Tempat Fasum: TMII

  • Meriahnya Perayaan Kemerdekaan di TMII Bikin Wisatawan Asing Merasa Dekat dengan Indonesia
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Meriahnya Perayaan Kemerdekaan di TMII Bikin Wisatawan Asing Merasa Dekat dengan Indonesia Megapolitan 18 Agustus 2025

    Meriahnya Perayaan Kemerdekaan di TMII Bikin Wisatawan Asing Merasa Dekat dengan Indonesia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia meninggalkan kesan mendalam bagi wisatawan asing yang tengah berkunjung ke Jakarta.
    Salah satunya adalah Greg, turis asal Amerika Serikat, yang tengah menikmati liburannya di Indonesia selama satu pekan terakhir.
    Greg mengaku terpesona dengan kemeriahan perayaan, terutama antusiasme warga dalam mengikuti berbagai rangkaian acara.
    “Saya sangat kagum dan ini membuat saya teringat dengan negara asal saya, karena kami juga selalu merayakan hari kemerdekaan setiap tahunnya,” ujarnya kepada
    Kompas.com.
    Menurut Greg, kemiripan tradisi perayaan kemerdekaan di Indonesia dengan di negaranya membuatnya merasa lebih dekat dengan budaya lokal.
    “Seperti ada kedekatan tersendiri antara tradisi di negara saya dengan Indonesia,” tambahnya.
    Kedekatan ini pun menjadi motivasi bagi Greg untuk mempelajari lebih dalam kebudayaan Indonesia selama liburannya.
    Salah satu pengalaman yang menarik baginya adalah kunjungan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, destinasi wisata edukasi kebudayaan.
    Di TMII, Greg menyaksikan pertunjukan Reog Ponorogo di depan Gedung Sasono Langen Budoyo pada Senin (18/8/2025). Ia menyatakan kagum pada kesenian yang baru pertama kali ia saksikan.
    “Pentasnya sangat bagus. Saya sangat menyukai bagaimana pertunjukan ini menghibur dengan menampilkan budaya dan kisah-kisah sejarah juga,” ucapnya.
    TMII sendiri selama libur panjang HUT ke-80 RI menyajikan berbagai rangkaian acara bertema kemerdekaan, mulai dari pertunjukan seni, karnaval budaya, pesta kuliner daerah, hingga lomba-lomba khas 17 Agustusan.
    Tidak hanya warga lokal, wisatawan asing seperti Greg pun turut merasakan kemeriahan din lokasi tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Reog Ponorogo Tampil di TMII, Hiburan Sekaligus Nostalgia bagi Penonton
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Reog Ponorogo Tampil di TMII, Hiburan Sekaligus Nostalgia bagi Penonton Megapolitan 18 Agustus 2025

    Reog Ponorogo Tampil di TMII, Hiburan Sekaligus Nostalgia bagi Penonton
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Sorak sorai penonton mengiringi pertunjukan Reog Ponorogo yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin (18/8/2025).
    Kesenian tradisional Warisan Budaya Takbenda UNESCO ini tampil memukau dengan tarian khas dan iringan musik tradisional.
    Pertunjukan ini menjadi suguhan istimewa menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Pertunjukan berlangsung di depan Sasono Langen Budoyo dan menarik perhatian ratusan penonton.
    Hilda (30), warga Ponorogo yang kini tinggal di Jakarta Selatan, tampak antusias menyaksikan pertunjukan bersama suami dan anaknya.

    Ngobatin
    kangen juga, kebetulan sudah lama tidak pernah lihat Reog Ponorogo, karena lahir di Ponorogo kemudian besar di Jakarta,” tutur Hilda saat ditemui di lokasi.
    Ia rela berdiri di tengah kerumunan demi menikmati pertunjukan yang mengingatkannya pada kampung halaman.
    Hilda menambahkan, hadir di TMII juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan kesenian tradisional ini kepada anak-anaknya. Ia berharap generasi muda tidak melupakan warisan budaya leluhur.
    “Sengaja datang ke sini buat nonton Reog Ponorogo, karena memang jarang ada untuk pentas seni Reog Ponorogo,” ujarnya.
    Selain warga lokal, pertunjukan Reog Ponorogo juga menarik perhatian wisatawan mancanegara. Greg, turis asal Amerika Serikat, tak henti merekam jalannya pertunjukan.
    “Budaya yang dipentaskan sangat bagus. Saya menyukai jalan ceritanya yang bertemakan tentang budaya dan sejarah,” ucap Greg.
    Ia mengaku terpesona dengan kisah di balik pertunjukan tersebut dan ingin mencari tahu lebih mendalam mengenai kesenian Reog.
    “Tapi itu terlihat seperti kisah yang sangat menarik. Sejarah, budaya, saya sangat enjoy,” tambahnya.
    Pertunjukan ini menjadi momen penting untuk melestarikan kesenian tradisional sekaligus memperkenalkannya kepada generasi muda dan wisatawan dari berbagai negara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • TMII Jadi Pilihan Warga Jakarta Berolahraga di Ruang Terbuka Hijau
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    TMII Jadi Pilihan Warga Jakarta Berolahraga di Ruang Terbuka Hijau Megapolitan 18 Agustus 2025

    TMII Jadi Pilihan Warga Jakarta Berolahraga di Ruang Terbuka Hijau
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Kebutuhan ruang terbuka hijau yang nyaman dan terjangkau bagi masyarakat Jakarta terus meningkat.
    Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menjadi salah satu alternatif bagi warga yang ingin berolahraga, bersantai, atau menikmati suasana alam di tengah padatnya kota.
    Pantauan
    Kompas.com
    pada Senin (18/8/2025), sejumlah pengunjung memanfaatkan TMII untuk berolahraga di tengah libur cuti bersama HUT ke-80 RI.
    Salah satunya, Febri (42), yang datang bersama istri dan ketiga anaknya untuk berolahraga di area hijau TMII.
    “Ini pertama kalinya sih nyobain ke sini (TMII) buat olahraga. Enak juga. Biasanya (di TMII) cuma jalan-jalan aja,” ujar Febri.
    Ia mengaku memilih TMII karena area yang luas, hijau, dan bebas asap kendaraan, sehingga lebih nyaman untuk beraktivitas bersama keluarga.
    “Kami kan mau olahraga, biar sehat, bawa anak. Kami butuh area yang hijau, yang bebas asap kendaraan,” tambahnya.
    Febri menyoroti minimnya ruang terbuka hijau di Jakarta, terutama untuk area olahraga dan kegiatan keluarga yang bebas dari polusi udara.
    Ia membandingkan dengan
    car free day
    (CFD) di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, yang menurut dia masih tercampur dengan jalur kendaraan bermotor di beberapa titik.
    “Yang pasti, saat ini di Jakarta tuh kurang banget area-area kayak gini. Kami tuh butuh zona yang
    fresh
    kayak gini,” katanya.
    Hal serupa juga diungkapkan Rizki (26), yang tengah beristirahat setelah
    jogging
    . Ia merasa nyaman berolahraga di TMII, apalagi setelah renovasi yang meningkatkan kualitas fasilitas.
    “Buat saya, sudah lebih dari cukup ini (TMII) buat olahraga. Apalagi, sekarang sih udah bagus ya setelah direnovasi,” ucap Rizki.
    Selain sebagai tempat olahraga, TMII juga menawarkan berbagai hiburan dan atraksi wisata, sehingga pengunjung dapat menikmati aktivitas fisik sekaligus bersantai dan menikmati suasana taman yang asri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Kedoya Cerita Patungan Sewa Angkot Rp 300 Ribu Demi Liburan ke TMII

    Warga Kedoya Cerita Patungan Sewa Angkot Rp 300 Ribu Demi Liburan ke TMII

    Jakarta

    Taman Mini Indonesia Indah (TMII) masih memiliki daya tarik bagi warga untuk mengisi waktu libur cuti bersama di momen HUT ke-80 RI. Pengunjung TMII pun datang dari sejumlah daerah.

    Salah satu pengunjung, Inah (42), warga asal Kedoya, Jakarta Barat, yang datang ke TMII beramai-ramai dengan kerabatnya berjumlah 10 orang. Inah mengaku patungan menyewa angkot seharga Rp 300 ribu untuk bisa pulang pergi ke TMII.

    “Sewa angkot sih kita (patungan). Iya keluarga semua ini, rame, bersaudara kita, (angkot-nya) full, Rp 300 ribu pulang pergi, udah langganan sih,” kata Inah ditemui di TMII, Jakarta Timur, Senin (18/8/2025).

    Dia mengaku sengaja ke TMII untuk mengajak anak berlibur sekaligus belajar. Harapannya, anaknya bisa menjelaskan ketika masuk sekolah kepada para guru selama mengisi waktu liburan.

    “Anak-anak mau lihat museum-museum, potret Indonesia secara mini, biar anak tahu macem-macem rumah adat, supaya di sekolah dia bisa cerita-cerita kalau ditanya selama liburan dia ke mana,” ujar Inah.

    “Karena kan di sini lebih ramah anak ya, di sini udah steril tanpa rokok, tempatnya hijau, banyak pilihan buat dikunjungi,” ungkap Haris.

    Pengunjung TMII Foto: (Kurniawan/detikcom)

    “Pertama nggak terlalu jauh dari rumah lalu banyak yang bisa dilihat sama ingin mengenalkan anak kebudayaan Indonesia dan sekarang enaknya taman mini sudah pet refreshing,” tutur Mona.

    (zap/zap)

  • Tarif Hanya Rp80, Pengguna LRT Jabodebek Tembus 78.287 Orang pada HUT RI

    Tarif Hanya Rp80, Pengguna LRT Jabodebek Tembus 78.287 Orang pada HUT RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Executive Vice President LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi melaporkan sejalan dengan tarif khusus Rp80, jumlah pengguna LRT Jabodebek melonjak hingga 72% dan mencapai 78.287 orang pada momen HUT ke-80 RI pada 17 Agustus 2025.

    Purnomosidi menuturkan bahwa lonjakan jumlah pengguna ini didorong oleh hadirnya tarif spesial Rp80 dan perpanjangan jam operasional hingga tengah malam.

    “Jumlah tersebut meningkat 32.640 pengguna atau sekitar 72% dibanding rata-rata pengguna akhir pekan di bulan Agustus yang mencapai 45.647 orang,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (18/8/2025).

    Peningkatan ini pun juga tercermin dari tingginya aktivitas di sejumlah stasiun utama yang menjadi tujuan favorit masyarakat. Di mana Stasiun Dukuh Atas BNI tercatat sebagai yang paling padat dengan 18.159 pengguna tap in dan 18.061 pengguna tap out.

    Disusul Stasiun Harjamukti yang melayani 8.576 pengguna tap in dan 9.112 pengguna tap out, serta Stasiun Cikoko yang melayani 8.319 pengguna tap in dan 7.306 pengguna tap out. Secara umum, arus pengguna mulai ramai sejak pukul 13.00 hingga 20.00 WIB.

    Untuk menambah semarak perayaan, LRT Jabodebek juga membagikan suvenir berupa kaos tematik kemerdekaan di Stasiun Jati Mulya, TMII, dan Dukuh Atas BNI pada 17 Agustus, kemarin.

    Purnomosidi menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat yang telah memanfaatkan layanan LRT Jabodebek di momen spesial tersebut.

    “Kami senang dapat menjadi bagian dari perayaan kemerdekaan dengan memberikan layanan yang aman, nyaman, dan terintegrasi. Kehadiran tarif spesial Rp80 serta perpanjangan jam operasional dimanfaatkan masyarakat untuk menikmati rangkaian acara peringatan HUT RI,” ujarnya.

    Tarif spesial Rp80 juga masih berlaku hingga 18 Agustus 2025. Pada tanggal tersebut, LRT Jabodebek mengoperasikan 396 perjalanan dengan jadwal mengikuti pola weekday. Pada hari yang sama, layanan kereta khusus wanita tidak diberlakukan sehingga seluruh rangkaian dapat digunakan bersama oleh semua pengguna.

    Sesuai ketentuan hari libur dan cuti bersama, pengguna juga dapat membawa sepeda non lipat saat menggunakan LRT Jabodebek. Informasi detail mengenai jadwal keberangkatan kereta dapat diakses melalui akun Instagram resmi LRT Jabodebek @lrt_jabodebek.

    Adapun tingginya minat masyarakat menggunakan LRT memang telah menunjukkan peningkatan. Menjelang dua tahun operasional LRT, total pengguna layanan kereta yang berada di lingkup Jabodebek mencapai 42.488.332 pengguna dari awal dibuka sampai dengan 13 Agustus 2025.

    Tercatat rata-rata harian pengguna pada Agustus 2025 mencapai 101.618 orang di hari kerja (weekday) dan 45.647 orang di akhir pekan (weekend).

    “Jumlah ini meningkat 291% dibandingkan rata-rata harian weekday pada Agustus 2023, saat LRT Jabodebek pertama kali diresmikan, yang tercatat 25.970 pengguna,” ungkap Purnomosidi.

  • Daftar Destinasi Wisata Jakarta dengan Promo Khusus untuk Nama Agus

    Daftar Destinasi Wisata Jakarta dengan Promo Khusus untuk Nama Agus

    Jakarta: Bulan Agustus identik dengan euforia perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Selain semangat kemerdekaan, bulan Agustus juga kerap menjadi bulan rezeki bagi mereka yang memiliki nama Agus. 

    Beberapa destinasi wisata hingga restoran bahkan sering memberikan promo khusus untuk pemilik nama Agus. Promo tersebut bisa berupa tiket masuk gratis, potongan harga, hingga merchandise eksklusif.

    Tradisi unik ini biasanya berlangsung sepanjang Agustus sebagai bentuk semangat kemerdekaan dan kreativitas dalam menarik wisatawan. 

    Nah di Jakarta, ada beberapa destinasi wisata yang menawarkan promo khusus untuk nama Agus.  
     

     

    Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

    Selama bulan Agustus tahun ini, TMII memberikan tiket gratis bagi pengunjung yang memiliki nama ‘Agus’. Promo ini berlangsung mulai 1 hingga 31 Agustus 2025 dan berlaku setiap hari sesuai jam operasional TMII.

    Adapun syarat dan ketentuan untuk mendapatkan tiket gratis TMII bagi pemilik nama Agus antara lain: 

    – Nama ‘Agus’ harus tercantum di dokumen identitas resmi, baik di awal, tengah, maupun akhir nama.
    – Wajib menunjukkan identitas asli seperti KTP, SIM, atau paspor saat masuk. Fotokopi atau versi digital tidak diterima.
    – Tidak dapat diwakilkan, pengunjung harus hadir langsung.
    – Tidak memerlukan pendaftaran online, verifikasi dilakukan di lokasi.
    – Tidak ada batas kunjungan selama periode promo.
     
    Ancol

    Selain TMII, pengelola Ancol juga memberikan promo khusus untuk masyarakat pemilik nama ‘Agus’. Berikut ini promo yang diberikan:

    – Dufan Ancol: Harga spesial mulai Rp 150.000 (pembelian H-1) atau Rp 140.000 untuk kunjungan pukul 15.00–20.00 WIB. Berlaku hingga 31 Agustus 2025.
    – Ancol Taman Impian: Tiket sore mulai pukul 17.00 WIB hanya Rp25.000 (sebelumnya Rp35.000).
    – Atlantis Ancol – Promo mulai Rp66.000 (pembelian H-1) hingga 31 Agustus 2025.

    Jadi untuk masyarakat dengan nama Agus, tentunya bisa menikmati waktu liburan dengan memanfaatkan promo menarik ini.

    Jakarta: Bulan Agustus identik dengan euforia perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Selain semangat kemerdekaan, bulan Agustus juga kerap menjadi bulan rezeki bagi mereka yang memiliki nama Agus. 
     
    Beberapa destinasi wisata hingga restoran bahkan sering memberikan promo khusus untuk pemilik nama Agus. Promo tersebut bisa berupa tiket masuk gratis, potongan harga, hingga merchandise eksklusif.
     
    Tradisi unik ini biasanya berlangsung sepanjang Agustus sebagai bentuk semangat kemerdekaan dan kreativitas dalam menarik wisatawan. 

    Nah di Jakarta, ada beberapa destinasi wisata yang menawarkan promo khusus untuk nama Agus.  
     

     

    Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

    Selama bulan Agustus tahun ini, TMII memberikan tiket gratis bagi pengunjung yang memiliki nama ‘Agus’. Promo ini berlangsung mulai 1 hingga 31 Agustus 2025 dan berlaku setiap hari sesuai jam operasional TMII.
     
    Adapun syarat dan ketentuan untuk mendapatkan tiket gratis TMII bagi pemilik nama Agus antara lain: 
     
    – Nama ‘Agus’ harus tercantum di dokumen identitas resmi, baik di awal, tengah, maupun akhir nama.
    – Wajib menunjukkan identitas asli seperti KTP, SIM, atau paspor saat masuk. Fotokopi atau versi digital tidak diterima.
    – Tidak dapat diwakilkan, pengunjung harus hadir langsung.
    – Tidak memerlukan pendaftaran online, verifikasi dilakukan di lokasi.
    – Tidak ada batas kunjungan selama periode promo.
     

    Ancol

    Selain TMII, pengelola Ancol juga memberikan promo khusus untuk masyarakat pemilik nama ‘Agus’. Berikut ini promo yang diberikan:
     
    – Dufan Ancol: Harga spesial mulai Rp 150.000 (pembelian H-1) atau Rp 140.000 untuk kunjungan pukul 15.00–20.00 WIB. Berlaku hingga 31 Agustus 2025.
    – Ancol Taman Impian: Tiket sore mulai pukul 17.00 WIB hanya Rp25.000 (sebelumnya Rp35.000).
    – Atlantis Ancol – Promo mulai Rp66.000 (pembelian H-1) hingga 31 Agustus 2025.
     
    Jadi untuk masyarakat dengan nama Agus, tentunya bisa menikmati waktu liburan dengan memanfaatkan promo menarik ini.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)

  • Lika-liku Pembangunan MRT Jakarta, Proyek Raksasa di Bawah Tanah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Agustus 2025

    Lika-liku Pembangunan MRT Jakarta, Proyek Raksasa di Bawah Tanah Megapolitan 12 Agustus 2025

    Lika-liku Pembangunan MRT Jakarta, Proyek Raksasa di Bawah Tanah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pembangunan MRT Jakarta fase 2A menghadapi lika-liku, termasuk tantangan konstruksi.
    Stasiun bawah tanah fase 2A yang dibangun meliputi Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota, total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer.
    Saat sedang melakukan pengerjaan stasiun bawah tanah, MRT Jakarta menemukan cagar budaya di kawasan Glodok.
    Beberapa titik stasiun atau koridor yang dibangun bersinggungan atau berada dalam kawasan dalam radius cagar budaya.
    Akibatnya, ada protokol yang harus dilakukan agar cagar budaya itu tertangani dengan baik.
    Tidak hanya itu, MRT Jakarta juga harus berkoordinasi dengan instansi terkait.
    “Regulasi untuk penanganan benda cagar budaya itu tidak boleh dilanggar. Ini menjadi salah satu perhatian utama dari MRT Jakarta dalam melakukan konstruksi di area tersebut,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Corporate Secretary (Corsec) PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo saat ditemui Kompas.com di kantornya, Wisma Nusantara, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).
    Lebih lanjut, hal-hal teknis meliputi pembuatan kereta dan pekerjaan persinyalan, bahkan terkait proses kerja sama dengan tender juga menjadi tantangan tersendiri.
    Tomo turut menyinggung tantangan dari pemenuhan prosedur atas dana pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dan berbagai mekanisme tender yang harus dilakukan.
    “Misalnya proses tender kereta, ternyata ada isu. Jadi ada waktu-waktu (tantangannya) non teknikal,” sebut Tomo.
    Progres pembangunan MRT Jakarta fase 2A yang meliputi wilayah Bundaran HI hingga Kota telah mencapai 51 persen.
    “Angka 51 persen itu (sudah lebih) dari target di angka 50 persen. Jadi alhamdulillah, sebetulnya sudah lebih cepat daripada target,” ujar pria yang akrab dipanggil Tomo itu.
    Tomo menambahkan, saat ini proses pengerjaan yang paling maju dipimpin oleh stasiun di kawasan Thamrin hingga Monas. Sebab bagian itu dimulai terlebih dulu ketimbang yang lain.
    Terkait kemacetan yang rawan terjadi di sekitar kawasan proyek, Tomo mengakui pengerjaan ini tak luput dari pemberlakuan rekayasa lalu lintas.
    Meski Stasiun MRT berada di bawah tanah, Tomo menyebut bagaimana pengerjaan konstruksi dimulai dari atas.
    Tidak hanya itu, ada berbagai alat-alat berat dan aktivitas yang beroperasi di atas tanah.
    “Belum lagi orang lalu-lalang juga. Itulah mengapa ada pagar proyek yang memang sedikit banyak memakan ruang jalan,” tutur dia.
    Itulah sebabnya, MRT Jakarta bersyukur bisa mendapat dukungan dari pemerintah daerah untuk bisa bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Jakarta dalam mengatur rekayasa lalu lintas.
    “Perencanaan dilakukan sedemikian rupa agar pagar-pagar konstruksi yang ditempatkan di jalan tidak mengurangi jumlah lajur jalan. Kalau tadinya ada empat, tetap empat. Cuma posisinya atau secara diameternya, lika-likunya berubah,” lanjut Tomo.
    MRT Jakarta pun aktif melakukan publikasi di berbagai media, baik secara daring maupun luring.
    Tidak hanya melalui akun sosial media, tetapi juga melalui media luar ruang–LED di beberapa jalan.
    “Kami imbau masyarakat terkait dengan ruas-ruas jalan yang terdampak dari pekerjaan konstruksi,” imbuh dia.
    Konektivitas MRT Jakarta tidak akan berhenti pada rute Bundaran HI-Lebak Bulus dan Bundaran HI-Kota.
    Ke depannya, fase 2B juga akan membawa penumpang hingga ke Mangga Dua dan Ancol.
    Selain itu, ada pengembangan untuk koridor timur-barat yang masih dalam tahap pengembangan.
    “Fase satu dari koridor timur-barat itu dari Tomang sampai Medan Satria. Selain itu, kami juga ada rencana untuk koridor dari Fatmawati ke Taman Mini,” papar Tomo.
    Tomo juga mengungkapkan potensi adanya integrasi dari stasiun Lintas Raya Terpadu (LRT) Taman Mini Indah Indonesia (TMII), Jakarta Timur.
    Lebih lanjut, MRT Jakarta juga telah menggandeng PT Bumi Serpong Damai Tbk (Sinar Mas Land) untuk mengkaji perpanjangan jalur dari Lebak Bulus ke Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).
    Meski belum bisa memberikan informasi secara lebih detail kapan proyeknya akan dimulai, Tomo menjelaskan saat ini rencana untuk rute ke Tangsel sudah mendekati kajian kelayakan.
    “Harus melalui uji kelayakan sebelum suatu proyek dibangun. Layak atau enggak (untuk dibangun) sebenarnya. Misalnya kalaupun enggak layak, dari titik A, ke titik B, mungkin harus ke titik C dulu?” celetuk dia.
    Ke depannya, akan ada berbagai pengembangan yang akan mempermudah mobilitas penumpang.
    Tujuannya tentu untuk menjadikan perjalanan harian lebih lancar dengan harapan lebih banyak lagi warga yang beralih menggunakan transportasi umum.
    Misalnya, Stasiun Bundaran HI akan dikembangkan dalam proyek ‘extended concourse’.
    Tomo menjelaskan, concourse adalah area yang dijejakkan seusai penumpang memasuki stasiun dan turun ke bawah.
    “Misal turun ke bawah, itu kan sampai di level pertama yang ada pemeriksaan, pembelian tiket, itu concourse,” ujar Tomo.
    Tomo mengatakan, secara struktur masih ada sisa area yang panjang karena disekat.
    Itulah sebabnya, ada rencana untuk menambah satu pintu masuk menuju Stasiun Bundaran HI.
    Tepatnya di area yang luas di sekitar Plaza Indonesia dekat Bundaran HI.
    “Jadi akan lebih mendukung konsep vibrant di Bundaran HI sendiri karena di Bundaran HI ini dan sekitarnya memang identik dengan shopping, belanja, perkantoran, orang lalu-lalang untuk transit dari satu gedung perbelanjaan ke tempat perbelanjaan lain, atau ke kantor,” lanjut dia.
    Selain Bundaran HI, ada Stasiun Blok M yang akan dikembangkan hingga ke kawasan gedung di Panglima Polim berbasis konsep transit oriented development (TOD).
    “Jalur ke Panglima Polim ini untuk semakin memberikan kemudahan bagi masyarakat yang melintas ke arah sana. Salah satu konsep yang dikembangkan adalah skybridge (jalan layang),” papar Tomo.
    TOD sendiri memiliki esensi kemudahan bagi pejalan kaki yang melintas.
    TOD sendiri juga hadir dalam beragam bentuk, salah satunya adalah pedestrian deck, yaitu skybridge.
    MRT Jakarta sendiri telah membentuk konsep yang disebut ‘Ultimate Blok M’ yang pengembangannya bersifat mixed use.
    Artinya, gedung perkantoran, perbelanjaan, bahkan tempat tinggal akan terkoneksi.
    “Itu nanti diarahkan ke Blok M Hub dan Terminal Blok M. Itu akan ikut direvitalisasi,” papar Tomo.
    Harapannya, pengembangan itu bisa semakin menghubungkan masyarakat yang melintas di kawasan Jakarta.
    Meski butuh waktu dan dilakukan secara bertahap, MRT Jakarta bertekad membantu masyarakat semakin terkoneksi.
    Tidak hanya di antara jarak, tetapi juga dengan moda transportasi lain yang saling memudahkan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kampanyekan Produk Lokal, Made In Indonesia Run 2025 Dimeriahkan Ribuan Peserta

    Kampanyekan Produk Lokal, Made In Indonesia Run 2025 Dimeriahkan Ribuan Peserta

    JAKARTA – Ajang lari “Made In Indonesia Run 2025” yang digelar di Taman Mini Indonesia Indonesia (TMII) disambut antusias para peserta. Sekitar 5000 pelari berpartisipasi dalam acara yang berlangsung di Cipayung, Jakarta Timur pada Minggu, 10 Agustus tersebut.

    Kegiatan yang diselenggarakan oleh MID Network itu didukung oleh Kementerian Perindustrian, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta sejumlah sponsor.

    Dengan mengusung tema “Ribuan Langkah Sejuta Karya”, lomba ini untuk mengkampanyekan dan mengapresiasi produk-produk lokal Indonesia serta mendorong semangat patriotisme di kalangan masyarakat.

    “Dengan mendukung produk-produk buatan Indonesia kita turut mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa dan memberikan dukungan kepada para pelaku usaha lokal yang berjuang untuk mengangkat martabat Indonesia di dunia internasional,” kata Wamen Perindustrian Faisol Reza saat melepas peserta lomba lari itu.

    Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Industri Kementerian Perindustrian, Agro Putu Juli Ardika mengatakan, “Made In Indonesia Run” ini merupakan salah satu kegiatan dalam mempromosikan produk dalam negeri.

    “Semangat dan antusiasme para peserta sangat luar biasa. Mudah-mudahan produk buatan dalam negeri sering digunakan oleh masyarakat,” ujarnya.

    Dia menegaskan, kegiatan itu sangat bagus karena selain membudayakan penggunaan produk dalam negeri juga bagus bagi kesehatan masyarakat, khususnya para remaja yang menjadi para peserta.

    “Maka, kita mendorong hidup sehat dengan berolahraga. Salah satunya lari,” kata dia.

    Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora, R Isnanta mengatakan, “Made In Indonesia Run” sangat bagus karena selaras dan identik dengan apa yang dikerjakan di Kemenpora.

    “Kita ingin memperkuat produk olahraga dalam negeri, sehingga dapat membantu ekonomi kerakyatan,” ujarnya.

    Kemenpora pun sedang menggalakkan agar masyarakat Indonesia menggunakan alat-alat olahraga buatan dalam negeri.

    “Kegiatan lari ini bagian penting untuk membangkitkan perekonomian masyarakat karena jumlah pesertanya mencapai 5.000 orang, seperti pembuatan jersey lari dan sepatu yang menggunakan produk lokal,” katanya.

    Dengan peserta yang mencapai ribuan, perputaran uang yang tercipta mencapai miliaran.

  • Macet Horor dan Proyek ‘Ajaib’ di Jalan TB Simatupang – Page 3

    Macet Horor dan Proyek ‘Ajaib’ di Jalan TB Simatupang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Setiap kali akan melintas di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan (Jaksel), Indah (29) sudah tahu apa yang menunggunya. Deretan kendaraan yang bergerak pelan. Klakson yang bersahutan. Waktu yang terasa terbuang sia-sia.

    Dari arah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Indah memacu motornya menuju tempat kerja yang berada di Jalan TB Simatupang. Melewati lajur dalam kota di Jalan Raya Bogor hingga Lenteng Agung. 

    “Dari dulu sudah sering lewat TB Simatupang, dari zaman kuliah 2013. Kalau mau ke kampus atau sekarang kerja, jalurnya ya itu-itu saja,” kata Indah kepada Liputan6.com, Jumat (8/8/2025). 

    Adapun Jalan TB Simatupang membentang memutari sisi selatan kota, menghubungkan sejumlah kawasan penting seperti Pasar Minggu, Cilandak, Fatmawati, hingga Lenteng Agung, dan dikenal sebagai bagian dari ring road luar Jakarta.

    Kemacetan di TB Simatupang bukan cerita baru. Bagi Indah, jalan itu memang terkenal ‘horor’ di jam berangkat dan pulang kerja. Terlebih saat ini di kawasan itu ada proyek pemasangan pipa.

    “Naik motor saja bisa lama banget, apalagi naik angkot. Dulu belum ada galian pipa saja sudah macet. Sekarang ada galian, ya siap-siap bawa sabar lebih banyak. Kalau tidak, yang ada cuma emosi,” ucap dia. 

    Sejak proyek pemasangan pipa berjalan, waktu tempuh Indah yang seorang karyawan swasta ini bertambah drastis. “Biasanya 40 menit, sekarang sejam lebih banyak,” keluhnya. 

    Sayangnya, ia tak punya pilihan jalur lain yang harus ditempuh untuk pergi dan pulang kantor. “Mau enggak mau harus lewat situ. Ganggu banget, karena waktu terbuang banyak,” ucap Indah.

    Informasi soal proyek pun, menurut Indah sangat minim. Proyek galian di kawasan TB Simatupang juga disebut Indah tidak jelas alias ajaib. Tiba-tiba muncul dan bikin macet.

    “Dari dulu ada penggalian di sana enggak pernah jelas. Di angkot isinya orang-orang ngeluh, nanya ini galian apalagi,” kata Indah. 

    Meski pun ada petugas yang berjaga di lapangan, kemacetan di kawasan itu tetap saja semrawut. Bahkan ada pengendara yang disebut Indah terkadang nekat lawan arah.

  • 6 Agustus 1912: Probolinggo Stoomtram Maatschappij buka jalur Umbul

    6 Agustus 1912: Probolinggo Stoomtram Maatschappij buka jalur Umbul

    Sumber foto: https://short-link.me/19Yhe/elshinta.com.

    6 Agustus 1912: Probolinggo Stoomtram Maatschappij buka jalur Umbul – Sumber Kareng
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 06 Agustus 2025 – 06:19 WIB

    Elshinta.com – Probolinggo adalah kota pesisir yang terletak di sebelah timur Provinsi Jawa Timur.

    Daerahnya merupakan dataran rendah di tepi selat Madura.

    Meskipun kotanya merupakan dataran rendah, tetapi latar belakang kota tersebut merupakan pegunungan Tengger dan Gunung Bromo.

    Itulah sebabnya Probolinggo mempunyai daerah hinterland yang subur di mana dataran rendahnya ditanami tanaman tebu dan padi oleh warga setempat pada masa kolonialisme Belanda.

    Oleh sebab itu dalam jarak 6 kilometer saja sebelah selatan dari Probolinggo sudah terdapat 4 buah pabrik gula yakni Wonolangan, Wonoasih, Sumber Kareng dan Umbul.

    Probolinggo juga merupakan titik temu yang penting serta pelabuhan regional untuk produk pertanian daerah pedalaman seperti gula, tembakau dan kopi.

    Demi mempermudah pengangkutan hasil kebun, pemerintah kolonial menghadirkan transportasi trem uap yang dioperatori Probolinggo Stoomtram Maatschappij (PbSM) mulai tahun 1894.

    Namun tak hanya digunakan untuk angkutan barang, tetapi PbSM juga mengangkut penumpang dan itu bisa dilihat adanya foto-foto wagon penumpang trem.

    Pada saat itu, kehadiran trem dengan cepat mendapat sambutan baik dari masyarakat yang sebagian besar masih memanfaatkan transportasi tradisional, seperti kuda atau pedati.

    Di samping harga tarifnya yang cukup terjangkau, trem dianggap lebih cepat dibandingkan alat transportasi darat apapun saat itu.

    PbSM mengoperasikan trem uap di Kabupaten Probolinggo dari Stasiun Probolinggo sampai dengan Stasiun Paiton melalui Jalur kereta api Probolinggo – Paiton.

    Jalur Trem Probolinggo yang dulu membentang dari Sumber Kareng – trayek terakhir PbSM – hingga Paiton hanya sepanjang 43 km.

    Jalur pertama yang dibuka PbSM ialah Jati – Gending yang berjarak 10 kilometer dan beroperasi pada 21 April 1897.

    Masih pada yang sama, terdapat penambahan dua jalur yakni Gending – Jabung (1 Mei, 19 km) dan Probolinggo – Jati (22 Juni, 1 km).

    Setahun kemudian, trayek Jabung Paiton yang memiliki panjang jalur 5 km dibuka pada 22 Juni.

    Adapun jalur terakhir yang disediakan PSM ialah Probolinggo – Umbul – Sumber Kareng yang merupakan tempat-tempat berdirinya pabrik gula.

    Pembukaan jalur berjarak 3 km itu dilakukan pada 6 Agustus 1912.

    Perang Kemerdekaan menyebabkan lintas-lintas PbSM mangkrak dan sebagian di antaranya dicabut.

    Ada usaha untuk membangkitkan jalurnya lagi, tetapi tak juga terlaksana.

    Beberapa aset peninggalannya kemudian dipelihara pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) salah contohnya ialah lokomotif trem uap dengan seri C2501.

    Lokomotif buatan pabrik Hanomag, Hannover, Jerman, itu disimpan di Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 1987.

    Sumber : Elshinta.Com