Tempat Fasum: SPBU

  • Kriminal kemarin, pencurian motor hingga pelaku penusukan ditangkap

    Kriminal kemarin, pencurian motor hingga pelaku penusukan ditangkap

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa hukum dan kriminal terjadi di Jakarta pada Kamis (7/8), mulai dari pencuri yang meletuskan senjata api (senpi) untuk membubarkan massa hingga pelaku peristiwa penusukan ditangkap.

    Berikut lima berita pilihan untuk menemani aktivitas Anda pagi hari ini:

    Pencuri motor di Cengkareng letuskan senpi untuk bubarkan massa

    Jakarta (ANTARA) – Seorang pria pencuri sepeda motor di wilayah Rusun Daan Mogot Pesakih, Cengkareng, Jakarta Barat, meletuskan senjata api (senpi) untuk menakuti-nakuti dan membubarkan massa yang hendak menangkapnya pada Kamis sore.

    Selengkapnya

    Mata elang beli aplikasi untuk lacak nomor kendaraan tunggak angsuran

    Jakarta (ANTARA) – Mata elang (debt collector) berinisial VMA yang menganiaya korban di Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengaku membeli aplikasi untuk melacak nomor polisi kendaraan yang menunggak angsuran kredit.

    “Dari hasil pemeriksaan, mereka membeli sebuah aplikasi,” kata Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Kelapa Gading AKP Kiki Tanlim di Jakarta Utara, Kamis.

    Selanjutnya

    Massa desak Mahkamah Agung bebaskan Ngarijan Salim

    Jakarta (ANTARA) – Koalisi Masyarakat Pemerhati Hukum Indonesia menggelar unjuk rasa di depan Gedung Mahkamah Agung (MA), Jakarta Pusat, untuk mendesak pembebasan Ngarijan Salim, lansia berumur 82 tahun yang terjerat kasus dugaan penggelapan pajak.

    Selengkapnya

    Keluarga korban teriaki penabrak sebagai pembunuh di ruang sidang

    Jakarta (ANTARA) – Keluarga korban tabrak lari tidak bisa membendung amarahnya dan meneriaki terdakwa wanita berinisial IVS (65) sebagai pembunuh saat di ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, Kamis.

    Selanjutnya

    Pelaku penusukan di toilet SPBU di Jakut ditangkap

    Jakarta (ANTARA) – Petugas Kepolisian menangkap pelaku penusukan berinisial RJT (37) terhadap korban berinisial DEL (20) di dalam toilet SPBU Muara Baru, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (3/8) sekitar pukul 07.30 WIB.

    Selengkapnya

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kelangkaan Solar di Rokan Hilir Riau Diduga akibat Ulah 3 Orang Ini
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Agustus 2025

    Kelangkaan Solar di Rokan Hilir Riau Diduga akibat Ulah 3 Orang Ini Regional 7 Agustus 2025

    Kelangkaan Solar di Rokan Hilir Riau Diduga akibat Ulah 3 Orang Ini
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Polisi membongkar kasus penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis bio solar dan pertalite di Kepenghuluan Sungai Nyamuk, Kecamatan Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau.
    Tiga orang tersangka diamankan dalam penggerebekan yang dilakukan tim Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau pada Selasa (5/8/2025) sore.
    “Tersangka Hendra berperan sebagai pelangsir BBM subsidi, Handrian selaku Supervisor SPBU, dan Muhammad Darmawan menjabat sebagai Manager SPBU BUMD di Jalan Kecamatan Kilometer 4, Kecamatan Bagan Punak Meranti, Rokan Hilir,” ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau, Kombes Ade Kuncoro Ridwan, dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (7/8/2025).
    Pengungkapan kasus ini berawal dari laporan masyarakat terkait kelangkaan solar dan pertalite di wilayah tersebut. Saat penyelidikan, polisi menemukan gudang penyimpanan BBM di rumah milik tersangka Hendra M Yusuf.
    “Di dalam gudang itu ditemukan 50 jeriken berisi solar sebanyak 1.470 liter dan 18 jeriken pertalite sebanyak 522 liter,” sebut Ade.
    BBM tersebut dibeli dengan menggunakan surat rekomendasi dari Dinas Perikanan Kabupaten Rohil untuk keperluan nelayan. Namun, oleh para tersangka, BBM disalurkan secara ilegal kepada masyarakat umum.
    Hendra membeli satu jeriken solar berisi 29,411 liter seharga Rp 200.000, lalu membayar Rp 210.000 kepada operator SPBU. Selisih Rp 10.000 menjadi
    fee
    untuk petugas SPBU. Skema serupa juga diterapkan pada pembelian pertalite.
    “Modus ini dilakukan dengan keterlibatan langsung oknum petugas SPBU. Tersangka Handrian menerima
    fee
    mingguan dari Hendra. Kemudian diserahkan kepada Manager SPBU, tersangka Muhammad Darmawan, untuk dibagikan kepada para karyawan lainnya,” jelas Ade.
    Selain BBM ilegal, polisi menyita kendaraan becak kayu yang digunakan untuk mengangkut BBM, 10 lembar surat rekomendasi dari Dinas Perikanan Rohil, dan 9 lembar surat kuasa.
    Salah satu surat rekomendasi yang digunakan berasal dari Pemerintah Kecamatan Sinaboi, Kepenghuluan Sungai Nyamuk, dengan nomor 95/SR/SNY/VI/2025 atas nama Alim. Surat tersebut memberikan kuota pembelian pertalite sebanyak 2.100 liter untuk periode 23 Juni hingga 23 Agustus 2025 atau rata-rata 70 liter per hari.
    Ketiga pelaku dijerat dengan Pasal 55 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, sebagaimana telah diubah dengan Pasal 40 angka 9 dan Pasal 55 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-undang.
    “Ancaman hukuman 6 tahun penjara dan denda Rp 60 miliar,” kata Ade.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nggak Ngaruh ke Takaran, Kecepatan Nozzle BBM SPBU Cuma Atur Ini

    Nggak Ngaruh ke Takaran, Kecepatan Nozzle BBM SPBU Cuma Atur Ini

    Jakarta

    Setiap kali mengisi bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), operator SPBU biasanya menyesuaikan kecepatan nozzle. Tapi, belakangan ada anggapan penyesuaian kecepatan nozzle berpengaruh terhadap takaran BBM yang dikeluarkan. Faktanya, anggapan itu salah.

    Di media sosial ramai dibicarakan video dengan narasi bahwa kecepatan nozzle SPBU harus di level yang lambat. Narasi itu menganggap kecepatan nozzle yang lambat dapat membuat takaran BBM yang diisi ke kendaraan sesuai.

    Pertamina Patra Niaga membantah anggapan tersebut. Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa speed nozzle tidak memiliki kaitan dengan akurasi takaran BBM yang dikeluarkan oleh dispenser SPBU. Menurut mereka, kecepatan nozzle hanya mengatur laju aliran BBM dari dispenser.

    “Kecepatan nozzle hanya mengatur laju aliran BBM, bukan volume atau takaran yang diberikan. Speed satu merupakan kecepatan paling lambat, sedangkan speed tiga adalah kecepatan paling cepat,” kata VP Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari dalam keterangan tertulisnya.

    “Setiap dispenser di SPBU Pertamina sudah melalui proses kalibrasi dan tera ulang secara rutin, untuk memastikan volume BBM yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah yang ditampilkan,” ujar Heppy.

    Heppy memastikan, takaran BBM tetap akurat karena proses pengukuran dilakukan oleh sistem penghitungan digital yang terpisah dari kecepatan aliran. Artinya, lambat atau cepatnya pengisian BBM tidak mempengaruhi jumlah liter bahan bakar yang keluar dan tetap sesuai dengan angka yang tertera di dispenser.

    Pertamina juga membuka ruang pengaduan kepada masyarakat jika ditemukan indikasi ketidaksesuaian takaran BBM di SPBU melalui: Pertamina Call Center 135, email pcc135@pertamina.com, dan chat melalui aplikasi MyPertamina.

    (rgr/dry)

  • Awas Macet! Proyek Galian di Jalan TB Simatupang Baru Beres 26 Desember

    Awas Macet! Proyek Galian di Jalan TB Simatupang Baru Beres 26 Desember

    Jakarta

    Kemacetan parah di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, beberapa pekan terakhir terjadi akibat adanya proyek galian untuk pemasangan pipa air limbah. Pengerjaan proyek itu baru akan selesai pada akhir tahun.

    Dalam dokumen rekayasa lalu lintas yang diterima detikcom, Kamis (7/8/2025), proyek pemasangan pipa air limbah itu terbagi dalam 8 section. Pengerjaan proyek ini terdiri dari persiapan atau pekerjaan pendahuluan, pekerjaan pembuatan pit atau lubang galian, pemasangan pipa dengan metode jacking sepanjang 2.549 meter, pembuatan manhole, dan perbaikan kembali atau reinstalment.

    Total ada 5 section yang saat ini pengerjaannya tengah berjalan. Section 4 yang berada di jalan TB Simatupang sisi selatan seberang pintu keluar Gedung Cibis menjadi salah satu section yang pengerjaannya berdampak pada kelancaran arus lalu lintas.

    Pengerjaan section ini telah dimulai sejak 5 Juli 2025 hingga 21 November 2025 mendatang. Lalu lintas yang awalnya dua lajur jalan kini hanya menjadi satu lajur di lokasi selama proyek berlangsung.

    Selain titik itu, kemacetan juga terjadi di jalan TB Simatupang sisi selatan depan SPBU. Di lokasi ini ada pengerjaan arriving pit yang berlangsung sejak 5 Juli hingga 17 Oktober 2025. Pengerjaan ini juga mengurangi satu lajur jalan di lokasi.

    Sementara sisa tiga section dari proyek pemasangan pipa air limbah itu sampai saat ini belum dikerjakan dan menunggu jadwal pengerjaan.

    Kata Polisi soal Macet di TB Simatupang

    Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin mengatakan pengerjaan proyek menjadi salah satu faktor macet di Jalan TB Simatupang. Dia menyebut arus kendaraan menjadi tertahan sehingga menyebabkan kepadatan lalu lintas di lokasi.

    “Bener yang disampaikan warga, di TL (traffic light) Fatmawati volume kendaraan dari berbagai arah yang akan mengarah ke Jl. Fatmawati termasuk dari tol. Ditambah saat ini sedang ada pekerjaan jalan di dekat tikungan, sehingga kendaraan yang akan berbelok ke arah Fatmawati tertahan juga,” kata Komarudin.

    Komarudin mengatakan jajaran Ditlantas Polda Metro Jaya akan diturunkan di lokasi untuk membantu mengurai kemacetan TB Simatupang. Diskresi terhadap pengaturan lampu lalu lintas juga akan diterapkan petugas.

    “Personel sudah kami tambah dibantu rekan-rekan dari Dishub. Untuk TL (traffic light) juga sesekali kami manualkan (tidak mengikuti TL tapi diatur petugas),” ucapnya.

    (ygs/jbr)

  • Top 3 News: SPBU Kembangan Ditutup Sebulan Gara-Gara Tangki Pertalite Diisi Solar Bikin Motor Mogok Massal – Page 3

    Top 3 News: SPBU Kembangan Ditutup Sebulan Gara-Gara Tangki Pertalite Diisi Solar Bikin Motor Mogok Massal – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) menjatuhkan sanksi tegas kepada SPBU 34.116.12 Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, buntut dari viralnya sejumlah kendaraan yang mogok usai mengisi BBM di lokasi tersebut pada Senin 4 Agustus 2025. Itulah top 3 news hari ini.

    Menurut Area Manager Communications, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional JBB Susanto Satria, SPBU Meruya Utara dikelola oleh mitra Pertamina. Begitu kasus mencuat, pihak pengelola langsung bergerak cepat menindaklanjuti keluhan konsumen.

    Sementara itu, jika melihat di peta, wilayah Cibubur ke Jakarta hanya belasan kilometer. Tetapi bagi para pekerja di kota penyangga yang saban hari pulang pergi, melalui dua kawasan itu bak melewati dua dunia berbeda.

    Seperti pengakuan Tio (32), pekerja di industri kreatif Jakarta. Baginya, perjalanan dari rumah ke tempat kerja bukan sekadar rutinitas. Lebih dari itu, bagian pengorbanan besar demi keluarga. Meski diakuinya ongkos transportasi untuk menuju tempat kerja bikin ‘boncos’.

    Tio sebelumnya tinggal di sebuah apartemen di Kalibata, Jakarta Selatan. Lokasinya lebih dekat ke kantor. Tetapi lama kelamaan, dia dan keluarga kecilnya merasa hidup di apartemen terlalu sempit untuk anak mereka yang sedang bertumbuh.

    Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan reaksi Presiden Prabowo Subianto soal ramainya pengibaran bendera bergambar bajak laut dari anime One Piece jelang Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia atau HUT ke-80 RI.

    Mensesneg Prasetyo Hadi menyebut, Prabowo tak mempermasalahkan apabila pengibaran bendera One Piece tersebut merupakan bentuk ekspresi kreativitas masyarakat.

    Namun, dia menekankan pengibaran bendera One Piece jangan sampai dibenturkan atau disandingkan dengan bendera Merah Putih. Prasetyo menekankan Merah Putih merupakan satu-satunya bendera bangsa Indonesia.

    Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Selasa 5 Agustus 2025:

    Polisi Bongkar Alat Ukur BMM di SPBU Pemalang, Apa Temuannya?

  • Heboh Pertalite Tercampur Solar Bikin Motor Mogok Massal di Jakbar

    Heboh Pertalite Tercampur Solar Bikin Motor Mogok Massal di Jakbar

    Heboh sejumlah motor mogok setelah mengisi bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.116.12 Pertamina di Jalan Kembang Kerep, Jakarta Barat (Jakbar). Setelah ditelusuri, ternyata Pertalite dari SPBU itu tercampur dengan solar.

    SPBU 34.116.12 Pertamina pun mengakui peristiwa ini terjadi karena kelalaian petugas. Pertamina juga telah menutup sementara SPBU tersebut.

    Simak berita lainnya seputar Jakarta Barat di sini.

  • Puluhan motor rusak akibat isi BBM campur solar di SPBU Jakbar

    Puluhan motor rusak akibat isi BBM campur solar di SPBU Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 25 unit sepeda motor diduga rusak akibat mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite tercampur solar pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.116.12 Pertamina di Kembangan, Jakarta Barat (Jakbar).

    “Sekitar 25 motor tapi belum dicek lagi. Kerusakan antara lain ganti busi, injeksi, ganti oli. Tapi itu kurang lebih cuman tiga motor aja, selebihnya itu kuras tangki,” kata pegawai bengkel motor di dekat SPBU itu, Della di Jakarta, Selasa.

    Della menyebut, berdasarkan cerita dari para pemilik sepeda motor, Pertamina atau SPBU telah bertanggung jawab dengan membayar ganti rugi para pengendara.

    “Katanya ada ganti rugi. Siapa pun korbannya diganti oleh Pertamina,” kata Della.

    Kini, pegawai di bengkal tempat Della sedang bekerja memperbaiki puluhan motor itu hanya dua teknisi.

    “Lama pekerjaan per sepeda motor tak bisa diperkirakan karena hanya dua teknisi,” kata Della.

    Bengkelnya pun memberikan garansi selama tujuh hari bagi motor-motor yang diperbaiki.

    “Ada garansi tujuh hari. Kalau ada keluhan lagi, kita perbaiki lagi,” ujar Della.

    Hingga pukul 12.08 WIB, pihak SPBU belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait pemeriksaan oleh kepolisian karena manajemen pom bensin itu sedang tidak di lokasi.

    Operasional SPBU itu juga ditutup, sehingga banyak pengendara yang akhirnya putar balik dan tak jadi mengisi BBM.

    Sebelumnya, mereka mengakui bahwa mogoknya sepeda motor sejumlah pengendara usai mengisi bahan bakar di SPBU itu disebabkan kelalaian petugas.

    “Terjadi kesalahan pengisian dari mobil tangki ke tabung. BBM (bahan bakar minyak) biosolar masuk ke pertalite. Itu kesalahan dari pengawas yang melakukan kegiatan tersebut tidak memindahkan selangnya ke tanki. Sehingga terjadi mogok pada motor pelanggan,” ucap Manajer SPBU 34.116.12 Ramses Sitorus di lokasi, Senin (4/8).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi turun tangan selidiki Pertalite tercampur solar di SPBU Kembangan

    Polisi turun tangan selidiki Pertalite tercampur solar di SPBU Kembangan

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian mendalami insiden dugaan tercampurnya bahan bakar minyak (BBM) solar dengan Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.116.12 Kembangan, Jakarta Barat yang menyebabkan mogoknya sepeda motor sejumlah pengendara.

    Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung menyebutkan bahwa pihaknya telah menurunkan tim untuk menyelidiki penyebab pasti insiden tersebut.

    “Kami sudah turunkan tim untuk lakukan pemeriksaan di lokasi. Selain itu, pihak manajemen SPBU juga kami panggil untuk dimintai keterangan dan dilakukan proses BAP,” kata Arfan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Penyelidikan itu tetap tetap dilakukan, kendati pun pihak manajemen SPBU telah mengonfirmasi tercampurnya BBM solar dengan Pertalite disebabkan oleh kelalaian petugas.

    “Ada dugaan bahwa terjadi kesalahan pengisian bahan bakar yang dilakukan pegawai SPBU. Seharusnya BBM solar diisi ke dalam tangki tanam BBM jenis solar ini salah masuk ke tangki Pertalite,” kata Arfan.

    Saat ini lokasi SPBU tersebut telah diberi garis polisi untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

    Pihak kepolisian juga tengah berkoordinasi dengan Pertamina dan pihak SPBU untuk menyelidiki adanya unsur kelalaian atau pidana dalam peristiwa ini.

    Pihaknya pun telah memanggil lebih dari tiga orang saksi, termasuk manajer dan supervisor SPBU.

    “Saksi-saksi seperti petugas pada saat itu, manajer, supervisor. Kami periksa dari pagi pukul 10.00 WIB, belum bisa dipastikan sampai jam berapa,” ujar Arfan.

    Jika terbukti ada unsur kelalaian, kata Arfan, bisa dikenakan Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

    Hingga pukul 12.08 WIB, pihak SPBU belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait pemeriksaan oleh pihak kepolisian.
    Hal itu lantaran manajemen SPBU sedang tidak berada di lokasi.

    Operasional SPBU itu juga ditutup, sehingga banyak pengendara yang akhirnya putar balik dan tak jadi mengisi bahan bakar minyak (BBM).

    Sebelumnya diberitakan, Pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.116.12 di Jalan Kembang Kerep, Kembangan, Jakarta Barat menyampaikan bahwa mogoknya sepeda motor sejumlah pengendara usai mengisi bahan bakar di SPBU itu disebabkan kelalaian petugas.

    “Terjadi kesalahan pengisian dari mobil tangki ke tabung. BBM (bahan bakar minyak) Biosolar masuk ke Pertalite. Itu kesalahan dari pengawas yang melakukan kegiatan tersebut tidak memindahkan selangnya ke tanki. Sehingga terjadi mogok motor-motor customer,” ucap Manajer SPBU 34.116.12 Ramses Sitorus di lokasi, Senin (4/8).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi panggil pihak SPBU Kembangan soal pertalite tercampur solar

    Polisi panggil pihak SPBU Kembangan soal pertalite tercampur solar

    Jakarta (ANTARA) – Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat memanggil pihak manajemen Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.116.12 Kembangan, Jakarta Barat, terkait insiden tercampurnya pertalite dengan solar.

    “Pasti kami BAP (Berita Acara Pemeriksaan). Kami panggil mereka hari ini untuk BAP,” ucap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Dia menyebutkan pihaknya memanggil lebih dari tiga orang saksi, termasuk manajer dan supervisor SPBU.

    “Saksi-saksi, seperti petugas pada saat itu, manajer, supervisor. Kami periksa dari pagi pukul 10.00 WIB, belum bisa dipastikan sampai jam berapa,” ujar dia.

    Jika terbukti ada unsur kelalaian, sambung dia, maka dapat dikenakan Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

    Hingga pukul 12.08 WIB, pihak SPBU belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait pemeriksaan oleh pihak kepolisian karena diketahui manajemen SPBU tidak berada di lokasi.

    Operasional SPBU tersebut juga ditutup sehingga banyak pengendara yang akhirnya putar balik dan batal mengisi bahan bakar minyak (BBM).

    Sebelumnya, pihak SPBU 34.116.12 di Jalan Kembang Kerep, Kembangan, Jakarta Barat, melaporkan akibat kelalaian petugas, sejumlah sepeda motor mogok setelah mengisi bahan bakar di SPBU tersebut.

    “Terjadi kesalahan pengisian dari mobil tangki ke tabung. BBM biosolar masuk ke pertalite. Itu kesalahan dari pengawas yang melakukan kegiatan tersebut tidak memindahkan selangnya ke tanki. Sehingga terjadi mogok motor-motor customer,” ucap Manajer SPBU 34.116.12 Ramses Sitorus, Senin (4/8).

    “Sejauh ini yang ada laporan, saya belum lihat semua, laporan 20 kiloliter ditambah 8.000 liter dari solarnya (yang secara lalai dimasukkan petugas),” sambung dia.

    Menindaklanjuti kelalaian tersebut, pihaknya bertanggung jawab dengan membayar kerugian atau kerusakan yang dialami oleh para pengendara.

    “Akibat dari semua ini kami tanggung jawab. Untuk kerugian dari customer kami tanggung,” tegas dia.

    Setelah mendapat laporan pertama kerusakan sepeda motor pelanggan akibat BBM yang tidak sesuai, pihak SPBU 34.116.12 langsung menghentikan penjualan BBM pertalite.

    “Sejauh ini, laporan ke saya baru 15 (motor). Dan kami akan data lagi, barang kali ada customer yang habis dari sini mungkin tidak sadar. Motornya masih jalan,” ujar Ramses.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • SPBU Jakbar buka-tutup usai insiden solar tercampur pertalite

    SPBU Jakbar buka-tutup usai insiden solar tercampur pertalite

    Jakarta (ANTARA) – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina 34.116.12 di Kembangan, Jakarta Barat sempat buka-tutup usai kejadian tercampurnya bahan bakar minyak (BBM) solar dengan pertalite.

    Berdasarkan pantauan di lokasi pada Selasa pukul 10.15 WIB, antrean pengendara motor dan mobil untuk mengisi BBM masih mengular.

    Sebagian besar dari mereka hendak mengisi bahan bakar pertamax untuk sepeda motor dan solar untuk mobil.

    Operasional di SPBU tersebut awalnya berjalan lancar, di setiap lajur terdapat pengendara yang mengantre untuk isi BBM.

    Namun pada pukul 11.00 WIB, pihak SPBU Kembangan menutup operasionalnya. Salah satu pengendara yang sempat membeli pertamax, Alwan (22), mengaku sudah mengetahui insiden tercampurnya pertalite dengan solar di SPBU tersebut.

    Akan tetapi, dia tetap mendatangi SPBU tersebut karena merupakan yang terdekat dan kondisi bensin di motornya sudah habis.

    “Kebetulan sekalian lewat habis kuliah di Mercu Buana, terus bensin abis, terus lewat sini, enggak apa-apa lah. Terpaksa sih. Soalnya mau ke sana di rasa jauh, takutnya keburu habis bensinnya,” kata Alwan saat ditemui di lokasi, Selasa.

    Meski demikian, dia mengaku khawatir dengan mesin motornya lantaran insiden tersebut.

    Menurut dia, peristiwa itu tidak hanya bisa merugikan dirinya, tetapi juga banyak konsumen lainnya.

    “Ada lah pasti (kekhawatiran) karena kan biosolar masuk ke pertalite, fatal lah buat petugas, harusnya enggak bisa begitu, enggak pantas lah sampai salah begitu,” ungkap Alwan.

    Dia pun berharap insiden tersebut ke depannya dapat menjadi pelajaran bagi pihak SPBU Kembangan agar lebih mengetatkan pengawasan sebelum menyalurkan bahan bakar kepada konsumen.

    Sebelumnya, pihak SPBU 34.116.12 di Jalan Kembang Kerep, Kembangan, Jakarta Barat, melaporkan akibat kelalaian petugas, sejumlah sepeda motor mogok setelah mengisi bahan bakar di SPBU tersebut.

    “Terjadi kesalahan pengisian dari mobil tangki ke tabung. BBM biosolar masuk ke pertalite. Itu kesalahan dari pengawas yang melakukan kegiatan tersebut tidak memindahkan selangnya ke tanki. Sehingga terjadi mogok motor-motor customer,” ucap Manajer SPBU 34.116.12 Ramses Sitorus, Senin (4/8).

    “Sejuah ini yang ada laporan, saya belum lihat semua, laporan 20 kiloliter ditambah 8.000 liter dari solarnya (yang secara lalai dimasukkan petugas),” sambung dia.

    Menindaklanjuti kelalaian tersebut, pihaknya bertanggung jawab dengan membayar kerugian atau kerusakan yang dialami oleh para pengendara.

    “Akibat dari semua ini kami tanggung jawab. Untuk kerugian dari customer kami tanggung,” tegas dia.

    Setelah mendapat laporan pertama kerusakan sepeda motor pelanggan akibat BBM yang tidak sesuai, pihak SPBU 34.116.12 langsung menghentikan penjualan BBM pertalite.

    “Sejauh ini, laporan ke saya baru 15 (motor). Dan kami akan data lagi, barang kali ada customer yang habis dari sini mungkin tidak sadar. Motornya masih jalan,” ujar Ramses.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.