Timphan, Warisan Kuliner Aceh yang Sarat Makna Budaya

Timphan, Warisan Kuliner Aceh yang Sarat Makna Budaya

Kehadiran timphan hampir tidak pernah absen dalam perhelatan penting masyarakat Aceh. Kue ini kerap disajikan dalam pesta pernikahan, khitanan, maupun hari besar Islam seperti Idulfitri dan Iduladha.

Proses pembuatan timphan sering kali melibatkan banyak anggota keluarga, terutama para perempuan. Kegiatan ini menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi sambil bertukar cerita dan pengalaman.

Selain rasanya yang khas, timphan memiliki beberapa keunikan yang tidak ditemukan pada kue tradisional lainnya. Penggunaan daun pisang muda sebagai pembungkus memberikan warna hijau alami pada bagian luar kue.

Sementara bagian dalamnya berwarna kekuningan atau kecokelatan tergantung isian. Dari segi filosofi, timphan merepresentasikan harmoni dalam masyarakat Aceh.

Meskipun telah ada selama ratusan tahun, timphan tetap bertahan sebagai salah satu kue tradisional yang paling populer di Aceh. Di daerah perantauan, masyarakat Aceh sering membuat timphan sebagai cara untuk mengenang kampung halaman.

Penulis: Ade Yofi Faidzun