PIKIRAN RAKYAT – Gunung Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara mengalami erupsi [ada Rabu 2 April 2025 pagi ini. Erupsi gunung tersebut dilaporkan terjadi pukul 06.46 WIT.
“Sampai pagi ini, erupsi secara intensif terjadi. Pada saat ini erupsi magmatis yang eksplosif,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono, Sarjan Roboke.
Sampai pagi ini, erupsi masih berlangsung. Dia menyebut, ketinggian erupsi letusan sampai 1.000 meter di atas puncaknya.
“Kondisinya masih intensif dan relatif stabil,” ucap Sarjan Roboke.
Menurutnya, Gunung Dukono mengeluarkan Abu vulkanik. Peristiwa ini pun berdampak pada aktivitas masyarakat.
“Jatuhannya di daerah pemukiman Kota Tobelo dan sekitarnya dan mengganggu aktivitas masyarakat,” tutur Sarjan Roboke.
Dia mengatakan, lokasi pelikiakan penduduk dengan aktivitas Gunung Dukono ini berjarak 10 sampai 15 km. Seperti desa Mamuya, Luai, dan daerah di sekitar Kota Tobelo.
“Saat ini status Gunung Dukono pada level 2 waspada,” kata Sarjan Roboke.
Terkait kondisi ini, dia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Dukono tidak mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 4 km. Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap.
“Direkomendasikan agar masyarakat di sekitar G. Dukono untuk selalu menyediakan masker/penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan. Ini untuk menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan,” tutur Sarjan Roboke.
Gunung Marapi Juga Erupsi
Selain Gunung Dukono, Gunung Marapi di Tanah Datar, Sumatra Barat, juga kembali mengalami erupsi pada Rabu 2 April 2025 pukul 06.25 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 350 m di atas puncak (± 3241 m di atas permukaan laut).
Selain itu, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur laut.
“Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 1.6 mm dan durasi 57 detik,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Teguh Purnomo.
Dia menyatakan, Gunung Marapi berada pada Status Level II (waspada). Oleh karena itu, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan diimbau memperhatikan kondisi ini.
Terutama, tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek).
Selain itu, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/bantaran/aliran sungai-sungai diminta waspada. Khususnya, di area yang berhulu di puncak Gunung Marapi. Sebab, terdapat potensi/ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi saat musim hujan.
“Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker. Selain itu, penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA),” tutur Teguh Purnomo.
Sisi lainnya, seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat. Tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
“Dari data terakhir PGA, Gunung Marapi telah mengalami erupsi sebanyak 414 kali. Sejak erupsi utama di Desember 2023 lalu,” ucap Teguh Purnomo.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
