Tempat Fasum: SPBU

  • Modus Dugaan Korupsi Pengadaan Mesin EDC BRI, Kongkalikong Tunjuk Vendor Swasta

    Modus Dugaan Korupsi Pengadaan Mesin EDC BRI, Kongkalikong Tunjuk Vendor Swasta

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap sejumlah modus yang digunakan para tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan mesin electronic data capture (EDC) di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI (BBRI) pada 2020-2024.

    Lembaga antirasuah menjelaskan, pengadaan EDC selama 2020-2024 yang diperkarakan ini menggunakan dua skema yakni beli putus dan sewa. Total nilai anggaran pengadaan yang digelontorkan untuk dua skema itu adalah Rp2,1 triliun. 

    Untuk skema beli putus, total nilai pengadaan selama 2020 hingga 2024 mencapai Rp942,7 miliar dengan jumlah EDC Android sebanyak 346.838 unit. 

    Selain skema beli putus, perseroan turut melakukan pengadaan Full Managed Services atau FMS EDC Single Acquirer (skema sewa) untuk kebutuhan merchant BRI. Total realisasi pembayaran pengadaan skema sewa itu selama 2021-2024 adalah Rp1,2 triliun untuk 200.067 unit. 

    Tersangka Catur, Indra dan Dedi diduga menandatangani sejumlah dokumen terkait dengan pengadaan tersebut. Pengadaan EDC dilakukan oleh sejumlah penyedia mesin tersebut yakni PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) yang dipimpin oleh tersangka Elvizar, dan PT Bringin Inti Teknologi (BRI IT) yang dipimpin tersangka Rudy.

    Pada 2019, Catur bersama dengan Indra menyepakati bahwa perusahaan Elvizar akan menjadi vendor pengadaan EDC BRI dengan menggandeng PT BRI IT. 

    Indra kemudian memerintahkan dua anak buahnya agar EDC Android merek Sunmi P1 4G yang dibawa Elvizar dan PT PCS, serta merek Verifone yang dibawa PT BRI IT untuk menjalani proof of concept (POC) agar bisa kompatibel dengan sistem di BRI.

    KPK menduga hanya merek Sunmi dan Verifone yang melalui uji kelayakan teknis atau pengujian kompatibilitas POC pada 2019. Proses POCC itu juga tidak dipublikasikan secara luas atau kepada masyarakat. Padahal, vendor rekanan lain sudah membawa merek EDC Android di antaranya Nira, Ingenico dan Pax.

    Sementara itu, harga perkiraan sendiri (HPS) yang digunakan untuk pengadaan mesin EDC dari PT PCS dan PT BRI IT bersumber dari informasi harga vendor yang sudah di-plotting untuk memenangkan PT PCS, PT BRI IT dan PT Prima Vista Solusi.

    Di sisi lain, untuk pengadaan mesin EDC dengan skema sewa atau FMS, baik PT PCS, PT BRI IT dan PT Verifone Indonesia turut mensubkontrakkan seluruh pekerjaannya kepada perusahaan lain tanpa izin BRI.

    KPK lalu menduga terdapat tiga dari lima orang tersangka yang diduga menerima hadiah atau janji maupun keuntungan dari pada vendor EDC. Tersangka Catur diduga menerima Rp525 juta dari Elvizar (PT PCS) dalam bentuk sepeda dan kuda sebanyak dua ekor.

    Kemudian, tersangka Dedi diduga menerima sepeda Cannondale dari Elvizar Rp60 juta.

    Selanjutnya, tersangka Rudy diduga menerima sejumlah uang dari Country Manager Verifone Indonesia, Irni Palar serta Account Manager Verifone Indonesia, Teddy Riyanto sebesar Rp19,72 miliar atas pekerjaan EDC BRIlink dan FMS. 

    Adapun mengenai nilai kerugian keuangan negara, KPK menyebut akan bekerja sama dengan BPK atau BPKP untuk menghitung besaran final atas kerugian negara dari pengadaan tersebut. 

    Sebelumnya, KPK telah menetapkan lima orang tersangka. Tiga orang di antaranya berasal dari bank BUMN itu yakni Catur Budi Harto (mantan Wakil Direktur Utama BRI), Indra Utoyo (mantan Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi BRI) serta Dedi Sunardi (mantan SEVP Manajemen Aktiva dan Pengadaan BRI). 

    Dalam catatan Bisnis, Catur sudah tidak lagi menjabat sebagai wakil direktur utama BRI, sedangkan Indra kini menjabat sebagai Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk. atau Allobank. 

    Kemudian, dua tersangka lain adalah dari pihak swasta atau vendor pengadaan EDC yakni Elvizar (Direktur Utama PT Pasifik Cipta Solusi) dan Rudy Suprayudi Kartadidjaja (Direktur Utama PT Bringin Inti Teknologi). 

    Elvizar juga ditetapkan sebagai tersangka pada kasus KPK lain terkait dengan BUMN, yakni digitalisasi SPBU PT Pertamina (Persero). 

    “Yang memperkaya diri sendiri, orang lain ataupun korporasi sehingga menimbulkan kerugian keuangan negara, yang dihitung dengan metode real cost, sekurang-kurangnya sebesar Rp744.540.374.314,00,” ujar Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu pada konferensi pers, Rabu (9/7/2025). 

    Asep menjelaskan, hitungan kerugian keuangan negara oleh accounting forensic KPK tersebut menggunakan metode real cost atau biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh BRI, dibandingkan dengan harga yang perseroan secara riil bayarkan kepada vendor. 

    Kerugian itu diduga timbul dari total nilai anggaran pengadaan sebesar Rp2,1 triliun untuk pengadaan EDC selama 2020-2024, baik dengan metode beli putus maupun sewa. 

    Hasilnya, ditemukan indikasi kerugian keuangan negara lebih dari 30% nilai pengadaan yakni Rp744,5 miliar.

    “Atau kita bandingkan dengan nilai anggarannya tadi Rp2,1 triliun kira-kira tadi sekitar 33%-nya, sepertiga nya [anggaran], hilang dari situ. Kehilangan sekitar 33%, Rp744 miliar dari pengadaan Rp2,1 triliun. Ini yang sudah terjadi,” terang Asep.

    Atas kasus tersebut, lima orang tersangka disangkakan melanggar pasal 2 ayat (1) atau pasal 3 dan pasal 18 Undang-Undang (UU) tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

  • Kronologi Dugaan Korupsi Mesin EDC yang Jerat Eks Wadirut BRI dan Bos Allo Bank

    Kronologi Dugaan Korupsi Mesin EDC yang Jerat Eks Wadirut BRI dan Bos Allo Bank

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan lima orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan mesin electronic data capture (EDC) di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI pada 2020-2024. 

    Kasus itu diduga merugikan keuangan negara sebesar Rp744,5 miliar dari nilai anggaran pengadaan Rp2,1 triliun. Dari lima orang tersangka, beberapa di antarannya diduga turut menerima keuntungan atau hadiah maupun janji atas pengadaan mesin digitalisasi perbankan itu. 

    Dari lima orang tersangka, tiga di antaranya berasal dari bank BUMN itu yakni Catur Budi Harto (mantan Wakil Direktur Utama BRI), Indra Utoyo (mantan Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi BRI) serta Dedi Sunardi (mantan SEVP Manajemen Aktiva dan Pengadaan BRI). 

    Dalam catatan Bisnis, Catur sudah tidak lagi menjabat sebagai wakil direktur utama BRI, sedangkan Indra kini menjabat sebagai Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk. atau Allobank. 

    Kemudian, dua tersangka lain adalah dari pihak swasta atau vendor pengadaan EDC yakni Elvizar (Direktur Utama PT Pasifik Cipta Solusi) dan Rudy Suprayudi Kartadidjaja (Direktur Utama PT Bringin Inti Teknologi). 

    Elvizar juga ditetapkan sebagai tersangka pada kasus KPK lain terkait dengan BUMN, yakni digitalisasi SPBU PT Pertamina (Persero). 

    “Yang memperkaya diri sendiri, orang lain ataupun korporasi sehingga menimbulkan kerugian keuangan negara, yang dihitung dengan metode real cost, sekurang-kurangnya sebesar Rp744,54 miliar,” ujar Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK pada konferensi pers, Rabu (9/7/2025). 

    Asep menjelaskan, hitungan kerugian keuangan negara oleh accounting forensic KPK tersebut menggunakan metode real cost atau biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh BRI, dibandingkan dengan harga yang perseroan secara riil bayarkan kepada vendor. 

    Kerugian itu diduga timbul dari total nilai anggaran pengadaan sebesar Rp2,1 triliun untuk pengadaan EDC selama 2020-2024, baik dengan metode beli putus maupun sewa. 

    Hasilnya, ditemukan indikasi kerugian keuangan negara lebih dari 30% nilai pengadaan yakni Rp744,5 miliar.

    “Atau kita bandingkan dengan nilai anggarannya tadi Rp2,1 triliun kira-kira tadi sekitar 33%-nya, sepertiga nya [anggaran], hilang dari situ. Kehilangan sekitar 33%, Rp744 miliar dari pengadaan Rp2,1 triliun. Ini yang sudah terjadi,” terang Asep.

    Atas kasus tersebut, lima orang tersangka disangkakan melanggar pasal 2 ayat (1) atau pasal 3 dan pasal 18 Undang-Undang (UU) tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    KRONOLOGI AWAL PENGADAAN

    Lembaga antirasuah menjelaskan, pengadaan EDC selama 2020-2024 yang diperkarakan ini menggunakan dua skema yakni beli putus dan sewa. Total nilai anggaran pengadaan yang digelontorkan untuk dua skema itu adalah Rp2,1 triliun. 

    Untuk skema beli putus, pengadaan unit EDC Android setiap tahunnya berjumlah 25.000 unit (2020), 16.838 unit (2021), 55.000 unit (2022), 50.000 unit (2023) dan 200.000 unit (2023 tahap II yang dilaksanakan pada 2024). Mesin EDC ini untuk digunakan di seluruh Indonesia.

    Anggaran untuk pengadaan EDC Android BRIlink itu menggunakan anggaran investasi TI milik Direktorat Digital, IT dan Operation BRI. Total nilai pengadaan EDC android keseluruhan senilai Rp942,7 miliar, dengan jumlah EDC keseluruhan 346.838 unit. 

    Selain skema beli putus, perseroan turut melakukan pengadaan Full Managed Services atau FMS EDC Single Acquirer (skema sewa) untuk kebutuhan merchant BRI. Total realisasi pembayaran pengadaan skema sewa itu selama 2021-2024 adalah Rp1,2 triliun untuk 200.067 unit.

    Tersangka Catur, Indra dan Dedi diduga menandatangani sejumlah dokumen terkait dengan pengadaan tersebut. Pengadaan EDC dilakukan oleh sejumlah penyedia mesin tersebut yakni PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) yang dipimpin oleh tersangka Elvizar, dan PT Bringin Inti Teknologi (BRI IT) yang dipimpin tersangka Rudy.

    PT PCS adalah perusahaan penyedia mesin EDC merek Sunmi, sedangkan PT BRI IT membawa merek Verifone. KPK menduga hanya merek Sunmi dan Verifone yang melalui uji kelayakan teknis atau pengujian kompatibilitas (proof of concept/POC) pada 2019, lantaran sudah ada arahan dari Indra selaku Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi BRI saat itu. 

    Padahal, vendor rekanan lain sudah membawa merek EDC Android di antaranya Nira, Ingenico dan Pax.

    Sementara itu, harga perkiraan sendiri (HPS) yang digunakan untuk pengadaan mesin EDC dari PT PCS dan PT BRI IT bersumber dari informasi harga vendor yang sudah di-plotting untuk memenangkan PT PCS, PT BRI IT dan PT Prima Vista Solusi.

    KPK menduga terdapat tiga dari lima orang tersangka yang diduga menerima hadiah atau janji maupun keuntungan dari pada vendor EDC. Tersangka Catur diduga menerima Rp525 juta dari Elvizar (PT PCS) dalam bentuk sepeda dan kuda sebanyak dua ekor.

    Kemudian, tersangka Dedi diduga menerima sepeda Cannondale dari Elvizar Rp60 juta.

    Selanjutnya, tersangka Rudy diduga menerima sejumlah uang dari Country Manager Verifone Indonesia, Irni Palar serta Account Manager Verifone Indonesia, Teddy Riyanto sebesar Rp19,72 miliar atas pekerjaan EDC BRIlink dan FMS. 

    Adapun mengenai nilai kerugian keuangan negara, KPK menyebut akan bekerja sama dengan BPK atau BPKP untuk menghitung besaran final atas kerugian negara dari pengadaan tersebut. 

  • Mirip Xmax, Motor Matic Buatan China Ini Dijual Cuma Rp 22 Jutaan

    Mirip Xmax, Motor Matic Buatan China Ini Dijual Cuma Rp 22 Jutaan

    Jakarta

    Perusahaan otomotif roda dua asal China dikenal hobi menjiplak desain-desain motor yang sudah eksis di pasaran. Terbaru, merek Lingchen mengadopsi desain skuter matic asal Jepang, Yamaha Xmax, ke model matic terbarunya, Lingchen 007.

    Secara tampilan, bagian muka dan buritan Lingchen 007 ini jelas-jelas terinspirasi dari desain muka dan buritan Xmax yang sporty dan agresif dengan siluet berbentuk huruf ‘X’. Bahkan desain bodi samping dan behel 007 pun sangat mirip dengan Xmax.

    Kembaran Yamaha Xmax asal China, Lingchen 007 Foto: 2banh

    Nah, yang membedakan, Lingchen 007 ini lebih akomodatif lantaran memiliki dek model rata. Beda dengan dek Xmax yang pakai model punuk. Dengan dek yang rata, motor matic Lingchen 007 tentunya bisa membawa lebih banyak barang di area depan.

    Di China, Lingchen 007 ditawarkan dengan harga terjangkau mulai 9.980 yuan atau setara Rp 22,6 juta untuk varian standar dan 11.507 yuan atau setara Rp 26,1 juta buat varian premiumnya. Kenapa harganya bisa murah? Ini lantaran mesin yang dipakai masih berkapasitas 150 cc.

    Ya, jika Yamaha Xmax dikenal dengan pilihan mesin 250 cc dan 300 cc, maka Lingchen 007 ini masih menggunakan mesin 150 cc. Mesin tersebut bisa menghasilkan tenaga puncak 16,3 dk dan torsi maksimum 14,8 Nm.

    Kembaran Yamaha Xmax asal China, Lingchen 007 Foto: 2banh

    Tangki bahan bakar berkapasitas 14 liter dengan konsumsi bahan bakar hanya 2,3L/100km juga menjadi keunggulan, yang memungkinkan motor ini melaju hingga 600 km tanpa perlu sering mampir ke SPBU.

    Dari segi kenyamanan dan perlengkapan keselamatan, Lingchen 007 dilengkapi lampu depan LED ganda, garpu depan teleskopik dan dual sokbreker di belakang, serta rem cakram depan dan belakang, ABS 2 saluran dan kontrol traksi TCS.

    Motor ini juga sudah disematkan panel instrumen digital berupa layar TFT 7 inci. Menariknya, panel instrumen tersebut sudah dibekali fitur pemantau tekanan ban, kamera depan, dan sistem anti maling T-BOX.

    Menarik juga ya kalau masuk Indonesia.

    Kembaran Yamaha Xmax asal China, Lingchen 007 Foto: 2banh

    (lua/din)

  • Police Line Dicabut, Ledakan SPBU Gedongtengen Yogyakarta Masih Diselidiki
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Juli 2025

    Police Line Dicabut, Ledakan SPBU Gedongtengen Yogyakarta Masih Diselidiki Regional 7 Juli 2025

    Police Line Dicabut, Ledakan SPBU Gedongtengen Yogyakarta Masih Diselidiki
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Polisi telah mencabut garis polisi (police line) di area
    SPBU Gedongtengen
    , Jalan Letjen Suprapto, Kota Yogyakarta, setelah tim laboratorium forensik (labfor) menyelesaikan pemeriksaan tangki yang meledak.
    Hal ini dikonfirmasi oleh Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Probo Satrio, Senin (7/7/2025).
    “Sudah keluar (hasil labfor), kan police line sudah kita lepas,” ujar Probo saat dikonfirmasi.
    Meski hasil labfor telah keluar, Probo menyatakan bahwa proses penyelidikan unsur pidana masih berlangsung.
    Ia menyebutkan bahwa ledakan dipicu oleh pemantik api terhadap uap bensin, namun belum membeberkan secara rinci sumber pemantik tersebut.
    “Masih penyelidikan terus, kita gelarkan (perkara) tahap penyidikan atau seperti apa. Yang jelas ada pemantik api terhadap uap bensin yang diisi, itu penyebabnya,” imbuhnya.
    Ia menambahkan bahwa keterangan lebih lengkap kemungkinan akan disampaikan dalam rilis resmi pada Rabu mendatang, bersamaan dengan rilis kasus curanmor.
    Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta
    Hasto Wardoyo
    telah meminta agar SPBU Gedongtengen (44.552.14) menunda operasionalnya hingga ada jaminan keamanan bagi warga sekitar.
    Hal ini disampaikan usai menerima keluhan dari warga RW 09 Pringgokusuman, yang menolak SPBU beroperasi kembali karena dinilai membahayakan.
    “Jangan asal operasi (SPBU), harus bertemu warga dulu,” kata Hasto, Rabu (2/7/2025).
    Warga diketahui menolak karena ledakan dan kebakaran telah terjadi tiga kali di SPBU tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga BBM Pertamina, Shell, bp, Vivo naik pada awal Juli

    Harga BBM Pertamina, Shell, bp, Vivo naik pada awal Juli

    Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di SPBU COCO Jalan Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1/7/2025). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

    Harga BBM Pertamina, Shell, bp, Vivo naik pada awal Juli
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 07 Juli 2025 – 10:57 WIB

    Elshinta.com – Harga bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina, Shell, Vivo, dan BP terpantau naik pada awal Juli imbas fluktuasi harga minyak dunia yang dipengaruhi oleh konflik Timur Tengah. Dikutip dari laman resmi Pertamina di Jakarta, Senin, harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax di SPBU Pertamina terpantau naik, dari Rp12.100 pada Juni, menjadi Rp12.500 pada Juli.

    Selain Pertamax, BBM jenis Pertamax Turbo juga naik menjadi Rp13.500 per liter dari sebelumnya Rp13.050 per liter; Pertamax Green naik menjadi Rp13.250 per liter dari yang sebelumnya Rp12.800 per liter. Harga BBM untuk Dex series juga mengalami peningkatan, dengan Dexlite mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp12.740 per liter menjadi Rp13.320 per liter, dan Pertamina Dex dari Rp13.200 per liter menjadi Rp13.650 per liter.

    Rincian harga BBM SPBU Pertamina (Jakarta) adalah sebagai berikut:

    Pertalite: Rp10.000 per liter;

    Solar Subsidi: Rp6.800 per liter;

    Pertamax: Rp12.500 per liter;

    Pertamax Turbo: Rp13.500 per liter;

    Pertamax Green: Rp13.250 per liter;
    Dexlite: Rp13.320 per liter; dan

    Pertamina Dex: Rp13.650 per liter.

    Sementara itu, harga BBM di SPBU Shell juga mengalami peningkatan mulai 1 Juli 2025, dengan jenis Shell Super naik Rp440, dari Rp12.370 per liter pada 1 Juni 2025 menjadi Rp12.810 per liter sejak 1 Juli 2025. Harga BBM jenis V-Power Diesel sempat naik hingga Rp13.830 pada 1 Juli 2025, dari Rp13.250 per liter pada Juni. Akan tetapi, pada 2 Juli 2025, terjadi penurunan menjadi Rp13.800 per liter.

    Adapun rincian harga BBM di SPBU Shell sebagaimana yang dikutip dari laman resmi SPBU Shell adalah sebagai berikut:

    Super: Dari Rp12.370 per liter, naik menjadi Rp12.810 per liter;
    V-Power: Dari Rp12.840 per liter, naik menjadi Rp13.300 per liter;

    V-Power Diesel: Dari Rp13.250 per liter, naik menjadi Rp13.800; serta

    V-Power Nitro+: Dari Rp13.070 per liter, naik menjadi Rp13.540 per liter.

    Selanjutnya, harga BBM di SPBU bp juga naik apabila dibandingkan dengan Juni 2025. Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU BP:

    BP Ultimate: Dari Rp12.840 per liter, naik menjadi Rp13.300 per liter;

    BP 92: Dari Rp12.370 per liter, naik menjadi Rp12.600 per liter; dan

    BP Ultimate Diesel: Dari Rp13.250 per liter, naik menjadi Rp13.800 per liter.

    Selaras dengan yang lainnya, harga BBM di SPBU Vivo juga mengalami peningkatan apabila dibandingkan pada Juni 2025.

    Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU Vivo:

    Revvo 90: Dari Rp12.260 per liter, naik menjadi Rp12.730 per liter;

    Revvo 92: Dari Rp12.340 per liter, naik menjadi Rp12.810 per liter;

    Revvo 95: Dari Rp12.810 per liter, naik menjadi Rp13.300 per liter; serta

    Diesel Primus Plus: Dari Rp13.210 per liter, naik menjadi Rp13.800 per liter.

     

    Sumber : Antara

  • Resmi Naik! Ini Daftar Harga BBM Terbaru Pertamina, Shell, BP, Vivo per 6 Juli

    Resmi Naik! Ini Daftar Harga BBM Terbaru Pertamina, Shell, BP, Vivo per 6 Juli

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga BBM (bahan bakar minyak) di SPBU Pertamina, Shell, BP, dan Vivo mengalami kenaikan harga serentak yang berlaku per 1 Juli 2025.

    Merujuk dari situs resmi MyPertamina, Minggu (6/7/2025) harga Pertamax (RON 92) kini menjadi Rp12.500 per liter, naik dari Rp12.100 pada bulan sebelumnya. 

    Tak hanya itu, harga Pertamax Green (RON 95) juga meningkat dari Rp12.800 menjadi Rp13.250 per liter, sedangkan Pertamax Turbo (RON 98) naik dari Rp13.050 menjadi Rp13.500 per liter.

    Selanjutnya, harga Dexlite (CN 51) naik dari Rp12.740 menjadi Rp13.650 per liter. Untuk Pertamina Dex (CN 53), harganya turut naik dari Rp13.200 menjadi Rp13.320 per liter. 

    Namun, harga BBM bersubsidi seperti Pertalite (RON 90) dan solar subsidi masih tetap, masing-masing Rp10.000 dan Rp6.800 per liter.

    Di sisi lain, SPBU Shell juga mengikuti langkah serupa dengan menaikkan seluruh harga BBM mereka. Shell Super kini dijual seharga Rp12.810 per liter, naik dari Rp12.370. 

    Harga Shell V-Power kini Rp13.300, meningkat dari Rp12.840. Shell V-Power Diesel naik dari Rp13.250 menjadi Rp13.830, sementara Shell V-Power Nitro+ meningkat dari Rp13.070 menjadi Rp13.540 per liter.

    SPBU BP juga menyesuaikan harga seluruh jenis BBM. Harga BP Ultimate kini Rp13.300, dari sebelumnya Rp12.840 per liter. 

    Selain itu, harga BP 92 mengalami kenaikan menjadi Rp12.600 dari Rp12.370. BP Ultimate Diesel juga naik dari Rp13.250 menjadi Rp13.800 per liter.

    Sementara itu, SPBU Vivo turut menaikkan harga BBM. Revvo 90 kini dibanderol Rp12.730 per liter, naik dari Rp12.260. 

    Revvo 92 naik dari Rp12.340 menjadi Rp12.810, sedangkan Revvo 95 mengalami kenaikan dari Rp12.810 menjadi Rp13.300. Harga Diesel Primus Plus juga meningkat dari Rp13.210 menjadi Rp13.800 per liter.

    Berikut perincian harga BBM terbaru per 6 Juli 2025:

    Pertamina

    Pertalite (RON 90): Rp10.000/liter

    Solar Subsidi: Rp6.800/liter

    Pertamax (RON 92): Rp12.500/liter

    Pertamax Green (RON 95): Rp13.250/liter

    Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.500/liter

    Dexlite (CN 51): Rp13.650/liter

    Pertamina Dex (CN 53): Rp13.320/liter

    Shell

    Shell Super: Rp12.810/liter

    Shell V-Power: Rp13.300/liter

    Shell V-Power Diesel: Rp13.830/liter

    Shell V-Power Nitro+: Rp13.540/liter

    BP

    BP Ultimate: Rp13.300/liter

    BP 92: Rp12.600/liter

    BP Ultimate Diesel: Rp13.800/liter

    Vivo

    Revvo 90: Rp12.730/liter

    Revvo 92: Rp12.810/liter

    Revvo 95: Rp13.300/liter

    Diesel Primus Plus: Rp13.800/liter

  • KPPU Tuding Pertamina Diskriminatif dalam Proyek Digitalisasi SPBU Rp3,6 Triliun

    KPPU Tuding Pertamina Diskriminatif dalam Proyek Digitalisasi SPBU Rp3,6 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA —  Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan dugaan pelanggaran persaingan usaha yang sehat dalam proyek digitalisasi SPBU milik PT Pertamina (Persero) yang bernilai Rp3,6 triliun.

    Adapun, dugaan pelanggaran itu merujuk pada indikasi adanya praktik diskriminasi yang dilakukan Pertamina dalam memilih metode pengadaan penyedia terkait proyek tersebut.

    Proyek digitalisasi SPBU Pertamina secara umum mencakup pengadaan sistem near real-time monitoring distribusi dan penjualan BBM di 5.518 titik dari total sekitar 7.000 SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Tujuan utama dilaksanakan proyek tersebut untuk melakukan monitoring atau pengawasan konsumsi BBM khususnya solar subsidi di setiap SPBU di seluruh Indonesia.

    “Dalam rangka mengimplementasikan proyek yang bernilai Rp3,6 triliunan tersebut, Pertamina telah melakukan penunjukan langsung salah satu BUMN dengan alasan sinergi BUMN tanpa mempertimbangkan berbagai pelaku usaha lain yang memiliki potensi dan kemampuan melaksanakan proyek tersebut,” tulis KPPU melalui keterangan resmi, Sabtu (5/7/2025).

    KPPU menilai tindakan penunjukan langsung tersebut berpotensi mengarah pada praktik diskriminasi yang dilarang oleh Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

    Menurut KPPU, pelanggaran itu sebagaimana tindakan yang juga pernah dilakukan Pertamina dalam penunjukan langsung untuk proyek pembuatan logo yang telah diputus KPPU melalui Putusan KPPU Nomor: 02/KPPU-L/2006.

    KPPU menilai bahwa proyek digitalisasi ini memiliki nilai yang cukup besar dan secara langsung memiliki keterkaitan dengan pengeluaran negara terkait BBM bersubsidi. Oleh karena itu, seharusnya Pertamina terlebih dahulu membuka kesempatan kepada seluruh pelaku usaha di Indonesia yang memiliki kemampuan melaksanakan proyek tersebut sehingga diperoleh penawaran harga dan kualitas terbaik.

    Hal tersebut sejalan dengan saran dan rekomendasi KPPU terhadap pemerintah agar meninjau ulang kebijakan berkaitan dengan sinergi BUMN. Pasalnya, kebijakan itu memiliki potensi terjadinya inefisiensi dan hambatan usaha sebagaimana diduga juga terjadi dalam pelaksanaan proyek ini.

    “Alternatif pengadaan berbasis wilayah dengan mekanisme tender terbuka seharusnya bisa menjadi solusi agar kinerja dan efisiensi dapat diukur, serta kompetisi usaha tetap terjaga karena mengurangi hambatan masuk [entry barrier] dalam industri tersebut,” imbuh KPPU.

    Hal ini mengingat fakta bahwa masih ada berbagai pelaku usaha lain yang sebelumnya menyatakan kesediaan untuk turut ambil bagian dalam proyek serupa. Namun, tidak diberi ruang untuk berkompetisi.

    Dengan kata lain, penunjukan langsung yang tidak membuka kesempatan bagi pelaku usaha lain menunjukkan adanya dugaan praktik diskriminasi. Menurut KPPU, praktik ini mengarah pada pelanggaran Pasal 19 huruf d UU Nomor 5 tahun 1999 tentang larangan praktik diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.

    Merespons bukti awal tersebut, KPPU memutuskan untuk mulai melakukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran Pasal 19 huruf d UU Nomor 5 tahun 1999 tentang larangan praktik diskriminasi yang dilakukan Pertamina terhadap pelaku usaha tertentu.

    “Langkah ini menjadi bagian dari komitmen KPPU untuk menjaga iklim persaingan yang sehat, transparan, dan akuntabel, terutama dalam proyek-proyek strategis nasional yang melibatkan dana publik dalam skala besar,” kata KPPU.

    Sementara itu, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan, pihaknya menghormati proses yang sedang dilakukan KPPU tersebut. Perusahaan juga berjanji untuk bersikap kooperatif.

    “Kami menghormati proses yang sedang berlangsung di KPPU dan akan bersikap kooperatif,” kata Heppy kepada Bisnis.

  • KPPU Selidiki Dugaan Digitalisasi SPBU Rp 3,6 Triliun Terindikasi Diskriminatif – Page 3

    KPPU Selidiki Dugaan Digitalisasi SPBU Rp 3,6 Triliun Terindikasi Diskriminatif – Page 3

    Sebelumnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan PP Muhammadiyah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU), untuk mendukung adanya amandemen atas undang-undang (UU) persaingan usaha. 

    MoU ini menjadi penanda kemitraan strategis yang memperkuat sinergi dalam pengawasan persaingan usaha dan kemitraan UMKM yang sehat. 

    Nota Kesepahaman ini berlaku selama 5 tahun, dan akan menjadi landasan untuk memperluas kerja sama dalam bidang advokasi, pendidikan, dan pengawasan kemitraan usaha di lingkungan amal usaha Muhammadiyah.

    emitraan ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi sejak 2019. Bertujuan untuk memperkuat pemahaman, pengawasan, serta advokasi terkait prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat, sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, dan pengawasan kemitraan usaha sebagaimana diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM.

    Ketua KPPU M Fanshurullah Asa menyampaikan, kolaborasi dengan Muhammadiyah ini tidak hanya bersifat kelembagaan, melainkan juga memiliki dimensi dakwah dan nilai-nilai keadilan sosial.

    “Kami percaya, penguatan literasi ekonomi dan perlindungan pelaku usaha kecil dari ketimpangan struktural merupakan bentuk nyata dari amar ma’ruf nahi munkar dalam bidang ekonomi,” kata Ifan, sapaan akrabnya, Selasa (27/5/2025).

     

  • Ledakan Dahsyat Guncang Pom Bensin di Pinggiran Roma, 45 Orang Luka-luka

    Ledakan Dahsyat Guncang Pom Bensin di Pinggiran Roma, 45 Orang Luka-luka

    Roma

    Sebuah ledakan dahsyat mengguncang sebuah pom bensin di pinggiran kota Roma, Italia. Ledakan itu menggetarkan jendela bangunan yang ada di seluruh ibu kota Italia, dan membuat 45 orang mengalami luka-luka, dengan dua orang di antaranya dalam kondisi serius.

    Wali Kota Roma Roberto Gualtieri, seperti dilansir AFP, Sabtu (5/7/2025), melaporkan ledakan itu terjadi pada Jumat (4/7) pagi, sekitar pukul 08.20 waktu setempat, yang didahului oleh kebakaran yang disebabkan oleh kebocoran gas selama pengisian ulang bahan bakar.

    Gualtieri mengunjungi sisa-sisa pom bensin yang berada di area Prenestino di pinggiran timur Roma. Terdapat sebuah pusat olahraga di dekat pom bensin yang diguncang ledakan tersebut.

    Ledakan itu memicu bola api dan kepulan asap hitam pekat ke udara, dengan suara ledakan dilaporkan terdengar hingga di sisi lain Roma, mengguncang jendela-jendela dan membuat beberapa warga khawatir karena mengira ada bom meledak.

    “Ledakannya sangat kuat. Saya merasakan kulit saya terbakar,” tutur seorang warga bernama Michele Secu (23) yang bekerja di pusat olahraga setempat, yang ikut hancur dalam ledakan itu.

    “Saya berjarak 15 meter dari pom bensin… itu meledak di depan saya. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa lari, untuk menyelamatkan diri,” ucapnya.

    Sebelum ledakan terjadi, layanan darurat setempat mendapatkan aduan soal dugaan kebocoran gas dan telah mengerahkan tim serta mengevakuasi area sekitarnya, termasuk perkemahan musim panas untuk anak-anak.

    Lihat juga Video ‘SPBU di Pati Ludes Terbakar, Saksi Sempat Dengar Ledakan’:

    Kepolisian Roma dalam pernyataan kepada AFP menyebut sebanyak 21 orang dari 45 korban luka merupakan petugas layanan darurat, termasuk 12 personel kepolisian setempat.

    Dua korban luka di antaranya, yang berjenis kelamin laki-laki, menurut otoritas kesehatan setempat kepada kantor berita AGI, berada dalam kondisi yang mengancam nyawa dan kini menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat. Salah satu korban mengalami luka bakar sebesar 55 persen pada tubuhnya.

    Kepolisian Roma tidak menjelaskan lebih lanjut soal dugaan penyebab ledakan dahsyat itu.

    Namun menurut direktur regional pemadam kebakaran Lazion, Ennio Aquilino, ledakan pom bensin itu disebabkan oleh “BLEVE” — ledakan uap yang mengembang dari cairan mendidih — dari gas alam cair.

    BLEVE disebabkan oleh penguapan cepat cairan bertekanan, biasanya ketika wadah yang menampungnya pecah dengan cara tertentu. “Efeknya seperti bom yang meledak,” sebut Aquilino saat berbicara kepada wartawan setempat.

    Perdana Menteri (PM) Italia, Giorgia Meloni, menyampaikan simpati untuk para korban luka dan memuji para petugas tanggap darurat atas kerja cepat mereka yang membantu mencegah “peristiwa tragis ini dari konsekuensi yang lebih serius”.

    Lihat juga Video ‘SPBU di Pati Ludes Terbakar, Saksi Sempat Dengar Ledakan’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Nelayan Kepulauan Seribu Masih Kesulitan BBM, Janji Kampanye Pramono Ditagih
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Juli 2025

    Nelayan Kepulauan Seribu Masih Kesulitan BBM, Janji Kampanye Pramono Ditagih Megapolitan 4 Juli 2025

    Nelayan Kepulauan Seribu Masih Kesulitan BBM, Janji Kampanye Pramono Ditagih
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Gubernur DKI Jakarta
    Pramono Anung
    Wibowo menyoroti persoalan mendesak yang dihadapi nelayan di
    Kepulauan Seribu
    , yakni sulitnya akses terhadap bahan bakar minyak (
    BBM
    ).
    Permasalahan ini disampaikan langsung oleh warga Pulau Tidung saat kunjungan kerja gubernur ke Pulau Onrust, Jumat (4/7/2025).
    “Tadi ada keluhan juga untuk BBM dan minta untuk BBM apung. Terutama di Pulau Tidung. Dan itu saya sudah koordinasikan,” ujar Pramono, dikutip dari Antara.
    Menanggapi keluhan warga tersebut, Pramono menegaskan, bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan segera menindaklanjuti permasalahan tersebut melalui rapat khusus.
    Pramono meminta jajarannya untuk menjadikan isu distribusi BBM sebagai prioritas utama, mengingat pentingnya bahan bakar bagi aktivitas ekonomi nelayan di wilayah Kepulauan Seribu.
    “Saya sudah minta ke Bu Eli (Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta, Suharini Eliawati), ini harus jadi rapat khusus supaya persoalan BBM di Kepulauan Seribu ini menjadi prioritas,” tegas Pram.
    Kebutuhan akan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Apung kembali mencuat.
    Pramono menegaskan, bahwa janji kampanyenya untuk mengaktifkan SPBU terapung akan direalisasikan sebagai bagian dari solusi jangka panjang terhadap masalah distribusi BBM di pulau-pulau terpencil.
    “Salah satu hal yang belum pernah terselesaikan adalah konsistensi untuk menyelesaikan SPBU Apung. Karena nggak mungkin Kepulauan Seribu SPBU-nya hanya dipusatkan di satu tempat,” kata Pramono.
    Rencana ke depan adalah menyebarkan SPBU Apung di sejumlah titik strategis di wilayah Kepulauan Seribu.
    Dengan cara ini, nelayan tidak lagi harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk mendapatkan bahan bakar.
    Dalam kunjungan tersebut, Pramono juga mendorong masyarakat untuk menyampaikan aspirasi secara terbuka.
    Menurutnya, laporan langsung dari warga menjadi bahan penting bagi pemerintah dalam mengevaluasi dan memperbaiki kebijakan.
    “Kalau masyarakatnya menyampaikan apa adanya, itulah yang harus didengar pemimpin. Bahkan persoalan air, persoalan bahan bakar, rata-rata mereka keluarkan itu dan itu bagus,” kata Pram.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.