Flores Timur, Beritasatu.com – Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah merusak sejumlah desa dan menyebabkan sembilan korban jiwa. Belasan ribu warga yang tinggal di sekitar kaki gunung juga harus mengungsi ke enam posko yang disediakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain menghilangkan harta benda dan mata pencaharian warga, bencana ini juga melumpuhkan aktivitas pendidikan di wilayah tersebut. Siswa-siswi dari SMA Negeri 1 Wulanggitang, misalnya, kini harus menjalani proses belajar mengajar di posko pengungsian.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wulanggitang Antonius Kedang mengatakan, sebanyak 108 siswa kini tersebar di berbagai posko pengungsian. Bahkan, beberapa di antaranya mengungsi hingga ke Kabupaten Sikka dan telah mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah terdekat di wilayah tersebut.
“Untuk siswa yang masih berada di Flores Timur, baik yang tinggal di posko maupun yang mengungsi mandiri di rumah warga, pembelajaran dilakukan secara daring dan tatap muka,” ujar Antonius, Sabtu (23/11/2024).
Ia menambahkan, sekitar 38 siswa mengikuti pembelajaran langsung di posko pengungsian akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, sementara materi bagi siswa lainnya disampaikan melalui grup WhatsApp untuk pembelajaran daring.
Petronela So’o Boruk, siswa kelas 12 SMA Negeri 1 Wulanggitang mengaku sudah mengikuti kegiatan belajar di posko selama kurang lebih satu minggu. Meskipun fasilitasnya terbatas, ia bersyukur masih dapat menjalani pendidikan.
Saat ini, warga berharap aktivitas pendidikan dan kehidupan mereka segera kembali seperti semula setelah dampak bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dapat tertangani.