Topik: autopsi

  • Tersangka yang Meracun Ayah dan Anak Hingga Tewas di Blora Masih Punya Hubungan Keluarga

    Tersangka yang Meracun Ayah dan Anak Hingga Tewas di Blora Masih Punya Hubungan Keluarga

    TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Polisi bakal menggelar rekonstruksi kasus tewasnya Muslikin (45) dan S (9), warga Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, pekan depan.

    Pasalnya, ayah dan anak itu tewas setelah meminum air yang diduga telah bercampur dengan racun.

    Terduga pelaku juga telah ditangkap pada Selasa (25/2/2025), di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

    Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, menyampaikan proses rekonstruksi diperkirakan bakal digelar pekan depan.

    “Mungkin minggu depan (rekonstruksi-red),” katanya, saat dikonfirmasi tribunjateng.com, via pesan singkat, Sabtu (1/3/2025).

    Lebih lanjut, AKBP Wawan, belum bisa memastikan kapan hari dilangsungkannya proses rekonstruksi tersebut.

    Saat ini, masih menunggu proses perkembangan yang dilakukan oleh Satreskrim Polres Blora.

    “Belum (hari untuk rekonstruksi belum diketahui-red), nanti tunggu perkembangan penyidikan dari Satreskrim,” terangnya.

    Diberitakan sebelumnya, makam Muslikin (45) dan putrinya S (9) dibongkar oleh pihak kepolisian, Jumat (28/2/2025) siang.

    Sebelumnya, ayah dan anak itu tewas setelah meminum air yang diduga telah bercampur dengan racun.

    Oleh karena itu, pembongkaran makam itu untuk dilakukan autopsi,  guna mengungkap sekaligus memastikan penyebab kematian kedua korban itu.

    Tim Kedokteran Forensik Biddokkes Polda Jateng juga turun langsung untuk membantu proses autopsi terhadap jasad korban.

    Makam kedua korban mulai dibongkar pukul 13.00 WIB. 

    Lokasi makam tersebut berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

    Dalam proses pembongkaran makam, dibantu oleh warga setempat.

    Area lokasi makam, juga dipasangi garis polisi, agar warga yang ada di area lokasi tidak mendekat. 

    Berdasarkan pantauan Tribunjateng di lokasi, sejumlah warga juga berdatangan di area makam menyaksikan proses itu.

    Kasatreskrim Polres Blora, AKP Selamet, menjelaskan alasan pembongkaran kedua makam korban tersebut.

    “Pada hari ini kami dari jajaran Satreskrim Polres Blora, bersama teman-teman Polsek Ngawen dan sekitarnya, melaksanakan pengamanan terkait dengan bongkar makam kasus dugaan tindak pidana pembunuhan berencana.”

    “Dan hari ini kita bersama-sama dengan Biddokkes Polda Jateng melakukan bongkar makam untuk melakukan autopsi,” terangnya, saat ditemui di TPU Dukuh Wangil, di sela-sela pembongkaran makam.

    Lebih lanjut, AKP Selamet menyampaikan proses tersebut dilakukan untuk memastikan penyebab kematian korban.

    “Apakah dalam tubuh korban mengandung zat-zat yang diduga, pada saat kejadian, korban meminum minuman air mineral yang mengandung zat tertentu.”

    “Pada siang hari ini tujuan kita adalah untuk mengetahui, apakah dalam tubuh korban mengandung zat yang diduga ada kaitannya dengan air mineral yang diminum oleh korban,” jelasnya.

    AKP Selamet menyampaikan untuk jumlah makam yang dibongkar yakni ada dua makam.

    “Untuk yang dibongkar adalah dua makam, yaitu makam orang tua (ayah) dan anaknya, yang kemarin meninggal, dan telah dilakukan pemakaman,” paparnya.

    Diberitakan sebelumnya, polisi berhasil meringkus terduga pelaku pembunuhan dengan racun yang tewaskan ayah dan anak, warga Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

    Pasalnya, nasib nahas menimpa Muslikin (45) dan putrinya S (9), warga Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jumat (21/2/2025).

    Keduanya meninggal dunia keracunan, setelah meminum air yang sudah tercampur dengan racun dalam kemasan botol air mineral yang diletakkan di atas meja.

    Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, mengatakan pelaku ditangkap Selasa (25/2/2025), di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

    “Alhamdulillah sudah, ditangkap di Samarinda, Kaltim. Ditangkap kemarin, Selasa,” ujarnya, saat dikonfirmasi Tribunjateng, Rabu (26/2/2025).

    Lebih lanjut, AKBP Wawan, menyampaikan bahwa pelaku masih ada hubungan keluarga dengan korban.

    “Iya masih (ada) hubungan keluarga dengan korban,” terangnya.

    AKBP Wawan, menyampaikan untuk informasi lengkapnya, pihaknya akan menggelar konferensi pers terkait kasus ini.

    “Nanti setelah dilaksanakan otopsi (akan rilis),” paparnya.(Iqs)

  • Kecelakaan Maut Tabrakan Bus dan Truk di Jalan Tol, 4 Orang Tewas

    Kecelakaan Maut Tabrakan Bus dan Truk di Jalan Tol, 4 Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah kecelakaan tragis terjadi di jalan tol Agra-Lucknow, India, Sabtu (1/3/2025), menyebabkan empat orang tewas dan 19 lainnya mengalami luka-luka. Insiden ini terjadi di daerah Fatehabad, Agra, ketika sebuah bus yang sedang melaju dari Lucknow menuju Agra bertabrakan dengan sebuah truk saat mencoba menyalip.

    Menurut informasi dari pihak kepolisian, kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 05.40 pagi waktu setempat di dekat kilometer 27 jalan tol tersebut. Kepala Kepolisian Sektor Fatehabad, DP Tiwari, menjelaskan bahwa bus dengan nomor registrasi RJ18PB5811 kehilangan kendali saat mencoba mendahului kendaraan lain dan akhirnya menabrak truk dengan nomor registrasi RJ11GD0561.

    “Bagian kiri bus mengalami kerusakan parah, dan empat orang meninggal di tempat,” ungkap Tiwari, dilansir India TV News.

    Keempat korban meninggal diidentifikasi sebagai Govind Lal (68 tahun), warga Jodhpur, Rajasthan; Ramesh (45 tahun), warga Jodhpur, Rajasthan; Deepak Verma (40 tahun), warga Agra; dan Bablu (40 tahun), warga Mirzapur.

    Jenazah para korban telah dikirim ke SN Mortuary di Agra untuk proses autopsi.

    Sementara itu, sebanyak 19 orang mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Sandhya di Fatehabad untuk mendapatkan perawatan medis. Berikut daftar korban luka yang telah teridentifikasi:

    Beberapa korban mengalami luka ringan, sementara yang lain mengalami cedera serius dan masih dalam pengawasan medis.

    Tak lama setelah kecelakaan terjadi, pihak kepolisian segera melakukan evakuasi korban dan mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan di lokasi kejadian.

    “Kami langsung mengerahkan tim untuk memastikan arus lalu lintas tetap lancar dan menghindari kepadatan akibat kecelakaan ini,” tambah Tiwari.

    Saat ini, penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan tersebut, termasuk kemungkinan adanya kelalaian dalam berkendara. Polisi juga akan mengevaluasi apakah kondisi jalan, cuaca, atau faktor teknis lainnya turut berkontribusi dalam insiden ini.

    (luc/luc)

  • Awal Mula Satu Keluarga di Musi Rawas Sumsel Keracunan Asap Genset, Suami-Istri dan Anak Tewas – Halaman all

    Awal Mula Satu Keluarga di Musi Rawas Sumsel Keracunan Asap Genset, Suami-Istri dan Anak Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi mengungkap kronologi lengkap satu keluarga di Desa Muara Kati Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut, Musi Rawas, Sumatra Selatan (Sumsel), keracunan asap genset pada Kamis (27/2/2025) sore.

    Satu keluarga beranggotakan lima orang tersebut ditemukan tak sadarkan diri di dalam rumah mereka.

    Dalam tragedi ini, tiga orang di antaranya tewas, yakni Yayan Irama dan istrinya, Reni Hartati, serta anak kedua mereka, Nabila Irama (6).

    Sementara itu, kedua anak mereka yang lainnya, Aditya Hamiza Irama (11) dan Alvaro Afka Irama (3), dilarikan ke rumah sakit.

    Kapolres Musi Rawas, AKBP Andi Supriadi, mengatakan kejadian ini bermula dari kecurigaan warga sekitar dan saudara korban, yang tak melihat korban bersama dengan keluarganya.

    Bahkan, setelah dipanggil pun tak ada respons dari korban. 

    Warga lantas berinisiatif untuk mendobrak pintu rumah korban.

    Sebab, warga sempat melihat dari balik jendela, ternyata semua anggota keluarga korban dalam kondisi terkapar di dalam rumahnya. 

    “Informasi dari warga, bahwa pendobrakan rumah korban dilakukan oleh warga sekira pukul 16.30 Wib,” kata Andi, Jumat (28/2/2025), dilansir TribunSumsel.com.

    Setelah didobrak, ketiga anak ditemukan tak sadarkan diri di ruang tengah.

    Sementara, Yayan ditemukan di dapur dengan setengah badannya di dalam kamar mandi, dan istrinya ditemukan di kamar mandi. 

    “Para korban ditemukan tak sadarkan diri dan dalam kondisi kejang-kejang,” sebut Andi. 

    Para korban kemudian langsung dibawa warga ke RSUD dr. Sobirin di Muara Beliti untuk mendapatkan pertolongan medis.

    Namun, setelah diperiksa korban Yayan sudah meninggal dunia. 

    “Si suami ini sudah meninggal dunia, sedangkan anak keduanya bernama Afika Nabila Irama (6 tahun) meninggal dunia di rumah sakit sekira pukul 22.06 Wib,” jelas Andi.

    Kemudian pada Jumat sekitar pukul 13.30 WIB, korban Reni juga dinyatakan meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

    Terbaru, diperoleh informasi, anak pertama korban yang berusia 11 tahun kondisinya sudah membaik dan masih dirawat di RSUD dr.Sobirin

    Sementara itu, anak korban yang berusia 3 tahun tidak dirawat.

    Anggota Satreskrim Polres Musi Rawas yang mendapatkan laporan kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan penyebab tewasnya satu keluarga ini. 

    “Saat rumah kami buka, bau asap di dalam rumah korban sangat menyengat.”

    “Bahkan, saya yang baru sampai kurang lebih pukul 18.00 Wib, baunya masih sangat menyengat, bahkan kepala saya pun sempat pusing,” ungkap Andi.

    Selain rumah dalam kondisi bau asap, polisi yang datang lebih dulu juga menemukan mesin genset masih dalam posisi bergetar atau hidup, serta seluruh kipas angin dalam posisi menyala. 

    “Kami juga dapatkan muntahan di kasur di ruang tengah. Kemudian fresh care dalam kondisi terbuka di beberapa ruang seperti di depan ruang kamar mandi, dan minyak kayu putih di atas meja makan,” papar Andi. 

    Meski pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi, tetapi Polres Musi Rawas tetap mencari kepastian penyebab tewasnya para korban.

    “Sampel darah dan cairan lambung yang sudah diambil pihak rumah sakit juga kami bawa ke Labfor Polda Sumsel untuk diperiksa,” tutur Andi.

    Hasil Laboratorium

    Kabid Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Musi Rawas, Candra Gunawan, mengatakan pihaknya telah melakukan pengukuran udara di rumah TKP satu keluarga keracunan asap genset.

    “Dapat laporan setelah magrib, kami tiba di lokasi itu sekira pukul 20.13 WIB. Kemudian tim memasang alat-alat untuk pengukuran. Pengukuran dimulai pukul 20.22 WIB, kurang lebih 1 jam prosesnya,” ujar Candra.

    “Hasil laboratorium sudah keluar,” lanjutnya.

    Hasil laboratorium menunjukkan kandungan carbon monosida (CO) yang ditemukan di ruangan rumah korban cukup tinggi yaitu 8.371 mikrogram/m3.

    Non Methane hidrocarbon juga sangat tinggi yaitu 3.952.

    “Padahal baku mutunya hanya 160. Baku mutu itu batas normalnya dan tidak boleh dilewati,” jelas Candra. 

    Setelah melakukan pengukuran di rumah korban, kemudian sekitar pukul 22.00 WIB, tim laboratorium menuju ke Polres Musi Rawas untuk mengecek genset yang diamankan dari rumah korban.

    “Jadi mesin genset itu, kami hidupkan dan kami ukur juga emisinya atau gas buangnya. Itu sekira pukul 23.00 WIB kami ukur,” terang Candra .

    Hasilnya carbon monosida (CO) pada emisi genset itu sebesar 1.090,73, padahal baku mutu yang diperbolehkan hanya 170.

    “Sehingga menghasilkan CO yang sangat tinggi juga di dalam ruangan itu,” ucap Candra.

    Dijelaskan Candra, CO adalah gas yang tak tidak berbau dan tidak berasa, serta gas yang reaktif. Karena CO masih memerlukan ikatan oksigen.

    “Jadi ketika CO ini terhirup dalam tubuh, dia akan mencari oksigen di dalam tubuh. Itu yang mungkin menyebabkan gangguan pada semua sistem dalam tubuh itu, karena CO yang terlalu besar, kemudian mengikat hemoglobin atau oksigen dalam darah,” papar Candra.

    Bahkan, pengukuran ini juga dilakukan dengan jarak waktu yang sudah cukup lama, dibanding pihak kepolisian yang lebih dulu datang untuk oleh TKP.

    “Pada saat pengukuran, kami juga masih mengalami pusing-pusing dan mual, karena memang CO yang kami hisap juga terlalu banyak. Apalagi waktu kejadian,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Kronologi 1 Keluarga Keracunan Asap Genset di Musi Rawas, 2 Orang Tewas, Ditemukan Sudah Tergeletak

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunSumsel.com/Eko Mustiawan)

  • Bongkar Makam Korban Keracunan di Blora untuk Memastikan Jenis Racun dan Detail Kronologi – Halaman all

    Bongkar Makam Korban Keracunan di Blora untuk Memastikan Jenis Racun dan Detail Kronologi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BLORA  – Sebuah tragedi memilukan terjadi di Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Muslikin (45) dan putrinya, S (9), tewas setelah meminum air kemasan yang diduga telah dicampur racun gulma.

    Untuk mengungkap penyebab kematian kedua korban, Polres Blora bersama Tim Labfor Polda Jawa Tengah melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam pada Jumat (28/2/2025).

    Proses ekshumasi dimulai pukul 13.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dukuh Wangil. Lokasi tersebut dijaga ketat, dengan pemasangan garis polisi untuk mencegah warga mendekat. Meski demikian, sejumlah warga tetap datang untuk menyaksikan proses tersebut.

    “Pembongkaran makam dilakukan untuk memastikan penyebab kematian kedua korban,” kata Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, Jumat (28/2/2025),

    Tim Labfor Polda Jateng mengambil sampel jaringan tubuh korban untuk dianalisis lebih lanjut.

    “Hasil autopsi diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai jenis racun yang digunakan serta mengungkap kronologi kejadian secara lebih detail,” katanya.

    Sebelumnya diberitakan, Polres Blora berhasil menangkap terduga pelaku pada Selasa (25/2/2025) di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. 

    Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, mengungkapkan bahwa pelaku masih memiliki hubungan keluarga dengan korban.

    “Pelaku sudah ditangkap di Samarinda dan sedang dalam perjalanan ke Blora,” kata Wawan.

    Meski demikian, polisi belum membeberkan motif pasti di balik kejadian ini.

    “Kami akan menggelar konferensi pers setelah proses autopsi selesai,” tambahnya.

    Kronologi Kejadian

    Kronologi kejadian bermula pada Jumat (21/2/2025) sekitar pukul 19.30 WIB. Saat itu, S (9) terlihat histeris dan meminta tolong sambil melambaikan tangan ke arah jalan raya. 

    Tak lama kemudian, Maspupah, istri Muslikin, juga berteriak meminta bantuan.

    Warga yang mendengar teriakan itu pun bergegas mendatangi rumah korban.

    Sesampainya di lokasi, warga menemukan Muslikin tergeletak tak sadarkan diri di teras rumah dengan mulut berbusa.

    Sementara itu, putrinya, S, tiba-tiba lemas dan tak berdaya.

    Warga berusaha menolong dengan memijat dan menggosok tubuh Muslikin menggunakan minyak kampak, namun korban tidak menunjukkan respons.

    Melihat kondisi S yang semakin parah, Maspupah meminta warga mengambil air mineral dari meja untuk diberikan kepada putrinya.

    Sayangnya, setelah meminum air tersebut, kondisi S semakin memburuk.

    Kedua korban kemudian dilarikan ke Puskesmas Rowobungkul, namun nyawa mereka tidak dapat diselamatkan.

    Dugaan Racun Gulma

    Berdasarkan pemeriksaan awal tim kesehatan UPTD Puskesmas Rowobungkul, kedua korban diduga tewas akibat keracunan.

    Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, namun busa keluar dari mulut mereka.

    Dugaan sementara, air mineral yang mereka minum telah dicampur racun gulma atau rumput.

    Kapolsek Ngawen, AKP Lilik Eko Sukaryono, menjelaskan bahwa air mineral tersebut diletakkan di meja rumah korban.

    “Kami menduga air itu telah dicampur racun gulma. Ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut,” ujarnya. (Tribun Jateng/ M Iqbal Shukri)

     

  • 2 Penyelam Rusia Ditemukan Tewas di Dekat Resor Filipina

    2 Penyelam Rusia Ditemukan Tewas di Dekat Resor Filipina

    Manila

    Dua penyelam asal Rusia ditemukan tewas setelah arus kuat memisahkan mereka dari kelompok penyelam lainnya di area scuba diving populer di Filipina. Salah satu jenazah penyelam Rusia itu ditemukan di dalam rahang seekor hiu di perairan tersebut.

    Kepala penjaga pantai distrik setempat, Airland Lapitan, seperti dilansir AFP, Jumat (28/2/2025), empat pria asal Rusia yang berusia 18 tahun hingga 57 tahun sedang menyelam di dekat kawasan resor Batangas di Luzon pada Kamis (27/2) waktu setempat.

    Saat sedang menyelam, keempat pria Rusia itu dan instruktur selam mereka tiba-tiba terseret arus kuat dan terpisah.

    Tiga orang di antaranya, sebut Lapitan, berhasil muncul kembali ke permukaan dan kembali ke perahu mereka.

    Dua orang lainnya ditemukan oleh tim penyelamat Filipina beberapa jam kemudian. Menurut Lapitan, satu orang dinyatakan meninggal dunia saat tiba di rumah sakit setempat, dan satu orang lainnya ditemukan sedang ditarik hiu di area itu.

    “Satu orang lainnya ditemukan sekitar pukul 16.00 hingga pukul 17.30 waktu setempat, dan dievakuasi sekitar pukul 17.00 hingga pukul 18.00 waktu setempat,” tuturnya.

    “Ketika tim penyelamat menemukannya, dia sedang ditarik oleh hiu. Dia akhirnya berhasil dievakuasi tapi lengannya hilang,” sebut Lapitan.

    Lapitan mengatakan tidak diketahui secara jelas apakah pria kedua itu tewas dibunuh hiu atau sudah tidak bernyawa saat hiu menarik badannya di air. Dia mengatakan bahwa jenazah kedua penyelam asal Rusia itu telah diserahkan kepada anggota keluarga tanpa menjalani autopsi.

    Serangan hiu di perairan sekitar Filipina sangat jarang terjadi. Menurut database global, tidak ada serangan hiu yang tercatat setidaknya dalam satu tahun terakhir di perairan sekitar Filipina.

    Kedutaan Besar Rusia di Manila belum memberikan komentarnya atas insiden ini.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kronologis Lengkap Pembunuhan Siswi MTs di Tanah Datar, Berawal Dari Prank Hingga Jebak Korban – Halaman all

    Kronologis Lengkap Pembunuhan Siswi MTs di Tanah Datar, Berawal Dari Prank Hingga Jebak Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terungkap kronologis lengkap pembunuhan siswi MTs Cinta Novita Sari atau CNS (15) hingga jasadnya yang terbungkus karung dibuang di pinggir jalan Kecamatan Sungai Tarab, Tanah Datar, Sumatera Barat.

    Pelaku pembunuhan terdiri dari dua orang yakni Bima Dwi Putra alis B (27), warga Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar dan Noval Julianto alias N warga Salimpaung.

    Tersangka Bima ditangkap di lokasi wisata Puncak Pato. Sedangkan tersangka Noval ditangkap di Langsa Aceh.

    Keduanya ditangkap pada Senin (24/2/2025) atau 6 hari setelah jasad korban ditemukan pada Rabu (19/2/2025).

    Diketahui korban CNS dan Noval, pelaku utama pembunuhan, sudah saling mengenal sejak lama.

    Sedangkan untuk pelaku Bima, baru mengenal korban sekitar satu pekan.

    Dari penangkapan pelaku terungkap motif hingga kronologis pembunuhan.

    Berawal Dari Prank dan Blokir Nomor Handphone

    Peristiwa pembunuhan siswi MTs berinisial CNS dipicu rasa sakit Noval terhadap korban.

    Pelaku Noval mengaku dirinya sempat di prank korban. 

    Menurut pengakuan Noval kepada polisi, korban sempat menghubunginya menggunakan nomor lain dan mengaku sebagai wanita lain.

    Setelah percakapan tersebut, Noval pun berniat menemui wanita yang mengaku asal Lubuk Buaya, Kota Padang.

    Ketika pelaku Noval hendak berangkat menemui wanita tersebut, CNS pun kemudian mengaku bila itu dirinya.

    Dari kejadian tersebut, pelaku Noval pun kesal.

    Sakit hati pelaku Noval semakin memuncak saat nomornya ternyata diblokir CNS.

    Karena sakit hati, muncul niat pelaku untuk membunuh korban.

    Bahkan jauh sebelum kejadian, pelaku Noval sempat mengirim gambar tangkapan layar kepada CNS berisi pesan hendak menghabisi nyawa korban.

    Gambar berisi ancaman tersebut pun sempat dikirim korban kepada ibunya.

    Hal tersebut dibenarkan Kasat Reskrim Polres Tanah Datar, AKP Surya Wahyudi.

    Menurut AKP Surya Wahyudi, ibu korban menerima tangkapan layar ancaman tersebut beberapa hari sebelum kejadian.

    “Korban sempat mengirimkan tangkapan layar ancaman tersebut kepada ibunya. Namun ibu korban menganggap hal tersebut adalah sebuah keisengan sehingga tidak terlalu menghiraukan,” kata AKP Surya Wahyudi, Kamis (27/2/2025).

    Kronologis Pembunuhan Siswi MTs

    Peristiwa pembunuhan terhadap CNS bermula saat Noval mengajak pelaku Bima bertemu pada Selasa (18/2/2025) sekira pukul 20.00 WIB.

    Saat itu, Noval berjanji kepada Bima akan mempertemukannya dengan CNS.

    Noval yang merupakan kenalan lama CNS memberikan nomor telepon korban kepada Bima untuk menjebak CNS.

    Bima tanpa curiga lantas menghubungi CNS dan keduanya pun sepakat bertemu.

    Bima kemudian menjemput CNS dari kediamannya pada Selasa (18/2/2025) pukul 21.00 WIB menggunakan sepeda motor.

    “Korban dijemput pelaku B menggunakan sepeda motor menuju lapangan Cindua Mato dan pelaku N membuntuti mereka dari belakang,” kata Kapolres Tanah Datar AKBP Simon Yana Putra saat Press Release di Polres Tanah Datar, Kamis (27/2/2025).

    Pembuntutan yang dilakukan Noval tanpa sepengetahuan Bima dan CNS.

    Sesampainya di Lapangan Cindua Mato, Bima dan CNS pun bertemu pelaku Noval.

    Mereka bertiga pun sempat berdialog di sana.

    Dalam pertemuan tersebut, Noval merampas handphone milik NCS.

    Hal tersebut yang membuat CNS terpaksa ikut pelaku Bima untuk menyusul Noval ke Salimpaung guna mengambil handphonenya.

    Mereka bertiga pun kembali bertemu di sebuah tempat nongkrong di Salimpaung.

    Tanpa sepengetahuan CNS, pelaku Noval sempat mengutarakan niatnya akan menghabisi korban kepada Bima di tempat pertemuan tersebut.

    Kemudian mereka bertiga pun kembali bergerak ke sekolah TK yang berada di daerah Malintang, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat yang menjadi lokasi pembunuhan.

    Sesampainya di lokasi, Noval turun dari motornya dan langsung mencekik CNS yang berada di atas motor Bima.

    Namun, uapaya pembunuhan tersebut sempat gagal karena Bima sempat menepis tangan Noval dan CNS pun terjatuh.

    Dari sana Bima pun membiarkan Noval dan CNS untuk menyelesaikan masalahnya.

    Noval yang sudah terlanjur sakit hati kembali melanjutkan niatnya membunuh CNS dengan cara dicekik.

    Setelah korban tak bernyawa, Noval pun merudapaksa jasad CNS.

    Setelah membunuh dan merudapaksa korban, pelaku Noval kemudian memasukkan jasad korban ke dalam sarung.

    Karena tidak muat, Noval meminta Bima membawa sesuatu yang mampu menutupi jasad korban secara menyeluruh.

    Bima pun datang membawa sebuah karung putih yang didapat di dekat lokasi pembunuhan.

    “Kemudian mereka berdua memasukan korban ke dalam karung dan menaikkannya ke motor pelaku N,” ucapnya.

    Pelaku Kehabisan Bensin

    Selanjutnya, jasad korban yang terbungkus karung dibawa pelaku Noval menggunakan sepeda motor untuk dibuang ke jurang.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunPadang.com, jurang yang dimaksud oleh pelaku Noval berada sekitar satu kilometer dari lokasi penemuan jasad korban.

    “Dari keterangan pelaku, ia awalnya hendak membuang korban ke jurang yang tidak jauh dari TKP. Namun ternyata saat berada di TKP, minyak sepeda motornya habis, kemudian meletakan korban begitu saja di TKP penemuan,” kata Kasat Reskrim Polres Tanah Datar, AKP Surya Wahyudi, Rabu (26/2/2025).

    Kemudian jasad korban dibuang pelaku Noval di pinggir jalan samping perkebunan warga yang berada di Jorong Ladang Koto, Nagari Sungai Tarab, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Rabu (19/2/2025) dini hari.

    Setelah pelaku Noval meletakan jasad korban di lokasi, ia kembali menelepon pelaku Bima untuk membantunya mendorong sepeda motor yang digunakannya.

    “Ia kembali menelepon pelaku B untuk membantu mendorong sepeda motornya yang habis minyak ke tempat pengisian BBM terdekat, setelah itu mereka kemudian berpisah kembali ke rumah masing-masing,” jelasnya.

    Hingga pada Rabu (19/2/2025) pagi jasad korban ditemukan warga.

    Korban ditemukan dalam kondisi terbungkus karung putih.

    Sandal Korban Ditemukan di Lokasi Pembunuhan

    Polisi yang menerima informasi penemuan mayat dalam karung di Sungai Tarab langsung bergegas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Tak lama polisi pun berhasil mengidentifikasi identitas korban.

    Berbekal keterangan saksi-saksi polisi pun memburu pelakunya hingga akhirnya Noval dan Bima ditangkap.

    Selain itu, berdasarkan hasil autopsi diketahui korban CNS dibunuh dengan cara dicekik.

    Selain itu, korban pun mendapat kekerasan seksual sesuai hasil autopsi ditemukan sel sperma di rahim korban.

    Hasil pemeriksaan di lokasi pembunuhan, polisi menemukan sandal dan charger HP milik korban.

    “Untuk saat ini HP korban dan pelaku N berada di Aceh yang akan dibawa segera ke Sumbar ,” kata Kapolres Tanah Datar AKBP Simon Yana Putra.

    Terkait kasus, kata Kapolres, pihaknya masih melakukan pendalaman untuk mengetahui ada tidaknya unsur perencanaan.

    “Masih ada proses penyelidikan terhadap keterangan kedua pelaku hingga apakah pembunuhan ini direncanakan atau tidak,” ujarnya.

    Atas perbuatannya Noval dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

    Noval pun dijerat dengan pasal 285 tentang perkosaan.

    Sementara Bima dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan juncto Pasal 55 dan 56 KUHP tentang pelaku dan pembantu tindak pidana kejahatan.

    (Tribunpadang.com/ fajar alfaridho herman/ tribunnews.com)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Korban dan Pelaku Ternyata Teman Lama, Polisi Ungkap Kronologi Pembunuhan CNS di Tanah Datar

  • Mayat Terjepit di Lubang Septic Tank Gegerkan Baubau Sultra, Korban Sering Sembunyi di Tempat Sempit – Halaman all

    Mayat Terjepit di Lubang Septic Tank Gegerkan Baubau Sultra, Korban Sering Sembunyi di Tempat Sempit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BAUBAU – Seorang pria ditemukan tidak bernyawa terjepit di dalam lubang septic tank yang terbuat dari drum di Kelurahan Lakologou, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra). 

    Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh pemilik kebun, La Ingke, yang sedang hendak menanam bibit cabai.

    Ia mencium bau busuk yang kemudian membawanya ke lokasi penemuan mayat.

    Mayat pria tersebut ditemukan dalam keadaan kulit menghitam dan terkelupas, dengan posisi terjepit di dalam drum septic tank.

    Hanya tangan kanannya yang terlihat menjulang keluar.

    Tidak ditemukan senjata tajam atau alat lain yang mengindikasikan tindak kekerasan.

    Polisi menduga korban meninggal karena terjepit dan tidak bisa keluar dari drum tersebut selama beberapa hari.

    Korban akhirnya teridentifikasi sebagai seorang pria berinisial I (30), yang merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). 

    Ayah korban, LA, mengungkapkan bahwa anaknya telah mengalami gangguan jiwa sejak kecil dan sering bersembunyi di tempat-tempat sempit.

    Korban dilaporkan hilang sejak 20 Februari 2025, dan pihak keluarga telah melaporkannya ke Polsek Kokalukuna.

    Pihak keluarga menolak dilakukan proses autopsi terhadap jenazah korban sehingga pihak kepolisian menyerahkan jenazah ke keluarga untuk dikuburkan.

     

    La Ingke, saksi penemu mayat, awalnya mencium bau busuk saat hendak menanam bibit cabai.

    Setelah mencari sumber bau, ia menemukan mayat terjepit di septic tank dan segera melaporkannya kepada warga setempat serta pihak berwajib.

    Penemuan ini menggemparkan warga sekitar, dan beberapa warga mengenali korban dari pakaian yang dikenakannya. (Tribun Sultra/Harni Sumatan) 

     

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul BREAKING NEWS Pemuda di Baubau Ditemukan Tidak Bernyawa Terjepit dalam Septic Tank Drum di Kebun

     

  • Detik-Detik Evakuasi Jasad Bos Ruko Dicor Kuli Bangunan di Jaktim, Perlu Waktu 3 Jam – Halaman all

    Detik-Detik Evakuasi Jasad Bos Ruko Dicor Kuli Bangunan di Jaktim, Perlu Waktu 3 Jam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jasad seorang pria ditemukan dicor di saluran pembuangan bangunan kawasan Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (26/2/2025).

    Jasad tersebut, merupakan pemilik gedung ruko berinisial JS (69). JS menjadi korban penganiayaan berat hingga mengakibatkan kematian. 

    Hal tersebut, diungkap oleh Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Rabu. 

    “Ya, pembunuhan dan atau penganiayaan berat yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” ucapnya. 

    Sementara itu, terduga pelaku telah diamankan pihak kepolisian. Pelaku disangkakan Pasal 338 atau 351 KUHP tentang pembunuhan dan penganiayaan berat.

    “(Pelaku) Sudah (ditangkap), pelaku berinisial ZA umurnya 35 tahun,” terang Nicolas. 

    Terduga pelaku berinisial ZA (35) diduga membunuh korban karena sakit hati. 

    Adapun proses evakuasi terhadap korban dugaan pembunuhan ini, melibatkan petugas pemadam kebakaran (Damkar) Jakarta Timur.

    Proses Evakuasi Korban

    Korban dugaan pembunuhan di Jaktim ini, ditemukan dalam keadaan terkubur semen atau dicor di area ruko miliknya pada Rabu, sore.

    Kasudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Muchtar Zakaria, menjelaskan saat proses evakuasi jasad JS ditemukan dalam keadaan tertimbun coran setinggi satu meter.

    Awalnya, petugas Damkar awalnya mendapat permintaan bantuan dari pihak kepolisian. 

    “Kita dapat permintaan bantuan dari kepolisian. Meminta bantuan untuk evakuasi jenazah di dalam coran beton. Tinggi coran kurang lebih 1 meter,” kata Muchtar, Rabu, dilansir TribunJakarta.com. 

    Dalam proses evakuasi jasad JS tersebut, jajaran Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur mengarahkan empat unit rescue, 20 personel.

    Lantas, evakuasi dilakukan dengan cara membongkar beton coran menggunakan sejumlah perkakas perlengkapan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur.

    Menurut Muchtar, pihaknya menghabiskan waktu evakuasi selama 3 jam.

    “Kita mulai evakuasi pukul 17.25 WIB, selesai pukul 20.45 WIB. Setelah dievakuasi jenazah kita serahkan ke pihak kepolisian untuk dibawa ke RS Polri Kramat Jati,” jelasnya. 

    Kini, jenazah korban masih berada di Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramat Jati untuk proses autopsi memastikan penyebab kematian.

    Sementara itu, Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko, mengatakan pihaknya masih melakukan autopsi.

    Ia menyebut, nantinya hasil autopsi akan diserahkan ke penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.

    Terkait identitas, tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati tidak melakukan proses identifikasi. Sebab, saat dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik jenazah sudah memiliki identitas.

    “Pagi ini kita autopsi. Dalam permintaan autopsi sudah ada identitas,” tutur Hery.

    Sebelumnya, keluarga melaporkan kehilangan orang. Hingga hasil penyelidikan diketahui jasad korban berada di lokasi penemuan. 

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Armunanto, menjelaskan laporan kehilangan tersebut, disampaikan istri korban. 

    “(Korban) pemilik bangunan yang sedang direnovasi. Awalnya dilaporkan meninggalkan alamat. Awalnya dilaporkan istrinya meninggalkan alamat,” tuturnya.

    Korban terakhir kali pamit kepada istrinya untuk mengecek renovasi tokonya pada Minggu (16/2/2025) pagi.

    Kronologi Kejadian

    Diketahui, penganiayaan dan pembunuhan terhadap bos ruko bangunan ini, bermula pada Minggu (16/2/2025). Yakni, ketika saat korban datang ke proyek renovasi tokonya karena tukangnya mogok kerja. 

    Korban datang ke proyek karena karyawan yang bekerja mogok kerja, sehingga korban marah.

    Pihak kepolisian juga menjelaskan, terduga pelaku adalah seorang kuli yang bekerja di proyek renovasi tersebut dan bertugas menjaga lokasi.

    “Kebetulan, terduga pelaku ini berada di TKP (tempat kejadian perkara). Dia menjaga proyek yang ada di sini,” jelas Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly.

    Saat itu, korban mengajak terduga pelaku untuk melapor ke Polres Metro Jakarta Timur terkait indikasi pencurian peralatan proyek oleh karyawan. 

    Namun, terduga pelaku menolak ajakan itu, dan meminta gajinya sebesar Rp 900 ribu. Hal itu memicu amarah korban.

    Lantas, korban yang marah menganiaya terduga pelaku di dalam tokonya.

    “Awalnya dia (korban) menampar terduga pelaku. Selanjutnya, dia memukul dan akhirnya terduga pelaku menangkis dan mendorong, sehingga korban jatuh,” tuturnya. 

    Akibat insiden tersebut, terduga pelaku membalas perbuatan korban hingga terjadi pembunuhan atau penganiayaan berat.

    Korban dipukul dan ditimpa menggunakan batu hingga dinyatakan meninggal dunia di dalam tokonya. 

    Nicolas menyebut, terduga pelaku menyeret korban dan menimbunnya di saluran air. 

    “Pada 18 Februari 2025, terduga pelaku memastikan bahwa korban telah meninggal dan panik. Selanjutnya, terduga pelaku menyeret korban dan menaruhnya di saluran air, kemudian ditutup semen dan batu bata,” terangnya. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Jenazah Bos Ruko di Pulogadung Dicor Sedalam 1 Meter

    (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti, Reynas Abdila, TribunJakarta.com/Bima Putra, Kompas.com)

  • Detik-detik Bos Toko di Pulogadung Tewas Dibunuh Kuli Bangunan, Jasad Dicor dan Ditutupi Karpet – Halaman all

    Detik-detik Bos Toko di Pulogadung Tewas Dibunuh Kuli Bangunan, Jasad Dicor dan Ditutupi Karpet – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Warga Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur digegerkan dengan penemuan jasad pria berinisial JS (69) pada Rabu (26/2/2025).

    JS ditemukan dalam kondisi dicor di toko miliknya setelah dilaporkan hilang sejak Minggu (16/2/2025). 

    Jenazah telah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati untuk proses autopsi.

    Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, mengatakan tersangka pembunuhan merupakan kuli bangunan berinisial ZA (35) yang ditangkap di rumahnya pada Rabu (26/2/2025) sore.

    Kasus pembunuhan terjadi pada Minggu (16/2/2025) saat korban mendatangi toko untuk mengecek proyek renovasi.

    “Korban datang ke proyek, karena karyawan yang bekerja di sini mogok kerja, sehingga korban agak sedikit marah,” ungkapnya, Rabu.

    Korban kemudian mengajak ZA untuk membuat laporan ke kantor polisi terkait kasus pencurian alat proyek.

    ZA yang bertugas menjaga lokasi proyek menolak ajakan tersebut dan meminta korban membayarkan upahnya sebesar Rp 900 ribu.

    Berdasarkan pengakuan ZA, korban terlebih dahulu memukul sehingga tersangka membalasnya.

    “Awalnya dia (korban) menampar terduga pelaku. Selanjutnya, dia memukul dan akhirnya terduga pelaku menangkis dan mendorong, sehingga korban jatuh,” bebernya.

    ZA melakukan pembunuhan menggunakan batu saat melihat korban terjatuh.

    “Selanjutnya, terjadilah apa yang dinamakan pembunuhan atau penganiayaan berat yang menyebabkan korban meninggal dunia,” lanjutnya.

    Selama dua hari korban dibiarkan di dalam toko dan tersangka mengecor jasadnya pada Selasa (18/2/2025).

    “Selanjutnya, terduga pelaku menyeret korban dan menaruhnya di saluran air, kemudian ditutup dengan semen dan batu bata,” tandasnya.

    Sementara itu, Kasudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Muchtar Zakaria, menyatakan jasad korban ditimbun cor setinggi satu meter.

    Ia mendatangi lokasi penemuan jasad untuk membantu proses evakuasi.

    “Kita dapat permintaan bantuan dari kepolisian. Meminta bantuan untuk evakuasi jenazah di dalam coran beton. Tinggi coran kurang lebih satu meter,” tuturnya.

    Sebanyak 20 personel dikerahkan untuk membongkar cor di dalam toko.

    “Kita mulai evakuasi pukul 17.25 WIB, selesai pukul 20.45 WIB. Setelah dievakuasi jenazah kita serahkan ke pihak kepolisian untuk dibawa ke RS Polri Kramat Jati,” sambungnya.

    Sebelumnya, kuasa hukum korban, Enjel, menyatakan keluarga membuat laporan kehilangan pada Minggu (23/2/2025).

    “Ini hilang suaminya dari 16 Februari 2025. Pukul 07.00 WIB pagi dia masuk (toko) terus enggak keluar-keluar lagi berdasarkan CCTV (dari proyek) LRT kan jelas keliatan,” terangnya.

    Keluarga menduga JS dibunuh pekerja proyek renovasi toko.

    “Tujuan ke sini (toko) karena beliau lagi renovasi. Nah, beliau pamit kepada istrinya izin mau ke tempat biasa melihat tukang-tukangnya,” lanjutnya.

    Kasus ini terungkap setelah jasad korban ditemukan dicor dan ditutupi karpet di atasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Jenazah Bos Ruko di Pulogadung Dicor Sedalam 1 Meter

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Bima Putra) (Kompas.com/Febryan)

  • Gulkarmat Jaktim pakai pemecah beton untuk evakuasi jasad dicor

    Gulkarmat Jaktim pakai pemecah beton untuk evakuasi jasad dicor

    jack hammer (pemecah beton)

    Gulkarmat Jaktim pakai pemecah beton untuk evakuasi jasad dicor
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 27 Februari 2025 – 13:07 WIB

    Elshinta.com – Personel Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan  (Gulkarmat) Jakarta Timur menggunakan jack hammer (pemecah beton) listrik untuk mengevakuasi jasad pemilik rumah toko (ruko) berinisial JS (69) yang ditemukan tewas di dalam cor semen.

    Jasad JS ditemukan di saluran air belakang ruko di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, usai hilang selama sepekan.

    “Kami membutuhkan peralatan yang lebih memadai untuk pembongkaran. Kita memakai peralatan secara manual, ada godam dan jack hammer bertenaga listrik,” kata Ketua Tim Pengendali Regu Rescue Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur Afif saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Awalnya, tim Gulkarmat Jaktim menerima laporan adanya penemuan mayat yang dicor di dalam ruko. Mendengar kabar tersebut, pihaknya langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP). Afif menyebut proses evakuasi terkendala karena korban dicor dengan semen. Sehingga membutuhkan alat yang lebih lengkap.

    “Untuk evakuasi sendiri kita terkendala masalahnya korban kan tadi ternyata dicor tuh, nah jadi kita butuh peralatan yang lebih memadai untuk pembongkarannya,” ujar Afif.

    Proses evakuasi pembongkaran cor semen yang menutup tubuh korban berlangsung selama sekitar 20 menit dan melibatkan 20 personel damkar.

    “Untuk kondisi mayatnya masih utuh, cuma karena agak lama kurang lebih sekitar satu minggu jadi tercium aroma-aroma yang kurang sedap,” ucap Afif.

    Jenazah korban juga ditimbun terlebih dulu oleh pelaku ZA (35) dengan lapisan pasir. Petugas juga tidak menemukan keberadaan kantong plastik sebagai pelapis tubuh pelaku.

    “Tidak ada kantong plastik, hanya ditutup pasir saja. Jadi lapisan bawah itu tubuhnya (korban) kemudian ditumpuk pasir, lalu kemudian ditutup hebel juga. Kemudian langsung dicor,” jelas Afif.

    Selanjutnya, setelah jenazah korban JS berhasil dievakuasi petugas, jasad tersebut diangkat dari dalam saluran air dan dimasukkan ke dalam kantong jenazah yang telah disiapkan petugas untuk dilakukan autopsi ke RS Polri Kramat Jati. Sebelumnya diberitakan, korban yang merupakan pemilik rumah toko (ruko) berinisial JS (69) dilaporkan hilang selama sepekan oleh pihak keluarga yang kemudian ditemukan jasadnya dalam kondisi dicor di saluran air belakang ruko di kawasan Pulogadung.

    “Korban ditemukan di belakang di saluran air di belakang, di proyek ini pada bagian belakang dalam bangunan ini,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Nicolas Ary Lilipaly saat ditemui di lokasi, Rabu (26/2).

    Korban JS merupakan pemilik proyek ini sedangkan keluarganya berada di luar negeri dan kebetulan korban juga sudah menikah di Jakarta dan tinggal bersama istri keduanya yang ada di Jakarta. Sedangkan pelaku berinisial ZA (35) sudah menikah juga dan keluarganya tinggal di Papua, dan dia memang seorang diri di Jakarta untuk mencari pekerjaan.

    Sumber : Antara