Topik: alutsista

  • Kemarin, Prabowo hadiri KTT D-8 hingga DPR dukung tambah jam olahraga

    Kemarin, Prabowo hadiri KTT D-8 hingga DPR dukung tambah jam olahraga

    Jakarta (ANTARA) – Berbagai peristiwa politik kemarin yang menjadi sorotan di antaranya, Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Mesir hingga Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani mendukung gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk menambah jam pelajaran olahraga di sekolah.

    Berikut rangkuman ANTARA untuk berita politik kemarin yang menarik untuk kembali dibaca:

    Presiden Prabowo hadiri KTT D-8 di Ibu Kota baru Mesir

    Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) atau forum ekonomi delapan negara berkembang yang diselenggarakan di ibu kota baru Mesir atau New Administrative Capital, Kairo, Mesir, Kamis.

    Presiden tiba di Istana Kepresidenan Ibu Kota baru sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Saat memasuki Istana, Kepala Negara berjalan memasuki ruang perpustakaan untuk mengisi buku tamu kenegaraan. Selanjutnya, Presiden Prabowo diarahkan menuju Presidential Hall dan disambut langsung oleh Presiden Republik Arab Mesir Abdel Fattah El-Sisi.

    Keduanya kemudian berjabat tangan sebagai penanda diplomasi dalam pertemuan kedua pemimpin negara.

    Baca selengkapnya di sini.

    BNPT-PBNU sepakat perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme

    Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sepakat untuk terus memperkuat Pancasila sebagai landasan utama dalam mencegah berbagai paham radikal yang mengarah pada terorisme

    Dalam pertemuan dengan Ketua Umum PBNU di Jakarta, Rabu (18/12), Kepala BNPT Komjen Pol. Eddy Hartono mengatakan kesepakatan tersebut dilakukan dalam rangka memperkuat kolaborasi pada upaya mencegah radikalisme terorisme melalui penguatan ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM), sesuai mandat Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2018.

    “Kami akan terus melakukan pencegahan dari hulu. Pancasila ini menjadi dasar untuk mereduksi berbagai paham radikal terorisme,” kata Eddy seperti dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini.

    Kemenhan berhati-hati adopsi teknologi AI untuk alutsista

    Kementerian Pertahanan pastikan akan berhati-hati dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan atau AI untuk alat utama sistem senjata (alutsista) TNI tahun 2025.

    Hal tersebut dilakukan karena Kemenhan melihat teknologi AI belum sepenuhnya dapat diandalkan dalam menjalankan misi pertahanan.

    “Kita juga tidak ingin gegabah, tentunya kita melalui pengkajian melalui proses melakukan kajian, sehingga pada saat nanti mungkin diadakan tepat dengan kebutuhan yang ada di Indonesia,” kata Karo Humas Setjen Kemenhan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang saat ditemui di gedung Kemenhan, Jakarta Pusat, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini.

    Kementerian PANRB dukung penguatan peran perempuan dalam pemerintahan

    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini mengatakan bahwa kementeriannya mendukung penguatan peran perempuan dalam pemerintahan.

    Rini mengatakan bahwa dukungan tersebut sejalan dengan amanat dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengawal reformasi birokrasi, termasuk di bidang pengelolaan aparatur sipil negara (ASN), dan kesetaraan dalam pengisian jabatan.

    “Hal ini tentu memiliki keterkaitan erat dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender di lingkungan pemerintahan,” kata Rini di Jakarta, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini.

    Komisi X DPR dukung ide Presiden tambah jam olahraga di sekolah

    Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani mendukung gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk menambah jam pelajaran olahraga di sekolah sebagai bagian dari Program Gerakan Indonesia Bugar.

    Dia mengatakan program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kebugaran siswa, membentuk bibit-bibit atlet sejak dini, dan meningkatkan budaya olahraga di sekolah dengan menambahkan minimal satu jam olahraga per hari, mencakup penambahan jam gerak, ekstrakurikuler olahraga, dan pengembalian gerakan dasar senam.

    Dengan dukungan penuh terhadap Program Gerakan Indonesia Bugar, kita berharap lahir generasi muda Indonesia yang sehat, aktif, dan berprestasi di bidang olahraga serta akademis,” kata Hadrian, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2024

  • KRI SIM-367 siap hadapi berbagai jenis ancaman selama tugas di Lebanon

    KRI SIM-367 siap hadapi berbagai jenis ancaman selama tugas di Lebanon

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali memastikan KRI Sultan Iskandar Muda-367 yang dikirim oleh TNI untuk menjalankan misi perdamaian di Lebanon selama setahun ke depan siap menghadapi berbagai jenis ancaman.

    Laksamana Ali, saat jumpa pers di geladak heli KRI Sultan Iskandar Muda (SIM), Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Kamis, menjelaskan KRI SIM-367 beserta seluruh personel dan alutsista yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritime Task Force (Satgas MTF) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-P UNIFIL telah mengikuti rangkaian latihan pratugas dan latihan-latihan operasi laut sebelum mereka berlayar meninggalkan Jakarta menuju Beirut, Lebanon, sore ini.

    “Dalam latihan-latihan pratugas ini, kapal harus mampu menghadapi semua ancaman, baik ancaman dari udara, di permukaan, maupun dari bawah permukaan. Tetapi intinya, kapal harus bisa self-defense, membela diri. Itu yang utama,” kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers.

    Dia melanjutkan KRI SIM-367 yang menjalankan misi perdamaian di Lebanon bersama Maritime Task Force UNIFIL tidak dipersiapkan untuk menyerang, tetapi untuk membela diri dan melindungi apapun yang dimandatkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagaimana ditetapkan dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701.

    Tidak hanya latihan pratugas, Laksamana Ali menegaskan seluruh personel Satgas MTF TNI Konga XXVIII-P UNIFIL sepanjang berlayar menuju Lebanon dan selama menjalankan tugasnya di perairan Lebanon juga bakal rutin menggelar latihan.

    “Kita tahu ancaman-ancaman seperti di Laut Merah, bagaimana ada serangan drone. Nah, ini harus siap menghadapi hal-hal seperti itu baik (serangan) drone dari udara maupun drone dari permukaan,” kata Laksamana Ali.

    Dia juga menyebut para prajurit TNI Angkatan Laut personel Satgas MTF TNI juga terlatih untuk menghadapi berbagai serangan yang bersifat mendadak. Kemampuan itu, KSAL menjelaskan, penting dimiliki setiap personel mengingat situasi konflik di Lebanon yang dapat memburuk sewaktu-waktu.

    “(Kemampuan) itu dilatihkan terus,” kata Ali.

    Satgas MTF TNI Konga XXVIII-P mengawali misinya ke Lebanon hari ini setelah keberangkatan mereka dilepas Inspektur Jenderal TNI Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, mewakili Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, di Lapangan PRIMA, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis pagi. Selepas itu, KSAL memberikan pembekalan secara langsung kepada seluruh personel satgas, dan melepas keberangkatan mereka dari Dermaga Kolinlamil, Jakarta, pada sore hari.

    Gelombang baru Satgas MTF TNI itu terdiri atas 120 orang prajurit yang seluruhnya dari TNI AL, kemudian satu kapal perang berjenis korvet dari Koarmada II TNI AL, dan satu helikopter antikapal selam Panther HS-1306 dari Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal).

    Di Beirut, Satgas MTF akan melanjutkan misi perdamaian bersama pasukan perdamaian PBB dari berbagai negara, yang selama setahun terakhir dijalankan Satgas MTF TNI Konga XXVIII-O UNIFIL.

    Umumnya masa penugasan Satgas MTF TNI di Lebanon berlangsung selama setahun.

    Maritime Task Force (MTF) merupakan salah satu satuan yang bernaung di bawah kendali Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).

    Selain MTF, TNI juga mengirim pasukannya untuk bergabung dengan satuan-satuan lain UNIFIL yang mencakup Satgas Batalyon Mekanis (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.

    Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sedangkan Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut.

    Indonesia saat ini masih menjadi negara yang paling banyak mengirimkan prajuritnya untuk melaksanakan misi perdamaian bersama UNIFIL di Lebanon, yaitu sebanyak 1.230 prajurit.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2024

  • DPR Khawatir Penerapan PPN 12 Persen Tahun Depan Berdampak Terhadap Inflasi – Halaman all

    DPR Khawatir Penerapan PPN 12 Persen Tahun Depan Berdampak Terhadap Inflasi – Halaman all

    Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPR RI, Herman Khaeron, mengatakan masyarakat dapat segera beradaptasi terhadap kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen.

    Dia khawatir, ada kemungkinan terjadi inflasi dampak dari kenaikan PPN yang rencananya berlaku tahun depan.

    “Mudah-mudahan bisa segera adaptasi, karena biasanya daya beli menyesuaikan terhadap harga, meski besar kecilnya dampak terhadap inflasi atas kenaikan PPN menurut saya mungkin ada,” kata Herman kepada wartawan, Rabu (18/12/2024).

    Namun, Herman meminta semua pihak menunggu implementasi penerapan kenaikan PPN 12 persen.

    Politikus Demokrat itu juga berharap pemerintah memberikan formulasi lain imbas kenaikan PPN tersebut. 

    Saat ini, pemerintah sudah membebaskan pajak untuk sembako, jasa pendidikan, kesehatan, angkutan umum, tenaga kerja, jasa keuangan, jasa asuransi, vaksin polio, hingga pemakaian air. 

    “Kita tunggu formula yang tepat dari pemerintah selain memberikan fasilitas pajak nol persen untuk barang dan jasa terkait sembako,” ucapnya.

    Sebelumnya, Pemerintah memutuskan untuk tetap memberlakukan kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen yang mulai berlaku pada 1 Januari 2024.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, kebijakan tarif PPN 12 persen ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

    “Sesuai dengan amanat UU HPP dengan jadwal yang ditentukan tarif PPN akan naik 12 persen per 1 Januari 2025,” kata Airlangga dalam konferensi pers, Senin (16/12/2024).

    Airlangga menyampaikan, untuk menjaga daya beli masyarakat pemerintah memberikan stimulus kebijakan ekonomi, yakni bagi rumah tangga berpendapatan rendah PPN ditanggung pemerintah 1 persen atau hanya dikenakan tarif 11 persen saja.

    Barang-barang pokok yang dikenakan tarif 11 persen yakni, minyak goreng dengan kemasan Minyakita, tepung terigu, dan gula industri.

    “Jadi stimulus ini untuk menjaga daya beli masyarakat terutama untuk kebutuhan pokok dan secara khusus gula industri yang menopang industri pengolahan makanan dan minuman yang peranannya terhadap industri pengolahan cukup tinggi yakni 36,3 persen, juga tetap 11 persen (tarif PPN),” ungkapnya.

    Adapun Airlangga menyampaikan, pemerintah juga menerapkan pengecualian objek PPN. 

    “Barang-barang yang dibutuhkan masyarakat PPN diberikan fasilitas atau 0 persen. Jadi barang seperti kebutuhan pokok seperti beras, daging, ikan telur, sayur, susu, jasa pendidikan, angkutan umum, seluruhnya bebas PPN,” ucapnya.

    Beberapa barang dan jasa tertentu yang diberikan fasilitas bebas PPN meliputi:

    Barang kebutuhan pokok: beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam, daging
     Telur, susu, buah-buahan, sayur-sayuran, dan gula konsumsi
    Jasa kesehatan, jasa pendidikan, jasa sosial, jasa asuransi, jasa keuangan, jasa angkutan umum, dan jasa tenaga kerja
    Vaksin, buku pelajaran dan kitab suci
    Air bersih (termasuk biaya sambung/pasang dan biaya beban tetap)
    Listrik (kecuali untuk rumah tangga dengan daya >6600 VA)
    Rusun sederhana, Rusunami, RS, dan RSS
    Jasa konstruksi untuk rumah ibadah dan jasa konstruksi untuk bencana nasional
    Mesin, hasil kelautan perikanan, ternak, bibit/benih, pakan ternak, pakan ikan, bahan pakan, jangat dan kulit mentah, bahan baku kerajinan perak.
    Minyak bumi, gas bumi (gas melalui pipa, LNG dan CNG) dan panas bumi
    Emas batangan dan emas granula
    Senjata/alutsista dan alat foto udara.

  • 2 KRI Baru Perkuat TNI AL, Ditempatkan di Merauke dan Tarakan

    2 KRI Baru Perkuat TNI AL, Ditempatkan di Merauke dan Tarakan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Dua kapal perang Republik Indonesia (KRI) baru yaitu KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881 menambah kekuatan TNI Angkatan Laut.

    Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali memimpin acara delivery dan upacara peresmian dua unit Kapal Perang PC 60 produksi dalam negeri itu di Dermaga KBT Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Selasa (17/12).

    Dalam acara tersebut, dilaksanakan pengukuhan Komandan KRI Hampala-880 yaitu Mayor Laut (P) Hariz Sandy Wibowo dan KRILumba-Lumba-881 yaitu Letkol Laut (P) Guntur Prastyawan.

    KRI Hampala-880 akan ditempatkan di Satuan Kapal Patroli Lantamal XI Merauke dan KRI Lumba-Lumba-881 nantinya ditempatkan di Satuan Kapal Patroli Lantamal XIII Tarakan.

    Ali mengatakan tambahan KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881 merupakan wujud nyata keberlanjutan dari program modernisasi Alutsista TNI AL.

    “Pembangunan kapal-kapal ini juga mencerminkan keberhasilan kolaborasi dengan industri pertahanan nasional,” kata Ali dalam keterangan tertulis, Selasa (17/12).

    Pemberian nama Hampala dan Lumba-lumba disebut mencerminkan karakter tangguh, gesit, dan adaptif. Hampala, yang merujuk pada jenis ikan air tawar, melambangkan kekuatan dan daya juang yang tidak mudah menyerah.

    Sementara Lumba-lumba menggambarkan kelincahan, kecerdasan, serta kemampuan navigasi yang luar biasa di lautan.

    Dua kapal ini memiliki spesifikasi teknis yaitu panjang 61,20 meter, lebar 8,50 meter, kecepatan maksimum 24 knots, kecepatan jelajah 17 knots dan menggunakan mesin pendorong pokok 2 unit MTU 20 V 4000 M 73 L (2050 RPM/3600 KW).

    Dari segi persenjataan, kapal diperkuat dengan main gun 1 unit meriam kaliber 40 mm Marlin Ilos dan2unit mitraliur kaliber 12,7 mm Pindad dan mampu beroperasi di berbagai medan dan cuaca.

    “Dengan kondisi yang baru ini diharapkan dapat menjaga kedaulatan maupun penegakan hukum di seluruh Perairan Indonesia khususnya di wilayah kerjanya masing-masing,” kata Ali.

    (yoa/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • India jajaki kolaborasi teknologi rudal BrahMos dengan KSAL dan Menhan

    India jajaki kolaborasi teknologi rudal BrahMos dengan KSAL dan Menhan

    Hubungan kami dengan India secara umum sangat baik, dan kerja sama di seluruh bidang akan kami tingkatkan

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Staf Angkatan Laut India Laksamana Dinesh K Tripathi menjajaki peluang kolaborasi teknologi rudal BrahMos dengan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali dan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin.

    Dalam rangkaian lawatannya di Jakarta awal pekan ini, Laksamana Tripathi menemui KSAL Laksamana Ali di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta, kemudian pimpinan Angkatan Laut India itu lanjut menemui Menhan Sjafrie di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

    Laksamana Ali, saat ditemui pada sela-sela kegiatannya di Jakarta, Selasa, menjelaskan peluang kolaborasi teknologi pertahanan, salah satunya rudal BrahMos, memang menjadi salah satu topik diskusi dalam pertemuannya dengan Tripathi, Senin (16/12).

    Walaupun demikian, Ali enggan berkomentar banyak, terutama terkait kemungkinan adanya rencana pembelian rudal BrahMos, karena urusan pengadaan alutsista menjadi kewenangan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI.

    “Untuk masalah alutsista terkait dengan rudal BrahMos, memang ini menjadi salah satu opsi, kemungkinan. Kami masih meninjau apakah itu yang akan dipilih oleh Kementerian Pertahanan, tetapi nanti semuanya Kementerian Pertahanan yang mengatur,” kata KSAL menjawab pertanyaan wartawan.

    Dia melanjutkan secara umum dirinya dan Laksamana Tripathi membahas peningkatan kerja sama pertahanan, terutama antar-angkatan laut. Ali menyebut TNI AL dan Angkatan Laut India sejauh ini rutin menggelar patroli bersama di perairan perbatasan, kemudian latihan-latihan bersama baik yang sifatnya bilateral maupun multilateral.

    “Hubungan kami dengan India secara umum sangat baik, dan kerja sama di seluruh bidang akan kami tingkatkan,” ujar Laksamana Ali.

    Sementara itu, terkait isi pertemuan antara Laksamana Tripathi dan Menhan Sjafrie, Kementerian Pertahanan RI dalam siaran resminya menyebut keduanya berdiskusi mengenai peningkatan kerja sama pertahanan, termasuk latihan-latihan bersama antara TNI AL dan Angkatan Laut India.

    Laksamana Tripathi kepada Sjafrie menyampaikan India saat ini mengembangkan berbagai teknologi pertahanan dalam negeri untuk mendukung kekuatan Angkatan Laut. Sjafrie pun mengakui teknologi India berkembang pesat.

    Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin (empat kiri) menerima kunjungan Kepala Staf Angkatan Laut India Laksamana Dinesh K. Tripathi (tiga kanan) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Senin (16/12/2024). ANTARA/HO-Biro Informasi Pertahanan/Humas Setjen Kemenhan RI.

    “Menhan menyadari bahwa teknologi India saat ini sangat berkembang pesat. Oleh karena itu, Menhan menyatakan kegembiraannya dapat bekerja sama dengan India, khususnya dalam bidang pertahanan untuk meningkatkan teknologi dalam negeri Indonesia,” kata Kepala Biro Informasi Pertahanan/Humas Setjen Kemhan RI Brigjen TNI Frega F. Wenas Inkiriwang saat dihubungi di Jakarta, Selasa, menjelaskan isi pertemuan Menhan dan Kepala Staf Angkatan Laut India.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Chandra Hamdani Noor
    Copyright © ANTARA 2024

  • Chappy: Pengembangan AI dalam pertahanan udara harus dilakukan

    Chappy: Pengembangan AI dalam pertahanan udara harus dilakukan

    Jakarta (ANTARA) – Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim mengatakan bahwa pengembangan teknologi AI yang dilakukan TNI AU untuk pertahanan udara merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan.

    “Kita sudah tidak bisa menghindar karena itu kemajuan zaman, kemajuan teknologi yang menuntut setiap negara untuk berbenah diri berhadapan dengan tantangan ke depan,” kata Chappy saat ditemui dalam acara peluncuran buku Keamanan Nasional dan Penerbangan (Jilid 2): Romantika Demokrasi dan Kedirgantaraan terbitan Penerbit Buku Kompas (PBK) di Gedung Kompas-Gramedia Unit 2, Jakarta, Selasa.

    Menurut KSAU masa jabatan 2002-2005 ini, penggunaan teknologi AI dan siber merupakan bukti meningkatnya eskalasi penggunaan teknologi dalam peperangan.

    Penggunaan teknologi tersebut pun sudah diadopsi oleh beragam negara besar sehingga kekuatan militer mereka semakin meningkat.

    Peningkatan teknologi di bidang siber dan AI tersebut melahirkan beragam alat utama sistem senjata (alutsista) yang cukup berbahaya seperti pesawat nir awak atau drone hingga konsep serangan siber.

    Kondisi itu akan menjadi ancaman bagi Indonesia jika terlambat mengadopsi teknologi AI untuk kepentingan pertahanan, terkhusus di bidang udara.

    Namun demikian sebelum Indonesia melangkah lebih jauh dalam mengembangkan teknologi AI, Chappy mengingatkan kepada TNI untuk terlebih dahulu mempersiapkan konsep pertahan nasional yang matang.

    Dengan konsep pertahanan nasional yang matang, TNI akan dengan mudah melakukan penguatan di berbagai lini sesuai dengan konsep yang sudah disepakati bersama.

    “Konsep pertahanan nasional disusun, ditata dengan detail terlebih dahulu, baru kita bisa bicara yang lain lain, karena itu subsistem. Kita harus punya pedoman utama,” kata Chappy.

    Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Ardi Syahri mengatakan TNI AU akan mengembangkan teknologi pertahanan AI pada tahun 2025.

    “Peralatan-peralatan teknologi terkini yang mendukung siber dan AI itu juga masih belum terlalu lengkap. Teknologi itu akan dipenuhi pada 2025 berdasarkan evaluasi tahun 2024,” kata Ardi kepada awak media usai jajarannya menggelar evaluasi kerja TNI AU selama tahun 2024 di kawasan Mabes TNI AU, Jakarta Timur, Rabu (11/12).

    Menurut Ardi, TNI AU telah melakukan pengembangan teknologi AI untuk kepentingan pengamanan kawasan udara pada tahun 2024.

    Namun, pengembangan itu dirasa belum maksimal karena masih memerlukan dana untuk pengadaan teknologi bidang pertahanan.

    Salah satu yang perlu ditambahkan adalah pengadaan fasilitas teknologi di Skuadron Pendidikan 506 Bogor, Jawa Barat.

    “Seperti laboratorium, pengadaan alat komputer dan sebagainya itu kan harus kita lengkapi,” kata Ardi.

    Ia menambahkan pengembangan teknologi AI untuk pertahanan sudah berjalan dengan baik selama tahun 2024. Hal tersebut terlihat dari operasi pertahanan menggunakan AI dalam kegiatan Latihan Bersama Angkasa Yudha 2024 beberapa waktu lalu.

    Ardi memastikan jajaran TNI AU akan serius mengembangkan teknologi AI dalam dunia pertahanan demi menunjang tugas dalam mempertahankan wilayah Indonesia.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2024

  • KRI Hampala dan KRI Lumba-Lumba resmi perkuat armada TNI AL

    KRI Hampala dan KRI Lumba-Lumba resmi perkuat armada TNI AL

    Jakarta (ANTARA) – Dua kapal patroli cepat (PC) 60 meter buatan dalam negeri KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881 resmi memperkuat armada TNI Angkatan Laut, tepatnya di wilayah kerja Koarmada II dan Koarmada III.

    Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali memimpin langsung upacara peresmian dua KRI terbaru TNI AL itu sekaligus mengukuhkan dua komandan kapal, yaitu Mayor Laut (P) Hariz Sandy Wibowo sebagai Komandan KRI Hampala-880, dan Letkol Laut (P) Guntur Prastyawan sebagai Komandan KRI Lumba-Lumba-881.

    “Nama Hampala dan Lumba-Lumba yang disematkan pada kapal ini memiliki makna mendalam, mencerminkan karakter tangguh, gesit, dan adaptif,” kata KSAL dalam sambutannya saat upacara peresmian kapal di Dermaga KBT Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa.

    Laksamana Ali melanjutkan Hampala, yang merupakan nama spesies ikan air tawar, melambangkan kekuatan dan daya juang tinggi yang tak mudah menyerah, sementara Lumba-Lumba, yang merupakan mamalia laut, melambangkan kelincahan, kecerdasan, dan kemampuan navigasi luar biasa di lautan.

    “KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881 adalah wujud nyata keberlanjutan program modernisasi alutsista TNI Angkatan Laut. Kapal ini dilengkapi dengan meriam 40 mm, dan meriam 12,7 mm, serta kemampuan manuver hingga kecepatan 24 knot,” kata Laksamana Ali.

    Dia menyebut kapal-kapal berjenis patroli cepat 60 meter itu dirancang untuk mendukung operasi militer baik dalam menjaga kedaulatan maupun patroli keamanan laut, kemudian kapal-kapal itu juga dapat menjalankan misi pencarian dan penyelamatan (SAR), serta mendukung kebutuhan infiltrasi pasukan.

    KRI Hampala-880 selanjutnya bakal memperkuat Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) XI Merauke, yang berada di bawah kendali Komando Armada (Koarmada) III TNI AL, sementara KRI Lumba-Lumba-881 akan memperkuat Lantamal XIII Tarakan, yang berada di bawah kendali Koarmada II TNI AL.

    Dua KRI berjenis patroli cepat 60 meter teranyar TNI AL itu dibangun oleh galangan kapal dalam negeri PT Caputra Mitra di Cirebon, Jawa Barat. KRI Hampala dan KRI Lumba-Lumba merupakan kapal patroli cepat ke-10 dan ke-11 yang dibangun oleh galangan kapal di Cirebon itu. Keduanya dibangun bersamaan dalam waktu 26 hari.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pengamat: Indonesia Respons Cepat Berbagai Tantangan Sektor Maritim

    Pengamat: Indonesia Respons Cepat Berbagai Tantangan Sektor Maritim

    Pengamat: Indonesia Respons Cepat Berbagai Tantangan Sektor Maritim
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengamat
    maritim
    Indonesia dari Ikatan Keluarga Besar Alumni Lemhannas Strategic Center (ISC), Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, mengatakan bahwa Indonesia berhasil merespons dengan cepat dan tegas berbagai tantangan di
    sektor maritim
    .
    Insiden paling menonjol tercatat terjadi pada 21 Oktober 2024, ketika kapal China Coast Guard 5402 diusir oleh Badan, Keamanan Laut (
    Bakamla
    ) RI di
    Laut Natuna Utara
    .
    Kapal asing
    itu langsung diusir usai mengganggu aktivitas survei dan pengolahan data seismik 3D yang dilakukan oleh PT Pertamina dengan menggunakan kapal MV. Geo Coral dan hal tersebut menjadi sorotan internasional.
    Capt. Hakeng dalam keterangannya di Jakarta, Senin menyampaikan insiden tersebut bukan hanya mempertegas posisi strategis Indonesia, tetapi juga menunjukkan komitmen negara dalam menjaga kedaulatan wilayah.
    “Kejadian ini adalah bukti nyata bahwa Indonesia tidak akan mundur menghadapi klaim sepihak yang bertentangan dengan hukum internasional. Dalam catatan saya, Laut Natuna Utara memiliki luas 83.000 km persegi. Ketegasan Indonesia dalam menolak klaim China di Laut Natuna Utara memperlihatkan pentingnya diplomasi dan kekuatan pertahanan maritim kita,” ujar Hakeng dilansir Antara, Selasa (17/12/2024).
    Hakeng menyoroti juga konflik yang sedang terjadi di Laut Merah dan Teluk Aden yang melibatkan kelompok Houthi, menambah tekanan pada jalur pelayaran internasional.
    Jalur strategis penghubung utama bagi perdagangan global itu menghadapi ancaman serius berupa lonjakan tarif pengiriman, keterlambatan logistik, dan risiko terhadap suplai energi.
    “Konflik ini berdampak langsung pada ekonomi global, termasuk Indonesia, sebagai negara yang sangat bergantung perekonomiannya pada stabilitas jalur pelayaran strategis seperti Selat Malaka,” jelasnya.
    Sebagai respons, Indonesia memperkuat koordinasi regional untuk menjamin keamanan pelayaran di jalur vital tersebut.
    Patroli maritim yang lebih intensif, kerja sama dengan negara-negara tetangga, dan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) menjadi prioritas utama pemerintah.
    Di sisi lain, pengelolaan sumber daya laut, khususnya pasir laut, menjadi salah satu isu maritim strategis di 2024.
    Menurut Hakeng, pasir laut seharusnya dapat lebih diprioritaskan penggunaannya untuk membangun tanggul yang melindungi kawasan pesisir dari ancaman banjir akibat perubahan iklim.
    Selain itu, material tersebut juga menjadi bahan utama dalam reklamasi lahan untuk mengatasi keterbatasan ruang perkotaan. Namun, ia mengingatkan bahwa pengelolaan ini harus dilakukan dengan hati-hati.
    Selain itu, aktivitas penangkapan ikan ilegal atau illegal, unreported, and unregulated fishing (IUU fishing) menjadi ancaman serius yang terus menggerogoti sumber daya laut Indonesia.
    Untuk mengatasi masalah itu, lanjut dia, pemerintah perlu memperkuat operasi pengawasan oleh KPLP, Polair, Satgas KKP, AL, Bakamla, dan lembaga terkait lainnya. Selain itu, pendekatan diplomasi maritim juga harus diutamakan untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara tetangga dalam memberantas praktik tersebut.
    Selanjutnya, ia juga mengatakan di 2024 juga menjadi momentum penting bagi pembangunan tanggul laut raksasa. Infrastruktur itu dirancang untuk melindungi kawasan pesisir, khususnya di Pulau Jawa, dari ancaman banjir akibat kenaikan permukaan laut.
    “Dengan 40 persen lahan subur di Pulau Jawa yang terancam tenggelam, pembangunan tanggul laut raksasa menjadi langkah strategis yang perlu didorong percepatannya untuk menjamin keberlanjutan pertanian dan pemukiman di kawasan tersebut,” sebut Hakeng.
    Ia mendukung penuh proyek itu, seraya mengingatkan proses pembangunan harus melibatkan partisipasi masyarakat dan memperhatikan dampak lingkungan.
    Kemudian, ia juga mengungkapkan keselamatan pelayaran menjadi isu lain yang menonjol selama 2024. Sejumlah insiden tabrakan kapal dengan jembatan seperti di Baltimore, Guangzhou, dan Kalimantan Timur menunjukkan perlunya peningkatan regulasi dan pengawasan navigasi.
    Ia mengusulkan agar pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan merumuskan kebijakan yang lebih ketat, termasuk pengaturan jarak aman dermaga dari jembatan dan pelatihan keselamatan bagi operator kapal.
    Menyongsong 2025, Hakeng menekankan pentingnya kebijakan maritim yang terintegrasi. Kebijakan itu harus mencakup penguatan kapasitas pertahanan laut, pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, dan kerja sama internasional yang lebih erat.
    “Indonesia memiliki tanggung jawab besar sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Kebijakan yang terintegrasi akan memastikan bahwa laut kita tidak hanya menjadi sumber daya ekonomi, tetapi juga simbol kedaulatan dan harapan bangsa,” ujarnya.
    Ia juga mencatat ketegangan di Laut Cina Selatan akan tetap menjadi tantangan di tahun mendatang.
    Indonesia harus terus mempertahankan kedaulatannya di Laut Natuna Utara melalui diplomasi aktif dan penguatan patroli maritim.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • TNI Kerahkan Boeing, Hercules hingga Helikopter untuk Dukung Pengamanan Natal dan Tahun Baru

    TNI Kerahkan Boeing, Hercules hingga Helikopter untuk Dukung Pengamanan Natal dan Tahun Baru

    TNI Kerahkan Boeing, Hercules hingga Helikopter untuk Dukung Pengamanan Natal dan Tahun Baru
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    TNI
    mengerahkan alat utama sistem senjata (alutsista) seperti pesawat Boeing 737, Hercules, dan helikopter untuk mendukung pengamanan dan kelancaran selama
    Natal
    dan
    Tahun Baru
    2025.
    “TNI juga menyiapkan transportasi darat seperti truk. Udara kita siapkan Boeing 737, Hercules, dan juga helikopter,” kata Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dalam konferensi pers di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Senin (16/12/2024).
    Selain alutsista, TNI juga mengerahkan personel sebanyak 80.000 orang untuk membantu Polri dalam pengamanan Natal Tahun Baru 2024.
    Adapun 80.000 personel itu terdiri dari seluruh matra, yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU).
    Dihubungi
    Kompas.com
    secara terpisah, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Hariyanto menjelaskan fungsi alutsista untuk pengamanan Natal Tahun Baru 2024.
    Pertama, pesawat Boeing 737 dan Hercules difungsikan untuk mobilisasi personel dan logistik dalam mendukung operasi pengamanan di berbagai wilayah Indonesia, khususnya daerah rawan dan sulit dijangkau dengan transportasi darat atau laut.
    “Jika diperlukan, pesawat ini juga dapat digunakan untuk evakuasi medis atau kondisi darurat lain yang mungkin terjadi selama
    Nataru
    ,” ungkap Kapuspen kepada
    Kompas.com
    , Senin malam.
    Sementara itu, helikopter digunakan sebagai patroli udara guna memantau situasi keamanan di titik-titik rawan, baik kota besar maupun daerah terpencil.
    Alutsista pesawat ini juga disiapkan untuk respons cepat jika terjadi keadaan darurat, seperti bencana alam atau kebutuhan evakuasi mendesak.
    “Adapun alutsista tersebut tidak digunakan untuk tujuan komersial, tetapi sepenuhnya untuk mendukung kelancaran dan keamanan pelaksanaan Nataru,” tegas Kapuspen.
    “TNI siap membantu Polri dan pemerintah daerah sebagai bagian dari tanggung jawab TNI dalam menjaga stabilitas keamanan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengamat: RI respons tegas dan cepat berbagai tantangan sektor maritim

    Pengamat: RI respons tegas dan cepat berbagai tantangan sektor maritim

    Jakarta (ANTARA) – Pengamat maritim Indonesia dari Ikatan Keluarga Besar Alumni Lemhannas Strategic Center (ISC), Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, mengatakan bahwa Indonesia berhasil merespons dengan cepat dan tegas dalam menangani berbagai tantangan di sektor maritim.

    Insiden paling menonjol tercatat terjadi pada 21 Oktober 2024, ketika kapal China Coast Guard 5402 diusir oleh Badan, Keamanan Laut (Bakamla) RI di Laut Natuna Utara karena mengganggu aktivitas survei dan pengolahan data seismik 3D yang dilakukan oleh PT Pertamina dengan menggunakan kapal MV. Geo Coral dan hal tersebut menjadi sorotan internasional.

    Capt. Hakeng dalam keterangannya di Jakarta, Senin menyampaikan insiden tersebut bukan hanya mempertegas posisi strategis Indonesia, tetapi juga menunjukkan komitmen negara dalam menjaga kedaulatan wilayah.

    “Kejadian ini adalah bukti nyata bahwa Indonesia tidak akan mundur menghadapi klaim sepihak yang bertentangan dengan hukum internasional. Dalam catatan saya, Laut Natuna Utara memiliki luas 83.000 km persegi. Ketegasan Indonesia dalam menolak klaim China di Laut Natuna Utara memperlihatkan pentingnya diplomasi dan kekuatan pertahanan maritim kita,” ujar Capt. Hakeng.

    Capt. Hakeng menyoroti juga konflik yang sedang terjadi di Laut Merah dan Teluk Aden yang melibatkan kelompok Houthi, menambah tekanan pada jalur pelayaran internasional. Jalur strategis penghubung utama bagi perdagangan global itu menghadapi ancaman serius berupa lonjakan tarif pengiriman, keterlambatan logistik, dan risiko terhadap suplai energi.

    “Konflik ini berdampak langsung pada ekonomi global, termasuk Indonesia, sebagai negara yang sangat bergantung perekonomiannya pada stabilitas jalur pelayaran strategis seperti Selat Malaka,” jelasnya.

    Sebagai respons, Indonesia memperkuat koordinasi regional untuk menjamin keamanan pelayaran di jalur vital tersebut. Patroli maritim yang lebih intensif, kerja sama dengan negara-negara tetangga, dan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) menjadi prioritas utama pemerintah.

    Di sisi lain, pengelolaan sumber daya laut, khususnya pasir laut, menjadi salah satu isu maritim strategis di 2024.

    Menurut Capt. Hakeng, pasir laut seharusnya dapat lebih diprioritaskan penggunaannya untuk membangun tanggul yang melindungi kawasan pesisir dari ancaman banjir akibat perubahan iklim.

    Selain itu, material tersebut juga menjadi bahan utama dalam reklamasi lahan untuk mengatasi keterbatasan ruang perkotaan. Namun, ia mengingatkan bahwa pengelolaan ini harus dilakukan dengan hati-hati.

    Selain itu, aktivitas penangkapan ikan ilegal atau illegal, unreported, and unregulated fishing (IUU fishing) menjadi ancaman serius yang terus menggerogoti sumber daya laut Indonesia.

    Untuk mengatasi masalah itu, lanjut dia, pemerintah perlu memperkuat operasi pengawasan oleh KPLP, Polair, Satgas KKP, AL, Bakamla, dan lembaga terkait lainnya. Selain itu, pendekatan diplomasi maritim juga harus diutamakan untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara tetangga dalam memberantas praktik tersebut.

    Selanjutnya, ia juga mengatakan di 2024 juga menjadi momentum penting bagi pembangunan tanggul laut raksasa. Infrastruktur itu dirancang untuk melindungi kawasan pesisir, khususnya di Pulau Jawa, dari ancaman banjir akibat kenaikan permukaan laut.

    “Dengan 40 persen lahan subur di Pulau Jawa yang terancam tenggelam, pembangunan tanggul laut raksasa menjadi langkah strategis yang perlu didorong percepatannya untuk menjamin keberlanjutan pertanian dan pemukiman di kawasan tersebut,” sebut Capt. Hakeng.

    Ia mendukung penuh proyek itu, seraya mengingatkan proses pembangunan harus melibatkan partisipasi masyarakat dan memperhatikan dampak lingkungan.

    Kemudian, ia juga mengungkapkan keselamatan pelayaran menjadi isu lain yang menonjol selama 2024. Sejumlah insiden tabrakan kapal dengan jembatan seperti di Baltimore, Guangzhou, dan Kalimantan Timur menunjukkan perlunya peningkatan regulasi dan pengawasan navigasi.

    Ia mengusulkan agar pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan merumuskan kebijakan yang lebih ketat, termasuk pengaturan jarak aman dermaga dari jembatan dan pelatihan keselamatan bagi operator kapal.

    Menyongsong 2025, Capt. Hakeng menekankan pentingnya kebijakan maritim yang terintegrasi. Kebijakan itu harus mencakup penguatan kapasitas pertahanan laut, pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, dan kerja sama internasional yang lebih erat.

    “Indonesia memiliki tanggung jawab besar sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Kebijakan yang terintegrasi akan memastikan bahwa laut kita tidak hanya menjadi sumber daya ekonomi, tetapi juga simbol kedaulatan dan harapan bangsa,” ujarnya.

    Ia juga mencatat ketegangan di Laut Cina Selatan akan tetap menjadi tantangan di tahun mendatang. Indonesia harus terus mempertahankan kedaulatannya di Laut Natuna Utara melalui diplomasi aktif dan penguatan patroli maritim.

    Pewarta: Benardy Ferdiansyah
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2024