Tempat Fasum: Sungai Citarum

  • 48.000 Hektare Lahan Kritis DAS Citarum Dikonversi untuk Ketahanan Pangan dan Listrik

    48.000 Hektare Lahan Kritis DAS Citarum Dikonversi untuk Ketahanan Pangan dan Listrik

    JABAR EKSPRES – Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan bahwa dari total 55.000 hektare lahan kritis di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, hanya sekitar 7.000 hektare yang telah berhasil direhabilitasi dan kembali menjadi hutan.

    Hingga saat ini, sekitar 48.000 hektare lahan kritis masih memerlukan perhatian serius untuk dikembalikan ke fungsi awalnya.

    “Kita tahu semua berperan, termasuk almarhum Pak Doni Munardo. Sekarang tinggal 48.000 hektare lagi yang harus kita kelola dengan serius. Kita perlu diskusi lebih lanjut dengan masyarakat untuk memastikan keberlanjutan usaha ini,” ujar Hanif saat ditemui setelah penanaman pohon di Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, pada Minggu (2/2/2025).

    DAS Citarum membentang sepanjang 297 kilometer dan melintasi beberapa kota/kabupaten seperti Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Bekasi hingga Jakarta.

    Daerah ini dihuni oleh sekitar 14,3 juta penduduk, menjadikan pengelolaan lahan kritis sangat penting untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat.

    Upaya untuk mengembalikan lahan kritis menjadi hutan salah satunya dilakukan dengan rutinitas penanaman pohon.

    Hanif menjelaskan, kualitas air sungai Citarum dapat meningkat seiring dengan perbaikan lahan-lahan yang terdegradasi.

    “Pengembalian lahan kritis menjadi hutan akan mengembalikan kualitas air sungai Citarum,” katanya.

    BACA JUGA: Dukung Asta Cita Ketahanan Pangan, Bupati Garut Resmikan Bantuan Cold Storage dari PLN UID Jabar Untuk Bumdes Motekar

    Ia menyebut, saat ini Kementerian Pekerjaan Umum juga telah membagi DAS Citarum menjadi enam segmen, dan pada segmen 3 terdapat tiga waduk besar yaitu Waduk Jatiluhur, Cirata, dan Saguling yang hingga kini memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat, terutama sektor pertanian.

    “DAS Citarum ini akan mampu menjaga air dan memperpanjang umur dari salah satu waduk, seperti waduk Jatiluhur yang memiliki luas 6.500 hektare,” tambah Hanif.

    Selain itu, kata dia, di segmen 3 DAS Citarum terdapat sekitar 210.000 keramba jaring apung yang digunakan masyarakat untuk memelihara ikan.

    Namun, pemberian pakan ikan pada keramba tersebut menyebabkan tumbuhnya gulma seperti eceng gondok dan kangkung air, yang dapat mengganggu kualitas air untuk sektor pertanian dan pembangkit listrik.

  • Bocah 10 Tahun Tenggelam di Perairan Waduk Saguling

    Bocah 10 Tahun Tenggelam di Perairan Waduk Saguling

    JABAR EKSPRES – Seorang anak di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dilaporkan tenggelam di perairan Waduk Saguling, Kampung Seketendo, Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, pada Jumat (31/1/2025).

    Bocah yang dilaporkan tenggelam itu diketahui bernama Ilham (10). Korban dilaporkan tenggelam di perairan Waduk Saguling sekira pukul 13.00 WIB.

    Berdasarkan laporan yang diterima Tim Rescue Kantor SAR Bandung, insiden itu bermula ketika korban bersama satu temannya menaiki sebuah perahu tongkang di perairan Waduk Saguling.

    BACA JUGA:Korban Tenggelam di Sungai Citarum Bandung Barat Ditemukan Tak Bernyawa

    Saat hendak pulang dari Kota Baru Parahyangan menuju Kampung Seketendo, Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, tongkang tersebut tak stabil hingga tenggelam.

    “Mereka dari Kota Baru Parahyangan menuju pulang ke Kampung Seketendo, ketika arah pulang, tongkang tenggelam. Temannya berhasil selamat sedangkan korban tenggelam dan hingga kini masih dalam pencarian,” ujar Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana melalui keterangan resminya.

    Menurutnya, teman korban sudah berusaha menolong Ilham tetapi upaya itu tidak membuahkan hasil. Akhirnya dia pun melaporkan kejadian tersebut ke warga setempat kemudian diteruskan ke pihak berwenang.

    BACA JUGA:Pria Tenggelam di Sungai Citarum saat Cari Rongsokan, Kantor SAR Bandung Terjunkan Tim Rescue

    “Kami menerima informasi itu dari BPBD Bandung Barat, Kantor SAR Bandung langsung menerjunkan satu tim rescue menuju lokasi kejadian,” katanya.

    Menurutnya, dalam proses pencarian korban, SAR Bandung menerjunkan lima peralatan diantaranya 1 unit Rescue Car, 1 set peralatan SAR air, 1 unit UAV drone, 1 set Aqua eyes dan Underwater Search Devices, 1 set peralatan komunikasi dan APD Personal.

    “Pencarian akan disesuaikan dengan situasi, tapi jika memungkinkan petugas akan melaksanakan pencarian dengan penyisiran dan jika tidak, pencarian akan dilanjutkan esok hari,” tandasnya. (Wit)

  • Api Mengamuk di Margaasih: Tiga Pabrik Luluh Lantak

    Api Mengamuk di Margaasih: Tiga Pabrik Luluh Lantak

    JABAR EKSPRES  – Kebakaran besar menghanguskan tiga pabrik di kawasan industri Sadang-Rahayu, Kampung Sadang, Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, pada Kamis sore, 30 Januari 2025.

    Menurut pantauan di lapangan, petugas pemadam kebakaran masih berjuang keras untuk memadamkan api yang terus membesar akibat tiupan angin kencang. Sejumlah mobil pemadam kebakaran telah dikerahkan untuk menangani kebakaran yang terjadi sekitar pukul 16.30 WIB.

    Sae Purnama, kepala gudang yang berada tidak jauh dari lokasi kebakaran, mengungkapkan bahwa ia pertama kali melihat asap yang muncul dari pabrik lem. Sebelumnya, ia tengah bermain drone di depan gudang.

    BACA JUGA: Debit Air Sungai Citarum Meluap, 2 Kecamatan di Kabupaten Bandung Terendam Banjir

    “Saat drone saya turun, saya lihat ada asap mengepul dari pabrik lem di ujung nomor 12 B,” ujar Sae Purnama, Kamis (30/1/2025).

    Ia menjelaskan bahwa api terus membesar akibat angin kencang dan merembet ke pabrik lain, termasuk pabrik mainan kecil dan pabrik garmen, sehingga membakar tiga pabrik di kawasan tersebut.

    “Awalnya dari pabrik lem, terus merembet ke pabrik mainan kecil dan garmen. Pabrik saya kebetulan ada di depan,” tambahnya.

    Meskipun belum ada kepastian mengenai korban, Sae Purnama menyebutkan bahwa beberapa karyawan mengalami kepanikan, bahkan ada yang pingsan karena terkejut dengan kebakaran yang terjadi.

    BACA JUGA: Adiknya Jadi Korban Pembacokan, Ami Warga Kabupaten Bandung Cerita Perawatannya Tak Tercover BPJS

    Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Bandung, M. Dani, menjelaskan bahwa tim pemadam kebakaran segera bertindak setelah menerima laporan dari warga dan pengusaha sekitar. Mereka tiba di lokasi dalam waktu kurang dari 10 menit.

    Namun, saat petugas sampai di lokasi, api sudah meluas, mengingat kebakaran melibatkan pabrik kain, benang, dan produksi lem.

    “Kami tiba di lokasi dan langsung melihat api yang sudah cukup besar, karena kebakaran melibatkan tiga pabrik,” kata Dani.

    Salah satu tantangan yang dihadapi petugas adalah sumber air yang jauh dari lokasi, yang berada di Sumbersari. “Kesulitan kami adalah jarak sumber air yang jauh. Kami harus ambil air dari Sumbersari. Mudah-mudahan api bisa segera dipadamkan agar tidak merembet ke pabrik-pabrik lain yang berdekatan,” jelas Dani.

  • 2 Kecamatan di Kabupaten Bandung Terendam Banjir, Ini Sebabnya

    2 Kecamatan di Kabupaten Bandung Terendam Banjir, Ini Sebabnya

    JABAR EKSPRES – Dua Kecamatan di Kabupaten Bandung masih terendam banjir hingga Senin (27/1) akibat meluapnya debit air Sungai Citarum.

    Dua Kecamatan tersebut yakni Kecamatan Dayeuhkolot dan Bojongsoang yang sejak Jumat (25/1) dilanda hujan dengan intensitas tinggi yang kerap terjadi sejak sore.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama mengatakan jika banjir masih merendam dua kecamatan tersebut dengan ketinggian air bervariatif.

    BACA JUGA:Hujan Deras Guyur Kota Bandung, Jalan Dr. Djunjunan Pasteur Terendam Banjir

    “Iya wilayah Dayeuhkolot dan Bojongsoang masih terendam dengan ketinggian bervariatif, dari 10 cm sampai dengan 80 cm. Namun untuk Jalan araya Dayeuhkolot bisa dilintasi kendaraan,” ujarnya saat dikonfirmasi.

    Uka menjelaskan banjir ini disebabkan oleh intensitas hujan yang besar sehingga membuat debit air sungai Citarum meluap ke pemukiman warga.

    Menurutnya ada tiga desa yang paling terdampak di dua Kecamatan tersebut yakni Desa Citeureup dan Dayeuhkolot di Kecamatan Dayeuhkolot dan Kampung Cijagra yang ada di Kecamatan Bojongsoang.

    BACA JUGA:Pasteur Dikepung Banjir! Lalu Lintas Macet Parah

    Adapun jumlah jiwa yang terdampak di tiga desa tersebut mencapai ribuan orang.

    “Yang terdampak di Dayeuhkolot ada sekitar 7.298 jiwa. Kalau yang di Bojongsoang sekitar 1000an mah adalah,” jelasnya.

    Namun untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya pun sudah menyiapkan dua tempat pengungsian di dua kecamatan tersebut untuk warga yang terdampak.

    Mengingat curah hujan yang masih akan terjadi, Uka juga menghimbau warga agar tetap wqspada khususnya bagi warga yang berada di dataran rendah.

    “Apabila terjadi hujan, agar waspada. Karena beberapa wilayah sungai-sungai ini bermuaranya dan tetep di wilayah itu. Jadi bagi warga yang tinggal di pinggiran sungai agar waspada. Termasuk warga yang ada di dataran tinggi, karena dikhawatirkan longsor,” pungkasnya.

  • 5 Destinasi Wisata di Indonesia Ini Lahir dari Cerita Legenda

    5 Destinasi Wisata di Indonesia Ini Lahir dari Cerita Legenda

    3. Gunung Tangkuban Perahu

    Gunung Tangkuban Perahu berada di antara Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Konon, terciptanya gunung ini berkaitan dengan cerita legenda cinta terlarang antara anak dan ibu kandungnya.

    Sebuah cerita legenda mengisahkan Sangkuriang dan Dayang Sumbi. Dayang Sumbi mengajukan syarat meminta dibuatkan perahu dan membendung sungai Citarum dalam satu malam untuk Sangkuriang yang ingin menikahinya.

    Mirip seperti kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang, syarat yang diajukan Dayang Sumbi semata-mata demi menggagalkan keinginan Sangkuriang. Namun, Sangkuriang meminta bantuan pada kekuatan gaib demi mewujudkan syarat tersebut.

    Karena hampir berhasil, Dayang Sumbi kemudian menggagalkannya dengan meminta bantuan penduduk. Ia dan penduduk membuat suasana seakan-akan sudah pagi dengan memaksa ayam berkokok dan menebarkan boeh rarang (kain putih hasil tenunan).

    Merasa dicurangi, Sangkuriang pun menendang perahu tersebut hingga terbalik. Perahu itu kemudian membentuk Gunung Tangkuban Perahu.

    Saat ini, Gunung Tangkuban Perahu menjadi salah satu gunung berapi aktif yang memiliki kawah vulkanik. Gunung ini memiliki ketinggian 2.084 mdpl.

    4. Pantai Air Manis

    Pantai Air Manis di Sumatra Barat berkaitan dengan cerita legenda populer Malin Kundang. Cerita ini mengandung makna bahwa seorang anak hendaknya selalu berbakti kepada orang tua.

    Dikisahkan, Malin Kundang yang telah sukses berkunjung ke kampung halamannya. Namun saat sang ibu memanggilnya, ia pura-pura tidak mengenali dan menolak kehadiran wanita tersebut.

    Merasa sedih dan sakit hati, sang ibu pun mengutuk malin kundang menjadi batu. Alhasil, terciptalah batu yang menyerupai orang sedang bersujud di Pantai Air manis, Padang Selatan, Sumatra Barat.

    5. Pulau Komodo

    Pulau Komodo merupakan salah satu situs warisan dunia yang diakui UNESCO pada 1991. Ternyata, destinasi wisata ini juga dipercaya lahir dari cerita legenda.

    Konon, komodo sebenarnya merupakan salah satu anak kembar dari seorang putri yang dijuluki sebagai Putri Naga dan suaminya Moja. Karena malu memiliki anak berwujud kadal (Ora), ia pun mengasingkan anak tersebut ke dalam hutan.

    Suatu hari, saudara kembar Ora bernama Gerong yang berwujud manusia hendak membunuhnya dengan menggunakan tombak saat berburu ke hutan. Ketika hendak menombak, ibu mereka datang dan memberitahu kejadian yang sebenarnya. Sejak saat itu, komodo dan manusia hidup berdampingan.

    Penulis: Resla

  • Pemerintah Fokus Atasi Sampah Plastik di Sungai Pulau Jawa dan Bali  

    Pemerintah Fokus Atasi Sampah Plastik di Sungai Pulau Jawa dan Bali  

    BADUNG – Pemerintah terus meningkatkan upaya untuk menangani masalah sampah plastik yang mencemari lautan, terutama yang berasal dari empat sungai di Pulau Jawa dan dua sungai di Bali. Sampah-sampah ini akhirnya bermuara di laut dan mencemari sejumlah pantai di Pulau Dewata.  

    Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan bahwa Sungai Ciliwung menjadi salah satu penyumbang terbesar, dengan kontribusi sekitar 20-30 persen dari total sampah plastik yang masuk ke laut.  

    “Sungai Ciliwung menjadi penyumbang utama karena melintasi wilayah perkotaan padat penduduk, termasuk Jawa Barat dan Jakarta. Selain Ciliwung, ada tiga sungai besar lainnya di Jawa yang turut berkontribusi, yaitu Sungai Citarum, Sungai Bengawan Solo, dan Sungai Brantas,” jelas Hanif Faisol saat menghadiri kegiatan bersih-bersih sampah laut di Pantai Kedonganan, Kabupaten Badung, Bali, pada Minggu 19 Januari.  

    Di Bali, masalah serupa ditemukan di dua sungai utama, yakni Tukad Badung dan Tukad Mati, yang masing-masing memiliki panjang sekitar 20 dan 22 kilometer. Sampah plastik dari kedua sungai ini kerap mencemari pantai-pantai wisata di Bali.  

    Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah telah merancang pemasangan jaring penangkap sampah di sejumlah sungai. Jaring ini akan menahan sampah agar tidak sampai ke laut, sehingga memudahkan pengelolaan dan pembersihan.

    Program ini melibatkan kerja sama dengan Badan PBB untuk Program Pembangunan (UNDP) serta didukung oleh negara-negara seperti Norwegia dan Uni Emirat Arab (UEA).  

    “Pemerintah UEA telah memberikan bantuan berupa alat penangkap sampah (trash boom) yang akan dipasang di 14 lokasi sungai di Bali,” tambah Hanif.  

    Hanif juga menegaskan bahwa pemerintah menargetkan penyelesaian masalah sampah di Tukad Badung dan Tukad Mati tahun ini. “Kami memiliki sumber daya manusia, tim, dan dana yang cukup. Tidak boleh ada lagi sampah yang mencemari kedua sungai ini,” tegasnya.  

    Kegiatan bersih-bersih sampah laut ini merupakan bagian dari kampanye berkelanjutan yang dilakukan pemerintah. Sebelumnya, kegiatan serupa telah digelar di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, pada Sabtu 4 Januari.

    Hingga saat ini, sampah plastik masih banyak ditemukan di sejumlah pantai wisata populer, seperti Jimbaran, Kelan, dan Kedonganan, yang menjadi perhatian utama pemerintah untuk segera ditangani.  

  • Pemerintah Bersihkan Sampah Plastik di 6 Sungai Jawa-Bali

    Pemerintah Bersihkan Sampah Plastik di 6 Sungai Jawa-Bali

    Bali, Beritasatu.com – Pemerintah saat ini tengah fokus menangani masalah sampah plastik yang berasal dari empat sungai di Pulau Jawa dan dua sungai di Bali, yang akhirnya bermuara ke laut dan mencemari sejumlah pantai di Pulau Dewata.

    Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyatakan Sungai Ciliwung menyumbang sekitar 20-30% dari total sampah yang masuk ke laut.

    “Sungai Ciliwung menjadi penyumbang utama karena melintasi wilayah perkotaan padat penduduk, termasuk Provinsi Jawa Barat dan Jakarta. Selain Ciliwung, ada pula tiga sungai besar lainnya di Jawa yang menjadi kontributor, yaitu Sungai Citarum, Sungai Bengawan Solo, dan Sungai Brantas,” tutur Hanif Faisol saat menghadiri kegiatan bersih-bersih sampah laut di Pantai Kedonganan, Kabupaten Badung, Bali, pada Minggu (19/1/2025).

    Di Bali, aliran sampah plastik berasal dari dua sungai utama, yakni Tukad Badung dan Tukad Mati. “Kedua sungai ini memiliki panjang sekitar 20 dan 22 kilometer,” jelasnya.

    Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah merencanakan pemasangan jaring penangkap sampah di sejumlah sungai. Sampah yang terperangkap di jaring tersebut akan diambil agar tidak sampai ke laut. Program ini melibatkan kerja sama dengan Badan PBB untuk Program Pembangunan (UNDP) serta didukung oleh negara seperti Norwegia dan Uni Emirat Arab (UEA).

    “Pemerintah UEA telah memberikan bantuan berupa alat penangkap sampah (trash boom), yang akan dipasang di 14 lokasi sungai di Bali,” tambahnya.

    Hanif menegaskan bahwa tahun ini, permasalahan sampah di Tukad Badung dan Tukad Mati harus diselesaikan. “Kami memiliki sumber daya manusia, tim, dan dana yang memadai, sehingga tidak boleh ada lagi sampah atau pencemaran di kedua sungai ini,” ujarnya.

    Kegiatan bersih-bersih sampah laut ini kembali digelar oleh para menteri Kabinet Merah Putih setelah sebelumnya diadakan pada Sabtu (4/1/2025) di Pantai Kuta, Kabupaten Badung. Sampah plastik hingga saat ini masih banyak ditemukan di sejumlah pantai wisata, seperti Jimbaran, Kelan, dan Kedonganan.

  • Limbah Medis Berceceran di Jembatan Penghubung Karawang-Bekasi, Ada Suntikan hingga Obat – Halaman all

    Limbah Medis Berceceran di Jembatan Penghubung Karawang-Bekasi, Ada Suntikan hingga Obat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Limbah medis berceceran di jembatan wilayah Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada Selasa (7/1/2025).

    Sampah medis berceceran seperti suntikan, bekas obat dan limbah medis lainnya di besi jembatan penghubung antara Karawang dan Kabupaten Bekasi tersebut.

    Diduga limbah tersebut dibuang ke Sungai Citarum, tetapi sisanya tersangkut.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang Iwan Ridwan mengatakan, pihaknya telah melakukan verifikasi lapangan ke lokasi.

    Dalam hasil verifikasi, Limbah medis ditemukan berceceran di atas palang besi jembatan. 

    Pihaknya menduga limbah tersebut dibuang oleh oknum pengelola fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

    “Menurut keterangan salah satu pedagang yang kami wawancarai, keberadaan jembatan tersebut sering digunakan oleh warga yang melintas menggunakan kendaraan sebagai tempat membuang sampah ke sungai Citarum. Sampah yang akan dibuang ke sungai sebagian tersangkut di palang besi,” kata Iwan saat dihubungi dikutip dari TribunJabar, Rabu (8/1/2025).

    Menurutnya, berdasarkan pemantauan lapangan, terdapat 5 fasyankes yang berada di desa terdekat dengan jembatan yaitu Desa Sumbersari Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi.

    Kemudian, kata Iwan, dari kesepakatan seluruh instansi yang ikut verifikasi lapangan, limbah medis tersebut harus dievakuasi. 

    “Mengingat medan yang sulit, dengan dibantu oleh beberapa personil BPBD Kabupaten Karawang, limbah medis dapat diangkat dan diangkut menggunakan kendaraan Polsek Rengasdengklok utk disimpan di TPS limbah medis Puskesmas Rengasdengklok, yang selanjutnya akan diserahkan ke pengolah limbah b3 berizin,” kata dia.

    ia mengungkapkan, pihaknya masih belum mengetahui terkait pelaku pembuang limbah medis yang belum diketahui. 

    “Jadi kita perlu koordinasi lebih lanjut, baik antara aparat penegak hukum maupun Pemerintah Kabupaten Karawang dan Bekasi,” kata dia. (Cikwan Suwandi/TribunJabar)

     

  • Kisah Pilu di Dekat Kediaman Presiden Prabowo, Keluarga Ayat Subandi Terabaikan oleh Pemerintah

    Kisah Pilu di Dekat Kediaman Presiden Prabowo, Keluarga Ayat Subandi Terabaikan oleh Pemerintah

    JABAR EKSPRES – Kisah pilu yang terjadi di Desa Leuwinutug, Kabupaten Bogor menggambarkan ketidakpedulian pemerintah setempat kepada warganya.

    Hanya beberapa kilometer dari tempat tinggal Presiden Prabowo Subianto, Kehidupan keluarga Ayat Subandi dan putranya Enda Subundi (15) sangat memprihatinkan.

    Padahal, Desa Leuwinutug yang dipimpin oleh orang-orang yang dekat dengan partai Gerindra itu, seakan tak tau ada warganya yang membutuhkan uluran tangan mereka.

    Enda Subandi, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, telah menghadapi tantangan berat sejak usianya masih sangat muda.

    Ketika itu, Enda berusia empat bulan, tubuhnya mulai menunjukkan tanda-tanda ketidaknormalan.

    BACA JUGA: Pria Tenggelam di Sungai Citarum saat Cari Rongsokan, Kantor SAR Bandung Terjunkan Tim Rescue

    “Awalnya sih normal, cuma pas usia 3–4 bulan, anak saya mengalami panas tinggi dan kejang,”ujar Ayat Subandi saat ditemui di kediamnya, Selasa (7/1).

    “Kami bawa ke rumah sakit di Cikaret selama 10 hari, tapi setelah itu kami terpaksa ke tukang urut di Tasikmalaya,” cerita Ayat Subandi, dengan suara yang sedikit terseok-seok, menahan kesedihan yang mendalam.

    Meski berulang kali mengupayakan pengobatan, dari rumah sakit hingga pengobatan alternatif, kondisi Enda tetap tidak membaik.

    Dengan tatapan yang penuh keputusasaan. Di tengah penderitaan yang mereka hadapi, Ayat tidak bisa melupakan bantuan yang pernah ia terima.

    Sejak 2021, mereka mendapatkan bantuan berupa sembako dan kursi roda dari pemerintah. Namun, bantuan tersebut sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan Enda yang kini tumbuh lebih besar.

    BACA JUGA: Bocoran Tanggal Rilis Samsung Galaxy S25, Cek Harga dan Spesifikasi di Sini

    “Dulu dapat kursi roda dan sembako, tapi sekarang sudah nggak kepake. Kursinya sudah kecil, harus ganti yang lebih besar,” ucapnya.

    Meski merasa dihargai dengan adanya bantuan tersebut, Ayat Subandi merasa kebijakan pemerintah tidak cukup untuk mengatasi kebutuhan keluarga mereka.

    “Kami sudah sering didata sebagai penerima bantuan, tapi sampai sekarang tidak ada lagi yang datang,” katanya.

    Meskipun begitu, ia menegaskan bahwa mereka tidak mengharapkan banyak bantuan, tetapi jika memang ada yang ingin membantu, mereka akan menerimanya dengan tangan terbuka.

  • Pria Tenggelam di Sungai Citarum saat Cari Rongsokan, Kantor SAR Bandung Terjunkan Tim Rescue

    Pria Tenggelam di Sungai Citarum saat Cari Rongsokan, Kantor SAR Bandung Terjunkan Tim Rescue

    JABAR EKSPRES – Nasib nahas dialami oleh seorang pria di wilayah Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Provinsi Jabar yang dilaporkan tenggelam di Sungai Citarum pada Selasa, 7 Januari 2025.

    Ketika dikonfirmasi, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung, Mochamad Adip membenarkan, adanya peristiwa nahas tersebut.

    “Seorang pria atas nama Iwan Suhendar (28), dilaporkan terjatuh dan tenggelam pada pukul 7.00 (WIB) pagi tadi ke Sungai Citarum,” katanya kepada Jabar Ekspres, Selasa (7/1).

    Adip menerangkan, pihaknya mengkonfirmasi bahwa kondisi Sungai Citarum lokasi korban terjatuh itu, kedalamannya sekira 3 meter.

    Menurut laporan yang diterima Basarnas Kantor SAR Bandung, korban terjatuh ketika sedang mencari barang bekas alias rongsokan di Sungai Citarum.

    BACA JUGA: Bripka Anditya Meninggal Usai Tolong Korban Tenggelam di Pantai Pangandaran

    Melalui informasi yang dihimpun, korban memiliki penyakit epilepsi atau ayan, diketahui penyakit Iwan kambuh ketika sedang berada di atas perahu tongkang, lalu korban terjatuh hingga kini masih belum ditemukan.

    “Kantor SAR Bandung memberangkatkan satu tim rescue untuk melaksanakan pencarian terhadap korban,” terangnya.

    Adip menjelaskan, pemberangkatan tim rescue dilakukan, setelah Basarnas Kantor SAR Bandung menerima laporan kemudian melaksanakan koordinasi dan validasi informasi ke pihak Polsek Cililin.

    “Saat ini Tim SAR Gabungan masih melakukan pencarian dengan penyisiran menggunakan satu unit LCR dan juga pemantauan udara menggunakan drone UV Thermal,” pungkasnya. (Bas)