Tempat Fasum: Stadion Olimpico

  • Tanpa Ter Stegen dan Lewandowski

    Tanpa Ter Stegen dan Lewandowski

    JAKARTA – Pelatih Barcelona Hansi Flick mempertahankan the winning team saat menghadapi Inter Milan pada laga pertama semifinal Liga Champions di Stadion Olimpico Lluis Companys, Kamis, 1 Mei 2025 pukul 02.00 dini hari WIB. Striker Robert Lewandowski pun kembali absen di laga besar itu.

    Flick sempat mengeluhkan jadwal padat Barca usai menyingkirkan Borussia Dortmund di perempat final Liga Champions. Bagaimana tidak, Barca sudah harus menjamu Celta Vigo di kompetisi La Liga Spanyol dan kemudian Mallorca.

    Beruntung, Barca menyelesaikan misi tersebut secara gemilang sehingga mereka bisa mempertahankan takhta klasemen. Hanya, Lamine Yamal dkk kemudian dihadapkan final Copa del Rey melawan rival bebuyutan Real Madrid. Minggu, 27 April 2025 malam WIB. Laga El Clasico tersebut menjadi awal perburuan treble Barca.

    Hasilnya tak mengecewakan. Meski harus menyelesaikan big match lewat extra time, Barca menang 3-2 dan memenangi Copa del Rey.

    Meski demikian, pasukan Flick tak ingin larut pesta kemenangan. Pasalnya, Barca sudah kembali melakoni laga penting melawan Inter di semifinal kedua Liga Champions.

    Pemain sesungguhnya hanya memiliki waktu yang pendek untuk recovery. Apalagi, mereka harus menyelesaikan pertandingan hingga 120 menit. Namun Flick tetap tidak akan merotasi pemain. Dirinya mempertahankan the winning team saat menjamu Inter.

    Dengan demikian, striker Ferran Torres kembali menjadi starter karena Robert Lewandowski belum pulih dari cedera sehingga absen di laga tersebut. Selain Lewandowski, pemain yang absen karena cedera di antaranya Marc Bernal, Marc Casado, dan Alejandro Balde.

    Ferran yang berperan sebagai centre forward menggantian Lewandowski akan ditopang Yamal, Dani Olmo dan kapten Raphinha. Sedangkan Frenkie de Jong akan bahu-membahu dengan Pedri di posisi pivotal atau gelandang bertahan.

    Kiper Wojciech Szczesny kembali menjadi pilihan pertama karena Marc-Andre ter Stegen yang sudah pulih dari cedera tidak bisa tampil. Pasalnya, Ter Stegen tidak didaftarkan di skuad Barca yang berlaga di Liga Champions.

    Di laga melawan Madrid, kiper nomor satu tim nasional Jerman ini sudah duduk di bangku cadangan. Hanya, dia tak tampil dan Szczesny yang berdiri di bawah mistar hingga akhir laga.

    Bagaimana dengan Inter? Kondisi Nerazzurri memang tidak sedang baik-baik saja. Kekalahan sampai tiga kali beruntun di berbagai kompetisi menjadikan Inter gagal di Coppa Italia dan kehilangan takhta klasemen.

    Di laga terakhir di kompetisi Serie A Italia, Inter yang bermain di kandang sendiri dipermalukan AS Roma 1-0. Kekalahan yang menjadikan Inter harus turun ke peringkat dua dan posisi puncak direbut Napoli.

    “Ini bukan momen terburuk mengingat Anda berada di semifinal Liga Champions. Yang ada justru antusiasme dan gairah yang besar,” kata pelatih Simone Inzaghi.

    “Kami memang mengalami pekan yang buruk. Tetapi kami akan tampil lebih baik sehingga bisa mengalahkan lawan yang merupakan tim besar,” ucap dia lagi.

    Daftar Susunan Pemain

    Barcelona (4-2-3-1)

    Szczesny-Kounde, Cubarsi, Martinez, Martin; De Jong, Pedri; Yamal, Olmo, Raphinha; Ferran Torres

    Inter Milan (3-5-2)

    Sommer-Bisseck, Acerbi, Bastoni; Dumfries, Barella, Calhanoglu, Mkhitaryan, Dimarco; Thuram, Martinez

  • Singkirkan Empoli di Coppa Italia, Bologna Tantang AC Milan di Final

    Singkirkan Empoli di Coppa Italia, Bologna Tantang AC Milan di Final

    JAKARTA – Bologna menantang tim unggulan AC Milan di final Coppa Italia. Bologna memastikan tampil di laga puncak setelah mengalahkan Empoli 2-1 di semifinal kedua di Stadion Renato Dall’Ara, Jumat, 25 April 2025 dini hari WIB.

    Bologna tak kesulitan mengatasi Empoli yang menduduki peringkat 19 dan terancam turun kasta ke Serie B. Kemenangan 3-0 pada laga pertama semifinal menjadi modal berharga Bologna saat menjamu rivalnya.

    Meski Empoli sempat menyamakan kedudukan, Bologna akhirnya menutup laga dengan kemenangan 2-1. Hasil itu menjadikan Bologna unggul agregat 5-1.

    Keberhasilan itu menjadikan Rossoblu untuk kali pertama mencapai final sejak 1974. Tak hanya itu, Bologna juga menuntaskan target menjadi juara dengan mengalahkan Palermo 4-3 lewat adu penalti.

    Bologna pun harus menunggu 51 tahun untuk kembali melangkah ke final dan berharap mengakhirinya dengan tiutel

    Kini, tim asuhan Vincenzo Italiano membidik trofi ketiga. Hanya saja, mereka bertemu lawan tangguh AC Milan di laga final yang digelar di Stadion Olimpico, Roma, 14 Mei 2025 dini hari WIB.

    Milan sendiri menyingkirkan rival satu kota Inter Milan setelah menang 3-0 pada laga kedua. Di laga pertama dalam Derby della Madonnina tersebut, Milan bermain imbang 1-1.

    Milan terakhir kali memenangi Coppa Italia pada 2003. Di final pertama, Rossoneri menaklukkan AS Roma 4-1 di Olimpico dan kemudian bermain imbang 2-2.

    Di pertandingan melawan Empoli, Bologna yang bertindak sebagai tuan rumah langsung bermain ofensif. Hasilnya laga baru berjalan tujuh menit gelandang Giovanni Fabbian sukses membobol gawang lawan. Gol tercipta setelah sundulan Fabbian gagal diselamatkan kiper Jacobo Seghetti.

    Keunggulan 1-0 Bologna kian menyulitkan Empoli untuk mengejar defisit gol. Meski demikian, Empoli tetap berusaha keras mengimbangi permainan tuan rumah. Bahkan mereka akhirnya bisa menyamakan skor saat Viktor Kovalenko mencetak gol di menit 33.

    Gol berawal dari sepakan pemain depan Ola Solbakken yang masih bisa digagalkan kiper Federico Ravaglia. Hanya saja bola rebound yang langsung disambar Kovalenko sekaligus mengubah skor menjadi 1-1. Skor itu bertahan hingga babak pertama usai.

    Di babak kedua, Bologna tak lagi melakukan pressing tinggi. Sementara, Empoli juga hanya berusaha mengimbangi permainan lawan. Apalagi, Mattia De Sciglio dkk sudah sulit mengejar ketinggalan gol.

    Namun Bologna yang akhirnya berhasil menambah gol menjelang pertandingan usai. Kali ini, sundulan Thijs Dallinga yang menyambut bola silang berhasil menembus gawang lawan di menit 86. Skor berubah 2-1 untuk Bologna dan bertahan hingga laga usai.

    “Mencapai final memang sudah menjadi target kami. Ini menjadi mimpi dari kota dan klub ini,” kata Italiano menanggapi keberhasilan Bologna lolos ke final.

    “Kami mendapat kehormatan sejak mengawali kompetisi ini. Saat Anda mencapai final, maka semua tentu ingin memenanginya,” ujar dia lagi.

    Italiano mendedikasikan keberhasilan ke final untuk warga Bologna yang mendukungi tim di liga maupun Coppa Italia. Bahkan Bologna mendapat kesempatan bermain di Liga Champions musim depan bila mampu mempertahankan posisi di empat besar.

    Hanya persaingan memang tak mudah. Bologna yang saat ini menduduki peringkat empat memiliki poin 60. Mereka hanya unggul satu poin dengan Juventus dan Lazio.

    “Kami dedikasikan keberhasilan ke final untuk warga Bologna yang mendukung kami secara luar biasa,” kata dia lagi. Menurut Italiano sukses itu menjadikan pemain kian percaya diri menghadapi Milan di laga final.

    “Harga diri kami kian tinggi. Kami tahu menghadapi tim yang sudah sering juara. Tetapi kami akan menunjukkan kemampuan terbaik. Kami sudah tidak sabar bermain di Roma. Kami berharap 30 ribu suporter kami bisa memenuhi Olimpico.

  • Derby della Capitale yang Menentukan Nasib Zona Liga Champions

    Derby della Capitale yang Menentukan Nasib Zona Liga Champions

    JAKARTA – Aroma panas Derby della Capitale kembali membakar ibu kota Italia ketika Lazio menjamu AS Roma di Stadion Olimpico, Minggu 13 April. Laga klasik yang sudah berlangsung sejak 1929 ini kini punya taruhan lebih besar: perebutan tempat di zona Liga Champions.

    Kedua tim hanya terpaut dua poin di klasemen Serie A, di mana Roma menunjukkan kebangkitan luar biasa di bawah asuhan Claudio Ranieri. Lazio, di sisi lain, masih mencari konsistensi dan harus segera bangkit usai kekalahan di Liga Europa.

    Lazio, meskipun sempat tampil solid pada awal tahun, hanya mampu menang lima kali di Serie A sepanjang 2025. Di laga terakhir liga, mereka berhasil menang tipis 1-0 atas Atalanta lewat gol Gustav Isaksen — kemenangan penting dalam persaingan empat besar.

    Namun, kekalahan 2-0 dari Bodo/Glimt di Liga Europa tengah pekan lalu kembali menyoroti masalah inkonsistensi pasukan Marco Baroni. Apalagi, dalam dua laga besar sebelumnya melawan Inter (kalah 6-1) dan Bologna (kalah 5-0), pertahanan Lazio tampak sangat rapuh.

    Meski begitu, Lazio punya modal historis yang kuat. Mereka tak terkalahkan dalam sembilan laga kandang terakhir melawan Roma di semua kompetisi, menjadikan itu sebagai rekor terbaik dalam sejarah derby ibukota.

    Namun, setelah memimpin 15 poin dari Roma pada awal Januari, kini jarak itu tinggal dua poin saja. Kekalahan di laga ini akan menjadi pukulan telak bagi Biancocelesti yang sebelumnya dominan.

    Sementara itu, Roma sedang on fire. Sejak ditangani Ranieri, mereka belum terkalahkan dalam 15 laga Serie A — hanya kalah dari PSG jika dibandingkan dengan tim-tim lima liga top Eropa lainnya.

    Dalam derby sebelumnya Januari lalu, Roma menang 2-0 dan tak kebobolan dalam tiga derby terakhir. Kini, mereka membidik kemenangan ganda musim ini atas Lazio, sesuatu yang terakhir terjadi pada 2016.

    Ranieri bahkan berpeluang mencatatkan kemenangan kelima dalam Derby della Capitale dan menyamai legenda seperti Capello dan Spalletti. Tak hanya mengejar prestasi pribadi, kemenangan juga bisa membawa Roma naik ke posisi empat besar.

    Lazio mendapat kabar baik dengan kembalinya gelandang Nicolo Rovella dari skorsing dan kiper utama Ivan Provedel dari cedera. Penyerang andalan Taty Castellanos juga sudah pulih dan berpeluang starter setelah tampil sebagai pengganti di Liga Europa.

    Kapten Mattia Zaccagni — pencetak dua gol kemenangan di derby sebelumnya — akan kembali memimpin lini depan, sementara Pedro dan Gustav Isaksen bersaing untuk mendampingi.

    Hanya dua pemain yang dipastikan absen untuk Lazio: Patric dan Nuno Tavares.

    Roma harus bermain tanpa playmaker utama Paulo Dybala dan bek kanan Saud Abdulhamid. Namun Alexis Saelemaekers kembali dari skorsing dan siap mengisi lini tengah kanan dalam formasi tiga bek.

    Top skorer Artem Dovbyk yang baru dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Serie A bulan Maret akan jadi andalan utama di lini depan. Ia bisa didampingi oleh Eldor Shomurodov, Matias Soule, atau kapten Lorenzo Pellegrini.

    Dengan kedua tim dalam situasi saling memburu posisi Liga Champions, laga ini akan menjadi pertarungan sengit dengan tensi tinggi, seperti halnya derby-derby sebelumnya. Lazio akan mencoba menjaga dominasi mereka di Olimpico, tetapi Roma tampil dengan kepercayaan diri luar biasa dan momentum panjang tanpa kekalahan.

    Absennya Dybala memang mengurangi kreativitas Roma, namun kehadiran Dovbyk yang tajam bisa jadi pembeda. Lazio akan banyak mengandalkan semangat derby dan Zaccagni, tetapi performa mereka yang inkonsisten jadi keraguan tersendiri.

    Gol dari Dovbyk dan Pellegrini bisa membawa Roma mencetak sejarah dengan menyapu bersih dua derby musim ini, sekaligus mendorong mereka masuk ke posisi empat besar. Sebaliknya, Lazio harus segera bangkit jika tidak ingin terpeleset lebih jauh dari zona Eropa.

    Prediksi Susunan Pemain

    Lazio (4-2-3-1):

    Provedel; Marusic, Gila, Romagnoli, Pellegrini; Guendouzi, Rovella; Isaksen, Dia, Zaccagni; Castellanos

    Roma (3-4-2-1):

    Svilar; Mancini, Hummels, Ndicka; Saelemaekers, Kone, Paredes, Angelino; Soule, Pellegrini; Dovbyk

    Prediksi Skor: Lazio 1-2 Roma

  • Juventus Gagal Menang Lawan Torino, Thiago Motta Kecewa Tim Keseringan Imbang

    Juventus Gagal Menang Lawan Torino, Thiago Motta Kecewa Tim Keseringan Imbang

    JAKARTA – Juventu kembali gagal menang dan hanya bermain imbang. Kali ini, Juve ditahan Torino 1-1 dalam Derby della Mole di Serie A Italia di Stadion Olimpico Grande, Minggu, 11 Januari 2025 dini hari WIB. Hasil itu membuat kecewa pelatih Thiago Motta yang mendapat kartu merah di laga itu.

    Juve masih menjadi tim yang tak terkalahkan di Serie A. Namun tim tersebut juga paling sering bermain imbang di liga. Ini yang membuat Juve sulit menembus empat besar klasemen.

    Dalam Turin Derby melawan Torino yang bertindak sebagai tuan rumah, Juve untuk ke sekian kalinya tak bisa mempertahankan keunggulan. Mereka mengawali laga dengan baik setelah Kenan Yildiz mencetak gol.

    Namun Torino mampu mengejar ketinggalan dan menyamakan skor. Hasil 1-1 itu bertahan hingga laga usai yang menjadikan Juve kehilangan poin di enam dari tujuh pertandingan liga.

    Kekalahan Bianconeri dialami di Liga Champions saat harus mengakui keunggulan Stuttgart 1-0. Selanjutnya, Juve kalah 2-1 lawan AC Milan di semifinal Supercoppa Italiana atau Piala Super Italia.

    Hasil imbang di kompetisi domestik menjadikan Juve tertahan di peringkat lima dengan memiliki poin 33. Mereka sudah terpaut 11 poin dengan Napoli yang bertengger di puncak klasemen.

    Sementara, Torino yang sempat bertengger di papan atas pada pekan-pekan pertama liga sekarang tertahan di papan tengah. Mereka menduduki peringkat 11 dengan poin 22.

    Kegagalan Juve memenangkan derby menjadikan Motta kecewa karena tim keseringan bermain imbang. Mereka mengawali laga dengan baik tetapi kemudian membiarkan Torino berkembang sehingga berkesempatan menyamakan kedudukan.

    “Kami mengawali laga dengan baik dan unggul lebih dulu. Namun kami kemudian membiarkan lawan menciptakan banyak peluang. Kami seharusnya bermain lebih agresif atau setidaknya tidak membiarkan mereka memasuki area berbahaya,” ucap Motta.

    “Kami seharusnya bisa lebih baik. Kami mengakhiri pertandingan dengan cara yang tepat untuk menang. Terus terang, kami keseringan bermain imbang, terutama setelah kami unggul lebih dulu. Dengan banyak pemain yang cedera dari tim muda, tetapi itu bukan menjadi alasan. Apalagi kami hanya dua kali di berbagai kompetisi,” ucap Motta yang akhirnya tak bisa mendampingi tim di babak kedua.

    Motta dan pelatih Torino Paolo Vanoli sama-sama diusir wasit di awal babak kedua. Gara-garanya mereka saling protes atas insiden pelanggaran yang dilakukan bek Juve Nicolo Savona terhadap Yann Karamoh. Insiden itu terjadi di luar kotak penalti Juve.

    Di laga itu, Juve yang kehilangan striker andalan Dusan Vlahovic tetap mampu menguasai permainan. Pertandingan baru berjalan delapan menit Yildiz sukses membobol gawang Torino.

    Pemain timnas Turki berusia 19 ini sempat menunjukkan aksi melewati bek Torino sebelum melepaskan tendangan yang menaklukkan kiper Vanja Milinkovic-Savic.

    Selanjutnya, Juve sempat memperbesar keunggulan setelah Nico Gonzalez mencetak gol di menit 21. Hanya saja, gol itu dianulir karena dia dalam posisi offside. Juve kembali mendapat peluang melalui Federico Gatti. Sayangnya, sundulan dia gagal mencapai target.

    Torino yang mendapat tekanan berhasil bangkit dan merepotkan pertahanan Juve. Tuan rumah pun akhirnya menyamakan skor saat Nikola Vlasic menjelang akhir babak pertama. Vlasic menyelesaikan assist Karamoh yang mengubah skor menjadi 1-1. Hasil imbang itu bertahan hingga laga usai.

  • Catatan Rekor Inter Milan usai Hajar Lazio

    Catatan Rekor Inter Milan usai Hajar Lazio

    JAKARTA – Inter Milan di luar dugaan menang telak 6-0 atas Lazio pada pekan ke-16 Serie A 2024/2025 di Stadion Olimpico, Selasa, 17 Desember 2024, dini hari WIB.

    Nerazzurri mendominasi permainan, kemenangan yang luar biasa. Penalti Hakan Calhanoglu membuka skor sebelum Federico Dimarco, Nicolo Barella, Denzel Dumfries, Carlos Augusto, dan Marcus Thuram bergabung dengannya di papan skor.

    Kemenangan atas Biancocelesti tersebut menghadirkan banyak rekor statistik menarik.

    Dengan kemenangan atas Lazio, Inter menyamai jumlah kemenangan tandang terbanyak yang mereka kumpulkan dalam satu tahun kalender di Serie A, yaitu 13 kali, seperti pada 2007 dan 2021.

    Selain itu, tim asuhan Simone Inzaghi telah mencetak 47 gol tandang di Serie A pada 2024, memecahkan rekor mereka untuk gol tandang dalam satu tahun kalender di kompetisi domestik.

    Kemudian, Nerazzurri telah mencetak setidaknya satu gol dalam sembilan laga tandang terakhir melawan Lazio di Serie A untuk pertama kalinya sejak 1960 (total 12 gol pada tahun itu).

    Sumbangsih Dimarco

    Gol brilian datang dari Federico Dimarco. Bek sayap Nerazzurri itu mencetak gol dalam pertandingan melawan Lazio dengan tendangan voli yang indah.

    Dimarco adalah satu-satunya bek yang telah mencetak setidaknya delapan gol dan memberikan setidaknya delapan assist dalam dua musim Serie A terakhir.

    Pada lima liga top Eropa, hanya dua pemain yang bisa melakukan hal serupa, yaitu Alex Grimaldo dan Jeremie Frimpong (Bayer Leverkusen).

    Dumfries Ancaman buat Lazio

    Dengan gol yang dicetak di Olimpico, Denzel Dumfries sekarang menghitung keterlibatan gol terbanyaknya (empat) melawan satu tim di Serie A, yaitu melawan Lazio.

    Pemain asal Belanda itu menegaskan rentetan golnya. Dia telah mengantongi tujuh gol dalam dua musim Serie A terakhir.

    Dari para bek yang jadi pesaingnya, hanya Federico Dimarco yang melakukannya lebih baik dalam periode tersebut.

    Thuram Teratas dalam Keterlibatan Gol

    Gol terakhir di pertandingan lawan Lazio dikemas oleh Marcus Thuram yang membuat skor menjadi 6-0.

    Dia menggetarkan jala gawang Biancocelesti dengan tendangan keras. Pemain nomor 9 tersebut adalah pemain yang paling banyak terlibat dalam gol Serie A musim ini, yaitu 21 kali dengan perincian 17 gol dan empat assist.

    Calhanoglu Capai Lebih dari 100 Keterlibatan Gol

    Hakan Calhanoglu tidak berhenti. Dengan penalti yang dikonversi menjadi gol melawan Lazio dan assist untuk Barella, pemain nomor 20 itu telah mencapai lebih dari 100 keterlibatan gol aktif dalam kariernya di Serie A, yaitu 48 gol dan 53 assist.

    Sejak tiba di Inter, ia adalah satu-satunya gelandang yang telah mencetak lebih dari 25 gol dan memberikan lebih dari 20 assist di Serie A.