Topik: autopsi

  • Tangisan Istri Warnai Rekonstruksi Pembunuhan Ayah dan Anak di Blora, Korban Tewas Diracun – Halaman all

    Tangisan Istri Warnai Rekonstruksi Pembunuhan Ayah dan Anak di Blora, Korban Tewas Diracun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Blora – Satreskrim Polres Blora menggelar rekonstruksi pembunuhan berencana yang menewaskan Muslikin (45) dan anak bungsunya S (9) di Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

    Rekonstruksi berlangsung pada Senin (10/3/2025), di Polres Blora.

    Kejadian tragis ini terjadi pada Jumat, 21 Februari 2025, ketika Muslikin dan anaknya meminum air yang telah dicampur dengan racun apotas dan racun tikus.

    Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Selamet, pelaku pembunuhan, M. Khundori (35), yang merupakan adik ipar Muslikin, mengaku meracuni kedua korban dengan mencampurkan racun ke dalam air mineral di rumah korban.

    M. Khundori ditangkap di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada Selasa, 25 Februari 2025.

    Dalam rekonstruksi, Khundori hadir mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye dan memperagakan aksi keji tersebut.

    Motif di balik tindakan M. Khundori adalah sakit hati dan dendam terkait masalah warisan dan jual beli. “Dari hasil pemeriksaan, dia mengakui bahwa racun dicampur di air mineral yang ada di rumah korban,” ungkap AKP Selamet.

    Kehilangan yang Mendalam

    Istri korban, Maspupah, turut hadir dalam proses rekonstruksi.

    Ia terlihat bersedih, duduk bersama anak sulungnya dan sesekali mengusap air matanya.

    Kejadian ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

    Setelah kejadian, makam Muslikin dan anaknya dibongkar pada Jumat, 28 Februari 2025, untuk dilakukan otopsi.

    Proses ini bertujuan untuk memastikan penyebab kematian keduanya.

    Saat ini, Satreskrim Polres Blora masih menunggu hasil otopsi dari Tim Kedokteran Forensik Biddokkes Polda Jateng.

    Kejadian ini menjadi perhatian publik dan menyoroti kejahatan pembunuhan berencana yang melibatkan hubungan keluarga.

    Proses hukum terhadap M. Khundori akan dilanjutkan setelah hasil autopsi keluar.

    (TribunJateng.com/M Iqbal Shukri)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kesaksian Ketua RT di Tambora usai Penemuan Jasad Ibu dan Anak dalam Toren, Korban Pamit Mau Mudik – Halaman all

    Kesaksian Ketua RT di Tambora usai Penemuan Jasad Ibu dan Anak dalam Toren, Korban Pamit Mau Mudik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penemuan jasad ibu dan anak di dalam toren air di Tambora, Jakarta Barat berawal dari kecurigaan warga mencium bau busuk.

    Jasad korban berinisial TSL (59) dan ES (35) ditemukan pada Kamis (6/3/2025) malam dan diduga tewas dibunuh beberapa hari sebelumnya.

    Mereka tinggal berdua di lantai satu, sedangkan lantai dua dan tiga dikontrakkan.

    Ketua RT setempat, Sripriyanty, mengatakan suami TSL meninggal pada 2024 lalu sementara anak keduanya, Ronny tinggal sendirian di kos.

    Jasad korban pertama kali ditemukan Ronny yang tak dapat menghubungi TSL sejak Sabtu (1/3/2025) malam.

    “Emang sebelumnya warga juga ada nyium bau-bau. Tadinya dipikir itu bau bangkai biasa, cuma lama-lama menyengat dan ternyata itu mayat,” bebernya, Minggu (9/3/2025), dikutip dari TribunJakarta.com.

    Ia menerangkan pada Sabtu (1/3/2025) pagi, TSL sempat pamit ke tetangga hendak pulang kampung.

    “Awalnya pas pertama puasa, hari Sabtu jam 10.00 WIB pergi. Menurut informasi sih bilangnya mau pulang ke Jawa,” tukasnya.

    Namun, sore harinya TSL kembali ke rumah menggunakan taksi online.

    TSL juga sempat berkunjung ke rumah salah satu tetangga.

    Malam harinya, kedua korban tak dapat dihubungi dan tak ditemukan di rumah.

    “Dia (Ronny) ngomong sama mantan RT, kan deket tuh rumahnya sama mantan RT-nya.”

    “Kalau saya mah kan agak jauh. Katanya dia bilang kalau mamahnya enggak pulang-pulang, saya mau lapor polisi aja.”

    “Tapi kata mantan RT itu, ‘jangan dulu, takutnya dia tiba-tiba pulang’,” kata Sripiyanty menirukan perkataan Ronny.

    Setelah menunggu tiga hari, Ronny membuat laporan orang hilang ke kantor polisi pada Selasa (4/3/2025).

    Selama berada di rumah, Ronny mencium bau busuk dan mengecek toren pada Kamis (6/3/2025) malam.

    Di sana ditemukan jasad ibu dan kakaknya sehingga Ronny menghubungi polisi.

    Hasil Autopsi

    Polisi memastikan ibu dan anak yang ditemukan tewas di dalam toren air di Tambora, Jakarta Barat merupakan korban pembunuhan.

    Proses evakuasi dilakukan pada Jumat (7/3/2025) dini hari dan jasad dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk autopsi.

    Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko, mengatakan hasil autopsi menunjukkan adanya tanda kekerasan pada kedua jenazah.

    “Sudah diautopsi oleh tim kami, ada kekerasan di tubuh korban,” bebernya, Minggu (8/3/2025), dikutip dari TribunJakarta.com.

    Pihaknya belum dapat merinci kekerasan yang dialami korban karena benda tumpul atau senjata tajam.

    Ia menambahkan kedua korban sudah meninggal beberapa hari lalu sebelum ditemukan.

    Hasil autopsi tersebut diserahkan ke penyidik untuk mengungkap kasus pembunuhan.

    “Sudah beberapa hari (meninggal) dari saat pemeriksaan,” imbuhnya.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan, mengatakan olah TKP telah dilakukan untuk mengumpulkan barang bukti.

    Sejumlah saksi juga diperiksa jajaran Polres Metro Jakarta Barat dan Polsek Tambora.

    “Saat ini, tim Reskrim Polres Metro Jakarta Barat bersama Polsek Tambora masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku dan motif kejadian,” tandasnya.

    Sosok Kedua Korban

    Tetangga korban, Surya, mengatakan TSL merupakan penjual es batu, sedangkan ES bekerja di bagian perpajakan.

    “Kalau yang ngontrakan masuknya dari pintu luar. Enggak nyatu sama rumah korban. Tangganya di samping,” bebernya, Sabtu (8/3/2025), dikutip dari WartaKotalive.com.

    Ia mengaku terakhir melihat kedua korban pada akhir Februari 2025 atau sebelum bulan puasa.

    “Dia orang lama di sini, sebelum saya tinggal di sini, dia sudah ada di sini. Saya saja di sini dari 2010,” terangnya.

    Menurut Surya, Ronny sempat cekcok dengan ibunya karena hendak melangkahi ES menikah.

    “Kakaknya sih usianya 35 tahun, adiknya mau nikah, sempat ada cekcok,” sambungnya.

    Sebagian artikel telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ibu dan Anak di Tambora Jakbar Jadi Korban Pembunuhan, Jasadnya Ditemukan di Bak Penampungan Air

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo) (WartaKotalive.com/Miftahul Munir)

  • Kesaksian Ketua RT di Tambora usai Penemuan Jasad Ibu dan Anak dalam Toren, Korban Pamit Mau Mudik – Halaman all

    Misteri 2 Kasus Penemuan Mayat dalam Toren: Jasad Bule Tanpa Busana hingga Jasad Ibu-Anak di Tambora – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dua kasus penemuan mayat di dalam toren atau bak penampungan air terjadi di dua lokasi berbeda hanya dalam selang waktu dua hari.

    Kasus pertama penemuan mayat Warga Negara Asing (WNA) tanpa busana di dalam bak penampungan air (tandon) di loteng kos-kosan kawasan Jl. Bypass Ngurah Rai, Jimbaran, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Selasa (4/3/2025). 

    Saat ditemukan jasad tersebut tak mengenakan pakaian.

    Di tubuhnya juga terdapat sejumlah luka, di antaranya pada bagian dada.

    Hingga sepekan kasus ini belum terungkap.

    Dua hari berselang peristiwa hampir serupa juga terjadi di kawasan Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat.

    Tak hanya satu, tapi dua mayat wanita, yakni ibu TSL (59 tahun) dan anaknya ES (35 tahun).

    Kedua korban ditemukan di dalam toren rumah korban pada Kamis (6/3/2025) sekitar pukul 23.00 WIB.

    Kedua korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan beberapa luka pada tubuh mereka. 

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, mengonfirmasi bahwa luka pada jasad korban memperkuat dugaan anak dan ibu tersebut jadi korban pembunuhan. 

    “Ada, ada (luka),” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung saat dikonfirmasi, Sabtu (8/3/2025). 

    Kondisi TSL dan ES itu memperkuat dugaan bahwa mereka merupakan korban pembunuhan. 

    Hingga Minggu (9/3/2025) kasus ini masih dalam penyelidikan polisi.

    Berikut kronologis lengkap dua kasus penemuan mayat bule di Bali dan mayat ibu dan anak di Tambora, Jakarta Barat.

    Penemuan Mayat Bule Tanpa Busana di Bali

    Jasad pria Warga Negara Asing (WNA) ditemukan di dalam tandon air lantai 4 sebuah rumah kos di Jalan By Pass Ngurah Rai, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (4/3/2025). 
     
    Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi menjelaskan, penemuan mayat bermula saat pemilik kos menghidupkan air keran.

    Namun air ternyata tidak menyala. Diduga ada permasalahan di alat otomatis dalam tandon air. 

    Saat itu pemilik kos langsung menghubungi tukang tandon air, Ketut, untuk mengecek kondisi tandon air dan membenahi air di atas. 

    Setelah dicek, Ketut melihat dan sempat mengira ada boneka di tandon air. 

    “Awalnya jenazah korban dikira boneka, setelah dicek kembali ternyata memang benar jenazah manusia dan bapak tukang air itu langsung menginformasikan kembali ke tuan rumah,” ungkap AKP I Ketut Sukadi. 

    Kasus ini kemudian dilaporkan kepada pihak kepolisian.

    WNA tanpa identitas tersebut kemudian dievakuasi oleh petugas dari Basarnas dan Tim Inafis Polresta Denpasar, serta melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). 

    “Hasil olah TKP menunjukkan, korban ditemukan tanpa busana, ditemukan luka lecet pada lutut kiri, luka lecet pada dada kanan, luka lecet pada dada kiri bagian bawah, luka lecet pada pinggang kiri,” bebernya.

    “Kemudian kemaluan mengeluarkan cairan, mulut berbusa, serta punggung sudah mengalami lebam mayat dan terdapat pelampung air di bawah kaki ditutupi baju,” jelasnya. 

    Polisi juga telah mengamankan sejumlah barang bukti berupa kaus warna hijau putih, celana pendek warna abu-abu, sweater warna hitam, leging panjang warna hitam, sepasang sendal karet warna biru dan alat otomatis beserta pelampung di tandon air.

    Jenazah korban kemudian dievakuasi ke  Rumah Sakit Umum Pusat Prof dr IGNG Ngoerah Denpasar.

    Polisi berkoordinasi dengan pihak Imigrasi untuk menyelidiki kasus penemuan mayat tersebut. 

    Sementara itu Basarnas Bali menerima laporan kejadian tersebut sekira pukul 13.45 Wita.  

    “Saat ditemukan, jasad pria tersebut tidak mengenakan pakaian, dan air yang berada di bak tersebut dalam keadaan kosong, jadi terlebih dahulu kami melaksanakan assessment untuk proses evakuasi,” ujar Koordinator Tim Rescue, Bayu Arya Wiraga.

    Tim rescue kemudian melaksanakan evakuasi dengan menurunkan jasad korban.

    “Aksesnya cukup sempit, jadi perlu berhati-hati menurunkan jasad pria tersebut, karena berada di ketinggian,” ungkapnya.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar, I Nyoman Sidakarya mengatakan seluruh proses evakuasi berjalan lancar.

    Terkait penyebab tewasnya korban, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan.

    “Untuk penyebab kejadian masih didalami oleh pihak terkait, jasad pria tersebut kemudian dievakuasi menuju Rumah Sakit Prof Ngoerah,” terangnya.

    Penemuan Mayat Ibu dan Anak di Tambora

    Ibu rumah tangga berinisial TSL (59) dan anaknya ES (35) ditemukan tewas di dalam toren air, di rumahnya kawasan Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis (6/3/2025).

    Awalnya, korban pamit kepada tetangga ingin pulang ke kampung halaman alias mudik. 

    Namun belakangan keduanya ditemukan tewas di dalam toren.

    “Awalnya pas pertama puasa, hari Sabtu jam 10an lah pergi. Menurut informasi sih bilangnya mau pulang ke Jawa,” kata Ketua RT 05 RW 02, Angke, Tambora, Jakarta Barat, Sripriyanty ditemui wartawan di lokasi kejadian, Minggu (9/3/2025).

    Namun, Arfan tidak menjelaskan lebih lanjut terkait kronologi awal penemuan mayat tersebut. 

    Ia menyebut, kedua jasad korban saat ini telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk divisum. 

    “Jenazah dibawa ke RS Kramatjati. Hasil visumnya pasti akan keluar,” kata Arfan. 

    Sejauh ini, polisi masih menggelar serangkaian penyelidikan demi membuat kasus terang benderang.

    Polisi masih mengumpulkan bukti dan menggali lebih dalam untuk mengungkap siapa pelaku di balik kejadian ini.

    Aroma menyengat yang keluar dari rumah tempat kedua jasad itu ditemukan sudah tercium sejak Kamis malam itu. 

    Ketua RT 05 RW 002, Sripriyanty, yang diminta melalui telepon oleh anak korban untuk datang, langsung terkejut begitu tiba di lokasi kejadian.

    Sebab, tiba-tiba dirinya melihat banyak polisi yang berjaga di gang rumah korban.  

    “Saya kaget karena banyak polisi. Itu juga enggak boleh ada yang mendekat rumahnya dulu karena kayanya lagi olah TKP. Lama banget polisi di sana.” 

    “Jenazahnya kalau enggak salah jam 04.00 WIB baru dikeluarin dari rumah,” ujar Sripriyanty.

    Tanggapan serupa datang dari tetangga yang menyebutkan bahwa bau tak sedap baru terasa begitu jenazah dibawa ke rumah sakit pada Jumat dini hari.

    “Sebelumnya, baunya nggak kecium, baru pas jenazah dikeluarkan bau itu mulai menyebar,” katanya.

    Satreskrim Polres Jakarta Barat tengah melakukan penyelidikan terkait temuan kedua mayat tersebut.

    Sejumlah saksi telah dimintai keterangan oleh pihaknya, termasuk anak kedua korban yang melaporkan hilangnya korban ke polisi.
     
    Diduga, ibu dan anak itu merupakan korban pembunuhan karena ditemukan sejumlah luka di tubuh korban.

    “Dari visum di RS Polri dilihat secara fisik itu ada luka di bagian kepala kedua korban,” kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung.

    Kekerasan Fisik

    Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur mendapati tanda kekerasan pada jasad kedua korban.

    Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko mengatakan tanda-tanda kekerasan tersebut didapat saat tim dokter forensik melakukan autopsi pada kedua jenazah.

    “Sudah diautopsi tim kami, ada kekerasan di tubuh korban,” kata Hery saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (8/3/2025).

    Namun dia tidak merinci apakah kekerasan tersebut akibat benda tumpul atau senjata tajam, dan letak luka pada kedua jasad ibu dan anak korban pembunuhan tersebut.

    Dia hanya menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati, kedua korban sudah beberapa hari meninggal dunia sebelum ditemukan dalam toren air.

    Sumber: (Tribun-Bali.com) (TribunJakarta.com)

  • Pamit Mau Mudik, Ibu dan Anak di Tambora Jakarta Barat Justru Ditemukan Tewas di Dalam Toren Air – Halaman all

    Pamit Mau Mudik, Ibu dan Anak di Tambora Jakarta Barat Justru Ditemukan Tewas di Dalam Toren Air – Halaman all

    TRIBUNEWS.COM, JAKARTA – Ibu rumah tangga berinisial TSL (59) dan anaknya ES (35) ditemukan tewas di dalam toren air, di rumahnya kawasan Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis (6/3/2025).

    Padahal awalnya, korban pamit ke tetangga ingin pulang ke kampung halaman alias mudik. Tetapi korban justru ditemukan tewas di dalam toren.

    “Awalnya pas pertama puasa, hari Sabtu jam 10an lah pergi. Menurut informasi sih bilangnya mau pulang ke Jawa,” kata Ketua RT 05 RW 02, Angke, Tambora, Jakarta Barat, Sripriyanty ditemui wartawan di lokasi kejadian, Minggu (9/3/2025).

    Namun, diceritakan Yanty, pada Sabtu sore, TSL kembali ke rumahnya dengan menggunakan taksi online.

    TSL kemudian main ke rumah tetangganya pada Sabtu sore sekira pukul 17.00 WIB. Barulah pada Sabtu malam, TSL dan juga anak perempuannya sudah tidak bisa dihubungi.

    “Pas kejadian mulai itu jam 21.22 WIB itu malam Minggu belom ada kabar,” kata Yanty.

    Pada Senin (3/3/2025), Yanty akhirnya mendapat pesan dari Ronny (32) yang merupakan anak bungsu TLS.

    Kala itu, Ronny mengabarkan bahwa ibu dan kakaknya tak bisa dihubungi sejak Sabtu malam.

    Ronny diketahui memang tidak setiap hari pulang ke rumah karena kos di tempat lain.

    Setelah mendapat masukan dari tetangga, Ronny akhirnya melaporkan hilangnya ibu dan kakaknya ke Polsek Tambora pada Selasa (4/3/2025).

    Yanty kemudian dihubungi lagi oleh Ronny pada Kamis (6/3/2025) malam sekira pukul 23.00 WIB untuk datang ke rumahnya.

    “Terus pas hari Kamis malam, jam 11 dia WA saya minta ke depan ke rumah, eh pas saya ke depan ramai polisi.”

    “Saya nanya, itu siapa yang lapor. katanya yang lapor anaknya sendiri, karena ada bau-bau,” kata Yanty.

    Rupanya, bau tak sedap itu berasal dari jasad TSL dan anaknya yang ditemukan di dalam toren air rumah mereka.

    “Emang sebelumnya warga juga ada nyium bau-bau. Tadinya dipikir itu bau bangke biasa, cuma lama-lama menyengat dan ternyata itu mayat,” kata Yanty.

    Diduga Korban Pembunuhan

    Saat ini, Satreskrim Polres Jakarta Barat tengah melakukan penyelidikan terkait temuan kedua mayat tersebut.

    Sejumlah saksi telah dimintai keterangan oleh pihaknya, termasuk anak kedua korban yang melaporkan hilangnya korban ke polisi.
     
    Diduga, ibu dan anak itu merupakan korban pembunuhan karena ditemukan sejumlah luka di tubuh korban.

    “Dari visum di RS Polri dilihat secara fisik itu ada luka di bagian kepala kedua korban,” kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung.

    Mengalami Kekerasan

    Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur mendapati tanda kekerasan pada jasad ibu dan anak korban pembunuhan dalam toren di Tambora, Jakarta Barat.

    Kedua korban yakni ibu berinisial TSL (59) dan anaknya ES (35) yang jasadnya ditemukan di dalam toren air rumah di Jalan Angke Barat, Tambora pada Jumat (7/3/2025).

    Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko mengatakan tanda-tanda kekerasan tersebut didapat saat tim dokter forensik melakukan autopsi pada kedua jenazah.

    “Sudah diautopsi oleh tim kami, ada kekerasan di tubuh korban,” kata Hery saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (8/3/2025).

    Namun dia tidak merinci apakah kekerasan tersebut akibat benda tumpul atau senjata tajam, dan letak luka pada kedua jasad ibu dan anak korban pembunuhan tersebut.

    Dia hanya menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati, kedua korban sudah beberapa hari meninggal dunia sebelum ditemukan dalam toren air.

    “Sudah beberapa hari (meninggal dunia sebelum ditemukan) dari saat pemeriksaan,” ujarnya.

    Hasil pemeriksaan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati ini yang akan diserahkan ke penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat untuk membantu mengungkap kasus.

    Hery menuturkan untuk sementara jenazah ibu dan anak korban dugaan pembunuhan tersebut masih berada di ruang Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramat Jati.

    “Jenazah masih diforensik,” tuturnya. (Tribunnews.com/TribunJakarta.com)

  • Kesaksian Ketua RT di Tambora usai Penemuan Jasad Ibu dan Anak dalam Toren, Korban Pamit Mau Mudik – Halaman all

    Ketua RT Ungkap Sosok Ibu dan Anak yang Ditemukan Tewas dalam Toren di Jakbar: Suka Traktir Tetangga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jasad ibu berinisial TSL (59) dan anaknya, ES (35), ditemukan di dalam toren air rumah di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat.

    Jasad kedua korban berhasil dikeluarkan oleh petugas kepolisian setelah warga mengeluh bau tidak sedap, Kamis (6/3/2025).

    Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, mendapati tanda kekerasan pada jasad ibu dan anak itu.

    Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko, mengatakan tanda-tanda kekerasan tersebut didapat saat tim dokter forensik melakukan autopsi pada kedua jenazah.

    Namun, ia tidak merinci apakah kekerasan tersebut akibat benda tumpul atau senjata tajam.

    “Sudah diautopsi oleh tim kami, ada kekerasan di tubuh korban,” ujarnya di Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (9/3/2025), dilansir TribunJakarta.com.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati, kedua korban sudah beberapa hari meninggal dunia sebelum ditemukan dalam toren air.

    Pengakuan Ketua RT

    Diberitakan Wartakotalive.com, ibu dan anak tersebut memang sudah dilaporkan hilang selama hampir satu minggu.

    Ketua RT 05 RW 02 Angke, Yanty, mengungkapkan TSL merupakan pribadi yang baik dan suka bersosialisasi dengan tetangga.

    Yanty menyampaikan, TSL dan ES merupakan warga asli RW 02 Angke.

    “Orangnya mah baik, sama tetangga juga ini suka traktir-traktir. Cuma anaknya aja yang enggak ini (kurang sosialisasi)” ujarnya kepada wartawan di lokasi, Minggu.

    Menurut Yanty, sebelum menghilang, TSL masih sempat mengobrol dengan warga sekitar, termasuk dengan dirinya.

    Namun, obrolan Yanty dan korban hanyalah sebatas obrolan seputar bantuan sosial (bansos).

    “Dia itu, sibuk. Biasanya dia suka ‘Bu RT bansosnya udah keluar belum?’, Kata saya, ‘Belum, Ci. Kalau udah keluar, juga saya share (bagikan) di grup’ kata saya. Dia paling nanyain bansos,” jelasnya.

    Namun, di luar itu semua, kedua korban tidak pernah bercerita apapun terkait masalah pribadinya.

    Oleh karena itu, penemuan mayat dalam kondisi mengenaskan di sebuah toren air tersebut membuat warga syok.

    Sebab, pada hari di mana TSL dan ES dinyatakan hilang, Yanty dan warga sekitar tak mendengar ada cekcok atau keributan dari dalam rumah korban.

    “Saya enggak dengar (cekcok). Sama tetangga yang dekat aja enggak dengar apa-apa, apalagi saya yang jauh di sini, depan,” kata Yanty.

    “Saya juga bingung, agak janggal-janggal juga,” lanjut dia.

    Korban Sempat Berdebat dengan si Bungsu

    Sementara itu, ibu dan anak di Tambora itu disebut sempat cekcok dengan anak bungsu berinisial RE.

    Tetangga korban, Surya, mengaku bertemu dengan TSL terakhir kali sebelum bulan Ramadan 2025.

    Ketika itu, ia berpapasan dengan korban dan sempat tegur sapa karena sudah saling mengenal.

    Menurut Surya, korban tinggal bersama anak perempuannya, ES.

    Sedangkan, anak bungsunya yakni RE memilih tinggal sendiri di indekos yang tidak diketahui tempatnya.

    Surya mengatakan RE sempat berdebat dengan ibunya, karena ingin menikah dan melangkahi kakak perempuannya.

    Namun, lanjut Surya, TSL tidak memberikan izin kepada RE untuk menikah sebelum kakaknya.

    “Kakaknya usianya 35 tahun, adeknya mau nikah, sempat ada cekcok,” beber Surya, dikutip dari Wartakotalive.com.

    ILUSTRASI JENAZAH – Foto arsip yang diambil dari NST menampilkan ilustrasi jenazah. Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, mendapati tanda kekerasan pada jasad ibu dan anak yang ditemukan dalam toren di Tambora, Jakarta Barat. (NST)

    Korban Sempat Mengaku Hendak Mudik

    Beberapa jam sebelum dinyatakan hilang bersama anak perempuannya berinisial ES, TSL disebut bilang ke sejumlah tetangganya mau pulang kampung alias mudik.

    Hal itu disampaikan TSL pada Sabtu (1/3/2025) pagi.

    “Awalnya pas pertama puasa, hari Sabtu jam 10-an lah pergi. Menurut informasi sih bilangnya mau pulang ke Jawa,” kata Ketua RT 05 RW 02, Angke, Tambora, Jakarta Barat, Sripriyanty saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, Minggu, masih dari TribunJakarta.com.

    Namun, kata Yanty, pada Sabtu sore, TSL kembali ke rumahnya dengan menggunakan taksi online.

    TSL kemudian main ke rumah tetangganya pada Sabtu sore sekira pukul 17.00 WIB.

    Barulah pada Sabtu malam, TSL dan anak perempuannya sudah tidak bisa dihubungi.

    Pada Senin (3/3/2025), Yanty akhirnya mendapat pesan dari Ronny (32) yang merupakan anak bungsu TSL.

    Kala itu, Ronny mengabarkan bahwa ibu dan kakaknya tak bisa dihubungi sejak Sabtu malam.

    Ronny diketahui memang tidak setiap hari pulang ke rumah karena indekos di tempat lain.

    Setelah mendapat masukan dari tetangga, Ronny akhirnya melaporkan hilangnya ibu dan kakaknya ke Polsek Tambora pada Selasa (4/3/2025).

    Yanty kemudian dihubungi lagi oleh Ronny pada Kamis (6/3/2025) malam sekira pukul 23.00 WIB untuk datang ke rumahnya.

    “Saya nanya, itu siapa yang lapor. katanya yang lapor anaknya sendiri, karena ada bau-bau,” ucap Yanty.

    Rupanya, bau tak sedap itu berasal dari jasad TSL dan ES yang ditemukan di dalam toren air rumah mereka.

    “Emang sebelumnya warga juga ada nyium bau-bau. Tadinya dipikir itu bau bangke biasa, cuma lama-lama menyengat dan ternyata itu mayat,” papar Yanty.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, mengatakan lokasi penemuan jasad ibu dan anak berada di penampungan air yang berada di bawah tanah.

    Arfan menyebut saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait temuan kedua mayat tersebut.

    “Masih lidik,” katanya.

    Meski demikian, Arfan membenarkan jika kedua korban tewas diduga akibat pembunuhan.

    “Dari visum di RS Polri dilihat secara fisik itu ada luka di bagian kepala kedua korban,” ungkapnya.

    Sejumlah saksi telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian, termasuk anak kedua korban yang melaporkan hilangnya korban ke polisi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul RS Polri Ungkap Ada Kekerasan Pada Jasad Ibu dan Anak dalam Toren Air di Tambora Jakbar dan Wartakotalive.com dengan judul Penemuan Mayat Ibu dan Anak Dalam Toren di Jakbar, Ketua RT Ceritakan Sosok Keduanya sebelum Tewas

    (Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJakarta.com/Bima Putra/Elga Hikari Putra) (Wartakotalive.com/Nuri Yatul Hikmah/Miftahul Munir)

    Berita lain terkait Ibu dan Anak Tewas dalam Toren

  • Kesaksian Ketua RT di Tambora usai Penemuan Jasad Ibu dan Anak dalam Toren, Korban Pamit Mau Mudik – Halaman all

    Hasil Autopsi Jasad Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora: Ada Kekerasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.C0M – Hasil autopsi dari jasad ibu berinisial TSL (59) dan anak berinisial ES (35) yang ditemukan di dalam toren air rumahnya di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat, telah diumumkan.

    Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko mengungkapkan ada tanda-tanda kekerasan terhadap jasad korban.

    “Sudah diautopsi oleh tim kami, ada kekerasan di tubuh korban,” kata Hery saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (9/3/2025), dikutip dari Tribun Jakarta.

    Namun, Hery tidak membeberkan kekerasan seperti apa yang diderita korban. Dia hanya menjelaskan bahwa hasil autopsi tersebut akan diserahkan ke Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat untuk kepentingan pengungkapan kasus.

    Hery juga mengatakan korban telah dinyatakan tewas beberapa hari sebelum ditemukan di dalam toren.

    “Sudah beberapa hari (meninggal dunia sebelum ditemukan) dari saat pemeriksaan,” ujarnya.

    Di sisi lain, TSL dan ES sempat dinyatakan hilang sejak awal Ramadan atau pada Sabtu (1/3/2025) lalu.

    Hal tersebut disampaikan oleh Ketua RT setempat, Sripriyanti ketika diberitahu oleh anak kedua TSL bernama Ronny (32).

    Bahkan, kata Sripriyanti, Ronny sudah mempunyai keinginan untuk membuat laporan orang hilang ke pihak kepolisian.

    “Sabtu sore itu masih ada, Malamnya itu ibu dan kakaknya udah gak keliatan. HP juga udah gak aktif,” kata Sripiyanty, Minggu (9/3/2025).

    Adapun Ronny baru melapor ke kepolisian pada Selasa (4/3/2025) karena sudah was-was ibu dan anaknya tidak kunjung pulang ke rumah.

    Jasad Ditemukan Anak Sendiri, Diduga Korban Pembunuhan

    Namun, pada Kamis malam, Ronny-lah yang menemukan ibu dan kakaknya tersebut dalam kondisi tewas dalam toren air.

    Hal itu setelah tercium bau tak sedap dari toren di dalam rumahnya itu. Tak hanya Ronny, warga sekitar juga mencium aroma tak mengenakan itu.

    “Katanya sih, tetangga-tetangga ada nyium, bau-bau bangke, terus yang ngontrak juga kebauan, nah baunya itu makin lama makin ke atas baunya. Kan di lantai atas itu ada kontrakan,” tutur Sripriyanti.

    Hanya saja, jasad baru dievakuasi pada Jumat (7/3/2025) dini hari sekira pukul 04.00 WIB.

    Menurut Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, kedua korban diduga tewas akibat dibunuh.

    “Dugaan sementara korban pembunuhan,” katanya.

    TSL Dikenal Baik, Suka Memberi Utang

    Di sisi lain, menurut tetangga TSL, Marni, korban dikenal sosok yang baik.

    Marni menyebut TSL kerap memberi utang bagi tetangganya yang membutuhkan uang.

    “Selain dia jualan batu es, dia suka minjemin duit ke orang. Dia sering nolongin orang lewat minjemin duit gitu,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com pada Minggu (9/3/2025).

    Marni juga mengungkapkan TSL tidak pernah memaksa orang-orang yang berutang kepadanya untuk segera membayar.

    Dia mengatakan korban memang sosok yang memiliki kondisi ekonomi cukup baik. Kendati demikian, kata Marni, TSL tetap hidup sederhana.

    “Orangnya sederhana. Kalau keluar rumah pun enggak wah, pakaiannya juga biasa aja, kayak orang pada umumnya,” jelas dia.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul “RS Polri Ungkap Ada Kekerasan Pada Jasad Ibu dan Anak dalam Toren Air di Tambora Jakbar”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jakarta/Bima Putra/Gerald Leonardo Agustino)(Kompas.com/Intan Afrida Rafni)

     

  • Kronologi Tragis! Gene Hackman dan Istri Pergi dengan Cara Mengejutkan

    Kronologi Tragis! Gene Hackman dan Istri Pergi dengan Cara Mengejutkan

    Jakarta, Beritasatu.com – Dunia hiburan dikejutkan oleh kabar kematian Gene Hackman dan istrinya, Betsy Arakawa, di rumah mereka di New Mexico. Keduanya tiba-tiba meninggal tanpa diketahui oleh banyak orang.

    Informasi yang dikeluarkan oleh pihak kepolisian semakin membuat banyak orang pilu. Pasalnya, Betsy Arakawa yang sehari-hari menjaga Hackman justru meninggal lebih dahulu karena hantavirus.

    Artinya, Hackman yang menderita alzheimer sama sekali tidak tahu kalau istrinya telah meninggal dunia. Linglung dan rentan akan penyakit membuat aktor legendaris Hollywood itu tidak bisa mengurus diri sendiri.

    Alhasil, serangan jantung membuat Hackman tidak bernyawa. Tragedi ini semakin memilukan karena keduanya meninggal tanpa ada yang mengetahui.

    Diketahui, jasad pasangan ini ditemukan pada 26 Februari oleh seorang petugas pemeliharaan yang datang untuk melakukan pekerjaan rutin. Ia curiga karena tidak ada respons dari dalam rumah, lalu menghubungi petugas keamanan. Saat dicek, terlihat dua tubuh tergeletak di dalam rumah.

    Aktor peraih Oscar, Gene Hackman meninggal dunia beberapa hari setelah istrinya, Betsy Arakawa meninggal akibat sindrom paru hantavirus. – (AP Photo/Mark J Terril)

    Polisi yang datang kemudian menemukan Hackman di area pintu masuk, sementara Arakawa berada di kamar mandi. Anjing mereka ditemukan sudah mati di dalam lemari.

    Awalnya, penyelidikan sempat menemui kebuntuan karena tidak ada tanda-tanda tindak kejahatan. Tes awal untuk keracunan karbon monoksida juga menunjukkan hasil negatif. Namun, setelah pemeriksaan lebih lanjut, pihak berwenang akhirnya mengungkap bahwa Hackman meninggal karena penyakit jantung, kemungkinan besar akibat kesulitan mencari bantuan setelah kehilangan istrinya.

    “Diduga kuat, ia tidak menyadari bahwa istrinya telah meninggal, sehingga tidak bisa meminta pertolongan,” ujar Sheriff Santa Fe County, Adan Mendoza.

    Berikut ini kronologi peristiwa kematian tragis Hackman dan istrinya yang dirangkum oleh Beritasatu.com, Minggu (9/3/2025).

    11 Februari

    Hari terakhir Arakawa diketahui beraktivitas. Ia mengirim email kepada terapis pijat di pagi hari, berbelanja bahan makanan di Santa Fe, lalu mengunjungi apotek dan toko makanan hewan. Sekitar pukul 17.15, ia kembali ke rumah mereka di komunitas berpagar. Setelah itu, tidak ada lagi aktivitas atau komunikasi darinya. Arakawa diduga meninggal pada hari itu akibat hantavirus pulmonary syndrome, infeksi langka yang disebabkan oleh kotoran tikus yang terinfeksi.

    17-18 Februari

    Data dari alat pacu jantung Hackman menunjukkan bahwa jantungnya masih berdetak pada 17 Februari. Namun, pada 18 Februari, terdeteksi ritme jantung yang tidak normal, yang kemudian menjadi catatan terakhir sebelum ia dinyatakan meninggal.

    26 Februari

    Petugas pemeliharaan yang datang ke rumah pasangan ini menemukan mereka sudah tak bernyawa dan segera menghubungi pihak berwenang.

    Foto dokumentasi aktor Gene Hackman dengan istrinya Betsy Arakawa pada Juni 1993. – (AP/AP)
    27 Februari

    Autopsi dilakukan untuk mencari tahu penyebab kematian Gene Hackman dan istri. Detektif yang menangani kasus ini mencatat bahwa jasad mereka sudah berada di dalam rumah selama beberapa waktu sebelum ditemukan.

    28 Februari

    Hasil awal autopsi menepis dugaan keracunan karbon monoksida atau adanya tindak kejahatan. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh mereka.

    7 Maret

    Pihak berwenang secara resmi mengungkap bahwa Gene Hackman meninggal karena penyakit jantung, dengan Alzheimer sebagai faktor yang memperburuk kondisinya. Sementara itu, istrinya meninggal akibat hantavirus, infeksi yang jarang terjadi namun berpotensi mematikan.

    Kematian Gene Hackman dan istri menambah daftar tragedi mengejutkan di dunia hiburan. Kisah memilukan ini mengungkap betapa penyakit dan kondisi kesehatan dapat menjadi faktor utama dalam peristiwa tragis. Perpisahan pasangan ini menjadi akhir yang menyedihkan bagi aktor legendaris yang telah lama meninggalkan dunia akting dan menjalani kehidupan tenang di New Mexico.
     

  • BREAKING NEWS Mayat Ibu dan Anak Ditemukan dalam Toren Air di Tambora, Diduga Korban Pembunuhan – Halaman all

    BREAKING NEWS Mayat Ibu dan Anak Ditemukan dalam Toren Air di Tambora, Diduga Korban Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penemuan dua mayat wanita dalam toren atau tandon air sebuah rumah di kawasan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (7/3/2025), mengejutkan warga sekitar.

    Kedua korban, yang diketahui adalah ibu dan anak, ditemukan sekitar pukul 01.30 WIB, mengambang di dalam toren air.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, membenarkan penemuan tragis mayat ibu dan anak di Tambora ini.

    “Ya, benar, dua wanita ditemukan sudah meninggal di dalam toren rumah,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (8/3/2025).

    Kedua korban berinisial TSL (59) dan ES (35).

    “(Korban) dua orang, ibu dan anak,” jelas Arfan.

    Dugaan sementara, kedua korban adalah korban pembunuhan.

    “Dua orang (korban) ibu dan anak. Diduga meninggal akibat pembunuhan dugaan kasusnya Pasal 338 KUHP,” ujar Arfan.

    Tim Reskrim Polres Metro Jakarta Barat bersama Polsek Tambora segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan dari beberapa saksi untuk mengungkap pelaku serta motif kejadian.

    Pihak kepolisian terus mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap lebih lanjut kasus ini.

    Jasad kedua korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk keperluan autopsi.

    Saat ini, proses penyelidikan masih berlangsung, dan pihak berwajib tengah bekerja keras untuk segera menangkap pelaku pembunuhan tersebut. (Tribunnews.com/Kompas.com)

     

  • Ternyata Ini Penyebab Kematian Peraih Oscar Gene Hackman dan Istrinya

    Ternyata Ini Penyebab Kematian Peraih Oscar Gene Hackman dan Istrinya

    Jakarta, Beritasatu.com – Aktor peraih Oscar, Gene Hackman meninggal dunia akibat penyakit jantung dan faktor lainnya, beberapa hari setelah istrinya, Betsy Arakawa, meninggal akibat sindrom paru hantavirus yang disebarkan oleh tikus. Hasil autopsi yang dirilis pada Jumat (8/3/2025) di New Mexico mengungkap bahwa Hackman juga menderita Alzheimer stadium lanjut.

    Dilansir dari Reuters, aktor berusia 95 tahun itu ditemukan tewas di rumahnya di Santa Fe pada 26 Februari 2025 bersama istrinya yang berusia 64 tahun dan salah satu anjing mereka di kamar terpisah. Menurut penyelidikan, Arakawa meninggal sekitar 11 Februari 2025, sementara Hackman dipastikan meninggal pada 18 Februari 2025. Informasi ini didapatkan berdasarkan aktivitas alat pacu jantungnya.

    Dalam konferensi pers di kantor Sheriff Santa Fe, Sheriff Adan Mendoza mengatakan Alzheimer stadium lanjut yang diderita Hackman kemungkinan besar membuatnya tidak menyadari kematian istrinya.

    Arakawa meninggal akibat sindrom paru hantavirus, penyakit langka yang menyebar melalui kotoran dan urin tikus rusa di wilayah barat daya AS, terutama di New Mexico, Arizona, Colorado, dan Utah.

    Virus ini dapat menyebar melalui udara saat seseorang membersihkan area yang terkontaminasi. Penyakit ini sering dimulai dengan gejala seperti flu dan dapat menyebabkan gagal jantung dan paru-paru, dengan tingkat kematian 38%-50%.

    Meskipun pemeriksa kesehatan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan hewan pengerat di dalam rumah Hackman, aktivitas tikus terdeteksi di bangunan luar rumahnya.

    Pasangan ini ditemukan oleh penjaga kompleks perumahan mereka. Polisi menemukan Gene Hackman tergeletak di dapur, sementara Arakawa dan anjing mereka ditemukan di kamar mandi. Tidak ada tanda-tanda kekerasan atau trauma benda tumpul pada tubuh keduanya.

    Menurut Mendoza, Arakawa terakhir kali terlihat mengambil anjingnya dari dokter hewan pada 9 Februari 2025. Anjing tersebut diduga mati karena kelaparan.

    Hackman, mantan anggota Marinir AS yang dikenal dengan suaranya yang serak, memiliki karier panjang di industri film, televisi, dan panggung sejak 1960-an. Ia meraih nominasi Oscar pertamanya untuk perannya sebagai saudara perampok bank Clyde Barrow dalam Bonnie and Clyde (1967). Hackman kemudian memenangkan Oscar sebagai aktor terbaik dalam The French Connection (1972) dan Oscar untuk aktor pendukung terbaik dalam Unforgiven (1993).

    Sejak 1980-an, Gene Hackman dan Arakawa menetap di Santa Fe, aktif dalam komunitas seni dan kuliner kota tersebut, sebelum akhirnya menjalani hidup yang lebih tertutup karena kondisi kesehatan yang memburuk.

  • Ada Botol Miras, Patahan Pagar dan Batu di TKP Mahasiswa UKI Tewas

    Ada Botol Miras, Patahan Pagar dan Batu di TKP Mahasiswa UKI Tewas

    Jakarta

    Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait kematian mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko (22) yang diduga tewas dikeroyok di parkiran motor kampus. Hasil olah TKP ditemukan adanya bekas botol minuman keras (miras) hingga batu.

    “Kami juga sudah mengumpulkan barang bukti berupa bekas botol minuman, patahan pagar, juga batu,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly, di Jakarta, dikutip Sabtu (8/3/2025).

    Nicolas mengatakan pihaknya juga telah melaksanakan autopsi dan visum luar terhadap jenazah korban. Saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan labfor.

    “Dan yang terakhir kita sedang melakukan pemeriksaan organ dalam terkait di laboratorium forensik,” imbuhnya.

    Sementara itu total 18 saksi telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Para saksi tersebut yakni, 13 orang mahasiswa dan 5 orang dari pihak UKI.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    “Satu orang sebagai pelapor itu dari otoritas kampus, dan 4 orang selaku sekuriti yang bertugas pada saat itu,” tuturnya.

    Pernyataan Pihak UKI

    Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Dhaniswara K Harjono menegaskan kampus melarang mahasiswa membawa barang terlarang, seperti minuman keras ke area kampus. Terkait adanya pesta miras sebelum pengeroyokan yang menewaskan mahasiswanya itu, Dhaniswara mengakui hal itu tidak terpantau.

    “Ya kalau dari aturan kita memang ada itu (minum minuman keras) tidak diperbolehkan, terus kemudian bahwa pasti itu tidak terpantau, sehingga pada saat reaksi kemudian itu baru kemungkinan bahwa ada miras di situ,” kata Dhaniswara di Jakarta, dikutip Sabtu (8/3/2025).

    Dhaniswara juga mengakui bahwa pada saat dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ditemukan ada botol minuman keras. Namun, ia kembali menegaskan bahwa hal tersebut luput dari pemantauan pihak kampus.

    “Dan terbukti memang Pak Kapolres tadi bilang ada botol ya, tapi pada saat itu memang tidak terpantau sebelumnya. Kalau terpantau pasti disuruh keluar, disuruh pulang,” tuturnya.

    Dhaniswara memastikan pihaknya akan memberikan saksi tegas kepada mahasiswa yang ikut terlibat minum minuman keras pada malam kejadian Selasa (4/3). Namun, ia belum bisa memastikan sanksi apa yang akan diberikan.

    “Pasti ada sanksinya. (Bentuk sanksinya) nanti kita lihat,” imbuhnya.

    Sebelumnya, polisi mengungkap adanya pesta miras sebelum korban tewas dikeroyok. Korban sempat terlibat percekcokan.

    (mea/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu