Tempat Fasum: SPBU

  • Video: BBM Impor Masih Jadi Andalan, Swasembada Energi Kapan Terwujud?

    Video: BBM Impor Masih Jadi Andalan, Swasembada Energi Kapan Terwujud?

    Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah disebut Tenaga Ahli Bidang Percepatan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Anggawira memastikan pengawasan standar BBM yang beredar di Indonesia, termasuk di SPBU swasta sesuai SNI 9235.204 dan melalui uji mutu.

    Pemerintah melalui Kementerian ESDM bersama Badan Usaha menyusun rencana pasokan dan kebutuhan BBM dalam neraca komoditas dengan asumsi adanya pertumbuhan kebutuhan 10% per tahun. Di sisi lain pemerintah mendorong produksi minyak mentah dalam negeri untuk menekan angka impor BBM dengan mendorong eksplorasi sumber minyak sekaligus meningkatkan efisiensi pengolahan kilang minyak dalam negeri.

    Di sisi lain, pemerintah terus mendorong investasi sektor hulu hingga hilir migas sebagai upaya meningkatkan produksi minyak menuju target swasembada energi RI.

    Seperti apa strategi pemerintah mengurangi impor BBM menuju swasembada energi? Selengkapnya simak dialog Maria Katarina dengan Tenaga Ahli Bidang Percepatan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Anggawira dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Jum’at, 26/09/2025)

  • Tiga Pemuda Bisnis Uang Palsu, Edarkan Rp 13 Juta di Kukar

    Tiga Pemuda Bisnis Uang Palsu, Edarkan Rp 13 Juta di Kukar

    Selain uang palsu, polisi juga menyita barang bukti berupa satu unit sepeda motor Honda Scoopy tanpa nomor polisi, tiga unit ponsel, serta uang tunai Rp 594 ribu hasil kejahatan.Kapolsek Loa Janan, AKP Abdillah Dalimunthe, mengatakan bahwa salah satu pelaku, RH, mengaku membeli uang palsu senilai Rp 60 juta melalui transaksi online.

    Uang tersebut kemudian diedarkan bersama dua rekannya dengan menyasar toko kelontong, agen BRILink, SPBU, penjual sembako, hingga kios bensin eceran. Aksi ini diketahui sudah berlangsung sejak tahun 2024 dengan wilayah peredaran mencakup Samarinda, Kutai Kartanegara, hingga Balikpapan.

    “Polsek Loa Janan berkomitmen memberantas peredaran uang palsu karena sangat merugikan masyarakat dan merusak stabilitas perekonomian. Kami mengimbau masyarakat lebih teliti saat menerima uang tunai dan segera melapor jika menemukan dugaan peredaran uang palsu,” tegas Kapolsek.

    Ketiga pelaku kini ditahan di Polsek Loa Janan untuk proses hukum lebih lanjut. Mereka dijerat dengan Pasal 36 ayat (2) dan (3) UU RI Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, junto Pasal 245 KUHP, Pasal 378 KUHP, dan Pasal 55 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

  • Pertamina Hadirkan SPBU Signature, Ini Fasilitasnya

    Pertamina Hadirkan SPBU Signature, Ini Fasilitasnya

    Jakarta

    Pertamina Patra Niaga menghadirkan pengalaman baru di SPBU Pertamina Signature 31.122.04 Pondok Indah. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari Pertamina meningkatkan pelayanan konsumen.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun mengatakan SPBU Pertamina Signature menawarkan berbagai layanan tambahan yang bisa dinikmati oleh konsumen. Misalnya pelanggan dapat melakukan pengisian BBM minimal Rp 350 ribu tersebut akan mendapatkan layanan semir ban gratis.

    Roberth mengatakan SPBU ini juga dilengkapi fasilitas umum yang lengkap, mulai dari musala bersih dengan perlengkapan salat (mukena, sarung, dan Al-Quran), area wudhu, hingga toilet yang bersih.

    Untuk kebutuhan istirahat, tersedia Bright Store dengan beragam pilihan snack, minuman, bakery, popcorn, ramen instan yang bisa langsung dimasak, serta produk pelumas Pertamina. Konsumen juga bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan adanya outlet LPG di SPBU ini.

    “SPBU Pertamina Signature kami hadirkan untuk memberikan pengalaman lebih bagi para konsumen. Kami ingin setiap konsumen merasa nyaman dan dilayani dengan ramah. Harapannya, siapa pun yang singgah bisa merasakan pengalaman berbeda dan membuat mereka betah hingga ingin kembali lagi,” ujar Roberth dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).

    Roberth menambahkan, Pertamina juga memberikan promo menarik melalui aplikasi MyPertamina. Promo tersebut di antaranya potongan Rp 300/liter untuk Pertamax dan Pertamax Turbo setiap Senin, potongan Rp 300/liter untuk Pertamax dan Pertamax Turbo setiap Jumat, dan Bonus Akhir Pekan double point MyPertamina tiap Sabtu dan bonus E-Voucher MyPertamina Rp 10.000 tiap Minggu.

    “Pertamina Patra Niaga berkomitmen meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, mulai dari penyediaan SPBU yang lebih nyaman dengan fasilitas umum yang bersih dan gratis. Harapannya, SPBU Pertamina tidak hanya menjadi tempat mengisi BBM, tetapi juga “one stop solution” bagi masyarakat untuk mengisi energi sebelum beraktivitas,” tutup Roberth.

    (hns/hns)

  • Bukan Sahabat SPBU, Motor Ini Iritnya Kebangetan: Tembus 71 Km/Liter

    Bukan Sahabat SPBU, Motor Ini Iritnya Kebangetan: Tembus 71 Km/Liter

    Jakarta

    Motor Honda memang terkenal dengan keiritannya dalam konsumsi bahan bakar. Tapi, motor ini kebangetan iritnya. Konsumsi bahan bakar diklaim tembus 71 km/liter.

    Motor tersebut adalah motor bebek Honda Wave 125 yang dijual di Thailand. Baru-baru ini, Honda Thailand meluncurkan Honda Wave 125 terbaru yang terkenal irit bahan bakarnya.

    Dikutip dari Greatbiker, Honda Wave 125 terbaru hadir dengan desain segar, fitur lebih canggih, dan pilihan warna premium yang membuatnya terlihat mewah dari segala sudut.

    Honda Wave 125 cukup laris di Thailand. Motor ini dikenal sebagai motor keluarga nomor satu di Thailand selama puluhan tahun. Generasi terbarunya tetap mempertahankan keunggulan klasik seperti ketangguhan, irit bahan bakar dan kemudahan perawatan.

    Honda Wave 125 terbaru menggunakan mesin versi sebelumnya. Motor ini mengandalkan mesin berkapasitas 124,8cc dengan muntahan tenaga 9,1 dk dan torsi 10 Nm. Kendaraan tersebut mengadopsi Honda Smart Engine dengan teknologi injeksi. Alhasil, konsumsi bahan bakarnya sangat irit. Honda mengklaim motor ini punya konsumsi BBM 71,4 km/liter berdasarkan standar ECE R40 Mode.

    Dari sisi tampilan, Wave 125 2025 mendapat pembaruan pada lekukan bodi yang lebih modern serta pilihan warna baru yang memberi kesan premium tanpa kehilangan DNA bebek sejati. Honda menyebut, desainnya kini lebih aerodinamis sekaligus tetap praktis untuk penggunaan harian, termasuk membawa barang atau melintasi jalanan padat.

    Honda Wave 125 terbaru juga memiliki fitur yang lebih lengkap. Wave 125 terbaru kini dibekali Honda Smart Key alias kunci pintar tanpa colok, charger USB-C untuk mengisi daya ponsel, hingga sistem pengereman CBS atau combi brake system yang membuat pengereman depan dan belakang lebih seimbang.

    Berikut Harga Honda Wave 125 di Thailand:

    Standard: 57.200 baht (Rp 29,8 juta)Alloy Wheel: 59.400 baht (Rp 30,9juta)Alloy Wheel w/ Keyless: 60.800 baht (Rp 31,6 juta)Special Edition: 66.200 baht (Rp 34,4 juta).

    (rgr/dry)

  • Pertamina Pasok 40 Ribu Barel BBM ke Vivo

    Pertamina Pasok 40 Ribu Barel BBM ke Vivo

    Jakarta

    PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) menyatakan sepakat untuk melakukan proses business to business (B2B) dengan Pertamina Patra Niaga (PPN) dalam pemenuhan Bahan Bakar Minyak (BBM). Dalam hal ini, Vivo akan menyerap 40 ribu barel (MB) dari Pertamina untuk melayani kebutuhan konsumennya.

    “Dengan niat baik, transparansi serta sesuai dengan good corporate governance PPN dan Vivo berkomitmen memastikan ketersediaan BBM serta distribusi energi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat,” kata Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).

    Roberth menyampaikan mekanisme penyediaan pasokan kepada Vivo dengan menggunakan prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku. Proses berikutnya akan dilanjutkan dengan uji kualitas dan kuantitas produk BBM menggunakan surveyor yang sudah disepakati bersama.

    Ia mengatakan kolaborasi dengan badan usaha swasta menjadi bukti nyata bahwa menjaga energi adalah kerja bersama.

    “Dengan semangat gotong royong, layanan energi diharapkan semakin merata, adil, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.

    Sementara itu untuk empat BU swasta lainnya hingga saat ini masih berkoordinasi dengan kantor pusat masing-masing.

    Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga (PPN) menyatakan kesiapannya untuk menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) murni atau base fuel ke badan usaha swasta yang memiliki SPBU sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas pasokan yang saat ini sedang kosong. Hal ini dikarenakan kargo base fuel atau Bahan Bakar Minyak (BBM) telah tiba di Jakarta, hari ini (24/9/2025).

    Adapun penyediaan BBM murni tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut arahan pemerintah melalui Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, yang mendorong kolaborasi pemenuhan kebutuhan BBM antara Pertamina dan Badan Usaha Swasta (BU swasta).

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun menegaskan bahwa Pertamina membuka ruang kolaborasi dengan semangat saling menghormati aturan dan tata kelola yang berlaku. Ia mengatakan, seluruh aspek komersial juga akan dibahas lebih lanjut, dengan penekanan agar mekanisme berada dalam koridor hukum, aturan pemerintah, serta prinsip good corporate governance.

    “Pertamina Patra Niaga menawarkan mekanisme penyediaan pasokan dengan menggunakan prosedur yang ada. Harapan kami, BU swasta dapat berkolaborasi dengan niat baik, sambil tetap menghormati aturan dan aspek kepatuhan yang berlaku di BUMN,” jelas Roberth dalam keterangan tertulis, Rabu (24/9/2025).

    (eds/eds)

  • Tambal Kekosongan Stok SPBU, Vivo Serap 40 Ribu Barel BBM Impor dari Pertamina – Page 3

    Tambal Kekosongan Stok SPBU, Vivo Serap 40 Ribu Barel BBM Impor dari Pertamina – Page 3

    Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, sejumlah pengelola SPBU swasta telah menjalin kesepakatan impor BBM lewat skema business to business (B2B) dari PT Pertamina (Persero), untuk mengisi kekosongan stok BBM di SPBU swasta.

    Juru Bicara Kementerian ESDM Dwi Anggia mengatakan, kuota impor BBM tambahan untuk SPBU swasta tersebut sudah tiba di Indonesia, tepatnya pada Rabu (24/9/2025) lalu.

    Kuota impor BBM tambahan tersebut disalurkan kepada 5 perusahaan pengelola SPBU swasta, yakni Shell Indonesia, BP-AKR, Vivo, Exxon, dan AKR Corporindo. Namun, Anggia menyebut salah satu di antaranya masih enggan mengambil BBM impor dari Pertamina.

    “Sampai hari Rabu malam itu dari 5 badan usaha swasta, hanya satu BU swasta yang belum sepakat,” ujar Dwi Anggia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/9/2025) kemarin.

     

  • Skema B2B Impor BBM, Guru Besar UI: Solusi Perkuat Ketahanan Energi

    Skema B2B Impor BBM, Guru Besar UI: Solusi Perkuat Ketahanan Energi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang memfasilitasi skema business-to-business (B2B) antara PT Pertamina (Persero) dan SPBU swasta dinilai sebagai langkah strategis untuk menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.

    Guru Besar Universitas Indonesia,  Prof. Andy N. Sommeng, menyatakan skema B2B memberi keuntungan signifikan. Dengan pembelian dalam volume besar, kata Andy, posisi tawar Pertamina meningkat, logistik menjadi lebih efisien, dan stok nasional menjadi lebih terjamin. “Dengan skema impor ini, Pertamina bisa membeli dalam volume besar. Bargaining power meningkat, logistik lebih efisien, dan stok nasional lebih aman,” ujarnya, Selasa (23/9/2025).

    Menurut Andy, hasil rapat antara ESDM, Pertamina, dan pengelola SPBU swasta yang melahirkan empat poin kesepakatan memperlihatkan tata kelola yang transparan. Poin-poin itu meliputi jaminan pasokan dalam tujuh hari, keterlibatan surveyor independen, serta mekanisme harga yang terbuka.

    Ia menegaskan bahwa pengaturan ini bukan monopoli komersial, melainkan monopoli negara yang sah sesuai ketentuan UU Migas, PP 36/2004, dan Perpres 191/2014. “Ini sejalan dengan implementasi Pasal 33 UUD 1945,” tambahnya.

    Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah tidak membatasi kuota impor bagi SPBU swasta. Alokasi untuk tahun ini dinaikkan 10% dibandingkan realisasi 2024, menjadi 110% dari realisasi tahun lalu. “Kalau tahun lalu 1 juta kiloliter, tahun ini 1,1 juta kiloliter. Kalau masih kurang, silakan kolaborasi dengan Pertamina,” ujar Bahlil.

    Bahlil juga memastikan cadangan BBM nasional saat ini mencukupi untuk kebutuhan 18–21 hari. Ia menekankan bahwa pengelolaan energi merupakan urusan publik yang harus tetap dikontrol negara. “Energi menyangkut hajat hidup orang banyak. Cabang industri ini wajib tetap dikontrol negara,” kata Bahlil.

    Sebagai mantan Kepala BPH Migas (2011–2017), Andy menekankan peran strategis Pertamina bukan sekadar sebagai importir tunggal, tetapi juga sebagai penyangga terhadap fluktuasi pasar global. Bila sepenuhnya diserahkan ke pasar bebas, ujarnya, volatilitas harga akan membebani konsumen kecil. “Negara wajib hadir memastikan stabilitas,” tutur Andy.

    Data ESDM menunjukkan pangsa pasar SPBU swasta mencapai sekitar 13% dari total distribusi nasional. Kehadiran mereka, menurut Andy, penting untuk meningkatkan layanan ritel BBM, namun harus berada dalam koridor regulasi agar tidak mengganggu peran strategis Pertamina.

    Andy mengingatkan bahwa skema impor B2B sebaiknya dipandang sebagai solusi jangka menengah. Prioritas tetap pada percepatan pembangunan kilang dan diversifikasi energi agar ketergantungan impor tidak berkepanjangan. “Kebijakan ini bukan solusi permanen, tapi jembatan menuju kemandirian energi. Pemerintah perlu transparan dalam kompensasi ke Pertamina dan memperkuat proyek kilang,” katanya.

    Dengan skema yang terstruktur dan transparan, diharapkan publik semakin yakin pasokan BBM terjaga, harga terkendali, dan tata kelola energi berjalan sesuai amanat konstitusi. Implementasi yang konsisten, menurut para pengamat, akan menentukan efektivitas skema ini dalam jangka menengah.

  • Stok BBM SPBU Swasta di Jakbar Masih Langka hingga Hari Ini
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 September 2025

    Stok BBM SPBU Swasta di Jakbar Masih Langka hingga Hari Ini Megapolitan 26 September 2025

    Stok BBM SPBU Swasta di Jakbar Masih Langka hingga Hari Ini
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Stok bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta di Jakarta Barat masih langka hingga Jumat (26/9/2025).
    Hasil penelusuran
    Kompas.com
    di sepanjang Jalan Letjen S Parman, Jalan Daan Mogot, hingga Jalan Panjang menunjukkan ketersediaan bensin sangat jarang ditemui, terutama di SPBU Shell dan BP.
    Para petugas di lokasi hanya mengatupkan tangan dan memberikan tanda silang sebagai isyarat tidak ada stok BBM bensin yang bisa dijual.
    Berdasarkan pengecekan di situs resmi Shell, BBM RON92 hanya tersedia di tiga titik di Jakarta, yakni satu di kawasan Jakarta Barat dan dua di kawasan Jakarta Utara.
    Sementara itu, mayoritas gerai SPBU BP-AKR masih belum memiliki pasokan bensin dan hanya menjual diesel.
    “Sudah satu bulan ini enggak ada kalau di sini. Belum ada info restock juga,” kata Juwita (bukan nama asli), salah satu petugas di SPBU BP Jalan Daan Mogot, Jumat.
    Kondisi berbeda terlihat di SPBU Vivo di kawasan Jalan Daan Mogot hingga Jalan Panjang. Di lokasi ini, BBM RON92 sudah kembali tersedia.
    Namun, antrean panjang kendaraan roda dua terlihat di tiga stasiun yang masih memiliki stok.
    “Baru diisi pagi tadi. Tapi kayaknya ini mah besok udah abis lagi. Apalagi ramai gini,” ujar Irfan (bukan nama asli), petugas Vivo di Jalan Daan Mogot, Jumat.
    “Ntar kalau udah abis, ya nunggu lagi aja. Enggak pasti soalnya, pengisian itu infonya tiba-tiba, jadi kita enggak tau,” imbuhnya.
    Kelangkaan BBM di SPBU swasta memicu keluhan warga Jakarta.
    Padahal, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menyatakan pasokan BBM di SPBU swasta akan kembali normal mulai Jumat (26/9/2025).
    “Mulai hari ini sudah dibicarakan dan akan dilanjutkan dengan rapat teknis, stoknya. Paling lambat tujuh hari barang sudah bisa masuk di Indonesia,” ucap Bahlil pada Jumat (19/9/2025) lalu.
    Kesepakatan pembelian bahan bakar mentah oleh SPBU swasta melalui Pertamina disebut menjadi langkah utama untuk mengatasi kelangkaan ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengendara Mulai Beralih Usai SPBU Swasta Impor BBM Lewat Pertamina
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 September 2025

    Pengendara Mulai Beralih Usai SPBU Swasta Impor BBM Lewat Pertamina Megapolitan 26 September 2025

    Pengendara Mulai Beralih Usai SPBU Swasta Impor BBM Lewat Pertamina
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Sejumlah pengendara menanggapi kesepakatan SPBU swasta membeli bahan bakar minyak (BBM) impor melalui PT Pertamina (Persero).
    Kesepakatan impor BBM dilakukan lewat skema
    business to business
    (B2B) dari Pertamina untuk mengisi kekosongan stok BBM di SPBU swasta yang terjadi belakangan ini.
    Wati (37), warga Jakarta Pusat, mengaku kebijakan tersebut membuatnya berpikir ulang untuk kembali mengisi BBM di SPBU Shell.
    “Mending Pertamina. Kalau stok ada, pasti saya tetap ke Shell. Tapi kalau kosong terus, dan impor dari Pertamina, otomatis pindah,” kata Wati saat ditemui, Jumat (26/9/2025).
    Ia menuturkan, dalam beberapa pekan terakhir stok bensin di SPBU swasta sering kosong sehingga ia terpaksa beralih ke SPBU Pertamina.
    “Ya mau bagaimana ya, pasti beralih. Saya belinya pertalite di Pertamina karena takut kalau pertamax dioplos,” ujarnya.
    Menurut Wati, harga BBM di SPBU swasta memang lebih mahal dibandingkan Pertamina.
    Namun, jika pasokan impor tetap berasal dari Pertamina, ia lebih memilih mengisi di SPBU milik BUMN tersebut.
    “Kalau harga, pasti mahal yang swasta. Tapi kalau impor satu sumber, kan Pertamina lebih murah. Pasti saya pilih Pertamina saja dengan jenis yang sama, toh bensinnya sama,” tutur Wati.
    Sementara itu, Satria (27), pengendara sepeda motor asal Jakarta Selatan, menilai kebijakan impor BBM melalui Pertamina tidak menjadi masalah selama kualitas BBM di SPBU swasta tetap terjaga.
    “Kalau kualitasnya sama dengan Pertamina, ya jujur saya pilih isi di Pertamina saja karena lebih murah,” kata Satria.
    Senada, Riko (30), pengendara mobil pribadi, juga mengaku memilih Pertamina selama stok BBM di Shell kosong.
    “Saya sementara memang pindah dulu ke Pertamina, selama stok dari Shell kosong,” ujarnya.
    Namun, Riko menilai kebijakan ini berpotensi memengaruhi harga di pasar.
    “Kalau semua lewat Pertamina, harganya bisa dikendalikan oleh satu pihak saja. Kita sebagai konsumen jadi tidak punya pilihan. Menurut saya, pemerintah perlu melakukan pengawasan agar tetap adil,” ungkapnya.
    Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memastikan akan kembali mengimpor BBM untuk memenuhi kebutuhan SPBU swasta.
    Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengatakan impor tambahan berasal dari berbagai sumber untuk menyediakan base fuel yang dapat dibeli SPBU swasta.
    “Pokoknya kita usahakan dalam satu minggu ke depan ini sudah terpenuhi dan SPBU swasta sudah bisa berjalan normal,” kata Simon dalam keterangan yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/9/2025).
    Ia menambahkan, impor tambahan akan dilakukan sesuai kebutuhan hingga akhir 2025, sementara kuota impor pada 2026 masih akan dibahas lebih lanjut.
    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menegaskan seluruh SPBU swasta telah sepakat membeli BBM dari Pertamina setelah rapat di Kementerian ESDM pada Jumat (19/9/2025).
    Kesepakatan itu diambil untuk mengatasi kelangkaan BBM nonsubsidi yang sempat terjadi di sejumlah SPBU non-Pertamina.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina Bantah Narasi Viral Rugi Rp5 Triliun Meski Jual BBM Mahal

    Pertamina Bantah Narasi Viral Rugi Rp5 Triliun Meski Jual BBM Mahal

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa narasi yang beredar di media sosial mengenai harga penjualan BBM dan kinerja keuangan perseroan adalah informasi keliru.

    Viral konten di media sosial X (dulu Twitter) yang menarasikan bahwa Pertamina rugi Rp5 triliun meski menjual BBM jenis Pertamax seharga Rp13.000 per liter. Konten tersebut juga membandingkan kinerja keuangan Pertamina dengan BUMN migas Malaysia, Petronas, yang disebut untung Rp280 triliun meski menjual BBM setara Pertamax dengan harga Rp6.700 per liter.

    VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan bahwa informasi tersebut keliru. Dia memastikan perseroan masih membukukan laba sepanjang 2024.

    Berdasarkan data resmi perusahaan, Pertamina membukukan laba bersih senilai US$3,13 miliar atau sekitar Rp49,5 triliun pada periode tahun buku 2024.

    “Dalam periode itu, Pertamina juga mencatat kontribusi sebesar Rp401,73 triliun kepada negara,” ujar Fadjar melalui keterangan tertulis, Jumat (26/9/2025).

    Fadjar menegaskan, sebagai badan usaha milik negara, Pertamina berkomitmen menyediakan harga bahan bakar sesuai regulasi dan terjangkau, serta berkontribusi bagi masyarakat dan negara.

    Adapun, harga BBM Pertamax per 1 September 2025 tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya, yakni tetap Rp12.200 per liter. Harga Pertamax di Pertashop juga tetap dibanderol Rp12.100 per liter.

    Harga BBM keluaran terbaru Pertamina, Pertamax Green 95, juga tidak berubah atau tetap dipatok Rp13.000 per liter.

    Sementara itu, BBM nonsubsidi lainnya mengalami penurunan harga. Harga Pertamax Turbo turun menjadi Rp13.100 per liter. BBM jenis bensin dengan nilai oktan 98 (RON 98) tersebut mengalami penurunan sebesar Rp100 per liter dibandingkan Agustus 2025 yang dipatok Rp13.200 per liter.

    Untuk BBM jenis diesel, harga Dexlite mengalami penurunan sebesar Rp250 menjadi Rp13.600 per liter, dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp13.850 per liter.

    Kemudian, Pertamina Dex dipatok seharga Rp13.850 per liter atau turun Rp300 dibandingkan bulan lalu yang dibanderol seharga Rp14.150 per liter.

    Sementara itu, harga BBM jenis Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi tidak mengalami perubahan.

    Berikut daftar lengkap harga BBM di SPBU Pertamina per 1 September 2025:

    Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter
    Bio Solar (Diesel CN48): Rp6.800 per liter
    Pertamax (RON 92): Rp12.200 per liter
    Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.100 per liter
    Pertamax Green (RON 95): Rp13.000 per liter
    Dexlite (CN 51): Rp13.600 per liter
    Pertamina Dex (CN 53): Rp13.850 per liter
    *Berlaku di wilayah Jakarta dan sekitarnya