TRIBUNNEWS,COM – Pemerintah Tiongkok memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) DeepSeek dalam melakukan program bantuan terhadap korban terdampak dua gempa bumi dahsyat di Myanmar pada Rabu (3/4/2025).
Seperti yang diketahui sebelumnya, dua gempa berkekuatan magnitudo 7,7 dan 6,4 mengguncang Myanmar dan Thailand pekan lalu dengan episentrum di wilayah Sagaing, yang disebut sebagai daerah paling parah terdampak.
Menurut tim informasi Dewan Administrasi Negara Myanmar, jumlah korban tewas di Myanmar telah mencapai 2.886 orang, dengan 4.639 luka-luka dan 373 masih hilang.
Karena skala bencana yang begitu besar tersebut, tak ayal banyak bantuan dari dunia internasional yang terus berdatangan ke Myanmar.
Satu di antaranya adalah sekutu dari Junta Militer Myanmar saat ini yakni Tiongkok.
Guna memerlancar bantuan operasional dari Tiongkok, negeri tirai bambu tersebut pun menggunakan kemampuan Deepseek untuk menjembatani perbedaan bahaasa yang ada.
Dikutip dari Anadolu Anjansi, Deepseek sendiri digunakan oleh pemerintah Tiongkok untuk keperluan penerjemahan guna membantu mengatasi kendala bahasa antar kelompok bantuan internasional.
Pemerintah Tiongkok sendiri mengakui hambatan bahasa menjadi tantangan besar bagi tim bantuan asing dan regu penyelamat.
Hal ini disampaikan oleh pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Myanmar yang mengakui begitu terbantu dengan keberadaan Deepseek.
Mereka juga menyatakan telah memanfaatkan sistem terjemahan Tiongkok-Myanmar-Inggris yang dikembangkan di platform DeepSeek untuk mendukung upaya penanganan bencana gempa
Sistem terjemahan tersebut dibuat hanya dalam tujuh jam oleh tim layanan bahasa yang dibentuk oleh Sekretariat Korps Layanan Bahasa Nasional Tiongkok dan Universitas Bahasa dan Budaya Beijing.
Korps Layanan Bahasa Nasional Tiongkok merupakan aliansi layanan publik yang bertujuan menyediakan dukungan komunikasi saat darurat publik dan tugas kritis lainnya, membantu mengatasi hambatan interaksi antarbahasa .
Selain mengirimkan bantuan, Tiongkok juga mengerahkan hampir 30 tim penyelamat beranggotakan lebih dari 500 orang ke Myanmar.
Bantuan Internasional Terus Mengalir ke Myanmar
Selain Tiongkok, Negara-negara lainnya juga telah mengucurkan jutaan dolar AS dalam bantuan untuk membantu Myanmar dan organisasi kemanusiaan menghadapi tugas berat penanganan pascagempa, sambil mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan spesialis serta mendirikan rumah sakit lapangan.
India dan Tiongkok, dua tetangga Myanmar yang bersaing memperebutkan pengaruh di sana, tercatat paling cepat dan dermawan dalam memberikan bantuan.
Negara lain seperti Turki, Vietnam, Singapura, Malaysia, hingga Indonesia juga telah mengirimkan tim.
Pemerintah AS juga berkomitmen memberikan bantuan darurat senilai $2 juta dan mengirim tim tiga orang untuk menilai cara terbaik merespons situasi, meski anggaran bantuan luar negeri AS telah mengalami pemotongan drastis.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric menyatakan, gempa susulan yang terus berlanjut memperumit upaya respons kemanusiaan. Di Kota Mandalay, banyak warga benar-benar terputus dari pasokan listrik dan air bersih.
“Masyarakat yang terdampak masih memerlukan bantuan medis darurat, obat-obatan, air minum aman, makanan, dan barang kritis lainnya,” kata Dujarric. “Tenda dan tempat berlindung sementara, serta fasilitas sanitasi, diperlukan untuk mencegah wabah penyakit”.
(Tribunnews.com/Bobby)