Tempat Fasum: SPBU

  • Exxon dan Shell Belum Putuskan Beli BBM dari Pertamina – Page 3

    Exxon dan Shell Belum Putuskan Beli BBM dari Pertamina – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Negosiasi pengadaan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU swasta masuk babak baru. Ternyata, dua badan usaha swasta, Shell dan Exxon, masih belum sepakat untuk beli BBM atau bahan dasar (base fuel) dari Pertamina.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth Domatubun, mengatakan bahwa pembahasan antara Pertamina dan badan usaha swasta masih berjalan. Namun, kedua entitas tersebut masih butuh waktu dan belum mengambil keputusan.

    “Exxon dan Shell belum dapat memberikan keputusan lanjutan,” kata Roberth saat dihubungi Liputan6.com, Senin (6/10/2025).

    Diketahui, hal ini menjadi salah satu hasil pembicaraan antara badan usaha swasta dan Pertamina di kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Jumat (3/10/2025) lalu.

    Dia menjelaskan, Shell disebut masih harus koordinasi dengan kantor pusatnya berkaitan dengan spesifikasi pemenuhan kepatuhan vendor (vendor compliance).

    “Exxon akan berdiskusi untuk kebutuhan November (2025) karena masih memiliki stok,” tambah Roberth.

     

  • Harga BBM Pertamina, Shell, bp, dan Vivo naik pada Oktober

    Harga BBM Pertamina, Shell, bp, dan Vivo naik pada Oktober

    Jakarta (ANTARA) – Harga bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina, Shell, bp, dan Vivo terpantau naik pada Oktober 2025, apabila dibandingkan dengan September 2025.

    Dikutip dari laman resmi Pertamina di Jakarta, Senin, tercatat harga Pertamina Dex Series di wilayah tersebut mengalami perubahan. Harga BBM jenis Dexlite (CN 51) mengalami peningkatan menjadi Rp13.700 per liter dari Rp13.600 per liter.

    Rincian harga BBM SPBU Pertamina (Jakarta) adalah sebagai berikut:

    Pertalite: Rp10.000 per liter;

    Solar Subsidi: Rp6.800 per liter;
Pertamax: Rp12.200 per liter;
Pertamax Turbo: Rp13.100 per liter;
Pertamax Green: Rp13.000 per liter;
    Dexlite: Rp13.700 per liter; dan
Pertamina Dex: Rp14.000 per liter.

    Sementara itu, harga BBM di SPBU Shell juga turut mengalami peningkatan di tengah-tengah isu kelangkaan sejak pertengahan Agustus, dengan jenis Shell Super dipatok Rp12.890 per liter pada Oktober 2025.

    Adapun rincian harga BBM di SPBU Shell sebagaimana yang dikutip dari laman resmi SPBU Shell adalah sebagai berikut:

    Super: Rp12.890 per liter;
    V-Power: Rp13.420 per liter;

    V-Power Diesel: Rp14.270; serta
V-Power Nitro+: Rp13.590 per liter.

    Selanjutnya, harga BBM di SPBU bp juga mengalami peningkatan pada Oktober apabila dibandingkan dengan September. Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU BP:

    BP Ultimate: Rp13.420 per liter;
BP 92: Rp12.890 per liter; dan
BP Ultimate Diesel: Rp14.270 per liter.

    Selaras dengan Shell dan bp, harga BBM di SPBU Vivo juga naik apabila dibandingkan dengan September 2025.

    Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU Vivo:

    Revvo 90: Rp12.810 per liter;

    Revvo 92: Rp12.890 per liter;

    Revvo 95: Rp13.420 per liter; serta
Diesel Primus Plus: Rp14.270 per liter.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • FKBI sepakat Kementerian ESDM batasi impor BBM

    FKBI sepakat Kementerian ESDM batasi impor BBM

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) Tulus Abadi menilai langkah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengendalikan impor bahan bakar minyak (BBM) melalui pemberian kuota sudah tepat dan rasional.

    “Impor BBM perlu dikendalikan mengingat masalah devisa negara, neraca perdagangan, dan komoditas strategis yang harus diintervensi negara,” ucap Tulus di Jakarta, Minggu.

    Meskipun kebijakan tersebut lantas menyebabkan kelangkaan BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta, Tulus menilai kebijakan pemerintah bisa dimengerti dan rasional.

    Ia pun menyampaikan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir terkait performa SPBU Pertamina, sebab masalah kualitas dan spesifikasi BBM dari perusahaan plat merah tersebut sudah diatur dengan ketat oleh Kementerian ESDM.

    “Tentunya, Pertamina tidak berani main-main dengan hal itu, termasuk soal adanya etanol,” kata Tulus.

    Ia meyakini kandungan etanol dalam BBM Pertamina sudah menyesuaikan dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM. Selain itu, kandungan etanol dalam BBM bahkan lumrah ditemukan di SPBU luar negeri, seperti Shell di Amerika Serikat.

    “Masalah etanol terkait erat dengan upaya pengurangan emisi karbon yang menjadi perhatian dunia,” kata Tulus.

    Lebih jauh, Tulus menilai bahwa kelangkaan BBM di SPBU swasta dapat menjadi momentum bagi Pertamina untuk melakukan rebranding korporasi, baik dari sisi pelayanan maupun citra kepada publik.

    Tulus mendukung pembuktian bahwa takaran dan volume BBM dari SPBU Pertamina sudah presisi, sebagaimana ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, ia juga mendorong Pertamina untuk memberikan inovasi dan pelayanan yang jauh lebih baik dari saat ini.

    Pemberian pelayanan tersebut bisa dimulai dari memitigasi lonjakan pembeli di SPBU Pertamina imbas kosongnya BBM di SPBU swasta.

    “Lonjakan harus diantisipasi, dimitigasi oleh SPBU Pertamina, terutama terkait antrean di titik-titik SPBU strategis, khususnya bagian sepeda motor,” ucap Tulus.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Stok Kosong Melompong, Shell Jadi Beli BBM Pertamina? Ini Kata Bahlil

    Stok Kosong Melompong, Shell Jadi Beli BBM Pertamina? Ini Kata Bahlil

    Bisnis.com, JAKARTA — Kelangkaan stok BBM SPBU Shell, Vivo, hingga BP-AKR masih berlanjut seiring badan usaha SPBU swasta tersebut batal sepakat membeli base fuel atau BBM murni dari Pertamina. 

    Kondisi terkini stok BBM di SPBU Shell telah habis total per Jumat (3/10/2025). Berdasarkan laman resmi Shell, stok bensin, yakni Shell Super,  Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ saat ini belum tersedia di jaringan SPBU Shell.

    Terkait kondisi tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun kembali mengumpulkan SPBU swasta dan PT Pertamina Patra Niaga pada Jumat (3/10/2025) sore. 

    Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia enggan berkomentar terkait keputusan SPBU swasta dalam membeli pasokan dari Pertamina.

    “Itu nanti ya [Shell],” kata Bahlil ketika ditanya apakah Shell jadi membeli BBM dari Pertamina, Minggu (5/10/2025). 

    Pemerintah pun masih kukuh tak memberikan kuota impor tambahan untuk SPBU swasta di sisa akhir tahun ini. Alasannya, pemerintah telah memberikan tambahan kuota 10% dari realisasi tahun lalu untuk kebutuhan impor tahun ini. 

    “Masing-masing kan sudah dikasih jatah ya, sudah ada jatahnya masing-masing ya,” imbuh Bahlil.

    Untuk itu, pemerintah meminta SPBU swasta untuk membeli pasokan BBM dari Pertamina karena jatah impor BBM perusahaan pelat merah itu masih tersedia hingga akhir tahun ini. 

    Namun, pihak SPBU swasta termasuk BP belum sepakat membeli base fuel dari Pertamina. Hal ini terjadi lantaran base fuel yang disediakan mengandung etanol yang mencapai 3,5%.

    Polemik tersebut akhirnya membuat Kementerian ESDM kembali mengumpulkan SPBU swasta dan PT Pertamina Patra Niaga pada Jumat (3/10/2025) sore. 

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, pihaknya akan memfasilitasi pembahasan secara business to business (B2B) antara pelaku usaha swasta dengan Pertamina terkait keputusan transaksi jual-beli base fuel. 

    “Ya ini pilihan ya, maksudnya mau kosong sampai akhir tahun atau mau ada yang disepakati,” ujar Laode di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (3/10/2025). 

    Pihaknya tetap mendorong SPBU swasta membeli base fuel dari Pertamina. Hal ini menyusul kelangkaan stok BBM di SPBU swasta, seperti Shell, BP, hingga Vivo yang terjadi sejak akhir Agustus 2025 lalu.

    Dia pun menanggapi terkait pihak SPBU swasta belum sepakat membeli base fuel dari Pertamina. Padahal, Pertamina telah menyediakan 100.000 barel stok. Hal ini terjadi lantaran base fuel itu mengandung etanol yang mencapai 3,5%. 

    Menurut dia, penggunaan etanol diperbolehkan selama masih di bawah 20%. Laode bahkan menyebut, Shell di Amerika Serikat (AS) turut menggunakan etanol dalam racikan BBM mereka. 

    “Kalau di Amerika saja, Shell juga sudah pakai etanol. Di Amerika sendiri mereka bensinnya pakai etanol. Saya bisa kasih lihat bukti-bukti itu,” ucap Laode. 

    Laode mengungkapkan, nasib pasokan base fuel sebanyak 100.000 barel yang sudah disiapkan Pertamina untuk SPBU swasta akhirnya diserap oleh Pertamina sendiri. Sebab, SPBU swasta batal membeli base fuel tersebut. 

    “Kalau base fuel tetap terpakai ya. Makanya kan disampaikan bahwa kelangkaan itu tidak akan terjadi, Kenapa? Karena kan sebenarnya ada, cuma yang satunya kalau maunya yang tadi. Yang satunya yang sudah ada di Pertamina. Kalau Pertamina itu enggak akan kehabisan,” katanya.

    Kendati demikian, Kementerian ESDM memastikan badan usaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta, seperti Shell, BP, Vivo, dan lainnya dapat kembali mengimpor bahan bakar minyak (BBM) secara mandiri tahun depan sesuai alokasi yang diberikan pemerintah. 

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, imbauan untuk pembelian base fuel atau BBM murni dari Pertamina yang diarahkan pemerintah saat ini lantaran kuota impor BBM SPBU swasta tahun ini sudah habis. Sementara itu, Pertamina masih memiliki jatah impor BBM dari kuota yang diberikan pemerintah sejak awal. 

    “Untuk tahun depan ini sesuai dengan berapa alokasi yang diberikan kepada badan usaha, badan usaha bisa melakukan impor kembali sesuai dengan alokasi yang diberikan kepada mereka,” kata Yuliot kepada wartawan, Senin (30/9/2025) lalu. 

    Namun, dia menegaskan Kementerian ESDM akan melakukan evaluasi ulang untuk kuota impor BBM tahun depan, termasuk alokasinya untuk masing-masing badan usaha.

    “Badan usaha bisa melakukan impor kembali sesuai dengan alokasi yang diberikan kepada mereka, jadi ini tidak seterusnya. Nanti akan ada alokasi untuk masing-masing, jadi nanti mereka akan lakukan impor sendiri,” tuturnya. 

  • Pertamina Patra Niaga mengapresiasi pelanggan BBM berkualitas

    Pertamina Patra Niaga mengapresiasi pelanggan BBM berkualitas

    apa yang mereka gunakan untuk kendaraan pribadi, juga dipakai di lintasan balap kelas dunia

    Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga mengapresiasi pelanggan setia pengguna BBM berkualitas di SPBU Kota Mataram, NTB, yang telah turut mendukung penyediaan energi saat ajang MotoGP Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 di Sirkuit Internasional Mandalika, NTB.

    “Pertamax adalah produk unggulan kami yang mendukung performa kendaraan sehari-hari, sekaligus menjadi bahan bakar resmi MotoGP Mandalika,” kata Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun, yang mendampingi Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra, menyapa pelanggan setia Pertamax Series di SPBU Kota Mataram, NTB, Sabtu (4/10/2025).

    Dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu, kehadiran jajaran Direksi Pertamina Patra Niaga ini menjadi bentuk apresiasi kepada masyarakat yang telah setia menggunakan bahan bakar berkualitas untuk kendaraan sehari-hari.

    Dalam kesempatan tersebut, Mars Ega Legowo juga membagikan merchandise kepada pelanggan setia Pertamax.

    “Saya senang bisa bertemu langsung dengan pelanggan setia di SPBU ini, karena apa yang mereka gunakan untuk kendaraan pribadi, juga dipakai di lintasan balap kelas dunia,” ujar Roberth.

    Pertamina Patra Niaga juga menghadirkan berbagai promo dan program loyalitas khusus bagi pelanggan Pertamax dan Pertamax Turbo di SPBU kawasan Mandalika.

    Menurut Roberth, hal ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan konsumen, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan masyarakat menggunakan BBM berkualitas sekaligus mendukung agenda transisi energi rendah emisi di Indonesia.

    “Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 adalah panggung global yang membanggakan bangsa. Pertamina Patra Niaga bangga menjadi bagian dari sejarah ini, sekaligus menegaskan komitmen kami untuk menghadirkan energi berkualitas, mendukung prestasi olahraga, serta memperkuat posisi Indonesia di mata dunia,” tambahnya.

    Kehadiran Pertamina Patra Niaga melalui penyediaan energi baik dari SPBU, avtur, hingga LPG untuk gelaran internasional, sehingga menghasilkan dampak berantai, menjadi simbol bahwa perusahaan tidak hanya hadir sebagai penyedia energi, tetapi juga sebagai sahabat masyarakat dalam perjalanan pemenuhan energi kebanggaan bangsa.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • SPBU Swasta Batal Beli, Ini Kata Pakar Soal Kandungan Etanol di BBM

    SPBU Swasta Batal Beli, Ini Kata Pakar Soal Kandungan Etanol di BBM

    Jakarta

    SPBU swasta membatalkan pembelian base fuel dari Pertamina. Alasannya terkait kandungan etanol. Namun pakar menyebut etanol sudah hal lazim digunakan.

    Pusat Kajian Ketahanan Energi Untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (Puskep UI) menyatakan kandungan etanol untuk bahan bakar minyak (BBM) sudah lazim dilakukan di luar negeri, bahkan mencapai 5 persen, 8 persen, dan 10 persen, selain itu keberadaannya positif untuk lingkungan, karena bisa mengurangi emisi karbon.

    “Itu sudah lazim dipakai dan berpengaruh sangat baik untuk lingkungan, mereduksi emisi karbon, di Eropa mereka biasa gunakan 5-8 persen. Di Amerika dan Australia begitu juga. Karena ada beberapa tujuan lain, tidak semata-mata kepentingan bisnis, namun agar mengurangi minyak dari fosil,” kata Direktur Eksekutif Puskep UI Ali Ahmudi, di Jakarta, dikutip dari Antara.

    Menurut Ali, perusahaan-perusahaan energi di berbagai negara juga pasti ingin terlibat dalam proses transisi energi untuk mereduksi emisi dan global warming. Salah satunya, adalah menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.

    “Jadi ini sudah global, bukan lagi lokal dan regional. Dan itu dilakukan oleh Shell, Total, BP di luar negeri. Hampir semuanya,” katanya pula.

    Ali mempertanyakan, alasan penolakan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta di tanah air terhadap BBM impor Pertamina dengan alasan mengandung etanol 3,5 persen, padahal angka tersebut jauh di bawah kandungan etanol di luar negeri dan tentu saja aman untuk mesin kendaraan bermotor. Apalagi mesin-mesin terbaru, yang memang dirancang lebih ramah lingkungan.

    “Apalagi kendaraan 2010-an ke sini sudah relatif ramah lingkungan, teknologinya rata-rata sudah adaptif. Sudah dipersiapkan untuk itu. Justru di berbagai negara, jauh di atas 3,5 persen. Makanya kalau sebesar itu (kandungan etanol 3,5 persen) tidak masalah,” ujar dia lagi.

    Diberitakan detikcom sebelumnya, BP dan Vivo batal membeli BBM base fuel dari Pertamina. Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar mengungkap bahwa dua SPBU swasta itu enggan membeli dari Pertamina lantaran ada kandungan etanol dalam base fuel yang diimpor.

    “Isu yang disampaikan rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten, kontennya itu ada kandungan etanol dimana secara regulasi itu diperkenankan etanol dalam jumlah tertentu kalau tidak salah sampai 20 persen, nah sedangkan ada etanol 3,5 persen nah ini yang membuat kondisi temen-temen SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena konten etanol tersebut,” jelas Achmad.

    BP mengamini hal tersebut. Menurutnya, kargo BBM yang sudah berlabuh di Tanjung Priok itu tak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan perusahaan. Alasannya karena ada kandungan etanol pada base fuel tersebut.

    “Kalau yang sudah sampai di Priok memang sampai saat ini kami belum menerima, salah satu concernnya karena etanol, memang diformulasi kami sampai saat ini belum mengandung etanol,” jelas Presiden Direktur BP-AKR, Vanda Laura.

    (riar/riar)

  • Pertamina pastikan distribusi BBM di Sumba Timur berjalan lancar

    Pertamina pastikan distribusi BBM di Sumba Timur berjalan lancar

    SPBU sementara tidak dapat beroperasi, namun Pertamina pastikan pelayanan dan distribusi tetap berjalan lancar

    Kupang (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga Jawa Timur Bali Nusa Tenggara (Jatimbalinus) memastikan distribusi bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Kabupaten Sumba Timur tepatnya di Kecamatan Kambera tetap berjalan lancar walaupun salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Desa Kambaniru terbakar pada Sabtu (4/10) sore.

    “SPBU sementara tidak dapat beroperasi, namun Pertamina pastikan pelayanan dan distribusi tetap berjalan lancar,” kata Area Manager Comm, Rel & CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi dalam keterangannya saat dihubungi di Kupang, NTT, Minggu.

    Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan akses penyaluran dan distribusi BBM kepada masyarakat di Kabupaten Sumba Timur khususnya di Desa Kambaniru Kecamatan Kambera yang terbakar saat sedang melakukan pengisian BBM.

    Ahad mengatakan pengisian BBM oleh masyarakat dapat dilakukan melalui SPBU alternatif di dua SPBU terdekat, yakni SPBU 54.87101 yang berjarak 2,7 kilometer dari lokasi dan SPBU 54.87102 dengan berjarak 5 kilometer dari lokasi.

    Ahad mengatakan SPBU yang terbakar di Desa Kambaniru tidak menimbulkan korban jiwa namun sempat membuat panik masyarakat serta petugas, walaupun akhirnya bisa dipadamkan.

    “Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Api juga langsung dipadamkan saat itu,” ujar dia.

    Ahad menambahkan kebakaran yang terjadi di SPBU tersebut dari hasil penyidikan sementara disinyalir terjadi akibat korsleting kelistrikan pada kendaraan mobil konsumen yang memicu terbakarnya kendaraan konsumen.

    Saat ini, Pertamina Patra Niaga melaksanakan pengecekan sarana dan prasarana terdampak akibat kebakaran. SPBU itu sementara tidak dapat beroperasi.

    Pewarta: Kornelis Kaha
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • SPBU Kambaniru Sumba Timur Terbakar, Diduga Akibat Percikan Api dari Mobil
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Oktober 2025

    SPBU Kambaniru Sumba Timur Terbakar, Diduga Akibat Percikan Api dari Mobil Regional 5 Oktober 2025

    SPBU Kambaniru Sumba Timur Terbakar, Diduga Akibat Percikan Api dari Mobil
    Tim Redaksi
    KUPANG, KOMPAS.com –
    Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kambaniru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), terbakar.
    Kebakaran tersebut terjadi setelah satu unit mobil Kijang yang mengisi pertalite terbakar.
    “Kejadiannya Sabtu (4/10/2025) kemarin sore,” kata Kapolres Sumba Timur, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Gede Harimbawa, kepada Kompas.com, Minggu (5/10/2025) pagi.
    Gede menjelaskan, awalnya mobil Kijang masuk ke SPBU Kambaniru untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite.
    Tak lama kemudian, muncul percikan api dari dashboard sebelah kiri mobil. Api cepat membesar dan membakar mobil.
    Tak hanya itu, api merambat ke nozel pengisian hingga atap SPBU. Sopir Kijang dan petugas SPBU berusaha untuk memadamkan api, tetapi tak berhasil.
    Api berhasil dipadamkan oleh mobil pemadam kebakaran yang dibantu water cannon dari Polres Sumba Timur.
    Seluruh area SPBU telah dipagari dengan garis polisi untuk keperluan penyelidikan. “Saat ini sedang dilakukan police line untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina Patra Niaga Sediakan Pertamax Turbo Di MotoGP Mandalika

    Pertamina Patra Niaga Sediakan Pertamax Turbo Di MotoGP Mandalika

    JAKARTA – PT Pertamina Patra Niaga menyediakan bahan bakar jenis Pertamax Turbo di SPBU modular, yang berada di area MotoGP, Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok, NTB, 3-5 Oktober 2025.

    Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun mengatakan SPBU modular dengan pasokan 9 kiloliter ini berfungsi khusus melayani kendaraan operasional resmi seperti safety car, marshall, dan medical rescue agar performa kendaraan tetap terjaga dengan bahan bakar beroktan tinggi.

    “Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga menghadirkan Pertamax Turbo di SPBU Pertamina Kuta Mandalika dengan pasokan sebanyak 12 kiloliter,” ujar Roberth MV Dumatubun dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    Roberth menambahkan bahwa kehadiran Pertamax Turbo tidak hanya mendukung operasional penyelenggaraan, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai tuan rumah ajang balap kelas dunia sekaligus menunjukkan kualitas BBM yang dimiliki Pertamina sudah diakui dan sesuai standar internasional.

    “Kehadiran Pertamax Turbo di Pertamina Mandalika International Circuit membuktikan kesiapan infrastruktur energi Indonesia untuk mendukung event berskala global,” jelasnya.

    Pertamina Patra Niaga berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk kelancaran perhelatan internasional Pertamina Grand Prix of Indonesia Tahun 2025, sebagai bagian dari dukungan menyukseskan ajang sport tourism dunia yang menghadirkan wisatawan dari berbagai negara.

    Atas dukungan energi tersebut, lanjut Roberth, Pertamina Patra Niaga mendapatkan apresiasi dari salah satu safety car driver MotoGP, Cardido, yang menyampaikan kesan terhadap penyelenggaraan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025, khususnya di Mandalika yang didukung penuh oleh Pertamina.

    “Bagi kami, bahan bakar berkualitas penting karena safety car membutuhkan tenaga maksimal di setiap momen, terutama saat prosedur start atau mengikuti laju pembalap.

    Menurut dia, Pertamax Turbo dari Pertamina memberikan performa yang baik sekaligus menjaga kondisi mesin tetap prima.

    “Saya ingin selalu menggunakan Pertamina di setiap balapan dan itu pengalaman yang luar biasa bagi saya,” ungkap Cardido.

    Pertamax Turbo dengan RON 98 serta teknologi Ecosave dan Ignition Boost Formula (IBF) dirancang untuk mesin dengan performa tinggi, meningkatkan efisiensi pembakaran, menjaga kebersihan mesin, dan memberikan akselerasi lebih responsif.

    “Dengan menggunakan BBM berkualitas tinggi ini, kendaraan operasional selama perhelatan Pertamina Grand Prix of Indonesia dapat beroperasi dengan performa maksimal dan emisi yang lebih rendah,” sebut Roberth.

  • Iran Eksekusi Mati 6 Anggota Kelompok Teroris

    Iran Eksekusi Mati 6 Anggota Kelompok Teroris

    Jakarta

    Pengadilan Iran mengatakan bahwa mereka telah mengeksekusi mati enam anggota kelompok “teroris” yang dihukum karena melancarkan serangan bersenjata di provinsi Khuzestan di barat daya Iran.

    “Hukuman mati untuk enam elemen teroris separatis, yang dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan serangkaian operasi bersenjata dan pengeboman yang menargetkan keamanan di provinsi Khuzestan, dilaksanakan pada dini hari ini,” kata pengadilan di situs web Mizan, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/10/2025).

    Identitas mereka yang dieksekusi mati dan detail penangkapan serta hukuman mereka belum jelas.

    Namun, Mizan melaporkan bahwa mereka terlibat dalam pembunuhan empat personel keamanan, termasuk dua petugas polisi dan dua anggota pasukan paramiliter Basij, pada tahun 2018 dan 2019.

    Laporan itu juga menyatakan bahwa mereka “mengaku merencanakan dan melaksanakan tindakan sabotase seperti membuat dan menanam bom, serta meledakkan SPBU Khorramshahr”.

    Otoritas Iran biasanya mengaitkan apa yang disebutnya kelompok separatis dan teroris dengan musuh bebuyutannya, Israel, yang disebutnya “rezim Zionis”.

    Dalam eksekusi terpisah pada hari Sabtu, otoritas Iran menghukum gantung Saman Mohammadi setelah menghukumnya atas tuduhan “Moharebeh” — mengobarkan perang melawan Tuhan — atas dugaan keanggotaannya dalam kelompok teroris.

    Mohammadi, yang ditangkap pada tahun 2013, dilaporkan terlibat dalam pembunuhan imam salat Jumat di kota Sanandaj, Iran barat, pada tahun 2009, serta dalam perampokan bersenjata dan penculikan, termasuk pembunuhan seorang wajib militer.

    Eksekusi tersebut terjadi kurang dari seminggu setelah Iran mengatakan telah menghukum gantung seorang pria yang digambarkannya sebagai salah satu mata-mata utama Israel.

    Republik Islam Iran, yang melakukan eksekusi mati dengan cara digantung, adalah algojo paling produktif kedua di dunia setelah China, menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International.

    Lihat juga Video ‘Ayatollah Khamenei Bersumpah Iran Tak Akan Tunduk Terhadap AS’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)