belum ada laporan dari masyarakat terkait kehilangan anggota keluarga yang sesuai dengan ciri-ciri korban.

    Sejumlah ciri fisik korban mutilasi telah disebutkan oleh pihak kepolisian, di antaranya:
    Kulit sawo matang, tahi lalat di dada sebelah kanan, perkiraan usia antara 15 hingga 25 tahun, gigi tidak beraturan, panjang rambut sekitar 14 cm, serta tinggi badan sekitar 160 cm

    “Jika ada warga yang kehilangan anggota keluarganya, silakan melapor ke kami. Namun kami pastikan bahwa mayat perempuan yang ditemukan sebelumnya tidak ada kaitannya dengan Mr X tanpa kepala ini,” ujar Margono.

    Hasil autopsi menunjukkan adanya luka gorok tidak beraturan di leher serta luka di bagian kepala. Diperkirakan korban dihabisi sekitar tiga hingga empat hari sebelum ditemukan.

    Sebelumnya, warga dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat laki-laki tanpa kepala di saluran irigasi persawahan Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang pada Rabu (12/2/2025). Kondisi jasad yang tidak utuh menguatkan dugaan bahwa korban mengalami mutilasi sebelum jasadnya dibuang. [suf]

  • Polisi Tangkap 3 Pelaku Pembunuhan Siswi SMA di Jombang, Salah Satunya Pacar Korban

    Polisi Tangkap 3 Pelaku Pembunuhan Siswi SMA di Jombang, Salah Satunya Pacar Korban

    Jombang (beritajatim.cm) – Polisi berhasil menangkap tiga pelaku pembunuhan terhadap Putri Regita Amanda alias PRA (18), siswi kelas XII asal Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, Jombang. Ketiganya adalah AP (18), warga Desa Sembung, Kecamatan Perak, serta AT (18) dan LI (32), yang berasal dari Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri.

    Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan mengonfirmasi penangkapan ketiga tersangka. “Tiga pelaku sudah kita tangkap,” ujar Ardi, Kamis (13/2/2025).

    Berdasarkan penyelidikan, AP diketahui sebagai pacar korban yang dikenalnya melalui media sosial. Sementara AT dan LI merupakan teman AP yang juga menjadi pelaku utama dalam kasus ini. Ketiga pelaku merupakan teman sesama pemancing.

    Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra, menjelaskan bahwa AP memiliki hubungan dengan PRA dan mengajaknya bertemu pada Senin (10/2/2025) sore. Mereka janjian melalui ponsel, sementara korban berpamitan kepada orang tuanya dengan alasan ingin melakukan transaksi jual beli menggunakan sistem Cash on Delivery (COD).

    Setelah bertemu di kawasan Mojowangi, Kecamatan Mojowarno, korban dibawa ke Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, ke rumah salah satu tersangka. PRA kemudian ditinggalkan sendirian di dalam rumah, sementara dua pelaku lainnya keluar untuk membeli minuman keras.

    Di rumah tersebut, PRA mengalami kekerasan fisik, termasuk pukulan di bagian perut yang mengakibatkan pendarahan. “Pembuktian sesuai dengan hasil autopsi bahwasannya terdapat pendarahan di bagian perut,” ungkap Margono.

    Dalam kondisi lemah, korban kemudian dibawa ke area persawahan Desa Godong, Kecamatan Mojowarno. Di lokasi tersebut, ketiga pelaku yang sudah dalam pengaruh minuman keras melakukan pemerkosaan secara bergilir.

    Setelahnya, korban dibawa ke Desa Tugu, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. Di tempat itu, tubuh PRA dibuang ke sungai dalam keadaan masih hidup.

    Keesokan harinya, Selasa (11/2/2025) pagi, jasad PRA ditemukan mengambang di Sungai Dusun Peluk, Desa Pacarpeluk. Penemuan mayat ini langsung menggegerkan warga setempat. Polisi yang menerima laporan bergerak cepat dan berhasil mengungkap kasus ini dalam waktu singkat.

    Ketiga tersangka kini dijerat dengan Pasal 340 atau 339, 338 KUHP, dengan ancaman hukuman seumur hidup atau maksimal 20 tahun penjara. Selain itu, polisi juga mengungkap bahwa sepeda motor milik korban telah dijual oleh pelaku seharga Rp2.200.000. “Sedangkan ponselnya bisa kita amankan,” pungkas Margono. [suf]

  • Geger Penemuan Mayat Membusuk Tanpa Kepala di Jombang

    Geger Penemuan Mayat Membusuk Tanpa Kepala di Jombang

    Jakarta

    Mayat pria tanpa kepala ditemukan warga di saluran irigasi Dusun Mireng, Desa Dukuharum, Megaluh, Jombang. Kondisi mayat tanpa busana dan sudah membusuk.

    Mayat pria ini ditemukan warga sekitar pukul 12.00 WIB. Posisi mayat tengkurap di saluran irigasi Dusun Mireng. Nampak jasad sudah membusuk dan tanpa busana.

    “Jenis kelamin laki-laki, kondisi jenazah sudah membusuk, perkiraan kami (matinya) sekitar 4-5 hari,” terang Komandan Tim Pusdalops BPBD Jombang Muhammad Zainudin dilansir detikJatim, Rabu (12/2/2025).

    Sementara itu, Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan menuturkan mayat diperkirakan tewas lebih dari 2 hari dan merupakan korban mutilasi. Sebab bau busuknya belum terlalu menyengat.

    “Belum bisa dipastikan ya (usia korban) karena butuh waktu untuk kami autopsi, mungkin sekitar 20-30 tahun,” kata Ardi.

    “Bisa jadi seperti itu ya (korban mutilasi). Kami dalami semoga segera terungkap,” kata Ardi.

    Tak lama setelah penemuan tersebut, kepala manusia ditemukan warga terdampar di pinggir Sungai Konto, Desa Pesantren, Tembelang, Jombang. Polisi masih menyelidiki apakah kepala ini milik mayat pria yang ditemukan di saluran irigasi Dusun Mireng siang tadi atau bukan.

    (rdp/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 3 Wanita Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Bertato di Buleleng Bali, Diduga Orang Dekat Korban – Halaman all

    3 Wanita Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Bertato di Buleleng Bali, Diduga Orang Dekat Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BULELENG – Polisi menetapkan tiga tersangka dalam kasus penemuan mayat pria bertato di kawasan hutan lindung Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng Bali.

    Diketahui ketiga tersangka diamankan polisi pada Sabtu (8/2/2025) di tempat berbeda.

    Belum dijelaskan secara detail siapa sosok ketiga wanita yang menjadi tersangka pembunuhan terhadap I Pande Gede Putra (53) tersebut.

    Namun disebut-sebut bila dua pelaku di antaranya memiliki hubungan dekat dengan korban.

    Dari hasil penyelidikan polisi, dugaan pembunuhan terhadap Pande Gede Putra terungkap setelah polisi menerima hasil autopsi dokter forensik RSUD Buleleng.

    Termasuk sejumlah petunjuk yang ditemukan personel Satuan Reskrim Polres Buleleng.

    Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika mengatakan berdasarkan hasil forensik dari RSUD Buleleng penyebab kematian Pande Gede Putra diduga karena dibunuh.

    “Informasinya demikian (korban pembunuhan),” kata AKP Gede Darma Diatmika saat dikonfirmasi, Rabu (12/2/2025).

    Tak hanya itu, AKP Diatmika juga mengatakan bahwa pelaku pembunuhan sudah diamankan. 

    Kendati demikian ia enggan menyebut secara detail.

    “Besok (Kamis) akan dirilis,” ucapnya. 

    Terpisah, Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP I Gusti Nyoman Jaya Widura saat dikonfirmasi mengungkapkan, setelah penemuan jenazah di ruas jalan Singaraja-Denpasar pada Senin (3/2/2025), pihaknya telah melakukan serangkaian penyelidikan. 

    Hasilnya, kini sudah ada tiga pelaku yang diamankan.

    Seluruhnya merupakan perempuan. 

    “Ketiga pelaku tersebut ditangkap pada Sabtu (8/2/2025) lalu. Ketiganya telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Mapolres Buleleng sejak Minggu (9/2/2025) untuk proses penyidikan,” ucapnya. 

    Kasat Reskrim enggan menyebut secara detail, saat disinggung mengenai hubungan ketiga pelaku dengan korban.

    Ia mengatakan detail kasus ini akan diungkapkan dalam konferensi pers pada Kamis (13/2/2025). 

    “Detailnya kami sampaikan pada pers release besok,” kata dia. 

    Diberitakan sebelumnya, masyarakat Desa Pancasari dibuat geger dengan penemuan jenazah di kawasan hutan lindung, tepatnya di pinggir jalan jurusan Singaraja-Denpasar pada Senin (3/2/2025).

    Jenazah itu ditemukan dua warga sekitar pukul 14.00 Wita, setelah mendengar keributan monyet-monyet di sekitar hutan.

    Saat ditemukan korban dalam posisi telungkup dan tersangkut di tebing dengan kondisi mengenakan celana jeans dan kaos biru.

    Penemuan mayat pria tersebut pun viral setelah  foto jenazah bertato tersebut beredar di media sosial.

    Pihak Reskrim bersama Inafis Polres Buleleng kemudian melakukan olah TKP dan mengevakuasi mayat itu ke pinggir jalan. 

    Selanjutnya jenazah dibawa ke RSUD Buleleng untuk dilakukan proses identifikasi menggunakan alat INAFIS Portable System yang terhubung dengan Server Pusidentifikasi dan data e-KTP

    Berdasarkan hasil penyelidikan awal, polisi menemukan sejumlah kejanggalan, seperti tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

    Wajah korban tampak bengkak dengan hidung dan mulut yang hancur. 

    Hasil identifikasi sidik jari jenazah dengan data sidik jari e-KTP dinyatakan identik.

    Di mana data kedua sidik jari disimpulkan identik dengan identitas I Pande Gede Putra P.

    Ia merupakan karyawan swasta yang beralamat di jalan H Takwa, RT006/ 009, Kel. Jatimakmur, Kec. Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat. 

    Kendati beralamat di Kota Bekasi, almarhum ternyata kelahiran Desa Temesi, Kecamatan/Kabupaten Gianyar pada 11 Februari 1971. 

    (Tribunbali.com/ Muhammad Fredey Mercury/ Tribunnews.com)

  • Kronologis Penemuan Mayat Pria Tanpa Kepala di Jombang, Sorenya Geger Temuan Kepala Tanpa Tubuh – Halaman all

    Kronologis Penemuan Mayat Pria Tanpa Kepala di Jombang, Sorenya Geger Temuan Kepala Tanpa Tubuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG – Mayat pria tanpa kepala ditemukan di saluran irigasi, Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (12/2/2025) siang sekira pukul 12.00 WIB.

    Belum diketahui identitas dari mayat tanpa kepala tersebut.

    Namun, diperkirakan korban berusia 20-30 tahun.

    Belakangan, di lokasi lain, warga menemukan kepala manusia tanpa tubuh pada Rabu sore pukul 17.57 WIB.

    Kepala manusia tanpa tubuh tersebut ditemukan jauh dari lokasi penemuan mayat pria tanpa kepala, tepatnya di sekitar Kali Konto, dusun Kedung Lempuk, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang.

    Kini mayat tanpa kepala dan kepala manusia tanpa tubuh sudah dievakuasi ke RSUD Jombang untuk diidentifikasi.

    Belum diketahui pasti ada tidaknya hubungan antara penemuan mayat tanpa kepala dan penemuan kepala manusia tanpa tubuh di Jombang tersebut.

    Kronologis Penemuan Mayat Tanpa Kepala

    Penemuan mayat pria tanpa kepala di Dukuharum, Jombang bermula saat ada seorang warga yang hendak memancing ikan di saluran irigasi.

    Warga yang menemukan pertama kali mayat pria tanpa kepala tersebut adalah Ahmad Alimin (57).

    Alimin mengatakan dirinya pertama kali melihat mayat tanpa kepala sekitar pukul 12.00 WIB.

    Saat ditemukan, mayat dalam posisi tengkurap, kaki dan tangannya masuk ke air di saluran irigasi. 

    Sementara punggung dan bagian belakang tubuhnya mengarah ke langit-langit tanpa kepala.

    Ia sempat mengira jasad manusia tersebut orang-orangan sawah. 

    “Saya kira orang-orangan sawah, tapi kok tidak ada kepalanya,” kata Alimin di lokasi kejadian.

    Ia pun sempat menghiraukan temuannya dan kemudian memberi tahu temannya.

    “Terus saya tinggal, saya tidak berani. Terus teman saya coba cek ternyata mayat tidak ada kepalanya,” ucapnya.

    Sementara itu, Kepala Dusun Dukuhmireng, Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Jombang, Retno Handayani mengatakan saat ditemukan kondisi mayat sudah membusuk dan tanpa busana.

    “Ditemukan oleh warga yang mau mancing. Sudah tanpa kepala dan tanpa busana. Mayat laki-laki dan sudah dalam kondisi membusuk,” ucap Retno.

    Penemuan Kepala Manusia Tanpa Tubuh

    Berselang beberapa jam dari penemuan mayat pria tanpa kepala, warga di tempat lain menemukan kepala manusia tanpa tubuh.

    Diduga kuat kepala manusia tersebut bagian dari mayat pria tanpa kepala yang ditemukan warga di Desa Dukuhharum.

    Kepala manusia tanpa tubuh tersebut ditemukan warga di sekitar Kali Konto, dusun Kedung Lempuk, Desa Pesantren. 

    Warga pertama kali menemukan kepala manusia tanpa tubuh tersebut sekitar pukul 17.57 WIB di pinggiran Kali Konto mengarah ke Sungai Brantas.

    Septa Eko Budianto, Relawan BPBD Kabupaten Jombang, menyebut  bahwa informasi temuan kepala manusia itu ia terima dari grup WhatsApp. 

    “Informasi pertama yang saya terima itu dari grup WhatsApp. Ada warga sekitar yang menemukan kepala manusia di sekitaran Kali Konto, Kecamatan Tembelang,” ucapnya saat dikonfirmasi di halaman Ruang Jenazah RSUD Jombang pada Rabu (12/2/2025).

    Saat ditemukan, kondisi kepala manusia tanpa tubuh itu sudah membusuk di bagian bawah leher. 

    Sedangkan wajahnya sudah sangat sulit dikenali. 

    “Yang saya lihat bagian kepala tadi laki-laki rambutnya sudah terlepas dari bagian kepala. Untuk rambutnya pendek,” ujarnya.

    Polisi Sebut Mayat Tanpa Kepala Sudah Lebih Dari 2 Hari

    Kapolres Jombang, AKBP Ardi Kurniawan sempat mendatangi lokasi penemuan mayat pria tanpa kepala di Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh. 

    Ia mengatakan, pihaknya saat ini sudah bergerak mengumpulkan sejumlah bukti-bukti di lokasi kejadian penemuan mayat.

    “Saat ini kita lakukan pengumpulan bukti-bukti di lokasi kejadian temuan mayat, sudah dibawa ke RSUD untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab kematian, termasuk juga untuk identitas,” kata Kapolres.

    “Ini masih kumpulkan bukti dan keterangan saksi termasuk dari pemilik sawah. Kita sudah sebar anggota untuk memastikan apakah ada keluarga yang hilang atau tidak pulang,” lanjut dia. 

    Ia membenarkan jika selain ditemukan tanpa kepala, mayat pria tersebut dalam kondisi tanpa busana.

    “Akan kita dalami agar segera terungkap. Secara umum mayat sudah lebih dari dua hari karena sudah kering, namun belum mengeluarkan bau menyengat,” ucapnya. 

    Pihak kepolisian sendiri belum bisa memastikan usia dan identitas korban.

    “Belum bisa dipastikan berapa usianya, masih kita lakukan autopsi,” ujarnya.

    Polisi Belum Bisa Pastikan Keterkaitan

    Terpisah, Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra berbicara soal penemuan kepala manusia tanpa tubuh di Kecamatan Tembelang, Jombang.

    Pihaknya belum bisa memastikan apakah kepala manusia tersebut merupakan bagian tubuh dari mayat pria tanpa kepala yang ditemukan di Kecamatan Megaluh. 

    “Memang benar dari informasi yang kami terima ada warga sekitar yang menemukan kepala manusia saat ini masih kami dalami, kami selidiki, kami lakukan autopsi terlebih dahulu, sehingga kami belum bisa memastikan apakah kepala tersebut merupakan bagian tubuh dari mayat yang ditemukan di Megaluh,” ungkapnya. 

    Ia menjabarkan, bagian kepala tersebut ditemukan di pinggiran Sungai Brantas, terdampar dan mengeluarkan bau busuk yang tercium masyarakat. 

    “Kepala itu tadi ditemukan di pinggir Sungai Brantas di desa setempat. Terdampar sehingga masyarakat saja itu mungkin mencium bau yang tidak sedap masyarakat melihat dan menemukan kepala tersebut,” ucapnya. 

    “Kondisinya sudah penuh dengan belatung sehingga berharap dengan hasil autopsi nanti bisa memastikan apakah benar kepala ini merupakan bagian tubuh dari mayat yang sebelumnya kita temukan di Megaluh yang tanpa kepala,” katanya. 

    Pihaknya juga belum memastikan apakah kepala manusia yang ditemukan itu berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. 

    “Secara kasat mata kami belum berani menyimpulkan, karena masih autopsi. Proses autopsi juga masih berjalan sehingga kami belum bisa memberikan informasi yang pasti. Teman-teman mohon bersabar dulu,” pungkasnya. 

    (Tribunmataraman.com/ Anggit Puji Widodo)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunmataraman.com dengan judul Update Temuan Mayat Tanpa Kepala di Jombang, Ditemukan Bagian Kepala di Tepi Kali Konto Tembelang

  • Pria di Sumut Tewas Disiram Air Keras Saat Jalan Bareng Teman Wanita, Berikut Kronologisnya – Halaman all

    Pria di Sumut Tewas Disiram Air Keras Saat Jalan Bareng Teman Wanita, Berikut Kronologisnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Abdi Karir alias Buyung (47) tewas setelah disiram air keras oleh orang tak dikenal di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).

    Peristiwa yang menimpa warga Kecamatan Medan Timur tersebut, terjadi saat korban sedang mengendarai sepeda motor dan membonceng teman perempuannya, Selasa (11/2/2025).

    Kapolsek Medan Tembung Kompol Jhonson Sitompul mengungkap kronologis kejadian yang dialami Abdi bersama teman wanitanya.

    Peristiwa bermula saat Abdi bersama teman perempuannya yang diduga istri sirinya berada di warung tuak.

    Setelah itu keduanya berboncengan menggunakan sepeda motor hendak pulang ke rumahnya.

    Di perjalanan, diduga muncul orang tak dikenal melaju menggunakan sepeda motor dari arah berlawanan.

    Terduga pelaku pun langsung menyiramkan air keras ke arah korban.

    Akibat siraman cairan tersebut, tubuh Abdi melepuh hingga akhirnya meninggal dunia.

    Sedangkan rekan perempuannya hanya terkena cairan di bagian tangannya.

    “Di situ lah korban diduga disiram air keras. Istrinya itu juga kena di bagian tangan kanan,” kata Jhonson, Rabu (12/2/2025). 

    Menurut Jhonson korban sempat dibawa ke rumah sakit sesaat setelah kejadian.

    Namun sayangnya nyawa korban tak tertolong.

    “Sempat dibawa ke rumah sakit, tapi meninggal dunia,”kata Jhonson.

    Jhonson menyebut sampai saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.

    Polsek Medan Tembung bekerja sama dengan Bidang Laboratorium Forensik (Labfor) kini melakukan pemeriksaan terhadap cairan yang membuat Abdi tewas.

    Selain itu, RS Bhayangkara TK II Medan pun melakukan autopsi terhadap tubuh korban.

    “Kini, masih memburu para pelaku. Ada empat saksi yang sudah diperiksa. Perkembangan lebih lanjut nanti akan disampaikan,” kata dia.

    Penulis: Fredy Santoso