Tempat Fasum: Stasiun Bogor

  • Beda Dulu dan Sekarang, Begini Nyamannya Jadi Penumpang Commuter Line Jabodetabek

    Beda Dulu dan Sekarang, Begini Nyamannya Jadi Penumpang Commuter Line Jabodetabek

    Beda Dulu dan Sekarang, Begini Nyamannya Jadi Penumpang Commuter Line Jabodetabek
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line, yang dulu dikenal dengan momok ketidaktepatan waktu dan fasilitas seadanya, kini telah bertransformasi menjadi
    moda transportasi
    publik yang andal dan nyaman. Namun, di balik reputasi tersebut, KRL memiliki perjalanan panjang yang tidak banyak diketahui publik. 
    Transformasi KRL bukan terjadi dalam semalam. Moda ini telah menjadi bagian dari denyut kehidupan kota sejak lebih dari satu abad silam. Tepatnya pada 6 April 1925, kereta listrik pertama kali melintasi jalur Tanjung Priok–Meester Cornelis (sekarang Jatinegara), menandai dimulainya era elektrifikasi perkeretaapian di Indonesia.
    Kala itu, kehadiran KRL merupakan terobosan besar dalam dunia transportasi urban. Meski masih terbatas jangkauannya, moda ini menjadi solusi mobilitas masyarakat di Batavia dan sekitarnya. Seiring berjalannya waktu, jaringan KRL terus berkembang, mengikuti pertumbuhan kota-kota satelit dan kebutuhan masyarakat yang makin dinamis.
    Kini, setelah lebih dari 100 tahun melaju, wajah KRL telah berubah drastis. Dari yang dulu kerap dipandang sebelah mata karena jadwal yang tak menentu dan fasilitas seadanya,
    KRL Commuter Line
    kini menjelma menjadi moda transportasi massal modern yang semakin digemari, terutama di wilayah Jabodetabek.
    Putri (33) adalah salah satu dari banyak penumpang yang merasakan transformasi KRL. Tinggal di Depok, Jawa Barat, ia menjadikan KRL Commuterline sebagai moda transportasi andalan untuk berangkat dan pulang kerja setiap hari.
    Padahal, perempuan yang bekerja di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, tersebut punya kendaraan pribadi yang sebenarnya bisa dimanfaatkan.
    “Pilih KRL Commuter Line karena tarifnya terjangkau dan pastinya bebas macet, apalagi di jam-jam sibuk. Jadwalnya juga kan tepat waktu, jarang telat,” ujar Putri.
    Namun, bukan hanya itu yang membuat Putri betah menggunakan layanan transportasi massal tersebut.
    “Sekarang banyak fasilitas pendukung ya, seperti stan makanan dan minuman. Ini sangat membantu (pekerja seperti saya) kalau pagi belum sempat sarapan atau sekadar mengganjal perut saat pulang,” tambahnya.
    Pengalaman Putri hanyalah satu dari sekian banyak cerita pengguna KRL Commuter Line yang merasakan perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Penumpang lain yang telah menggunakan KRL selama satu dekade, Utie Adnu, menegaskan hal serupa.
    “Commuter Line sudah seperti kendaraan andalan bagi saya. Jadwal keberangkatannya tepat, fasilitas lengkap, dari toilet bersih hingga
    charging port
    . Bahkan sekarang ada
    water station
    gratis di beberapa stasiun,” tuturnya dalam unggahan di Instagram pribadinya, Kamis (11/7/2024).
    Uti juga mengaku senang karena tiket KRL Commuter Line kini bisa diakses lewat berbagai metode
    cashless
    selain Kartu Multi Trip (KMT) dan uang elektronik (
    e-money
    ), yaitu pindai QR Code dari platform
    ride-hailing
    .
    Perjalanan dengan KRL Commuter Line pun semakin menyenangkan karena ada petugas yang selalu siap membantu.
    Transformasi layanan KRL Commuter Line tak lepas dari peran
    PT KAI Commuter
    sebagai operator. Upaya ini pun berbuah manis dalam bentuk peningkatan jumlah penumpang.
    Berdasarkan data KAI Commuter, total volume pengguna Commuter Line Jabodetabek sepanjang 2024 mencapai 328.153.923 orang. Jumlah ini meningkat sebesar 13 persen dari tahun sebelumnya yang mencatatkan 290.890.677 pengguna. Rata-rata jumlah pengguna harian selama pada 2024 tercatat sebanyak 1.014.934 orang.
    Sementara itu, hingga Maret 2025, rata-rata pengguna Commuter Line Jabodetabek tercatat sebanyak 991.290 orang pada hari kerja (weekday), dan 645.798 orang pada akhir pekan (
    weekend
    ). Total volume pengguna dari Januari hingga minggu keempat Maret 2025 mencapai 76.680.215 orang.
    Vice President (VP) Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengungkapkan bahwa pihaknya berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna.
    Untuk mengakomodasi lonjakan penumpang, KAI Commuter melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah skema rekomposisi sarana untuk menjaga headway antar kereta. Hal terpenting, beragam fasilitas dan sarana terus disempurnakan pihaknya. Inovasi pun terus digalakkan.
    “KAI Commuter juga terus menambah fasilitas baru, seperti
    water station
    atau dispenser air minum gratis yang tersedia di Stasiun Juanda, Jakarta Kota, Manggarai, Tanah Abang, dan Bekasi,” paparnya kepada Kompas.com, Kamis (26/7/2024).
    Inovasi lain yang dihadirkan KAI Commuter adalah Commuter Shelter Bike, area parkir sepeda gratis di beberapa stasiun, seperti Stasiun Bogor, Depok, Lenteng Agung, Tebet, dan Duri. Fasilitas ini sejalan dengan program Green Commuter yang digalakkan oleh perusahaan.
    “Nantinya, fasilitas tersebut juga bakal tersedia di Stasiun Bekasi, Kranji, Matraman, Cikarang, Kemayoran, Pondok Ranji, Tanjung Priok, Buaran, Cisauk, Daru, Kebayoran, dan Stasiun Palmerah,” kata Joni.
    Sebagai bagian dari upaya menyediakan layanan yang lebih inklusif, KAI Commuter terus meningkatkan fasilitas bagi perempuan, ibu hamil, dan pengguna berkebutuhan khusus.
    Untuk penumpang perempuan, tersedia
    Kereta Khusus Wanita
    (KKW) yang dioperasikan pada rangkaian tertentu. Sementara itu, ibu menyusui dapat menggunakan ruang laktasi yang telah tersedia di 27 stasiun.
    Bagi ibu hamil, KAI Commuter menyediakan PIN khusus guna memudahkan mereka mendapatkan prioritas tempat duduk di dalam kereta.
    Sementara bagi pengguna penyandang disabilitas, selain toilet khusus dan nomor bantuan 081296605747, KAI Commuter juga menghadirkan Kartu Disabilitas. Kartu ini bisa diambil di Stasiun Juanda, Bogor, Sudirman, Tanah Abang, Duri, dan Bekasi.
    Aspek keamanan turut menjadi prioritas. KAI Commuter memasang Sistem CCTV Analytic di setiap stasiun. Sistem ini dapat memproses dan menganalisa setiap data foto atau video untuk mengidentifikasi potensi tindak kriminal.
    Sementara itu, untuk memudahkan pengguna, KAI Commuter meluncurkan aplikasi
    C-Access
    , hasil
    rebranding
    dari KRL Access dengan fitur-fitur terbaru. Lewat sistem ini, pengguna dapat mengecek jadwal dan posisi kereta dengan mudah.
    Melihat tren peningkatan pengguna yang diprediksi berlanjut, bahkan mencapai 2 juta penumpang per hari pada 2025-2026 mendatang, KAI Commuter pun sudah menjalankan sekaligus mempersiapkan sejumlah strategi.
    Salah satu strategi yang sedang berjalan adalah melakukan rekomposisi sarana dengan mengubah beberapa rangkaian kereta menjadi 8 kereta (SF8) dari sebelumnya 12 kereta (SF12) dan 10 kereta (SF10).
    Meski demikian, KAI Commuter tetap mengoperasikan rangkaian KRL SF12 dan SF10 untuk melayani pengguna setiap harinya. Langkah ini diambil untuk memastikan keseimbangan antara efisiensi operasional dan kenyamanan penumpang.
    “Rekomposisi (dilakukan dengan) mempertimbangkan okupansi,
    headway
    , dan
    peak hour
    pada perjalanan Commuter Line di setiap lintas layanannya,” terang Joni.
    Mengoptimalkan sarana yang ada saat ini dengan melakukan maintenance secara berkala dan intensif agar sarana tetap optimal dalam operasionalnya.
    Langkah tersebut tidak lain dilakukan untuk menjaga performa sarana dan
    headway
    perjalanan Commuter line sampai nanti sarana baru dari INKA dan CRRC dapat dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dari seluruh wilayah penyangga di Jabodetabek.
    Tidak hanya soal transportasi, Commuter Line kini juga menjadi penghubung ke berbagai destinasi menarik di sekitar stasiun, memperkuat posisinya sebagai bagian integral dari gaya hidup urban.
    “Karena KRL Commuter Line sudah jadi andalan, sebisa mungkin kalau ada agenda
    nongkrong
    di Jakarta, saya pilih tempat yang tidak jauh dari stasiun. Untungnya, beberapa stasiun dikelilingi
    spot-spot nongkrong
    keren. Misalnya, dari Stasiun Sudirman, bisa jalan kaki ke Grand Indonesia,” kata Putri kembali membagikan pengalamannya.
    Penumpang KRL Commuter Line lainnya, Vieri Muhammad, juga menyampaikan hal serupa.
    Ia bahkan merekomendasikan beberapa tempat menarik di sekitar stasiun, seperti Sunyi Coffee dekat Stasiun Kebayoran, kuliner di belakang Masjid Cut Mutia dekat Stasiun Gondangdia, dan Kongsi 8 dekat Stasiun Jatinegara.
    Cerita Putri, Utie, dan Vieri mewakili jutaan pengguna KRL Commuterline Jabodetabek lainnya. Dari yang dulu dianggap sebagai “momok”, kini moda transportasi ini telah bertransformasi menjadi sahabat setia kaum urban.
    Dengan berbagai inovasi dan peningkatan layanan, KAI Commuter telah membuktikan bahwa
    transportasi publik
    bisa nyaman, efisien, dan ramah lingkungan.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Biskita Trans Pakuan Kembali Beroperasi 8 April, Bisa Pakai QRIS
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 April 2025

    Biskita Trans Pakuan Kembali Beroperasi 8 April, Bisa Pakai QRIS Megapolitan 6 April 2025

    Biskita Trans Pakuan Kembali Beroperasi 8 April, Bisa Pakai QRIS
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Layanan
    Biskita Trans Pakuan
    di
    Kota Bogor
    akan kembali beroperasi mulai Selasa (8/4/2025) setelah sempat dihentikan sejak 1 Januari 2025.
    Dalam pengoperasian terbarunya, layanan angkutan massal ini juga menambahkan metode pembayaran menggunakan
    QRIS
    .
    Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, penggunaan QRIS melengkapi metode pembayaran non-tunai yang sebelumnya sudah berlaku menggunakan kartu elektronik seperti E-money, Tap Cash, Flash, dan Brizzi.
    “Metode pembayaran mungkin masih sama, mirip dengan sebelumnya. Tetapi, sekarang ada tambahan sudah bisa memakai QRIS,” ujar Wali Kota Bogor Dedie Rachim saat dikonfirmasi, Minggu (6/4/2025).
    Meski ada pembaruan dalam metode pembayaran, tarif Biskita tetap dipatok sebesar Rp 4.000 per perjalanan.
    Tarif ini berlaku untuk seluruh penumpang tanpa pengecualian, termasuk pelajar dan penyandang disabilitas.
    “QRIS ini meskipun belum ada pembeda antara pelajar dan juga difabel, tapi saya pikir Rp 4.000 ini masih terjangkau,” kata dia.
    Di tahap awal, layanan Biskita beroperasi di dua koridor, yaitu Koridor 1 (Terminal Bubulak–Cidangiang) dan Koridor 2 (Terminal Bubulak–Ciawi).
    Sebanyak 17 unit bus dan dua unit cadangan disiapkan untuk melayani kedua koridor tersebut.
    “Memang belum bisa memenuhi semua empat koridor karena yang pasti kita efisiensi anggaran, keterbatasan anggaran, namun sedang diupayakan ada solusi kemungkinan tarif yang paling masuk akal,” kata dia.
    Sementara itu, dua koridor lainnya, yakni Koridor 5 (Ciparigi-Stasiun Bogor) dan Koridor 6 (Parung Banteng-Air Mancur) masih dalam proses kajian.
    Kedua koridor ini direncanakan beroperasi tanpa subsidi, sehingga perlu penyesuaian tarif terlebih dahulu.
    “Koridor yang lain, lima dan enam masih dalam proses kajian karena non-subsidi itu butuh waktu. Nanti, akan dikeluarkan surat keputusan (SK) Wali Kota untuk tarifnya, jadi sabar dulu, mudah-mudahan tidak terlalu lama,” ungkap Dedie.
    Dedie menambahkan, Pemkot Bogor telah mengajukan anggaran untuk kelanjutan layanan dalam APBD Perubahan 2025 dan anggaran murni 2026.
    Ia berharap keberlanjutan layanan Biskita dapat membantu aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat, termasuk pelajar dan mahasiswa.
    “Subsidi dari pemerintah Kota Bogor itu nilainya kurang lebih Rp 10 miliar, yaitu melayani masyarakat dari jam 05.00 WIB sampai 21.00 WIB,” ungkap Dedie.
    Sebelumnya, penghentian sementara layanan Biskita Trans Pakuan berlaku untuk empat koridor, yakni:
    Koridor 1: Terminal Bubulak-Cidangiang
    Koridor 2: Terminal Bubulak-Ciawi
    Koridor 5: Ciparigi-Stasiun Bogor
    Koridor 6: Parung Banteng-Air Mancur.
    Penghentian sementara ini dilakukan untuk evaluasi setelah tiga tahun Trans Pakuan beroperasi atau sejak November 2021.
    “Pemberhentian sementara dilakukan mulai 1 Januari 2025 hingga maksimal 30 hari kerja,” jelas Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Marse Hendra Saputra dalam keterangannya, Senin (1/1/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Stasiun Bogor Dipadati Penumpang di H+6 Lebaran

    Stasiun Bogor Dipadati Penumpang di H+6 Lebaran

    Bogor

    Stasiun Bogor menjadi stasiun yang ramai selama masa libur Lebaran 2025. Stasiun Bogor dipadati warga siang ini.

    Pantauan detikcom di lokasi, Minggu (6/3/2025), terlihat penumpang yang baru turun dari kereta tampak memadati Stasiun. Selain itu, terlihat juga penumpang yang akan menaiki kereta.

    Sedangkan para penumpang lain tampak berlalu lalang di Stasiun Bogor. Beberapa diantara mereka terlihat membawa barang bawaan yang cukup banyak.

    Petugas stasiun tampak mengarahkan para penumpang yang akan keluar dari Stasiun Bogor untuk melalui pintu barat. Sedangkan pintu timur hanya melayani penumpang yang akan masuk ke Stasiun Bogor.

    Seorang penumpang, Mela (34) mengaku sengaja datang dari Depok ke Bogor bersama keluarganya. Mela mengatakan dirinya akan berlibur ke Kebun Raya Bogor.

    “Mau ke Kebun Raya Bogor. Karena dekat aja ke sana (Kebun Raya) jadi mending ke sana, nggak macet juga,” kata Mela.

    Sementara itu, Lani (28) merupakan warga Bogor yang hendak berlibur ke Ragunan, Jakarta Selatan. Lani mengaku kunjungannya ke Ragunan merupakan kegiatan rutin setiap libur lebaran.

    “Sama keluarga, anak, mama, bibi, udah sering tiap lebaran ke Ragunan,” ujar Lani.

    “Lebih banyak buat pelajaran juga buat anak tentang hewan, atau yang lain juga, lebih luas juga,” jelasnya.

    “(Kita) rutinan ke Ragunan, kita nggak mudik asli Bogor, makanya kita mainnya ke luar udah biasa di Bogor,” imbuh dia.

    (amw/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 11 Juta Orang Naik KRL-Kereta Bandara saat Libur Lebaran

    11 Juta Orang Naik KRL-Kereta Bandara saat Libur Lebaran

    Jakarta

    PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) mencatat lebih dari 11 juta masyarakat menggunakan layanan KAI Commuter pada periode angkutan lebaran dari tanggal 21 Maret hingga 3 April 2025. Layanan ini terdiri dari Commuter Line Jabodetabek, Commuter Line Merak dan Commuter Line Basoetta.

    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan untuk jumlah pengguna Commuter Line Jabodetabek sebanyak 11.441.228 orang, Commuter Line Merak sebanyak 168.590 orang, dan Commuter Line Basoetta 84.504 orang.

    “Jadi total volume pengguna Commuter Line di Wilayah 1, Jabodetabek dan Basoetta adalah 11.694.322 orang,” tutur Joni dalam keterangan tertulis, Jumat (4/4/2025).

    Joni menyampaikan berdasarkan data yang terhimpun dari mulai masa angkutan Lebaran ini, pengguna tertinggi terjadi pada 21 Maret 2025, yakni untuk Commuter Line Jabodetabek diangka 1.069.103 orang. Kemudian Commuter Line Merak pada 03 Maret 2025 dengan jumlah pengguna 17.039 orang dan Commuter Line Basoetta di tanggal 27 Maret 2025 sebanyak 9.039 orang.

    Sementara pada H+3, di wilayah Jabodetabek, Merak, dan Bandara Soekarno-Hatta, volume pengguna Commuter Line mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan jumlah perjalanan 1.063 per hari. Stasiun utama sekaligus stasiun terusan seperti Stasiun Bogor melayani penumpang hingga 143.867 orang pengguna pada hari kemarin (3/4).

    Sedangkan pada hari ini (4/4) hingga pukul 12.00 WIB Stasiun Bogor masih menjadi stasiun dengan keberangkatan tertinggi sebanyak 14.947 orang. Selanjutnya Stasiun Citayam diurutan kedua dengan angka 10.314 orang, disusul Stasiun Bekasi sebanyak 8.926 orang, Stasiun Bojong Gede dan Stasiun Cikarang masing-masing dengan jumlah pengguna sebanyak 8.499 orang dan 8.435 orang.

    Stasiun Manggarai, sebagai pusat transit utama, mencatat lonjakan volume transit mencapai 45.361 orang hingga pukul 12.00 WIB, hal ini disebabkan oleh tingginya volume pengguna dari lintas Bogor, Bekasi, dan Cikarang yang kembali ke aktivitas rutin dan mengisi libur Lebaran.

    Selanjutnya, Stasiun Tanah Abang dengan jumlah 28.322 orang yang transit di stasiun tersebut baik yang menuju kearah Rangkasbitung/Merak ataupun yang ingin berbelanja di pusat sentral grosir pasar tanah abang. Di Stasiun Duri dan Stasiun Kampung Bandan sendiri masing-masing pengguna transit sebanyak 16.664 orang dan 6.781 orang.

    “Dapat kami sampaikan juga untuk volume pengguna stasiun tujuan selain Bogor, seperti Stasiun Cikarang pada hari kemarin (3/4) dengan jumlah pengguna 143.867 orang, Stasiun Jakartakota 82.484 orang, Stasiun Rangkasbitung 42.950 orang, Stasiun Tangerang 34.373 orang dan Stasiun Nambo 7.399 orang,” katanya.

    Di lintas Merak, arus balik pengguna meningkat signifikan seiring dengan kepulangan masyarakat dari Pulau Sumatera menuju wilayah Jabodetabek. Stasiun Rangkasbitung sebagai penghubung utama menuju Pelabuhan Merak mengalami lonjakan pengguna, tercatat kemarin (3/4) volume pengguna KA Lokal Merak mencapai sebanyak 17.039 orang.

    “Ini merupakan volume paling tertinggi dibandingkan hari biasanya yang hanya mencapai rata-rata sebanyak 9.320 orang. Saat ini (4/4) hingga pukul 12.00 WIB volume pengguna Commuter Line Lokal Merak sebanyak 15.919 orang,” katanya.

    Di sisi lain, pengguna Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta juga terpantau ramai lancar, tercatat kemarin (3/4) volume pengguna mencapai sebanyak 5.023 orang, hingga saat ini pukul 12.00 WIB volume pengguna Commuter Line Basoetta sebanyak 2.300 orang.

    “Kami mengimbau para pengguna untuk merencanakan perjalanan dengan baik dan memanfaatkan aplikasi C-Access untuk mendapatkan informasi real-time mengenai jadwal dan kondisi kepadatan stasiun,” tutup Joni.

    (acd/acd)

  • Libur Lebaran 2025, Penumpang KAI Commuter Tembus 11,6 Juta Orang

    Libur Lebaran 2025, Penumpang KAI Commuter Tembus 11,6 Juta Orang

    Bisnis.com, JAKARTA – PT KAI Commuter terus memantau dan mengelola lonjakan penumpang pada masa arus balik Lebaran 2025, khususnya pada H+3 di wilayah operasional Jabodetabek, Merak, dan Bandara Soekarno-Hatta.

    Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menyebut bahwa terjadi peningkatan signifikan volume pengguna di sejumlah stasiun utama dan titik transit penting.

    Dia menjelaskan bahwa pihaknya telah mengantisipasi lonjakan tersebut dengan optimalisasi jadwal, peningkatan kapasitas armada, serta koordinasi antarinstansi.

    “Kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi para pengguna, terutama dalam menghadapi lonjakan arus balik dan mobilisasi masyarakat Jabodetabek pada Lebaran ini,” ujar Joni dalam keterangannya, Jumat (4/4/2025).

    Total perjalanan Commuter Line di Jabodetabek pada H+3 Lebaran mencapai 1.063 perjalanan per hari. Stasiun Bogor mencatat volume pengguna tertinggi pada 3 April 2025 dengan 143.867 orang, menjadi salah satu stasiun paling sibuk selama arus balik.

    Secara keseluruhan, sejak dimulainya angkutan Lebaran pada 21 Maret hingga 3 April 2025, jumlah pengguna Commuter Line mencapai 11.441.228 orang untuk sektor Jabodetabek dan Commuter Line Merak mencapai 168.590 orang 

    Lalu, jalur Commuter Line Basoetta (Bandara Soekarno-Hatta) mencapai 84.504 orang dengan total akumulasi pengguna di seluruh lintasan di angka 11.694.322 orang.

    Lalu, data Pergerakan 4 April 2025 (H+4) Hingga Pukul 12.00 WIB menunjukkan bahwa stasiun dengan jumlah keberangkatan tertinggi berada di stasiun Bogor dengan capaian 14.947 orang, lalu Citayam di 10.314 orang.

    Stasiun terpadat lainnya adalah Bekasi dengan 8.926 orang, Bojong Gede di 8.499 orang dan Cikarang mencapai 8.435 orang.

    Di sisi transit, Stasiun Manggarai masih menjadi simpul pergerakan terbesar dengan 45.361 pengguna, berasal dari lintas Bogor, Bekasi, dan Cikarang. Stasiun Tanah Abang juga mencatat jumlah transit tinggi yakni 28.322 orang, baik untuk yang menuju Rangkasbitung/Merak maupun kawasan perbelanjaan. 

    Stasiun lain yang tercatat padat dalam arus transit adalah Stasiun Duri yang mengantar 16.664 orang. Lalu, stasiun Kampung Bandan: 6.781 orang. 

    Sementara itu, dia melanjutkan bahwa volume Pengguna di Stasiun Tujuan (3 April 2025) di Stasiun Jakartakota mencapai 82.484 orang. 

    Adapun, Stasiun Rangkasbitung mencatatkan jumlah penumpang 42.950 orang dan Stasiun Tangerang 34.373 orang, serta Stasiun Nambo 7.399 orang

    Lonjakan pengguna juga terlihat di Commuter Line Merak, seiring arus balik dari Sumatra menuju Jabodetabek. Stasiun Rangkasbitung mencatat 17.039 pengguna pada 3 April 2025—volume tertinggi yang melebihi rerata harian sebesar 9.320 orang. Pada 4 April 2025 hingga pukul 12.00 WIB, tercatat 15.919 pengguna di lintasan ini.

    Sementara itu, layanan Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta (Basoetta) juga mencatat peningkatan jumlah pengguna selama periode arus balik Lebaran. Pada 3 April 2025, tercatat sebanyak 5.023 penumpang memanfaatkan layanan ini.

    Sementara itu, pada 4 April hingga pukul 12.00 WIB, jumlah pengguna telah mencapai 2.300 orang menandakan masih tingginya mobilitas masyarakat menuju dan dari bandara. 

    Secara keseluruhan, puncak penggunaan Commuter Line selama masa angkutan Lebaran terjadi pada 21 Maret 2025 untuk lintas Jabodetabek dengan 1.069.103 penumpang. Lalu, pada 3 April 2025 untuk lintas Merak dengan 17.039 penumpang, dan 27 Maret 2025 untuk lintas Basoetta dengan 9.039 penumpang.

    “Kami mengimbau para pengguna untuk merencanakan perjalanan dengan baik dan memanfaatkan aplikasi C-Access guna memperoleh informasi real-time mengenai jadwal dan kondisi kepadatan stasiun,” pungkas Joni.

  • H+3 Lebaran, Commuter Line Jabodetabek, Merak dan Basoetta Angkut 11 Juta Orang – Halaman all

    H+3 Lebaran, Commuter Line Jabodetabek, Merak dan Basoetta Angkut 11 Juta Orang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA – H+3 Lebaran, KAI Commuter mengangkut total 11 juta orang di berbagai stasiun utama yang menjadi titik transit dan perpindahan moda transportasi.

    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menyatakan, pihaknya menerapkan strategi optimalisasi jadwal, peningkatan kapasitas dan koordinasi.

    “Kami berharap perjalanan pengguna tetap aman, nyaman, dan lancar,” ujar Joni di Jakarta, Jumat (4/4/2025).

    Pada H+3 Lebaran ini, volume pengguna Commuter Line mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan jumlah perjalanan 1.063 per hari, stasiun utama sekaligus stasiun terusan seperti Stasiun Bogor mencapai 143.867 pengguna pada hari kemarin, Kamis (3/4).

    Dari data yang diperoleh pada periode angkutan lebaran dari tanggal 21 Maret – 3 April total pengguna Commuter Line Jabodetabek adalah 11.441.228 orang, Commuter Line Merak 168.590 orang, Commuter Line Basoetta 84.504 orang.

    “Jadi total volume pengguna Commuter Line di Wilayah 1, Jabodetabek dan Basoetta adalah 11.694.322 orang,” tutur Joni.

    Sedangkan pada hari ini, Jumat (4/4) hingga pukul 12.00 WIB Stasiun Bogor masih menjadi stasiun dengan keberangkatan tertinggi sebanyak 14.947 orang.

    Selanjutnya Stasiun Citayam di urutan kedua dengan angka 10.314 orang, disusul Stasiun Bekasi sebanyak 8.926 orang, Stasiun Bojong Gede dan Stasiun Cikarang masing-masing dengan jumlah pengguna sebanyak 8.499 orang dan 8.435 orang.

    Stasiun Manggarai, sebagai pusat transit utama, mencatat streaming volume transit mencapai 45.361 orang hingga pukul 12.00 WIB, hal ini disebabkan oleh tingginya volume pengguna dari lintas Bogor, Bekasi, dan Cikarang yang kembali ke aktivitas rutin dan mengisi libur Lebaran.

    Selanjutnya, Stasiun Tanah Abang dengan jumlah 28.322 orang yang transit di stasiun tersebut baik yang menuju kearah Rangkasbitung/Merak ataupun yang ingin berbelanja di pusat sentral grosir pasar tanah abang. Di Stasiun Duri dan Stasiun Kampung Bandan sendiri masing-masing pengguna transit sebanyak 16.664 orang dan 6.781 orang.

    “Dapat kami sampaikan juga untuk volume pengguna stasiun tujuan selain Bogor, seperti Stasiun Cikarang pada hari kemarin (3/4) dengan jumlah pengguna 143.867 orang, Stasiun Jakartakota 82.484 orang, Stasiun Rangkasbitung 42.950 orang, Stasiun Tangerang 34.373 orang dan Stasiun Nambo 7.399 orang,” terangnya.

    Di lintas Merak, arus balik pengguna meningkat signifikan seiring dengan kepulangan masyarakat dari Pulau Sumatera menuju wilayah Jabodetabek.

    Stasiun Rangkasbitung sebagai penghubung utama Pelabuhan Merak mengalami getaran pengguna, tercatat kemarin (3/4) volume pengguna KA Lokal Merak mencapai sebanyak 17.039 orang, dan ini merupakan volume paling tertinggi dibandingkan hari biasanya yang hanya mencapai rata-rata sebanyak 9.320 orang.

    Saat ini (4/4) hingga pukul 12.00 WIB volume pengguna Commuter Line Lokal Merak sebanyak 15.919 orang.

    Di sisi lain, pengguna Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta juga terpantau ramai lancar, tercatat kemarin (3/4) volume pengguna mencapai sebanyak 5.023 orang, hingga saat ini pukul 12.00 WIB volume pengguna Commuter Line Basoetta sebanyak 2.300 orang.

    Berdasarkan data yang terhimpun dari mulai masa angkutan Lebaran ini pengguna tertinggi pada tanggal 21 Maret 2025 untuk Commuter Line Jabodetabek diangka 1.069.103 orang.

    Commuter Line Merak tanggal 03 Maret 2025 dengan jumlah pengguna 17.039 orang dan Commuter Line Basoetta di tanggal 27 Maret 2025 sebanyak 9.039 orang.

     

  • Pengguna KRL Bogor-Kota didominasi keluarga

    Pengguna KRL Bogor-Kota didominasi keluarga

    Penumpang KRL relasi Bogor-Jakarta Kota tiba di Stasiun Jakarta Kota, Selasa (1/4/2025). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa

    Pengguna KRL Bogor-Kota didominasi keluarga
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Selasa, 01 April 2025 – 14:35 WIB

    Elshinta.com –  Pengguna kereta rel listrik (KRL) atau commuter Line relasi Bogor-Jakarta Kota pada libur Lebaran atau 1 April 2025 didominasi keluarga termasuk anak-anak, remaja hingga dewasa, baik di kereta khusus perempuan maupun campuran.

    Ini seperti terjadi di KRL yang berangkat dari Stasiun Bogor pada Selasa sekitar pukul 08.53 WIB dan tiba di Stasiun Jakarta Kota sekitar pukul 09.58 WIB.

    Sebagian penumpang yang turun di Stasiun Jakarta Kota tak lain keluarga dan ini diakui Rahmat, petugas keamanan di Stasiun Jakarta Kota. “Mereka liburan semua itu, kebanyakan ke Kota Tua,” ujar dia.

    Menurut Rahmat, penumpang KRL relasi Bogor-Jakarta Kota akan terus berdatangan hingga siang nanti dan kembali menuju tujuan masing-masing menggunakan KRL pada sore hari.

    “Di atas jam 20.00 WIB baru lengang lagi,” kata dia.

    Di antara penumpang KRL yang turun di Stasiun Jakarta Kota, Robi (25) dan Rachman (22). Kakak beradik asal Bogor ini berniat mengunjungi Museum Wayang, di kawasan Kota Tua.

    Robi mengatakan alasan mengunjungi Museum Wayang pada libur Lebaran 2025 karena sekadar menghabiskan waktu luang. Dia sekaligus ingin menjajal konsep baru museum yang telah disematkan teknologi imersif itu.

    “Libur, kepikiran Museum Wayang,” ujar dia.

    Selain museum, Robi dan Rachman juga berencana ke PIK menggunakan armada Transjakarta. Mereka baru ada waktu luang pada liburan kali ini.

    “Mau jelajah wisata kuliner di sana,” ujar Rachman.

    Berdasarkan informasi dari Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, seluruh museum yang dikelola Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta termasuk Museum Wayang dibuka pada 1 April 2025 setelah tutup pada 31 Maret lalu.

    Jadwal operasional seluruh destinasi wisata yang dikelola Pemprov DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Gubernur Jakarta Nomor 63 Tahun 2018 tentang Optimalisasi dan Penanganan Pengunjung di Tempat-Tempat Wisata pada Hari-Hari Tertentu.

    Sumber : Antara

  • Kepastian Jaringan Smartfren (FREN) Optimal Sepanjang Jalur Mudik

    Kepastian Jaringan Smartfren (FREN) Optimal Sepanjang Jalur Mudik

    Bisnis.com, BANDUNG— Smartfren memastikan seluruh pelanggan akan bisa memperoleh kualitas jaringan optimal di sepanjang perjalanan mudik Idulfitri 1446H, seiring dengan optimasi jaringan yang telah mencapai 100% di seluruh wilayah operasional perusahaan.

    Selain itu Smartfren juga berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk menyediakan posko layanan pelanggan di sejumlah titik-titik keramaian mudik.

    VP Network Operations Smartfren Agus Rohmat menjelaskan, optimasi jaringan ini dilakukan untuk memastikan pelanggan Smartfren  mendapatkan layanan kualitas terbaik dalam perjalanan mudik, maupun saat hari-hari biasa. 

    “Harapannya dengan meningkatnya kualitas jaringan, pelanggan bisa menikmati layanan internet 100% 4G dari Smartfren untuk mendukung berbagai kegiatan, baik berupa hiburan di perjalanan maupun berkomunikasi dengan keluaga,” jelasnya.

    Dia menjelaskan, optimasi yang dilakukan fokus untuk mengatasi potensi lonjakan traffic akses internet yang terjadi pada musim mudik, hari raya Idulfitri, serta momen arus balik. 

    Adapun wilayah yang menjadi perhatian utama adalah pusat keramaian sepertistasiun, bandara, dan terminal, juga jalur dan wilayah tujuan mudik yang tersebar di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 

    Smartfren memperkirakan potensi lonjakan traffic akses internet ini mencapai kisaran 10-14% dibandingkan hari biasa. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan layanan internet di masyarakat guna mendukung berbagai kegiatan digital, seperti streaming video, musik dan film, atau menjelajah media sosial.

    Selain itu, perusahaan juga meletakkan sejumlah posko mudikagar pelanggan yang berada dalam perjalanan dapat dengan mudah mengakses layanan yang diperlukan; baik itu isi pulsa, membeli kartu perdana, maupun bantuan pelanggan. 

    Posko mudik yang dimaksud merupakan kolaborasi Smartfren bersama Komdigi dan berada antara lain di Bandara Soekarno Hatta, Pelabuhan Merak, Rest Area KM 57 & 62 Tol Cipularang, Stasiun Gambir, dan Stasiun Tawang Semarang. 

    Selain ituterdapat sejumlah booth layanan pelanggan di sejumlah lokasilain seperti Terminal Kampung Rambutan, Stasiun Pasar Senendan Stasiun Bogor. Perusahaan juga berkolaborasi dengankepolisian setempat untuk mendirikan pos pengamanan perjalanan musik, beberapa di antaranya terletak di Bandung, Cirebon, Brebes, Tegal, Demak, Rembang dan Pati.

  • Cerita Anker Ketiduran di KRL Saking Kelelahan hingga Melewati Stasiun Tujuan

    Cerita Anker Ketiduran di KRL Saking Kelelahan hingga Melewati Stasiun Tujuan

    Cerita Anker Ketiduran di KRL Saking Kelelahan hingga Melewati Stasiun Tujuan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Rani, seorang
    anak kereta
    alias
    anker
    asal Bogor, Jawa Barat, mengaku nyaman tidur di dalam kereta rel listrik (KRL) Commuter Line saat dalam perjalanan menuju tempat kerjanya maupun kembali ke rumah.
    “Karena kalau capek banget,
    tidur di KRL
    bisa nyenyak dan nyaman banget, apalagi kalau duduk di pojokan atau sandaran. Ditambah suara dan getaran kereta yang monoton bikin tidur makin dalam,” kata Rani saat dihubungi
    Kompas.com
    , Jumat (28/3/2025).
    Rani mengatakan bahwa tubuhnya merasa sangat rileks saat tidur di dalam KRL. Secara tidak langsung, hal ini juga menambah waktu tidurnya yang menurutnya masih kurang.
    “Tubuh benar-benar istirahat total tanpa sadar sudah sampai mana sampai akhirnya kebablasan,” lanjut dia.
    Namun, wanita yang rutin menggunakan KRL dari Stasiun Bogor ke Stasiun Jakarta Kota ini pernah tertidur hingga kebablasan karena saking kelelahan.
    Hal ini membuat Rani melewatkan stasiun tujuan. Seharusnya ia turun di Stasiun Gondangdia, tetapi justru baru terbangun saat sudah tiba di Stasiun Juanda.
    “Saya mengetahui itu kebablasan karena kereta juga sudah berhenti lama, lalu ada pengumuman bahwa sekarang di Stasiun Juanda,” ujar dia.
    Setelah melihat papan nama stasiun di luar KRL, Rani menyadari sedang berhenti di Stasiun Juanda.
    “Pas melihat ke luar, saya baru sadar kalau udah kelewatan sehingga buru-buru turun dan balik naik kereta arah sebaliknya menuju Stasiun Gondangdia,” ungkap dia.
    Pengalaman serupa dengan Rani juga dialami oleh Dinda, anker lainnya asal Bojong Gede, Kabupaten Bogor, saat pulang larut malam setelah selesai bekerja di Jakarta.
    Saat itu, ia menaiki kereta terakhir dari Stasiun Manggarai yang berangkat pada pukul 23.30 WIB.
    “Saat itu, kereta masih padat, ramai banget, saya sampai enggak kebagian tempat duduk,” kata Dinda.
    Ketika KRL masih di Stasiun Manggarai, Dinda sudah mulai merasa kantuk. Namun, ia masih bisa menahannya dengan bermain ponsel.
    Ketika kereta tiba di Stasiun Pondok Cina, jumlah penumpang mulai berkurang. Kemudian, di Stasiun Depok Baru, semakin banyak penumpang yang turun.
    “Saat dari Stasiun Depok Baru, saya kebetulan dapat tempat duduk. Walaupun memang sudah kantuk, tapi yakin enggak bakal ketiduran karena sambil main ponsel dan jarak dari Depok Baru ke Bojong Gede itu dekat,” ungkap dia.
    Sambil menunggu kereta tiba di Stasiun Bojong Gede, Dinda pun berkomunikasi dengan temannya melalui ponsel.
    “Lagi
    chat
    sama teman emang sudah ngantuk, tapi yakin pasti enggak ketiduran. Namun, tiba-tiba enggak tau kenapa langsung tidur, merem aja, ketiduran,” ucap dia.
    Setelah tersadar dirinya ketiduran, Dinda terkejut dan langsung bangun serta berdiri. Ia juga refleks untuk segera membuka aplikasi peta di ponselnya.
    “Dan ternyata, saya sudah mau sampai Bogor. Jadi, saya ketiduran selama dari Stasiun Depok Baru ke Bogor, sekitar 10-15 menit,” ungkap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jam Operasional KRL Jabodetabek Tak Berubah Saat Malam Takbiran – Page 3

    Jam Operasional KRL Jabodetabek Tak Berubah Saat Malam Takbiran – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT KAI Commuter memastikan tidak akan menambah atau mengurangi jam operasional KRL Jabodetabek pada masa Angkutan Lebaran 2025 yang dimulai pada 21 Maret – 11 April 2025. Pada malam takbiran pun juga tetap akan beroperasi normal. 

    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menjelaskan, KAI Commuter memproyeksikan volume pengguna KRL Jabodetabek pada masa Angkutan Lebaran 2025 mencapai 18,8 juta orang. Proyeksi penumpang ini mengalami peningkatan sebesar 5 persen dibandingkan 2024.

    “Untuk penumpang KRL Jabodetabek selama angkutan lebaran tahun ini kami prediksi capai 18,8 juta penumpang,” ujar Joni Martinus, dalam konferensi pers Angkutan Lebaran 2025 di Stasiun BNI City, Jakarta, Sabtu (22/3/2025).

    Jam operasional KRL Jabodetabek tetap beroperasi secara normal pada malam takbiran dan hari raya Idul Fitri 2025 sesuai hari kerja atau tidak mengalami penyesuaian. Yakni, mulai beroperasi pukul 04.00 wib hingga 24.00 wib.

    “Saat ini masih sama ya. Namun nanti kita akan melihat kondisional. Kalau memang diperlukan dalam rangka mengantisipasi, lonjakan penumpang,” ucapnya.

    Selama masa Angkutan Lebaran, KAI Commuter akan tetap mengoperasikan 1.063 perjalanan Commuter Line Jabodetabek. Adapun, kapasitas angkut lebih dari 2 juta penumpang setiap harinya.

    Pengguna Musiman

    Dari peningkatan angka volume pengguna tersebut, terpantau didominasi oleh pengguna musiman yang akan bersilaturahmi ke sanak saudara maupun berkunjung ke tempat wisata dan pusat perbelanjaan yang berada dekat dengan stasiun-stasiun Commuter Line. Untuk itu, KAI Commuter akan meningkatkan pelayanan kepada para pengguna.

    Dari sisi pelayanan, keamanan, dan keselamatan selama masa Angkutan Lebaran, KAI Commuter akan menyiagakan lebih dari 4.400 petugas. KAI Commuter juga menyiagakan petugas kesehatan sebanyak 108 orang di seluruh wilayah Jabodetabek.

    Fasilitas-fasilitas layanan lain di stasiun juga disiagakan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna, di antaranya fasilitas air minum gratis, pemasangan tenda tambahan di Stasiun Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Rangkasbitung, serta penyediaan toilet portable atau tambahan di area stasiun. Terdapat pula tema Idul Fitri di area stasiun.

    KAI Commuter mengimbau kepada seluruh pengguna Commuter Line Jabodetabek, Basoetta, dan Merak untuk selalu mengikuti aturan selama perjalanan. Hal ini demi menjaga ketertiban selama perjalan berlangsung.

    “Kami ingatkan juga jangan lupa menjaga dan mengawasi anak selama di kereta dan stasiun, mengikuti arahan petugas, serta tetap waspada dan menjaga keselamatan,” tutup Joni.

    Reporter: Sulaeman

    Sumber: Merdeka.com