Tempat Fasum: SPBU

  • Ekonom UGM Bilang Impor BBM Satu Pintu oleh Pertamina Berpotensi Matikan SPBU Swasta – Page 3

    Ekonom UGM Bilang Impor BBM Satu Pintu oleh Pertamina Berpotensi Matikan SPBU Swasta – Page 3

    Lebih lanjut, Yuliot mengutarakan, kebutuhan impor BBM 1,4 juta KL tersebut bakal diselaraskan dengan perjanjian dagang antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS). Seperti diketahui, Indonesia telah sepakat untuk menyeimbangkan neraca perdagangan dengan Negeri Paman Sam.

    “Jadi dengan kebutuhan tadi, ya kan kita juga ada komitmen juga kan. Ini impor dalam rangka pemenuhan komitmen trade balance kita dengan Amerika,” kata dia.

    “Jadi ini ya kita juga, karena bukan saja ini keinginan pemerintah, tetapi ada komitmen kita juga dengan tiap klien,” ujar Yuliot.

    Dalam rangka pemenuhan kebutuhan BBM di dalam negeri, Kementerian ESDM membebaskan Pertamina untuk membeli minyak dari berbagai perusahaan asal Amerika Serikat.

    “Itu tinggal kesepakatan yang melakukan pengadaan harus perusahaan AS. Ini kan ada beberapa perusahaan AS, misalnya ExxonMobil,” ungkap dia.

    “Kemudian Chevron, itu kan merupakan AS. Jadi dari manapun mereka melakukan pengadaan, itu terserah. Tetapi ini dicatatkan sebagai trade balance kita dengan Amerika,” tutur Yuliot.

  • Makin Jarang, Ini Daftar SPBU Shell di Jabodetabek yang Masih Jual BBM Super

    Makin Jarang, Ini Daftar SPBU Shell di Jabodetabek yang Masih Jual BBM Super

    Jakarta

    Daftar SPBU Shell yang menjual bensin Super makin jarang. Berikut ini daftar SPBU Shell yang masih menjual bensin jenis Super per 15 September 2025.

    BBM di SPBU Shell mulai langka. Di beberapa SPBU, BBM Shell stoknya kosong. Di laman resminya, Shell juga mengumumkan bahwa BBM-nya tak tersedia di beberapa jaringan SPBU hingga waktu yang belum ditentukan. Per 15 September 2025, dalam pantauan detikOto, jumlah SPBU yang menjual bensin jenis Super makin sedikit.

    Di wilayah Jakarta misalnya, hanya ada 20 SPBU yang menyediakan Shell Super. Padahal, pada 11 September masih ada 43 SPBU Shell yang menjual bensin Super. Di wilayah lain juga jumlahnya menyusut. Untuk tahu lengkapnya, berikut ini daftar SPBU Shell yang menjual BBM Super RON 92 per 15 September 2025 pagi di Jabodetabek.

    Daftar SPBU Shell yang Menjual BBM Super

    Jakarta Barat

    Shell Kyai Tapa-1Shell Meruya Utara-1Shell Peta Selatan-1Shell S Parman-1

    Jakarta Utara

    Shell Kelapa Gading-1Shell PIK-1Shell Semper-1Shell Sunter Utara-1Shell Yos Sudarso-1

    Jakarta Selatan

    Shell Ciputat Raya-1Shell Fatmawati-1Shell Kemang Raya-1Shell Radio Dalam-1Shell Satrio-1Shell TB Simatupang-1Shell Tj Barat

    Jakarta Pusat

    Shell Gn.Sahari-1Shell Suprapto-1

    Jakarta Timur

    Shell Bekasi Raya-1Shell Jatiwaringin

    Tangerang

    Shell Alam Sutera-1Shell Bintaro-1Shell Cipondoh-1Shell CO Citra Raya-1Shell Graha Raya-1Shell Gading SerpongShell Karang Tengah-1Shell Pamulang-1Shell PIK-2Shell Soewarna Soetta-1Shell Suvarna Sutera-1

    Bogor

    Shell Cibinong-1Shell Jagorawi Toll KM21Shell Pasir Angin

    Depok

    Shell Cinere Raya-1Shell Margonda Raya-1Shell Raya Muchtar-1Shell Siliwangi

    Bekasi

    Shell Cut Meutia-1Shell Mangunjaya-1

    Shell belum memastikan kapan kelangkaan BBM tersebut terjadi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka opsi impor oleh PT Pertamina (Persero) untuk mengatasi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU swasta seperti Shell dan lainnya. Hal ini menyusul dorongan dari Kementerian ESDM agar SPBU swasta membeli BBM dari Pertamina.

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengatakan bahwa opsi penambahan impor BBM dari Pertamina akan terjadi jika stok BBM di kilang Pertamina tidak mencukupi. Kementerian ESDM tengah meminta data volume yang dibutuhkan SPBU swasta dan akan diolah untuk diberikan ke Pertamina.

    “Kan gini, ada tambahannya dari SPBU swasta. Kita tugaskan Pertamina satu pintu. Kita minta datanya (ke SPBU swasta). Begitu dapat data, kita kasih tau Pertamina nya. Kata Pertamina, oh ternyata perlu tambahan nih pak, kami harus impor tambahan,” kata Laode dikutip detikFinance.

    Meski begitu, Laode mengatakan bahwa SPBU swasta belum menyepakati terkait bakal membeli BBM dari Pertamina untuk mengisi kekosongan BBM. Hal ini berkaitan dengan spesifikasi zat aditifnya.

    (dry/din)

  • Harga BBM Turun di Seluruh SPBU RI, Berlaku 15 September 2025

    Harga BBM Turun di Seluruh SPBU RI, Berlaku 15 September 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seluruh badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP-AKR hingga PT Vivo Energy Indonesia kompak menurunkan harga produk BBM non subsidi. Penyesuaian harga tersebut berlaku mulai 1 September 2025 ini.

    Misalnya saja Pertamina, untuk wilayah DKI Jakarta harga BBM Pertamax Turbo atau RON 98 mengalami penurunan dari yang sebelumnya Rp 13.200 per liter menjadi Rp 13.100 per liter.

    Sementara harga sama seperti bulan Agustus 2025 lalu diterapkan pada produk BBM Pertamax atau RON 95 sebesar Rp 12.200 per liter. Adapun, Pertamax Green atau RON 95 tetap Rp 13.000 per liter.

    Untuk harga BBM jenis solar seperti Dexlite (CN 51) juga mengalami penurunan menjadi Rp 13.600 per liter dari sebelumnya Rp 13.850 per liter. Begitu juga dengan Pertamina Dex (CN 53) yang turun menjadi Rp 13.850 per liter dari sebelumnya Rp 14.150 per liter.

    Sedangkan, para badan usaha swasta sebelumnya juga terpantau menurunkan harga BBM jenis diesel. Contohnya Shell di wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat menurunkan harga produk Shell V-Power Diesel menjadi Rp 14.130 per liter dari harga pada bulan Agustus 2025 sebesar Rp 14.380 per liter.

    Sayangnya, untuk jenis BBM jenis lainnya di SPBU Shell sedang mengalami kekosongan. Begitu juga dengan SPBU BP-AKR. 

    Vivo Energy Indonesia juga terpantau menurunkan harga BBM jenis dieselnya. BBM Diesel Primus Plus mengalami penurunan harga jadi Rp 14.140 per liter dibandingkan bulan Agustus 2025 sebesar Rp 14.380 per liter.

    Sementara, harga BBM jenis bensin Vivo mengalami kenaikan harga, Revvo 90 dibanderol Rp 12.530 per liter dari sebelumnya Rp 12.490 per liter. Adapun, Revvo 92 dibanderol Rp 12.610 dari sebelumnya Rp 12.580 per liter. Revvo 95 dibanderol Rp 13.140 per liter dibandingkan bulan sebelumnya Rp 13.050 per liter.

    Daftar Terbaru Harga BBM di Seluruh SPBU per 15 September 2025:

    BBM Pertamina DKI Jakarta

    Pertamax: Rp 12.200 per liter

    Pertamax Turbo: Rp 13.100 per liter

    Pertamax Green: Rp 13.000 per liter

    Pertamina Dex: Rp 13.850 per liter

    Dexlite: 13.600 per liter

    BBM Shell

    Shell Super: Rp 12.580 per liter

    Shell V-Power: Rp 13.140 per liter

    Shell V-Power Diesel: Rp 14.130 per liter

    Shell V-Power Nitro+: Rp 13.300 per liter

    BBM BP-AKR

    BP Ultimate: Rp 13.120 per liter

    BP 92: Rp 12.610 per liter

    BP Ultimate Diesel: Rp 14.140 per liter

    BBM Vivo Energy

    Revvo 90: Rp 12.530 per liter

    Revvo 92: Rp 12.610 per liter

    Revvo 95: Rp 13.140 per liter

    Diesel Primus Plus: Rp 14.140 per liter

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gara-gara Mobil Listrik, 60 Persen SPBU Sampai Tutup

    Gara-gara Mobil Listrik, 60 Persen SPBU Sampai Tutup

    Jakarta

    Maraknya mobil listrik di China membuat sebagian besar stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tutup. Hal itu disampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, China yang saat ini menjadi pemimpin dalam kendaraan listrik global mengalami dampak terhadap bisnis pom bensin. Banyak SPBU di China yang tutup. Bahkan lebih dari 60 persen.

    “Jadi kalau kita lihat dari SPBU yang ada di China, tutupnya sudah lebih dari 60%. Dari ini kondisi yang ada. Jadi kan kita melihat ini karena ada perubahan penggunaan energi juga, ya ini mungkin itu dampaknya adalah terhadap ini kilang-kilang secara global,” ujar Yuliot seperti dikutip CNBC Indonesia.

    Menurutnya, menjamurnya kendaraan listrik kemungkinan akan menjadi salah satu penyebab bisnis kilang perusahaan secara global ikut terdampak. Apalagi, industri kendaraan secara global juga mengarah pada penggunaan energi bersih.

    “Jadi untuk kilang global, ya mungkin itu karena ada transisi energi. Jadi kan seperti di China, itu kan mereka populasi kendaraan listrik, itu ya termasuk kendaraan pribadi, angkutan umum, sampai dengan angkutan berat, juga shipping, itu kan mereka sudah menggunakan baterai,” kata Yuliot.

    Industri Komponen Otomotif Juga Terancam

    Maraknya penjualan mobil listrik juga menjadi kekhawatiran bagi industri komponen kendaraan. Menurut pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu, kehadiran kendaraan listrik bisa berdampak kepada pemasok komponen otomotif.

    “Di Indonesia juga sudah sejak 2 tahun lalu dibahas oleh para perakit dan industri pemasok part tier 3 dan 2, bahwa sekitar 45 persen industri komponen, khususnya yang membuat parts mesin motor bakar akan tutup secara bertahap,” kata Yannes kepada detikOto beberapa waktu lalu.

    Untuk itu, produsen otomotif maupun pemasok komponen harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Selain menghadirkan kendaraan listrik, kendaraan dengan bahan bakar terbarukan bisa dikembangkan.

    “Beda Thailand dan Indonesia ada di model kebijakannya. Kalau Thailand full ke EV, sedangkan Indonesia memilih kebijakan teknologi berbasis energi baru dan terbarukan yang sifatnya bauran, alias campur sari. Karena, jika Thailand hanya punya sangat sedikit tambang nikel dan lithium, Indonesia terbesar di dunia. Thailand tidak punya sawit, Indonesia terbesar dunia,” ujar Yannes.

    (rgr/din)

  • Pelaku Penusukan Sopir Truk di Gresik Ditangkap

    Pelaku Penusukan Sopir Truk di Gresik Ditangkap

    Gresik (beritajatim.com) – Raut wajah pelaku penusukan berinisial TN (29) hanya bisa pasrah saat tim Raimas Kalamunyeng Polres Gresik meringkusnya di SPBU Bunder. Sebelum diamankan, TN yang berasal dari Tanjung Ilir, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, kesal terhadap korban berinisial SU (30), seorang sopir truk box pengantar barang.

    Kejadian ini bermula saat TN dituduh menghilangkan kunci wingbox dan mendapat perkataan yang tidak menyenangkan selama perjalanan. Tidak terima, TN merasa marah dan konflik antara keduanya semakin memanas.

    Sesampainya di Terminal Bunder Gresik, situasi semakin memanas saat korban mengeluarkan gunting dari saku celananya. Namun, pelaku TN justru lebih dulu menyerang dengan menusukkan benda tajam ke wajah dan tubuh korban beberapa kali. Akibatnya, korban mengalami luka parah dan langsung dilarikan ke RSUD Ibnu Sina Gresik.

    Kasat Samapta Polres Gresik, AKP Heri Nugroho, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan dari masyarakat tentang kejadian tersebut. “Pelaku sudah kami amankan beserta barang bukti gunting yang digunakan pelaku untuk melukai korban,” ujarnya pada Minggu (14/9/2025).

    Proses penyelidikan pun dilanjutkan setelah kasus ini dilimpahkan ke Satreskrim Polres Gresik untuk penanganan lebih lanjut. Sementara itu, Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu mengimbau masyarakat agar lebih waspada.

    “Kami akan terus hadir menjaga keamanan masyarakat, dan saya mengimbau agar masyarakat segera melaporkan tindak pidana jika menyaksikan atau mengalaminya, bisa melalui hotline Lapor Kapolres Gresik,” tambahnya. [dny/suf]

  • Soal Stok Tipis BMM di SPBU Swasta, Ini Kata BP-AKR & Pertamina

    Soal Stok Tipis BMM di SPBU Swasta, Ini Kata BP-AKR & Pertamina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik swasta sedang kekeringan pasokan. Pemerintah meminta agar perusahaan bahan bakar non plat merah ini berkoordinasi dengan PT Pertamina (Persero).

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendoorong Badan Usaha Penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) tak terkecuali BP – AKR membeli BBM dari PT Pertamina Persero untuk mengatasi permasalahan ini.

    Lantas apa responsnya BP-AKR?

    Direktur Utama BP-AKR Vanda Laura menjelaskan bahwa opsi untuk membeli BBM langsung dari Pertamina memang menjadi pembahasan dalam pertemuan bersama Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung pada hari ini. Namun demikian, rencana tersebut belum bersifat final.

    “Itu kan baru saran ya. Tapi maksudnya kami kan tetap melihat apapun potensinya, alternatif-alternatifnya. Jadi tidak menutup kemungkinan kita hanya bersikap kepada satu hal,” ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Rabu (10/9/2025).

    Menurut Vanda, sebelum mengambil keputusan tersebut, pihaknya masih perlu melakukan sejumlah evaluasi lebih lanjut dan melakukan antisipasi apabila terdapat risiko dan hal lain sebagainya.

    Di samping itu, ia juga belum dapat membeberkan mengenai besaran volume kekurangan BBM hingga akhir tahun. Namun yang pasti seluruh opsi untuk penambahan kuota BBM dari Kilang Pertamina masih terus dieksplorasi.

    “Masing-masing perusahaan itu pasti punya spesifikasi dan standarnya sendiri-sendiri ya. Kami akan serahkan requirements yang kami punya. Ya nanti akan dibicarakan. Yang mesti dievaluasi juga dari tim Pertaminanya juga. Mungkin yang tim teknisnya pasti akan lebih memahaminya,” tambahnya.

    Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan Kilang milik PT Pertamina (Persero) siap menyuplai kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk SPBU Swasta. Hal ini guna mengatasi menipisnya stok BBM SPBU Swasta dalam sepekan terakhir ini.

    Pertamina Tepis Praktik Monopoli

    Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri memastikan bahwa Kementerian ESDM dan BPH Migas telah memberikan kuota impor sesuai dengan kebutuhan Badan Usaha Penyalur BBM saat itu.

    “Kalau kita melihat sebenarnya begini ya, apalagi ada yang sempat seolah-olah ada monopoli. Tidak, tidak ada sama sekali monopoli,” kata Simon di Gedung DPR RI, Kamis (11/9/2025).

    Sementara, saat disinggung mengenai kesiapan perusahaan dalam memasok kebutuhan BBM swasta, Simon mengatakan bahwa pembicaraan masih terus berlangsung. Namun yang pasti stok BBM Pertamina hingga akhir tahun masih mencukupi.

    “Ya sampai akhir tahun. Tapi ya kita sambil lihat lagi keadaan,” ujarnya.

    Kementerian ESDM Pastikan Spesifikasi Sesuai Kebutuhan

    Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan Kilang milik PT Pertamina (Persero) siap menyuplai kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk SPBU Swasta. Hal ini guna mengatasi menipisnya stok BBM SPBU Swasta dalam sepekan terakhir ini.

    Direktur Jenderal Migas Laode Sulaeman memastikan bahwa spesifikasi BBM yang dimiliki perusahaan migas pelat merah tersebut juga telah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan para SPBU swasta.

    Menurutnya, spesifikasi BBM yang dipasarkan di Indonesia sudah diatur melalui Keputusan Dirjen Migas. Diantaranya mencakup BBM jenis bensin dengan kadar oktan 90, 92, 95, hingga 98.

    “Ini saya sudah baca kan speknya, tersedia dan sesuai dengan spek yang sudah ada,” kata Laode ditemui di Kantornya, Selasa (9/9/2025).

    Ia pun menjelaskan setidaknya terdapat beberapa poin penting yang dihasilkan berdasarkan hasil rapat bersama Badan Usaha swasta pada hari ini. Salah satunya terkait sinkronisasi pasokan BBM, dimana badan usaha swasta diminta untuk membeli BBM dari Pertamina.

    “Badan Usaha Swasta yang tadi sudah kita undang Kita arahkan untuk melakukan sinkronisasi volumenya dengan Pertamina,” ujar Laode.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lokasi SPBU yang Punya Stok BBM Shell Super per 13 September 2025

    Lokasi SPBU yang Punya Stok BBM Shell Super per 13 September 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Shell Indonesia menyebutkan sejumlah SPBU dengan ketersediaan pasokan BBM yang aman, meskipun tak dipungkiri sejumlah jaringan SPBU mengalami kekosongan stok.

    Dikutip dari laman resmi Shell Indonesia, Sabtu (13/9/2025), pihak manajemen menyatakan bahwa stok bensin Shell di beberapa lokasi masih kosong atau tidak tersedia hingga waktu yang belum dapat dipastikan.

    “Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang Anda alami dan terima kasih telah memilih BBM berkualitas tinggi dari Shell,” ujar manajemen Shell.

    Di samping kondisi kekosongan stok BBM, SPBU Shell disebut akan tetap melayani konsumen dengan produk dan layanan lainnya, seperti Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell.

    Untuk produk bahan bakar minyak (BBM) jenis Shell V-Power Diesel pun dipastikan masih tersedia saat ini.

    “Kami senantiasa berupaya untuk memastikan kelancaran pendistribusian dan penyediaan produk BBM di jaringan SPBU Shell,” tambahnya.

    Dalam situs resminya, stok BBM jenis Shell Super masih dapat ditemukan di area Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Sementara itu, Shell V-Power hanya tersedia di Jawa Timur.

    Sedangkan, untuk Shell V-Power Nitro+ belum tersedia di SPBU Shell hingga waktu yang belum dipastikan.

    Kronologi Kekosongan Stok BBM

    Stok kosong BBM di SPBU swasta, termasuk Shell, telah terjadi sejak pekan terakhir Agustus 2025 hingga September 2025. Shell Indonesia masih belum bisa memastikan kapan stok BBM di sejumlah jaringan SPBU tersedia kembali.

    President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengonfirmasi bahwa BBM jenis Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ habis.

    Kendati demikian, SPBU Shell tetap melayani para pelanggan dengan produk BBM Shell V-Power Diesel dan layanan lainnya. Ini termasuk Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell.

    “Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa produk bahan bakar minyak Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan,” ucap Ingrid kepada Bisnis.

    Asal tahu saja, stok BBM di SPBU Shell dan BP langka sejak 2 pekan terakhir. Adapun, sejumlah SPBU Shell kini hanya menjual Shell V-Power Diesel, sedangkan Shell Super (RON 92), Shell V-Power (RON 95), dan Shell V-Power Nitro+ (RON 98) di sejumlah SPBU masih kosong.

    Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan kelangkaan stok BBM di SPBU swasta tak lepas dari pergeseran (shifting) konsumsi BBM subsidi ke non-subsidi.

    Menurutnya, terdapat pergeseran gaya beli dari BBM subsidi ke non-subsidi sebanyak 1,4 juta kiloliter (kl) sepanjang tahun ini.

    Yuliot menjelaskan, pergeseran itu terjadi usai pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) menerapkan sistem registrasi menggunakan QR code untuk membeli Pertalite.

    Oleh karena itu, konsumen yang tidak memenuhi syarat membeli Pertalite beralih ke BBM non-subsidi.

    “Menurut hitungan kami itu shifting yang terjadi itu sekitar 1,4 juta kiloliter. Jadi yang ini [membeli] BBM [subsidi] jadi [beralih] ke non-subsidi,” tutur Yuliot di Kompleks Parlemen, Rabu (3/9/2025).

    Dia mengatakan, masyarakat bukan hanya bergeser membeli BBM non-subsidi besutan Pertamina. Produk BBM besutan SPBU swasta pun menjadi sasaran. Oleh karena itu, tak heran kini stok BBM di SPBU swasta seperti Shell dan BP langka.

    “Jadi itu yang menyebabkan ada peningkatan permintaan untuk badan usaha swasta,” tuturnya.

    Harga BBM di SPBU Shell

    Harga BBM di SPBU swasta mayoritas naik seperti Shell, BP dan Vivo per 1 September 2025. Dikutip dari laman resmi Shell, harga BBM di SPBU Shell Jakarta mengalami kenaikan. 

    Adapun, Shell Super saat ini tak mengalami perubahan atau masih dipatok Rp12.580 per liter. Sementara itu, Shell V-Power Nitro+ dipatok Rp13.300 per liter pada September ini. Harga itu naik dari bulan lalu yang senilai Rp13.230 per liter.

    Untuk harga Shell V-Power Diesel turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.130 per liter pada September ini.

    Berikut perincian daftar harga BBM di SPBU Shell:

    Shell Super: Rp12.580 per liter 

    Shell V-Power: Rp13.140 per liter 

    Shell V-Power Diesel: Rp14.130 per liter 

    Shell V-Power Nitro+: Rp13.300 per liter 

    Daftar Ketersediaan BBM di SPBU Shell

    SPBU Shell secara rutin memperbarui informasi ketersediaan stok BBM di sejumlah titik. Informasi stok ini berdasarkan data per 13 September 2025 pagi.

    1. Lokasi SPBU Shell dengan Stok Shell Super

    -Jakarta

    Shell ARJUNA UTARA-1
    Shell JORR-1
    Shell LATUMENTEN-2
    Shell MERUYA UTARA-1 
    Shell PETA SELATAN-1 
    Shell PURI-1
    Shell S PARMAN-1
    Shell KLP GADING-1
    Shell PIK-1
    Shell SEMPER-1
    Shell SUNTER UT-1
    Shell YOS SUDARSO-1
    Shell ANTASARI-2
    Shell ARTERI PI-1
    Shell CIPUTAT RAYA-1
    Shell FATMAWATI-1
    Shell GATOTSUBROTO-1
    Shell RADIO DALAM-1
    Shell SATRIO-1
    Shell TB SIMATUPANG-1
    Shell TJ BARAT
    Shell AYANI-1
    Shell GN SAHARI-1
    Shell SALEMBA-1
    Shell SUPRAPTO-1
    Shell BEKASI RAYA-1
    Shell PEMUDA-1
    Shell RADEN INTEN

    -Banten

    Shell ALAM SUTERA-1
    Shell BINTARO U-TOWN
    Shell BINTARO-1
    Shell BSD2
    Shell BSD3
    Shell BSD4
    Shell CILEDUG-1
    Shell CO CITRA RAYA-1
    Shell GADING SERPONG
    Shell GRAHA RAYA-1
    Shell KARANG TENGAH-1
    Shell METLAND PURI
    Shell OTISTA-1
    Shell PAMULANG-1
    Shell PIK-2
    Shell SERANG CIKUPA -1
    Shell SOEWARNA SOETTA-1
    Shell SUVARNA SUTERA-1 TGR
    Shell AHMAD YANI
    Shell SERANG BARAT – 1

    -Jawa Barat

    Shell CIAWI-1
    Shell CIBINONG-1
    Shell DR SEMERU 1
    Shell JAGORAWI TOLL KM21
    Shell PASIR ANGIN
    Shell CIBUBUR-1
    Shell CINERE RAYA-1
    Shell RAYA MUCHTAR 1
    Shell SAWANGAN-1
    Shell SILIWANGI
    Shell CUT MEUTIA-1
    Shell JATIMEKAR
    Shell MANGUNJAYA-1
    Shell PONDOK GEDE-1
    Shell RAYA PERJUANGAN-1
    Shell PASTEUR-1
    Shell SUDIRMAN-1
    Shell TERUSAN BUAH BATU-1
    Shell CITRALAND
    Shell KESAMBI-1
    Shell SYEH QURO-1

    -Jawa Timur

    Shell KALIJUDAN
    Shell KERTA JAYA
    Shell YONOSUWOYO
    Shell DIPONEGORO-2
    Shell VETERAN-1
    Shell KAWI-1
    Shell LAWANG-1
    Shell SOEKARNO HATTA-1
    Shell M HATTA-1
    Shell TENDEAN JOMBANG-1
    Shell PARE KDR-1
    Shell GAJAHMADA-1
    Shell DR SUTOMO-1
    Shell GEMPOL-1
    Shell H WURUK-1
    Shell LAMONGAN – 1

    2. Lokasi SPBU Shell dengan Stok Shell V-Power

    -Jawa Timur

    Shell KALIJUDAN
    Shell KAWI-1
    Shell LAWANG-1
    Shell SOEKARNO HATTA-1
    Shell M HATTA-1
    Shell TENDEAN JOMBANG-1
    Shell PARE KDR-1
    Shell GAJAHMADA-1
    Shell DR SUTOMO-1
    Shell GEMPOL-1
    Shell H WURUK-1
    Shell LAMONGAN – 1

  • Nasib Proyek Kilang Minyak RI saat Tren Global Berguguran

    Nasib Proyek Kilang Minyak RI saat Tren Global Berguguran

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memastikan pengembangan kilang minyak di dalam negeri akan terus dilakukan meski bisnis kilang secara global tengah tertekan.

    Bisnis kilang dari perusahaan migas dunia saat ini kesulitan mendapatkan margin lantaran rendahnya harga minyak serta kondisi kelebihan pasok (oversupply) minyak mentah dan produk kilang.

    Berdasarkan data yang dicatat PT Pertamina (Persero), oversupply minyak dunia saat ini mencapai sekitar 2 juta barel per hari. Kelebihan ini disebabkan oleh tambahan suplai dari kilang baru yang beroperasi atau onstream.

    Kondisi tersebut menyebabkan profitabilitas atau spread produk kilang rendah. Rerata spread (selisih antara harga produk kilang dan harga minyak mentah), khususnya gasoline, berada di bawah biaya operasi (processing cost).

    Imbasnya sebanyak 26 kilang di berbagai dunia diperkirakan akan tutup menjelang 2030. Lebih terperinci, pada 2027, diperkirakan akan ada sembilan kilang yang tutup di AS, Eropa, Asia, Australia, dan Selandia Baru. Lalu, sebanyak 17 kilang di Afrika, Uni Eropa, dan Asia diperkirakan tutup pada 2030.

    Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menuturkan bahwa Indonesia masih perlu menambah kapasitas kilang minyak seiring masih terus meningkatnya konsumsi BBM dalam negeri.

    Menurutnya, tutupnya kilang minyak di sejumlah negara maju disebabkan transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan.

    “Ini kan ada yang diolah di dalam kilang dalam negeri, ada yang berasal dari impor. Jadi ini kita lihat, ini bagaimana optimalisasi kilang yang ada dalam negeri,” kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (12/9/2025).

    Dia mencontohkan, transisi energi di China yang masif dilakukan lewat shifting kendaraan listrik, termasuk kendaraan pribadi, angkutan umum, hingga angkutan berat yang menggunakan baterai.

    Kondisi shifting penggunaan energi di sektor transportasi China saat ini disebut telah mencapai 50% menggunakan baterai listrik. Bahkan, Yuliot menyebut SPBU BBM di China telah tutup lebih dari 60% dari kondisi awal.

    “Jadi kan kita melihat ini karena ada perubahan penggunaan energi juga, ya ini mungkin itu dampaknya adalah terhadap ini kilang-kilang secara global,” tuturnya,

    Namun, jika dibandingkan dengan Indonesia, konsumsi BBM atau bahan bakar dari fosil masih tinggi mengikuti daya beli masyarakat saat ini. Adapun, kebutuhan BBM nasional saat ini mencapai 1,5 juta barel per hari.

    Bahkan, kebutuhan tersebut belum sejalan dengan kemampuan produksi dari kilang dalam negeri. Alhasil, pemerintah masih perlu mengimpor minyak dari negara dengan tetap mempertimbangkan neraca perdagangan.

    “Kalau tidak tercukupi dari kilang dalam negeri, berarti kita harus melakukan impor dari luar negeri, tapi ini dalam neraca trade balance, ya kita juga harus mengulangi komitmen kita,” tuturnya.

    Adapun, saat ini terdapat 18 proyek kilang modular dengan nilai investasi sekitar Rp160 triliun. Proyek prioritas hilirisasi dan ketahanan energi ini diserahkan oleh Satgas Hilirisasi kepada BPI Danantara.

    Selain itu, terdapat sejumlah proyek kilang yang menjadi proyek strategis nasional (PSN), antara lain Kilang Bontang, Kilang Minyak Tuban (ekspansi), Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit (RU) VI Balongan, dan RDMP RU IV Cilacap (rescoping).

    Terkait tantangan bisnis kilang, Pjs. Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Milla Suciyani mengatakan bahwa pihaknya masih terus fokus dalam pengembangan operasional kilang, baik dari sisi kapasitas maupun pengembangan produk melalui inovasi-inovasi.

    “KPI juga terus menjaga komitmen untuk mendukung ketahanan energi untuk Indonesia,” ujar Milla kepada Bisnis, Jumat (12/9/2025).

    Tantangan Keekonomian

    Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan, prospek bisnis kilang minyak di Indonesia bisa sangat menarik jika dikembangkan dengan tepat.

    “Ini butuh peran pemerintah juga dan tadi saya bilang, keekonomian kilang di Indonesia kan enggak terlalu bagus. Jadi harus ada yang bisa ditawarkan sebagai tambahan, seperti petrokimia atau enggak jaminan dari pemerintah, misalkan untuk investor di kilang minyak,” kata Moshe kepada Bisnis.

    Dia pun menyoroti rencana investasi Danantara Indonesia untuk membangun 17 kilang minyak modular senilai US$8 miliar bersama perusahaan asal Amerika Serikat (AS).

    Menurut Moshe, kilang modular tidak berisiko dari segi kapasitas yang terbilang kecil yakni di kisaran 100.000 barel ke bawah. Meskipun risikonya rendah, dari segi nilai keekonomian tetap dinilai rentan.

    “Jadi, risiko harus berbagi jangan semua risiko itu diserap oleh Danantara itu sendiri. Jadi kita harus cari partner sama-sama untuk mengurangi risiko, dari sisi keekonomian itu juga sangat rentan,” ujarnya.

    Dalam hal ini, dia menegaskan bahwa investasi di kilang berisiko dari segi keekonomian karena cost over run atau biaya tidak terduga yang bisa membengkak.

    “Misalkan US$100 juta, tiba-tiba membengkak jadi US$200 juta, pembengkakan biaya itu yang menjadi risiko. Pengembangan kilang itu sendiri apalagi kalau keekonomiannya tipis,” jelasnya.

    Apalagi daya beli masyarakat di Indonesia terbilang rendah sehingga kilang di dalam negeri harus menyesuaikan harga agar tidak terlalu tinggi. Untuk itu, dia mendorong untuk menambah manfaat kilang untuk produksi petrokimia.

    “Jadi saya pikir bukan karena itu yang jadi masalah di Indonesia, kilang ini kan memang dari awal memang sudah dibilang proyek yang risiko tinggi dengan keekonomian yang tidak begitu besar,” tuturnya.

    Di sisi lain, dia juga menerangkan bahwa tren kilang global yang diperkirakan akan tutup tidak akan berpengaruh ke sentimen di Indonesia. Pasalnya, kebutuhan dalam negeri masih terus tumbuh tinggi.

    Senada, Founder & Advisor Research Institute for Mining and Energy Economics (ReforMiner Institute) Pri Agung Rakhmanto menilai penambahan kapasitas kilang minyak dalam negeri menjadi keniscayaan untuk mendukung ketahanan energi nasional.

    Dia mengatakan, bagi negara-negara berkembang di wilayah Asia Pasifik, kebutuhan kapasitas kilang terus meningkat, utamanya negara yang tidak masuk dalam The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

    “Indonesia, sebagaimana tergolong non-OECD yang masih memerlukan fosil untuk pertumbuhan ekonomi, jelas memerlukan penambahan kapasitas kilang,” kata Pri.

    Sementara itu, dia menilai negara Uni Eropa dan AS belakangan ini tidak menambah kapasitas kilang karena telah menerapkan energi baru terbarukan yang dapat diandalkan.

    “Sementara di Middle East [Timur Tengah] juga karena memang overcapacity, dan juga karena akan pembaruan, untuk dibangun kilang-kilang baru yang juga sekaligus kilang petrokimia, untuk menghasilkan nilai tambah lebih tinggi. Beda konteks dengan keadaan dan kebutuhan Indonesia,” tuturnya. 

    Bahkan, negara-negara OECD cenderung mempertahankan bahkan mengurangi kapasitas kilang dalam beberapa dekade terakhir. Sementara itu, negara non-OECD terus mengembangkan industri kilang hingga saat ini. 

    Dalam catatannya yang dikutip dari berbagai sumber, terdapat 25 rencana penambahan kilang hingga tahun 2028. Adapun, 5 kilang di antaranya akan dibangun China, 11 kilang di India, 2 kilang Iran, Bahrain, Iraq, Jordan, Oman, Arab Saudi, Nigeria, dan Meksiko. 

    Pada 2000, hampir separuh kapasitas kilang dunia 45% tercatat berada di Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Jepang. Namun, beberapa tahun terakhir, kapasitas kilang di Timur Tengah, China dan India tumbuh hampir setiap tahun dan lebih dari 34% kapasitas kilang dunia pada 2024. 

    Kondisi inilah yang juga terjadi di Indonesia. Pri menilai RI justru harus lebih ekspansif membangun kilang, pasalnya dia justru melihat Indonesia masih stagnan dalam pengembangan ekosistem di hulu migas ini. 

    “Jadi, membangun kilang, untuk Indonesia, saya melihatnya positif dan itu memang kebutuhan ya. Dari perspektif kebijakan energi, itu memang bagian dari hilirisasi migas untuk ketahanan energi yang kita perlukan. Bukan hanya untuk ketahanan energi, tapi juga ketahanan ekonomi,” tuturnya. 

    Sebab, kemandirian energi lewat produksi minyak dalam negeri dapat mengurangi devisa impor migas dan membuat Indonesia terlepas dari kondisi pasar migas global. 

    Dia menegaskan bahwa pengembangan kilang menjadi keharusan bagi Indonesia. Sebab, selama ini pembangunan kilang dalam negeri stagnan dan tersendat aspek politik, pendanaan, serta prioritas pilihan investasi. 

    “Bagaimanapun, impor crude [minyak mentah] tetap lebih baik daripada dibandingkan impor hasil olahannya [bahan bakar]. Ada tahapan dan proses peningkatan nilai tambah ekonomi yang didapat dari keberadaan kilang yang mengolah itu,” pungkasnya. 

  • Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina, Shell, BP, Vivo Terbaru September 2025

    Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina, Shell, BP, Vivo Terbaru September 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina, Shell, Vivo, hingga BP AKR mengalami penyesuaian per awal September 2025. 

    Berdasarkan laman resmi Pertamina, dikutip Sabtu (13/9/2025) harga BBM masih stagnan sejak disesuaikan awal bulan ini. Harga Pertamax di Jakarta tidak berubah dari bulan sebelumnya yakni Rp12.200 per liter dan harga di Pertashop Rp12.100 per liter. 

    Namun, harga BBM jenis Pertamax Turbo mengalami penurunan sebesar Rp100 per liter menjadi Rp13.100 per liter dari sebelumnya Rp13.200 per liter. 

    Harga Dexlite juga mengalami penurunan sebesar Rp250 menjadi Rp13.600 per liter, dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp13.850 per liter. Tak hanya itu, harga Pertamina Dex juga turun menjadi Rp13.850 per liter atau turun Rp300 dibandingkan bulan lalu yang dibanderol seharga Rp14.150 per liter.

    Harga BBM keluaran terbaru Pertamina, Pertamax Green 95, juga tidak berubah atau tetap dipatok Rp13.000 per liter. Sementara itu, harga BBM subsidi jenis Pertalite (RON 90) tidak mengalami perubahan atau tetap Rp10.000 per liter dan solar subsidi Rp6.800 per liter. 

    Di sisi lain, harga BBM di SPBU swasta mayoritas naik seperti Shell, BP dan Vivo per 1 September 2025. Dikutip dari laman resmi Shell, harga BBM di SPBU Shell Jakarta juga mengalami kenaikan. 

    Adapun, Shell Super saat ini tak mengalami perubahan atau masih dipatok Rp12.580 per liter. Sementara itu, Shell V-Power Nitro+ dipatok  Rp13.300 per liter pada September ini, Harga itu naik dari bulan lalu yang senilai Rp13.230 per liter, sedangkan harga Shell V-Power Diesel turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.130 per liter pada September ini.

    Menyusul Pertamina dan Shell, harga BBM di BP AKR juga mengalami perubahan. 

    Tercatat, harga BP Ultimate kini dipatok Rp13.120, naik dibandingkan bulan lalu yang senilai Rp13.050 per liter. Berikutnya, harga BP 92 kini dipatok Rp12.610 per liter. Harga itu naik dibanding bulan lalu yang senilai  Rp12.550 per liter. 

    Di sisi lain, harga BP Ultimate Diesel turun dari Rp14.380 menjadi Rp14.140 per liter pada September ini. Tak ketinggalan, harga BBM di SPBU Vivo juga mayoritas naik. 

    Perinciannya, harga Revvo 90 naik dari Rp12.490 menjadi Rp12.530 per liter. Lalu, Revvo 92 naik dari Rp12.580 per menjadi Rp12.610 per liter. Kemudian, Revvo 95 naik dari Rp13.050 menjadi Rp13.140 per liter.

    Berikut daftar harga BBM Pertamina, Shell, BP, Vivo September 2025

    1. Pertamina

    Pertamina Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter 

    Bio Solar (Diesel CN48): Rp6.800 per liter 

    Pertamax (RON 92): Rp12.200 per liter 

    Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.100 per liter 

    Pertamax Green (RON 95): Rp13.000 per liter 

    Dexlite (CN 51): Rp13.600 per liter 

    Pertamina Dex (CN 53): Rp13.850 per liter 

    2. Shell 

    Shell Super: Rp12.580 per liter 

    Shell V-Power: Rp13.140 per liter 

    Shell V-Power Diesel: Rp14.130 per liter 

    Shell V-Power Nitro+: Rp13.300 per liter 

    3. BP

    BP Ultimate: Rp13.120 per liter 

    BP 92: Rp12.610 per liter 

    BP Ultimate Diesel: Rp14.140 per liter 

    4. Vivo 

    Revvo 90: Rp12.530 per liter 

    Revvo 92: Rp12.610 per liter 

    Revvo 95: Rp13.140 per liter 

    Diesel Primus Plus: Rp14.140 per liter 

  • Impor BBM Satu Pintu Lewat Pertamina, Termasuk buat SPBU Swasta

    Impor BBM Satu Pintu Lewat Pertamina, Termasuk buat SPBU Swasta

    Jakarta

    Sejumlah SPBU swasta belakangan ini mengalami kekosongan Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk mengatasi kekosongan tersebut, Kementerian ESDM akan menetapkan impor BBM satu pintu melalui PT Pertamina (Persero).

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu data dari SPBU swasta. Hal ini dilakukan agar impor nantinya benar-benar mencukupi kebutuhan dari setiap SPBU swasta.

    Berdasarkan data sementara yang diperoleh dari hasil konsolidasi beberapa waktu lalu kebutuhan impor tersebut sebanyak 1,4 juta kiloliter.

    “Jadi untuk kebutuhan yang disampaikan, data sementara 1,4 juta kilo liter. Jadi dari ini kan berapa porsi Pertamina, berapa porsi badan usaha, ini data-datanya kita minta detailkan. Karena pemerintah dalam memberikan persetujuan itu sampai dengan akhir tahun kebutuhannya kira-kira berapa,” terang Yuliot saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/9/2025).

    “Kemudian ini kan per badan usaha, jadi untuk per badan usaha kita juga harus detailkan. Jadi karena itu nanti proses impornya akan dilakukan satu pintu. Jadi jangan sampai apa yang sudah diberikan itu tidak mencukupi ada permasalahan-permasalahan dalam implementasinya,” sambung Yuliot.

    Yilot menambahkan, rencana impor BBM dari Amerika Serikat (AS) ini bagian dari kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan AS.

    “Ini kan ada berapa perusahaan AS kan, itu tinggal kesepakatan kita. Perusahaan AS yang melakukan pengadaan harus, ya misalnya ExxonMobil, ini kan perusahaan AS. Kemudian Chevron, itu kan merupakan AS. Jadi dari manapun mereka melakukan pengadaan, itu terserah. Tetapi ini dicatatkan sebagai trade balance kita dengan Amerika,” papar Yuliot.

    Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengataakan pemerintah membuka impor BBM yang dilakukan oleh PT Pertamina untuk mengatasi kekosongan BBM pada SPBU swasta.

    Penambahan impor BBM lewat Pertamina dengan syarat stok BBM di kilang Pertamina tidak mencukupi.

    Di sisi lain Kementerian ESDM saat ini tengah meminta data terkait keperluan berapa volume yang dibutuhkan SPBU swasta. Data tersebut akan diolah oleh Kementerian ESDM untuk diberikan kepada Pertamina.

    “Kan gini, ada tambahannya dari SPBU swasta. Kita tugaskan Pertamina satu pintu. Kita minta datanya (ke SPBU swasta). Begitu dapat data, kita kasih tau Pertamina nya. Kata Pertamina, oh ternyata perlu tambahan nih pak, kami harus impor tambahan,” kata saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (10/9/2025).

    Meski begitu, Laode mengatakan bahwa swasta belum menyepakati terkait bakal membeli BBM dari Pertamina untuk mengisi kekosongan BBM. Hal ini berkaitan dengan spesifikasi zat aditifnya.

    “Kan masing-masing badan usaha kan punya spesifikasi sendiri aditifnya ya. Kalau spesifikasi BBM-nya sama semua,” terang Laode.

    (hns/hns)