Pilih Masuk Kerja Saat Cuti Bersama, Warga: Kalau Libur Kerjaan Numpuk
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah pekerja asal Kota Bogor tetap memilih berangkat ke kantor di Jakarta meski pemerintah menetapkan Senin (18/8/2025) sebagai cuti bersama dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sofian (29), salah seorang karyawan swasta, mengatakan perusahaan tempatnya bekerja memberi pilihan kepada pegawai untuk libur. Namun, dia jika libur dia khawatir pekerjaannya malah menumpuk.
“Memang boleh cuti atau tidaknya di kantor itu dilonggarin, tapi kerjaan yang enggak longgar. Kalau libur, kerjaan semakin numpuk,” ujar Sofian saat ditemui di Stasiun Bogor, Senin.
Selain khawatir pekerjaannya menumpuk, Sofian juga tidak mau memangkas jatah cuti tahunannya jika libur saat cuti bersama 18 Agustus 2025.
“Perusahaan ngelonggarin, kalau libur mangkas cuti tahunan,” ucap dia.
Pegawai lainnya, Wafa (27) juga menyatakan hal serupa.
Ia mengatakan, aturan di kantornya mewajibkan pegawai yang ingin libur untuk mengajukan cuti tahunan secara resmi.
“Kalau pun mau libur, ya harus ambil cuti tahunan,” ungkap Wafa.
Namun, Wafa memilih untuk tetap masuk kantor karena banyak deadline kerjaan yang tak bisa ditunda.
“Tapi untuk hari ini, enggak ambil cuti karena kerjaan lagi padat,” lanjut Wafa.
Pemerintah menetapkan cuti bersama 18 Agustus 2025 melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri yang ditandatangani Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, dan Menteri PANRB Rini Widyantini pada 7 Agustus 2025.
Kebijakan ini merevisi SKB sebelumnya (SKB No. 1017/2024, Nomor 2/2024, dan Nomor 2/2024) tentang hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2025.
Di sektor swasta, libur tersebut bersifat fakultatif sesuai Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2/MEN/XII/2016. Pemberlakuan cuti bersama sepenuhnya menjadi kewenangan masing-masing perusahaan dan tidak memengaruhi hak cuti tahunan karyawan maupun pembayaran upah.
Sekretaris Kemenko PMK, Imam Machdi, menyebut cuti bersama ini bertujuan memberi waktu lebih panjang bagi masyarakat untuk merayakan kemerdekaan.
“Penambahan hari libur ini memberikan kesempatan lebih luas kepada masyarakat untuk merayakan momen bersejarah kemerdekaan dengan khidmat, semarak, dan penuh kebanggaan nasional,” ujar Imam dalam keterangan resmi, Kamis (7/8/2025).
Sementara itu, Menteri PANRB Rini Widyantini menegaskan bahwa meskipun cuti bersama ditetapkan, pelayanan publik yang esensial tetap harus berjalan optimal.
“Instansi pemerintah dapat mengatur penugasan pegawai secara proporsional sesuai karakteristik layanan masing-masing. Kita ingin masyarakat dapat merayakan HUT Kemerdekaan dengan penuh kegembiraan, tanpa mengurangi kelancaran layanan publik yang menjadi kebutuhan bersama,” tutur Rini, Jumat (8/8/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tempat Fasum: Stasiun Bogor
-
/data/photo/2025/08/18/68a272933c21f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pilih Masuk Kerja Saat Cuti Bersama, Warga: Kalau Libur Kerjaan Numpuk Megapolitan 18 Agustus 2025
-
/data/photo/2024/07/05/6687aa05e726a.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bakal Beroperasi Lagi, Biskita Koridor 6 Diperpanjang sampai Stasiun Bogor Megapolitan 15 Agustus 2025
Bakal Beroperasi Lagi, Biskita Koridor 6 Diperpanjang sampai Stasiun Bogor
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com
– Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Jawa Barat, dalam waktu dekat akan kembali membuka layanan Biskita Trans Pakuan koridor 6 yang sebelumnya sempat dihentikan akibat persoalan anggaran subsidi dari pemerintah pusat.
Rute perjalanan koridor 6 ini juga akan mengalami perubahan dengan tujuan baru, yaitu Parung Banteng-Stasiun Bogor.
Sebelumnya, rute koridor 6 hanya melayani perjalanan dari Parung Banteng sampai dengan Air Mancur.
Kepala Dishub Kota Bogor Sujatmiko Baliarto berharap, dengan diperpanjangnya rute Biskita Trans Pakuan koridor 6 ini dapat menjangkau kebutuhan masyarakat yang ingin menuju Stasiun Bogor dari wilayah Katulampa.
“Mudah-mudahan bulan September 2025 sudah bisa dilelangkan. Kemudian, bulan Oktober 2025 sudah beroperasi,” ungkap Sujatmiko, Jumat (15/8/2025).
“Saat ini, semua sedang dipersiapkan untuk aktivasi koridor 5 dan 6 sesuai perencanaan dan untuk memenuhi keinginan masyarakat terkait angkutan massal,” tambah dia.
Diperpanjangnya rute perjalanan koridor 6 ini juga merupakan masukan dari masyarakat setempat yang menginginkan adanya jangkauan transportasi massal hingga ke Stasiun Bogor.
Biskita Trans Pakuan koridor 6 nantinya akan melintas mulai dari Parung Banteng-Warung Jambu-Air Mancur-Jalan RE Martadinata-Stasiun Bogor.
Jalur perlintasan koridor 6 Parung Banteng-Stasiun Bogor tidak akan menggunakan jalur feeder yang selama ini menjadi mata pencaharian para sopir angkutan perkotaan (angkot) trayek 07.
“Jadi lintasan rutenya menggunakan jalur utama dari Air Mancur tekuk ke kanan, lalu ke jalan RE Martadinata, kemudian ke Stasiun Bogor. Tidak menggunakan jalur feeder,” ujar dia.
“Itu sudah sesuai dengan kesepakatan. Jalur yang digunakan seperti itu. Nantinya di Stasiun Bogor, koridor 6 akan bertemu dengan koridor 5. Kita memenuhi keinginan masyarakat bahwa mereka ingin rute Biskita dari Parung Banteng sampai Stasiun Bogor,” pungkas dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/15/689e9464e282f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
8 Kisah Fristo Kerja Pulang Pergi Cipanas-Jakarta, Menembus 85 Kilometer Tiap Hari Megapolitan
Kisah Fristo Kerja Pulang Pergi Cipanas-Jakarta, Menembus 85 Kilometer Tiap Hari
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Jam di dinding baru menunjuk pukul 04.00 WIB. Udara Cipanas, Puncak, Jawa Barat, begitu dingin, menusuk tulang.
Saat kebanyakan orang masih terlelap, Fristo (30) sudah bersiap menantang pagi.
Hari ini, seperti ratusan hari sebelumnya, ia menempuh perjalanan panjang menuju kantornya di Tebet, Jakarta Selatan.
Dengan mata setengah terpejam, ia menyeret langkah ke kamar mandi.
Air dingin yang menggigit kulit menjadi “ritual wajib” sekaligus tantangan terberat yang harus ia taklukkan sebelum mengayuh roda nasib ke ibu kota.
“Bayangin aja kalian lagi di dalam ruangan AC yang suhunya around 16°-19° C terus kalian guyur badan kalian pakai air es yang banyak. Nah, sebegitu menggigilnya saya tiap mandi untuk berangkat kerja,” ucap Fristo saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (15/8/2025).
Usai berpakaian rapi dan menyandang tas, ia keluar rumah ketika langit masih pekat.
Pukul 05.00 WIB, suara mesin motor maticnya memecah kesunyian di halaman.
Mantel tebal menjadi senjata utama untuk menembus hawa dingin jalur Puncak.
Dari Istana Cipanas, melewati Puncak Pass, Taman Safari, hingga Tajur, Bogor, ia mengendarai motornya sambil ditemani matahari yang perlahan muncul di balik Gunung Gede Pangrango.
Bagi Fristo, perjalanan kerja menuju ibu kota layaknya liburan.
“Berangkat jam segitu tuh seger banget dan view-nya bagus banget, terlebih jam segitu tuh belum macet alias lowong banget jalannya,” kata Fristo.
Setiap hari kerja, Fristo menempuh total jarak sekitar 85 kilometer.
Dari rumahnya di Cipanas, ia lebih dulu melaju dengan motor menuju Stasiun Bogor, lalu berganti moda transportasi dengan KRL menuju Tebet, Jakarta Selatan.
Rata-rata, perjalanan itu memakan waktu 3 hingga 3,5 jam sekali jalan.
Kalau sedang beruntung, ia bisa tiba dalam 2,5 jam, namun, kondisi seperti itu bisa dihitung dengan jari.
“Paling cepat 2,5 jam, tapi seringnya sih 3 sampai 3,5 jam kalau lagi rame banget atau macet di Bogornya. Kalau sekarang sepertinya sih 3,5 jam-an karena di Tajur, tiba-tiba ada galian tanah yang bikin super duper macet,” ucap Fristo.
Perjalanan Fristo tak selalu mulus. Mengingat Bogor dikenal sebagai “kota hujan”, ia kerap harus menepi ketika hujan deras mengguyur.
“Pernah kalau dalam perjalanan tiba-tiba hujan deras banget, jadi jalannya harus pelan banget takut jatuh soalnya,” kata dia.
Bagi sebagian orang, jalur Cipanas–Jakarta identik dengan perjalanan wisata.
Namun bagi Fristo, itu adalah rute sehari-hari untuk mencari nafkah.
Setiap tikungan, tanjakan, hingga pemandangan kebun teh yang biasanya dinikmati wisatawan, sudah menjadi bagian dari rutinitasnya.
Banyak orang mungkin akan memilih ngekos di Jakarta demi menghemat waktu dan tenaga.
Namun bagi Fristo, pilihan itu tidak pernah terasa pas.
Ia memang pernah sekali mencoba tinggal di kosan dekat kantor, tapi justru tidak betah.
Malam-malamnya terasa hampa, Fristo sulit tidur, alasannya terlalu rindu dan tidak bisa berjauhan dengan anak dan istrinya di Cipanas.
“Anak istriku di Cipanas, saya homesick banget kalau tidak pulang ke rumah. Apalagi kalau ngekos, malah tidak bisa tidur kalau tidak ada mereka, saya sudah pernah nyoba soalnya,” kata dia.
Selain alasan keluarga, ia juga merasa biaya PP tidak lebih mahal dibandingkan ngekos.
Dalam seminggu, ia menghabiskan sekitar Rp300 ribu untuk bensin, makan, dan biaya penitipan motor di Stasiun Bogor.
“Lagian sama aja sih kalau ngekos juga biayanya, seminggu sekitar 300 ribuan lah PP sudah semua termasuk transport, makan, dan titip motor,” ujarnya.
Selain udara dingin pagi hari, perjalanan pulang di malam hari juga memiliki tantangan tersendiri.
Beberapa titik di jalur Puncak minim penerangan sehingga pengendara harus ekstra hati-hati.
“Ada spot yang gelap gulita, jadi harus waspada kalau ada lubang atau hambatan,” ungkapnya.
Meski demikian, Fristo mengaku menikmati perjalanan setiap hari.
Pemandangan alam, udara segar, dan suasana pagi di Puncak menjadi “bonus” yang membuatnya betah menjalani rutinitas tersebut.
“Dulu saya sama istri kerja di Jakarta, liburnya malah ke Puncak. Sekarang setiap hari lewat sini, rasanya seperti liburan gratis,” kata dia.
Bagi Fristo, pulang adalah alasan, dan keluarga adalah tujuan yang membuatnya tak pernah berhenti mengayuh langkah.
Di ujung setiap perjalanan, lelahnya luruh bersama senyum anak dan istrinya, hadiah paling berharga yang tak tergantikan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Rekor! Pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek Tembus 31,4 Juta
Bisnis.com, JAKARTA — KAI Commuter kembali mencatat rekor jumlah pengguna KRL Commuter Line. Hingga akhir Juli 2025, totalnya menembus 31.400.484 atau 31,4 juta pengguna di wilayah Jabodetabek.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan volume tertinggi sebanyak 1.192.018 orang pada Selasa, 7 Juli lalu. Dia menyampaikan angka itu juga merupakan rekor volume harian tertinggi sepanjang 2025 ini.
Per Juli 2025 juga tercatat mengalami pertumbuhan sekitar 7,39% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024 lalu, yaitu sebanyak 29.240.516 orang.
“Peningkatan ini mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap moda transportasi publik yang aman, cepat, dan terjangkau,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Sabtu (9/8/2025).
Joni memandang peningkatan ini juga didorong oleh momentum kembalinya aktivitas anak sekolah usai libur serta meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang semester baru.
Peningkatan yang sama juga terasa jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu Juni 2025 yang tercatat sebanyak 28.204.967 orang. Secara bulanan pun, jumlah pengguna Commuter Line pada Juli 2025 meningkat 11,3%.
Lintas layanan yang menghubungkan wilayah aglomerasi seperti Commuter Line Bogor, Commuter Line Cikarang, dan Commuter Line Rangkasbitung menjadi rute dengan volume pengguna terbanyak.
Tercatat, lintas Bogor sebanyak 13.981.877 pengguna, lintas Cikarang sebanyak 7.843.758 pengguna, dan lintas Rangkasbitung sebanyak 6.883.290 pengguna.
Lebih lanjut, Joni menambahkan bahwa pada Juli 2025 kemarin, Stasiun Bogor dan Stasiun Tanah Abang merupakan stasiun pemberangkatan dan tujuan dengan jumlah pengguna terbanyak.
Stasiun Bogor mencatat sebanyak 1.632.070 orang yang naik dan sebanyak 1.637.289 orang yang turun, atau rata-rata 51.913 orang per hari yang naik dan 51.091 orang per hari yang turun di stasiun tersebut pada hari kerja.
“Di Stasiun Tanah Abang pada Juli 2025 kemarin tercatat sebanyak 1.461.211 orang yang naik dan 1.371.307 orang yang turun, dengan rata-rata sebanyak 51.422 orang yang naik dan 48.215 orang yang turun setiap hari kerja,” tambah Joni.
Selain cepat dan terjangkau, ketepatan waktu juga menjadi salah satu keunggulan utama dan alasan masyarakat menggunakan transportasi Commuter Line yang bebas dari kemacetan di jalan raya.
Dengan mengoperasikan sebanyak 1.063 perjalanan tiap harinya, pada Juli 2025 kemarin On Time Performance atau ketepatan waktu jadwal keberangkatan mencapai 99,1 persen dan ketepatan kedatangan Commuter Line Jabodetabek sebesar 98,8 persen.
“Kami berkomitmen untuk terus melakukan peningkatan layanan di seluruh lini, baik layanan di stasiun maupun dalam perjalanan Commuter Line. KAI Commuter juga terus mengutamakan keselamatan perjalanan kereta api dalam mewujudkan transportasi publik yang aman, nyaman, dan terjangkau,” tutup Joni.
Meski demikian, pada 5 Agustus lalu terjadi insiden pada KRL Commuter Line 1189 (Bogor—Jakarta Kota) di jalur IX emplasemen Stasiun Jakarta Kota pada pukul 07.17 WIB.
Petugas terkait dan tim dari Kereta Bantuan NR yang berada di lokasi telah berhasil mengevakuasi kereta untuk mengembalikan posisi roda kereta di atas rel. Evakuasi selesai dilakukan pada pukul 09.57 WIB.
Meski evakuasi sudah selesai, kereta belum dapat serta merta melaju sampai Jakarta Kota. Untuk tetap melayani pengguna, hingga pukul 09.50 WIB KAI Commuter melakukan rekayasa pola operasi perjalanan Commuter Line Bogor hanya sampai Stasiun Jayakarta dan Stasiun Gondangdia untuk kembali ke arah Depok/Bogor.
Perjalanan kembali normal pada pukul 12.14 WIB, di mana kereta yang hanya sampai Stasiun Manggarai, telah dapat melaju sampai Stasiun Jakarta Kota.
-

KRL lintas Jakarta Kota kembali normal pascaevakuasi KRL anjlok
Sejumlah petugas mengevakuasi rangkaian KRL Commuter Line nomor 1189 relasi Bogor-Jakarta Kota yang anjlok di emplasemen Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Selasa (5/8/2025). Akibat kejadian tersebut, PT KAI Commuter Line melakukan rekayasa pola operasi yaitu perjalanan KRL Commuter Line tujuan Stasiun Jakarta Kota dari Stasiun Bogor perjalanannya hanya sampai Stasiun Manggarai. ANTARA FOTO/Fauzan/rwa. (ANTARA FOTO/FAUZAN)
KRL lintas Jakarta Kota kembali normal pascaevakuasi KRL anjlok
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Selasa, 05 Agustus 2025 – 14:07 WIBElshinta.com – KAI Commuter menyatakan bahwa proses normalisasi jalur lintas Jakarta Kota terus dilakukan dan saat ini lokasi kereta anjlok telah dapat dilalui dengan kecepatan terbatas.
“Saat ini kereta sudah bisa melintasi lokasi kejadian,” kata Manager Public Relations KAI Commuter Leza Arlan di Jakarta, Selasa.
Menurut Leza, seiring proses normalisasi, saat ini perjalanan Commuter Line atau kereta rel listrik (KRL) dari dan atau ke Stasiun Jakarta Kota sudah dapat dilintasi. Untuk kereta pertama yang melintasi jalur tersebut yaitu Commuter Line 1244 relasi Jakarta Kota – Depok pada pukul 11.54 WIB.
Sebelumnya, rangkaian KRL relasi Bogor-Jakarta Kota mengalami anjlok emplasemen di Stasiun Jakarta Kota pada Selasa pagi (5/8) sekitar pukul 07.17 WIB. Meski demikian, KAI Commuter memastikan seluruh penumpang dievakuasi dengan aman oleh petugas yang bertugas di lapangan.
Selanjutnya, pada Selasa pukul 09.57 WIB, petugas dan tim dari Kereta Bantuan NR yang berada di lokasi telah berhasil mengevakuasi kereta untuk mengembalikan posisi roda kereta di atas badan rel. Akibat insiden ini, lalu lintas KRL Bogor-Jakarta mengalami rekayasa operasional, dari hanya sampai Stasiun Manggarai pada pagi hari, kemudian berangsur hanya sampai Stasiun Jayakarta dan Stasiun Gondangdia pada siang hari.
“Kami memohon maaf atas keterlambatan perjalanan Commuter Line,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus.
Sumber : Antara
-
/data/photo/2025/02/04/67a20098aaedf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KRL Gangguan, Perjalanan Rute Bogor–Jakarta Kota Hanya Sampai Manggarai Megapolitan 5 Agustus 2025
KRL Gangguan, Perjalanan Rute Bogor–Jakarta Kota Hanya Sampai Manggarai
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com
– Layanan KRL Commuter Line relasi Bogor–Jakarta Kota mengalami gangguan, Senin (5/8/2025) pagi.
Akibatnya, perjalanan kereta dari arah Bogor hanya dilayani hingga Stasiun Manggarai.
“Sehubungan dengan adanya gangguan operasional di Jakarta Kota, saat ini rangkaian hanya sampai di stasiun transit Manggarai. Bagi penumpang yang bertujuan Jakarta Kota bisa menggunakan moda transportasi lain,” ujar salah satu petugas di Stasiun Bogor.
Pantauan
Kompas.com,
seluruh kereta yang berada di Stasiun Bogor hanya menampilkan tujuan Manggarai pada layar LED.
Informasi serupa juga terpampang di papan pengumuman digital.
“Sehubungan dengan adanya gangguan operasional di jalur 9 Jakarta Kota, kereta hanya sampai Stasiun Manggarai. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” demikian tulisan pada layar pengumuman.
Gangguan ini juga membuat sejumlah kereta tertahan di setiap stasiun, seperti Stasiun Bojong Gede, Depok, Depok Baru karena menunggu sinyal keberangkatan.
Salah satu penumpang, Ira (27), mengaku harus mengubah perjalanannya.
Semula ia hendak turun di Stasiun Gondangdia, namun terpaksa berhenti di Manggarai.
“Iya tadi, penumpang lain juga pada turun Manggarai. Sebenarnya bisa sih lanjut transit lewat Stasiun Tanah Abang, tapi penuh,” ucap Ira.
Ia akhirnya memilih menggunakan ojek online untuk melanjutkan perjalanan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak KRL Commuter Line belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab gangguan operasional tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/22/68075ffd5c303.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kamera Penumpang Tertinggal di KRL Stasiun Bogor, Digasak Maling Sampai ke Stasiun Duri Nasional 1 Agustus 2025
Kamera Penumpang Tertinggal di KRL Stasiun Bogor, Digasak Maling Sampai ke Stasiun Duri
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Akun Instagram @hening___, seorang pengguna
KRL
, membagikan pengalamannya yang tanpa sengaja meninggalkan kamera di dalam kereta, Rabu (30/7/2025).
Ia baru menyadari kameranya tertinggal saat tiba di pintu keluar Stasiun Bogor. Ia pun langsung melapor ke petugas.
Dalam waktu 24 jam, petugas KAI disebut berhasil dan mengamankan pelaku serta mengembalikan kamera tersebut.
Public Relations Manager PT Kereta Commuter Indonesia Leza Arlan membenarkan pihaknya mengamankan pelaku pencurian kamera milik penumpang yang sempat tertinggal di gerbong KRL.
Barang tersebut tertinggal pada Rabu (30/7/2025) di Stasiun Bogor. Leza mengatakan, penumpang langsung melapor setelah menyadari barangnya tertinggal.
“Pengguna melakukan pelaporan di Stasiun Bogor. Baru tersadar setelah di pintu keluar stasiun. Pengguna tersebut kembali, namun barang sudah tidak ada dan melakukan pelaporan ke petugas
passenger service
dan dibuatkan
form
barang kehilangan,” kata Leza kepada
Kompas.com
, Jumat (1/8/2025).
Setelah menerima laporan, petugas menelusuri rekaman CCTV di dalam rangkaian dan stasiun. Hasilnya menunjukkan bahwa kamera tersebut diambil oleh seseorang yang kemudian terpantau di Stasiun Duri sehari setelah penumpang kehilangan barangnya atau Kamis (31/7/2025).
Menurut Leza, pelaku langsung diamankan petugas dan dibawa ke Stasiun Bogor. Pelaku dimintai keterangan dan dipertemukan dengan korban.
Pelaku pun mengakui perbuatannya dan mengembalikan kamera yang ia curi ke korban.
Namun pelaku kemudian dilepas karena korban memilih damai. Meski demikian, pelaku telah dimasukkan ke daftar hitam atau
blacklist.
“Sudah pasti, di-
blacklist
,” tegas Leza.
Leza juga mengimbau para pengguna KRL selalu waspada dan menjaga barang bawaan pribadi.
“Kami mengimbau kepada pengguna untuk memperhatikan dan menjaga barang bawaannya agar tidak tertinggal. Barang yang dibawa adalah tanggung jawab dari pengguna,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/14/68749eca5a35d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KAI Pastikan Kaca KRL Gunakan Tempered Glass, Dirut: Enggak Bisa Pecah Megapolitan 14 Juli 2025
KAI Pastikan Kaca KRL Gunakan Tempered Glass, Dirut: Enggak Bisa Pecah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menyatakan, KAI telah lama mengantisipasi ancaman pelemparan batu terhadap kereta rel listrik (KRL) dengan memasang kaca berkualitas tinggi, yakni
tempered glass.
“Sebenarnya KAI maupun KCI itu sudah mengantisipasi dengan kualitas kaca yang lebih baik dengan
tempered
,” ujarnya dalam acara Capaian Kinerja Semester I-2025 di
Jakarta
, Senin (14/7/2025).
Asdo menjelaskan, kaca
tempered
dirancang agar tidak mudah pecah saat terkena lemparan batu. Kerusakan maksimal yang terjadi biasanya hanya berupa retakan.
“Artinya seperti yang di KRL kemarin, itu enggak bisa pecah, hanya retak,” ucapnya.
Menurut Asdo, daya lempar batu dalam kasus pelemparan KRL di Bogor sebenarnya tidak terlalu kuat. Namun, karena kereta melaju dengan kecepatan tinggi, batu yang dilempar menjadi lebih berbahaya.
“Itu batu yang dilempar mungkin dengan kekuatan yang biasa, tapi ditawar dengan kecepatan kereta, ini bisa menyebabkan yang sederhana jadi lebih keras. Kurang lebih teorinya seperti itu. Tapi kami sudah mengantisipasi bagaimana kaca itu supaya tidak tembus,” jelasnya.
Ia menegaskan, pelemparan batu ke arah KRL adalah bentuk kejahatan serius yang berisiko menimbulkan luka bahkan kematian bagi petugas maupun penumpang.
“Jangan sampai ada lagi pelemparan, bahwa ini tindak kejahatan. Kenapa tindak kejahatan? Karena bisa melukai orang di dalam, baik itu petugas maupun penumpang. Melukai itu bisa membuat cacat, baik cacat sementara, cacat permanen, maupun meninggal dunia,” tuturnya.
Sebelumnya, KAI Commuter melaporkan terjadinya pelemparan batu terhadap Commuter Line No. 1322 relasi Jakarta Kota–Bogor.
Insiden terjadi pada Jumat (11/7/2025) pukul 16.05 WIB di lintasan antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor, tepatnya di sekitar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Anyar, Bogor.
Akibat kejadian tersebut, kaca pintu kereta terakhir pada rangkaian CLI-125 mengalami retak di sisi kiri.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menyatakan, KAI telah menindaklanjuti kejadian ini dengan serius.
Kapolsek Bogor Tengah Komisaris Agustinus Manurung menyebutkan, pelaku pelemparan adalah dua anak yang sedang bermain di sekitar rel kereta api.
“Sekumpulan anak-anak di sekitar TKP sedang bermain di pinggir rel kereta api dan anak secara iseng melemparkan batu kecil ke arah kereta api yang melintas dari arah Jakarta menuju stasiun Bogor,” ujar Agustinus dalam keterangannya, Minggu (13/7/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/13/68733013a12d6.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ketika Main Batu Bocah di Bogor Buat KRL 3 Hari Tak Beroperasi… Megapolitan 14 Juli 2025
Ketika Main Batu Bocah di Bogor Buat KRL 3 Hari Tak Beroperasi…
Penulis
BOGOR, KOMPAS.com
— Rangkaian kereta Commuter Line CLI-125 tak bisa beroperasi selama tiga hari setelah dilempari batu oleh dua bocah di kawasan Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jumat (11/7/2025).
Insiden terjadi di lintas antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor, tepatnya di sekitar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Anyar. Akibatnya, kaca pintu kereta bagian belakang mengalami retak di sisi kiri.
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus mengatakan, insiden tidak menimbulkan korban jiwa, namun sangat membahayakan keselamatan pengguna maupun petugas.
“Tidak ada korban dari pengguna atas pelemparan ini,” kata Joni.
Ia menyebut tindakan ini termasuk vandalisme yang berdampak serius. Rangkaian Commuter Line itu tidak dapat beroperasi selama tiga hari karena harus melalui proses perbaikan dan penggantian kaca pintu kereta.
“Rangkaian Commuter Line tersebut tidak dapat beroperasi selama tiga hari karena membutuhkan proses perbaikan dan penggantian kaca pintu kereta,” kata Joni.
Setelah menerima laporan pelemparan, petugas PT KAI segera melakukan penyisiran.
Pada pukul 17.20 WIB, mereka menemukan dua anak yang diduga pelaku.
Keduanya mengaku tengah bermain lempar-lemparan batu di pinggir rel dan tak sadar batu mengenai KRL.
Pukul 17.50 WIB, petugas mendatangi rumah pelaku. Setelah ditelusuri, salah satu anak mengakui bahwa batu yang mengenai kaca KRL dilempar bersama temannya.
Kedua anak, masing-masing berusia 8 dan 10 tahun, dibawa ke Stasiun Bogor bersama orangtua mereka pada pukul 18.25 WIB.
Kemudian sekitar pukul 20.45 WIB, mereka diarahkan ke Polsek Bogor Tengah dan ditangani petugas piket Reskrim Aiptu Sugeng.
Karena masih di bawah umur, perkara ini diselesaikan secara kekeluargaan.
Kasi Humas Polresta Bogor Kota, Ipda Eko Agus menyatakan, kedua orangtua anak telah menjalani mediasi dengan pihak PT KAI dan menyatakan siap bertanggung jawab.
“Telah dilakukan mediasi bersama pihak PT KAI dan keluarga pelaku, dan disepakati bahwa kedua orangtua bersedia bertanggung jawab serta membuat surat pernyataan agar kejadian serupa tidak terulang,” kata Eko, Minggu (13/7/2025).
Pihak KAI Commuter, melalui Koordinator Keamanan Toto Fajar Prasetyo dan perwakilan COSA, menyepakati penyelesaian non-litigasi.
Namun, Joni menegaskan bahwa jika perbuatan serupa dilakukan oleh pelaku dewasa, maka langkah hukum akan ditempuh.
KAI menegaskan bahwa aksi semacam ini sangat membahayakan nyawa penumpang dan tidak bisa ditoleransi.
KAI juga mengingatkan masyarakat yang tinggal dekat rel agar mengawasi anak-anak dan mendukung gerakan anti-vandalisme terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian.
“Kami harap masyarakat, termasuk orangtua, bisa meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak,” tutup Joni.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Aksi Heroik Damkar Evakuasi Kaki Pria Terjepit di Perlintasan KA Bogor
Jakarta –
Pria bernama Rifki (23) terjepit di perlintasan rel Kereta Api (KA) Bogor-Sukabumi ketika berjalan kaki di Jl Kapten Muslihat, Kota Bogor. Pemadam kebakaran (damkar) turun tangan.
“Kami mendapatkan laporan pada pukul 18.48 WIB, bahwa terjadi korban yang sedang terjepit di rel kereta di sekitar area alun-alun. Kondisi korban kaki terjepi rel besar, besi besar,” kata anggota rescue Damkar Kota Bogor Dian Irzadi ditemui di lokasi, Minggu (13/7/2025).
“Sekitar 5 menit perjalanan dengan posisi macet kita datang ke lokasi langsung menindaklanjuti dengan menggunakan tang elektronik. Sekitar 10 menit terbuka dan kaki bisa diselamatkan,” sambungnya.
Pantauan detikcom, pria berkaus putih terjepit di rongga antara rel KA dan penutup saluran air atau bak kontrol. Kakinya terjepit hingga sulit dilepaskan.
Lokasi kejadian berada di perlintasan KA antara Stasiun Bogor dan Stasiun Paledang dan tidak jauh dari Alun-alun. KA yang melintas di lokasi, hanya KA Pangrango jurusan Bogor-Sukabumi dengan jadwal keberangkatan tertentu.
Lokasi korban terjepit, merupakan jalan umum yang biasa dilewati pejalan kaki dan tersambung ke pedestrian atau trotoar. Kondisi di lokasi tampak gelap sehingga membahayakan pejalan kaki karena banyak celah atau rongga diantara besi rel kereta api.
Korban bernama Rifki mengatakan, peristiwa terjadi ketika ia sedang berjalan kaki dengan terburu-buru untuk menghindari hujan. Saat itu, Rifki sedang menggendong anaknya yang masih balita.
“Saya kan jalan dari sana enggak liat ada celah, saya lagi gendong anak saya tiba-tiba kaki masuk ke situ, langsung kejepit. Iya saya jatuh, tapi anak saya ngga apa-apa, aman. Mungkin karena gelap sama nggak hapal ada lubang, jadi kakinya langsung masuk ngejeblos di sini,” kata Rifki.
(dek/dek)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini