Kota Tangerang Disebut sebagai Kota Hijau dengan Teknologi Pengelolaan Sampah Terpadu
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Pemerintah Kota (Pemkot) terus berupaya mengatasi pengelolaan
sampah
yang menjadi permasalahan serius dengan membangun infrastruktur dan memanfaatkan teknologi terkini.
Salah satu upaya itu dilakukan dengan mengintegrasikan teknologi dalam
pengelolaan sampah
dan lingkungan.
Dalam hal ini,
Pemkot Tangerang
menjalankan program menjemput sampah organik hingga memanfaatkan teknologi dengan mesin
refused derived fuel
(RDF).
Dengan Program Jemput
Sampah
Organik, masyarakat dapat meminta layanan penjemputan sampah organik dari rumah ke rumah. Sampah tersebut kemudian diolah menjadi kompos.
Kepala Dinas Lingkungan HIdup (DLH) Kota Tangerang Wawan Fauzi mengatakan, pihaknya berupaya mewujudkan Kota Tangerang sebagai kota layak dengan langkah-langkah nyata yang melibatkan teknologi dan partisipasi aktif masyarakat.
“Urusan sampah menjadi tanggung jawab bersama dengan pemerintah sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku perubahan. Teknologi juga terus dikembangkan untuk dijadikan alat untuk mempercepat,” katanya melansir tangerangkota.go.id, Senin (14/4/25).
Sementara itu, pengoperasian mesin RDF dalam pengolahan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing diubah menjadi bahan bakar yang setara dengan batu bara.
Fasilitas RDF TPA Rawa Kucing mempunyai dua
line
produksi yang bisa mengolah sampah 48-64 ton per hari dengan RDF yang dihasilkan sebanyak 7,2 -9,6 ton RDF per hari per line mesin.
Kapasitas produksi satu
line
itu sekitar 20 ton per hari. Dua
line
produksi maksimal bisa 60 ton per hari.
Pemkot Tangerang juga mulai merealisasikan kebijakan penyerahan kewenangan pengelolaan sampah dari DLH Kota Tangerang kepada perangkat kewilayahan.
Terobosan baru tersebut dilengkapi dengan penyerahan 208 becak motor (bentor) kebersihan kepada 104 kelurahan yang tersebar di seluruh Kota Tangerang.
Lebih lanjut, Pemkot Tangerang juga aktif memperluas ruang hijau dengan membangun dan merevitalitasi taman kota serta menambah ruang terbuka hijau (RTH) di seluruh wilayah.
Untuk diketahui, saat ini terdapat 31 taman tematik hingga 230 ruang terbuka hijau di Kota Tangerang.
Semua RTH tersebut tidak hanya menjadi paru-paru kota, tetapi juga ruang interaksi sosial, edukasi lingkungan, dan rekreasi sehat bagi warga.
Pemkot Tangerang juga masif memperkuat urban farming yang tersebar di lingkungan RW dan sekolah-sekolah.
Warga didorong untuk memanfaatkan lahan sempit di pekarangan rumah, gang, dan atap bangunan untuk budi daya sayuran, buah, hingga tanaman obat.
Pemkot Tangerang juga berencana menambah teknologi RDF di tingkat wilayah, salah satunya TPST Benua Indah, Kecamatan Karawaci.
Salah satu langkah yang telah dilakukan adalah menetapkan Peta Jalan Akselerasi Penuntasan
Pengelolaan Sampah
di Kota Tangerang hingga menutup TPS di seluruh jalan protokol.
Untuk mendukung program pengelolaan sampah tersebut, fasilitas pendukung telah tersedia di 456 tempat pembuangan sementara, 209 unit armada, 238 unit bentor, biokonversi
maggot
, tujuh unit Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) dan satu
intermediate treatment facility
(ITF).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tempat Fasum: RTH
-

Pembongkaran Taman Parkir ABA Jangan Telantarkan Warga
JAKARTA – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta proses pembongkaran kawasan Parkir Abu Bakar Ali (ABA) Kota Yogyakarta menjadi ruang terbuka hijau (RTH) tidak menelantarkan nasib warga, khususnya para juru parkir.
“Yang penting itu mereka tidak ditelantarkan sehingga bisa beralih di parkir Mandala Krida, Terminal Giwangan dan sebagainya,” ujar Sultan di kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa, 15 April dilansir ANTARA.
Sultan menekankan pentingnya penyediaan solusi relokasi yang manusiawi sebelum pembongkaran dilakukan.
Menurut Sultan, beberapa lokasi sudah disiapkan untuk relokasi, baik bersifat permanen maupun sementara.
Lokasi relokasi permanen di antaranya Terminal Giwangan dan tempat parkir Ketandan, sedangkan untuk penampungan sementara disiapkan di Stadion Mandala Krida.
Terkait keberadaan pedagang di kawasan ABA, Sultan mengaku tak mengetahui secara pasti siapa yang memberikan izin karena sejak awal area tersebut diperuntukkan untuk parkir.
Ia justru mempertanyakan mengapa kawasan parkir bisa ditempati pedagang.
“Yang suruh (menempati) siapa ? Ya saya nggak tahu, karena itu dikelola sama Pemkot. Ya nanti kita cari pemecahan, tapi kita harus bicara sama Pemkot. Jika modelnya seperti ini tidak akan pernah selesai semua. Tempat parkir tapi dimasuki pedagang,” kata dia.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DIY Wiyos Santoso menyatakan kontrak sewa pengelolaan aset ABA diperpanjang hingga 28 April 2025 dan setelah itu bangunan akan dibongkar dan difungsikan sebagai RTH.
Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta kini tengah mematangkan rencana relokasi para jukir dan pedagang.
Untuk pedagang, Pemkot menyiapkan lokasi relokasi di kawasan Babadan/Batikan dengan daya tampung 168 kios. Saat ini proses kurasi sedang berlangsung oleh Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta agar penempatan sesuai jenis dagangan masing-masing.
“Kurasi ini akan lebih memudahkan dalam menempatkan lokasi pedagang sesuai jenis dagangan,” kata Wiyos.
Sementara untuk juru parkir, Dishub Kota Yogyakarta tengah memetakan lokasi parkir alternatif di badan jalan dan kantong parkir khusus.
Jika kurasi pedagang maupun jukir selesai dilakukan maka ada lokasi alternatif relokasi. Diharapkan bangunan ABA dapat dibongkar dan dipindahkan ke lokasi permanen di Parkir Ketandan pada 29 April 2025.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan Pemkot telah menyiapkan empat titik kantong parkir sementara dan melihat potensi lahan-lahan tidak produktif seperti ruko kosong di Terminal Giwangan dan lahan di sekitar Pasar Satwa dan Tanaman Hias (PASTY).
“Kami memulai menyiapkan tempat-tempat yang sebelumnya mungkin tidak produktif, akan kami ubah menjadi produktif. Contohnya Terminal Giwangan, itu kan selama ini lahan tidur,” kata dia.
-

Warga dukung Tebet Eco Park buka 24 jam asalkan keamanan terjaga
Jakarta (ANTARA) – Sejumlah warga mendukung Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, dibuka selama 24 jam asalkan keamanan dan ketertiban tetap terjaga di wilayah tersebut.
“Prinsipnya warga mendukung sepanjang tetap menjaga keamanan, ketertiban dan kenyamanan warga sekitar,” kata Camat Tebet Dyan Airlangga saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Dyan menegaskan yang terpenting kebijakan pembukaan taman 24 jam bisa berjalan beriringan dengan keamanan dan kenyamanan warga.
Kemudian, pihaknya bertugas memastikan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar dapat diterima warga dan semua pihak yang mendukung.
“Warga prinsipnya paham fungsi taman dan kita semua mendukung,” ujarnya.
Sementara itu, warga bernama Rama turut mendukung adanya taman di Jakarta yang dibuka selama 24 jam untuk mendukung ruang terbuka hijau sekaligus tempat bersosialisasi.
“Saya pikir untuk dibukanya 24 jam ini menurut saya bagus ya, tapi akan makin bagus kalau didukung dengan keamanan,” kata Rama.
Rama menyoroti ada banyak fasilitas yang perlu diperhatikan mulai dari menempatkan petugas dan kamera pengawas (CCTV) untuk pengamanan serta lampu penerangan.
“Misalkan ada Kepolisian atau petugas yang lainnya yang berjaga maupun dari fasilitas lainnya seperti penerangan. Saya rasa kalau hal-hal itu terpenuhi tidak masalah apabila dibuka 24 jam,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membuka enam taman selama 24 jam dalam waktu dekat.
Tebet Eco Park yang sebelumnya menjadi salah satu taman dibuka selama 24 jam dikabarkan sementara hanya dibuka sampai pukul 22.00 WIB. Hal ini mengingat taman itu berada di kawasan padat penduduk.
Selain Tebet Eco Park, taman lain yang akan dibuka 24 jam, yakni Taman Langsat, Taman Ayodya, Taman Lapangan Banteng, Taman Menteng dan Taman Literasi Martha Tiahahu.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025 -

Legislator DKI apresiasi respons cepat Pemprov tangani banjir
Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Bun Joi Phiau memberikan apresiasi terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) yang bergerak cepat untuk menangani daerah yang terendam banjir.
“Kami mengacungi jempol kepada respons Pemprov DKI Jakarta terhadap hujan dan banjir yang terjadi,” kata Bun di Jakarta, Senin.
Bun mengaku sudah berkomunikasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta untuk memastikan infrastruktur dan personel pengendalian banjir bekerja secara optimal di lapangan.
Karena, kata dia, berkat respon yang cepat maka genangan air di beberapa tempat bisa lebih cepat dikeringkan dan surut, sehingga tidak terlalu lama mengganggu aktivitas masyarakat.
“Semua pasukan biru bekerja keras, meskipun masih momen lebaran di mana seharusnya semua berlibur. Dedikasi ini harus kita apresiasi karena menunjukkan komitmen terhadap publik yang dilayani,” ujarnya.
Kendati demikian, masih ada beberapa hal lainnya yang perlu ditingkatkan supaya mitigasi dalam penanganan banjir dapat berjalan lebih baik lagi ke depannya.
Ke depan, tambah dia, arah pembangunan infrastruktur banjir harus diarahkan untuk menyediakan konstruksi yang dapat terus memperlancar lajunya air dan penyerapan air di Jakarta.
“Kali-kali harus terus dikeruk. Kemudian, ruang terbuka hijau perlu ditambah. Selanjutnya, jaringan saluran-saluran air juga perlu diperluas,” katanya.
Pemprov DKI Jakarta juga diharapkan bisa meningkatkan kemampuan ibu kota memitigasi bencana banjir yang disebabkan baik oleh hujan lokal maupun kiriman dari daerah ke depannya.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025 -
/data/photo/2025/04/05/67f10ce44a570.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Destinasi Liburan Murah di Jakarta? Berikut Daftar Rekomendasi Tamannya Megapolitan 5 April 2025
Destinasi Liburan Murah di Jakarta? Berikut Daftar Rekomendasi Tamannya
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Liburan pada momen Lebaran 2025 bersama keluarga tidak selalu harus ke luar kota atau nguras dompet.
Buat kamu yang tinggal di Jakarta dan ingin refreshing bersama keluarga atau teman tanpa harus keluar banyak uang, mungkin ini bisa memanfaatkan ruang terbuka hijau.
Lewat unggahan akun Instagram @dkijakarta, Pemprov Jakarta kasih rekomendasi tiga taman kota terbaru yang punya fasilitas kece dan cocok banget buat piknik santai, olahraga, sampai main bareng anak-anak.
Serunya lagi, semua lokasi ini bisa kamu temukan dengan mudah lewat fitur Peta di aplikasi JAKI.
Berikut tiga taman kota terbaru di Jakarta yang wajib kamu datangi:
Taman yang satu ini cocok buat semua kalangan, dari anak kecil sampai orang tua.
Anak-anak bisa puas main di playground, sementara orang tua bisa jogging, olahraga di outdoor fitness, atau sekadar refleksi kaki di jalur khusus.
Ada juga area amphitheater dan plaza buat kumpul-kumpul santai, bahkan taman berkebun juga ada.
Kalau kamu tinggal di Jakarta Selatan, Taman Bango Pola bisa jadi spot favorit baru.
Selain playground yang seru, taman ini juga punya jalur jogging dan area buat nonton pertandingan olahraga.
Masyarakat bisa duduk santai di gazebo sambil nikmatin pemandangan bunga dan pepohonan yang rindang.
Buat warga Jakbar, taman ini bisa jadi tempat healing murah meriah. Ada playground, lapangan olahraga, dan fasilitas fitness outdoor buat masyarakat yang pengen tetap aktif.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Melihat Suasana Pasar Seni Ancol Saat Libur Lebaran, Sunyi Ketenangan di Pusat Keramaian – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah riuh pengunjung di kawasan Ancol, Pasar Seni berdiri bak oase ketenangan.
Lorong-lorongnya sepi berhiaskan lukisan, patung, dan kerajinan tangan yang menyimpan cerita di setiap goresan.
Meski berada di pusat keramaian, tempat ini anomali. Sekira 200 kios itu hidup segan mati tak mau, meski bisa dinikmati cuma-cuma alias gratis.
Saat Tribunnews datang di siang hari, tepat pada hari keempat lebaran tidak ada pengunjung yang mampir ke bangunan yang sudah berdiri hampir setengah abad itu.
KARYA SENI – Patung dan sejumlah lukisan tampak tidak terurus di Pasar Seni Ancol. Pasar Seni dan Ecopark, menjadi unit yang bisa dinikmati gratis oleh pengunjung. (Tribunnews.com/Alfarizy)
Padahal, siang itu, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, mencatat ada 37.166 pengunjung yang datang ke Ancol.
Beberapa pengunjung hanya bersantai di halaman pasar seni yang memang rindang dan sepi, cocok untuk melepas penat dari keramaian.
Layaknya Pasar Seni, di kios-kios tersebut tentu menawarkan nilai estetika, ekspresi, atau simbolik.
Karya-karya dari para seniman itu hanya dipajang di kios tanpa penjagaan. Bentuknya masih apik, meski berselimut debu.
Bahkan, ada beberapa kios yang memang sudah tidak digunakan, karya seninya pun entah dipindah kemana.
Hanya ada 1-2 penjaga kios yang terlihat berada di lokasi siang itu. Sisanya, ratusan kios hanya dipakai tempat bermain bagi kucing.
Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Daniel Windriatmoko, mengimbau agar para pengunjung bisa menikmati Pasar Seni dan juga Ecopark, yang menjadi ruang terbuka hijau (RTH) di area Ancol.
“Dua area ini adalah yang paling teduh, dan ini mengapa titik parkir kami arahkan ke sana (Ecopark dan Pasar Seni),” ungkap Daniel, kepada Tribunnews.
“Supaya para pengunjung bisa menikmati, yang habis dari pantai bisa ‘adem-adem’ di Pasar Seni dan Ecopark,” imbuhnya.
/data/photo/2025/04/16/67ff2a9b6a23f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



