Tempat Fasum: RSUP dr Sardjito

  • Korban Terseret Ombak di Pantai Drini: 5 Siswa Boleh Pulang, 4 Dirawat, 1 Masih Belum Ditemukan – Halaman all

    Korban Terseret Ombak di Pantai Drini: 5 Siswa Boleh Pulang, 4 Dirawat, 1 Masih Belum Ditemukan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – 1 siswa SMP Negeri Mojokerto yang menjadi korban hilang akibat insiden terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, pada Selasa (28/1/2025) belum ditemukan. 

    Satu orang korban yang masih dalam pencarian tersebut adalah Rifky Yudha Pratama (13) siswa kelas 7C SMP Negeri 7 Mojokerto.

    Pencarian akan dilanjutkan kembali Rabu (29/1/2025) pagi.

    Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Marjono mengatakan, pencarian dihentikan karena hari sudah gelap dan arus air laut sangat kencang.

    “Sampai sore ini pencarian korban nihil. Direncanakan dilanjutkan besok pagi (Rabu). Kalau sekarang tidak bisa dilanjutkan karena sudah mulai gelap ditambah cuaca tidak mendukung dan arus sangat kencang,”  kata Marjono, Selasa (28/1/2025) dikutip dari TribunJogja.com. 

    Rombongan siswa tersebut terdiri dari 261 siswa dan 16 pendamping, dengan tujuan kegiatan outing class.

    Akibat peristiwa ini, 3 siswa dinyatakan meninggal dunia. 

    Mereka bernama Alfian Aditya Pratama, Malfen Yusuf Adhi Dilaga, dan Baihaki F. 

    9 orang siswa lainnya mengalami luka-luka dan kini dirawat, 5 di antaranya sudah diperbolehkan pulang. 

    “Lima orang sudah diperbolehkan pulang, 2 dirujuk ke RSUP Dr Sardjito dan 2 dirawat di RSUD Saptosari,” ucap Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Surisdiyanto, di Pantai Drini, Selasa (28/1/2025). 

    “Saat ini satu yang masih dilakukan pencarian, tertunda karena arus cukup kuat dan kondisi air pasang,” imbuhnya.

    Adapun korban yang dirawat di RSUD Saptosari Gunungkidul adalah:

    Firnanda Rahmadani
    Bintang Kenzi
    Petra Agustino (Diizinkan pulang)
    Revan Bagas ( Diizinkan pulang)
    M Zaki
    Alnoah (Diizinkan pulang)
    Raditya Rangga (Diizinkan pulang)

    Korban yang dirujuk ke RSUP Sardjito Yogyakarta

    Arizona Reza A
    Ahmad Muzaki (Diizinkan pulang)

    Kronologi 

    Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto, menyampaikan bahwa rombongan siswa tiba di lokasi sekitar pukul 06.00 WIB.

    Sebanyak 261 siswa didampingi oleh 16 guru dalam kunjungan tersebut.

    “Begitu tiba, banyak siswa langsung bergegas berenang. Tidak lama kemudian, mereka sudah berada di area yang cukup dalam dan terseret ombak,” kata Surisdiyanto, Selasa (28/1/2025) dikutip TribunJogja.com. 

    Tragedi itu kemudian ditindaklanjuti oleh oleh SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron.

    “Namun, dari 13 pelajar yang terseret ombak, baru sembilan pelajar yang berhasil diselamatkan,” tutur Surisdiyanto.

    Pihak SAR Pantai Baron menduga penyebab siswa bisa sampai terseret ombak karena korban masuk ke jalur kapal nelayan.

    Jalur yang berada di sekitar Pantai Drini ini disebut memiliki kedalaman lebih bila dibandingkan dengan area sekitarnya.

    “Kemungkinan, pada saat yang bersamaan para pelajar ini tidak bisa berenang sehingga terseret ombak sampai ke tengah,” ucap Surisdiyanto.

    Surisdiyanto juga menjelaskan bahwa saat ini pencarian 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Korban Kecelakaan di Pantai Drini: 5 Siswa Boleh Pulang, 4 Dirawat di RS, 3 Tewas, 1 Masih Dicari.

    (Tribunnews.com/Milani) (TribunJogja/Alifia) 

  • Pemkot Mojokerto Tanggung Biaya Perawatan Siswa SMPN 7 Korban Tragedi Pantai Drini

    Pemkot Mojokerto Tanggung Biaya Perawatan Siswa SMPN 7 Korban Tragedi Pantai Drini

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto memastikan menanggung seluruh biaya perawatan bagi siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang menjadi korban musibah kecelakaan air di Pantai Drini, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tragedi yang terjadi pada Selasa (28/1/2025) ini mengakibatkan tiga siswa meninggal dunia, sembilan siswa selamat, dan satu siswa masih dalam pencarian.

    Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menegaskan bahwa pihaknya telah merespons cepat peristiwa ini dengan mengirimkan tim ke lokasi kejadian untuk memberikan bantuan dan memastikan kebutuhan korban terpenuhi.

    “Kami perintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk langsung menuju tempat kejadian perkara,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

    Pemkot Mojokerto juga berkoordinasi dengan Tim SAR di Gunungkidul agar mendapatkan informasi terkini terkait perkembangan pencarian satu siswa yang hilang, serta kondisi para korban yang selamat.

    Pendampingan dan Tanggung Jawab Pemkot
    Selain membiayai seluruh pengobatan siswa yang masih dirawat, Pemkot Mojokerto juga memberikan santunan dan pendampingan kepada keluarga korban meninggal dunia.

    “Kami pastikan setiap siswa yang mendapatkan musibah ini akan kami perhatikan. Kami akan menanggung seluruh pembiayaan yang ditimbulkan akibat kejadian ini. Karena bagi kami, ini musibah yang harus kita hadapi bersama,” tegas Moh Ali.

    Duka yang menyelimuti dunia pendidikan Mojokerto akibat tragedi ini juga menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Atas nama pribadi, Pemkot Mojokerto, dan seluruh satuan pendidikan, Moh Ali menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban.

    Dari sembilan siswa yang selamat, tujuh siswa sudah kembali ke Mojokerto setelah dinyatakan sehat. Sementara itu, dua siswa, yakni Ariona Reza dan Ahmad Muzaki, masih menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito, Sleman, DIY, akibat iritasi lambung yang diduga disebabkan menelan air laut.

    Musibah ini juga mengakibatkan tiga siswa meninggal dunia, yaitu Alfian Aditya Pratama, Rayhaki Fatqiyasyah, dan Magen Yusuf Adliqo. Satu siswa, Rifky Yoeda Pratama, asal Kecamatan Krian, Sidoarjo, hingga kini masih dalam pencarian oleh Tim SAR Gabungan.

    Pemkot Mojokerto berkomitmen untuk terus memantau dan mendukung proses pencarian serta pemulihan bagi para korban. [tin/beq]

  • Daftar Korban Tewas dan Selamat Tragedi Belasan Siswa SMP Terseret Ombak Pantai Drini, 3 Tewas

    Daftar Korban Tewas dan Selamat Tragedi Belasan Siswa SMP Terseret Ombak Pantai Drini, 3 Tewas

    TRIBUNJATENG.COM – Berikut ini daftar korban tewas dan selamat dalam tragedi belasan siswa SMPN 7 Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini Jogjakarta.

    Diberitakan sebelumnya sejumlah 13 siswa SMPN 7 Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini pada Selasa (28/1/2025) pagi. 

    Mereka tenggelam akibat terseret ombak di Pantai Drini,di Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul.

    Rombongan SMPN 7 Mojokerto ini datang pada pagi hari di Pantai Drini yang terdiri dari 261 siswa dan 16 pendamping, dengan tujuan kegiatan outing class. 

    “Sesampai di pantai, para pelajar ini langsung berenang bersama-sama, selang berapa lama mereka sudah berada di area tengah dan terseret ombak,” kata Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto, pada Selasa (28/1/2025), seperti dikutip dari TribunJogja.com.

    Tragedi ini terjadi sekitar pukul 06.30 WIB, dan ditindaklanjuti oleh SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron.

    Petugas SAR yang mendapat laporan dari anggota rombongan langsung berusaha mengevakuasi para pelajar tersebut.

    “Namun, dari 13 pelajar yang terseret ombak baru 9 pelajar yang berhasil diselamatkan, sedangkan 4 pelajar lain masih dilakukan pencarian,” tutur Surisdiyanto.

    Evakuasi yang dilakukan tim SAR berhasil menyelamatkan sejumlah korban dan membawanya kembali ke daratan.

    Walau begitu, sejumlah korban dievakuasi dalam keadaan henti nafas dan dinyatakan meninggal dunia.

    Dihimpun dari data yang dikumpulkan, berikut daftar nama korban tewas dan selamat dari dalam tragedi siswa SMPN 7 Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul.

    1. Alfian Aditya Pratama (meninggal dunia)

    2. Malfen Yusuf Adhi Dilagan (meninggal dunia)

    3. Baihaki F (meninggal dunia)

    4. Rifki Yudha Pratama (belum ditemukan)

    5. Arizona Reza (kritis, dirujuk ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta)

    6. Ahmad Muzaki (kritis, dirujuk ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta)

    7. Petra Agustino (dirawat di RSUD Saptosari)

    8. Refana Bagas (dirawat di RSUD Saptosari)

    9. M Zaki (dirawat di RSUD Saptosari)

    10. Raditya Rangga (dirawat di RSUD Saptosari)

    11. Firnanda Rahmadani (dirawat di RSUD Saptosari)

    12. Bintang Kenzi (dirawat di RSUD Saptosari)

    13. Ainoah (dirawat di RSUD Saptosari)

    Pihak SAR Pantai Baron menduga penyebab siswa bisa sampai terseret ombak karena korban masuk ke dalam jalur kapal nelayan.

    Jalur yang berada di sekitar Pantai Drini ini disebut memiliki kedalam lebih bila dibandingkan dengan area sekitarnya.

    “Kemungkinan, pada saat yang bersamaan para pelajar ini tidak bisa berenang sehingga terseret ombak sampai ke tengah,” ucap Surisdiyanto.

    Surisdiyanto juga menjelaskan bahwa saat ini proses pencarian terus dilakukan menggunakan kapal untuk melakukan penyisiran di sekitar lokasi.

    “Proses pencarian korban terus kami lakukan saat ini tim menggunakan kapal Jungkung menyisir lokasi kejadian,” urainya. (*)

  • Korban Penyiraman Air Keras di Yogyakarta Jalani Operasi Tahap Pertama
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        4 Januari 2025

    Korban Penyiraman Air Keras di Yogyakarta Jalani Operasi Tahap Pertama Yogyakarta 4 Januari 2025

    Korban Penyiraman Air Keras di Yogyakarta Jalani Operasi Tahap Pertama
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Natasya Hutagalung, korban penyiraman air keras di
    Yogyakarta
    , sudah menjalani operasi tahap pertama di RSUP Dr Sardjito.
    Tante Natasya, Tarida Hutagalung mengatakan, operasi tahap pertama ini fokus dalam pengobatan mata dan kulit.
    “Saat ini fokusnya lebih ke pengobatan matanya dengan kulitnya. Jadi, sudah melakukan operasi pertama kemarin, sudah pembukaan perban dan sebagainya,” kata Tarida saat dihubungi, Sabtu (4/12/2024).
    Ia mengatakan, kondisi mata Natasya sempat bisa melihat, namun dengan durasi yang singkat dan pandangan yang kabur.
    Kemudian pada pagi tadi (Sabtu), kedua matanya kembali tidak bisa melihat sama sekali.
    “Untuk opnamenya sampai hari apa kita juga belum tahu, karena masih kondisinya sangat-sangat tidak memungkinkan untuk pulang, untuk kembali, karena masih sangat susah makan juga, walaupun sedikit-sedikit, susah,” kata dia.
    Lanjut Tarida, keponakannya sekarang sudah bisa berkomunikasi dan juga bisa mendengar dengan baik.
    “Untuk berkomunikasi belum bisa penuh lancar, masih kesulitan,” imbuhnya.
    Dia menyampaikan, operasi akan kembali dilakukan namun waktunya masih belum ada informasi lebih lanjut dari dokter yang menangani Natasya.
    “Katanya akan menyusul selanjutnya (operasi). Hanya belum ada informasi lebih lanjut dari dokter,” beber Tarida.
    Menurut Tarida, keluarga berencana membawa Natasya berobat ke Singapura, namun terkendala biaya. Sementara kondisi Natasya masih membutuhkan perawatan secara intensif.
    “Tasya pun kalau pun harus dibawa, harus menunggu kesehatannya baik. Jadi, kami kan keluarga ada rencana juga, setidaknya kita akan mengembalikan kepercayaan diri anak kami Natasya ini,” kata dia.
    “Jadi, kami pun mengupayakan semaksimal mungkin. Melalui kami kakak beradik keuangan ini untuk membiayai pengobatan anak kami ini,” ucap Tarida.
    Sebelumnya, Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Anu Hermawan, menjelaskan bahwa saat pertama kali masuk ke rumah sakit pada malam Natal, Natasya mengalami luka bakar sebesar 18 persen.
    Setelah dilakukan pemeriksaan ulang pada 2 Januari 2025, luka bakar tersebut berkurang menjadi 10 persen.
    Namun, luka yang tersisa tergolong cukup berat dengan grade 3 dan cukup dalam.
    “Rencana akan dilakukan operasi pemulihan luka yang dalam dan tindakan lebih lanjut,” ungkapnya, Jumat (3/1/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • RSUP Dr Sardjito Sebut Perawatan Korban Penyiraman Air Keras Butuh Waktu Lama
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        3 Januari 2025

    RSUP Dr Sardjito Sebut Perawatan Korban Penyiraman Air Keras Butuh Waktu Lama Yogyakarta 3 Januari 2025

    RSUP Dr Sardjito Sebut Perawatan Korban Penyiraman Air Keras Butuh Waktu Lama
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
     –
    RSUP Dr Sardjito
    mengungkapkan kondisi terkini korban
    penyiraman air keras
    ,
    Natasya Hutagalung
    .
    Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Anu Hermawan, menjelaskan bahwa saat pertama kali masuk ke rumah sakit pada malam Natal, Natasya mengalami luka bakar sebesar 18 persen.
    Setelah dilakukan pemeriksaan ulang pada 2 Januari 2025, luka bakar tersebut berkurang menjadi 10 persen.
    Namun, luka yang tersisa tergolong cukup berat dengan grade 3 dan cukup dalam.
    “Rencana akan dilakukan
    operasi pemulihan
    luka yang dalam dan tindakan lebih lanjut,” ungkap Banu, Jumat (3/1/2025).
    Banu menambahkan bahwa operasi pertama akan dilakukan dalam minggu ini, dengan fokus pada pengangkatan kulit mati, terutama di area wajah dan kelopak mata.
    “Sekitar dua minggu lagi, nanti akan ditambal kembali dengan operasi plastik. Proses perawatannya masih lama, diperkirakan masih 2 bulan ke depan,” ungkapnya.
    Natasya saat ini ditangani oleh beberapa dokter spesialis, termasuk dokter bedah plastik, dokter mata, dan dokter psikiatri.
    “Tindakan kolaborasi antara dr bedah plastik, dr mata, dan dr psikiatri,” beber Banu.
    Terkait pembiayaan, Banu menyampaikan bahwa korban dibantu melalui Jamkesos.
    “Pembiayaan dibantu Jamkesos yang diharapkan dapat berkolaborasi dengan LPSK. RSUP Dr Sardjito telah berkoordinasi lebih lanjut dengan penjamin pembiayaan tersebut,” pungkasnya.
    Sebelumnya, Natasya yang merupakan mahasiswi, menjadi korban penyiraman air keras pada malam Natal, Selasa (24/12/2024), di Kota Yogyakarta.
    Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Probo Satrio, membenarkan kejadian tersebut.
    “Iya benar peristiwanya, kejadiannya malam Natal,” ujarnya saat dihubungi pada Kamis (26/12/2024).
    Probo menjelaskan bahwa pelaku utama penyiraman air keras tersebut berhasil ditangkap dalam waktu kurang dari 24 jam setelah kejadian.
    Namun, polisi masih mendalami motif di balik tindakan tersebut.
    “Kasus ini masih dalam proses pemeriksaan. Saya laporkan ke Kapolres dulu untuk detailnya,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kondisi Mahasiswi Korban Penyiraman Air Keras di Jogja, Sudah Bisa Diajak Komunikasi – Halaman all

    Kondisi Mahasiswi Korban Penyiraman Air Keras di Jogja, Sudah Bisa Diajak Komunikasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mahasiswi berinisial N, asal Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi korban penyiraman air keras di Yogyakarta.

    Dilansir Tribun Jogja, saat ini kondisi korban mulai membaik dan masih menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

    Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan mengatakan, korban sudah bisa diajak berkomunikasi.

    Terkait pengobatan luka bakar akibat siraman air keras, tim dokter telah memberikan penanganan khusus.

    “Kami melakukan perawatan khusus. Saat ini pasien mampu berkomunikasi,” ungkap Banu, Kamis (26/12/2024).

    Meski begitu, Banu enggan membeberkan lebih lanjut kondisi korban setelah mendapatkan perawatan medis.

    “Info lebih lanjut menyusul ya, karena saya belum ketemu keluarga,” terangnya.

    Kronologi Kejadian

    Dalam kasus ini, pihak kepolisian mengamankan dua tersangka, yaitu B yang merupakan mantan pacar korban dan S selaku eksekutor.

    Kasatreskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Probo Satrio mengatakan, korban disiram air keras saat dirinya baru saja selesai mandi.

    Adapun korban dan tersangka B merupakan mantan kekasih. Mereka menjalin asmara sejak 2021 silam.

    “Pada Agustus 2024 mereka pisah alasan masing-masing akhirnya putus. Yang laki-laki gak terima,” katanya kepada awak media, Kamis.

    Sebagai informasi, B adalah mahasiswa S2 di salah satu kampus swasta di Yogyakarta. 

    Semenjak putus, tersangka berusaha supaya bisa balikan dengan korban.

    “Namun (korban) gak mau. Akhirnya ada ancaman pelaku, intinya kalau gak bersatu kalau sakit ya sama-sama merasakan. Kalau hancur ya, hancur semua,” jelas Probo.

    Kemudian, pada pertengahan Desember 2024, akhirnya B merencanakan kejahatan dengan mengunggah informasi di Facebook bahwa dirinya membutuhkan tenaga kerja.

    Tersangka S lantas merespons unggahan tersebut dan melanjutkan percakapan dengan tersangka B melalui WhatsApp.

    “Si B dia membuat cerita bahwa seolah-seolah dia ini seorang perempuan Sen Lung membuat cerita dia dikhianti suaminya seorang pelakor. Pelakornya ini adalah korban,” tuturnya.

    S lalu minta uang Rp7 juta dan disanggupi oleh B, tetapi uang itu akan dilunasi setelah eksekusi dilaksanakan.

    “Jadi si B berusaha menutupi jati dirinya. Uang yang diberikan juga COD dibungkus plastik kemudian diambil eksekutor,” ungkap Probo.

    S dibayar B sebanyak enam kali, masing-masing Rp1,6 juta untuk beli jaket pelaku.

    “Eksekutor ini sudah survei 3, 4, sama 5 kali survei sebetulnya mau disiramkan saat survei kost,” ungkapnya.

    Kemudian tanggal 24 Desember 2024 pukul 17.00 WIB, B menghubungi eksekutor bahwa korban ada di kos.

    Alamatnya di Baciro, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, untuk persiapan ke gereja.

    “Ternyata benar. Ke gereja sekitar 19.00 WIB entah darimana akhirnya pelaku S datang ke kos korban jam 18.30 WIB,” terang Probo.

    Setelah sampai di depan pintu kos korban, pelaku langsung masuk ke kamar korban.

    “Langsung tidak kata disiramkan ke korban kena muka dan sekujur tubuh. Kemudian korban berteriak pelaku langsung lari,” ujar Probo.

    Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku menggunakan sepeda motor, jaket ojek online, serta memakai masker.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul: Penjelasan RSUP Dr Sardjito Soal Kondisi Korban Penyiraman Air Keras di Jogja.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Miftahul Huda)

  • Kondisi Mahasiswi Korban Penyiraman Air Keras di Jogja, Sudah Bisa Diajak Komunikasi – Halaman all

    Kronologis Mahasiswi Disiram Air Keras di Yogyakarta, Mantan Pacar Sewa Eksekutor Lancarkan Aksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Kasatreskrim Polresta Yogyakarta Kompol Probo Satrio mengungkap kronologis penyiraman air keras terhadap mahasiswi Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa (APMD)Yogyakarta.

    Korban yang diketahui bernama Natasya Hutagalung menjadi korban penyiraman air keras saat malam Natal di Kota Yogyakarta, Rabu (25/12/2024).

    Kompol Probo Satrio mengatakan, korban merupakan mahasiswi asal Kalimantan Barat (Kalbar).

    Ia disiram menggunakan air keras oleh pelaku saat dirinya baru saja selesai mandi.

    Korban dan pelaku inisial B merupakan sepasang kekasih.

    Keduanya menjalin asmara sejak 2021 silam.

    “Pada Agustus 2024 mereka pisah alasan masing-masing akhirnya putus. Yang laki-laki enggak terima,” katanya, kepada awak media, Kamis (26/12/2024).

    Tersangka B merupakan mahasiswa S2 di satu kampus swasta Yogyakarta.

    Semenjak putus dengan korban tersangka B berusaha supaya balikan dengan korban.

    “Namun (korban) enggak mau. Akhirnya ada ancaman pelaku intinya kalau enggak bersatu kalau sakit ya sama-sama merasakan. Kalau hancur ya, hancur semua,” jelas Probo.

    Selanjutnya pada pertengahan Desember 2024 akhirnya tersangka B merencanakan kejahatannya dengan memposting informasi di facebook bahwasanya ia membutuhkan tenaga kerja.

    Pelaku S lantas menanggapi postingan tersebut dan melanjutkan percakapan dengan pelaku B via What’sApp.

    “Si B dia membuat cerita bahwa seolah-seolah dia ini seorang perempuan Sen Lung membuat cerita dia dikhianti suaminya seorang pelakor. Pelakornya ini adalah korban,” jelasnya.

    Kemudian eksekutor ini minta uang Rp 7 juta disanggupi tersangka B.

    Namun uang itu akan digenapi setelah eksekusi dilaksanakan. 

    “Jadi si B berusaha menutupi jati dirinya. Uang yang diberikan juga COD dibungkus plastik kemudian diambil eksekutor,” ungkap Probo.
     
    Dibayar enam 6 kali masing-masing Rp 1,6 juta untuk beli jaket pelaku. 

    “Eksekutor ini sudah survei 3, 4, sama 5 kali survei sebetulnya mau disiramkan saat survei indekos,” ungkapnya.

    Kemudian tanggal 24 Desember 2024 pukul 17.00 itu si B menghubungi eksekutor bahwa korban ada di indekos alamat Baciro, Gondokusuman, Kota Yogyakarta untuk persiapan ke gereja.

    “Ternyata benar. Ke gereja sekitar 19.00 WIB entah darimana akhirnya pelaku S datang ke indekos korban pukul 18.30 WIB,” terang Probo.

    Setelah sampai di depan pintu indekos korban, pelaku langsung masuk ke kamar korban.

    “Langsung tidak kata, disiramkan ke korban kena muka dan sekujur tubuh. Kemudian korban berteriak pelaku langsung lari,” ujar Probo.

    Berdasar hasil penyelidikan pelaku menggunakan sepeda motor jaket ojek online dan memakai masker.

    Keduanya pun kini sudah berhasil ditangkap pihak kepolisian.

    Atas perbuatannya pelaku dijerat pasal berlapis dan diancam dengan pidana penjara maksimal 12 tahun.

    Pertama Pasal 355 tentang penganiayaan berat yang direncanakan atau pasal 354 ayat 2 tentang penganiayaan berat atau 353 ayat 2 mengenai penganiayaan yang direncanakan yang mengakibatkan luka berat dan atau pasal 351 ayat 2 tentang penganiayaan berat. 

    Kondisi Korban 

    Korban Natasya saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta dan saat ini kondisinya mulai membaik.

    Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan menyampaikan Natasya saat ini sudah bisa diajak berkomunikasi.

    Untuk pengobatan luka bakar akibat siraman air keras yang dialaminya, tim dokter sudah memberikan penanganan khusus.

    “Kami melakukan perawatan khusus. Saat ini pasien mampu berkomunikasi,” ungkap Banu, Kamis (26/12/2024).

    Banu enggan menyampaikan lebih detail kondisi korban seusai mendapat perawatan medis.

    “Info lebih lanjut menyusul ya, karena saya belum ketemu keluarga,” pungkasnya. 

    Penulis: Miftahul Huda

  • Ini Tiga Varian Produk Indomie yang Ditarik Australia dari Peredaran

    Ini Tiga Varian Produk Indomie yang Ditarik Australia dari Peredaran

    Jakarta

    Badan pangan Australia atau Food Standards Australia menarik tiga varian produk Indomie dari peredaran. Tiga varian tersebut adalah Indomie Mi Goreng Rasa Rendang, Indomie Rasa Ayam Bawang, dan Indomie Rasa Soto Mie.

    Mengutip laman resmi Food Standards Australia, Rabu (18/12/2024), produk-produk tersebut ditarik karena tidak mencantumkan kandungan alergen. Indomie Mi Goreng Rasa Rendang dan Indomie Rasa Soto Mie tidak mencantumkan kandungan alergen susu, sementara Indomie Ayam Bawang tidak mencantumkan kandungan alergen telur.

    “Setiap konsumen yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap susu dan/atau telur mungkin mengalami reaksi jika mengonsumsi produk tersebut,” tulis Food Standards Australia dalam pengumumannya.

    Produk Indomie Rasa Soto Mie yang ditarik memiliki tanggal kedaluwarsa sebelum 10 April 2025, produk Indomie Rasa Ayam Bawang memiliki tanggal kedaluwarsa sebelum 1 April 2025, dan produk Indomie Mi Goreng Rasa Rendang memiliki tanggal kedaluarwa 3 Mei 2025.

    Food Standards Australia meminta konsumen yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap susu atau telur sebaiknya tidak mengonsumsi produk ini. Konsumen harus mengembalikan produk ke tempat pembelian untuk mendapatkan pengembalian dana penuh. Konsumen yang khawatir dengan kesehatannya disarankan menghubungi dokter.

    Dikutip dari laman RSUP Dr Sardjito, alergen didefinisikan sebagai bahan pangan atau senyawa yang menyebabkan alergi atau intoleransi. Konsumsi pangan yang mengandung bahan alergen dapat memberikan risiko kesehatan bagi konsumen yang memiliki alergi atau intoleransi.

    Di Indonesia sendiri, keterangan tentang alergen telah diatur dalam Peraturan Badan POM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Disebutkan bahwa (1) keterangan tentang alergen wajib dicantumkan pada label yang mengandung alergen; (2) pangan olahan yang diproduksi menggunakan sarana produksi yang sama dengan pangan olahan yang mengandung alergen wajib mencantumkan informasi tentang kandungan alergen.

    Bahan pangan yang berpotensi menyebabkan alergi wajib dicantumkan dalam keterangan sebagai alergen dan bahan dicetak tebal. Jika anda menemukan label dengan informasi ‘mengandung alergen’, artinya bahan pangan tersebut mengandung satu atau beberapa bahan alergen.

    (fdl/fdl)

  • Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan yang Berlaku Mulai Juni 2025

    Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan yang Berlaku Mulai Juni 2025

    TRIBUNJAKARTA.COM – Mengenal KRIS, pengganti kelas BPJS kesehatan yang bakal berlaku mulai Juni 2025.

    Pemerintah akan menghapus kelas 1, 2, dan 3 pada program JKN KIS BPJS Kesehatan.

    Isu penghapusan kelas BPJS Kesehatan memang sudah berembus lama, namun Presiden ke-7 RI Jokowi secara resmi baru menandatangani Perpres Nomor 82 Tahun 2018 Tentang Jaminan Kesehatan pada Rabu (8/5/2024).

    Dalam aturan tersebut memuat tentang peleburan kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan menjadi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

    Berdasarkan pasa 103B ayat (1) Perpres Nomor 59 Tahun 2024, KRIS akan diterapkan secara menyeluruh untuk rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan paling lambat 30 Juni 2025.

    Lantas, apa itu KRIS?

    Apa Itu KRIS BPJS Kesehatan

    Berdasarkan Pasal 1 ayat 4b Perpres Nomor 59 Tahun 2024, kelas rawat inap standar atau KRIS adalah standar minimum pelayanan rawat inap yang diterima oleh peserta BPJS Kesehatan.

    Penerapan KRIS menggantikan kelas BPJS Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan rawat inap peserta.

    Selain itu, KRIS juga memberikan pelayanan satu kelas yang sama rata bagi pasien pengguna BPJS Kesehatan.

    Dengan begitu, pelaksanaan BPJS Kesehatan memenuhi ketentuan dan prinsip ekuitas atau keadilan.

    Penerapan KRIS juga sesuai dengan prinsip gotong royong yang diamanatkan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

    Ilusrtasi Kartu BPJS Kesehatan. (play.google.com/store)

    Fasilitas KRIS

    Dalam penerapannya, KRIS BPJS Kesehatan harus memenuhi 12 kriteria fasilitas ruang perawatan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 46A Perpres Nomor 59 Tahun 2024.

    Berikut 12 persyaratan mengenai fasilitas kelas rawat inap standar yang wajib dipenuhi:

    Komponen bangunan yang digunakan tidak memiliki tingkat porositas yang tinggi.
    Ventilasi udara memenuhi pertukaran udara pada ruang perawatan biasa minimal 6 kali pergantian udara per jam.
    Pencahayaan ruangan buatan mengikuti kriteria standar 250 lux untuk penerangan dan 50 lux untuk pencahayaan tidur.
    Kelengkapan tempat tidur berupa adanya 2 kotak kontak dan nurse call pada setiap tempat tidur.
    Ada nakas per tempat tidur.
    Dapat mempertahankan suhu ruangan mulai 20 sampai 26 derajat celcius.
    Ruangan telah terbagi atas jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit (infeksi dan non infeksi).
    Kepadatan ruang rawat inap maksimal 4 tempat tidur, dengan jarak antar tepi tempat tidur minimal 1,5 meter.
    Tirai/partisi dengan rel dibenamkan menempel di plafon atau menggantung.
    Kamar mandi dalam ruang rawat inap.
    Kamar mandi sesuai dengan standar aksesibilitas.
    Outlet oksigen.

    Adapun ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan penerapan KRIS akan diatur melalui peraturan menteri.

    Daftar RS Uji Coba KRIS

    Sebelumnya pada 2023, sebanyak 15 rumah sakit melakukan uji coba penerapan kelas rawat inap standar atau kris.

    Rumah sakit terpilih itu tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Berikut rinciannya:

    RS Dr Tadjuddin Chalid Makassar
    RS Dr Johannes Leimena Ambon
    RSUP Surakarta (Kelas C)
    RS Dr Abdullah Palembang
    RSUP Kariadi Semarang
    RSUP Dr Sardjito Sleman
    RSUP Soedarso Pontianak
    RSUD Sidoarjo
    RSUD Sultan Syarif M. Alkadrie Pontianak
    RS Santosa Kopo Bandung
    RS Santosa Central Bandung
    RS Awal Bros Batam
    RS Al Islam Bandung
    RS Ananda Babelan Bekasi
    RS Edelweis Bandung.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, sebanyak 2.358 dari total 3.039 rumah sakit yang ditarget telah menyatakan siap mengimplementasikan 12 kriteria KRIS.

    Proporsi itu cukup besar karena mencapai 78 persen.

    Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Kementerian Kesehatan per 31 Januari 2024 menunjukkan, total rumah sakit yang terdaftar di Indonesia sebanyak 3.164 rumah sakit.

    2.358 rumah sakit menjadi target implementasi dari KRIS. Sementara 125 rumah sakit menyatakan bisa menerapkan kriteria KRIS dan 681 rumah sakit menyatakan belum siap menerapkan KRIS.

    Besaran Iuran KRIS BPJS Kesehatan

    Hingga aturan Perpres Nomor 59 Tahun 2024 ditandatangani, belum ada besaran pasti berapa iuran yang akan dibayarkan peserta BPJS Kesehatan untuk mendapat manfaat KRIS ini.

    Pengaturan berupa manfaat, tarif, dan iuran akan ditetapkan paling lambat tanggal 1 Juli 2025.

    Untuk saat ini, besaran iuran peserta BPJS Kesehatan masih tetap sama.

    Hal itu disampaikan disampaikan Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa iuran BPJS Kesehatan tidak naik hingga 2024.

    Khusus segmen pekerja bukan penerima upah (PBPU) atau peserta mandiri, berikut besaran iuran BPJS Kesehatan:

    Kelas I: Rp 150.000 per bulan
    Kelas II: Rp 100.000 per bulan
    Kelas III: Rp 42.000 per bulan dengan subsidi pemerintah sebesar Rp 7.000 per orang, sehingga peserta hanya membayar Rp 35.000 per bulan.

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya