Tempat Fasum: SPBU

  • Istilah ‘Hotel Merah Putih’ di Kalangan Bikers Pencinta Touring

    Istilah ‘Hotel Merah Putih’ di Kalangan Bikers Pencinta Touring

    Jakarta

    Mereka kerap memanfaatkan fasilitas tersebut untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan panjang menuju tempat tujuan.

    Istilah Hotel Merah Putih itu merujuk kepada SPBU Pertamina. Istilah Hotel Merah Putih digunakan lantaran SPBU dengan nuansa warna merah putih tersebut menjadi tempat singgah para bikers layaknya hotel. SPBU yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia itu kerap menjadi lokasi untuk beristirahat para bikers yang melakukan touring.

    “Murah meriah istirahat di sini, lengkap, komplet, nyaman. Toiletnya juga banyak,” ujar Eko pengunjung rest area SPBU Muri di Tegal, Jawa Tengah, yang tengah melakukan touring bersama komunitas motornya seperti dikutip dari keterangan tertulis.

    “Kalau cuma sekadar tidur sesaat lalu ngegas lagi, kita lebih milih tidur di SPBU. Yang penting bisa rebahan sebentar, isi tenaga, pulsa habis itu ngegas lagi,” timpal bikers lainnya.

    Hotel Merah Putih ini kerap dipilih menjadi tempat singgah yang murah meriah. Fasilitasnya juga banyak, mulai dari area parkir luas, toilet, hingga ketersediaan minimarket dan musala. Karenanya, para bikers yang melakukan touring jarak jauh kerap memanfaatkan Hotel Merah Putih alias SPBU sebagai tempat untuk melepas lelah sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun menyampaikan, kenyamanan menjadi prioritas utama. “Kami senang SPBU Pertamina kini menjadi bagian dari pengalaman perjalanan masyarakat, termasuk para bikers. SPBU bukan hanya tempat mengisi energi kendaraan, tapi juga tempat mengisi energi bagi pengendaranya,” ujar Roberth.

    Menurutnya, Pertamina Patra Niaga berkomitmen meningkatkan kualitas layanan di seluruh jaringan SPBU, baik dari segi kebersihan, keamanan, maupun fasilitas penunjang.

    (rgr/din)

  • ESDM Sebut VIVO Sempat Sepakat Beli BBM Pertamina tapi Mundur, Kini Nego Lagi

    ESDM Sebut VIVO Sempat Sepakat Beli BBM Pertamina tapi Mundur, Kini Nego Lagi

    Jakarta

    SPBU Shell dan VIVO hingga saat ini belum membeli base fuel atau BBM murni dari Pertamina Patra Niaga. Alhasil, BBM di SPBU tersebut masih kosong. Berbeda dengan BP-AKR yang sudah melakukan pembelian BBM dari Pertamina.

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan sebenarnya VIVO sudah melakukan negosiasi dan menyatakan sepakat untuk membeli BBM dari Pertamina. Namun dalam perjalanannya, Vivo menyatakan mundur.

    Namun, Laode mengatakan, saat ini VIVO tengah melakukan negosiasi kembali dengan Pertamina Patra Niaga untuk membeli BBM.

    “Sebenarnya VIVO itu kan sudah dulu harusnya. Tapi mundur. Alasannya belum tahu. Sekarang nego lagi, kita tunggu aja,” katanya saat ditemui di Komplek DPR RI, Jakarta, Senin (10/11/2025).

    Laode pun berharap VIVO dan Shell untuk segera menyelesaikan negosiasi dan melakukan pemesanan BBM.

    “Karena kan BP-AKR aja sudah dua kargo, masa yang lain gak pesen, nanti apa Itu bisa menyebabkan prognosa dia sampai akhir tahun turun, karena dia gak memkonsumsi apa-apa,” katanya.

    Sebelumnya, Loade mengabarkan BP-AKR bakal kembali membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) murni atau base fuel dari Pertamina Patra Niaga. Jumlah BBM yang akan dibeli sebanyak 100 ribu barel

    “Jadi malah yang BP AKR dua minggu lagi ada pesan lagi satu kargo. BP nambah lagi 100 ribu barel,” kata Laode saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/11).

    Laode mengatakan untuk SPBU lainya seperti Shell dan VIVO saat ini masih melakukan proses negosiasi dengan Pertamina Patra Niaga. Ia mendapatkan bocoran bahwa dalam waktu dekat kemungkinan SPBU VIVO akan menyusul untuk membeli BBM dari Pertamina Patra Niaga.

    “Ya jadi yang belum itu sedang bernegosiasi dengan Badan Usaha Patra Niaga dan kemarin memang kami mendapatkan info bahwa VIVO sudah mendekati, akan ada lagi. Jadi kita tunggu aja ya,” terang Laode.

    (acd/acd)

  • Harga BBM Pertamina, Shell, bp, dan Vivo stabil pada Hari Pahlawan

    Harga BBM Pertamina, Shell, bp, dan Vivo stabil pada Hari Pahlawan

    Harga Pertamax Series dan Pertamina Dex Series tak mengalami perubahan sejak awal November 2025.

    Jakarta (ANTARA) – Harga bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina, Shell, British Petroleum (BP), dan Vivo terpantau stabil pada pekan kedua November 2025, tepatnya pada Hari Pahlawan, setelah penyesuaian harga BBM yang berlangsung pada pekan pertama November.

    Dikutip dari laman resmi Pertamina di Jakarta, Senin, tercatat harga Pertamax Series dan Pertamina Dex Series tak mengalami perubahan sejak awal November 2025.

    Berikut adalah rincian harga BBM SPBU Pertamina di Jakarta:

    Harga pertalite Rp10.000 per liter;
    Solar subsidi Rp6.800 per liter;
    Pertamax Rp12.200 per liter;
    Pertamax turbo Rp13.100 per liter;
    Pertamax green Rp13.000 per liter;
    Dexlite Rp13.900 per liter; dan
    Pertamina dex Rp14.200 per liter.

    Lebih lanjut, BBM di SPBU Shell juga tak menunjukkan perubahan harga sejak BBM jenis bensin seperti Shell Super turun pada 1 November.

    Adapun rincian harga BBM di SPBU Shell sebagaimana yang dikutip dari laman resmi SPBU Shell adalah sebagai berikut:

    Shell Super Rp12.680 per liter;
    V-Power Rp13.260 per liter;
    V-Power Diesel Rp14.410; serta
    V-Power Nitro+ Rp13.480 per liter.

    Selanjutnya, harga BBM di SPBU BP juga berlaku hal yang serupa dengan SPBU Shell, yakni tidak adanya perubahan harga sejak awal November.

    Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU BP:

    BP Ultimate Rp13.260 per liter;
    BP 92 Rp12.680 per liter; dan
    BP Ultimate Diesel Rp14.410 per liter.

    Berbeda dengan SPBU lainnya, Vivo hanya memperbaharui harga BBM jenis solar. Hal tersebut dikarenakan sejak 15 Oktober 2025, SPBU Vivo telah kehabisan stok BBM jenis bensin.

    Harga Diesel Primus Plus stabil di angka Rp14.410 per liter sejak awal November.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pertamina blokir 3.500 pelat kendaraan penyalahguna BBM di Sumbar

    Pertamina blokir 3.500 pelat kendaraan penyalahguna BBM di Sumbar

    ANTARA – Pertamina Patra Niaga memblokir 3.500 plat nomor kendaraan di Sumatera Barat, karena terindikasi melakukan penyalahgunaan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar. Selain itu, pihak Pertamina juga sudah memberikan surat peringatan kepada 54 SPBU yang ada di daerah itu, sebagai bagian dari upaya pengawasan distribusi BBM bersubsidi agar lebih tepat sasaran. (Fandi Yogari Saputra/Muhammad Zulfikar/Sandy Arizona/Rijalul Vikry)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Antrean BBM Mengular di Semua SPBU Bengkulu, Beli Eceran Bisa Sampai Rp50 Ribu per Liter

    Antrean BBM Mengular di Semua SPBU Bengkulu, Beli Eceran Bisa Sampai Rp50 Ribu per Liter

    Liputan6.com, Bengkulu – Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk mobilitas masyarakat di Bengkulu kembali menjadi persoalan. Krisis BBM beberapa waktu lalu yang membuat Wakil Presiden Gubran Rakabuming turun langsung ke Bengkulu ternyata hanya mereda sesaat. Dalam lima hari terakhir, warga Bengkulu kembali disiksa antrean BBM yang mengular di semua SPBU.

    Pantauan Liputan6.com terjadi antrean di SPBU 24.382.20 di Jalan Pangeran Natadirja, Kecamatan Gading Cempaka atau KM 6,5, kini kembali terasa di Kota Bengkulu, pada Minggu (9/11/2025). Antrean berlapis terjadi hingga mencapai setengah kilometer.

    Iskandar, seorang pengendara roda empat mengaku sudah hampir dua jam terjebak antrean dan masih berjarak 200 meter dari mesin pengisi BBM. Terlihat hanya dua mesin yang berfungsi untuk mengisi BBM subsidi jenis Pertalite.

    “Hampir dua jam dan ini masih panjang atreannya,” ungkap Iskandar, sambil mengelap keringat di dahinya karena AC mobil dimatikan terpaksa dengan lampu indikator BBM yang mulai berkedip.

    Di sisi lain, Atsilah, seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta terlihat sibuk menutupi jari tangan dan mukanya dari terpaan sinar matahari sambil untuk ikutan antre BBM jenis pertalite.

    “Sudah sejak satu minggu yang lalu mengantre kondisi yang sama,” kata Atsilah.

    Menurutnya, bukan hanya di SPBU 24.382.20 yang terjadi antrean, seluruh SPBU di Kota Bengkulu juga dalam kondisi yang sama. Keterbatasan uang membuatnya harus irit dalam mengisi BBM. Saat ini di hampir semua penjual eceran juga tidak ada BBM. Termasuk Pertamax juga sedang kosong.

    “Kalau saya isi BBM eceran sudah tidak ada stok. Kalaupun ada harganya bisa 25 hingga 50 ribu per liter. Kantong kami anak kost nggak mampu,” ungkapnya.

    Sementara itu, dari pihak managemen SPBU tak mau berkomentar, lantara manager SPBU sedang tak berada di tempat.

    “Pengawasnya sedang keluar mas,” kata seorang staf SPBU.

     

  • Pertalite Eceran di Bengkulu Melonjak hingga Rp 25.000, ke SPBU Malah Antre 2 Jam
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 November 2025

    Pertalite Eceran di Bengkulu Melonjak hingga Rp 25.000, ke SPBU Malah Antre 2 Jam Regional 9 November 2025

    Pertalite Eceran di Bengkulu Melonjak hingga Rp 25.000, ke SPBU Malah Antre 2 Jam
    Tim Redaksi
    BENGKULU, KOMPAS.com
    – Antrean warga untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) masih terjadi di sejumlah wilayah di Bengkulu meskipun kapal pengangkut BBM sebanyak 3.000 kiloliter telah merapat di Pelabuhan Pulau Baai pada Minggu (9/11/2025).
    Pantauan hingga pukul 17.00 WIB di Kota
    Bengkulu
    , antrean kendaraan sepanjang sekitar 1,5 kilometer terlihat di hampir seluruh
    SPBU
    . Kondisi serupa juga terjadi di warung penjual
    BBM
    eceran di sejumlah titik seperti Kelurahan Bentiring dan Rawa Makmur.
    “Harga
    pertalite
    kisaran Rp 15.000 hingga Rp 25.000 di warung eceran, itu juga sama mengantre seperti di SPBU,” kata Fajar, warga Kota Bengkulu.
    Yanti, warga lainnya, mengaku harus mengantre selama dua jam untuk mendapatkan BBM di SPBU Pagar Dewa.
    “Dua jam saya harus mendapatkan 25 liter pertalite. Sementara pertamax kosong di SPBU,” ujarnya.
    Sales Area Manager Retail Bengkulu
    Pertamina
    , Mochammad Farid Akbar, menjelaskan antrean terjadi karena distribusi sempat terkendala cuaca dan gangguan teknis pada awal November.
    Farid memastikan pasokan BBM kini dalam kondisi aman setelah terminal BBM di Lubuk Linggau (Sumatera Selatan) dan Kabung (Sumatera Barat) kembali beroperasi normal.
    “Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan panic buying karena stok BBM di Bengkulu aman,” ujar Farid.
    Sementara itu, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan meminta Pertamina memperbaiki pola komunikasi agar situasi tetap kondusif dan masyarakat mendapat penjelasan secara terbuka.
    “Tolong empati ke masyarakat, masalah bisa kita minimalisir kalau komunikasi bagus. Minimal satu menit buat video permohonan maaf dari Pertamina ke masyarakat,” ujar Helmi dalam rapat penanganan BBM, Sabtu (8/11/2025).
    Menurut Helmi, Pemprov akan menyiapkan langkah antisipatif jika antrean terus berlanjut, termasuk penerapan work from home (WFH) bagi ASN dan pembatasan pembelian BBM di SPBU.
    “Kalau komunikasi Pertamina jelas, kami Pemprov bisa siapkan langkah antisipatif. Masyarakat jadi paham dan tidak panik,” kata Helmi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina Tanam Seribu Pohon di Punten untuk Jaga Kelestarian Mata Air Kota Batu

    Pertamina Tanam Seribu Pohon di Punten untuk Jaga Kelestarian Mata Air Kota Batu

    Malang(beritajatim.com) – Pertamina Patra Niaga bekerjasama dengan Pemerintah Kota Batu dan komunitas pelestari lingkungan hidup, Sabers Pungli melakukan penanaman 1.000 pohon di Rest Area Punten, Kota Batu pada Minggu, (9/11/2025). Kawasan hulu Sungai Brantas dipilih karena merupakan sumber utama air bersih dan pertanian di Jawa Timur.

    “Kita melaksanakan penanaman pohon, jadi bagian upaya kami bersama Pemerintah Kota Batu untuk tetap melestarikan mata air di Kota Batu dan juga melestarikan lingkungan,” ujar Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi.

    Ahad menuturkan, Pertamina Patra Niaga berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon dengan menghadirkan BBM ramah lingkungan, Pertamax Green dengan kandungan nabati tetes tebu (molase).

    Sesuai dengan peruntukannya sebagai BBM ramah lingkungan, mereka menginisiasi program Peduli Lingkungan melalui pembelian Pertamax Green yang sudah dilaksanakan sejak awal Oktober lalu. Dengan target 1.000 pohon masyarakat berkontribusi untuk penanaman 1 batang pohon (pembayaran tunai) dan 2 pohon (pembayaran MyPertamina) setiap pembelian 10 liter Pertamax Green di Kota Malang dan sekitarnya.

    “Per Sabtu kemarin (8/11/2025) sudah ada 1.000 pohon. Selain penanaman pada pagi hari ini, bibit juga akan disebarkan ke 24 desa dan kelurahan di Kota Batu dan sekitarnya. Jadi, mudah-mudahan dukungan masyarakat akan produk BBM lebih ramah lingkungan sebagai dukungan untuk pelestarian lingkungan,” ujar Ahad.

    Di wilayah Malang Raya, (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu) ada 13 SPBU yang menyediakan Pertamax Green. Dengan rata-rata konsumsi harian mencapai 4,5 KL. Dengan angka konsumsi dan capaian 1.000 pohon menunjukan animo masyarakat Kota Malang dan sekitarnya cukup peduli akan lingkungan melalui penggunaan BBM ramah lingkungan.

    Sementara itu, Wali Kota Batu, Nurochman mengatakan bahwa kewajiban melestarikan lingkungan alam bukan hanya tugas pemerintah daerah saja namun juga melibatkan banyak elemen dan komunitas. Dia pun mengapresiasi kolaborasi ini dimana penghijauan di hulu Sungai Brantas dianggap sangat penting.

    “Kami sedang melakukan pendataan ulang untuk mengetahui kondisi sumber mata air kita. Beberapa langkah kami lakukan, kami melakukan sinergi dan kolaborasi karena pemerintah tentu tidak mampu sendiri, kita akan libatkan semua badan usaha, dunia industri untuk terlibat dalam proses mencintai lingkungan termasuk di sumber mata air,” Nurochman. [luc/suf]

  • 58 SPBU "Nakal" di Sumbar Disanksi, Pertamina Blokir 3.500 Kendaraan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 November 2025

    58 SPBU "Nakal" di Sumbar Disanksi, Pertamina Blokir 3.500 Kendaraan Regional 9 November 2025

    58 SPBU “Nakal” di Sumbar Disanksi, Pertamina Blokir 3.500 Kendaraan
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com
    – Pertamina Patra Niaga Wilayah Sumatera Bagian Utara memberikan sanksi kepada 58 SPBU di Sumatera Barat. Sanksi diberikan mulai dari peringatan hingga penghentian pasokan BBM sementara, sesuai tingkat pelanggaran yang ditemukan.
    “Sepanjang tahun ini sudah 58 SPBU yang kita sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya,” kata Sales Area Manager Retail Sumbar
    Pertamina
    Patra Niaga, Fakhri Rizal Hasibuan, kepada wartawan saat sidak di SPBU Aie Pacah, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Minggu (9/11/2025).
    Sidak dilakukan bersama anggota DPR RI, Andre Rosiade, menindaklanjuti antrean panjang yang terjadi di sejumlah SPBU di Sumbar.
    Selain sanksi terhadap SPBU, Pertamina juga memblokir sekitar 3.500 nomor polisi kendaraan yang diduga menyalahgunakan BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar.
    Pemblokiran dilakukan melalui sistem digitalisasi
    MyPertamina
    agar penyaluran BBM subsidi tetap tepat sasaran.
    Dalam sidak tersebut, tim meninjau pelayanan SPBU dan berdialog dengan pengelola serta masyarakat untuk memastikan distribusi BBM berjalan sesuai ketentuan.
    Pertamina menyebut telah melakukan penataan ulang pasokan dari fuel terminal terdekat, mempercepat distribusi mobil tangki, serta berkoordinasi dengan kepolisian dan pemerintah daerah.
    Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, mengapresiasi langkah Pertamina dalam penertiban penggunaan BBM subsidi di lapangan.
    “Kami mengapresiasi langkah cepat Pertamina yang langsung turun ke lapangan memastikan pasokan dan pelayanan BBM berjalan dengan baik. Penertiban SPBU dan pemblokiran ribuan kendaraan penyalahguna subsidi adalah langkah tegas yang patut didukung demi keadilan energi bagi masyarakat,” ujar Andre.
    Andre mendorong agar Pertamina berkoordinasi dengan Polda Sumbar untuk menindaklanjuti kendaraan yang telah diblokir.
    “Kami mendorong Pertamina untuk berkoordinasi dengan Polda Sumbar guna menindak tegas kendaraan yang terindikasi melakukan pelanggaran dan
    penyalahgunaan BBM subsidi
    . Langkah ini penting agar pengawasan di lapangan dapat dilakukan lebih terarah dan memberikan efek jera,” tambahnya.
    Andre juga mengimbau masyarakat tidak melakukan pembelian berlebih dan membeli BBM sesuai kebutuhan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • YLKI Soroti Ketimpangan Pasokan BBM, Desak Pemerintah Benahi Distribusi Nasional

    YLKI Soroti Ketimpangan Pasokan BBM, Desak Pemerintah Benahi Distribusi Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA — Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengingatkan agar pemerintah dan badan usaha (BU) melakukan distribusi BBM lebih merata, baik untuk SPBU milik Pertamina maupun swasta.

    Hal ini merespons fenomena antrean yang mengular di SPBU BP-AKR milik PT Aneka Petroindo Raya (APR) di Surabaya, Jawa Timur. Antrean yang mengular itu tak lepas dari stok BBM di SPBU swasta yang kini baru terisi di SPBU BP.

    Di satu sisi, warga Surabaya disebut was-was dengan isu kualitas Pertalite besutan Pertamina.

    Sekretaris Jenderal YLKI Rio Priambodo mengatakan, fenomena antrean di SPBU BP setelah pasokan BBM-nya kembali normal menunjukkan adanya ketimpangan pasokan di lapangan yang berdampak langsung pada konsumen.

    “Dari sisi YLKI, kami menilai kondisi ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan badan usaha terkait agar distribusi BBM lebih merata, baik untuk SPBU milik Pertamina maupun swasta,” ucap Rio kepada Bisnis, Minggu (9/11/2025).

    YLKI pun mendorong agar koordinasi antara pemerintah, BPH Migas, dan seluruh badan usaha penyedia BBM diperkuat. Hal ini diperlukan agar mekanisme distribusi dan transparansi stok lebih baik. 

    Untuk diketahui, kekosongan stok BBM di SPBU swasta terjadi sejak akhir Agustus 2025 lalu. Menyikapi hal ini, pemerintah mendorong pengusaha SPBU swasta membeli base fuel dari Pertamina dengan skema business to business (B2B).

    Sebab, Pertamina masih memiliki kuota impor. Di sisi lain, jatah impor BBM untuk SPBU swasta telah habis untuk 2025 ini.

    Belakangan, baru BP yang sepakat membeli base fuel sebanyak 100.000 barel dari Pertamina, sementara Shell dan Vivo masih dalam tahap negosiasi.

    BP-AKR pun mengumumkan BBM jenis BP 92 kini telah kembali tersedia di seluruh jaringan SPBU BP di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat, serta secara bertahap akan tersedia di Jawa Timur. 

    Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura mengatakan, kerja sama Pertamina terlaksana setelah seluruh aspek tata kelola yang mencakup kepatuhan (compliance), kesesuaian spesifikasi dan standar kualitas, serta aspek komersial telah terpenuhi.  

    Menurutnya, atas dukungan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan dilakukan melalui proses kolaboratif dengan PT Pertamina Patra Niaga, maka pengadaan base fuel impor dapat terlaksana dengan baik dan normalisasi pasokan bagi masyarakat terwujud. 

    “BP-AKR kembali menghadirkan bahan bakar berkualitas BP 92 dengan teknologi ACTIVE untuk memenuhi kebutuhan dan mendukung mobilitas masyarakat. Prioritas kami jelas, BP 92 kembali tersedia dan kualitas produk yang dihadirkan konsisten terjaga. Fokus mutu ini bagian dari komitmen jangka panjang kami membangun layanan energi yang terpercaya di Indonesia,” ucap Vanda melalui keterangan resmi, Jumat (31/10/2025). 

    BP-AKR menegaskan bahwa pasokan base fuel telah melalui uji kualitas dengan pengawasan surveyor independen yang terpercaya, untuk memastikan pasokan yang diterima telah sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas pemerintah Indonesia serta internasional. 

    Terpisah, Kementerian ESDM menyebut sejumlah badan usaha SPBU swasta, seperti Vivo dan Shell, hingga saat ini masih melakukan negosiasi pembelian base fuel dari Pertamina.

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Laode Sulaeman mengatakan, negosiasi yang mengalami progres cukup maju adalah Vivo. Dia menyebut, Vivo hampir mendekati kesepakatan. 

    Namun, dia belum dapat memberikan informasi perincian terkait volume dan target pembelian oleh Vivo.  

    “Kemarin memang kami mendapatkan info bahwa Vivo sudah mendekati, akan ada lagi jadi kita tunggu aja ya,” kata Laode saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (7/11/2025). 

    Laode menegaskan bahwa SPBU swasta lainnya, seperti Shell, masih dalam tahap negosiasi dengan Pertamina. Shell disebut meminta bertemu dengan Laode dalam proses negosiasi ini. 

    Kendati demikian, dia tak memberikan penjelasan terkait apa saja pertimbangan Shell saat ini.  

    “[Shell] masih berproses, Shell tadi baru menghubungi saya, mau ketemu dulu dengan saya, saya bilang oke,” tuturnya. 

  • Pemprov Sumbar-Pertamina pulihkan penyaluran BBM ke SPBU

    Pemprov Sumbar-Pertamina pulihkan penyaluran BBM ke SPBU

    Kota Padang (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) bersama PT Pertamina mengambil langkah cepat untuk memulihkan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) yang sempat mengalami kelangkaan di sejumlah SPBU.

    “Pemprov Sumbar tidak diam. Kami sudah berkoordinasi langsung dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi dan Pertamina untuk mempercepat pemulihan distribusi BBM di Sumbar,” kata Gubernur Sumbar Mahyeldi di Kota Padang, Minggu.

    Ia mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk mengatasi antrean panjang kendaraan sekaligus menjamin ketersediaan energi yang berkelanjutan bagi masyarakat di daerah itu.

    Eks Wali Kota Padang itu menjelaskan berdasarkan laporan Pertamina, keterlambatan pasokan terjadi akibat kendala cuaca di jalur distribusi laut yang sempat menghambat pengiriman dari terminal utama menuju Sumbar.

    Namun, sejak 6 November 2025 Pertamina sudah mulai melakukan pemulihan stok di SPBU dengan mempercepat suplai dari sejumlah terminal pendukung. Selain itu, Pertamina juga menyiasati jalur darat guna mempercepat pasokan dengan dukungan terminal BBM dari Siak Riau, Jambi serta Sibolga.

    “Jalur darat ini menjadi alternatif utama untuk mempercepat pemulihan distribusi,” katanya.

    Mahyeldi menegaskan Pemprov Sumbar terus memantau perkembangan di lapangan dan memastikan komunikasi berjalan lancar di semua tingkat. Bahkan, pihaknya telah berkomunikasi langsung dengan Wakil Menteri ESDM untuk melaporkan situasi di Sumbar serta meminta dukungan pemulihan penuh.

    “Stok BBM sebenarnya tidak ada masalah karena Sumbar sudah mendapat tambahan kuota. Hanya kendala teknis distribusi yang membuat penyalurannya ke SPBU sedikit terlambat. Kami harap masyarakat tenang karena proses pemulihan sedang berlangsung dan hasilnya mulai terlihat,” katanya.

    Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Sumbar Helmi menjelaskan Pertamina telah menambah 20 unit armada mobil tangki dengan total kapasitas angkut 320 kiloliter untuk mempercepat distribusi ke SPBU di seluruh wilayah provinsi itu.

    “Selain itu, Integrated Terminal Teluk Kabung sudah beroperasi 24 jam penuh sejak 7 November untuk memastikan pasokan ke SPBU berjalan lebih cepat,” ujar dia.

    Menurut dia, dengan langkah tersebut, kecepatan penyaluran meningkat sekitar 16 persen dari kondisi normal. Dinas ESDM juga terus berkoordinasi dengan Pertamina dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan tidak ada hambatan baru di lapangan.

    “Pertamina sudah mengimbau masyarakat agar bijak menggunakan BBM dan melaporkan bila menemukan indikasi penyalahgunaan kepada aparat berwenang atau melalui Pertamina Call Center 135,” katanya, menambahkan.

    Pewarta: Muhammad Zulfikar
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.