Terowongan MRT Terdalam di Indonesia Dibangun di Proyek Fase 2A Bundaran HI–Kota Megapolitan 19 Juli 2025

Terowongan MRT Terdalam di Indonesia Dibangun di Proyek Fase 2A Bundaran HI–Kota
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Juli 2025

Terowongan MRT Terdalam di Indonesia Dibangun di Proyek Fase 2A Bundaran HI–Kota
Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com –
Proyek Mass Rapid Transit (
MRT
)
Jakarta
Fase 2A yang menghubungkan Bundaran HI hingga Kota memiliki
terowongan MRT terdalam
di Indonesia.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Weni Maulina mengatakan bahwa kedalam terowongan MRT tersebut mencapai 27 meter di bawah permukaan tanah.
Untuk mendukung pengerjaan terowongan terdalam ini, MRT telah meluncurkan Tunnel Boring Machine (TBM) pada 9 Mei 2025.
Alat bor raksasa ini menjadi tulang punggung pengerjaan terowongan bawah tanah MRT Fase 2A, yang saat ini telah mencapai progres sekitar 42 persen.
Weni, menyampaikan bahwa tingkat kesulitan pengerjaan di jalur ini lebih tinggi dibanding proyek sebelumnya, sehingga diperlukan spesifikasi TBM yang lebih canggih.
“Ini mungkin Tunnel Boring Machine pertama kami yang agak unik, karena di area ini tingkat kesulitannya lebih tinggi,” ujar Weni dalam kegiatan MRTJ Fellowship 2025, Kamis (17/7/2025).
TBM yang digunakan dalam proyek ini memiliki cutterhead atau mata bor khusus yang dapat menembus tanah sekaligus beton sisa konstruksi lama di bawah tanah Jakarta.
Alat ini difungsikan khusus untuk menggali terowongan sepanjang jalur Stasiun Harmoni menuju Mangga Besar.
“Pembangunan terowongan terdalam ini jadi salah satu milestone penting MRT Jakarta,” ujar Weni.
Tak hanya Fase 2A, MRT Jakarta juga tengah menyiapkan lanjutan proyek ke Fase 2B yang membentang dari Stasiun Kota hingga Ancol sepanjang 6 kilometer.
Tahapan ini saat ini berada dalam fase basic engineering design, yang dikembangkan bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Sementara itu, pembangunan jalur Timur–Barat juga menjadi fokus strategis. Jalur ini akan terkoneksi dengan jalur Utara–Selatan di Stasiun Thamrin, menciptakan jaringan integrasi antar koridor MRT Jakarta yang lebih efisien.
“Diperkirakan kurang lebih ada 500 ribu penumpang per hari, karena jalurnya juga cukup masif. Kita sering menyebutnya backbone untuk transportasi massal di Jakarta,” jelas Weni.
Selain itu, PT MRT Jakarta juga mengembangkan konsep jalur lingkar luar atau outer loop, salah satunya segmen Fatmawati–Kampung Rambutan.
Rute ini dirancang meliputi sekitar 10 stasiun bawah tanah dan satu depo, dengan estimasi jumlah penumpang hingga 97.000 orang per hari.
(Reporter: Dzaky Nurcahyo | Editor: Muhammad Isa Bustomi)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.