Tempat Fasum: SPBU

  • Antrean SPBU Mulai Terurai, Pasokan BBM di Jember Aman

    Antrean SPBU Mulai Terurai, Pasokan BBM di Jember Aman

    Jakarta, CNBC Indonesia – Antrean pembelian BBM di SPBU (30/7) terlihat sudah tidak seramai hari-hari sebelumnya pada minggu pertama penutupan jalan Jalur Gumitir yang dimulai pada 24 Juli 2025. Antrean mobil kurang lebih hanya 15 meter dan sepeda motor kurang lebih 25 meter.

    Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi menyampaikan, Pertamina telah memenuhi kebutuhan BBM di SPBU terdampak, termasuk Jember.

    “Segala skenario di lapangan masif kita lakukan. Alhamdulillah terlihat antrean berangsur terurai dan SPBU beroperasi maksimal. Ini menjadi hasil atas alternatif alih suplai yang sudah kita maksimalkan dalam rangka membanjiri kebutuhan BBM di Jember dan sekitarnya,” terang Ahad dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).

    Dampak dari penutupan Jalur Gumitir berimbas pada perubahan rute kendaraan bermuatan besar termasuk mobil tangki Pertamina. Jalur yang semula Banyuwangi – Gumitir-Jember menjadi Banyuwangi-Situbondo-Arak-Arak-Bondowoso-Jember. Alhasil, mobilitas mobil tangki yang biasanya hanya menempuh waktu 4 jam untuk Round Time Hours (RTH) mengalami perubahan drastis ke 11 jam.

    Kondisi ini kemudian berimbas kepada ‘panic buying’ masyarakat dengan isu kelangkaan BBM. Beberapa hari di minggu pertama pasca penutup Jalur Gumitir, imbas ‘panic buying’ masyarakat menimbulkan antrean pembelian BBM yang mengular di SPBU dengan panjang hingga 2 kilometer.

    “Segala mitigasi upaya memberikan pelayanan terbaik telah dilakukan oleh Pertamina melalui anak perusahaannya, Pertamina Patra Niaga. Alih suplai dilaksanakan sebagai mitigasi membanjiri penyaluran di Jember dan sekitarnya, yakni dari Surabaya dan Malang, termasuk dari lintas region, mulai dari Semarang, Boyolali, Rewulu hingga Maos, yang mana penyaluran normal berasal dari Terminal BBM di Banyuwangi,” jelas dia.

    Selanjutnya Ahad menyampaikan kepada masyarakat Jember diharapkan dapat membeli BBM sesuai kebutuhan.

    “Saat ini proses normalisasi distribusi BBM sudah berjalan untuk area Jember dan sekitarnya, kami himbau agar masyarakat dapat membeli BBM sesuai kebutuhan. Jangan ‘panic buying’ karena kami pastikan stok aman dan tercukupi untuk proses distribusi,” tutup Ahad.

    Kondisi ‘panic buying’ nyatanya juga menjadi keresahan bagi masyarakat. Rizki (21), salah seorang konsumen masyarakat Jember menyampaikan keluhannya terkait masyarakat yang banyak melaksanakan aksi ‘panic buying’.

    “Kondisi antrean yang parah di sini sudah terlihat jelas, disebabkan 2 faktor utama. Yang pertama penutupan Jalur Gumitir dan faktor kedua yakni mayarakat yang ‘panic buying’. Kemudian selain itu perlu dilaksanakan solusi atas oknum-oknum yang mengambil kesempatan pada situasi ini,” ujarnya.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Antrean BBM Mulai Normal, Pertamina Pastikan Pasokan di Jember Aman – Page 3

    Antrean BBM Mulai Normal, Pertamina Pastikan Pasokan di Jember Aman – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kondisi antrean di sejumlah SPBU di Jember mulai menunjukkan perbaikan. Jika sebelumnya antrean kendaraan sempat mengular panjang akibat penutupan Jalur Gumitir, kini situasinya lebih terkendali. Pada 30 Juli, antrean kendaraan roda empat hanya sekitar 15 meter, sementara antrean motor mencapai 25 meter. Masyarakat pun tampak tertib saat menunggu giliran mengisi bahan bakar.

    Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menjelaskan bahwa Pertamina terus memastikan suplai BBM ke wilayah terdampak, termasuk Jember, tetap terpenuhi. “Segala skenario di lapangan masif kita lakukan, alhamdulillah terlihat antrian berangsur terurai dan SPBU beroperasi maksimal. Ini menjadi hasil nyata atas alternatif alih suplai yang sudah kita maksimalkan dalam rangka membanjiri kebutuhan BBM di Jember dan sekitarnya,” terang Ahad.

    Sejak penutupan Jalur Gumitir pada 24 Juli 2025, distribusi BBM sempat terkendala karena armada pengangkut Pertamina harus menempuh rute alternatif yang jauh lebih panjang. Jika biasanya mobil tangki menempuh rute Banyuwangi–Gumitir–Jember dalam waktu 4 jam, kini perjalanan harus melalui Banyuwangi–Situbondo–Arak-Arak–Bondowoso–Jember, dengan waktu tempuh hingga 11 jam.

    Perbesar

    Kondisi antrean BBM di Jember. … Selengkapnya

    Kondisi ini kemudian berimbas kepada ‘panic buying’ masyarakat dengan isu kelangkaan BBM. Nyatanya, stok energi masih aman mencukupi namun memang terkendala pada akses distribusi mobil tangki di jalanan.

    Beberapa hari di minggu pertama pasca penutup Jalur Gumitir, imbas ‘panic buying’ masyarakat menimbulkan antrian pembelian BBM yang mengular di SPBU dengan panjang antrian hingga 2 kilo meter. Segala mitigasi upaya memberikan pelayanan terbaik telah dilakukan oleh Pertamina melalui anak perusahaannya, Pertamina Patra Niaga. Alih suplai dilaksanakan sebagai mitigasi membanjiri penyaluran di Jember dan sekitarnya, yakni dari Surabaya dan Malang, termasuk dari lintas region, mulai dari Semarang, Boyolali, Rewulu hingga Maos, yang mana penyaluran normal berasal dari Terminal BBM di Banyuwangi.

    Terkait kondisi ‘panic buying’ sendiri nyatanya juga menjadi keresahan bagi masyarakat lainnya. Rizki (21), salah seorang konsumen masyarakat Jember menyampaikan keluhannya terkait masyarakat yang banyak melaksanakan aksi ‘panic buying’ ini. “Kondisi antrian yang parah disini sudah terlihat jelas, disebabkan 2 faktor utama. Yang pertama penutupan Jalur Gumitir itu sendiri dan faktor kedua yakni mayarakat yang ‘panic buying’. Kemudian selain itu perlu dilaksanakan solusi atas oknum-oknum yang mengambil kesempatan pada situasi ini,” ujarnya.

    Perbesar

    Kondisi antrean BBM di Jember. … Selengkapnya

    Selanjutnya Ahad menyampaikan kepada masyarakat Jember diharapkan dapat membeli BBM sesuai kebutuhan. “Saat ini proses normalisasi distribusi BBM sudah berjalan untuk area Jember dan sekitarnya, kami himbau agar masyarakat dapat membeli BBM sesuai kebutuhan. Jangan ‘panic buying’ karena kami pastikan stok aman dan tercukupi untuk proses distribusi,” tutup Ahad.

    Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan produk Pertamina, masyarakat dapat memanfaatkan layanan Pertamina Call Center di nomor 135.

  • Khofifah ke Bupati Jember: Kondisi BBM sudah Normal, Tidak Perlu lagi WFA

    Khofifah ke Bupati Jember: Kondisi BBM sudah Normal, Tidak Perlu lagi WFA

    Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta pemerintah kabupaten (Pemkab) Jember menghentikan kebijakan work from anywhere (WFA) bagi aparatur sipil negara (ASN), dan belajar online untuk pelajar.

    Permintaan itu disampaikan menyusul pulihnya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah tersebut.

    “Kondisi BBM sudah normal, jadi tidak perlu lagi WFA. Anak-anak harus kembali belajar di sekolah, dan pelayanan publik harus berjalan optimal. Ini penting untuk pemulihan ekonomi Jember,” kata Khofifah saat kunjungan kerja di Jember, Kamis (31/7).

    Kebijakan WFA sebelumnya diterapkan Bupati Jember Muhammad Fawait melalui Surat Edaran pada Senin (28/072025). SE tersebut untuk merespons kelangkaan BBM pasca-penutupan jalur Gumitir.

    Skema WFA ini ditujukan bagi ASN yang tidak menangani layanan langsung serta pelajar tingkat SD hingga SMA guna menekan mobilitas warga.

    Berdasarkan laporan terbaru yang diterima, Khofifah memastikan suplai BBM dari Pertamina kini sudah melebihi kebutuhan harian masyarakat.

    Dia berharap seluruh aktivitas masyarakat, termasuk pendidikan dan pelayanan publik, segera kembali normal.

    “Sejak kemarin, suplai dari Pertamina sudah lebih dari cukup. Hari ini pun stabil. Jadi tidak ada alasan lagi menunda aktivitas,” lanjutnya.

    Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Jatim dengan didampingi bupati Jember Muhammad Fawait dan jajaran masing-masing meninjau dua lokasi.

    Pasar Tanjung dan SPBU Jalan Gajah Mada di Kecamatan Kaliwates. Selain memantau distribusi BBM, ia juga menyoroti minimnya pasokan beras medium di pasar.

    “Semua beras yang dijual premium. Padahal masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah butuh beras medium. Ini harus segera disuplai, terutama dari Bulog lewat program SPHP,” ujar Khofifah.

    Ia menekankan perlunya koordinasi antara Bulog, Dinas Pertanian, dan Dinas Ketahanan Pangan agar distribusi beras bisa menjangkau semua segmen pasar secara merata.

    “Stoknya aman, tinggal pastikan distribusinya berjalan. Jangan sampai pasar kekurangan,” tandasnya.

    Khofifah menutup dengan ajakan untuk mengakhiri kebijakan darurat, dan mendorong normalisasi kehidupan masyarakat.

    “Kalau distribusi BBM dan logistik sudah lancar, maka kegiatan belajar-mengajar serta layanan publik harus kembali seperti semula. Ini penting demi pergerakan ekonomi dan kesejahteraan warga Jember,” pungkasnya.

  • SPBU Aja Belum Merata, Gimana Mau Perbanyak SPKLU?

    SPBU Aja Belum Merata, Gimana Mau Perbanyak SPKLU?

    Jakarta

    Ignasius Jonan mengungkap betapa sulitnya membangun SPKLU secara merata di Indonesia. Sebab, ketika dia masih menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), masih ada ribuan kecamatan yang belum punya pom bensin atau SPBU!

    Jonan berkisah, pada tahun 2016, dia melaporkan ke Presiden Jokowi mengenai jumlah SPBU yang masih sangat terbatas di Indonesia. Bahkan, dari 7.500 kecamatan, ada 1.500 kecamatan yang tak punya fasilitas tersebut.

    “Ketika tahun 2016, saat saya masih bertugas di Kementerian ESDM, saya berkesempatan melaporkan ke Presiden Jokowi, bahwa dari 7.500 kecamatan di Indonesia, ada 1.500 kecamatan yang tidak ada SPBU-nya,” ujar Jonan dalam acara Gaikindo International Automotive Conference (GIAC), Selasa (29/7).

    “Bayangkan, 71 tahun Indonesia merdeka, ada ribuan kecamatan yang saat itu belum ada SPBU-nya,” tambahnya.

    Ilustrasi SPBU atau pom bensin milik Pertamina. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

    Menurut Jonan, kondisi tersebut menjadi gambaran, betapa sulitnya membangun infrastruktur di Indonesia. Hal yang sama, kata dia, juga berlaku untuk pembangunan stasiun pengisian daya listrik atau SPKLU.

    Itulah mengapa, Jonan berkesimpulan, mobil listrik belum sepenuhnya cocok untuk konsumen di Indonesia. Dia menganggap, mobil plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) jauh lebih ideal.

    “Menurut saya, untuk 25 tahun ke depan atau 1 generasi ke depan, kendaraan ideal adalah PHEV. Kenapa? Pertama, dalam pandangan saya, untuk membuat charging station yang sebanyak SPBU atau pom bensin, menjadi tantangan besar,” kata dia.

    (sfn/rgr)

  • Perjuangan Warga Jember Beli Bensin, Tempuh Jalur Ekstrem Lewati Lereng hingga ke Banyuwangi

    Perjuangan Warga Jember Beli Bensin, Tempuh Jalur Ekstrem Lewati Lereng hingga ke Banyuwangi

    Liputan6.com, Jember Krisis distribusi BBM yang terjadi di Jember sejak hari Sabtu (26/7) lalu berdampak luas terhadap aktivitas masyarakat. Jika di daerah perkotaan, jalanan lengang karena orang membatasi aktivitas serta banyak yang terkonsentrasi mengantre di SPBU, hal berbeda terjadi di pelosok desa.

    Sejumlah warga Jember kawasan timur yang berbatasan dengan Banyuwangi, terpaksa harus menempuh jalur ekstrem melewati lereng Gunung Gumitir demi mendapatkan bensin di wilayah barat Banyuwangi. 

    Mereka rela menempuh puluhan kilometer di jalur alternatif yang melewati perkebunan dengan kondisi jalanan yang terjal dan licin, hanya untuk mendapatkan Pertalite. Sebab, jalur utama, yakni Jalur Gumitir ditutup demi perbaikan sejak Kamis (24/7). 

    Pantauan Rabu (30/7), warga Jember tampak mengantre di SPBU Krikilan, Glenmore, Banyuwangi. Mereka datang dari berbagai desa seperti Garahan, Sumberkalong dan Mayang. Umumnya menggunakan sepeda motor sambil membawa jeriken, bahkan ada yang membawa dua kendaraan sekaligus.

    Siti Azizah, warga Desa Sumberwaru, Kecamatan Kalisat mengaku harus berangkat sebelum subuh bersama suaminya demi mengantre BBM. “Sampai sore baru dapat 10 liter. Itu pun hanya cukup dua hari,” keluhnya.

    Seperti kebanyakan warga, Siti mengeluhkan sulitnya mendapatkan BBM di Jember. Kalaupun tersedia, jumlahnya terbatas dan antrean panjang tak terhindarkan.

    Penjual eceran yang juga terbatas, menjual dengan harga yang sangat mahal dan cukup memberatkan bagi Siti dan suaminya yang bekerja di perkebunan di desa.

  • Golkar Minta Pertamina Gerak Cepat Atasi Kelangkaan BBM di Jember

    Golkar Minta Pertamina Gerak Cepat Atasi Kelangkaan BBM di Jember

    Bisnis.com, JAKARTA — Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Golkar, Sarmuji meminta PT Pertamina untuk segera gerak cepat mengatasi kelangkaan BBM yang terjadi di Jember, Jawa Timur.

    Menurut dia, distribusi BBM yang tersendat terlalu lama itu berdampak langsung pada masyarakat. Sebab itu, dia meminta Pertamina untuk beraksi cepat, meskipun di satu sisi dia yakin perusahaan pelat merah ini sudah merespons isu tersebut.

    “Saya yakin Pertamina sudah turun ke lapangan, tinggal aksinya harus lebih cepat,” katanya dalam keterangan tertulis, sebagaimana dikutip Selasa (29/7/2025).

    Dia meneruskan, diketahui kondisi kelangkaan BBM ini terjadi karena suplainya selama ini hanya bergantung pada jalur dari Banyuwangi. Sementara, saat ini ada penutupan akses utama via Gumitir akibat perbaikan jalan, sehingga arus distribusi menjadi terganggu.

    “Kalau jalur dari Banyuwangi terhambat, harusnya bisa segera dikompensasi dengan pengiriman dari Surabaya dan sekitarnya. Ini bukan saatnya menunggu. Kebutuhan BBM masyarakat tidak bisa ditunda,” ucapnya.

    Pria yang juga Sekjen Partai Golkar ini menyoroti lonjakan harga BBM di Jember akibat kelangkaan tersebut. Di sejumlah tempat, katanya, harga eceran BBM bisa tembus Rp17.000 — Rp22.000 per liter.

    Menurut Sarmuji, tentu ini memberatkan bagi masyarakat kecil dan pelaku usaha yang mengandalkan transportasi harian. Kemudian, dia juga menyoroti antrean panjang kendaraan di hampir seluruh SPBU di Kabupaten Jember.

    “Langkah antisipatif harus dipercepat. Pemerintah daerah bisa berkoordinasi dengan Pertamina dan aparat keamanan untuk memastikan distribusi berjalan lancar dan tidak ada oknum yang mengambil keuntungan di tengah situasi krisis seperti ini,” tutup dia.

    Sementara itu, PT Pertamina Patra Niaga membenarkan penyebab kelangkaan BBM di Jember, Jawa Timur adalah tak lepas dari terganggunya proses distribusi buntut perbaikan jalan.

    Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi mengatakan, hingga Senin (28/7/2025), jalan nasional di Jalur Gumitir yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi masih ditutup. 

    Penutupan yang akan berlangsung selama 2 bulan ke depan atau sampai dengan 24 September 2025 mulai memberikan dampak pada mobilitas masyarakat dan sektor lainnya, termasuk energi untuk distribusi BBM dan LPG.

  • BBM Langka di Jember, Anggota DPR Minta Pertamina Gerak Cepat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Juli 2025

    BBM Langka di Jember, Anggota DPR Minta Pertamina Gerak Cepat Nasional 29 Juli 2025

    BBM Langka di Jember, Anggota DPR Minta Pertamina Gerak Cepat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Golkar,
    Sarmuji
    , mendesak Pertamina untuk segera mengambil langkah cepat mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di Kabupaten
    Jember
    , Jawa Timur.
    Menurutnya, respons awal Pertamina sebenarnya sudah tampak, namun masih perlu percepatan di lapangan.
    “Saya yakin Pertamina sudah turun ke lapangan, tinggal aksinya harus lebih cepat,” ujar Sarmuji dalam keterangannya, Selasa (29/7/2025).
    Sarmuji mengatakan, jangan sampai distribusi BBM yang tersendat ini membuat rakyat menanggung bebannya.
    “Pertamina harus segera turun tangan. Ini situasi darurat yang berdampak langsung pada masyarakat. Jangan sampai distribusi BBM tersendat terlalu lama karena masyarakat yang akan menanggung bebannya,” tuturnya.
    Sarmuji mengungkapkan, kondisi ini terjadi karena pasokan BBM ke Jember selama ini bergantung pada jalur distribusi dari Banyuwangi.
    Namun, dengan ditutupnya akses utama via Gumitir akibat perbaikan jalan, arus distribusi menjadi terganggu.
    “Kalau jalur dari Banyuwangi terhambat, harusnya bisa segera dikompensasi dengan pengiriman dari Surabaya dan sekitarnya. Ini bukan saatnya menunggu. Kebutuhan BBM masyarakat tidak bisa ditunda,” kata Sarmuji.

    Lalu, Ketua Fraksi Golkar DPR tersebut juga menyoroti lonjakan harga BBM di lapangan akibat kelangkaan tersebut.
    “Sekarang di sejumlah tempat, harga eceran BBM bisa tembus Rp 17.000 sampai Rp 22.000 per liter. Ini jelas memberatkan, apalagi bagi masyarakat kecil dan pelaku usaha yang mengandalkan transportasi harian,” ucapnya.
    Sarmuji pun meminta agar semua pihak, termasuk pemerintah daerah, ikut aktif memantau distribusi dan mencegah potensi penimbunan BBM di lapangan.
    “Langkah antisipatif harus dipercepat. Pemerintah daerah bisa berkoordinasi dengan Pertamina dan aparat keamanan untuk memastikan distribusi berjalan lancar dan tidak ada oknum yang mengambil keuntungan di tengah situasi krisis seperti ini,” imbuh Sarmuji.
    Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengambil langkah cepat menyusul kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
    Mulai Selasa (29/7/2025), para pelajar di Jember diizinkan mengikuti pembelajaran daring atau belajar dari rumah.
    Keputusan ini disampaikan langsung oleh Bupati Jember, Muhammad Fawait, dalam konferensi pers di kantor DPRD Jember pada Senin malam.
    Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) yang diterbitkan pada 28 Juli 2025.
    “Mulai besok, sampai kondisi normal kembali, para pelajar Jember boleh mengikuti pelajaran secara daring,” ujar Fawait, Senin malam.
    Langkah ini diambil sebagai bentuk mitigasi dampak krisis BBM yang menyebabkan antrean panjang di berbagai SPBU Jember.
    Pemerintah daerah berharap, dengan mengurangi mobilitas warga, konsumsi BBM bisa ditekan dan situasi segera stabil.
    Tak hanya pelajar, Aparatur Sipil Negara (ASN) juga diperbolehkan untuk bekerja dari rumah alias work from home (WFH), sebagaimana kebijakan Pemerintah Kabupaten Jember.
    Layanan kesehatan juga kena imbas. Ada mobil ambulans Dinas Kesehatan Jember ikut antre di SPBU yang kosong.
    Warga mencari BBM sampai ke luar Jember, misalnya sampai ke SPBU di Lumajang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga BBM Eceran di Lumajang Tembus Rp 35.000 Per Botol
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        29 Juli 2025

    Harga BBM Eceran di Lumajang Tembus Rp 35.000 Per Botol Surabaya 29 Juli 2025

    Harga BBM Eceran di Lumajang Tembus Rp 35.000 Per Botol
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) selama tiga hari terakhir, sejak Minggu (27/7/2025).
    Tidak hanya sulit ditemukan, antrean untuk membeli BBM pun mencapai ratusan meter.
    Di tingkat pengecer, harga BBM kini melonjak hingga Rp 30.000 – 35.000 per botol air mineral ukuran 1,5 liter.
    Sugi, seorang warga Desa Labruk Kidul, Kecamatan Sumbersuko, mengaku terpaksa membeli BBM jenis pertamax dengan harga Rp 30.000 per botol.
    Ia mendapatkan BBM tersebut dari sebuah mobil pikap yang sedang memindahkan isi tangkinya ke jeriken di pinggir jalan Desa Labruk Lor, Kecamatan Lumajang.
    Ironisnya, lokasi pemindahan BBM tersebut tidak jauh dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Labruk yang saat itu tutup karena proses bongkar muat BBM dari truk tangki Pertamina.
    “Terpaksa beli di sini, SPBU-nya tutup, dapat harga Rp 30.000 satu botol, kalau gak diisi gak bisa pulang,” keluh Sugi pada Selasa (29/7/2025).
    Sugi juga menyoroti kesulitan mendapatkan BBM di kotanya disebabkan oleh banyaknya warga dari Jember yang mencari BBM hingga ke Lumajang akibat stok di Jember kosong.
    Penjual BBM yang menjual kepada Sugi berasal dari Kecamatan Panti, Kabupaten Jember.
    “Orang Lumajang beli bensin ke orang Jember, padahal belinya di Lumajang,” ujarnya.
    Di sisi lain, Farhan, seorang tengkulak BBM dari Jember, menyatakan bahwa ia terpaksa memborong BBM di Lumajang karena stok di Jember kosong dalam beberapa hari terakhir.
    BBM yang dibeli akan dibawa kembali ke Jember untuk dijual kepada orang lain, sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
    “Mau dibawa ke Jember, di sana kosong gak ada bensin,” ungkap Farhan.
    Pantauan Kompas.com menunjukkan bahwa setelah memindahkan BBM ke jeriken, mobil pikap tersebut kembali antre di SPBU untuk membeli BBM lagi.
    BBM yang sudah dipindahkan, kemudian diangkut dengan kendaraan lain yang diduga menuju Jember.
    BBM jenis pertamax menjadi pilihan karena pembeliannya tidak dibatasi oleh SPBU, meskipun harga per liter bervariasi antara Rp 30.000 – 35.000.
    Sebagai perbandingan, harga pertamax di SPBU hanya Rp 12.500 per liter.
    “Kalau di Jember nanti dijual Rp 35.000 yang botol besar (ukuran 1,5 liter), yang kecil (ukuran 1 liter) Rp 25.000,” jelas Farhan.
    Menanggapi situasi ini, Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Lumajang, Yudo Hariyanto, menjelaskan bahwa pihaknya tidak dapat membatasi pembelian BBM di SPBU, terutama untuk BBM non-subsidi seperti pertamax dan pertamax turbo.
    “BBM yang non-subsidi memang tidak diatur, tapi kami mengimbau pada masyarakat jangan membeli yang berlebihan,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga BBM Terbaru Diumumkan 1 Agustus, Cek Daftarnya Hari Ini!

    Harga BBM Terbaru Diumumkan 1 Agustus, Cek Daftarnya Hari Ini!

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina, Shell, BP, dan Vivo bakal kembali mengalami penyesuaian pada Agustus 2025.

    Pengumuman penyesuaian harga BBM di seluruh SPBU di Indonesia memang selalu dilakukan setiap tanggal 1. Belum diketahui, apakah pada 1 Agustus nanti harga BBM bakal naik atau turun.

    Adapun, pada penyesuaian di bulan Juli 2025, harga BBM di seluruh SPBU tercatat kompak naik.

    Mengutip laman resmi MyPertamina, Jumat (29/7/2025), harga Pertamax (RON 92) dipatok Rp12.500 per liter per 1 Juli 2025. Angka itu naik dibanding bulan sebelumnya, yakni Rp12.100 per liter.

    Selanjutnya, harga Pertamax Green (RON 95) naik dari Rp12.800 menjadi Rp13.250 per liter. Lalu, harga Pertamax Turbo (RON 98) naik dari Rp13.050 menjadi Rp13.500 per liter.

    Berikutnya, harga Dexlite (CN 51) naik dari Rp12.740 menjadi Rp13.650 per liter. Adapun, harga Pertamina Dex (CN 53) naik dari Rp13.200 menjadi Rp13.320 per liter.

    Sementara itu, untuk harga BBM subsidi jenis Pertalite (RON 90) tetap Rp10.000 per liter dan solar subsidi Rp6.800 per liter.

    Senada, SPBU Shell juga kompak menaikkan harga BBM per 1 Juli 2025 ini. Tercatat harga Shell Super kini dipatok Rp12.810 per liter. Angka ini naik dibandingkan bulan sebelumnya, yakni Rp12.370 per liter.

    Adapun Shell V-Power kini dijual seharga Rp13.300 per liter. Angka ini naik dari Juni yang senilai Rp12.840 per liter.

    Lalu, harga Shell V-Power Diesel naik dari Rp13.250 menjadi Rp13.830 per liter. Kemudian, Shell V-Power Nitro+ naik dari Rp13.070 menjadi Rp13.540 per liter.

    Menyusul Pertamina dan Shell, SPBU BP juga menaikkan harga seluruh jenis BBM besutan mereka. Rinciannya, harga BP Ultimate kini dipatok Rp13.300, naik dari sebelumnya Rp12.840 per liter.

    Selanjutnya, harga BP 92 dipatok Rp12.600 per liter pada Juli ini. Harga tersebut naik dibanding Juni yang senilai Rp12.370 per liter.

    Kemudian, BP Ultimate Diesel kini dijual seharga Rp13.800 per liter. Harga itu naik dibanding bulan sebelumnya, yakni Rp13.250 per liter.

    Tak ketinggalan, harga BBM di SPBU Vivo juga kompak naik. Tercatat harga Revvo 90 dipatok Rp12.730 per liter per 1 Juli 2025 ini. Harga itu naik dari bulan sebelumnya, yakni Rp12.260 per liter.

    Berikutnya, Revvo 92 kini dijual seharga Rp12.810 per liter. Angka itu naik dari sebelumnya Rp12.340 per liter.

    Kemudian, harga Revvo 95 kini dipatok seharga Rp13.300 per liter. Angka ini naik dibanding bulan sebelumnya, yakni Rp12.810 per liter.

    Lalu, harga Diesel Primus Plus naik dari Rp13.210 menjadi Rp13.800 per liter.

    Berikut daftar harga BBM terbaru di SPBU Pertamina, Shell, BP, dan Vivo per Juli 2025:

    1. Pertamina

    – Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter

    – Solar Subsidi: Rp6.800 per liter

    – Pertamax (RON 92): Rp12.500 per liter

    – Pertamax Green (RON 95): Rp13.250 per liter

    – Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.500 per liter

    – Dexlite (CN 51): Rp13.650 per liter

    – Pertamina Dex (CN 53): Rp13.320 per liter

    2. Shell

    – Shell Super: Rp12.810 per liter

    – Shell V-Power: Rp13.300 per liter

    – Shell V-Power Diesel: Rp13.830 per liter

    – Shell V-Power Nitro+: Rp13.540 per liter

    3. BP

    – BP Ultimate: Rp13.300 per liter

    – BP 92: Rp12.600 per liter

    – BP Ultimate Diesel: Rp13.800 per liter

    4. Vivo

    – Revvo 90: Rp12.730 per liter

    – Revvo 92: Rp12.810 per liter

    – Revvo 95: Rp13.300 per liter

    – Diesel Primus Plus: Rp13.800 per liter

  • Harga BBM Pertamina, Shell, BP, Vivo stabil di pekan terakhir Juli

    Harga BBM Pertamina, Shell, BP, Vivo stabil di pekan terakhir Juli

    Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di SPBU COCO Jalan Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1/7/2025). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/bar

    Harga BBM Pertamina, Shell, BP, Vivo stabil di pekan terakhir Juli
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 28 Juli 2025 – 11:36 WIB

    Elshinta.com – Harga bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina, Shell, Vivo, dan BP terpantau stabil pada pekan terakhir Juli 2025.

    Dikutip dari laman resmi Pertamina, di Jakarta, Senin, harga BBM nonsubsidi jenis pertamax di SPBU Pertamina terpantau stabil di angka Rp12.500 sejak awal Juli.

    Selain Pertamax, BBM jenis pertamax turbo juga terpantau stabil di angka Rp13.500 per liter; dan pertamax green Rp13.250 per liter.

    Harga BBM untuk dex series juga tidak mengalami perubahan, dengan dexlite di harga Rp13.320 per liter, dan pertamina dex seharga Rp13.650 per liter.

    Rincian harga BBM SPBU Pertamina (Jakarta) adalah sebagai berikut:

    Pertalite: Rp10.000 per liter;

    Solar Subsidi: Rp6.800 per liter;

    Pertamax: Rp12.500 per liter;

    Pertamax Turbo: Rp13.500 per liter;

    Pertamax Green: Rp13.250 per liter;
    Dexlite: Rp13.320 per liter; dan

    Pertamina Dex: Rp13.650 per liter.

    Sementara itu, harga BBM di SPBU Shell juga tidak mengalami perubahan sejak 2 Juli 2025, dengan jenis Shell Super seharga Rp12.810 per liter.

    Harga BBM jenis V-Power Diesel sempat naik hingga Rp13.830 pada 1 Juli 2025, dari Rp13.250 per liter pada Juni. Tetapi, pada 2 Juli 2025, terjadi penurunan menjadi Rp13.800 per liter.

    Adapun rincian harga BBM di SPBU Shell sebagaimana yang dikutip dari laman resmi SPBU Shell adalah sebagai berikut:

    Super: Rp12.810 per liter;
    V-Power: Rp13.300 per liter;

    V-Power Diesel: Rp13.800; serta

    V-Power Nitro+: Rp13.540 per liter.

    Selanjutnya, harga BBM di SPBU BP juga tidak mengalami perubahan. Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU BP:

    BP Ultimate: Rp13.300 per liter;

    BP 92: Rp12.600 per liter; dan

    BP Ultimate Diesel: Rp13.800 per liter.

    Selaras dengan yang lainnya, harga BBM di SPBU Vivo juga stabil apabila dibandingkan pada awal Juli 2025.

    Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU Vivo:

    Revvo 90: Rp12.730 per liter;

    Revvo 92: Rp12.810 per liter;

    Revvo 95: Rp13.300 per liter; serta

    Diesel Primus Plus: Rp13.800 per liter.

    Sumber : Antara