Jakarta, FORTUNE – Mergernya Tokopedia dengan TikTok Shop membawa dampak positif bagi ekosistem E-commerce.
Presiden Direktur Tokopedia dan TikTok E-commerce, Melissa Siska Juminto, menyatakan pengguna platorm belanja ini telah mencapai lebih dari 200 juta pengguna.
“Bisa dibilang Indonesia yang paling cepat bertumbuh. Kemudian kreator kami juga sudah ada 8 juta yang menghasilkan penghasilan,” kata Melissa dalam acara ShopTokopedia dan Tokopedia Summit 2025 di Jakarta, Rabu (15/1).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Iqbal Shoffan Shofwan, menyampaikan akan terus bekerja sama dengan platform perbelanjaan dalam meningkatkan daya saing agar ekosistem ini lebih berkelanjutan dan bisa membantu lebih banyak UMKM.
“Kita bandingkan antara 2023 dan 2024 itu pertumbuhan e-commerce dalam konteks GMV tumbuh 10,44 persen atau sama dengan US$65 miliar. Oleh karena itu kita sekarang bisa memanfaatkan momentum untuk terus sustain,” kata Iqbal.
Di sisi lain, perusahaan elektronik, PT Bangga Teknologi Indonesia atau ADVAN, menyatakan penjualan secara online, terutama dari TokopediaShop, terus berkontribusi positif terhadap pertumbuhan kinerjanya.
Direktur PT Bangga Teknologi Indonesia (ADVAN), Chandra Tansri, mengatakan perkembangan teknologi membawa dampak positif terutama untuk pembelian barang elektronik dengan harga terjangkau.
Hanya saja, Chandra mengatakan penjualan secara offline masih berkontribusi lebih besar.
“Secara porsi, gerai offline berkontribusi 70 persen, dan online berkontribusi 30 persen ke kinerja peerusahaan,” kata Chandra dalam acara ShopTokopedia dan Tokopedia Summit 2025, Rabu (15/1).
Sepanjang 2024, dia mengeklaim pertumbuhan penjualan dari offline dan online mencapai 30 persen. Namun, Chandra enggan menyebutkan nilainya.
Chandra juga berharap ke depannya melalui dukungan ShopTokopedia dan Tokopedia, penjualan dapat berkontribusi lebih banyak lagi. Optimisme ini terkembang karena jumlah pengguna dari kedua e-commerce tersebut mencapai lebih dari 200 juta pengguna.
Selain itu, ia pun berharap terjadi peningkatan pembeli untuk kategori barang dengan harga lebih mahal seperti laptop.
Menurutnya, selama ini volume pembelian barang elektonik dengan harga terjangkau memanglah cukup besar, namun jika diakumulasikan secara nilai belum signifikan.