Tempat Fasum: RS Pondok Indah

  • Ada Tonjolan di Perut Anak? Ini yang Perlu Orang Tua Ketahui tentang Hernia

    Ada Tonjolan di Perut Anak? Ini yang Perlu Orang Tua Ketahui tentang Hernia

    JAKARTA – Hernia pada anak merupakan salah satu kondisi medis yang cukup sering ditemui dan sering menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua. Kondisi ini biasanya terlihat sebagai tonjolan pada perut atau pusar anak, terutama saat mereka menangis, batuk, atau mengejan.

    Banyak orang tua panik saat menemukan tonjolan ini dan khawatir akan risiko komplikasi. Namun tidak semua hernia membutuhkan tindakan medis segera. Hal ini tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya.

    “Kalau yang sudah terbuka, memang sangat urgent untuk segera ditangani. Tapi ada juga yang masih tertutup. Kalau masih tertutup, biasanya komplikasi yang mengkhawatirkan jarang terjadi,” jelas dr. Karmile, Sp. B.A, Dokter Spesialis Bedah Anak RS Pondok Indah saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta pada Kamis, 18 Desember 2025.

    Secara istilah, kata hernia berasal dari bahasa Yunani Hernios yang berarti pucuk atau cabang pohon. Secara medis, hernia adalah penonjolan sebagian atau seluruh organ/jaringan melalui dinding rongga akibat kelemahan dinding atau kegagalan proses penutupan.

    Pada anak, hernia umumnya bersifat bawaan lahir karena adanya celah kecil di dinding perut yang belum menutup sempurna. Contohnya hernia inguinal terjadi akibat kegagalan penutupan processus vaginalis. Lalu hernia umbilikal terjadikarena kegagalan penutupan dinding perut di area pusar.

    Hernia pada anak biasanya terlihat saat anak menangis, batuk, atau mengejan, dan dapat kembali mengempis saat anak tenang.

    “Kalau hernia di pusar, selama tidak ada tanda komplikasi, biasanya tidak berbahaya,” jelas dr. Karmile.

    Beberapa hernia dapat menutup dengan sendirinya tanpa tindakan medis segera.

    Banyak orang tua khawatir bahwa menangis terlalu kencang atau lama bisa menyebabkan hernia.

    “Bukan karena menangis anak menjadi hernia. Tapi karena menangis, tonjolan hernia jadi terlihat. Lubang di dinding perut sudah ada sejak lahir,” tegas Dr. Karmile

    Selain itu, faktor genetik juga berperan dalam hal ini.

    “Kalau orang tuanya pernah mengalami hernia, anaknya juga cenderung berisiko. Tapi ini tidak 100 persen,” ucap Dr. Karmile.

    Komplikasi utama hernia adalah terjepitnya organ di dalam tonjolan yang dapat mengganggu aliran darah dan fungsi organ. Namun untuk hernia di pusar, kejadian terjepit sangat jarang.

    “Yang penting, orang tua sadar tanda-tanda hernia terjepit, seperti anak rewel, muntah, benjolan merah, atau benjolan yang tidak bisa masuk kembali,” jelas dr. Karmile.

    Saat ini, laparoskopi menjadi metode pilihan karena sifatnya minimal invasif. Prosedur ini memungkinkan dokter melihat struktur internal dengan jelas dan menutup celah hernia melalui sayatan kecil.

    “Dengan laparoskopi, kita tidak memotong atau menggunakan gunting di dalam. Hanya memasukkan jarum untuk mengikat. Berbeda dengan operasi terbuka,” jelas dr. Karmile.

    Keunggulan laparoskopi meliputi:

    – Visualisasi organ lebih jelas, meminimalkan risiko cedera.

    – Luka operasi lebih kecil, mengurangi trauma jaringan.

    – Pemulihan lebih cepat dibanding operasi terbuka.

    Terkait risiko cedera saluran sperma, dr. Karmile menambahkan, “Kasus cedera saluran sperma selama ini hanya dilaporkan pada operasi terbuka, belum pernah pada laparoskopi. Jika terjadi, perbaikan bisa segera dilakukan, meski evaluasi jangka panjang tetap diperlukan.”

  • Istri Egy Maulana Vikri Melahirkan, Umi Pipik Resmi Jadi Nenek

    Istri Egy Maulana Vikri Melahirkan, Umi Pipik Resmi Jadi Nenek

    Jakarta, Beritasatu.com – Kabar bahagia menyelimuti pasangan Adiba Khanza dan pesepak bola Egy Maulana Vikri. Putri sulung almarhum ustaz Jefri Al Buchori (Uje) dan Ummi Pipik itu melahirkan anak pertamanya berjenis kelamin perempuan di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro, Jakarta Selatan.

    Kebahagiaan tersebut pertama kali dibagikan Egy Maulana Vikri melalui unggahan di akun Instagram miliknya.

    “Dunia kami baru saja menjadi jauh lebih terang dengan Engkau di dalamnya. Alhamdulillah ya Allah. Hai putri kecil kami, bayi Elara,” kata Egy Maulana Vikri, Jumat (12/12/2025).

    Sebagai nenek baru, Ummi Pipik tidak mampu menyembunyikan rasa syukurnya atas kelahiran cucu pertamanya.

    Ia memanjatkan doa dan harapan agar bayi Elara tumbuh menjadi anak yang membanggakan.

    “Allah jadikan qurata’ayun untuk orang tuanya, kebanggaan untuk Nabi Muhammad, menjadi putri yang salihah,” ujar Ummi Pipik.

    Ummi Pipik juga menyampaikan rasa terima kasih kepada putrinya, Adiba, yang telah berjuang melahirkan, serta kepada Egy Maulana Vikri yang setia mendampingi selama proses persalinan.

    Kelahiran bayi Elara disambut hangat oleh warganet, yang turut mengirimkan doa untuk kesehatan ibu dan bayi serta kebahagiaan keluarga kecil Adiba dan Egy.

    “Terima kasih kakak @adiba.knza sudah berjuang melahirkan dengan sabar. Love you,” bebernya.

    “Terima kasih anakku @egymaulanavikri sudah jadi suami siaga memberikan semangat saat persalinan. Allah bersamai kalian selamanya dalam cinta dan ridha-Nya,” tutupnya.

  • 10
                    
                        Blunder Pernyataan Cucun soal "Tak Perlu Ahli Gizi" di Program MBG, Memicu Amarah Ahli
                        Nasional

    10 Blunder Pernyataan Cucun soal "Tak Perlu Ahli Gizi" di Program MBG, Memicu Amarah Ahli Nasional

    Blunder Pernyataan Cucun soal “Tak Perlu Ahli Gizi” di Program MBG, Memicu Amarah Ahli
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polemik penggunaan istilah ahli gizi dalam rekrutmen petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencuat setelah pernyataan Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menuai reaksi keras dari kalangan profesional gizi.
    Pernyataan tersebut dinilai merendahkan profesi ahli gizi dan memunculkan kekhawatiran akan turunnya standar layanan gizi dalam program prioritas nasional tersebut.
    Polemik bermula ketika seorang peserta Forum Konsolidasi SPPG se-Kabupaten Bandung menyoroti persoalan sulitnya BGN mencari ahli gizi untuk ditempatkan di SPPG.
    Ia mengusulkan agar istilah ahli gizi tidak digunakan jika tenaga yang direkrut bukan lulusan gizi.
    “Jika memang pada akhirnya tetap ingin merekrut dari non-gizi, tolong tidak menggunakan embel-embel ahli gizi lagi,” ujar peserta itu.
    Ia menyarankan agar posisi cukup disebut pengawas produksi dan kualitas atau tenaga QA/QC. Peserta itu juga mendorong BGN menggandeng Persagi.
    “Nanti mungkin ke depannya, BGN bisa berkolaborasi dengan organisasi profesi Persagi,” katanya. Selain Persagi, ia juga menyebut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI).
    Namun sebelum peserta itu menyelesaikan penjelasannya, Cucun memotong dan mengkritik gaya penyampaiannya.
    “Kamu itu (bicaranya) terlalu panjang. Yang lain kasihan,” kata Cucun. Ia juga menilai peserta tersebut arogan.
    “Saya enggak suka anak muda arogan kayak gini. Mentang-mentang kalian sekarang dibutuhkan negara, kalian bicara undang-undang. Pembuat kebijakan itu saya,” ujarnya.
    Dalam rekaman yang beredar, Cucun bahkan menyebut istilah ahli gizi tidak diperlukan dalam program MBG.
    “Tidak perlu ahli gizi. Cocok enggak? Nanti saya selesaikan di DPR,” ujarnya.
    Ia menambahkan bahwa posisi itu bisa diisi lulusan SMA yang mengikuti pelatihan singkat.
    “Nanti tinggal ibu Kadinkes melatih orang. Bila perlu di sini, di kabupaten itu, punya anak-anak yang fresh graduate, anak-anak SMA cerdas, dilatih sertifikasi, saya siapkan BSNP. Program MBG tidak perlu kalian yang sombong seperti ini,” ucap Cucun.
    Cucun kemudian menyampaikan permohonan maaf dan mengklarifikasi maksud ucapannya melalui unggahan di Instagram @Cucun_Center. Ia menegaskan tidak pernah bermaksud menyinggung profesi ahli gizi.
    “Saya menyampaikan permohonan maaf apabila dinamika pembahasan di dalam ruangan terkait tuntutan aspirasi sempat menjadi konsumsi publik dan dianggap menyinggung profesi ahli gizi,” kata Cucun, Senin (17/11/2025).
    Menurut dia, pernyataannya saat itu bertujuan meluruskan usulan yang muncul dalam forum konsolidasi SPPG MBG se-Kabupaten Bandung. Terutama terkait ide mengganti istilah “ahli gizi” di dalam proses rekrutmen petugas MBG.
    “Sejak awal, tujuan saya adalah meluruskan bahwa apabila terjadi perubahan diksi terdapat kekhawatiran bahwa kualitas makanan bergizi, termasuk aspek pengawasannya, menjadi tidak dapat dipastikan,” ujar dia.
    Menurutnya, menghilangkan nomenklatur profesi justru berbahaya karena memungkinkan masuknya tenaga tanpa kompetensi gizi ke ruang kerja ahli gizi.
    “Oleh karena itu, penegasan nomenklatur profesi menjadi penting untuk menjaga kepastian peran serta kualitas layanan gizi dan pangan bergizi,” ujar dia.
    Cucun mengklaim bahwa DPR tetap memperhatikan seluruh aspirasi publik.
    “Setiap aspirasi yang disampaikan sangat berarti bagi penguatan program Presiden RI Prabowo yang begitu luar biasa dalam mempersiapkan masa depan dan kualitas generasi penerus bangsa,” ucapnya.
    Usai pertemuan tertutup dengan perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN) dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Cucun menegaskan polemik ini berawal dari pembahasan soal kelangkaan tenaga ahli gizi di Komisi IX DPR RI.
    “Saya sudah sampaikan di media sosial saya. Bahkan, semalam kita diskusi sama Ketua Persagi. Pemikiran-pemikiran beliau luar biasa tadi dibahas di sini. Tadi juga di awal pertemuan sudah kita sampaikan,” ujarnya.
    Ia menjelaskan bahwa usulan perubahan istilah semula muncul ketika DPR dan pemerintah mencari solusi atas kurangnya tenaga ahli tertentu.
    “Teman-teman ahli gizi ini sudah tahu di bawah. Menyampaikan usulan, ada kalimatnya enggak sedikit, jangan pakai embel-embel apa? Ahli gizi, kalau memang mau diganti,” kata Cucun.
    Respons Cucun dalam forum itu, kata dia, justru merupakan peringatan agar nomenklatur profesi tidak hilang.
    “Kalau mau diganti, jangan pakai embel-embel ahli gizi. Kita respons, kita akan bawa, kalau memang misalkan seperti ini, nanti justru profesinya yang akan tereliminir sama yang profesi-profesi lain,” katanya.
    Pernyataan Cucun memancing reaksi keras dari para ahli gizi. Dokter sekaligus Ahli Gizi Masyarakat Tan Shot Yen menyebut perkataan Cucun menunjukkan ketidakpahaman mendasar mengenai profesi gizi.
    “Sudah jelas ngaco. Artinya dia tidak paham profesi ahli gizi,” ujar Tan kepada Kompas.com, Senin (17/11/2025).
    Ia menilai pandangan bahwa ahli gizi dapat digantikan oleh tenaga non-profesional merupakan kekeliruan fatal.
    Tan mengibaratkan hal tersebut seperti menyerahkan tugas pilot kepada petugas darat yang hanya mendapat pelatihan singkat.
    “Ibarat pilot diganti dengan petugas darat yang dilatih selama tiga bulan, tahu-tahu menerbangkan pesawat,” ucapnya.
    Tan menuturkan bahwa sebagian pejabat kerap tidak memahami perbedaan antara jabatan struktural dan jabatan fungsional yang membutuhkan keahlian tertentu.
    Ia mencontohkan posisi Kepala Puskesmas atau Menteri Kesehatan yang bisa saja tidak berlatar belakang dokter, tetapi tetap tidak memiliki kewenangan melakukan praktik klinis.
    “Pernah mikir enggak? Kepala puskesmas dan Menteri Kesehatan bisa saja bukan dokter tetapi mereka tidak berhak menangani pasien di poli. Nah, mikir mulai dari situ, kenapa ahli gizi enggak bisa diganti jika mau makanan kalian bergizi,” kata Tan.
    Ia menegaskan bahwa keberadaan ahli gizi merupakan unsur esensial untuk memastikan standar gizi terpenuhi dalam program makan bergizi gratis.
    Tan juga menyebut bahwa pernyataan pejabat yang meremehkan profesi ahli gizi justru menunjukkan sikap yang ia nilai arogan.
    Ia berharap pembuat kebijakan memahami bahwa program MBG menyangkut kesehatan generasi muda, sehingga tidak boleh disederhanakan hanya sebatas penyediaan makanan tanpa kendali profesional.
    “Yang arogan itu orang bicara tanpa paham duduk perkara,” ujarnya.
    Senada dengan Tan Shot Yen, dokter spesialis gizi dr Raissa E. Djuanda menilai pernyataan Cucun keliru dan dapat menurunkan kualitas program MBG.
    Dalam perbincangan dengan Kompas.com, Raissa menilai, progam unggulan pemerintah itu merupakan kebijakan baik yang perlu ditangani oleh profesional.
    “Sebagai dokter yang bergerak di bidang gizi, saya melihat bahwa program MBG adalah program yang sangat baik,” kata Raissa.
    “Namun, ketika disebutkan bahwa program ini tidak memerlukan ahli gizi dan cukup diawasi oleh petugas non-profesional, ada beberapa hal penting yang perlu diluruskan,” kata Raissa.
    Raissa menjelaskan bahwa pengelolaan gizi adalah proses ilmiah yang kompleks, bukan hanya memastikan makanan dibagikan.
    Ia menyebut tujuh kompetensi kunci ahli gizi, termasuk penentuan menu, perhitungan energi dan mikronutrien, pencegahan kekurangan gizi, hingga penanganan kondisi khusus.
    “Ini adalah kompetensi yang hanya dimiliki oleh tenaga gizi sesuai pendidikan dan regulasi,” ujarnya.
    Raissa yang merupakan dokter yang berpraktik di RS Metropolitan Medical Centre dan RS Pondok Indah Puri Indah ini bilang, petugas non-profesional tetap memiliki peran, tetapi bukan dalam perancangan gizi.
    “Mereka tidak dibekali kemampuan untuk menghitung kebutuhan gizi, menyusun menu seimbang, atau melakukan evaluasi teknis status gizi,” katanya.
    Ia menegaskan bahwa karena MBG merupakan program nasional berskala besar, tenaga gizi profesional tidak bisa ditiadakan.
    “Sayang sekali jika program yang sudah baik dijalankan oleh petugas non-ahli; hasilnya tidak akan optimal dan tidak tepat sasaran,” kata Raissa.
    “Tenaga gizi bukan untuk menggantikan peran petugas lapangan, namun keduanya saling melengkapi,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi ungkap kronologi pengemudi Lexus yang tewas di Pondok Indah

    Polisi ungkap kronologi pengemudi Lexus yang tewas di Pondok Indah

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya mengungkap kronologi pengemudi mobil Toyota Lexus yang tewas akibat mobilnya tertimpa pohon tumbang di Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Minggu (26/10).

    Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan, saksi berinisial F berada di belakang mobil Lexus, sedang mengantar makanan ke Jalan H Saikin Pondok Pinang.

    “Saksi melihat Pohon Palem yang berada di marka pembatas jalan tiba-tiba tumbang menimpa sebuah mobil Lexus dengan nomor polisi B 1732 SJV warna hitam,” katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

    Akibat peristiwa tersebut korban dilakukan evakuasi dan kemudian dibawa Ke RS Pondok Indah, namun korban tidak tertolong dan meninggal dunia. “Korban mengalami luka di kepala bagian kanan atas,” kata Reonald.

    Selanjutnya, kasus tersebut ditangani oleh Polsek Kebayoran Lama, Polres Metro Jakarta Selatan (Jaksel).

    Seorang pengemudi mobil Toyota Lexus tewas akibat mobilnya tertimpa pohon tumbang di Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Minggu siang, saat hujan disertai angin kencang.

    “Korban meninggal dunia seorang laki-laki usia 50 tahun,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta ,Mohamad Yohan di Jakarta, Minggu.

    Pohon tumbang itu terjadi di Jalan Metro Pondok Indah Raya, Kelurahan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, sekitar pukul 14.00 WIB.

    Menurut dia, dugaan penyebab pohon tumbang karena hujan intensitas tinggi yang disertai angin kencang yang terjadi di kawasan itu.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pram minta pohon rawan tumbang di DKI dipasang penyangga

    Pram minta pohon rawan tumbang di DKI dipasang penyangga

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo meminta pihak terkait memasang penyangga pada sekitar 5.000 pohon di Jakarta yang rawan tumbang.

    Pramono tak ingin insiden pohon tumbang di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, yang menewaskan seorang pengemudi mobil pada Minggu (26/10) terulang kembali.

    “Mungkin ada 5.000-an pohon yang perlu ‘trigger’ atau penyangga. Kalau nggak, kejadian ini bisa terulang kembali,” ujar Pramono di Jakarta Barat, Senin.

    Karena itu, Pramono meminta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta segera melakukan pemetaan dan memasang penyangga pada pohon-pohon yang berisiko tinggi.

    Kendati demikian, Pramono mengakui, pelaksanaan di lapangan tidak selalu mudah. Petugas sering menghadapi penolakan dari warga saat hendak memasang penyangga di lingkungan mereka.

    Namun dia berharap, dengan adanya kejadian tersebut, masyarakat bisa mengizinkan agar pohon-pohon yang rawan tumbang dipasang penyangga.

    Pramono juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga Hery, pengemudi mobil yang meninggal dunia akibat tertimpa pohon palem di Jalan Metro Pondok Indah Raya.

    “Kebetulan almarhum saya kenal secara pribadi. Atasannya sahabat saya. Pemerintah daerah sudah menawarkan bantuan untuk pemakaman dan pengurusan asuransi. Namun keluarga memilih dimakamkan di Bogor,” kata Pramono.

    Sebelumnya, insiden pohon tumbang menimpa sebuah mobil di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Minggu (26/10) sekitar pukul 13.59 WIB.

    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Muhammad Yohan mengatakan, satu orang laki-laki berusia sekitar 50 tahun meninggal dunia dan dibawa ke RS Pondok Indah.

    Akibat kejadian itu, arus lalu lintas di Jalan Metro Pondok Indah Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, sempat tersendat. Namun, pohon tumbang telah dievakuasi oleh petugas gabungan.

    Proses evakuasi pohon tumbang dilakukan oleh petugas gabungan dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), Distamhut, BPBD serta sejumlah unsur terkait lainnya.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kronologi Pohon Palem Tumbang di Pondok Indah Timpa Mobil Lexus hingga Tewaskan Eks Direktur Danareksa – Page 3

    Kronologi Pohon Palem Tumbang di Pondok Indah Timpa Mobil Lexus hingga Tewaskan Eks Direktur Danareksa – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah pohon palem tumbang hingga menimpa mobil Lexus di kawasan Jalan Metro Pondok Indah Raya Nomor 17, Kelurahan Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Minggu 26 Oktober 2025.

    Pengemudi mobil yang merupakan mantan Direktur PT Danareksa (Persero) Harry Nugroho Prasetyo Danardojo meninggal dunia.

    Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Harnas Prihandito menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada pukul 13.59 WIB, Minggu 26 Oktober 2025. Saat kejadian, hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah Jakarta Selatan (Jaksel).

    Korban sedang berkendara mengarah ke selatan. Tiba-tiba, pohon palem ambruk sampai menimpa bagian atap hingga kap depan mobilnya.

    “Intinya korban melintas normal mengarah ke arah selatan, yasudah pada saat itu ya tiba-tiba tumbang nimpa mobil itu,” kata Harnas saat dihubungi, Senin (27/10/2025).

    Menurut Harnas, bagian mobil hancur dan penyok parah.

    “Dibagian kap Hancur penyek, parah sampai kursi dalam juga bengkok ke bawah. Kap kena. Rata sepintu,” ucap dia.

    Sementara itu, korban mengalami luka serius di bagian kepala sebelah kanan. Akibat insiden itu, korban menghembuskan nafas di lokasi kejadian.

    “Korban meninggal dunia,” terang Harnas.

    Terkait kejadian ini, pihak kepolisian langsung datang ke lokasi segera mengevakuasi jenazah ke Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI). Sedangkan, mobil korban dibawa ke samping pos polisi Pondok Indah.

    Menurut Harnas, keluarga korban telah datang ke rumah sakit dan menolak dilakukan otopsi. Dia menegaskan, kejadian ini murni musibah alam akibat cuaca ekstrem. Tidak ada kendaraan lain yang jadi korban.

    “Keluarga Korban sudah datang gak mau otopsi sudah menerima dan tidak mau memperpanjang,” tandas Harnas.

     

    Hujan deras yang disertai angin kencang menumbangkan sejumlah pohon di jalur Pantura. Selama proses pembersihan pohon tumbang, jalur Pantura macet total.

  • 1
                    
                        Pengemudi Mobil Lexus yang Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah Tewas
                        Megapolitan

    1 Pengemudi Mobil Lexus yang Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah Tewas Megapolitan

    Pengemudi Mobil Lexus yang Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah Tewas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pengemudi mobil Lexus yang tertimpa pohon tumbang di wilayah Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Minggu (26/10/2025) dilaporkan meninggal dunia.
    “Satu orang laki laki usia sekitar 50 tahun meninggal dunia dibawa ke RS Pondok Indah, untuk identitas masih menunggu,” ucap Kapusdatin BPBD Jakarta Muhammad Yohan dalam keterangannya, Minggu.
    Yohan menjelaskan, peristiwa pohon tumbang yang menimpa mobil Lexus tersebut terjadi sekitar pukul 13.59 WIB saat hujan berintensitas tinggi dan angin kencang melanda wilayah Pondok Indah.
    “Hujan intensitas tinggi dan angin kencang menyebabkan pohon palem diameter sekitar 60 sentimeter dan tinggi 15 meter tumbang,” ungkapnya.
    Akibat kejadian itu, arus lalu lintas di Jalan Metro Pondok Indah Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, sempat tersendat.
    Namun, pohon tumbang telah dievakuasi oleh petugas gabungan.
    “Selesai penanganan, akses jalan sudah bisa dilalui, mobil menunggu
    towing
    (truk derek),” tuturnya.
    Sebelumnya, sebuah mobil Lexus tertimpa pohon tumbang di wilayah Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Minggu (26/10/2025).
    Peristiwa itu terjadi saat hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah tersebut pada Minggu sore.
     
    “Objek terdampak satu pohon tumbang dan satu unit mobil,” kata Kapusdatin BPBD Jakarta Muhammad Yohan dalam keterangannya, Minggu.
    Yohan mengatakan, pihaknya masih mendata kemungkinan adanya korban dalam insiden ini.
    Ia belum dapat memastikan kondisi pengemudi maupun penumpang di dalam mobil.
    “Untuk korban dan estimasi keruguan masih dilakukan pendataan,” jelasnya.
    Proses evakuasi pohon tumbang dilakukan oleh petugas gabungan dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut), BPBD, serta sejumlah unsur terkait lainnya.
    “Itu awal kejadian Minggu, 26 Oktober 2025 pukul 13:59 WIB. Sedang ditangani oleh Disgulkarmat, P2B BPBD, Distamhut, PPSU, Satpol PP, Koramil dan Polsek,” ungkapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kecelakaan Beruntun di Exit Tol Joglo, 1 Tewas, 2 Terluka
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Oktober 2025

    Kecelakaan Beruntun di Exit Tol Joglo, 1 Tewas, 2 Terluka Megapolitan 11 Oktober 2025

    Kecelakaan Beruntun di Exit Tol Joglo, 1 Tewas, 2 Terluka
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS com –
    Sebuah kecelakaan yang melibatkan dua mobil dan satu motor terjadi di Jalan Joglo Raya, tepatnya di pintu keluar Tol Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (10/10/2025) sekitar pukul 15.30 WIB.
    Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Jakarta Barat AKP Joko menjelaskan, kecelakaan bermula saat mobil Toyota Avanza dengan nomor polisi B-2971-KFG yang dikemudikan oleh AG (44) melaju dari arah utara menuju selatan untuk keluar tol.
    “Sesampainya di pertemuan dengan Jalan Joglo Raya, pengemudi hilang kendali sehingga melaju lurus menabrak trotoar,” ujar Joko dalam keterangannya, Jumat malam.
    Setelah menabrak trotoar, mobil Avanza tersebut terus melaju melintasi Jalan Joglo Raya dan menabrak dua kendaraan lain yang sedang melaju.
    Kendaraan pertama yang tertabrak adalah
    sepeda motor Honda Scoopy
    dengan nomor polisi
    B-6188-VUY
    , dikendarai oleh
    PF (28)
    , perempuan asal Sudimara, Ciledug.
    Selanjutnya, mobil Avanza menabrak
    Toyota Agya
    bernomor polisi
    B-2046-WFA
    yang dikemudikan oleh
    BP (63)
    , seorang lansia asal Bintaro, Tangerang.
    Akibat rangkaian tabrakan tersebut, AG mengalami luka parah di bagian kepala dan dada. Ia kemudian dinyatakan meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan medis di RS Sari Asih Ciledug.
    Sementara itu,
    PF
     mengalami luka di bagian kepala dan turut dilarikan ke RS Sari Asih Ciledug untuk mendapatkan perawatan.

    “BP yang merupakan pengemudi Agya menderita luka memar di kepala dan dirawat di RS Pondok Indah,” jelas Joko.
    Kecelakaan tersebut juga mengakibatkan kerusakan parah pada ketiga kendaraan yang terlibat.
    Mobil yang dikendarai AG mengalami kerusakan di bagian bodi depan dan samping. 
    Sementara itu, mobil yang dikemudikan BP ringsek di bagian belakang dan samping, sedangkan sepeda yang dikendarai PF  mengalami kerusakan berat akibat terpental saat tabrakan.

    Polisi masih menyelidiki penyebab pasti mobil yang dikemudikan AG kehilangan kendali.
    “Kami sudah melakukan cek dan olah TKP, mengamankan barang bukti, dan mencari saksi-saksi,” kata Joko.
    Saat ini, kasus kecelakaan tersebut ditangani oleh Unit Laka Lantas Jakarta Barat untuk penyelidikan lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keluhan Nyeri Leher Semakin Meningkat Pasca Pandemi, Apa Penyebabnya?

    Keluhan Nyeri Leher Semakin Meningkat Pasca Pandemi, Apa Penyebabnya?

    JAKARTA – Pasca pandemi COVID-19, gaya hidup serba digital semakin melekat di masyarakat global, tak terkecuali Indonesia. Hal ini tentunya berdampak positif dan negatif, di mana negatifnya semakin banyak kasus keluhan mengalami nyeri leher.

    Hal tersebut terjadi berkaitan dengan kebiasaan bekerja dari rumah, belajar daring, yang meningkatkan penggunaan gadget. Kegiatan ini menyebabkan beban yang meningkat pada leher dan bahu.

    “Sekarang makin banyak yang WFA (work from anywhere), kursinya mungkin nggak ergonomis, dia pakai laptop atau ponsel, dan posisi lehernya menunduk. Risiko untuk nyeri leher semakin meningkat,” kata dokter spesialis ortopedi konsultan spine RS Pondok Indah, dr. Andra Hendriarto, Sp. OT (K), saat ditemui di Jakarta, ditulis pada Senin, 22 September 2025.

    Postur tubuh yang buruk juga terjadi akibat meja kerja yang tidak ergonomis atau posisi layar yang tidak sejajar dengan mata. Posisi yang tidak sejajar tersebut membuat leher sering menunduk yang berujung pegal atau nyeri.

    “Kalau di kantor misalnya, komputernya tingginya tepat dengan kursi yang bagus dan sebagainya. Sebaliknya, karena berkegiatan di mana saja, kursinya mungkin tidak ergonomis, dia pakai laptop atau HP sehingga lehernya nunduk,” jelasnya.

    Postur tubuh yang menunduk dalam waktu lama dikenal dengan istilah text neck. Ketika kepala condong ke depan, beban yang harus ditopang tulang leher kian meningkat berkali lipat daripada berat kepala normal.

    Jika berlangsung dalam jangka panjang, otot bisa mengalami peradangan mikro, aliran darah berkurang, dan saraf sekitar ikut teriritasi. Inilah yang akhirnya memicu rasa nyeri, kaku, dan dalam beberapa kasus tertentu menjalar ke lengan dan memicu sakit kepala.

    Apabila sudah mengalami kondisi tersebut, maka dianjurkan untuk melakukan fisioterapi. Namun, lebih baik mencegah dengan menjaga postur tubuh dengan benar.

    Tak hanya itu, dianjurkan juga untuk tetap meregangkan otot dengan ringan jika sudah duduk atau rebahan terlalu lama. Ini dapat memperlancar sirkulasi darah dan mengurangi risiko ketegangan pada otot tubuh.

  • ADHI Karya Perkuat Fundamental, Bayar Obligasi Rp 1,3 Triliun dan Genjot Proyek Sosial
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 September 2025

    ADHI Karya Perkuat Fundamental, Bayar Obligasi Rp 1,3 Triliun dan Genjot Proyek Sosial Nasional 8 September 2025

    ADHI Karya Perkuat Fundamental, Bayar Obligasi Rp 1,3 Triliun dan Genjot Proyek Sosial
    Penulis
    KOMPAS.com
    – PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) melaksanakan paparan publik dalam kegiatan Public Expose Live 2025 yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia pada Senin (8/9/2025).
    Sebagai bentuk komitmen dalam menjaga keterbukaan informasi, jajaran direksi memaparkan kinerja hingga semester I-2025 serta arah strategi perseroan dengan memperkuat fundamental bisnis dan kompetensi inti sebagai kontraktor.
    ADHI Karya turut berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur sosial yang menjadi prioritas pemerintah dalam mendukung Asta Cita. Hingga saat ini, perseroan terlibat dalam pembangunan sekolah rakyat, rumah sakit (rs), serta proyek irigasi di berbagai wilayah Indonesia.
    Untuk sektor kesehatan, beberapa proyek rumah sakit yang dikerjakan antara lain RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, RS Hasan Sadikin Bandung, RS Pondok Indah Bintaro, RS Harapan Kita Jakarta, RS Mandaya Royal Puri, dan RS

    Pelni Jakarta.
    Sementara itu, pada sektor ketahanan pangan, ADHI Karya berperan dalam pembangunan infrastruktur irigasi, di antaranya Irigasi Cipelang (Jawa Barat), Irigasi Tapin (Kalimantan Selatan), serta rehabilitasi 75 daerah irigasi di Kalimantan Barat.
    Selain itu, melalui anak usaha ADHI Beton yang bergerak di bidang manufaktur dan konstruksi beton pracetak, perseroan berhasil mengukir tonggak baru dengan mendukung pelaksanaan proyek strategis Ubadari, Compression, Carbon Capture (UCC) Project di Tangguh, Papua Barat.
    Kehadiran ADHI Karya dalam proyek-proyek tersebut mencerminkan peran perseroan tidak hanya sebagai kontraktor nasional, tetapi juga sebagai mitra pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
    Di tengah kondisi yang menantang, ADHI Karya tetap berkomitmen menjaga kepercayaan investor dengan melunasi kewajiban jatuh tempo Obligasi Berkelanjutan PUB III Tahap III Tahun 2022 sebesar Rp1,3 triliun pada 24 Mei 2025.
    Langkah itu menunjukkan komitmen ADHI dalam memperkuat struktur keuangan perusahaan sekaligus mempertahankan kepercayaan pasar.
    Hingga semester I-2025, ADHI Karya membukukan pendapatan sebesar Rp 3,8 triliun atau turun 33 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.
    Perseroan juga mencatat pendapatan
    joint operation
    (JO) sebesar Rp 4,3 triliun dan pendapatan
    non-joint operation
    (NJO) sebesar Rp 5,7 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari proyek infrastruktur Jalan Tol Yogyakarta–Bawen Paket 1, Jalan Tol Solo–Yogyakarta–Kulon Progo, dan Pabrik PUSRI III-B.
    Dari sisi laba, ADHI Karya mencetak laba kotor sebesar Rp 521 miliar atau meningkat 10 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.
    Namun, laba bersih pada triwulan II-2025 tercatat Rp 7,5 miliar atau turun 46 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi dinamika perolehan kontrak.
    Total aset ADHI Karya pada triwulan II-2025 mencapai Rp 34,4 triliun atau turun 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
    Liabilitas tercatat Rp 24,7 triliun atau turun 8 persen, seiring pelunasan kewajiban. Sedangkan ekuitas perseroan sebesar Rp 9,7 triliun.
    Rasio utang berbunga dibandingkan dengan ekuitas perusahaan ADHI Karya berada di level 0,89 kali dan rasio total liabilitas terhadap ekuitas sebesar 2,55 kali.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.