Tempat Fasum: RTH

  • Viral Bocah Main Skuter di Tengah Jalan Raya Cakung, Pemkot Belum Temukan Identitas Orang Tuanya – Halaman all

    Viral Bocah Main Skuter di Tengah Jalan Raya Cakung, Pemkot Belum Temukan Identitas Orang Tuanya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan seorang bocah mengendarai skuter di tengah jalan raya wilayah Cakung, Jakarta Timur sedang menjadi viral di media sosial.

    Bocah laki-laki itu tampak asyik bermain skuter di jalanan meskipun sudah dihalangi oleh pengendara motor.

    Banyak pemotor yang berusaha untuk membuat bocah itu menepi, tetapi usaha itu gagal.

    Bocah itu justru melaju kencang di badan jalan sebelah kanan.

    Perekam video pun berteriak panik lantaran khawatir terjadi kecelakaan karena aksi nekat bocah itu.

    Video itu menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @info_jabodetabek pada Minggu (12/1/2025).

    Pemkot cari orangtuanya

    Diketahui peristiwa itu terjadi di Jalan Dr Sumarmo, Cakung, Jakarta Timur.

    Mengetahui aksi bocah tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur tengah mencari orangtua dan anak yang bermain skuter di tengah Jalan Dr Sumarmo, Cakung.

    Pihaknya, mencari identitas bocah tersebut melalui aparat lingkungan setempat.

    Hal ini diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainah.

    “Betul, tentu identitas anak ini masih komunikasi atau ditanyakan kepada lingkungan aparat setempat,” ujar Iin pada Senin (13/1/2025). 

    Dia mengimbau para orangtua untuk mengawasi anaknya saat bermain sebab bisa membahayakan keselamatannya.

    “Saya mengimbau, lingkungan warga, khususnya orangtua agar mengetahui anak ketika bermain. Apalagi masih di bawah umur, apalagi kondisi di jalan raya, jadi sangat mengganggu lalu lintas dan berbahaya,” jelasnya. 

    Iin melanjutkan Pemprov Jakarta dan Pemkot sudah menyiapkan ruang terbuka hijau (RTH) untuk anak-anak bermain.

    “Ada RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak), ada tempat untuk bermain anak, itu bisa dijadikan salah satu tempat untuk bermain,” kata Iin.

    Tak dikenali warga di lokasi

    Menyikapi viralnya video itu, pihak Kelurahan Penggilingan dan Kecamatan Cakung mengaku sudah berupaya melakukan penelusuran terkait identitas anak yang bersangkutan.

    Namun, dari hasil penelusuran sementara belum ditemukan identitas anak dan orangtuanya.

    Warga yang berada di sekitar lokasi kejadian pun mengaku tidak mengenali sosok anak tersebut.

    Hal itu diungkapkan oleh Camat Cakung, Fajar Eko Satrio saat dikonfirmasi TribunJakarta.com.

    “Sudah ditelusuri identitasnya, tapi untuk sementara belum dapat diketahui anak siapa,” tuturnya, Senin (13/1/2025).

    Pihak Kecamatan Cakung menyatakan menyesalkan kejadian itu.

    Pihaknya berharap para orangtua dapat meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan terhadap anak-anak guna mencegah kasus serupa.

    Fajar mengimbau agar para orangtua dapat mengarahkan anak-anak untuk bermain di ruang publik seperti RPTRA, Taman Maju Bersama, dan lainnya dengan tetap diawasi.

    “Kami sudah berikan imbauan kepada para orangtua, tokoh masyarakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan,” ujar Fajar.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Viral Bocah Main Skuter di Tengah Jalan Cakung Jaktim Buat Panik, Camat: Belum Tahu Anak Siapa

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJakarta.com/Bima Putra, Kompas.com/Febryan Kevin Candra Kurniawan)

  • 10
                    
                        Ironi Taman di Jakarta: Dibangun untuk Warga, tetapi Dikuasai Preman
                        Megapolitan

    10 Ironi Taman di Jakarta: Dibangun untuk Warga, tetapi Dikuasai Preman Megapolitan

    Ironi Taman di Jakarta: Dibangun untuk Warga, tetapi Dikuasai Preman
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Di balik tawa dan ceria yang seharusnya menggema di taman-taman kota Jakarta, sebuah ironi tengah terjadi.
    Taman-taman yang semestinya menjadi ruang bagi semua, tanpa batasan, kini justru menjadi ajang perebutan kekuasaan oleh orang yang mengatasnamakan kelompok.
    Ruang publik yang diharapkan menjadi oase setiap warga, kini terancam kehilangan esensinya sebagai ruang bebas hambatan, tetapi terperangkap genggaman para preman.
    Seperti yang terjadi di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Blok M, misalnya, kini menjadi sorotan setelah viralnya sebuah video yang mengungkap praktik tak semestinya di ruang publik itu.
    Dalam video pada akun Instagram @jakartaselatan24jam, seorang pria berbaju hitam dengan topi merah tampak mendekati sekelompok pemuda yang sedang membuat konten.
    “Ini izin sama siapa?” tanyanya dengan nada penuh kuasa.
    Pengunjung pun mempertanyakan, apakah benar ruang publik seperti Taman Literasi memerlukan izin untuk sekadar membuat konten.
    “Hah, tidak ada izin? Emang harus ada izin ya di sini, bukannya umum?” tanya salah satu pengunjung.
    Namun, jawaban pria itu justru semakin membingungkan.
    “Iyalah. Kalau mbak tidak mau, tidak ada yang ngurusin sana atau tengah jalan,” katanya sambil menyebut nama sebuah organisasi masyarakat (ormas).
    Sementara itu, VP Corporate Secretary, Legal, dan Strategy PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ) Teuku Firmansyah menegaskan, taman ini tidak terafiliasi dengan ormas mana pun.
    “Dalam pengelolaan operasional Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, PT ITJ tidak terafiliasi dengan lembaga maupun organisasi mana pun,” ujar Teuku, Minggu (12/1/2025).
    Ia mengimbau masyarakat melaporkan kejadian serupa ke
    e-mail
    resmi, @itj-mrtjakarta.co.id atau petugas keamanan taman.
    Sementara itu, Rifkyman, pria dalam video itu, akhirnya meminta maaf setelah ditangkap Polsek Kebayoran Baru.
    “Saya dari Pemuda Pancasila meminta maaf sebesar-besarnya atas video yang telah viral,” katanya.
    Ia juga menegaskan bahwa semua kegiatan di taman tersebut hanya membutuhkan izin dari pengelola resmi.
    Pada Juli 2024, Taman Langsat, Kebayoran Baru, menjadi saksi kisah pedih Endang, pedagang kopi keliling.
    Dengan suara pelan, ia menceritakan rutinitasnya menyetor Rp 100.000 per bulan kepada penjaga wilayah setempat sebagai uang keamanan.
    “Biasalah bayar keamanan ke orang sini, Rp 100.000 sebulan,” ujar Endang kepada Kompas.com, Senin (8/7/2024).
    Namun, pria berisia 58 tahun itu menganggap hal itu wajar demi ketenangan berjualan.
    “Saya enggak masalah sih, biar tenang aja jualannya,” tambahnya.
    Namun, pendapatan Endang tak selalu stabil. Di hari hujan, ia hanya membawa pulang Rp 50.000, menyisakan sedikit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
    “Rata-rata setiap hari alhamdulillah dapat Rp 100.000 sih,” katanya lirih.
    Kasus serupa terjadi di Jalan Kepanduan II, dekat RPTRA Kalijodo, Jakarta Barat. Jujun (bukan nama sebenarnya), seorang warga Penjaringan, mengungkap bahwa jalan umum itu dijadikan area parkir oleh ormas.
    Setiap pengendara yang lewat dikenakan biaya Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil.
    “Banyak warga yang keberatan, tapi di sana ada yang namanya sistem premanisme. Jadi, warga sekitar takut,” kata Jujun, Selasa (25/6/2024).
    Warga berharap jalan tersebut dibuka kembali tanpa portal atau pungutan. Namun, laporan ke Dinas Perhubungan DKI Jakarta belum ditanggapi.
    Pengelola parkir RTH Kalijodo, Daeng Jamal, membantah tuduhan pungli. Ia mengeklaim area parkir itu resmi sesuai peraturan gubernur.
    “Jadi, bukan parkir liar, dan itu bukan jalan umum sepenuhnya. Itu juga sebagai jalan alternatif masyarakat tidak berbayar dan sebagian untuk area parkir pengunjung taman RTH Kalijodo,” ucap Daeng Jamal.
    Kini, ironi taman kota mencerminkan persoalan mendalam tentang ruang publik di Jakarta.
    Taman yang dibangun untuk kebahagiaan warga justru menjadi lahan kuasa segelintir pihak.
    Warga kini bukan tidak mungkin berharap ada tindakan tegas dari pemerintah untuk mengembalikan fungsi taman agar bebas dari tekanan pihak tak bertanggung jawab.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Main skuter di jalan raya, orang tua diimbau untuk awasi anak saat bermain

    Main skuter di jalan raya, orang tua diimbau untuk awasi anak saat bermain

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) mengimbau orang tua untuk tetap mengawasi anak saat bermain guna menjamin keselamatan mereka sekaligus orang lain.

    “Saya mengimbau di lingkungan warga, khususnya orang tua agar mengetahui anak ketika bermain, apalagi masih di bawah umur, apalagi kondisi di jalan raya. Jadi, itu sangat mengganggu lalu lintas dan berbahaya,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainah di Jakarta Timur, Senin.

    Penegasan itu untuk merespon sebuah video di media sosial tentang seorang anak tengah bermain skuter di tengah jalan raya depan Kantor Walikota Madya Jakarta Timur, pada Minggu (12/1).

    Iin turut prihatin atas kejadian ini sebab pihaknya dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah menyiapkan sejumlah ruang terbuka hijau (RTH) yang bisa dijadikan kawasan bermain untuk anak.

    “Kan ada RPTRA (ruang publik terpadu ramah anak), ada tempat untuk bermain anak, itu bisa dijadikan salah satu tempat untuk bermain, tetapi ketika mereka sampai ke jalan raya ini memprihatinkan,” ujar Iin.

    Hingga saat ini, kata Iin, Pemkot Jakarta Timur masih mencari identitas anak bersama aparat lingkungan setempat untuk berkomunikasi dengan orang tuanya.

    Sebelumnya, viral di sosial media Instagram @info.jakartatimur seorang anak di bawah umur bermain skuter di jalan raya depan Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Minggu (12/1).

    Terlihat beberapa pengendara motor berusaha untuk membantu si anak untuk minggir ke bahu jalan, namun anak tersebut tetap balik lagi ke tengah jalan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • 8 Fakta Taman Literasi Blok M yang Viral Akibat Isu Bikin Konten Harus Izin Ormas

    8 Fakta Taman Literasi Blok M yang Viral Akibat Isu Bikin Konten Harus Izin Ormas

    M Rodhi Aulia • 12 Januari 2025 10:10

    Jakarta: Taman Literasi Martha Christina Tiahahu di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, tengah menjadi perbincangan hangat. Video viral yang memperlihatkan seorang pengunjung, diminta izin oleh pria diduga dari ormas, yang hendak membuat konten di taman tersebut. Aksi ini mengundang reaksi luas dari masyarakat. Beberapa pihak menduga adanya pungutan liar dalam pengelolaan izin pembuatan konten di taman tersebut.

    Taman ini sebenarnya dikenal sebagai ruang terbuka hijau sekaligus pusat kegiatan literasi bagi warga Jakarta. Diresmikan kembali pada September 2022 setelah revitalisasi besar-besaran, taman ini dirancang untuk menjadi ruang ketiga yang menggabungkan estetika, literasi, dan akses transportasi publik.

    Namun, isu pungli yang mencuat belakangan ini mencoreng fungsi utama taman tersebut sebagai ruang publik.

    Baca juga: 7 Tempat Jogging Terbaik di Jakarta, Yuk Sehat Bersama!

    Di tengah sorotan publik, penting untuk memahami fakta-fakta menarik seputar Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, mulai dari sejarah, fasilitas, hingga perannya sebagai bagian dari kawasan berorientasi transit. Berikut 8 fakta menarik yang perlu diketahui:

    Dinamai untuk Mengenang Pahlawan Nasional
    Taman ini dinamai Martha Christina Tiahahu, seorang pahlawan nasional perempuan asal Maluku. Filosofi taman ini pun mengangkat karakter pejuangannya, termasuk adanya kolam refleksi yang berorientasi ke tanah kelahirannya di Nusalaut, Maluku.

    Sejarah Panjang Sejak 1948
    Taman ini sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia, yakni tahun 1948. Dirancang oleh M. Soesilo, taman ini diresmikan pada 1955 bersamaan dengan peresmian Kebayoran Baru sebagai kota satelit modern pertama di Indonesia.

    Revitalisasi Dimulai pada 2021
    Proses revitalisasi taman ini dimulai pada Oktober 2021 dan selesai pada September 2022. Proyek ini dilakukan oleh PT Integrasi Transit Jakarta, anak perusahaan PT MRT Jakarta, sebagai bagian dari pengembangan kawasan berorientasi transit (TOD).

    Luas 9.710 Meter Persegi
    Dengan luas hampir satu hektar, taman ini menawarkan berbagai fasilitas modern yang mendukung kegiatan literasi dan rekreasi masyarakat.

    Fasilitas yang Lengkap
    Taman ini dilengkapi dengan plaza anak, amphitheater, healing garden, kedai kopi, ruang baca, toko buku, ruang literasi anak, musala, dan toilet. Bahkan, taman ini memiliki koleksi buku digital yang terhubung langsung dengan Perpustakaan DKI Jakarta.

    Konsep “Landscraper” yang Unik
    Desain taman ini mengusung konsep “landscraper,” yaitu menyamarkan bangunan menjadi bagian dari lanskap taman. Hal ini menciptakan visual yang serasi dengan tutupan hijau taman.

    Bagian dari Kawasan Berorientasi Transit (TOD)
    Taman ini terintegrasi dengan Stasiun MRT Blok M dan kawasan sekitarnya, menjadikannya contoh ideal pengembangan ruang publik yang mendukung transportasi umum.

    Diproyeksikan sebagai Pusat Literasi Nasional
    Dalam peresmiannya, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan, berharap taman ini menjadi pusat literasi nasional yang hidup dengan melibatkan komunitas pegiat literasi.

    Taman Literasi Martha Christina Tiahahu sejatinya menjadi contoh pengelolaan ruang publik modern yang berorientasi pada literasi dan keberlanjutan. Namun, isu yang mencuat saat ini memicu desakan publik agar pengelolaan taman bebas dari praktik pungli dan tetap berfungsi sesuai dengan tujuannya.

    Jakarta: Taman Literasi Martha Christina Tiahahu di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, tengah menjadi perbincangan hangat. Video viral yang memperlihatkan seorang pengunjung, diminta izin oleh pria diduga dari ormas, yang hendak membuat konten di taman tersebut. Aksi ini mengundang reaksi luas dari masyarakat. Beberapa pihak menduga adanya pungutan liar dalam pengelolaan izin pembuatan konten di taman tersebut.

    Di tengah sorotan publik, penting untuk memahami fakta-fakta menarik seputar Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, mulai dari sejarah, fasilitas, hingga perannya sebagai bagian dari kawasan berorientasi transit. Berikut 8 fakta menarik yang perlu diketahui:

    Dinamai untuk Mengenang Pahlawan Nasional
    Taman ini dinamai Martha Christina Tiahahu, seorang pahlawan nasional perempuan asal Maluku. Filosofi taman ini pun mengangkat karakter pejuangannya, termasuk adanya kolam refleksi yang berorientasi ke tanah kelahirannya di Nusalaut, Maluku.

    Sejarah Panjang Sejak 1948
    Taman ini sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia, yakni tahun 1948. Dirancang oleh M. Soesilo, taman ini diresmikan pada 1955 bersamaan dengan peresmian Kebayoran Baru sebagai kota satelit modern pertama di Indonesia.

    Revitalisasi Dimulai pada 2021
    Proses revitalisasi taman ini dimulai pada Oktober 2021 dan selesai pada September 2022. Proyek ini dilakukan oleh PT Integrasi Transit Jakarta, anak perusahaan PT MRT Jakarta, sebagai bagian dari pengembangan kawasan berorientasi transit (TOD).

    Luas 9.710 Meter Persegi
    Dengan luas hampir satu hektar, taman ini menawarkan berbagai fasilitas modern yang mendukung kegiatan literasi dan rekreasi masyarakat.

    Fasilitas yang Lengkap
    Taman ini dilengkapi dengan plaza anak, amphitheater, healing garden, kedai kopi, ruang baca, toko buku, ruang literasi anak, musala, dan toilet. Bahkan, taman ini memiliki koleksi buku digital yang terhubung langsung dengan Perpustakaan DKI Jakarta.

    Konsep “Landscraper” yang Unik
    Desain taman ini mengusung konsep “landscraper,” yaitu menyamarkan bangunan menjadi bagian dari lanskap taman. Hal ini menciptakan visual yang serasi dengan tutupan hijau taman.

    Bagian dari Kawasan Berorientasi Transit (TOD)
    Taman ini terintegrasi dengan Stasiun MRT Blok M dan kawasan sekitarnya, menjadikannya contoh ideal pengembangan ruang publik yang mendukung transportasi umum.

    Diproyeksikan sebagai Pusat Literasi Nasional
    Dalam peresmiannya, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan, berharap taman ini menjadi pusat literasi nasional yang hidup dengan melibatkan komunitas pegiat literasi.

    Taman Literasi Martha Christina Tiahahu sejatinya menjadi contoh pengelolaan ruang publik modern yang berorientasi pada literasi dan keberlanjutan. Namun, isu yang mencuat saat ini memicu desakan publik agar pengelolaan taman bebas dari praktik pungli dan tetap berfungsi sesuai dengan tujuannya.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Atasi Kemacetan di Depok, Dedi Mulyadi Akan Bangun Flyover – Page 3

    Atasi Kemacetan di Depok, Dedi Mulyadi Akan Bangun Flyover – Page 3

    Adapun yang menjadi prioritas pembangunan yakni infrastruktur jalan terkoneksi dengan baik dan tidak terdapat kemacetan. Selain itu, menyelamatkan ruang hijau termasuk pengelolaan sampah karena Bekasi dan Depok bermasalah dengan sampah.

    “Penataan cekungan, cekungan itu orang sini bilangnya Setu, orang Sunda bilang Situ,” terang Dedi.

    Dedi Mulyadi mengungkapkan, Situ di wilayah Depok maupun Jawa Barat perlu dilakukan penggalian kembali. Selain itu dibuatkan ruang baru, termasuk ruang terbuka hijau untuk kenyamanan masyarakat.

    “Karena masyarakat tuh, kalau pengen tenang, nyaman, ya ruang hijau harus banyak,” ungkap Dedi.

    Tidak hanya itu, Dedi berencana ingin melakukan penataan kawasan perumahan sehingga memiliki desain dan karakter lingkungan. Hal itu dilakukan untuk menjadikan sebuah kota yang memiliki karakter dan kenyamanan untuk tempat tinggal.

    “Nanti kalau ditanya di manakah kota yang paling nyaman di Indonesia, orang menjawab Kota Depok. Kenapa kota Depok paling nyaman? karena gurunya UI, ini yang akan menjadi orientasi depan sehingga perguruan tinggi akan menjadi mitra terdepan,” tegas Dedi.

    Dedi turut meminta sarjana pendamping desa merupakan sarjana itu yang diarahkan pada aspek produksi. Dedi mencontohkan, sarjana desa dapat merubah pertanian kimia menjadi pertanian organik sehingga meningkatkan pendapatan pertani.

    “Sehingga kita tidak ngabisin uang rutin untuk ngasih sarjana pendamping di desa, tapi produknya nggak ada, saya ingin ada produknya,” kata Dedi.

    Dedi menginginkan sarjana desa memberikan pendampingan pada desa dan kelurahan. Sarjana desa dapat merubah pola hidup masyarakat dari jorok sampahnya menjadi tertata, sampahnya menjadi maggot, kemudian menjadi produk produk kerajinan tangan.

    “Nah ini kan harus dibuat dan itu Tridharma perguruan tinggi harus dioptimalkan, sehingga nanti banyak mahasiswa yang jenius di kampus, menjadi tenaga pendamping desa kelurahan,” ujar Dedi.

    Dedi menambahkan, sarjana desa akan mendapatkan pembiayaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang kedepannya dapat membiayai kuliahnya secara mandiri.

    “Orang-orang kreatif itu nanti harus bisa tumbuh di Jawa Barat,” pungkas Dedi.

  • Viral Warga di Depok Hajatan hingga Tenda ‘Makan’ Badan Jalan

    Viral Warga di Depok Hajatan hingga Tenda ‘Makan’ Badan Jalan

    Depok

    Rekaman video dengan narasi tenda hajatan atau resepsi pernikahan menutup jalan raya arah Pasar Agung Sukamajaya, Depok, viral di media sosial (medsos). Petugas Satpol PP Depok mendatangi lokasi.

    Dalam video viral yang dilihat detikcom, Jumat (10/1/2024), tampak tenda hajatan berukuran besar berdiri hingga ke jalan raya. Tenda tersebut tampak menutup akses kendaraan di jalur satu arah tersebut.

    Rekaman video tersebut diduga direkam pemotor yang melintas di lokasi. Dalam rekaman tersebut, pemotor tampak melintas di lokasi menggunakan sisa jalan yang sempit, di antara tiang tenda dan pagar besi pembatas ruang terbuka hijau.

    Kasatpol PP Kota Depok Ade Hidayat membenarkan peristiwa dalam video viral. Ade menyebut pihaknya bersama Dishub Kota Depok sudah mendatangi lokasi dan berdialog dengan keluarga penyelenggara hajatan.

    “Kita datangi mereka, kita ajak bicara baik-baik, panggil lurah, panggil RT/RW di situ, ya kita suruh bongkar (tenda), karena melanggar ketertiban, ditambah juga kan ada aduan masyarakat,” kata Ade Hidayat dihubungi detikcom, Jumat (10/1/2025).

    Ade menyebut kegiatan keramaian yang mengganggu fasilitas umum (fasum) berupa jalan raya seharusnya melapor ke pihak dishub dan kepolisian. Sehingga penyelenggara kegiatan mendapat arahan terkait dampak lalu lintas (lalin).

    (sol/jbr)

  • Pj Wali Kota Apresiasi Peringkat Kedua Kota Kediri dalam Tingkat Kegemaran Membaca di Provinsi Jawa Timur

    Pj Wali Kota Apresiasi Peringkat Kedua Kota Kediri dalam Tingkat Kegemaran Membaca di Provinsi Jawa Timur

    Kediri (beritajatim.com) – Pj Wali Kota Kediri, Zanariah, memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih Kota Kediri yang berhasil menduduki peringkat kedua dalam tingkat kegemaran membaca di Provinsi Jawa Timur. Peringkat ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional, dengan Kota Kediri memperoleh nilai 99,34.

    Prestasi ini disampaikan oleh Pj Wali Kota Kediri, Zanariah, saat meninjau Pojok Baca yang berada di Hutan Joyoboyo dan Taman Sekartaji. Salah satu faktor kunci keberhasilan Kota Kediri adalah pemanfaatan waktu, tempat, sarana, dan prasarana yang mendukung kegiatan membaca. Pojok Baca yang tersedia di ruang terbuka hijau menjadi salah satu fasilitas yang berperan penting dalam meningkatkan kegemaran membaca masyarakat.

    “Alhamdulillah, kami berhasil meraih prestasi dengan menduduki peringkat kedua dalam Tingkat Kegemaran Membaca di Jawa Timur. Ini merupakan hasil kerja keras kita bersama dalam memajukan budaya membaca di Kota Kediri. Saya sangat mengapresiasi upaya Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, salah satunya melalui program Pojok Baca ini,” ujar Zanariah.

    Pj Wali Kota Kediri juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan Pojok Baca dengan sebaik-baiknya. Di Pojok Baca ini tersedia berbagai macam buku yang dapat dibaca oleh masyarakat. Terlebih lagi, suasana di taman yang nyaman menambah kenyamanan bagi pengunjung yang ingin membaca.

    “Kami mengundang masyarakat untuk datang dan membaca di sini. Semakin banyak aktivitas positif yang dilakukan di taman, dan tempat ini juga nyaman untuk kegiatan membaca,” tambahnya.

    Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Kediri, Eko Lukmono, menjelaskan bahwa Pojok Baca sengaja dibangun di ruang terbuka umum (public space) agar lebih mudah diakses oleh masyarakat. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Kediri sebelumnya telah mengelola beberapa Pojok Baca di sekitar sekolah, namun untuk memperluas jangkauannya, kini Pojok Baca ditempatkan di dua ruang terbuka hijau yang strategis.

    Selain itu, Kota Kediri juga menerima bantuan dari Perpustakaan Nasional berupa Pojok Baca Digital yang sementara ditempatkan di Rusunawa.

    “Alhamdulillah, kami mendapatkan bantuan Pojok Baca Digital dari Perpustakaan Nasional. Untuk memudahkan akses publik, Pojok Baca Digital ini kami tempatkan sementara di Rusunawa. Kami berharap fasilitas ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat,” jelas Eko Lukmono.

    Dengan adanya berbagai fasilitas seperti Pojok Baca ini, diharapkan dapat semakin meningkatkan minat baca masyarakat Kota Kediri dan memperkuat posisi Kota Kediri sebagai salah satu kota dengan kegemaran membaca tertinggi di Jawa Timur. [nm/ted].

  • Dulu Dijejali Warga, Kini Kosong Melompong

    Dulu Dijejali Warga, Kini Kosong Melompong

    Jakarta

    Pemerintah kini hampir rampung menyulap kolong Tol Angke, Jakarta Barat, menjadi enak dipandang. Pasalnya, dulu di kolong tol ini ratusan keluarga tinggal di bangunan sementara. Namun kini para warga sudah direlokasi.

    Bahkan pemerintah berencana akan membuat lahan bekas rumah warga itu menjadi ruang terbuka hijau (RTH). Pantauan detikcom, Kamis (9/1/2025), lahan itu kini sudah kosong melompong.

    Sekitar 257 keluarga sudah dipindahkan ke beberapa rumah susun (rusun) di Jakarta. Warga itu sekarang tinggal di Rusun Rawa Buaya, Rusun Tegal Alur, Rusun Daan Mogot, dan Rusun PIK Pulo Gadung.

    Di antaranya 139 kepala keluarga (KK) memiliki KTP DKI Jakarta. Kemudian, 98 KK memiliki KTP non-DKI Jakarta dan 20 KK belum memiliki NIK atau KTP.

    Namun di lahan itu, masih terlihat puing-puing bekas bangunan sementara itu. Bahkan sejumlah warga masih memilah-milih puing-puing yang masih bisa dimanfaatkan.

    Dibuat Pagar

    Foto: Bekas permukiman kolong tol Angke, Jakarta Utara, 9 Januari 2024. (Taufiq Syarifudin/detikcom)

    Permukiman ilegal di kolong tol Angke, Jelambar Baru, Jakarta Barat, sudah dibongkar. Kini pagar tembok dibangun untuk membatasi akses masuk ke kawasan itu.

    Pantauan detikcom di lokasi, Kamis (9/1), pagar tembok terlihat terbentang di sepanjang Jl Kepaduan I. Kawasan itu awalnya merupakan permukiman ilegal warga.

    Puing-puing bangunan masih tampak berserakan di sekitar lokasi. Sejumlah warga terlihat memilah puing-puing itu lalu diangkut menggunakan gerobak.

    Seorang warga sekaligus buruh di tempat ini, Atib (40), mengatakan pagar tembok itu dibangun sejak Minggu (5/1). Sedangkan pembongkaran permukimannya dimulai sejak Desember 2024.

    “Semuanya (warga) udah nggak ada yang di sini. Pagar udah dibuat, kalau nggak salah, hari Minggu kemarin,” ujar Atib saat ditemui detikcom di lokasi.

    Warga Senang Dipindah ke Rusun

    Foto: Taufiq Syarifudin/detikcom

    Warga eks kolong Tol Angke, Jalambar Baru, Jakarta Barat (Jakbar), direlokasi ke sejumlah rumah susun (rusun). Seorang warga yang direlokasi ke Rusun Daan Mogot mengaku tempat tinggalnya kini lebih nyaman karena jauh lebih bersih.

    “Beda, di sini nyaman. Kan kalau di kolong, kalau musim hujan pasti becek. Kalau ke mana-mana susah, kumuh juga kalau kolong kan. Kalau ini kan bersih gitu,” kata warga eks kolong Tol Angke, Agis Casmutiah (45), saat ditemui detikcom di Rusun Daan Mogot, Kamis (9/1).

    Dia tinggal di Rusun Daan Mogot bersama suami dan satu anaknya. “Kalau di sana kan, ya dibilang ya emang nyaman, nyaman inilah,” sambung Agis.

    Agis dan keluarga pindah ke Rusun Daan Mogot sejak sebulan yang lalu. Tepatnya 9 Desember 2024.

    Kini dia tidak lagi merasakan bau tak sedap yang menyeruak dari Kali Ciliwung. Dia pun kini tak lagi kebanjiran dan was-was air sungai meluap.

    “Yang ke arah Kalijodo itu ada semak yang baru dibersihin tuh. Terus tiba-tiba ular-ular jadi ke kita, banyak kobra, sanca. Takut ada yang masuk ke rumah,” ucap dia.

    Dapat Bansos

    Foto: Bekas permukiman kolong tol Angke, Jakarta Utara, 9 Januari 2024. (Taufiq Syarifudin/detikcom)

    Camat Grogol Petamburan Agus Sulaeman menjelaskan bahwa warga yang terdampak itu dibagi dalam tiga kategori. Cara ini dilakukan agar pemerintah mudah memberikan jenis bantuannya.

    “Warganya sudah aman di rusun yang sebagian yang mereka ber-KTP DKI, yang ber-KTP daerah lain mereka sudah sewa rumah sesuai dengan kebijakan pemerintah, mereka diberikan uang sewa selama 2 bulan, udah jalan, yang non-NIK pun mereka sudah kita terbitkan NIK-nya,” ujar Agus Sulaeman saat dihubungi detikcom, Kamis (9/1).

    “Yang belum punya NIK, diterbitkan sama sama Dukcapil. Mereka juga dapet bantuan sembako dari Dinas Sosial, dapet bantuan semua lah macam-macam kita sejahterakan mereka,” ungkapnya.

    Para warga yang terdampak itu diantaranya dipindah ke Rusun Rawa Buaya, Rusun Tegal Alur, Rusun Daan Mogot, dan Rusun PIK Pulo Gadung.

    “Ya (tidak terpusat satu rusun), karena kan kekosongannya tidak semua satu rusun itu kosong semua jadi sesuai dengan ketersediaan rusunnya itu,” kata dia.

    Halaman 2 dari 4

    (azh/azh)

  • RTH Dibangun Pasar Ilegal, DPRD Surabaya Pastikan Dibongkar

    RTH Dibangun Pasar Ilegal, DPRD Surabaya Pastikan Dibongkar

    Surabaya (beritajatim.com) – Pembangunan pasar dan tempat cuci kendaraan yang berdiri di lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Pondok Maritim, Jalan Klumprik Selatan, Balas Klumprik, Surabaya, kini berada di ujung tanduk. Setelah berlarut-larut menuai protes dari warga, Komisi B DPRD Surabaya akhirnya melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Kamis (9/1/2025). Hasil sidak tersebut mengungkap fakta bahwa pembangunan yang dilakukan di atas lahan milik Pemerintah Kota Surabaya ini ternyata tidak memiliki izin resmi.

    “Setelah sebelumnya kita lakukan rapat bersama dan kita kaji, sidak hari ini terungkap bahwa tanah yang digunakan untuk pembangunan pasar adalah aset milik Pemkot Surabaya. Pembangunan ini dilakukan tanpa izin dari pemerintah kota maupun BPKAD. Ini jelas pelanggaran serius,” ujar Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Muhammad Faridz Afif, di sela-sela sidak.

    Afif menegaskan bahwa lahan yang seharusnya dipertahankan sebagai RTH harus segera dikembalikan fungsinya. “Maka, mau tidak mau, pembangunan ini harus dibongkar,” tegasnya.

    Dalam mediasi dengan DPRD, pengembang pasar akhirnya menyetujui untuk membongkar bangunan yang telah mencapai 50 persen pengerjaan. Pembongkaran direncanakan selesai paling lambat Maret 2025.

    “Setelah melalui mediasi, pengembang menyetujui untuk membongkar sendiri bangunannya paling lambat akhir Februari mendatang,” ungkap Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Mochamad Machmud.

    Machmud juga menekankan bahwa pembangunan di atas lahan RTH untuk aktivitas komersial adalah pelanggaran berat. “Ini adalah aset pemkot yang pengelolaannya ada di DLH, karena lokasi ini masuk dalam zona RTH,” katanya.

    Protes warga yang menentang pembangunan pasar ini didorong oleh kekhawatiran sosial dan lingkungan. Ketua RT 12/RW 06, Eko, yang mewakili aspirasi warga, mengapresiasi langkah DPRD yang mendukung pembongkaran.

    “Yang paling penting adalah dari sidak ini menemukan titik temu yakni pembongkaran,” katanya.

    Eko juga menjelaskan kekhawatiran warga mengenai dampak sosial dan lingkungan. “Kami ingin hidup tenang dan damai. Pasar ini dikhawatirkan akan merusak lingkungan hidup kami, apalagi diketahui tidak memiliki izin dan berdiri di lahan RTH,” jelasnya.

    Warga dari 12 RT di RW 6 sepakat menolak keberadaan pasar dan tempat cuci kendaraan tersebut. “Intinya semua warga tidak mendukung keberadaan pasar dan tempat cuci kendaraan tersebut,” tegas Eko.

    Di sisi lain, pengembang proyek dari PT Prima Citra Buana, Diving, menyayangkan keputusan pembongkaran tersebut. Meskipun demikian, ia menyatakan akan mematuhi hasil mediasi yang telah disepakati.

    “Sebenarnya keputusan ini sangat kami sayangkan karena pasar ini untuk hajat orang banyak. Tapi karena sudah ada kesepakatan, kami tetap akan laksanakan pembongkaran,” ungkap Diving.

    Diving mengungkapkan bahwa proyek senilai Rp350 juta ini dimulai tanpa izin resmi, hanya berdasarkan persetujuan lisan pejabat. “Karena sebelumnya ada pak Wakil Wali Kota ke sini dan ada warga minta dibangunkan pasar, jadi prosedurnya langsung,” ujarnya. [asg/beq]

  • Antisipasi tumbang, DKI pangkas lebih 80.000 pohon sepanjang 2024

    Antisipasi tumbang, DKI pangkas lebih 80.000 pohon sepanjang 2024

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memangkas sebanyak 82.571 pohon di lima wilayah kota administrasi sepanjang tahun 2024 sebagai langkah pencegahan dan antisipasi terhadap risiko pohon tumbang yang dapat membahayakan keselamatan warga.

    “Pemangkasan ini untuk memastikan ruang hijau tetap aman dan nyaman bagi masyarakat, terutama di tengah cuaca ekstrem yang sering melanda Jakarta,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Ivan Murcahyo dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

    Pada Februari tercatat sebagai periode dengan angka pemangkasan tertinggi yang mencapai 7.739 pohon. Sedangkan November menjadi yang terendah dengan total 5.249 pohon.

    Pemangkasan ini diharapkan dapat mendukung keberlanjutan fungsi ekologis dan estetika pohon di ruang kota.

    “Selain meningkatkan keamanan, kegiatan ini juga memastikan bahwa pohon-pohon yang ada tetap sehat dan dapat memberikan manfaat maksimal, sebagai penyerap polutan maupun penyedia oksigen,” katanya.

    Arsip foto – Sebuah pohon mangga setinggi 10 meter tumbang dan menimpa 10 unit motor serta 4 unit mobil di kawasan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (15/10/2024). (ANTARA/Syaiful Hakim)

    Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distambut) DKI Jakarta menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dengan mengajak warga untuk melaporkan keberadaan pohon yang perlu dipangkas melalui kanal resmi.

    “Kolaborasi ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan asri,” kata dia.

    Adapun pemangkasan pohon dilakukan di ruang-ruang terbuka hijau sebagai upaya untuk mengurangi risiko kejadian pohon tumbang selama musim hujan.

    Selain pemangkasan, secara rutin juga dilakukan pengecekan kesehatan pohon, meliputi perakaran, batang, kemiringan hingga tajuk.

    Lalu, sebagai langkah antisipasi, posko pohon tumbang disiagakan di setiap wilayah kota hingga tingkat provinsi. Pada posko ini terdapat petugas yang terdiri atas Satuan Pelaksana Pertamanan dan Hutan Kota untuk menangani kejadian pohon tumbang secara cepat.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025