Tempat Fasum: SPBU

  • Bahlil Ungkap SPBU Swasta Mulai Lirik Bangun Kilang di Tanah Air

    Bahlil Ungkap SPBU Swasta Mulai Lirik Bangun Kilang di Tanah Air

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pengusaha SPBU swasta tengah mempertimbangkan untuk membangun kilang minyak di Indonesia.

    Hal itu disampaikan ahlil usai mengadakan rapat dengan para pelaku usaha SPBU seperti Shell, BP, Vivo, dan Pertamina di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2025).

    Adapun rapat itu membahas terkait kelangkaan BBM di SPBU swasta yang terjadi sejak akhir Agustus 2025. Kendati, bahlil menyebut, para pelaku usaha swasta itu mulia memikirkan memabngun kilang sendiri di Tanah Air.

    “Itu step kedua. Dan saya yakin teman-teman pengusaha sudah mulai memikirkan untuk membangun kilang, selain daripada Pertamina,” kata Bahlil.

    Asal tahu saja, SPBU swasta umum tidak memiliki kilang di Indonesia. Mereka mengimpor BBM dari kilang jaringan global mereka, misalnya dari Singapura atau Malaysia.

    Selain itu, SPBU swasta memiliki opsi membeli dari Pertamina melalui skema business-to-business jika ada kekosongan stok.

    Lebih lanjut, Bahlil mengungkapkan untuk mengatasi kelangkaan stok SPBU swasta sepakat membeli bahan baku BBM atau base fuel dari Pertamina.

    Bahlil mengatakan, pemerintah telah memberikan tambahan kuota 2025 kepada SPBU swasta sebesar 10% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Dengan begitu, kuota BBM SPBU swasta pada tahun ini mencapai 110%.

    Namun dalam perjalanannya, jatah SPBU swasta itu habis sebelum akhir tahun. Sebagai gantinya, Bahlil meminta SPBU swasta berkolaborasi dengan Pertamina lantaran perusahaan pelat merah itu masih memiliki stok dan jatah impor.

    “Mereka [SPBU swasta] setuju dan memang harus setuju untuk kolaborasi dengan Pertamina. Syaratnya adalah harus berbasis base fuel ya. Artinya belum dicampur-campur,” ucap Bahlil.

    Base fuel merupakan bahan bakar murni atau dasar yang belum dicampur dengan aditif, sehingga menjadi bahan dasar yang kemudian dapat diproses lebih lanjut oleh SPBU swasta atau Pertamina. Adapun pengolahan dilakukan untuk menghasilkan bahan bakar yang memiliki standar dan karakteristik tertentu.

    Bahlil lantas mengatakan, SPBU swasta kelak bakal mengolah kembali base fuel dari Pertamina sesuai dengan standar masing-masing perusahaan.

    “Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing. Dan ini juga sudah disetujui,” ucap Bahlil.

  • Masih Ada Stok BBM, SPBU Shell di Meruya Diserbu Pelanggan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 September 2025

    Masih Ada Stok BBM, SPBU Shell di Meruya Diserbu Pelanggan Megapolitan 19 September 2025

    Masih Ada Stok BBM, SPBU Shell di Meruya Diserbu Pelanggan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Antrean panjang kendaraan terjadi di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di Jalan Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, pada Jumat (19/9/2025) sore.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, SPBU tersebut dipadati pengendara motor maupun mobil. Antrean terjadi karena SPBU itu menjadi salah satu dari sedikit gerai yang masih menjual bahan bakar minyak (BBM) di luar diesel.
    Salah satu petugas SPBU, Rizki (28), mengatakan, pihaknya masih mendapat pasokan pengisian ulang bensin.
    “Kita masih jual bensin karena stoknya memang belum habis. Masih dapat satu kali pengiriman sehari,” kata Rizki kepada
    Kompas.com
    , Jumat.
    Namun, stok pengisian hanya berlaku untuk BBM jenis Shell Super dengan kandungan RON 92. Sementara itu, BBM jenis lain, yakni V-Power dan V-Power+ sudah tidak tersedia.
    Rizki memperkirakan stok Shell Super hanya akan bertahan beberapa hari ke depan.
    “Kemungkinan untuk dua, tiga hari ke depan masih tersedia Super. Tapi, kalau V-Power memang sudah kosong,” ucapnya.
    Adit (32), salah satu pengemudi ojek
    online
    yang baru saja mengisi BBM di SPBU tersebut mengaku tak mempermasalahkan panjangnya antrean pengisian.
    Dia tak mau menyia-nyiakan kesempatannya mendapatkan stok BBM tersebut.
    “Tadi kebetulan lagi lewat sini ternyata ada Super, makanya isi sekalian
    full
    ,” tutur Adit.
    Sebagai orang yang mengandalkan motor untuk mencari nafkah, Adit mengaku memilih Shell karena mendapat diskon khusus
    driver
    ojol.
    “Karena emang ada promo
    voucher
    , jadinya enak beli di Shell,” kata dia.
    Sementara itu, pelusuran
    Kompas.com
    di sejumlah titik di Jakarta Barat, mayoritas SPBU swasta, yakni Shell, BP, hingga Vivo masih mengalami kekosongan stok BBM.
    Stok BBM yang tersedia di ketiga SPBU swasta itu hanyalah jenis BBM untuk kendaraan diesel.
    Sedangkan, untuk BBM kandungan RON 92, RON 95, maupun RON 98 masih kosong.
    Sejumlah SPBU swasta bahkan terlihat hanya diisi oleh pengunjung yang menggunakan layanan lain, yakni bengkel, minimarket, dan kedai kopi.
    Sebelumnya, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menjelaskan soal kekosongan pasokan bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik swasta.
    Bahlil mengatakan bahwa pemerintah sudah memberikan kuota impor 110 persen kepada SPBU swasta pada 2025.
    SPBU yaitu tempat di mana kendaraan bermotor bisa mengisi bahan bakar seperti bensin, solar, atau gas.
    “Saya kan udah ngomong beberapa kali menyangkut SPBU swasta. Yang pertama, SPBU swasta itu sudah diberikan kuota impor 110 persen dibandingkan dengan 2024. Ini biar clear ya, kita sudah memberikan kuota impor 110 persen,” ujar Bahlil di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/9/2025).
    Oleh karena kata Bahlil, tidak tepat apabila kekosongan stok BBM di SPBU swasta tersebut karena pemerintah tidak memberikan kuota impor.
    “Jadi sangatlah tidak tepat kalau dikatakan kuota impornya tidak kita berikan. Contoh, 2024 si perusahaan A mendapat 1 juta kiloliter. Contohnya, di 2025 kita memberikan kuota impor 1 juta kiloliter plus 10 persen. Berarti 1 juta 100 kiloliter,” katanya.
    Apabila masih ada kekurangan kata Bahlil, SPBU swasta bisa berkolaborasi dengan pertamina. Alasannya kata Bahlil, masalah BBM berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dirut Pertamina Akui Masyarakat Berpaling ke BBM Swasta Imbas Kasus Korupsi

    Dirut Pertamina Akui Masyarakat Berpaling ke BBM Swasta Imbas Kasus Korupsi

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri blak-blakan mengakui dampak dari kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di BUMN tersebut terhadap keputusan masyarakat untuk beralih ke SPBU swasta.

    Sebagaimana diketahui, kelangkaan BBM di SPBU swasta belakangan ini menuai polemik. Sejalan dengan hal tersebut, Pertamina menjadi sorotan dan dituding melakukan monopoli di tengah skandal rasuah yang merugikan keuangan negara sekitar Rp193 triliun.

    Simon mengatakan telah berkomunikasi dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengenai kelangkaan BBM di SPBU swasta itu. Dia pun mengakui kelangkaan itu menjadi sorotan karena masyarakat banyak beralih ke BBM swasta akibat skandal yang mencoreng nama Pertamina. Perseroan pun turut prihatin dengan skandal tersebut.

    “Saya juga tentunya merasa dengan rendah hati menyampaikan bahwa dengan adanya kasus ini tentunya juga kepercayaan masyarakat kepada Pertamina menurun. Nah itu tentunya juga adalah PR besar bagi Pertamina kita harus kerja keras untuk kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat,” terangnya sesaat sebelum menghadiri rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (19/9/2025). 

    Ke depan, Simon menilai terdapat beberapa pekerjaan rumah untuk perseroan yang dipimpinnya. Salah satunya perbaikan tata kelola dengan mengedepankan transparansi. Khususnya, setelah masyarakat kecewa dan beralih ke SPBU swasta.  

    “Nah tentunya dengan masyarakat yang kecewa terhadap kasus ini sebagian dari masyarakat akhirnya ada juga yang beralih ke SPBU swasta itu adalah pilihan juga dari masyarakat. Kami juga tidak bisa tentunya melarang karena ini adalah pilihan yang nantinya akan kembali lagi kepada masyarakat,” paparnya.

    Di sisi lain, lanjut Simon, Pertamina juga telah menyepakati titik temu dengan distributor swasta terkait dengan penambahan alokasi kuota impor BBM. Caranya dengan memberikan SPBU swasta base fuel, atau bahan bakar murni yang belum dicampur dengan aditif. Nantinya, base fuel itu bisa diproses lebih lanjut oleh SPBU swasta.

    Setelahnya, Simon menyebut akan menyerahkan strategi SPBU swasta dalam menetapkan resep masing-masing guna mendorong kualitas dan mutu BBM untuk masyarakat.

    “Saya atas nama Pertamina, kami tentunya akan terus kerja keras juga supaya dapat menghasilkan produk-produk yang lebih berkualitas dan tentunya yang bisa mendapat dukungan dari masyarakat,” jelasnya.

  • Pertamina Buka Suara Soal Kolaborasi Pasokan BBM SPBU Swasta

    Pertamina Buka Suara Soal Kolaborasi Pasokan BBM SPBU Swasta

    Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri membantah tudingan praktik monopoli dalam praktik dalam kebijakan impor dalam proses distribusi Bahan Bakar Minyak.

    Penyedia usaha BBM swasta juga sudah sepakat untuk melakukan pembelian BBM dari Pertamina. Usai pertemuan seluruh penyedia BBM di Kementerian ESDM, Jumat (19/9/2025).

    “Kembali lagi pak Menteri ESDM sudah menyampaikan bahwa sekali lagi tidak ada monopoli oleh Pertamina,” kata Simon, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (19/9/2025).

    Dia menjelaskan bahwa pemberian alokasi kepada badan usaha sudah sesuai dengan porsinya, hingga ada penambahan dari kuota yang ditetapkan. Pasalnya pemerintah sudah memberikan kuota impor hingga 110% dibandingkan tahun 2024.

    Simon juga meluruskan bahwa impor satu pintu melalui Pertamina merupakan hal yang keliru. Pasalnya seluruh badan usaha penyedia BBM bisa melakukan impor dengan kuota yang ditentukan di awal tahun.

    “Kebijakan itu sesuai seperti sebelumnya melalui badan usaha masing-masing, kecuali penambahan. Jadi tadi untuk penambahan sampai akhir tahun ini itu adalah penambahan dari alokasi yang sudah diberikan,” kata Simon.

    “Nah untuk penambahan memang saran dari Kementerian untuk dikolaborasikan dengan Pertamina,” sambungnya.

    Mekanismenya, Pertamina akan mengimpor BBM berupa base fuel yang akan diberikan kepada penyedia BBM swasta untuk diolah dengan spesifikasi produk masing-masing.

    “Base fuel ini nanti akan diracik atau ditambah aditif sesuai resep atau rahasia dapur masing-masing badan usaha,” katanya.

    Penyedia BBM swasta juga sudah bersedia berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk penyediaan BBM berkualitas.

    “Dengan demikian baik dari kualitas dari join surveyor bersama, termasuk dari sisi harga akan terbuka sama-sama SPBU swasta, kita open book dan transparan kita berharap tidak ada kenaikan harga di masyarakat,” katanya.

    Seperti diketahui, ada empat hal yang disetujui dalam pertemuan pemerintah dan badan usaha penyedia BBM. Pertama, persetujuan pengambilan stok impor Pertamina oleh badan usaha swasta.

    Kedua, para badan usaha swasta setuju akan adanya surveyor yang memastikan saat BBM yang diimpor untuk swasta tersebut belum dicampurkan dengan bahan aditif apapun.

    Ketiga, para badan usaha swasta setuju agar BBM yang dijual ke pihaknya memiliki harga yang sama-sama menguntungkan termasuk dengan Pertamina. Terakhir, pemerintah memastikan bahwa stok BBM badan usaha swasta sudah dipenuhi dalam kurun waktu tujuh hari dari sekarang.

    Dalam kesempatan itu Simon juga menyadari bahwa konsumsi BBM pertamina cenderung menurun pascapersoalan hukum. Menurutnya, Pertamina saat ini tengah bekerja keras untuk kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat.

    “Dengan rendah hati menyampaikan adanya kasus ini kepercayaan masyarakat kepada Pertamina menurun, itu tentu PR besar bagi Pertamina kita harus kerja keras untuk kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat, dengan tata kelola yang baik dan semakin transparan,” kata Simon.

    Dia juga menyadari bahwa tidak bisa melarang konsumen untuk melakukan pembelian BBM dari pilihan produk dan merek yang tersedia.

    “Sebagian masyarakat ada juga yang beralih ke SPBU swasta itu adalah pilihan masyarakat dan kami tentunya tidak melarang,” katanya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bikin SPBU Swasta Kosong, Pemerintah Diminta Kaji Ulang Impor BBM Satu Pintu Lewat Pertamina
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        19 September 2025

    Bikin SPBU Swasta Kosong, Pemerintah Diminta Kaji Ulang Impor BBM Satu Pintu Lewat Pertamina Nasional 19 September 2025

    Bikin SPBU Swasta Kosong, Pemerintah Diminta Kaji Ulang Impor BBM Satu Pintu Lewat Pertamina
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi VI DPR Sartono Hutomo meminta pemerintah mengkaji ulang kebijakan impor bahan bakar minyak (BBM) satu pintu melalui PT Pertamina (Persero).
    Dia menduga kebijakan itu menjadi salah satu penyebab SPBU swasta kesulitan mendapat pasokan BBM hingga terjadi kelangkaan.
    “Harus dikaji lagi secara komprehensif dan mendalam. Perlu kehati-hatian dalam pengambilan kebijakan,” kata Sartono dalam keterangan tertulis yang diterima
    Kompas.com
    , Jumat (19/9/2025).
    Menurut Sartono, aturan yang digagas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu bertentangan dengan semangat Undang-Undang Migas yang membuka ruang bagi swasta.
    Kebijakan ini, lanjut dia, juga memperbesar risiko monopoli usaha. Bukan hanya soal harga, tetapi juga menyangkut kualitas BBM yang digunakan masyarakat.
    “Ini merupakan tamparan keras kepada Pertamina dan seluruh BUMN tentunya. Masalah ini harus ditangani secara serius. Pertamax misalnya, harus benar-benar menjadi pintu pelayanan Pertamina kepada publik, memberikan pengalaman positif, kualitas terjamin, dan harga yang kompetitif,” kata dia.
    Sartono mengingatkan, pemerintah perlu segera membuka ruang kompetisi sehat agar rakyat tidak menjadi korban kebijakan.
    Dia juga mengingatkan Pertamina agar berhati-hati dalam menjaga persaingan usaha.
    “Pertamina harus hati-hati, jangan sampai dengan persaingan usaha yang sedang kurang sehat ini jadi masalah baru untuk Pertamina nanti ke depan,” ujarnya.
    Diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan kebijakan impor bahan bakar minyak (BBM) melalui satu pintu, yakni PT Pertamina (Persero).
    Kebijakan ini membuat perusahaan swasta harus membeli produk BBM dari Pertamina.
    Secara hukum, kebijakan ini diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
    Mengacu pada aturan tersebut, pemerintah diberi ruang melakukan praktik monopoli demi kepentingan umum.
    Meski demikian, Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus), Aries Marsudiyanto, membantah bahwa pemerintah bakal melakukan monopoli BBM.
    Ia mengeklaim, monopoli tidak terjadi meski stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta nantinya bakal membeli stok bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina.
    “(Pertamina) Monopoli? Enggak. Enggak ada monopoli ya. Semuanya ini kan didistribusikan dengan sebaik-baiknya,” kata dia, dilansir dari tayangan YouTube Kompas TV, Rabu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bahlil Pastikan Shell-BP Setuju Beli BBM dari Pertamina

    Bahlil Pastikan Shell-BP Setuju Beli BBM dari Pertamina

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan SPBU swasta setuju menambah pasokan base fuel (bensin murni) dari Pertamina.

    Hal ini dilakukan guna mengisi kekosongan BBM di SPBU swasta belakangan ini. Bahlil mengatakan, bahan bakar tersebut akan didapatkan dari impor yang dilakukan Pertamina.

    Hal ini diungkapkannya usai rapat dengan sejumlah SPBU swasta, di antara VIVO, Shell, BP AKR dan Exxon di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2025).

    “Yang pertama adalah mereka setuju dan memang harus setuju untuk beli di kolaborasi dengan Pertamina,” katanya.

    “Syaratnya adalah harus berbasis base fuel. Artinya belum dicampur-campur. Jadi barangnya itu ibarat bikin teh. Tadi dirjen saya menjelaskan, kalau yang awalnya itu Pertamina mau jual sudah jadi teh. Tapi sekarang mereka bilang jangan teh katanya, air panas saja. Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing. Dan ini juga sudah disetujui, ini solusi,” sambung .

    Bahlil mengatakan bahwa langkah ini dimulia per hari ini, dan ditargetkan bahan bakar tersebut sudah ada 7 ke depan.

    “Dan pertanyaannya mulai kapan ini berjalan? Mulai hari ini, sudah dibicarakan. Nanti harus dilanjutkan dengan rapat teknis, stoknya, dan kemudian insyaallah paling lambat 7 hari dari sekarang barang sudah bisa masuk di Indonesia,” katanya.

    (hns/hns)

  • Istana Cari Solusi Cegah PHK akibat Stok BBM di SPBU Swasta Kosong
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        19 September 2025

    Istana Cari Solusi Cegah PHK akibat Stok BBM di SPBU Swasta Kosong Nasional 19 September 2025

    Istana Cari Solusi Cegah PHK akibat Stok BBM di SPBU Swasta Kosong
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pihak Istana Kepresidenan akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi agar tidak ada masyarakat yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat kosongnya stok BBM di SPBU swasta.
    “Kalau berkenaan dengan efeknya, tentu kami berkoordinasi dengan kementerian terkait, untuk sekali lagi mencari, segera mencari jalan keluar dan mengantisipasinya,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
    Prasetyo berharap akan ada solusi sehingga masyarakat tidak terdampak dari hal ini.
    “Supaya tidak menimbulkan efek-efek seperti yang tadi disampaikan,” ungkap dia.
    Diketahui, kelangkaan stok BBM di sejumlah SPBU swasta mengancam nasib para pegawainya.
    Sejak pasokan BBM menipis, petugas SPBU swasta praktis kehilangan pekerjaan utama mereka.
    Alih-alih melayani pengisian bahan bakar, mereka harus putar otak agar tetap bisa bertahan.
    Misalkan saja, di SPBU Shell di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, para pegawainya kini menjajakan paket makanan ringan dan minuman.
    “Paling jualan toko (snack), sama oli, sama V-Power Diesel,” ujar Orin (bukan nama sebenarnya), salah satu petugas SPBU saat ditemui
    Kompas.com
    , Kamis (19/9/2025).
    Isinya beragam, mulai dari ciki ukuran 55 gram dengan air mineral 600 ml, hingga biskuit dan minuman kemasan rasa jeruk.
    Selain itu, Orin bersama rekan-rekannya juga menyediakan minuman dingin di dalam boks merah untuk menarik pembeli.
    Namun, di balik usaha itu, kekhawatiran lain terus menghantui, yakni PHK.
    “Iya takut di-PHK, cuma mau gimana lagi, enggak ada cara lain,” kata Orin.
    Sama seperti Orin, Angga (bukan nama sebenarnya), seorang petugas SPBU swasta di wilayah Palmerah, Jakarta Barat, mengaku cemas melihat berita yang beredar di media sosial perihal sejumlah rekan sejawatnya yang dirumahkan.
    “Iya, liat sih, rame juga kan di berita. Ya, ada sih sedikit (khawatir dirumahkan). Tapi, sejauh ini belum tahu juga bakal gimana,” kata Angga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebijakan Impor BBM Satu Pintu, Ini Manfaatnya – Page 3

    Kebijakan Impor BBM Satu Pintu, Ini Manfaatnya – Page 3

    Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga menegaskan hingga kini belum menerima permintaan suplai bahan bakar minyak (BBM) dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta, seperti Shell dan British Petroleum (BP AKR), yang tengah menghadapi kelangkaan BBM.

    “Belum ada permintaan (dari SPBU swasta),” ujar Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Roberth Marcelino Verieza Dumatubun, dikutip dari Antara, Kamis (17/9/2025).

    Pernyataan ini menanggapi kelangkaan BBM di sejumlah SPBU swasta sejak pertengahan Agustus 2025. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menyarankan agar pengelola SPBU swasta bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga untuk memenuhi kebutuhan pasokan.

    Meski sempat kembali menjual BBM jenis Shell Super pada awal September, stok di SPBU Shell kembali menipis. Berdasarkan data, per Minggu (7/9/2025), ada 50 SPBU Shell di Jakarta yang masih menjual Shell Super, namun jumlah itu turun drastis menjadi hanya 16 SPBU pada Rabu (17/9/2025).

    Menanggapi kondisi tersebut, Bahlil menyampaikan pemerintah telah memberikan tambahan kuota impor BBM sebesar 10 persen bagi SPBU swasta. Ia juga menegaskan, jika masih membutuhkan pasokan lebih, SPBU swasta dapat melakukan kolaborasi dengan Pertamina.

  • BBM SPBU Swasta Langka, Pengusaha Kasih Solusi Ini – Page 3

    BBM SPBU Swasta Langka, Pengusaha Kasih Solusi Ini – Page 3

    Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga menegaskan hingga kini belum menerima permintaan suplai bahan bakar minyak (BBM) dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta, seperti Shell dan British Petroleum (BP AKR), yang tengah menghadapi kelangkaan BBM.

    “Belum ada permintaan (dari SPBU swasta),” ujar Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Roberth Marcelino Verieza Dumatubun, dikutip dari Antara, Kamis (17/9/2025).

    Pernyataan ini menanggapi kelangkaan BBM di sejumlah SPBU swasta sejak pertengahan Agustus 2025. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menyarankan agar pengelola SPBU swasta bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga untuk memenuhi kebutuhan pasokan.

    Meski sempat kembali menjual BBM jenis Shell Super pada awal September, stok di SPBU Shell kembali menipis. Berdasarkan data, per Minggu (7/9/2025), ada 50 SPBU Shell di Jakarta yang masih menjual Shell Super, namun jumlah itu turun drastis menjadi hanya 16 SPBU pada Rabu (17/9/2025).

    Menanggapi kondisi tersebut, Bahlil menyampaikan pemerintah telah memberikan tambahan kuota impor BBM sebesar 10 persen bagi SPBU swasta. Ia juga menegaskan, jika masih membutuhkan pasokan lebih, SPBU swasta dapat melakukan kolaborasi dengan Pertamina.

  • SPBU Shell Kediri Alami Kekosongan Stok V-Power, Impor BBM Dibatasi

    SPBU Shell Kediri Alami Kekosongan Stok V-Power, Impor BBM Dibatasi

    Kediri (beritajatim.com) – SPBU Shell di Jalan Pare, Kandagan, Kecamatan Kecong, Kabupaten Kediri, hanya menyediakan satu jenis bahan bakar minyak (BBM) sejak Sabtu (13/9/2025). Stok V-Power mengalami kekosongan, menyisakan BBM jenis Super yang masih dapat dijual.

    Kekosongan ini terjadi akibat pembatasan izin impor BBM oleh pemerintah, yang berdampak pada pasokan ke sejumlah SPBU swasta di berbagai kota.

    Muhammad Alfarizi, FSC Shell, menjelaskan bahwa kondisi stok di SPBU Shell Kediri tidak berbeda dengan SPBU swasta lainnya di kota-kota besar seperti Surabaya, yang bahkan telah mengalami kelangkaan lebih dari seminggu.

    Menurutnya, masalah ini bersumber dari kekosongan stok di terminal BBM di Gresik. Ia menegaskan bahwa isu kekosongan ini bukan disebabkan oleh keterlambatan pengiriman, seperti yang pernah terjadi sebelumnya, melainkan karena kebijakan pembatasan impor.

    “Ya kalau dari kabarnya kan karena itu Izin impornya kan dibatasi sama pemerintah Itu lho,” katanya.

    Menyikapi wacana bahwa SPBU swasta dapat membeli BBM dari Pertamina untuk mengatasi kelangkaan, Fariz menyatakan ketidaksetujuannya. Langkah tersebut dinilai berpotensi merusak kepercayaan pelanggan yang telah memilih Shell atas pertimbangan kualitas produk.

    Hingga berita ini diturunkan, pihaknya belum menerima keputusan atau regulasi apapun dari kantor pusat untuk mengatasi masalah kekosongan stok ini.

    Untuk jangka pendek, stok BBM Super masih aman dan diperkirakan dapat mencukupi permintaan hingga tiga hingga empat minggu ke depan. Situasi ini juga untuk sementara mengamankan posisi karyawan.

    Namun, untuk jangka panjang, belum ada kepastian mengenai dampaknya terhadap kelangsungan operasional dan tenaga kerja.

    SPBU Shell di Kediri, yang beroperasi sejak 2022, biasanya menjual dua produk andalannya: V-Power untuk kendaraan berperforma tinggi dan Super yang setara dengan Pertamax.

    Harga jualnya menyesuaikan dengan fluktuasi harga minyak dunia. Saat ini, harga Super dijual sebesar Rp 12.580 per liter, sedangkan V-Power Rp 13.140 per liter.

    “Harapannya untuk perusahaan-perusahaan swasta kaya gini ini jangan dipersulit gitu,” tutupnya. [nm/ted]