Tempat Fasum: Stasiun Bogor

  • Diusir Istri dan Anak Tiri, Kakek Jalan Kaki 500 Km ke Kampung Halaman, Pernikahan 13 Tahun Sia-sia

    Diusir Istri dan Anak Tiri, Kakek Jalan Kaki 500 Km ke Kampung Halaman, Pernikahan 13 Tahun Sia-sia

    TRIBUNJATIM.COM – Viral sosok kakek jalan kaki 500 km ke kampung halamannya.

    Itu semua terjadi setelah si kakek diusir istri dan anak tirinya.

    Kakek itu diketahui bernama Tuan Phon.

    Pria bersama 62 tahun itu menceritakan kronologi kejadian yang dialaminya.

    Melansir dari Eva.vn via TribunnewsMaker, ia mengaku tinggal bersama istrinya selama lebih dari 13 tahun di Distrik Satuek, Provinsi Buriram, Thailand. 

    Namun, segalanya berubah ketika anak tiri istrinya pindah dari ibu kota Bangkok untuk tinggal bersama pada pertengahan Desember 2024.

    Beberapa minggu kemudian, istri dan anak tirinya mengusirnya dari rumah.

    Karena patah hati, Tuan Phon meninggalkan rumah pada tanggal 28 Desember tanpa membawa harta benda atau uang.

    Dia mengembara tanpa tujuan dari satu tempat ke tempat lain, tinggal sementara di kantor polisi dan meminta makanan dari kuil.

    Beruntungnya, seorang petani tebu memberinya tumpangan ke distrik Chai Wan, provinsi Udon Thani.

    Dia kemudian dibawa ke rumah sakit dengan kaki bengkak parah.

    Dokter membalut lukanya dan melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

    Pak Phon mengatakan dia berjalan kaki dari rumahnya di distrik Satuek, provinsi Buriram dan sedang dalam perjalanan ke kampung halamannya di distrik Phon Phisai, provinsi Nong Khai, sekitar 500 km dari rumah.

    Dia dulu bekerja sebagai tukang las dan menghabiskan semua uang yang diperolehnya untuk istrinya.

    Namun, semua usahanya menjadi sia-sia ketika putranya sendiri muncul.

    Saat mengenang masa-masa ia tinggal bersama istrinya, Pak Phon tak bisa menyembunyikan emosinya.

     “Lebih dari 13 tahun tidak berarti apa-apa baginya.” ungkapnya.

    “Cinta sudah berakhir,” tegasnya.

    Setelah kembali ke rumah, Tuan Phon ingin menjadi biksu, menemukan kedamaian dan menyingkirkan kehidupannya yang menyakitkan.

    Di Indonesia, nasub kakek penjual pisang namun dagangannya tak kunjung laku juga viral di media sosial.

    Kakek itu bernama Mbah Imang alias Abah Imang.

    Untuk berjualan, Abah Imang harus menempuh perjalanan jauh berjalan kaki.

    Perjalanan itu dimulai dari Ciawi menuju ke Stasiun Bogor.

    Ia menjajakan dagangannya keliling Bogor.

    Saat berjuang mencari nafkah, Abah Imang sering menahan lapar.

    Kisah pilu penjual buah asal Bogor bernama Abah Imang pun mengetuk pintu hati donatur PING.

    Walhasil para donatur sepakat untuk memberi bantuan ke Abah Imang.

    Saat donatur datang ke rumah Abah Imang di Kampung Sukamanah, Kelurahan Bitung Sari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, kakek itu tengah merasakan sakit.

    Melihat hal itu, donatur langsung membawa Abah Imang ke klinik kesehatan.

    “Ketika kami datang, Abah Imang sedang merasakan sakit di tubuhnya namun beliau dan istri tak menyangka hari itu akan menerima rejeki yang menurut mereka besar,” tulis akun medsos partnersingoodness, Jumat (13/12/2024).

    “Abah Imang juga bisa memeriksakan kondisi tubuh beliau yang selama ini sering kali menahan rasa sakit,” sambungnya.

    Lebih lanjut, kebahagiaan Abah Imang semakin bertambah ketika tim donatur membawakan kalung emas yang disediakan untuk istri kakek penjual buah tersebut.

    “Seuntai kalung emas juga menjadi hadiah terindah bagi istri Abah Imang. Belum pernah sebelumnya Istri beliau memakai emas di lehernya. Bahagia dan haru langsung terasa manakala istri Abah Imang berterimakasih dan memanjatkan doa,” ungkapnya.

    Tak hanya itu, Abah Imang juga diberi bantuan uang tunai senilai Rp 8 juta.

    “Alhamdulillah senang. Ini rezeki,” ungkap Abah Imang.

    “Alhamdulillah, mudah-mudahan dimudahkan segala urusan, dipanjangkan umur, disehatkan rezekinya dilancarkan,” sambungnya.

    Abah Imang tetap semangat mencari nafkah demi bisa tetap bertahan hidup.

    Setiap harinya, ia harus berjalan berkilo-kilo meter sambil memikul dua keranjang berisi pisang.

    Pilunya ia kuat berjalan tanpa alas kaki, sembari berjualan.

    Kakek penjual pisang itu diketahui sedang keliling berjalan kaki dikawasan Jalan Merdeka, Kota Bogor.

    “Dari kejauhan abah keliatan bingung karena hari sudah sore tapi pisang jualannya masih dua keranjang penuh,” tulis narasi dalam video tersebut.

    Saat ditemui, ternyata buah pisang yang dibawa Abah Imang masih utuh belum ada yang membelinya sejak pagi hingga sore.

    “Karena tak kunjung ada yang beli abah mencoba keliling lagi tanpa menggunakan alas kaki,” kata dia.

    Ia pun kemudian sempat sedikit berbincang dan membeli buah pisang yang dijual Abah Iman.

    “Abah tak berhenti berdoa karena kami mebeli dagangannya,” sambungnya.

    Semangat kakek penjual pisang ini nampak tak pernah luntur.

    Peci hitam yang warnanya sudah mulai pudah, menjadi pelindung kepala Abah Iman dari terik panas dan hujan.

    Dari wajahnya nampak tergambar jika ia merupakan sosok yang tegar dalam menjalani kehidupan.

    Panasnya aspal jalanan, batu krikil hingga tajamnya duri, bukan menjadi penghalan Abah Iman dalam mencari nafkat dengan kerangjang pisangnya.

    Telapak kakinya seolah sudah tak lagi rasa sakit demi saat berjuang mencari nafkah untuk keluarganya di rumah.

    Ia pun kembali melanjutkan memikul keranjang pisangnya untuk berkeliling dengan harapan pulang membawa uang hasil jualannya.

    “Diwaktu sudah sore hari abah masih harus berjalan kaki mencari rezeki tanpa alas kaki,” kata dia.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Jawab Keluhan Penumpang, KAI Bahas Pemasangan Kanopi di Peron Stasiun Bogor

    Jawab Keluhan Penumpang, KAI Bahas Pemasangan Kanopi di Peron Stasiun Bogor

    Bogor

    PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan membahas opsi memasang kanopi tambahan di peron Stasiun Bogor. Hal itu untuk merespon keluhan penumpang kereta api dan KRL Commuter Line yang kerap kehujanan saat menunggu atau turun dari kereta saat cuaca hujan.

    Humas PT KAI Daop 1 Ixfan Hendri Wintoko mengatakan pihaknya akan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengatasi keluhan itu. Pembahasan bakal dilakukan sebab Stasiun Bogor masuk dalam kategori cagar budaya sehingga ada punya aturan khusus.

    “Kita akan dikomunikasikan dengan BTP (Balai Teknik Perkeretaapian) dan KCI untuk program pengembangan kedepan, mengingat Stasiun Bogor merupakan stasiun kategori cagar budaya,” kata Ixfan saat dihubungi detikcom, Sabtu (11/1/2025).

    Ixfan menjelaskan, pihak-pihak yang berdiskusi nantinya akan ada KAI Daop 1 selaku operator perjalanan kereta api, KCI selaku pelayanan penumpang KRL dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) selaku regulator.

    Di sisi lain, ada pertimbangan khusus yang kini menjadi alasan KAI belum memasang kanopi. Misalnya, pemasangan tiang untuk kanopi akan mempersempit lebar peron.

    “Jadi pertimbangannya saat ini karena lebar peron kurang lebih 2 meter. Jika dipasang pilar kanopi akan mengurangi lebar peron, dan jika volume penumpang cukup padat sangat membahayakan jika ada penumpang sedang berjalan melampaui garis pengaman warna kuning, bisa tertemper jika ada pergerakan KA,” ungkap dia.

    “Aktivitas rutin pelayanan penumpang di stasiun Bogor dalam kondisi normal KRL masuk ke semua jalur dari jalur 2 sampai 8. Jika kondisi hujan diusahakan masuk jalur yang ada kanopinya,” jelasnya.

    Keluhan Penumpang

    Seorang penumpang bernama Ade (30) mengatakan akhir-akhir ini hujan kerap turun di Bogor dan membuatnya kerepotan jika hendak berangkat atau pulang kerja. Pasalnya dia harus menunggu kereta sambil hujan-hujanan.

    Ade melanjutkan, dia harus sedia sendal dan payung hanya untuk menunggu kereta saat hujan turun. Terlebih, dia mengatakan Stasiun Bogor mempunyai banyak penumpang di hari kerja atau hari libur.

    “Di sini kan banyak ya penumpangnya. Saya bisa aja nunggu di deket musala atau deket pintu masuk itu, tapi ntar kalau ketinggalan atau susah kebagian tempatnya ya gimana juga gitu. Jadi saya tunggu aja pake payung gitu, pas mau naik saya tutup, pulang kerja gitu juga,” kata dia.

    Ade berharap PT KAI bisa menambah fasilitas di Stasiun Bogor. Dia ingin setiap peron bisa tertutupi kanopi agar tak kerepotan jika hujan atau panas.

    “Pengennya ada kanopi lah. Peron-peron itu juga yang di sana kan belum ketutup ya. Biar teduh gitu,” ucapnya.

    (aik/aik)

  • Rabu Sore, Ribuan Penumpang KRL Penuhi Stasiun Kereta Bogor – Halaman all

    Rabu Sore, Ribuan Penumpang KRL Penuhi Stasiun Kereta Bogor – Halaman all

    Ribuan penumpang KRL Commuter Line penuhi Stasiun Bogor,  Rabu sore (1/1/2025).

    Tayang: Rabu, 1 Januari 2025 18:45 WIB

    Tribun Bogor/R Hidayat

    Ribuan penumpang KRL Commuter Line penuhi Stasiun Bogor,  Rabu sore (1/1/2025). 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ribuan penumpang KRL Commuter Line penuhi Stasiun Bogor,  Rabu sore (1/1/2025).

    Kepadatan terlihat dari antrean di peron stasiun yang dekat dengan Alun-Alun Kota Bogor ini.

    Hingga pukul 17.30 WIB, peron pun penuh oleh penumpang yang turun di Stasiun Bogor maupun yang naik dan akan menuju arah Jakarta dan sekitarnya.

    Bahkan, pintu masuk Stasiun di Alun-Alun Kota Bogor pun penuh oleh penumpang.

    Menurut Kepala Stasiun Bogor Endarno, saat ini tercatat ada 61.674 penumpang yang tercatat.

    “Data terakhir itu ada 61.674. Angka ini penumpang turun di Stasiun Bogor maupun naik di Stasiun Bogor,” kata Endarno saat dihubungi TribunnewsBogor.com.

    Untuk yang naik di Stasiun Bogor saat ini tercatat sebanyak 36.109 sedangkan yang turun di Stasiu  Bogor yakni sebanyak 25.565 penumpang.

    Endarno melanjutkan, jumlah ini sedikit lebih kecil dibandingkan hari kemarin atau hari terakhir di 2024.

    “Ada kebaikan dibanding hari kemarin di jam yang sama,” ujarnya.

    Meski begitu, semua perjalanan kereta di Stasiun Bogor tidak ada yang mengalami gangguan.

    “Untuk perjalanannya lancar tidak ada gangguan,” tandasnya.

    Sumber: Tribun Bogor

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Cara ke Alun-Alun Kota Bogor Naik KRL, Yuk Dicatat!

    Cara ke Alun-Alun Kota Bogor Naik KRL, Yuk Dicatat!

    loading…

    Alun-Alun Kota Bogor. Foto/Dzikry Subhanie

    JAKARTA – Cara ke Alun-Alun Kota Bogor naik KRL Commuter Line akan diulas di artikel ini. Yuk disimak artikelnya agar kamu bisa dengan mudah ke alun-alun yang ramai dikunjungi tersebut.

    Diketahui, Alun-Alun Kota Bogor merupakan taman kota yang terletak di pusat Kota Bogor, Jawa Barat. Alun-Alun Kota Bogor diresmikan Pemerintah Kota Bogor pada Jumat, 17 Desember 2021. Peresmian alun-alun dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto .

    Seiring waktu, Alun-Alun Kota Bogor menjadi tempat yang ramai dikunjungi warga Kota Bogor maupun warga Jakarta. Lokasi alun-alun yang ada di pusat kota dan dekat dengan stasiun membuat tempat ini selalu ramai, apalagi saat akhir pekan.

    Cara ke Alun-Alun Kota Bogor Naik KRL
    Bagi warga Jakarta yang ingin liburan di Alun-Alun Kota Bogor, naik KRL menjadi pilihan paling tepat dan murah. Hal ini karena letak alun-alun yang menjadi tempat berbagai aktivitas sosial, budaya, dan rekreasi itu sangat dekat dekat Stasiun Bogor .
    Foto/Dzikry Subhanie

    Jika kamu ingin ke Alun-Alun Kota Bogor naik KRL, begini caranya:

    1. Naik KRL Tujuan Stasiun Bogor

    Kamu bisa naik KRL tujuan Bogor dari Stasiun Jakarta Kota ataupun Stasiun Manggarai. Selain itu, kamu juga bisa naik dari stasiun-stasiun lainnya seperti Stasiun Tebet, Stasiun Cawang, Stasiun Pasar Minggu, dan stasiun lainnya yang dilintasi KRL Jurusan Jakarta Kota-Bogor.

    2. Turun di Stasiun Bogor

    Foto/Dzikry Subhanie

    Alun-Alun Kota Bogor terletak di samping Stasiun Bogor. Jadi, jika naik KRL dari Jakarta Kota maupun stasiun lainnya yang dilewati oleh KRL Jurusan Jakarta Kota-Bogor, kamu turun di stasiun akhir yakni Stasiun Bogor.

  • Reuni 212, KRL Commuter Line Jabodetabek Bakal Semakin Padat – Page 3

    Reuni 212, KRL Commuter Line Jabodetabek Bakal Semakin Padat – Page 3

    Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mencatat lonjakan penumpang KRL Commuter Line Jabodetabek pada Minggu, 20 Oktober 2024. Bertepatan dengan pemberlakuan tarif khusus Rp 1, saat adanya pesta rakyat di hari pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

    “Sepanjang Minggu 20 Oktober kemarin total pengguna KRL Commuter Line in and out, atau yang naik dan turun di seluruh stasiun Jabodetabek sebanyak 1.504.362 orang,” jelas Vice President Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, Senin (21/10/2024).

    Joni mengatakan, stasiun di dekat pusat keramaian Pesta Rakyat pun tanpa kendala. Terpantau volume pengguna di stasiun-stasiun sekitar pusat panggung pesta rakyat, semisal Stasiun Sudirman sebanyak 50.271 orang.

    “Sedangkan yang turun di stasiun tersebut sebanyak 53.630 orang. Sementara itu, di Stasiun BNI City juga tercatat sebanyak 7.494 orang yang naik dan sebanyak 5.369 orang yang turun di Stasiun BNI City,” terangnya.

    Di sisi lain, volume pengguna yang naik di stasiun keberangkatan awal seperti Stasiun Bogor, tercatat sebanyak 51.021 orang. Lalu, Stasiun Citayam 23.490 orang, Stasiun Bekasi 22.208 orang, Stasiun Rangkasbitung 17.336 orang, dan Stasiun Tangerang sebanyak 14.020 orang

    Sementara untuk stasiun transit, volume transit di Stasiun Manggarai pada 20 oktober kemarin berada di angka 149.776 orang. Disusul Stasiun Tanah Abang sebanyak 101.800 orang, Stasiun Duri 58.516 orang, dan Stasiun Kampung Bandan sebanyak 25.340 orang.

    Khusus akhir pekan ada 20 Oktober kemarin, KAI Commuter mengoperasikan sebanyak 1.081 perjalanan KRL Jabodetabek di seluruh lintas. Dengan jumlah perjalanan tersebut, bisa mengantisipasi kepadatan saat menunggu perjalanan dan memberikan alternatif waktu keberangkatan.

    “Dengan pengoperasian 1.081 perjalanan atau pemberlakukan pola operasional seperti hari kerja, diharapkan pengguna bisa leluasa menyesuaikan jadwal perjalanannya,” imbuh Joni.

     

     

  • Cara ke Stasiun Halim Naik KRL, LRT Jabodebek dan Transjakarta

    Cara ke Stasiun Halim Naik KRL, LRT Jabodebek dan Transjakarta

    Jakarta

    Hadirnya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh membuat perjalanan dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya jadi lebih singkat. Diketahui, Kereta Cepat Whoosh memiliki tiga stasiun pemberhentian, yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Stasiun Padalarang (Kota Bandung), dan Stasiun Tegalluar (Kabupaten Bandung).

    Untuk menuju Stasiun Halim, bisa menggunakan KRL Commuter Line, LRT Jabodebek hingga Transjakarta. Bagaimana caranya? Simak informasi di bawah ini.

    Stasiun Kereta Cepat Halim terletak di Jakarta Timur. Dilansir situs Portal Informasi Indonesia, berikut cara ke Stasiun Kereta Cepat Halim naik transportasi umum, seperti KRL Commuter Line, LRT Jabodebek, dan Transjakarta.

    1. Cara ke Stasiun Halim Naik KRL

    Cara ke Stasiun Halim dari Stasiun Jakarta Kota
    – Naik KRL dari Stasiun Jakarta Kota menuju Stasiun Manggarai, kemudian lanjutkan perjalanan ke Stasiun Sudirman
    – Setelah sampai di Stasiun Sudirman, kamu bisa menuju sky bridge untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun Halim dengan kereta LRT Jabodebek.Cara ke Stasiun Halim dari dari Stasiun Bogor atau Stasiun Depok
    – Naik KRL menuju Stasiun Jakarta Kota, kemudian transit di Stasiun Manggarai
    – Lanjutkan perjalanan menuju Stasiun Sudirman
    – Setelah sampai di Stasiun Sudirman, kamu bisa menuju sky bridge untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun Halim dengan kereta LRT Jabodebek.Cara ke Stasiun Halim dari Stasiun Bekasi
    – Naik KRL dari Stasiun Bekasi menuju Stasiun Manggarai, kemudian lanjutkan perjalanan ke Stasiun Sudirman
    – Setelah sampai di Stasiun Sudirman, kamu bisa menuju sky bridge untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun Halim dengan kereta LRT Jabodebek.

    2. Cara ke Stasiun Halim Naik LRT Jabodebek

    Untuk menuju Stasiun LRT Halim, naik LRT Jabodebek rute Dukuh Atas – Jati MulyaLalu, dari Stasiun LRT Halim, jalan kaki ke Stasiun Kereta Cepat Halim menggunakan jembatan sky bridge.

    3. Cara ke Stasiun Halim Naik Transjakarta

    Naik dari Koridor 7W Halte Cawang Sutoyo – UKI – BNN – Stasiun Halim. Beroperasi dari pukul 05.00 – 22.00 WIB.Aturan Bagasi Kereta Cepat Whoosh

    Sebelum bepergian dengan Kereta Cepat Whoosh, penumpang harus mengetahui aturan bagasi yang berlaku di moda transportasi tersebut. Berikut daftar aturan bagasi di Kereta Cepat Whoosh.

    Setiap penumpang hanya dapat membawa bagasi sebanyak 3 barang, yaitu 2 koper atau dus dan 1 ransel atas tas tangan.Dimensi maksimal barang bawaan adalah 100 cm x 30 cm x 40 cm dengan berat total maksimum 20 kg.Ada pengecualian bagi beberapa barang yang dimensinya melebihi aturan, yaitu:
    – Alat olahraga berupa alat golf dan pancing yang disimpan di dalam tas
    – Alat transportasi pribadi berupa sepeda lipat, skuter lipat, dan sepeda biasa dalam keadaan tidak utuh yang diberikan penutup
    – Alat musik yang diperbolehkan yaitu yang dapat dijinjing dan dibungkus
    – Alat bantu jalan berupa kursi roda manual, tongkat jalan, dan kereta bayi.

    Selain itu, ada juga barang-barang yang tidak boleh dibawa saat menggunakan Kereta Cepat Whoosh. Ini daftarnya.

    Hewan,Narkotika,Senjata api dan tajam,Barang mudah terbakar,Barang berbau tajam, danBarang yang tidak diperbolehkan petugas dan peraturan perundang-undangan.

    (kny/imk)