Topik: autopsi

  • Motif Pembunuhan Siswi SMP di Tanah Datar, Tersangka Kirim Pesan Ancaman dan Kabur ke Aceh – Halaman all

    Motif Pembunuhan Siswi SMP di Tanah Datar, Tersangka Kirim Pesan Ancaman dan Kabur ke Aceh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang siswi SMP berinisial CN (15) ditemukan tewas terbungkus karung di Tabek Bunta, Nagari Sungai Tarab, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat pada Rabu (19/2/2025) pagi.

    Setelah dilakukan penyelidikan, dua tersangka berinisial N (25) dan B (27) ditangkap di lokasi yang berbeda.

    B ditangkap di Tanah Datar, sedangkan N diamankan saat kabur ke Aceh.

    Kasat Reskrim Polres Tanah Datar, AKP Surya Wahyudi, mengatakan N selaku eksekutor pembunuhan sakit hati karena kontaknya diblokir korban.

    “Jadi awalnya pelaku N ini mengirim pesan singkat kepada korban dengan mengaku sebagai orang lain.”

    “Namun korban memblokir nomor tersebut, sehingga membuat pelaku ini sakit hati hingga timbul niat untuk melakukan pembunuhan,” bebernya, Rabu (26/2/2025).

    Tersangka N telah merencanakan pembunuhan dan sempat mengirim pesan ancaman ke korban dengan nomor baru.

    “Korban sempat mengirimkan tangkapan layar ancaman tersebut kepada ibunya. Namun ibu korban menganggap hal tersebut adalah sebuah keisengan sehingga tidak terlalu menghiraukan,” imbuhnya.

    Aksi pembunuhan dilakukan N di sebuah sekolah di daerah Malintang, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka B tak melakukan pembunuhan tapi melihat N mencekik korban hingga tewas.

    “Untuk pelaku ini bisa disangkakan dengan pembunuhan berencana. Namun karena korban masih dibawah umur, maka kita juga akan menggunakan undang-undang anak dibawah umur,” tuturnya.

    Selain itu, tersangka B juga membawakan karung yang digunakan untuk membungkus jasad korban.

    Kedua tersangka berpisah dan jasad korban dibuang N menggunakan sepeda motor.

    “Dari keterangan pelaku, ia awalnya hendak membuang korban ke jurang yang tidak jauh dari TKP.”

    “Namun ternyata saat berada di TKP, minyak sepeda motornya habis, kemudian meletakan korban begitu saja di TKP penemuan,” tukasnya.

    N meminta bantuan B untuk mendorong sepeda motornya yang kehabisan bensin.

    “Ia kembali menelepon pelaku B untuk membantu mendorong sepeda motornya yang habis minyak ke tempat pengisian BBM terdekat, setelah itu mereka kemudian berpisah kembali ke rumah masing-masing,” terangnya.

    Berdasarkan hasil autopsi, ditemukan bekas cekikan di leher serta tanda-tanda korban mengalami kekerasan seksual.

    “Pelaku N ini melakukan pemerkosaan setelah membunuh korban, ia mengatakan bahwa melakukan tindakan itu sendiri saja, pelaku B tidak ikut.” 

    “Namun kita nantinya akan mencoba melakukan tes DNA untuk memastikan apakah sperma yang ada ini milik satu orang saja atau keduanya,” lanjutnya.

    Barang bukti yang diamankan yakni dua sepeda motor milik kedua tersangka.

    Sepeda motor B digunakan untuk menjemput korban, sedangkan sepeda motor N untuk membuang jasadnya.

    Kesaksian Ibu Korban

    Ibu korban, Liza Delka, mengaku mendapat kabar penemuan jasad dari temannya yang menunjukkan video serta foto-foto.

    Setelah diamati pakaian yang dikenakan korban, Liza membenarkan jasad perempuan itu anaknya.

    “Saya lihat lagi foto lainnya dan baju yang dipakai memang sama pada saat malam itu, yaitu hitam dan pink,” bebernya.

    Namun, ia membantah anaknya memiliki tato seperti yang diungkap penyidik.

    “Itu bukanlah tato, melainkan henna yang dibuat dengan menggambar nama di bagian tangannya,” terangnya.

    Liza menjelaskan anaknya sempat pamit ke rumah nenek untuk membuat gorengan.

    “Setelah asyik bermain handphone, dia meminta izin untuk pulang ke rumah,” tuturnya.

    Ternyata korban tak pulang ke rumah melainkan keluar berboncengan sepeda motor.

    Liza Delka sudah tertidur karena mengira anaknya menginap di rumah nenek.

    Keesokan harinya, jasad korban ditemukan di pinggir jalan Nagari Gurun, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Pembunuhan CNS di Tanah Datar: Korban Dibunuh di Sekolah, Diperkosa, Lalu Dimasukkan dalam Karung

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunPadang.com/Fajar) 

  • Motif Pembunuhan Siswi SMP di Tanah Datar, Tersangka Kirim Pesan Ancaman dan Kabur ke Aceh – Halaman all

    Polisi Beberkan Hasil Autopsi Jasad Remaja di Tanah Datar, Sebut Ada Cekikan di Leher Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hasil autopsi jasad CNS (16) remaja yang ditemukan tewas di dalam karung di Tanah Datar, Sumatera Barat dibeberkan polisi.

    AKP Surya Wahyudi, Kasat Reskrim Polres Tanah Datar mengatakan, dari hasil autopsi, ada bekas cekikan di leher korban.

    Ia juga mengatakan bahwa ada sel sperma di rahim korban.

    “Untuk hasil otopsinya sudah keluar, di leher korban ditemukan bekas cekikan dan di bagian rahim dan kemaluan korban ditemukan bekas sel sperma,” katanya, Rabu (26/2/2025).

    Diketahui, CNS ditemukan tewas terbungkus karung pada Rabu (19/2/2025).

    Pihak kepolisian pun melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan pelaku pertama berinisial B (27).

    Dari pengakuan B, pihak kepolisian melakukan pengembangan dan berhasil menangkap pelaku lainnya, N (25).

    N sendiri merupakan eksekutor dari pembunuhan ini.

    Ia diringkus di Kota Langsa, Aceh.

    “Setelah diamankan inisial B ini, barulah diketahui pelaku atau yang diduga sebagai eksekutornya berinisial N,” kata AKP Surya Wahyudi, dikutip dari TribunPadang.com.

    Wahyudi menuturkan, diduga aksi pembunuhan ini dilakukan pelaku karena sakit hati.

    “Diduga akibat adanya unsur sakit hati. Berdasarkan keterangan sementara dari inisial B yang sudah diamankan di Polres Tanah Datar, korban meninggal dunia akibat dicekik lehernya oleh inisial N,” kata AKP Wahyudi.

    Sementara pelaku B mengaku tak ikut saat kejadian.

    “Dimana pada saat kejadian, inisial B mengaku tidak ikut, akan tetapi melihat kejadian tersebut,” jelasnya.

    Dibunuh lalu Dirudapaksa

    AKP Surya Wahyudi menuturkan, pelaku yang bernama N merudapaksa korban setelah membunuhnya.

    Aksi keji tersebut dilakukan pelaku di sebuah sekolah di Tanah Datar, Sumbar.

    “Pelaku N menghabisi nyawa korban di sekolah itu, lalu melakukan pemerkosaan setelah korban meninggal dunia,” ujar Surya, Rabu (26/2/2025).

    Mengutip TribunPadang.com, setelah membunuh korbannya, N kemudian menghubungi pelaku lain berinisial B.

    N menghubungi B untuk meminta bantuan membawakan karung.

    “Kemudian mereka berdua memasukan korban ke dalam karung dan menaikkannya ke motor pelaku N,” ujarnya.

    Setelah itu, kedua pelaku berpisah dan N membuang korban ke tempat pertama kali jasadnya ditemukan.

    AKP Surya Wahyudi menuturkan, ada bekas cekikan di leher korban.

    Ia menambahkan, pelaku mengaku melancarkan aksinya seorang diri.

    “Berdasarkan pengakuan awalnya bahwa pelaku N ini melakukan pemerkosaan setelah membunuh korban, ia mengatakan bahwa melakukan tindakan itu sendiri saja, pelaku B tidak ikut,”

    “Namun kita nantinya akan mencoba melakukan tes DNA untuk memastikan apakah sperma yang ada ini milik satu orang saja atau keduanya,” sambungnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Hasil Otopsi Jenazah CNS di Tanah Datar: Ada Bekas Cekikan dan Sperma di Rahim

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunPadang.com, Fajar Alfaridho Herman)

  • Motif Pembunuhan Siswi SMP di Tanah Datar, Tersangka Kirim Pesan Ancaman dan Kabur ke Aceh – Halaman all

    Kasus Mayat Dalam Karung di Tanah Datar Sumbar, Pelaku Mengaku Rudapaksa Korban Setelah Dibunuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi akhirnya mengungkap misteri kasus mayat dalam karung yang ditemukan di Kecamatan Sungai Tarab, Tanah Datar, Sumatera Barat, Rabu (19/2/2025).

    Dalam kasus ini, polisi menangkap dua orang pelaku masing-masing berinisial N (26) dan B (27).

    Korban yang diketahui berinisial CNS (15), siswi MTs di Tanah Datar tersebut dibunuh dan dirudapaksa pelaku N (26).

    Korban dan pelaku N merupakan kenalan lama, sedangkan B berteman dengan N dan baru mengenal CNS sekitar satu minggu sebelum kejadian.

    Peristiwa pembunuhan bermula saat korban dijemput pelaku B dari kediamannya pada Selasa (18/2/2025) malam menngunakan sepeda motor.

    Kemudian pelaku B membawanya ke Lapangan Cindua Mato, Tanah Datar, di mana N sudah menunggu.

    Selanjutnya, korban dan kedua pelaku kembali bertemu di sebuah taman kanak-kanak di Salimpaung sesuai yang telah disepakati sebelumnya.

    Di tempat tersebut lah, N membunuh dan merudapaksa CNS.

    Kasat Reskrim Polres Tanah Datar, AKP Surya Wahyudi mengatakan berdasarkan keterangan pelaku, ia melakukan pembunuhan dan rudapaksa di satu sekolah yang berada di daerah Malintang, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

    Selanjutnya, kata Surya, setelah pelaku N membunuh dan merudapaksa koban, N kemudian menghubungi pelaku B untuk memintanya membawakan sesuatu untuk menutupi korban.

    Kemudian pelaku B datang kembali dengan membawa sebuah karung.

    “Kemudian mereka berdua memasukan korban ke dalam karung dan menaikannya ke motor pelaku N,” ujarnya.

    Setelah itu, pelaku N dan pelaku B berpisah.

    Untuk barang bukti berupa handphone korban, pelaku membuangnya.

    Diketahui dalam kasus ini, polisi menyita dua sepeda motor yang digunakan pelaku untuk membunuh korban.

    Dua sepeda motor tersebut merupakan milik B yang digunakan untuk menjemput korban dan sepeda motor milik N yang digunakan untuk membuang mayat korban.

    Motif Sakit Hati

    Pembunuhan tersebut diketahui bermotif sakit hati.

    Pelaku emosi setelah dimaki-maki korban dengan perkataan kotor.

    “Diduga akibat adanya unsur sakit hati. Berdasarkan keterangan sementara dari inisial B yang sudah diamankan di Polres Tanah Datar, korban meninggal dunia akibat dicekik lehernya oleh inisial N,” ungkap Surya.

    Pelaku B mengaku kepada polisi, ia tidak ikut mengeksekusi korban.

    B hanya hadir dan melihat pelaku N mencekik korban.

    “Di mana pada saat kejadian, inisial B mengaku tidak ikut, akan tetapi melihat kejadian tersebut,” jelas Surya.

    Hasil Autopsi Korban

    Hasil autopsi terhadap jasad korban CNS, menunjukan bahwa di leher korban ada bekas cekikan.

    Selain itu, di bagian rahim dan kemaluan korban ditemukan sel sperma.

    “Untuk hasil autopsinya sudah keluar, di leher korban ditemukan bekas cekikan dan di bagian rahim dan kemaluan korban ditemukan bekas sel sperma,” kata AKP Surya Wahyudi.

    Polisi saat ini masih menunggu hasil tes kecocokan sperma yang di rahim korban untuk dicocokan dengan pelaku B.

    “dari hasil tes sperma itu ninti diketahui apakah B ikut memperkosa korban atau tidak,” ujarnya.

    Atas perbuatannya N terancam dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana juncto pasal 80, 81, 82 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

    Sementara B dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

    Ibu Korban Tak Kenal Pelaku

    Ibunda CNS, Liza Delka mengaku tak mengenal kedua pelaku.

    “Saya tidak mengenal mereka, sebanyak ini teman-teman anak saya tapi saya tidak ada mengenal satupun dari mereka,” kata Liza saat ditemui dirumahnya di Nagari Sumanik, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Rabu (26/2/2025).

    “Melihatnya pun lewat di sekitar sini juga tidak pernah, mungkin karena bukan orang sekitar makanya saya tidak pernah lihat,” sambungnya.

    Liza juga mengungkapkan rasa syukurnya karena para terduga pelaku yang tega menghabisi nyawa anak kesayangannya itu akhirnya berhasil ditangkap.

    “Dengan tertangkapnya para pelaku tentunya saya cukup lega. Tapi seperti masih ada yang mengganjal di hati saya, kenapa mereka tega menghabisi nyawa anak saya yang masih sekecil itu,” ungkapnya sambil menahan tangis.

    “Ibu mana yang rela melihat anak gadisnya mati dalam keadaan terbunuh,” sambungnya.

    Liza berharap agar para pelaku bisa dihukum dengan seberat-beratnya.

    “Kalau bisa mereka itu dihukum seberat-beratnya, kalau bisa nyawa dibalas nyawa,” tegasnya.

    Liza juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran Kepolisian serta yang turut serta dalam membantu menangkap pelaku pembunuhan anaknya.

    “Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh polisi yang telah membantu dan semua orang yang telah membantu menangkap pelaku, semoga ini bisa menjadi amal ibadah bagi semuanya,” pungkasnya. (Tribunpadang.com/ Fajar Alfaridho Herman/ kompas.com/ Tribunnews.com)

     

  • Misteri Kematian Pasutri di Cikarang Bekasi, Polisi Dalami Dugaan Cekcok Rumah Tangga – Halaman all

    Misteri Kematian Pasutri di Cikarang Bekasi, Polisi Dalami Dugaan Cekcok Rumah Tangga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI –  Polres Metro Bekasi masih menyelidiki kasus tewasnya pasangan suami istri (pasutri) Yatna Maulana dan Deli Supriyatini yang ditemukan di kontrakan mereka di Kampung Jati Warung Kobak, Desa Pasirgombong, Kecamatan Cikarang Utara.

    Penyelidikan berfokus pada kemungkinan motif yang melatarbelakangi tragedi ini, termasuk faktor ekonomi dan permasalahan rumah tangga.

    Berdasarkan keterangan pemilik kontrakan, Jaman, pasutri ini telah menempati kontrakan selama 11 bulan dan bekerja di sektor industri di Cikarang.

    Yatna bekerja di Sari Roti, sementara Deli bekerja di PT Matel.

    “Selama mereka tinggal di sini, saya tidak begitu tahu kesehariannya. Tapi berdasarkan identitas yang mereka serahkan sebelum mengontrak, mereka pasangan suami istri dan sama-sama bekerja di pabrik,” ujar Jaman.

    Dugaan Cekcok Sebelum Kematian

    Kapolres Metro Bekasi, Kombes Mustofa, menyatakan bahwa korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

    Yatna ditemukan tergantung di kamar mandi, sedangkan Deli terbaring di atas kasur dengan tubuh tertutup selimut.

    “Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa sebelum kejadian, pasutri ini sempat terlibat cekcok.

    Keterangan saksi menyebutkan bahwa pertengkaran terjadi beberapa hari sebelum keduanya ditemukan tewas,” ungkap Kombes Mustofa.

    Meski dugaan awal mengarah pada konflik rumah tangga, pihak kepolisian masih mendalami motif lainnya, termasuk kemungkinan tekanan ekonomi yang dialami pasangan tersebut.

    Analisis Awal Hasil Autopsi

    Dari hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan luka pada tubuh Deli, sementara Yatna memiliki luka di lengan dan pelipis kiri.

    Namun, Kapolres Mustofa belum dapat menyimpulkan penyebab pasti kematian keduanya.

    “Kami tidak ingin terburu-buru menyimpulkan apakah ini kasus pembunuhan yang diikuti bunuh diri atau ada faktor lain yang berperan. Saat ini, tim masih mengumpulkan bukti dari olah tempat kejadian perkara (TKP),” tambahnya.

    Kesaksian Tetangga

    Beberapa tetangga mengungkapkan bahwa pasangan ini sering terlibat percekcokan.

    “Sering terdengar suara mereka bertengkar, tapi kami tidak menyangka akan berakhir seperti ini,” ujar salah seorang warga.

    Kepolisian berencana melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap pihak keluarga dan lingkungan sekitar untuk menggali lebih dalam mengenai hubungan pasangan ini serta kemungkinan motif lain di balik insiden tragis ini.

    Hingga saat ini, kasus tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

  • Para Pembunuh Gadis dalam Karung di Tanah Datar Ditangkap, Ada yang Diringkus di Aceh – Halaman all

    Para Pembunuh Gadis dalam Karung di Tanah Datar Ditangkap, Ada yang Diringkus di Aceh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Para pelaku pembunuhan gadis dalam karung di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, ditangkap.

    Jasad gadis berinisial CNS (16) itu ditemukan terbungkus karung di pinggir jalan daerah Tabek Bunta, Nagari Sungai Tarab, Kecamatan Sungai Tarab, Tanah Datar, Rabu (19/2/2025).

    Terbaru, pihak kepolisian berhasil menangkap para pelaku pembunuhan.

    Demikian yang disampaikan Kapolres Tanah Datar, AKBP Simon Yana, Senin (2/2/2025).

    “Iya, untuk terduga pelaku sudah ditangkap,” kata AKBP Simon dikutip dari TribunPadang.com.

    Ada dua orang pelaku dalam kasus pembunuhan ini.

    Satu orang diringkus oleh Polres Tanah Datar, sementara satu orang lainnya diamankan polisi di Provinsi Aceh.

    “Untuk kedua orang yang telah diamankan, nantinya akan dihubungkan hasil keterangannya,” katanya. 

    Pelaku yang diringkus di Aceh berinisial NJ (26). Ia ditangkap di Kota Langsa, Aceh, Senin (24/2/2025).

    Mengutip Serambinews.com, penangkapan ini bermula dari informasi masyarakat yang diterima oleh anggota Polsek Langsa Barat.

    AKBP Andy Rahmansyah selaku Kapolres Langsa menjelaskan, setelah mendapat informasi tersebut, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Polres Tanah Datar untuk memastikan identitasnya.

    “Setelah memastikan identitas pelaku NJ, Kapolsek Langsa Kapolsek Langsa Barat, Iptu Hufiza Fahmi bersama anggotanya malam tadi (Senin) langsung bergerak mengamankan tersangka di salah satu rumah warga di Kota Langsa sekitar pukul 20.30 WIB,” sebut Kapores.

    Ia menuturkan NJ bakal dijemput oleh Polda Sumbar.

    “Saat ini kita menunggu pihak Kepolisian dari Polda Sumatera Barat yang masih dalam perjalanan untuk menjemput tersangka NJ,” tutur AKBP Andy. 

     

    Dalam pengakuannya, NJ mengakui telah mencekik korban karena marah dan sakit hati.

    Pihak kepolisian telah memeriksa puluhan saksi dalam kasus ini.

    Kasat Reskrim Polres Tanah Datar AKP Surya Wahyudi mengonfirmasi hal tersebut.

    “Hingga saat ini kita telah memeriksa 21 orang sebagai saksi terkait hal ini. Termasuk mengumpulkan berbagai barang bukti yang ditemukan,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (23/2/2025).

    Pihak kepolisian juga masih menunggu hasil autopsi jasad korban.

    “Untuk hasil otopsi mudah-mudahan saja bisa keluar pada hari Selasa besok,” ujarnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Kabur dari Sumbar, Polres Langsa Ringkus Tersangka Pembunuhan Siswi MTs dengan judul BREAKING NEWS Polisi Amankan 2 Orang Diduga Terkait Kasus Mayat Dalam Karung di Tanah Datar

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Serambinews.com, Zubir)(TribunPadang.com, Rezi Azwar)

  • Pembunuh Siswi MTs Dalam Karung di Tanah Datar Sumatera Barat Ditangkap, Berikut Tampang Pelaku – Halaman all

    Pembunuh Siswi MTs Dalam Karung di Tanah Datar Sumatera Barat Ditangkap, Berikut Tampang Pelaku – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi menangkap dua pelaku pembunuhan siswi MTs Cinta Novita Sari (16 tahun) yang jasadnya ditemukan dalam karung di pinggir jalan Nagari Sungai Tarab, Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar).

    Diketahui warga menemukan jasad Cinta Novita Sari dalam karung putih pada Rabu (19/2/2025) lalu.

    Dalam hitungan hari, polisi berhasil menangkap dua pelakunya di dua lokasi berbeda.

    Satu orang terduga pelaku berinisial NV diamankan di Aceh, Senin (24/2/2025).

    Sementara satu orang lainnya berinisial BM diamankan di wilayah Tanah Datar.

    Diketahui kedua pelaku dan korban sudah lama saling kenal.

    Kapolres Tanah Datar, AKBP Simon Yana, saat dihubungi TribunPadang.com, Senin (24/2/2025) membenarkan terkait adanya penangkapan terhadap dua orang yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan siswi MTs tersebut.

    “Iya, untuk terduga pelaku sudah ditangkap,” kata AKBP Simon Yana, dalam sambungan telepon, Senin (24/2/2025) malam.

    Ia menyebutkan, untuk terduga pelaku yang diamankan di Aceh, saat ini sedang dalam proses penjemputan.

    “Untuk yang di Aceh, sedang proses penjemputan,” ujar AKBP Simon Yana.

    Setelah sampai di Provinsi Sumatera Barat, akan dimintai keterangannya terkait perkara penemuan mayat perempuan dalam karung.

    “Untuk kedua orang yang telah diamankan, nantinya akan dihubungkan hasil keterangannya,” katanya.

    Tampang Terduga Pelaku

    Belakangan muncul foto seorang terduga pelaku pembunuhan terhadap Cinta Novita Sari.

    Disebut-sebut foto terduga pelaku yang beredar memiliki inisial NV.

    NV ditangkap di Kota Langsa, Aceh, pada Senin (24/2/2025) malam.

    Berdasarkan keterangan yang dihimpun TribunPadang.com, terduga pelaku berinisial NV tampak terduduk di sebuah bangku di dalam sebuah ruangan yang diduga berada di Polsek Langsa, Provinsi Aceh.

    PEMBUNUH SISWI MTS – Pelaku NV saat berada di Mapolsek Langsa, Provinsi Aceh, Senin (24/2/2025) malam. Ia diamankan karena diduga melakukan pembunuhan terhadap siswi MTs di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. (Tribunpadang.com/ Tangkap Layar)

    Kasat Reskrim Polres Tanah Datar, AKP Surya Wahyudi membenarkan terkait foto yang beredar tersebut.

    “Benar dia, kemarin kita minta tolong dengan Polsek wilayah Langsa untuk membantu mengamankannya setelah beberapa hari masuk dalam DPO,” katanya saat dikonfirmasi.

    Sementara itu, berdasarkan informasi yang beredar, NV diamankan pada hari Senin (24/2/2025) malam saat berada di salah satu rumah kawasan Kota Langsa, Provinsi Aceh.

    Ia diamankan karena berawal dari laporan masyarakat yang curiga karena ada seseorang yang dicurigai baru tiba di Langsa.

    Setelah penyelidikan dan koordinasi dengan Polres Tanah Datar, aparat memastikan bahwa individu tersebut adalah DPO dan langsung bergerak melakukan penangkapan di Gampong Teungoh, Kecamatan Langsa Kota.

    Detik-detik Siswi MTs Sebelum Ditemukan Tewas Dalam Karung

    Sebelum ditemukan tewas, siswi MTs Cinta Novita Sari pergi dari rumah neneknya pada Selasa (18/2/2025) malam setelah menerima telepon dari seseorang.

    “Informasi yang kita dapatkan, korban berada di rumah neneknya yang bersebelahan dengan rumah orang tuanya. Saat berada di rumah neneknya, korban sedang teleponan sambil mendengarkan musik lewat speaker,” ujar AKP Surya Wahyudi, Kamis (20/2/2025).

    Setelah menerima telepon, korban keluar tanpa sepengetahuan siapapun dari keluarganya.

    Polres Tanah Datar juga sudah melakukan pengecekan CCTV yang ada di sekitar lokasi dan sepanjang jalan, memang terlihat korban pergi dengan menaiki sepeda motor.

    “Hasil kamera CCTV yang kita ambil, korban bersama seseorang pergi dengan sepeda motor pada malam hari. Jadi, sudah ada hasil rekaman video yang mengarah, korban berboncengan dengan seseorang,” ujarnya.

    Kemudian pada Rabu (19/2/2025) korban ditemukan tewas dalam karung di pinggir jalan

    Polisi pun menduga kuat siswi MTs tersebut korban tindak pidana pembunuhan.

    Hal tersebut terlihat dari kondisi korban ketika pertama kali ditemukan di mana ada luka lebam di bagian lehernya, bibirnya, dan beberapa bagian tubuh lainnya.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan saksi-saksi, polisi menyebut korban baru putus dengan pacarnya pada Minggu (16/2/2025).

    Polisi mengaku pihaknya sudah memeriksa 17 saksi terkait kasus penemuan mayat dalam karung tersebut.

    “Untuk sementara, kita baru mengumpulkan semua saksi yang berhubungan dengan korban. Sedang kita data dan sedang diambil keterangannya. Akan tetapi baru sebagian, dan masih ada sebagian lainnya belum,” kata AKP Surya Wahyudi.

    Pihaknya juga menyebutkan bahwa korban sebelumnya mempunyai pacar akan tetapi baru saja putus pada hari Minggu.

    Hal itu berdasarkan keterangan dari mantan pacar korban.

    “Informasi korban sempat punya pacar, dan keterangan dari mantan pacarnya ini sudah putus pada hari Minggu. Karena merupakan anak di bawah umur, diduga cinta monyet, yang berpacaran selama satu minggu, lalu putus,” katanya.

    AKP Surya Wahyudi juga menyebutkan untuk mantan pacar tersebut sudah dimintai keterangan.

    Korban Sosok Penurut

    Pantauan TribunPadang.com, terlihat hadir juga para keluarga dari korban termasuk ibu kandungnya bernama Liza Delka (35) di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatera Barat.

    Setelah korban selesai dilakukan autopsi, pihak keluarga membawa jenazah korban yang didampingi petugas dari Polres Tanah Datar dibawa kembali ke rumah duka.

    Rumah duka berlokasi di Jorong Guguak Manih, Nagari Sumaniak, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar.

    “Korban tuh orangnya patuh dan penurut. Tidak banyak cerita ya, orangnya,” kata Liza Delka.

    Ibunya menceritakan bahwa korban saat berada di rumah tidak banyak ulah orangnya.

    “Kalau cerita yang penting-penting saja,” ujarnya.

    Liza Delka menyampaikan bahwa korban merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

    Saat ini jenazah korban sudah dimakamkan di dekat rumahnya.

    (tribunpadang.com/ Fajar Alfaridho Herman/ Rezi Azwar)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Viral Foto Pelaku Pembunuhan Siswi di Tanah Datar Sumbar Ditangkap di Aceh, Polisi Benarkan

  • Hasil Autopsi Jenazah Feni Ere: Ditemukan Tanda Kekerasan hingga Dikubur Lebih dari 6 Bulan – Halaman all

    Hasil Autopsi Jenazah Feni Ere: Ditemukan Tanda Kekerasan hingga Dikubur Lebih dari 6 Bulan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi memastikan kerangka manusia yang ditemukan di Palopo, Sulawesi Selatan merupakan Feni Ere.

    Kerangka tersebut telah diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan di Pantilang, Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/2/2025).

    Diketahui, Feni Ere dilaporkan hilang sejak 27 Januari 2024 dan ditemukan tinggal kerangka pada Senin (10/2/2025) lalu.

    Kerangka manusia ditemukan dalam kondisi mulut terlilit celana.

    Keluarga yakin Feni Ere menjadi korban pembunuhan karena kematiannya tak wajar.

    Kasi Humas Polres Palopo, AKP Supriadi, menyatakan sampel DNA telah diambil dan menunjukkan kerangka identik dengan Feni Ere.

    “Keyakinan itu berdasarkan susunan gigi dan aksesoris yang ditemukan, termasuk celana yang dikenakan, yang diyakini milik Feni,” tuturnya.

    Proses autopsi jenazah dilakukan di RSUD Sawerigading Palopo pada Jumat (14/2/2025) kemarin.

    Ahli Forensik Polda Sulsel, Denny Matius, mengaku menemukan tanda-tanda kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal.

    Diduga korban telah dikubur lebih dari enam bulan sehingga ditemukan tinggal kerangka.

    “Dugaan tersebut akan dibuktikan lewat pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Prioritas autopsi ini adalah mengungkap identitas kerangka manusia,” bebernya.

    Sebanyak 10 saksi telah diperiksa untuk mengungkap kasus kematian Feni Ere.

    Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayed Ahmad Aidid, mengatakan saksi yang diperiksa terdiri dari teman hingga keluarga korban.

    “Mereka adalah orang-orang yang bertemu Feni sebelum dinyatakan hilang termasuk teman dekatnya,” paparnya.

    Penyidik masih mendalami dugaan Feni Fee menjadi korban pembunuhan.

    Petunjuk Feni Fee dibunuh adalah penemuan mobilnya di sebuah rumah di Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan pada Juli 2024.

    Mobil Honda Brio telah dibawa ke Mapolda Sulsel untuk proses penyelidikan.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil korban yang saat ini ada di Makassar.”

    “Kami meminta Polda Sulsel meminta keterangan dari sekuriti yang pertama kali menemukan mobil milik Feni di Makassar,”kata AKP Sayed.

    Sebelumnya, ayah Feni, Parman, menemukan bercak darah saat mendatangi rumah Feni di Palopo pada 26 Januari 2024.

    Saat itu, Feni tak ada di rumah dan sejumlah barang hilang.

    “Saya coba dobrak pintu rumah dan ternyata Feni Ere tidak ada di rumah.” 

    “Banyak darah di kamarnya Feni. Mobil, selimut, dan kopernya juga tidak ada di rumah,” bebernya.

    Parman kemudian membuat laporan orang hilang kepada Polres Palopo pada 27 Januari 2024.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Setahun Hilang Feni Ere Masih Dicari Keluarga, Mobil Ditemukan di Makassar

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Andi Bunayya) (Kompas.com/Amran Amir)

  • Jasad Sales Feni Ere Ditemukan H-10 Jelang Ulang Tahun, Penyerahan Kerangka Tepat di Hari Lahirnya  – Halaman all

    Jasad Sales Feni Ere Ditemukan H-10 Jelang Ulang Tahun, Penyerahan Kerangka Tepat di Hari Lahirnya  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PALOPO – Hidup sales di Palopo, Feni Ere sangat tragis.

    Feni Ere dilaporkan hilang sejak 27 Januari 2024 tahun lalu, diduga jadi korban pembunuhan.

    Satu tahun berlalu kini jasadnya sudah ditemukan, tragis hanya tinggal kerangka.

    Yang makin membuat pilu, kerangka Feni Ere ditemukan dalam kondisi mulut terikat kain di Kilometer 35, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Palopo, Sulawesi Selatan pada Senin (10/2/2025).

    Paman dari Feni Ere mengatakan keponakannya itu ditemukan sudah jadi kerangka 10 hari sebelum hari ulang tahunnya.

    “Sebenarnya kalau Feni masih hidup, maka pada Kamis (20/2/2025) kemarin adalah hari ulang tahunnya,” katanya, dikutip dari Kompas.com.

    Penyerahan jenazah dilakukan di RSUD Sawerigading Palopo pada 20 Februari 2025, bertepatan dengan ulang tahun Feni Ere yang ke-28.

    Tangis keluarga pecah saat peti berisi kerangka Feni Ere tiba di rumah duka. 

    Ratusan kerabat turut mengiringi proses pemulangan jenazah. 

    Hingga kini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan guna mengungkap penyebab dan pelaku di balik hilangnya Feni Ere. 

     

    Feni Ere Ditemukan Sudah Jadi Kerangka 10 Hari Jelang Ulang Tahunnya

    Feni Ere (28) ditemukan tinggal kerangka di Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Senin (10/2/2025).

    Sebelumnya, Feni Ere dilaporkan hilang secara misterius sejak Januari 2024 lalu.

    Ayah Feni Ere, Parman, mengatakan,putrinya hilang secara tiba-tiba.
    Feni Ere tinggal sendiri di rumah di Jalan Pongsimpin Kelurahan Mungkajang, Kota Palopo.

    Sementara itu, orang tuanya tinggal di Kabupaten Luwu Utara, melansir Tribun-Timur.com.

    Parman menceritakan dirinya sempat mendatangi kediaman putrinya, tetapi ia mendapati rumah dalam kondisi terkunci.

    Ia kemudian mendobrak pintu dan tidak menemukan keberadaan putrinya.

    Parman justru dikejutkan dengan adanya ceceran darah di kamar sang anak.

    “Saat ke rumah, pintu dalam keadaan terkunci. Pintu saya dobrak, Feni tidak ada di rumah. Banyak darah di kamarnya,” katanya kepada wartawan, Minggu (16/2/2025).

    PENJEMPUTAN MAYAT FENI – Keluarga Feni Ere menjemput jenazah Feni Ere di RSUD Sawerigading Palopo pada Kamis (20/2/2025) (kanan) dan Feni Ere semasa hidup. Jasad Feni Ere ditemukan sudah menjadi kerangka setelah setahun menghilang. (IG Feni Ere/Andi Bunayya Nandini/Tribuntimur.com)

    Parman kemudian melaporkan hilangnya Feni Ere kepada Polres Palopo.

    Setelah setahun melakukan pencarian, akhirnya keluarga mendapat titik terang keberadaan Feni Ere.

    Akan tetapi, Feni Ere ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa dan tinggal kerangka.

    Paman korban menyebut Feni Ere ditemukan sudah jadi kerangka 10 hari sebelum hari ulang tahunnya.

    “Sebenarnya kalau Feni masih hidup, maka pada Kamis (20/2/2025) kemarin adalah hari ulang tahunnya,” katanya, dikutip dari Kompas.com.

     

    Jenazah Feni Ere Diserahkan Bertepatan dengan Ulang Tahun ke-28

    Penyerahan jenazah dilakukan di RSUD Sawerigading Palopo pada 20 Februari 2025, bertepatan dengan ulang tahun Feni yang ke-28.

    Tangis keluarga pecah saat peti berisi kerangka Feni Ere tiba di rumah duka. 

    Ratusan kerabat turut mengiringi proses pemulangan jenazah. 

    Hingga kini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan guna mengungkap penyebab dan pelaku di balik hilangnya Feni Ere. 

     

    Polisi Kesulitan Identifikasi Kerangka Manusia

    Sebelumnya, polisi mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi identitas kerangka manusia tersebut.

    Pihak kepolisian lantas melakukan autopsi dan pemeriksaan DNA kerangka serta keluarga yang merasa kehilangan anaknya, termasuk ayah Feni Ere, Parman.

    Pihak kepolisian akhirnya mengizinkan pihak keluarga membawa kerangka Feni Ere karena adanya kecocokan fisik Feni Ere dan kerangka manusia yang ditemukan.

    “Kami mengizinkan pihak keluarga Feni untuk mengambil kerangka manusia yang ditemukan tersebut meskipun belum ada hasil pemeriksaan DNA yang keluar.”

    “Ada kemiripan antara kerangka yang ditemukan dengan ciri fisik korban. Keluarga juga meyakini kerangka tersebut adalah korban,” kata Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Sayeed Ahmad Aidid saat dihubungi, Kamis (20/2/2025).

    Sementara itu, Polres Palopo telah memeriksa 10 saksi dalam kasus pembunuhan dan hilangnya Feni Ere.

    “Sudah ada 10 orang yang kami periksa untuk kasus ini. Mereka adalah orang-orang yang bertemu Feni sebelum dinyatakan hilang termasuk teman dekatnya,” kata Kasat Reskrim Polres Palopo AKP Sayed Ahmad Aidid kepada Tribun-Timur.com saat dihubungi, Jumat (21/2/2025).

    KASUS FENI ERE – Peti berisi kerangka Feni Ere disemayamkan di rumah duka di Jl Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kecamatan Mungkajang, Kota Palopo, saat diabadikan Jumat (21/2/2025) pagi. Feni Ere akan dimakamkan di kampung halaman neneknya di Bastem besok, Sabtu (22/2/2025). (Dok Farwi/Instagram/ist/TribunToraja)

    Mobil Feni Ere ditemukan di sebuah rumah kosong di Makassar pada Juli 2024.

    Sayed menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil tersebut.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan Resmob Polda Sulsel untuk menyelidiki mobil korban yang saat ini ada di Makassar,” terangnya.

     

    Ramai Tagar JusticeForFeni

    Kematian wanita bernama Feni Ere (28), warga Kota Palopo, Sulsel, masih menimbulkan tanda tanya oleh pihak keluarga.

    Bagaimana tidak, keluarga melaporkan kehilangan Feni sejak 27 Januari 2024 lalu.

    Berselang setahun kemudian, kerangka Feni ditemukan di Kilometer (KM) 35 Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Palopo, Sulsel, Senin (10/2/2025).

    Feni Ere diduga korban pembunuhan. 

    Selain lokasi penemuan kerangka yang berada di areal hutan, kecurigaan ini juga dipicu dengan kondisi kerangka dimana mulutnya tersumpal.

    Tagar #JusticeForFeni pun mulai ramai di media sosial (medsos).

    Tagar ini dinaikkan oleh netizen untuk meminta aparat Polres Palopo agar segera mengungkap pelaku pembunuhan Feni.

    JUSTICE FOR FENI – Sebuah flyer yang berisi seruan Justice for Feni (#JusticeForFeni) viral di media sosial, seperti dikutip dari akun Farma Hikaru, Sabtu (22/2/2025).Seruan ini untuk mendesak pihak kepolisian mengungkap pelaku pembunuhan Feni Ere. Peti berisi kerangka Feni Ere disemayamkan di rumah duka di Jl Pongsimpin, Kelurahan Mungkajang, Kecamatan Mungkajang, Kota Palopo, saat diabadikan Jumat (21/2/2025) pagi. Feni akan dimakamkan Bastem hari ini, Sabtu (22/2/2025). (Tangkapan Layar/Dok Farwi)

    Kasatreskrim Polres Palopo, AKP Saiyed Ahmad Aidid, mengatakan bahwa pihaknya akan tetap mengontrol dan berusaha semaksimal mungkin menangkap pelaku.

    “Tentunya kami minta doanya dari seluruh masyarakat dan pihak keluarga agar kasus ini terungkap,” ucapnya via telepon, Sabtu (22/2/2025) siang.

    Ia meminta masyarakat dan awak media dapat membantu dan mengontrol kinerja mereka.

    “Tentunya kami terbuka dari bantuan keluarga insan pers dan warga, jika menemukan petunjuk silahkan hubungi kami,” tuturnya. (tribun network/thf/TribunToraja.com/TribunMedan.com)

  • Bocah Main Seluncuran Kolam Renang, Tak Kunjung Muncul saat Tangannya Tersangkut, Pengunjung Panik

    Bocah Main Seluncuran Kolam Renang, Tak Kunjung Muncul saat Tangannya Tersangkut, Pengunjung Panik

    TRIBUNJATIM.COM – Nasib bocah yang meninggal akibat tenggelam di kolam renang sedalam satu meter.

    Bocah bernama Bagja Nurjaman (6) itu meninggal setelah tangannya tersangkut di pipa saluran pembuangan kolam renang tersebut.

    Diketahui ia sedang berenang di Kolam Renang Hotel ANB, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (23/2/2025) pukul 10.00 WIB.

    Plt Kasat Polairud Polres Garut, Iptu Aep Saprudin, mengatakan, korban awalnya bermain wahana perosotan. 

    Dia meluncur ke dalam kolam sedalam satu meter.

    “Saat dilihat oleh saksi, korban ternyata tidak muncul kembali ke permukaan. Ternyata tangan korban tersangkut saluran pembuangan air,” ujar Aep.

    Ia menuturkan, pengunjung lain sudah mencoba menyelamatkan korban.

    Namun kondisi korban sulit untuk diangkat ke permukaan.

    Tangan korban diketahui tersangkut di saluran air dengan kondisi penutup saluran terbuka hingga menyebabkan air deras keluar lewat lubang itu.

    “Akhirnya keluarga korban melapor ke Dinas Damkar dan puskesmas. Kemudian kami juga menerima laporan dan langsung ke lokasi,” ungkapnya.

    Kepala UPT Damkar Pameungpeuk, Dadan Wandani, mengatakan proses evakuasi terhadap korban berjalan alot.

    Korban sempat diberi pertolongan pertama berupa oksigen bantuan saat petugas melakukan evakuasi.

    Dadan mengatakan, pihaknya juga harus membongkar bagian saluran pembuangan kolam renang untuk mengangkat tangan korban.

    “Kami sudah berusaha maksimal, korban dinyatakan meninggal dunia setelah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk,” ujarnya.

    Detik-detik evakuasi terhadap korban berjalan dramatis.

    Warga berjibaku membantu proses evakuasi, termasuk menguras air kolam dengan ember agar Bagja tidak terus tenggelam.

    Bagja tidak bisa langsung diangkat karena tangannya terjebak di saluran pembuangan air yang terbuka.

    Air menarik tangan Bagja.

    Dari video amatir milik warga yang beredar, seisi pengunjung kolam renang saat itu sibuk menguras kolam renang dengan ember.

    Beberapa pengunjung lain histeris melihat korban dalam kesulitan bernapas di dasar kolam.

    Sementara itu, kasus tenggelam lainnya juga pernah terjadi di Surabaya, Jawa Timur.

     Remaja perempuan yang dikabarkan hilang tenggelam di Sungai Kali Jagir kawasan Jalan Medokan Semampir Indah, Sukolilo Surabaya, Jumat (21/2/2025), berhasil ditemukan saat Operasi Pencarian Tim SAR Gabungan, pada Sabtu (22/2/2025) pagi. 

    Jenazah ditemukan mengapung di permukaan sungai berjarak lima meter dari titik awal lokasi korban pertama kali dikabarkan hilang tenggelam. 

    Sayangnya, korban berinisial RA (15) itu, ditemukan oleh petugas SAR sekitar pukul 08.43 WIB, dalam kondisi terbujur kaki tak bernyawa.

    Kini jenazah korban sudah dievakuasi ke kamar mayat RSUD dr Soetomo Surabaya untuk dilakukan visum dan autopsi. 

    “Alhamdulillah, korban tenggelam yang dilaporkan tenggelam, ditemukan pagi ini 08.44 di jarak kurang lebih 5 meter dari lokasi terakhir terlihat,” ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, pada Sabtu (22/2/2025). 

    Sebelumnya, korban RA dikabarkan tenggelam di sungai tersebut karena diduga terpeleset lalu tercebur di sungai belakang rumahnya, saat sedang menjemur pakaian. 

    Lurah Medokan Semampir Moerita menjelaskan bahwa tidak ada saksi sama sekali yang melihat insiden terceburnya korban. 

    Namun, menurut pengakuan kakek korban, sempat terdengar suara benda terjatuh ke permukaan sungai.

    Nah, pengakuan atas adanya suara tersebut, dianggap sebagai petunjuk yang menjelaskan dugaan korban hilang karena jatuh ke sungai saat menjemur pakaian di belakang rumah. 

    Apalagi, lanjut Moerita, di pinggiran sungai yang menjadi lokasi titik korban dikabarkan hilang, terdapat satu sandal sisi kiri milik korban. 

    “Sandalnya ketinggalan satu sebelah kiri. Kanan mungkin melekat. Laporan awal jam 11.00 untuk laporan ke mako sekitar jam 13.00. Tadi saudaranya sempat mencari,” katanya pada awak media di lokasi, Jumat (21/2/2025). 

    Korban RA merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Korban memiliki seorang adik yang masih duduk di bangku sekolah taman kanak-kanak (TK). 

    “Lokasi tenggelam di belakang rumahnya. Nama anaknya Reina, dua saudara. Adiknya masih sekolah TK,” ungkapnya. 

    Sementara itu, Komandan Tim Operasi Sar Kantor Basarnas Surabaya Andy Pamudji menduga korban hilang terjatuh ke sungai karena terpeleset saat menjemur pakaian di belakang rumah. 

    Rumah korban pada bagian sisi belakangnya, berbatasan langsung sungai tersebut. Apalagi didapatkan adanya petunjuk bahwa korban diketahui sempat mencuri pakaian, sesaat sebelum dikabarkan hilang. 

    Lalu, ditambah lagi ada bukti petunjuk temuan sandal sisi kiri dari korban yang teronggok di pinggir sungai dan pakaian yang baru dicuci oleh korban. 

    “Diduga korban terpleset saat menjemur pakaian di belakang rumah. Kemudian tercebur sungai,” kata Pamudji. 

  • Pemuda ini Garang Rusak Rumah Orang Tua, Tapi Tertunduk saat Ditangkap Polisi: Contoh

    Pemuda ini Garang Rusak Rumah Orang Tua, Tapi Tertunduk saat Ditangkap Polisi: Contoh

    TRIBUNJATIM.COM – Nasib pemuda di Garut, Jawa Barat kini tertunduk setelah ditangkap polisi.

    Diketahui, pria itu merusak rumah orang tuanya secara membabi-buta.

    Pemuda itu mengamuk hingga merusak barang-barang yang ada di rumah.

    Insiden itu terjadi di Kampung Babakan, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (21/2/2025) sore.

    Kapolsek Banjarwangi, Iptu Amirudin Latif, mengatakan insiden itu dipicu masalah sang anak dengan ayahnya sendiri.

    ‘Pemuda tersebut mengamuk dan merusak barang-barang di rumahnya karenakan berantem dengan bapaknya,” ujar Amir saat dihubungi Tribunjabar.id, Sabtu (22/2/2025).

    Ia menuturkan saat kejadian sang ayah berhasil melarikan diri ke luar rumah lantaran anaknya semakin menjadi-jadi dengan merusak seisi rumah dengan membawa senjata tajam.

    Masyarakat yang melihat aksi tersebut kemudian melaporkannya langsung ke nomor layanan Taros Kapolres Garut.

    “Kemudian kami langsung amankan ke Mapolsek,” ungkapnya.

    Amir yang  aktif membagikan kesehariannya di media sosial, juga sempat membagikan video momen kebersamaannya dengan terduga pelaku.

    Ia menyebut kejadian itu harus menjadi pelajaran penting bagi masyarakat agar bisa tetap menghormati sosok orang tua.

    “Ini contoh anak yang berani sama orang tua, merusak rumah rumah orang tua dan mengancam orang tua terpaksa kami amankan,” 

    “Ini pembelajaran bagi kita semua, seburuk apapun orang tua kita, itu adalah orang tua kita yang wajib kita hormati,” ungkapnya.

    Pemuda tersebut hanya bisa tertunduk kemudian memberi gestur sepakat dengan ucapan Amir.

    “Jangan seperti orang ini sekarang ya ada di sini,” ujarnya. 

    Ancam rusak rumah

    Ia mengancam orang tuanya akan merusak rumah.  

    Pria berusia 30 tahun itu mengamuk lantaran merasa jadi anak tiri.

    Atas perbuatannya, warga Kampung Babakan, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, pun diamankan Polsek Banjarwangi pada Jumat (21/02/2025) siang. 

    Kapolsek Banjarwangi, Iptu Amiruddin Latif, menjelaskan pihaknya menerima laporan dari warga melalui aplikasi pesan “Taros Kapolres”.

    Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti anggota kepolisian yang segera turun ke lokasi kejadian.

    “Pemuda tersebut ngamuk membawa golok dan merusak barang-barang di rumahnya karena berantem dengan orangtuanya,” ungkap Amir dalam sambungan telepon.

    Amir menambahkan pemuda yang sudah berkeluarga ini mengamuk karena merasa kesal dan dianaktirikan oleh orangtuanya, yang dianggap memperlakukan dia berbeda dibandingkan dengan kakak-kakaknya.

    “Jadi akumulasi kekesalannya itu, ditambah pengaruh minuman keras, jadi memuncak hingga merusak rumah dan mengancam orangtuanya,” jelasnya.

    Dari hasil pemeriksaan, diketahui pemuda tersebut sering berselisih paham dengan orangtuanya, terutama terkait urusan warung yang dijaganya.

    “Jadi sudah sering ribut, orangtuanya sering curiga urusan warung yang dijaga pemuda itu,” tambah Amir.

    Aksi nekat pelaku juga didorong pengaruh alkohol yang dikonsumsinya.

    “Jadi pemicunya karena miras, sekarang sudah diamankan di Mapolsek Banjarwangi,” tuturnya.

    Kasi Humas Polres Garut, Ipda Adi Susilo, menambahkan kanal informasi “Taros Kapolres” yang dibuka oleh Kapolres Garut, AKBP Muhammad Fajar Gemilang, telah membantu aparat kepolisian dalam merespons berbagai masalah gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat.

    “Jadi kalau ada gangguan keamanan dan ketertiban, masyarakat bisa melaporkan langsung lewat WhatsApp ‘Taros Kapolres’ ke nomor 081113404040 atau ke sosial media Polres Garut,” pungkasnya. 

    Sementara itu, seorang anak membuat onar juga pernah terjadi di Semarang, Jawa Tengah.

    Seorang ayah sudah pasrah meski sempat kaget istrinya dibunuh oleh anak kandung sendiri.

    Ayah bahkan mengungkap bagaimana tabiat dari sang anak.

    Ayah baru tahu peristiwa tragis itu ketika sedang berada di tempat kerjanya.

    Peristiwa itu diketahui terjadi di Semarang, Jawa Tengah.

    Pembunuhan tragis yang dilakukan anak terhadap ibu kandung itu terjadi di Jalan Gunungsari RT 010 RW 009, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/2/2025).

    Sang anak bernama Imam Ghozali (36), seorang pengangguran yang sering buat onar diduga pencandu pil koplo.

    Imam Ghozali diduga membunuh ibunya, Salamah.

    Moeh Ghozali, suami Salamah dan ayah pelaku, mengungkapkan ia tidak mengetahui kejadian tersebut hingga pagi hari.

    “Saya baru tahu pukul 07.30. Saya diberitahu teman saya  datang ke tempat kerjaan. Bahwa saya harus pulang karena istri di bunuh,” ujarnya kepada tribunjateng.com, Rabu (19/2/2025).

    Moeh menjelaskan, pada saat kejadian, ia sedang bekerja dan tidak mengetahui alasan di balik tindakan anaknya tersebut.

    “Saya tidak tahu di mana lukanya dan apa penyebabnya,” tambahnya.

    Imam Ghozali merupakan anak pertama dari lima bersaudara.

    Menurut Moeh, Imam pernah meminta warisan rumah yang mereka tinggali.

    “Adik-adiknya marah waktu itu. Kamu gimana, wong tuo (orang tua) masih ada kok ngomong warisan,” ungkapnya.

    Moeh juga mengungkapkan Imam sering membuat ulah dan pernah terlibat keributan di luar rumah.

    “Anak saya bilang katanya mau di massa. Minta tolong ke ketua RT tetapi tidak berani, yang berani menghadapi saya” jelasnya.

    Moeh Ghozali menyatakan, ia ikhlas jika anaknya dihukum seberat-beratnya.

    “Saya tidak masalah jika dihukum seberat-beratnya. Jika perlu dihukum mati,” tegasnya.

    Sementara itu, kasus anak bunuh ibu kandung juga pernah terjadi di Sleman, Yogyakarta.

    Nasib nahas dialami ibu kandung yang dibunuh anaknya sendiri di Sleman, DI Yogyakarta.

    Pelakunya adalah seorang pria berinisial A.

    A ditangkap polisi setelah diduga melakukan kekerasan hingga menyebabkan ibu kandung berinisial MM meninggal.

    Ternyata, pelaku sudah menganiaya MM pada 29 Desember 2024 dan 1 Januari 2025.

    Hal itu seperti yang diungkap oleh Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo.

    “Kemudian pada 7 Januari 2025, korban meninggal dunia,” kata Edy Setyanto dalam jumpa pers, Kamis (30/01/2025), dilansir Kompas.com. 

    Kronologi Kejadian

    Kasus pembunuhan terhadap ibu kandung di Sleman ini, terungkap setelah penemuan jenazah korban di sebuah kebun kosong pada 12 Januari 2025.

    Pelaku diduga melakukan kekerasaan terhadap ibunya hingga korban meninggal dunia pada 7 Januari 2025. 

    Usai membunuh ibunya, pria berinisial A sempat membiarkan jenazah korban tergeletak di tempat tidur selama beberapa hari. 

    “Setelah beberapa hari, pada 10 Januari 2025, pelaku kemudian membawa jenazah korban ke kebun kosong di sekitar rumah dan menutupnya dengan daun,” ungkap Edy Setyanto. 

    Kapolresta Sleman mengungkapkan, ada penemuan mayat pada Minggu (12/1/2025) sekitar pukul 16.40 WIB.

    “Saat ditemukan (di kebun kosong), mayat ditutup dedaunan dan dalam kondisi mulai membusuk,” kata Kombes Pol Edy Setyanto, Kamis.

    Setelah diketahui adanya laporan penemuan mayat itu, pihak kepolisian melakukan identifikasi.

    Jenazah pun dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.

    Hasil autopsi menunjukkan adanya luka di leher bawah dan patah tulang rusuk, yang mengindikasikan adanya tindak kekerasan.

    “Kami curigai ada tindak kekerasan dan kami lakukan pemeriksaan,” jelas Edy. 

    Pelaku Tinggal Serumah dengan Korban

    Lebih lanjut, Edy menjelaskan, pelaku adalah anak kandung korban yang tinggal satu rumah dengan korban.

    Hal tersebut, diketahui dari hasil penyelidikan polisi. 

    “Pelaku anak kandung korban yang tinggal sama-sama dengan korban,” tuturnya.
     
    Sementara itu, dari hasil keterangan yang didapat, pelaku melakukan tindak kekerasan terhadap ibu kandungnya pada 29 Desember 2024.

    Di mana pelaku memukul bagian rusuk korban bagian kanan dan kiri.

    Akibatnya, korban meninggal dunia. 

    Pelaku lantas membawa korban ke kebun kosong yang berada di sekitar rumah. 

    Pelaku Merasa Jengkel

    Edy juga mengungkapkan, pelaku tega melakukan kekerasan terhadap ibu kandungnya karena merasa jengkel.

    “Motif pelaku merasa jengkel kepada korban karena korban merasa tidak sesuai terus saat dilayani oleh pelaku dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

    Edy menyebut, selama ini, korban dan pelaku tinggal serumah, hanya berdua.

    “Kakak-kakaknya (kakak pelaku) sudah berkeluarga dan tinggal bersama keluarganya. Pelaku ini tinggal bersama korban, jadi yang merawat korban selama ini adalah pelaku,” jelas Edy. 

    Pelaku Terancam Hukuman Paling Lama 15 Tahun

    Akibat perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 44 ayat (3) jo pasal 5 huruf (a) Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2024 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

    Adapun ancaman hukuman terhadap pelaku ini, paling lama 15 tahun penjara.

    “Ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara,” kata Edy.

    Penyidik juga berkoordinasi dengan pihak RSJ Grhasia, Pakem, Kabupaten Sleman untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan pelaku.