Berangkat Subuh, Pulang Larut: Cerita Pekerja Bogor–Jakarta yang Tak Pernah Usai
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Langit Bogor, Jawa Barat masih gelap ketika langkah-langkah tergesa mulai terdengar di sekitar Stasiun Bogor.
Jarum jam belum menunjukkan pukul 04.00 WIB, tetapi peron sudah dipenuhi penumpang yang menunggu kereta pertama menuju Jakarta Kota.
Dengan ransel di punggung dan jaket membalut tubuh, sebagian penumpang tampak menahan kantuk.
Tak banyak percakapan. Hal yang terdengar hanya pengumuman stasiun.
“Commuter Line tujuan akhir Stasiun Jakartakota masuk jalur dua,” ucap petugas dari pengeras suara.
Kereta datang, pintu terbuka, penumpang bergerak cepat mencari ruang.
Bagi para komuter, berangkat subuh bukan pilihan, melainkan kebutuhan.
Perjalanan Bogor–Jakarta memakan waktu sekitar satu hingga satu setengah jam.
Namun, setibanya di Manggarai, Sudirman, Tanah Abang, atau Jakarta Kota, perjalanan belum selesai.
Mereka masih harus berganti moda di antaranya TransJakarta, ojek daring, atau berjalan kaki dengan menembus hiruk-pikuk ibu kota.
Rutinitas ini berulang hampir setiap hari. Pagi dihabiskan di kereta, malam dilewati dengan rute yang sama, hanya arah yang berbeda.
Salah satu penumpang, Wahyu Epi Permana (37), mengaku harus bangun sejak dini hari agar tiba di kantor pukul 07.00 WIB.
Setiap hari, ia pulang pergi dari rumahnya di Ciapus, Kabupaten Bogor, menuju Mangga Besar, Jakarta Barat.
Rutinitas itu telah dijalaninya hampir dua tahun terakhir.
“Kerja di Jakarta, rumah di Bogor. Kalau semisalnya kos di Jakarta mahal, gaji habis buat bayar kamar,” ucap Epi kepada Kompas.com, Selasa (16/12/2025).
Bogor dipilih karena harga rumah lebih terjangkau dan suasana yang lebih tenang.
Namun, ia sadar konsekuensinya adalah jarak jauh dan waktu tempuh panjang.
“Risikonya ya bangun pagi, waktu habis di jalan. Tapi kalau gak pulang, gak tidur di rumah kaya gak betah aja,” kata dia.
Cerita serupa datang dari Lulu (27), pekerja swasta yang setiap hari berangkat dari Stasiun Bogor menuju Gondangdia.
Ia memilih KRL paling pagi demi mengejar aktivitas kantor yang dimulai pukul 06.45 WIB.
“Karena acara kantor itu kan selalu pagi ya, dibanding panik karena telat terus diburu-buru, ya pagi, pagi sekalian,” ucap Lulu.
Perjalanan panjang itu kerap menguras tenaga. Tak jarang, Lulu baru tiba di rumah selepas pukul 21.00 WIB.
Waktu bersama keluarga menjadi terbatas, sementara akhir pekan sering dihabiskan untuk memulihkan tubuh dengan tidur seharian.
Alasan utamanya tetap sama yakni biaya kos di Jakarta yang tak sebanding dengan penghasilan.
“Wah kalau ngekost, engga nutup (pendapatan). Kalau libur baru tuh habis waktunya buat hibernasi,” candanya.
KRL menjadi urat nadi, sekaligus saksi bisu perjuangan harian para pencari nafkah.
Mereka berangkat saat kota masih terlelap dan pulang ketika malam sudah larut.
Rutinitas melelahkan itu akan terus berulang, esok dan lusa, demi satu tujuan yang sama yaitu bertahan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tempat Fasum: Stasiun Bogor
-
/data/photo/2025/12/16/694097450d717.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Berangkat Subuh, Pulang Larut: Cerita Pekerja Bogor–Jakarta yang Tak Pernah Usai Megapolitan 16 Desember 2025
-

Pemkot Bogor & INKA Segera Uji Coba Trem Perkotaan di Sekitar Stasiun Bogor
Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Kota Bogor bersama PT Industri Kereta Api (INKA) bakal segera melakukan uji coba trem perkotaan di jalur sekitar Stasiun Bogor dan alun-alun, sebelumnya nantinya dikembangkan menjadi jalur yang lebih panjang.
Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menegaskan komitmennya dalam menghadirkan transportasi publik masa depan yang lebih baik bagi masyarakat, usai menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemkot Bogor dan INKA terkait rencana pengembangan sistem transportasi massal berbasis trem di Kota Bogor.
Dedie Rachim menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan momentum penting setelah melalui proses panjang dalam upaya menghadirkan moda transportasi modern dan ramah lingkungan di Kota Bogor.
“Dalam MoU yang tadi ditandatangani, rencana uji coba akan dilakukan di Kota Bogor. Harapannya PT INKA dapat melihat apa saja hal-hal yang harus dikembangkan secara teknologi,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (14/12/2025).
Dedie menjelaskan, MoU antara PT INKA dan PT Transpakuan Bogor mencakup rencana uji coba trem yang akan dimulai pada rute awal sekitar Stasiun Bogor dan Alun-alun Kota Bogor, sebelum nantinya dikembangkan menuju koridor satu sepanjang 7–8 kilometer.
Sebagai informasi, trem yang dikembangkan PT INKA memiliki kandungan lokal lebih dari 60%, menggunakan teknologi baterai tanpa katenari, serta memiliki sistem pengisian daya modern yang akan membuat operasional transportasi publik lebih efisien.
“Teknologinya mumpuni, tanpa harus memakai catenary atau kabel atas, dan sistem charging-nya sangat modern. Dengan begitu, biaya operasional bisa jauh lebih hemat dan tidak membebani pemerintah daerah maupun masyarakat sebagai pengguna transportasi publik masa depan ini,” kata Dedie.
Sebagai tahap awal uji coba, Pemkot Bogor akan menyiapkan lintasan sepanjang kurang lebih 450 meter yang ditempatkan di area strategis.
Dedie Rachim juga menyampaikan bahwa Pemkot Bogor akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk melihat kemungkinan perluasan lintasan uji coba di sekitar Kebun Raya Bogor.
Tujuannya, agar masyarakat bisa teredukasi dan terbiasa bahwa trem perkotaan adalah solusi transportasi publik masa depan yang ramah lingkungan, efisien, dan tidak mahal.
Dirinya memastikan bahwa aspek infrastruktur telah diperhitungkan, termasuk memastikan kemampuan jembatan Otista dan Jalak Harupat untuk menopang beban trem yang memiliki bobot serupa kendaraan roda empat besar.
Meski demikian, Dedie belum menyampaikan terkait kapan waktu uji coba akan dilakukan.
Adapun, pemanfaatan trem milik INKA di Kota Bogor ini sebelumnya telah dibahas sejak 2020. Sementara prototipe yang INKA kembangkan sejak 2018 ini telah diuji coba di Solo dan Kediri,
Direktur Utama PT INKA Eko Purwanto menegaskan, pihaknya siap mendukung penuh pelaksanaan uji coba dan pengembangan trem di Kota Bogor.
“Ini trem baterai ya, jadi teknologi ini sudah kami miliki. Tinggal kami kembangkan dengan engineer Indonesia. Semuanya dikerjakan oleh anak-anak bangsa,” ucapnya.
-

KAI Daop 1 Sediakan 909.000 Tiket untuk Nataru, Pemesanan Membeludak
Jakarta, Beritasatu.com – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta menyiapkan lebih dari 909.000 kursi untuk melayani peningkatan mobilitas warga pada periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Langkah ini menjadi bagian dari upaya perusahaan menjaga kelancaran arus penumpang yang diprediksi melonjak signifikan menjelang puncak musim liburan akhir tahun.
Pelaksana Harian Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Radhitya Mardika Putra, menjelaskan bahwa penambahan kapasitas tersebut berbarengan dengan sejumlah program tarif promo untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan kereta api selama periode sibuk Nataru.
“Untuk memastikan kapasitas perjalanan terpenuhi, KAI Daop 1 Jakarta menyiapkan 909.536 tempat duduk,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/12/2025).
Total kursi yang disediakan itu dialokasikan di sejumlah stasiun strategis yang menjadi titik keberangkatan utama penumpang dengan Stasiun Gambir sebanyak 367.020 kursi, Stasiun Pasar Senen sebanyak 441.932 kursi, dan KA Lokal Pangrango dan Siliwangi sebanyak 100.584 kursi
Ketiga layanan tersebut mencakup rute-rute favorit masyarakat menuju berbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Hingga 5 Desember 2025, KAI mencatat 289.380 tiket Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) dan KA Lokal yang telah dipesan pelanggan. Dari jumlah itu, 280.502 penumpang merupakan pengguna KAJJ, sementara 8.878 penumpang memilih layanan KA Lokal Pangrango.
Data menunjukkan Stasiun Pasar Senen masih menjadi titik keberangkatan tersibuk dengan 135.442 pemesanan. Disusul Stasiun Gambir 57.844 pelanggan, Stasiun Bekasi 39.454 pelanggan, Stasiun Cikarang 22.001 pelanggan, Stasiun Jatinegara, Karawang, dan Cikampek dengan total 25.761 pelanggan
Untuk KA Lokal Pangrango, jumlah penumpang terbanyak tercatat berasal dari Stasiun Bogor Paledang dengan 4.594 pelanggan, diikuti Sukabumi, Cisaat, serta beberapa lintas lain yang menjadi rute harian masyarakat di wilayah tersebut.
Selama periode Nataru, KAI mengoperasikan 1.530 perjalanan KAJJ, atau rata-rata 85 perjalanan per hari. Selain itu, terdapat 198 perjalanan KA Lokal yang melayani rute Pangrango dan Siliwangi. Penambahan ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan kursi mencukupi sekaligus mengurai potensi kepadatan penumpang di berbagai titik keberangkatan.
-
/data/photo/2025/11/16/69197fd9df0be.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mengenang 3 Kereta Bersejarah yang Mengubah Wajah KRL Jabodetabek Megapolitan 23 November 2025
Mengenang 3 Kereta Bersejarah yang Mengubah Wajah KRL Jabodetabek
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
KRL Commuter Line selama bertahun-tahun menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat Jabodetabek, dan di balik layanan tersebut terdapat tiga rangkaian kereta pionir yang menandai awal modernisasi, yakni Tokyu 8500, TM 7000, dan JR East 203.
Kehadiran ketiganya memperkenalkan fasilitas yang lebih bersih, nyaman, serta ber-AC, sebuah lompatan besar dari layanan kereta ekonomi sebelumnya.
Bagi banyak negara, termasuk Indonesia, transportasi umum menjadi pilar pembangunan berkelanjutan.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk di kota besar dan kepadatan lalu lintas yang makin kompleks, kebutuhan akan transportasi yang aman, efisien, dan ramah lingkungan menjadi krusial untuk memastikan mobilitas yang merata bagi seluruh kalangan.
Commuter Line yang dioperasikan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memegang peran utama sebagai moda transportasi massal di Jabodetabek.
Tarif yang terjangkau dan rute yang luas menjadikan
KRL
pilihan harian jutaan penumpang.
Dilansir dari
Antara
, data KAI Commuter menunjukkan bahwa jumlah pengguna KRL Jabodetabek pada triwulan III 2025 mencapai 89.088.257 orang, meningkat sekitar 4,7 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Stasiun Bogor menjadi yang tersibuk dengan 4.554.774 pengguna, disusul Stasiun Tanah Abang (4.073.502) dan Bekasi (2.923.291).
Pertumbuhan KRL tak lepas dari kehadiran tiga rangkaian generasi pertama, yakni
Tokyu 8500
,
TM 7000
, dan
JR East 203
.
Ketiganya diimpor dari Jepang antara 2006–2011, ketika KCI masih bernama Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ).
Sebelum itu, ketiganya telah beroperasi di Jepang selama sekitar 25 tahun (batas usia operasional yang ditetapkan regulasi Jepang).
PT KCI kemudian mengadopsinya sebagai upaya modernisasi, menggantikan rangkaian lama tanpa AC.
Ketiganya menjadi simbol peningkatan kualitas layanan dengan menghadirkan kenyamanan pendingin udara.
Namun usia yang telah mencapai setengah abad serta kelangkaan suku cadang membuat KCI menghentikan operasionalnya pada 2025.
Sebagai bentuk penghormatan, Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) bersama KAI Commuter menggelar pameran “Arigato KRL!” di Stasiun Jakarta Kota pada 11 November 2025.
Acara ini dihadiri
railfans
, masyarakat umum, perwakilan Kedutaan Besar Jepang Kamigaki Reiko, serta Direktur Utama PT KCI, Asdo Artiviyanto.
Pameran menyajikan perjalanan sejarah ketiga rangkaian melalui poster edukatif, foto-foto kronologis, miniatur kereta dari berbagai era, hingga tampilan seragam petugas dan warna asli kursi penumpang.
Unsur budaya Jepang turut dihadirkan lewat dekorasi Noren, lampion tradisional, dan ornamen bunga sakura.
Antusiasme pengunjung terlihat dari lonjakan jumlah kedatangan.
“Di hari
weekday
kemarin, kita rata-rata pengunjung di atas 1.500. Terus, untuk per hari ini, Sabtu tanggal 15, per jam 12 ini, kita sudah menyentuh angka lebih dari 2.000 pengunjung,” jelas Tianza, petugas pameran “Arigato KRL!”.
Ia juga menyebut variasi pengunjung yang datang. Saat hari kerja, rombongan sekolah mendominasi, sementara akhir pekan dipadati keluarga yang membawa anak-anak.
Kehadiran Tokyu 8500, TM 7000, dan JR East 203 menjadi titik awal transformasi layanan KRL yang lebih nyaman, bersih, dan modern.
Walau kini memasuki masa purnatugas, warisan ketiganya tetap hidup melalui peningkatan standar layanan yang diterapkan KAI Commuter hingga hari ini, sebuah fondasi penting bagi sistem transportasi berkelanjutan di Jabodetabek.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Gangguan di Stasiun Depok, KRL ke Jakarta dan Bogor Jalan Bergantian
Jakarta –
Terjadi gangguan operasional di Stasiun Depok pagi ini. Perjalanan KRL arah Jakarta ataupun Bogor diberlakukan rekayasa jalur secara bergantian.
“Terdapat gangguan operasional di jalur 4 Stasiun Depok dan saat ini dalam penanganan petugas,” kata KAI Commuter dalam akun X resminya, Selasa (18/11/2025).
Saat ini gangguan operasional tersebut sedang dalam penanganan. KAI Commuter menyebut sementara perjalanan KRL tujuan Stasiun Bogor dan Jakarta Kota akan dilayani secara bergantian.
“Untuk perjalanan Commuter Line tujuan Stasiun Bogor dan tujuan Jakarta Kota dilayani secara bergantian di jalur 1 dan 2,” ujarnya.
KCI meminta maaf atas adanya gangguan tersebut yang menyebabkan sejumlah perjalanan KRL terlambat.
(yld/zap)
-

Penanganan Pohon Tumbang di Dekat Stasiun Bogor Diperkirakan Selesai Pagi Ini
Bogor –
Wali Kota Bogor Dedie A Rachim meninjau proses penanganan pohon beringin berukuran besar yang tumbang di Jl Kapten Muslihat, Kota Bogor. Penanganan diperkirakan memakan waktu lama dan selesai pada pagi nanti.
“Kalau dilihat dari situasi ini mungkin memakan waktu yang cukup lama penanganannya, karena diameter pohon cukup besar,” kata Dedie di lokasi pohon tumbang Jl Kapten Muslihat, Senin (27/10/2025) malam.
“Para petugas dari BPBD, Damkar, Perumkin, PU, dibantu juga dari TNI dan kepolisian, saat ini semua membantu, tetapi kelihatannya memang masih membutuhkan waktu dan perkiraan sampai besok pagi,” lanjutnya.
Pohon beringin berukuran besar tumbang berada di pintu keluar Gereja Katedral di Jl Kapten Muslihat, Kota Bogor. Pohon tumbang melintang dan menutup akses kendaraan. Hingga pukul 23.00 WIB proses pemotongan pohon tumbang masih berlangsung.
“Jadi memang Kota Bogor sejak sore tadi diguyur hujan dengan intensitas tinggi sehingga mengakibatkan beberapa kejadian antara lain yang cukup menonjol itu adalah kejadian longsor, kemudian banjir lintasan juga di lawang gintung dan beberapa kejadian lainnya,” kata Dedie.
Diketahui, pohon beringin yang tumbang itu sempat melintang ke tengah jalan mengakibatkan arus kendaraan arah Stasiun Bogor ditutup.
Pantauan detikcom pukul 22.00 WIB, Senin (27/10), pohon beringin berukuran besar tampak roboh di Jl Kapten Muslihat, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Batang pohon beringin yang berukuran besar tampak melintang menutup badan jalan raya.
Sejumlah petugas BPBD, Damkar, hingga Dinas Petumkim Kota Bogor tampak berada di lokasi melakukan penanganan menggunakan mesin pemotong. Petugas tampak menerjunkan kendaraan penyangga agar petugas menjangkau bagian atas lingkar batang pohon.
(sol/fca)
-

Ricuh Penertiban PKL di Alun-alun Bogor, Pedagang Tolak Dagangan Disita
Bogor –
Penertiban PKL di alun-alun Kota Bogor sempat diwarnai ricuh. Pedagang dan Petugas Satpol PP terlibat adu mulut hingga saling dorong.
Momen penertiban PKL itu viral di media sosial. Dilihat pada Senin (20/10/2025), petugas Satpol PP terlibat adu mulut dengan sejumlah pria diduga pedagang.
Sejumlah pedagang sempat naik ke truk Satpol PP dan mengeluarkan peralatan berdagang yang sempat diamankan. Tindakan tersebut sempat dicegah, namun pedagang mengamuk dan terlibat adu mulut hingga saling dorong dengan petugas.
Kasiops Satpol PP Kota Bogor Surya Dharma mengatakan, peristiwa dalam video terjadi pada Minggu (19/10/2025). Surya menyebut pedagang menolak ditertibkan dan melawan petugas.
“Iya itu kejadiannya kemarin sore. Jadi PKL melawan dan ngga mau ditertibkan. Kebetulan saya yang pimpin operasi penertiban kemarin,” kata Surya ketika dimintai konfirmasi.
“PKL yang ditertibkan karena mereka berjualan di tempat yang dilarang. Ini bukan sekali, kita selalu pantau terutama saat weekend, mereka sudah diingatkan berkali-kali,” kata Surya.
“(PKL) Menolak ditertibkan karena mereka bingung mungkin mau usaha di mana, tapi tempat yang kemarin itu memang dilarang berjualan,” imbuhnya.
“Pascakejadian PKL tetap kami bersihkan. Jumlah (PKL yang ditertibkan) puluhan, rata-rata semuanya kuliner, sebagian ada lapak mainan. (Keberadaan) PKL mengganggu akses untuk pejalan kaki, baik yang berkunjung ke alun-alun maupun ke Stasiun Bogor, terang Surya.
(sol/idn)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5223987/original/047421900_1747614544-1000006309.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KRL Jabodetabek Angkut 89 Juta Penumpang di Kuartal III 2025 – Page 3
Adapun di sepanjang Januari-Juni 2025, KAI Commuter mencatat volume pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek sebanyak 166.432.692 orang. Naik 6,13 persen secara tahunan (YoY) dibandingkan semester I 2024 yang mencapai 156.816.151 orang. Ini juga lebih tinggi 22,56 persen dibanding semester I 2023 yang berada di angka 135.793.399 orang.
Peningkatan volume penumpang tersebut ditunjang oleh pemberlakuan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) baru mulai Februari 2025. Pada Gapeka 2025 ini, KAI Commuter mengoperasikan sebanyak 1.063 perjalanan KRL Commuter Line Jabodetabek per hari, lebih banyak 15 perjalanan dibanding Gapeka 2023 sebelumnya sebanyak 1.048 perjalanan.
Di wilayah Jabodetabek sendiri pada Juni 2025 kemarin, Stasiun Bogor merupakan stasiun pemberangkatan dengan volume terbanyak, yakni 1.530.425 orang. Disusul Stasiun Tanah Abang sebanyak 1.278.052 orang, dan Stasiun Sudirman sebanyak 1.015.771 orang. .
-
/data/photo/2025/06/24/685a6fb8bf3cb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Komplotan Copet di Stasiun Bogor dan Pedestrian SSA Ditangkap, 2 Pelaku Ditembak Megapolitan 23 Agustus 2025
Komplotan Copet di Stasiun Bogor dan Pedestrian SSA Ditangkap, 2 Pelaku Ditembak
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com –
Enam orang komplotan pencopet di Kota Bogor, Jawa Barat, dibekuk polisi. Mereka berinisial RO, IW, AN, FS, IS, dan satu orang penadah berinisial CA.
Kepala Reskrim Polresta Bogor Kota Komisaris Polisi Aji Riznaldi Nugroho mengatakan, para pencopet tersebut berasal dari kelompok berbeda.
Pelaku RO, IW, dan FS, merupakan komplotan pencopet yang beraksi di kawasan Stasiun Bogor hingga Alun-alun Kota Bogor.
Sementara, pelaku FS dan IS adalah komplotan pencopet yang beraksi di kawasan jalur pedestrian sistem satu arah (SSA) hingga Lapangan Sempur.
“Mereka ini punya wilayah operasinya masing-masing. Ada kelompok yang target operasinya di jalur pedestrian SSA. Kelompok pencopet satu lagi beraksi di sekitar stasiun dan pasar,” kata Aji, dalam keterangannya, Sabtu (23/8/2025).
Aji menyampaikan, jaringan kelompok pencopet ini terungkap setelah adanya laporan dari salah satu warga yang menjadi korban pencopetan di pedestrian SSA.
Aji menyebut, dalam aksinya, para pencopet ini mengincar barang berharga seperti handphone dengan cara memanfaatkan kelengahan dari korbannya.
“Mereka (pelaku) ini mengincar orang-orang yang sedang beraktivitas olahraga atau yang baru pulang kerja di Stasiun Bogor,” ucap dia.
“Para pelaku ini sudah setahun beraksi dan sudah ada 14 laporan polisi (LP) berkaitan kasus pencopetan yang diduga dilakukan oleh dua kelompok pencopet ini,” tambahnya.
Aji menuturkan, dua pelaku pencopet yakni FS dan IS terpaksa dihadiahi timah panas oleh polisi karena mencoba melarikan diri saat ditangkap.
Saat ini, polisi masih memburu satu orang pelaku lain yang diduga menjadi penadah barang curian.
“Kelompok ini cukup terorganisir. Mereka jual barang curiannya ke dua orang penadah. Satu orang penadah khusus handphone android sudah kita tangkap, satu penadah khusus iPhone masih DPO,” imbuh dia.
Barang bukti disita enam unit ponsel yang belum sempat mereka jual.
Atas perbuatannya, para pelaku dikenakan Pasal 362 KUHP juncto 53 dengan ancaman pidana penjara paling lama lima tahun.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

5 Fakta Komplotan Copet Spesialis Pelari di Bogor Dibekuk
Kota Bogor –
Seorang wanita berinisial MR menjadi korban copet saat berolahraga di jalur pedestrian sistem satu arah (SSA) Jalan Jalak Harupat, Kota Bogor. Korban baru menyadari ponselnya hilang setelah suara musik di earphone tiba-tiba menghilang.
Peristiwa itu dialami korban MR, pada Sabtu (16/8/2025) pagi. Cerita pengalaman korban dicopet ini menimbulkan trauma bagi korban.
Polresta Bogor Kota kemudian bergerak menyelidiki kejadian tersebut. Kurang dari sepekan, para pelaku kini telah ditangkap. Berikut fakta-faktanya.
Polresta Bogor Kota menangkap komplotan pencopet wanita di jalur SSA Kota Bogor. (Foto:dok. Istimewa)
1. Trio Pencopet Ditangkap PolisiKasat Rekrim Polresta Bogor Kota Kompol Aji Riznaldi mengatakan ketiga pelaku ditangkap tidak lama setelah MR membuat laporan. Pelaku ditangkap di rumah masing-masing di Kota Bogor.
“Jadi kronologis kejadian di tanggal 16 Agustus kami dapat laporan ada seorang korban inisial M (MR,red) membuat laporan mengaku kecopetan di SSA. Kemudian, pada malam harinya, Polresta Bogor Kota mendapatkan A di kediamannya,” kata Aji ketika menggelar jumpa pers, Jumat (22/8).
Dari A kita kembangkan ke tersangka lainnya dan berhasil kita tangkap yang lainnya yaitu R dan I,” imbuhnya.
2. Trio Copet Operasi di Sempur
Aji menambahkan, ketiga pelaku merupakan spesialis pencopet di jalur SSA dan Lapangan Sempur. Dalam aksinya, mereka mencari sasaran warga yang sedang berolahraga.
“Jadi A, R, dan I ini khusus beroperasi di wilayah SSA dan Sempur. Jadi dapat dilihat di sini ada dua kelompok pencopet yang dapat kita kita lumpuhkan, yaitu saudara A, R, I itu khusus di (wilayah operasi) SSA dan Sempur,” kata Aji.
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Aji Riznaldi (dok. Istimewa)
3. Ada Dua Kelompok CopetKomplotan pencopet yang ditangkap Polresta Bogor Kota berasal dari dua kelompok dan memiliki wilayah operasi berbeda. Satu kelompok khusus beroperasi di jalur Sistem Satu Arah (SSA) dan Lapangan Sempur, sementara satu kelompok lainnya di wilayah Stasiun Bogor.
“Para pelaku ini memiliki wilayah operasi atau wilayah khusus. Yaitu wilayah (trotoar) SSA dan Sempur, kemudian satu kelompok lagi khusus wilayah stasiun dan pasar,” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Aji Riznaldi ketika jumpa pers, Jumat (22/8).
Aji menyebutkan, kelompok pencopet yang memiliki wilayah operasi di jalur SSA dan lapangan Sempur yakni tersangka Romi, Iwan dan Anto. Sedangkan pencopet yang beroperasi khusus di wilayah Stasiun Bogor, yakni tersangka Febri Sidabutar dan Imam Syafei.
“Jadi dapat dilihat di sini ada dua kelompok pencopet yang dapat kita kita lumpuhkan, yaitu Saudara A, R dan I itu khusus (wilayah operasi) di SSA dan Sempur. Kemudian yang khusus di stasiun yaitu Saudara F dan I. Kemudian C (Candra) adalah penadah,” kata Kasat Aji.
Total ada enam tersangka yang ditangkap dari dua kelompok ini.
4. Warga Olahraga Jadi Target Copet
Dia mengatakan komplotan copet ini mengincar orang-orang yang sedang beraktivitas, seperti olahraga di SSA atau orang pulang kerja di Stasiun Bogor. Pelaku bermodus mencari kesempatan dan melakukan perbuatannya dengan cara membuka retsleting tas.
Aji menambahkan, dua kelompok ini memiliki penadah handphone (HP) hasil mencopet yang diduga sama. Aji menyebut, ada penadah spesialis handphone android dan Iphone.
“Mereka ini cukup terorganisir, karena dimana dari kelompok ini ada penadah yang kita amankan itu spesialis handphone android, kemudian ada DPO penadah yang spesialis iPhone. Jadi mereka para pelaku ini menjual barang hasil curian mereka kepada dua penadah ini,” ucapnya.
Foto: Polresta Bogor Kota menangkap komplotan pencopet wanita di jalur SSA Kota Bogor. (dok. Istimewa)
5. Setahun Operasi di 14 TKPPolresta Bogor Kota menangkap dua kelompok copet yang kerap beroperasi di trotoar jalur sistem satu arah (SSA), Lapangan Sempur, dan Stasiun Bogor. Dua kelompok ini sudah setahun beraksi dan terlibat dalam 14 laporan polisi (LP) terkait kasus pencopetan.
“Untuk beroperasinya mereka itu dari tahun lalu, dan sudah ada 14 LP yang berkaitan dengan mereka para pelaku,” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Aji Riznaldi kepada wartawan, Jumat (22/8).
Aji menyebut para pelaku dari dua kelompok ini menyasar penumpang kereta dan warga yang sedang berolahraga. Para pelaku mencopet barang milik korban yang disimpan di dalam tas.
“Sasaran mereka ini adalah orang-orang yang sedang beraktivitas, seperti olahraga di SSA atau orang pulang kerja di stasiun. Modusnya adalah mereka mencari kesempatan dan melakukan perbuatannya dengan cara membuka ritsleting tas korban,” ucapnya
Halaman 2 dari 3
(mea/fas)