Tempat Fasum: RS Bhayangkara

  • Bandit Curanmor Terbakar di Jojoran Tewas di RS Bhayangkara

    Bandit Curanmor Terbakar di Jojoran Tewas di RS Bhayangkara

    Surabaya (beritajatim.com) – RK (28), bandit pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Jalan Jojoran III, Gubeng, yang terbakar saat akan diamankan pihak kepolisian, Jumat (31/10/2025), dinyatakan meninggal dunia usai dirawat di RS Bhayangkara.

    Kabar meninggalnya RK dikonfirmasi oleh Kepala Rumah Sakit Bhayangkara, Kombes Pol dr. Bayu Dharma Santi. Ia mengatakan bahwa RK tewas pada Minggu (2/11/2025) akibat luka bakar di tubuh hingga 78 persen.

    “Pasien meninggal dunia karena komplikasi akibat luka bakar berat dan sudah dimakamkan di TPU Keputih di hari yang sama,” kata Bayu, Rabu (5/11/2025).

    Terkait dengan kematian RK, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa pelaku yang memantik api. Namun, dari video yang beredar di media sosial, tampak api membakar tubuh RK saat seorang petugas memantik api untuk memutus tali pengikat di pergelangan tangan pelaku.

    “Sampai saat ini kami masih menyelidiki peristiwa tersebut. Nanti jika sudah terang benderang pasti akan kami sampaikan,” ujar Kapolsek Gubeng, Kompol Eko Sudarmanto.

    Dari penelusuran Beritajatim, RK memiliki mantan mertua yang tinggal di wilayah Gunung Sari, Wiyung, berinisial PO. Saat dikonfirmasi, PO menjelaskan RK memang pernah tinggal di wilayah Gubeng. Namun, ia tidak mengetahui secara pasti alamat rumah RK.

    “Pasca bercerai, saya tidak ingin mengetahui kehidupan RK. Yang saya tahu memang kedua orang tuanya sudah meninggal dunia,” jelas PO.

    Diketahui sebelumnya, seorang bandit pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Jojoran, Surabaya, terbakar saat diamankan, Kamis (30/10/2025). Belum jelas penyebab terbakarnya pelaku curanmor tersebut.

    Informasi yang dihimpun Beritajatim menyebutkan, penyebab terbakarnya pelaku curanmor itu adalah pemantik korek yang dinyalakan oleh anggota Polsek Gubeng untuk memutus tali yang mengikat di bagian pergelangan tangan pelaku. Api membesar karena sebelumnya pelaku disiram bensin oleh warga.

    Kapolsek Gubeng, Kompol Eko Darma, mengatakan bahwa saat menerima laporan adanya pelaku curanmor yang diamankan, pihaknya langsung menuju lokasi. Saat sampai di lokasi, pelaku sudah dalam kondisi diikat dan dipukuli oleh warga.

    “Setelah dilakukan penangkapan oleh warga, warga menghubungi 110. Kami menuju ke sana. Setelah sampai di sana, kebetulan pelaku sudah diamankan oleh warga,” kata Eko. (ang/kun)

  • Fakta Ibu Kubur Bayi, Melahirkan Sendiri di Rumah Bahkan Suami yang Alami Rabun Akut Tidak Tahu Kehamilan Sang Istri

    Fakta Ibu Kubur Bayi, Melahirkan Sendiri di Rumah Bahkan Suami yang Alami Rabun Akut Tidak Tahu Kehamilan Sang Istri

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kasus penguburan bayi oleh sang ibu asal Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi menemukan fakta baru.

    Sebelumnya sang pelaku sekaligus ibu berinisial S (33) ternyata sempat menyimpan bayinya di kolong kasur sebelum menguburnya, Senin (3/11/2025).

    Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra menjelaskan, S melahirkan sang bayi pada Minggu (2/11/2025). Proses melahirkan sang bayi ternyata juga dilakukan sendiri di kamar tidurnya tanpa bantuan siapa pun.

    Setelah melahirkan, bayi tersebut dibungkus keset dan ditaruh di bawah kolong meja. Besoknya bayi baru dikuburkan di halaman belakang rumah setelah sudah meninggal.

    “Informasinya, setelah dilahirkan, bayi tersebut dalam keadaan lemas. Sehingga, ia tak menangis saat dibungkus dengan keset,” kata Kapolresta Rama.

    Fakta mengejutkan lainnya yakni, ternyata sang pelaku inisial S juga menyembunyikan kehamilannya selama ini. Bahkan parahnya, sang suami pun tidak mengetahui terkait kehamilan sang istri karena sang suami mengalami rabun berat.

    Pelaku berinisial S juga sempat meminta tolong sang suami untuk membuang ari-ari bayi yang baru dilahirkan. S berdalih kepada sang suami untuk membuang bungkusan kresek berisi sampah.

    “Tapi sebenarnya yang dibuang adalah ari-ari bayi. Suaminya tidak tahu karena rabunnya sudah sangat berat,” ucap Rama.

    Rama menjelaskan, polisi telah memeriksa lima saksi atas kasus tersebut. Termasuk dua orang saksi. S juga telah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan sejak kemarin,” jelasnya.

    Saat ini, jenazah bayi tersebut tengah menjalani autopsi di RSUD Blambangan. Autopsi dilakukan oleh dokter forensik dari RS Bhayangkara Bondowoso.

    “Untuk hari ini, kami masih menunggu hasil autopsi dari tim kedokteran forensik yang sedang bekerja. Hasil tersebut akan kami sinkronkan dengan seluruh alat bukti yang ada, sebelum perkara ini dilimpahkan ke penuntut umum,” ucapnya.

    Terkait perbuatan pelaku, polisi menjerat tersangka dengan pasal berlapis, yaitu pasal 305, 306, dan 307 KUHP dengan terancam hukuman penjara maksimal 9 tahun penjara.

    Polisi juga telah mengungkap motif pelaku mengubur bayinya. Kepada polisi, perempuan 33 tahun itu mengaku malu atas kehamilannya. Ia merasa sudah memiliki banyak anak.

    “Terduga pelaku mengubur bayi perempuannya karena malu dan tidak menginginkan kehamilannya diketahui oleh warga,” kata Kapolsek Wongsorejo AKP Eko Darmawan.

    Tersangka sudah memiliki empat anak. Anak-anak itu merupakan hasil tiga kali pernikahan dengan suami yang berbeda-beda.

    “Terduga pelaku merasa selalu dijadikan bahan pembicaraan warga akibat selalu mempunyai anak di setiap pernikahannya. Itu yang membuatnya tega menguburkan bayi yang baru dilahirkannya,” kata Eko.

    Kasus ini terungkap setelah, bibi tersangka curiga setelah menemukan beberapa kejanggalan.

    “Saksi pertama kali curiga setelah bersimpangan dengan seseorang yang hendak berangkat ke sawah. Orang tersebut bilang ke Nini bahwa ia baru saja bertemu dengan suami tersangka yang membuang kresek berlumur darah ke sungai,” kata Eko, Selasa (4/11/2025).

    Kabar yang ia terima secara tak sengaja itu membuat Nini merasa janggal. Apalagi ia ingat bahwa sang keponakan tengah hamil tua. Ia pun memutuskan datang ke rumah Solehak untuk menanyakan apa yang terjadi.

    Saat melintas di halaman belakang rumah tersangka, Nini melihat sebuah keset yang setengahnya terkubur dalam tanah. Ia curiga dan mengangkatnya dengan tangan.

    “Saat diangkat, didapati ada kepala bayi yang sebagian bagian tubuhnya terpendam dalam tanah,” kata Kapolsek.
    Hal itu sontak membuat Nini terkaget-kaget. Ia berteriak histeris yang membuat warga sekitar berdatangan.

    “Kemudian warga menghubungi pihak Polsek Wongsorejo dan pihak Puskesmas Wongsorejo untuk menindaklanjuti peristiwa tersebut,” tandas Eko. [tar/ian]

  • 5
                    
                        Update Korban Kecelakaan Kereta di Sleman: 3 Tewas dan 6 Luka-Luka
                        Yogyakarta

    5 Update Korban Kecelakaan Kereta di Sleman: 3 Tewas dan 6 Luka-Luka Yogyakarta

    Update Korban Kecelakaan Kereta di Sleman: 3 Tewas dan 6 Luka-Luka
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Polisi memperbarui jumlah korban tewas dan luka-luka dalam insiden kereta menabrak mobil dan dua sepeda motor di Sleman, DIY. 
    Jumlah korban luka-luka yang semula disampaikan berjumlah 4 orang, kini tercatat menjadi 6 orang. 
    Sementara itu, jumlah korban tewas 3 orang.
    “Kecelakaan kereta api Bangunkarta jurusan Jombang-Pasar Senen dengan mobil dan sepeda motor terjadi pada 4 November 2025 sekitar pukul 10.34 WIB,” ujar Kasi Humas Polresta
    Sleman
    , AKP Salamun, melalui keterangan tertulis, Selasa (4/11/2025).
    Korban meninggal dalam insiden ini merupakan pengendara sepeda motor, salah satunya sedang berboncengan saat kejadian tabrakan berlangsung. Ketiga korban yakni:
    “Yang meninggal dunia ada tiga orang, semuanya pengendara motor. Dua unit motor, yang satu boncengan, satu mengendari motor sendiri,” ujar Kapolsek Prambanan, Kompol Dede Setiyarto.
    Sementara itu, empat korban luka merupakan satu keluarga yang berada di dalam mobil merah, terdiri dari suami istri dan dua anak, yakni:
    “Korban yang di mobil itu dirawat di rumah sakit. Yang suami istri dirawat di RS Bhayangkara, sedangkan yang balita dirawat di Rumah Sakit Islam PDHI,” ujar Dede.
    Dua korban luka lainnya adalah pejalan kaki, yakni ibu dan anak balitanya yang berada tak jauh dari perlintasan sebidang. Keduanya yakni:
    Salah satu saksi bernama Yesi menceritakan, awalnya mendengar suara kereta api melintas dari timur ke barat.
    Jauh sebelum mendekati palang pintu, kereta api sudah membunyikan klakson cukup lama.
    “Dari arah timur itu kereta sudah klakson terus,” ungkapnya.
    Namun Yesi melihat palang pintu kereta api sisi utara tidak menutup. Selain itu juga tidak terdengar suara sirine palang pintu kereta api.
    “Saya lihatnya yang palang pintu sisi utara tidak menutup, masih terbuka. Suara palang pintu yang biasanya itu juga tidak terdengar,” ucapnya.
    Menurut Yesi, kendaraan-kendaraan saat itu masih tetap lalu lalang melintas. Hingga kemudian ada mobil dan sepeda motor yang tertabrak kereta api.
    “Dari arah utara itu ada mobil merah, belakangnya ada sepeda motor. Ya langsung nabrak begitu saja,” urainya.
    Yesi juga melihat petugas palang pintu saat itu berada di dalam pos.
    “Petugasnya ada. Saya lihat itu petugasnya di ruangan kayak gebrok meja gitu,” ungkapnya.
    Atas insiden kecelakaan ini, KAI menyampaikan permintaaan maaf dan menyatakan akan menanggung pengobatan korban.
    “KAI Daop 6 Yogyakarta sangat menyayangkan dan berbelasungkawa atas kejadian ini. Kami akan mendampingi dan mendukung setiap proses yang dibutuhkan,” ujar Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih.
    KAI menyatakan masih menyelidiki penyebab kecelakaan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Selasa, Samsat Keliling buka 14 wilayah Jadetabek

    Selasa, Samsat Keliling buka 14 wilayah Jadetabek

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya menyediakan layanan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Keliling untuk membantu para wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor (PKB) di 14 wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek), Selasa.

    Melalui akun X resmi TMC Polda Metro Jaya, sejumlah wilayah itu sebagai berikut:

    1. Jakarta Pusat di halaman parkir Samsat Jakarta Pusat dan Lapangan Banteng pukul 08.00-14.00 WIB;

    2. Jakarta Utara di halaman parkir Samsat Jakarta Utara dan Masjid Al Musyawarah Kelapa Gading pukul 08.00-14.00 WIB;

    3. Jakarta Barat di Mal Citraland pukul 08.00-14.00 WIB;

    4. Jakarta Selatan di halaman parkir Samsat Jakarta Selatan pukul 08.00-15.00 WIB dan Pos Pol TMPN Kalibata pukul 09.00-14.00 WIB;

    5. Jakarta Timur di halaman parkir Samsat 09.00-15.00 WIB dan Pasar Induk Kramat Jati pukul 09.00-14.00 WIB;

    6. Kota Tangerang di Alun-Alun Cibodas dan parkiran busway Foodmosphere pukul 09.00-13.00 WIB;

    7. Ciledug di Giant Poris Gaga Indah Kota Tangerang dan Metland Cyber City Cipondoh pukul 09.00-14.00 WIB;

    8. Serpong di halaman parkir Samsat Serpong pukul 08.00-14.00 WIB dan Mal ITC BSD Serpong pukul 16.00-19.00 WIB;

    9. Ciputat di halaman parkir Samsat dan Kantor Kelurahan Pondok Betung pukul 09.00-12.00 WIB;

    10. Kelapa Dua di halaman Gtown Square Gading pukul 08.00-14.00 WIB;

    11. Kabupaten Bekasi di Pasar Bersih Cikarang Jababeka pukul 09.00-12.00 WIB;

    12. Kota Bekasi di KFC Zambrud pukul 09.00-12.00 WIB

    13. Depok di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB dan RS Bhayangkara Brimob pukul 08.00-12.00 WIB;

    14. Cinere di Kantor Kelurahan Pondok Petir pukul 08.00-12.00 WIB.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Wanita di Lampung Tewas Dibunuh Mantan Suami, Ada 63 Luka Tusuk

    Wanita di Lampung Tewas Dibunuh Mantan Suami, Ada 63 Luka Tusuk

    Jakarta

    Tri Finalia (31), ditemukan tewas di rumahnya di Bandar Lampung, yang ternyata dibunuh oleh mantan suaminya Beny (26). Korban tewas setelah mengalami 63 luka tusuk akibat benda tajam.

    “Hasil autopsi yang dilakukan tim forensik kemarin di RS Bhayangkara Polda Lampung terdapat total 63 luka tusukan yang disebabkan senjata tajam jenis pisau,” kata Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Alfred Jacob Tilukay, dilansir detikSumbagsel, Minggu (2/11/2025).

    Luka itu, kata Alfred, ditemukan di beberapa bagian tubuh yakni leher, tangan hingga dada korban. Hal itu berdasarkan dari hasil autopsi tim forensik RS Bhayangkara Polda Lampung.

    “Untuk luka ditemukan di beberapa bagian tubuh. Mulai dari leher, tangan dan dada,” jelasnya.

    Dari hasil autopsi, ia juga menyampaikan ditemukan beberapa luka yang disebabkan benda tumpul.

    “Ada beberapa luka disebabkan benda tumpul. Pelaku ini mengaku memukuli korban dengan menggunakan batu cobeg,” ujarnya.

    Baca selengkapnya di sini.

    (azh/azh)

  • Hendak Dibawa Polisi, Maling Motor Diikat dan Dibakar Massa yang Emosi

    Hendak Dibawa Polisi, Maling Motor Diikat dan Dibakar Massa yang Emosi

    Liputan6.com, Jakarta Sebuah video viral di media sosial menyebut seorang pria terduga maling motor dihakimi massa. Peristiwa itu disebut-sebut terjadi di kawasan Jojoran Gang 3, Kecamatan Gubeng, Surabaya, pada Kamis (30/10/2025) kemarin.

    Belakangan diketahui, pria itu berinisial RK, warga Rungkut. Dia diduga hendak mencuri motor milik karyawan toko bernama Dian Mieke. Aksinya gagal setelah pemilik motor memergoki langsung dan berteriak.

    “Saya lihat dia sudah congkel kunci motor saya. Langsung saya teriak ‘Maling!’ dan warga datang,” kata Mieke.

    Warga yang mengetahui kejadian itu geram. Mereka mengejar dan berhasil menangkap pelaku. RK lalu diikat di tiang telepon.

    Tak lama kemudian, polisi tiba di lokasi. Melihat kedatangan polisi, RK malah coba kabur. Kelakuannya membuat warga semakin marah. Situasi di lokasi mendadak kacau. Saat itulah, diduga ada yang menyiramkan bensin dan menyebabkan tubuh RK terbakar. Pelaku penyiraman bensin belum teridentifikasi.

    “Petugas sudah berada di lokasi saat pelaku diamankan warga. Kami langsung evakuasi pelaku ke RS Bhayangkara karena mengalami luka bakar,” ujar Kapolsek Gubeng Kompol Eko Sudarmanto.

  • Warga Lampung Selatan Geger Temukan Jasad Bayi dalam Tas di Perkebunan Karet

    Warga Lampung Selatan Geger Temukan Jasad Bayi dalam Tas di Perkebunan Karet

    Liputan6.com, Jakarta – Warga Desa Rejo Mulyo Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan digegerkan penemuan jasad bayi yang sudah membusuk di dalam sebuah tas ransel warna abu-abu. Bayi malang itu ditemukan di tepi jalan perkebunan karet milik PTPN VII Trikora, Kamis sore (30/10/2025).

    Penemuan jasad tersebut pertama kali diketahui oleh seorang buruh penyadap karet bernama Kaswanto. Saat sedang bekerja, ia mencium aroma busuk menyengat dari arah semak-semak di pinggir jalan.

    Curiga, Kaswanto kemudian mendekati sumber bau dan menemukan sebuah tas ransel tergeletak di rerumputan. Ketika dibuka, saksi terkejut melihat isi tas tersebut adalah jasad bayi yang sudah membusuk dan dikerubungi belatung.

    “Saksi langsung memberitahu rekan kerjanya, yang berada tidak jauh dari lokasi. Mereka kemudian melapor ke petugas yang berjaga di area perkebunan,” ujar Kasatreskrim Polres Lampung Selatan, AKP Indik Rusmono saat dikonfirmasi, Jumat (31/10).

    Mendapat laporan tersebut, tim Polsek Jati Agung bersama Unit Inafis Polres Lampung Selatan langsung mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Petugas medis dari Puskesmas Karang Anyar juga ikut membantu proses evakuasi. Setelah dilakukan pemeriksaan awal, kondisi jasad bayi sudah dalam keadaan rusak parah.

    “Jenis kelamin bayi belum bisa dipastikan karena kondisi tubuh sudah membusuk. Jasad langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan autopsi,” terang dia.

    Rencananya, autopsi akan dilaksanakan pada Jumat (31/10/2025) pukul 14.00 WIB oleh tim dokter forensik dari RS Bhayangkara. Hasil autopsi diharapkan dapat mengungkap penyebab kematian dan usia pasti dari bayi tersebut.

  • Kecelakaan saat Mau ke Kantor Gubernur, Pejabat Pemda Sulbar Meninggal

    Kecelakaan saat Mau ke Kantor Gubernur, Pejabat Pemda Sulbar Meninggal

    Liputan6.com, Jakarta – Kepala Bidang Riset dan Inovasi Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sulawesi Barat, Musra Awaluddin, dilaporkan meninggal dunia setelah mobil dinasnya mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Arteri Mamuju, Senin (27/10/2025) pagi.

    Kabid Humas Polda Sulbar, Kombes Pol Slamet Wahyudi, membenarkan peristiwa tersebut. Dia menjelaskan, kecelakaan itu terjadi tepat di depan Rumah Sakit Bhayangkara Mamuju.

    “Benar, telah terjadi kecelakaan tunggal di depan RS Bhayangkara Polda Sulbar. Mobil minibus berwarna hitam yang dikendarai Kepala Bidang Riset Bapperida atas nama Musra Awaluddin mengalami kecelakaan,” kata Slamet, Senin (27/10/2025).

    Ia menjelaskan, mobil minibus yang dikendarai korban melaju dari arah timur menuju barat, hendak menuju Kantor Gubernur Sulbar.

    Dari hasil pemeriksaan saksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP), kendaraan tersebut melaju dengan kecepatan tinggi hingga akhirnya hilang kendali.

    “Ketika hendak menanjak ke arah jembatan, pengemudi diduga tidak dapat mengendalikan kendaraannya sehingga menabrak dinding jembatan dan berbalik arah,” ungkapnya.

    Benturan keras membuat bagian depan mobil rusak parah. Saking kerasnya tabrakan tunggal tersebut, Air Bag di sisi pengemudi pun mengembang.

    Musra pun langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara yang berada tepat di depan lokasi kejadian. Namun, berdasarkan informasi yang diterima pihak kepolisian, Musra Awaluddin dinyatakan meninggal dunia.

    “Menurut informasi korban meninggal dunia,” ucap Slamet.

     

     

     

  • Rebutan Tempat Tidur, Gelandangan Diduga ODGJ Tebas Jukir di Makassar

    Rebutan Tempat Tidur, Gelandangan Diduga ODGJ Tebas Jukir di Makassar

    Jakarta

    Polisi menangkap gelandangan diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berinisial OM yang menebas juru parkir (jukir) berinisial BA di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pelaku menyerang korban karena kesal tempat tidurnya dipakai.

    “Motifnya itu, jadi OM ini merasa bahwasanya tempat tidurnya yang setiap hari digunakan untuk beristirahat, digunakan istirahat oleh lelaki BA, korban ini,” kata Kanit Reskrim Polsek Ujung Pandang Iptu Andi Ilham Anwar kepada wartawan, dilansir detikSulsel, Kamis (23/10/2025).

    Peristiwa itu terjadi di Jalan Gunung Bawakaraeng, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar, Rabu (22/10) malam. Berdasarkan video rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, pelaku menebas korban yang saat itu sedang tertidur di depan ruko.

    Iptu Andi Ilham menyebut akibat tebasan itu korban mengalami luka di bagian leher, kepala samping, dan lengan. Korban yang mengalami luka berat kini tengah menjalani perawatan di RS Bhayangkara.

    Polisi menduga pelaku merupakan ODGJ. Dari hasil pendalaman, pelaku juga diketahui sudah tiga kali terlibat masalah hukum di wilayah Polsek Ujung Pandang.

    Simak selengkapnya di sini.

    (fas/rfs)

  • Korban Hilang di Sukosari Bondowoso Ditemukan di Jurang Sedalam 10 Meter

    Korban Hilang di Sukosari Bondowoso Ditemukan di Jurang Sedalam 10 Meter

    Bondowoso (beritajatim.com) —Setelah melalui upaya pencarian intensif selama beberapa hari, tim SAR gabungan akhirnya menemukan korban hilang atas nama Denisa alias Bu Ahik, warga Dusun Jati Rejo, Desa Kerang, Kecamatan Sukosari, Kabupaten Bondowoso, pada Selasa (21/10/2025) pagi.

    Plt Kalaksa BPBD Bondowoso, Kristanto, menyampaikan bahwa korban ditemukan oleh seorang petani tebu di dasar jurang sedalam sekitar 10 meter, tidak jauh dari area perkebunan setempat.

    “Sekitar pukul 07.15 WIB kami menerima laporan dari warga yang menemukan korban di dalam jurang sungai. Tim SAR gabungan langsung menuju lokasi untuk melakukan evakuasi dan membawa korban ke Puskesmas Sukosari guna menjalani observasi medis,” ujar Kristanto.

    Ia menjelaskan, pencarian korban dilakukan sejak dilaporkan hilang oleh pihak keluarga pada Sabtu (18/10/2025). Korban diketahui memiliki riwayat depresi dan terakhir terlihat pada Kamis dini hari, 16 Oktober 2025, setelah sebelumnya sempat menjalani pengobatan di RS Bhayangkara Bondowoso.

    Sejak laporan diterima, tim gabungan yang terdiri dari BPBD Bondowoso, Koramil dan Polsek Sukosari, pemerintah kecamatan, pemerintah desa, relawan SAR MA, relawan BP 13.11, dan masyarakat setempat melakukan pencarian menyisir wilayah Desa Kerang, Desa Sukosari Lor, hingga perbatasan Desa Wonokusumo dan Bondoarum.

    “Medan yang kami hadapi cukup berat. Banyak jurang, semak tebu, dan bambu yang rapat, sehingga butuh kehati-hatian dalam penyisiran. Pencarian juga sempat terkendala cuaca mendung dan medan berlumpur,” tambah Kristanto.

    BPBD Bondowoso juga menyiagakan peralatan lengkap seperti motor trail, tandu, senter, hingga perlengkapan rapling untuk menjangkau area sulit. Setiap tim dibagi menjadi empat sru (kelompok pencarian) agar area pencarian lebih luas.

    Kristanto menambahkan, keberhasilan evakuasi ini merupakan hasil kerja sama dan koordinasi lintas sektor yang solid.

    “Kami mengapresiasi semua pihak yang terlibat, termasuk masyarakat yang terus membantu sejak awal laporan diterima. Semangat kebersamaan ini adalah bentuk nyata dari kesiapsiagaan dan kepedulian terhadap sesama,” ungkapnya. (awi/ted)