Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the acf domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/xcloud.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Tim Dokkes Polri Diterjunkan ke Myanmar Bantu 1.100 Korban Gempa – Halaman all – Xcloud.id
Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Tim Dokkes Polri Diterjunkan ke Myanmar Bantu 1.100 Korban Gempa – Halaman all

Tim Dokkes Polri Diterjunkan ke Myanmar Bantu 1.100 Korban Gempa – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Polri mengirimkan tim medis sebagai bagian dari Task Force Crisis Center–Emergency Medical Team (TCK–EMT) Indonesia membantu korban gempa di Myanmar. 

Tim yang terdiri dari personel Dokkes Polri ini telah memberikan pelayanan kesehatan kepada lebih dari 1.100 warga di wilayah Naypyitaw.

Kapusdokkes Polri Irjen Pol. dr. Asep Hendradiana, menyatakan komitmennya untuk hadir tidak hanya dalam menjaga keamanan, tetapi juga dalam misi-misi kemanusiaan lintas negara.

“Atas nama Kapolri dan seluruh jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada tim Dokkes Polri yang tergabung dalam TCK-EMT Indonesia atas dedikasi mereka dalam memberikan bantuan medis kepada korban gempa di Myanmar,” ujarnya dalam keterangan Sabtu (12/4/2025).

Adapun pelayanan yang diberikan mencakup gawat darurat, rawat jalan, kesehatan anak, tindakan bedah minor, pelayanan kebidanan, farmasi, laboratorium dasar, hingga pemeriksaan X-ray.

Hingga 10 April 2024, sebanyak 1.104 warga telah menerima pelayanan medis di lima tenda operasional yang disiapkan, termasuk IGD dan farmasi. Penyakit terbanyak yang ditangani antara lain hipertensi, myalgia, dan ISPA.

Irjen Pol. Asep menekankan bahwa kehadiran Polri dalam operasi ini merupakan bentuk nyata solidaritas regional dan tanggung jawab global.

“Kami percaya bahwa tugas kepolisian tidak hanya menjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” ucap Asep.

“Keberhasilan tim TCK-EMT Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada lebih dari 1.100 warga Myanmar membuktikan bahwa Polri siap berkontribusi dalam pemulihan pascabencana, baik di dalam maupun luar negeri,” imbuhnya.

Ia menutup pernyataan dengan menegaskan komitmen Polri dalam mendukung aksi kemanusiaan ke depan. 

Sebelumnya, ribuan orang terluka akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 SR dan 6,4 SR yang mengguncang Myanmar bagian tengah pada hari Jumat (29/3/2025).

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyediakan sekitar 3 ton pasokan medis ke rumah sakit di Nay Pyi Taw dan Mandalay yang paling parah terkena dampak.

Bantuan itu berupa peralatan trauma dan tenda serbaguna, 1000 tempat tidur.

RS Nay Pyi Taw dan RS Umum Mandalay meruapakn dua rumah sakit utama yang merawat para korban luka di daerah tersebut.

Saat ini operasi penyelamatan masih berlangsung.

Bago, Magway, Mandalay, Nay Pyi Taw, Shan Selatan dan Timur, serta Sagaing termasuk di antara daerah yang paling parah terkena dampak.

RS Kewalahan

Rumah sakit kewalahan menangani ribuan korban luka yang membutuhkan perawatan medis.

Kebutuhan akan perawatan trauma dan bedah, pasokan transfusi darah, anestesi, obat-obatan esensial, pengelolaan korban massal, air bersih dan sanitasi, kesehatan mental, dan dukungan psikososial masih sangat terbatas.

WHO sedang mempersiapkan pengiriman kedua yang terdiri dari Peralatan Kesehatan Darurat untuk merawat 10.000 orang selama tiga bulan.

WHO memberikan dukungan operasional kepada tim tanggap cepat yang ditempatkan di rumah sakit di daerah yang terkena dampak.

Persiapan sedang dilakukan bagi WHO dan mitra untuk meluncurkan penilaian kebutuhan cepat guna lebih memahami kebutuhan dan kesenjangan di daerah yang terkena dampak untuk tanggapan yang disesuaikan.

Jumlah kematian, cedera dan kerusakan pada fasilitas kesehatan belum sepenuhnya terdata dan ditangani. Korban paling banyak kemungkinan ada di daerah perkotaan Mandalay, Sagaing dan Nay Pyi Taw di mana gempa bumi menyebabkan kerusakan besar pada bangunan dan struktur.

Situasi di Myanmar kian mengkhawatirkan mengingat permintaan yang besar terhadap layanan kesehatan.

Sebelum gempa bumi ini, 12,9 juta orang diperkirakan membutuhkan intervensi kesehatan kemanusiaan di Myanmar pada tahun 2025. 

Merangkum Semua Peristiwa