Tempat Fasum: RS Bhayangkara

  • Kesaksian Mengejutkan Pengantar Korban Penganiayaan yang Dilaporkan Kecelakaan di Ponorogo

    Kesaksian Mengejutkan Pengantar Korban Penganiayaan yang Dilaporkan Kecelakaan di Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Yunus Indarwan, warga Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo itu tak menyangka bahwa, Jiono yang diantarkan ke Puskesmas Balong merupakan korban pembunuhan. Pada tanggal 6 April 2024 dini hari itu, Ia ditelepon yang memberitahukan bahwa korban Jiono mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal. Yunus disuruh untuk mengantarkan korban ke layanan kesehatan terdekat.

    “Waktu itu saya ingat baru pulang mancing, sekitar pukul 01.00 dini hari sampai rumah. Nah, selang  sejam kemudian ditelepon. Ya saya sepontan datang, karena sudah menjadi pekerjaan saya mengantarkan orang sakit di lingkungan,” kata Yunus, ditulis Rabu (22/05/2024).

    Sampai di lokasi kejadian, dirinya bertanya kepada 5 orang teman korban terkait dengan kronologis kejadian. Mereka kompak bilang tidak tahu. Mereka mengeklaim ketika pulang dari warung kopi, kondisi korban sudah jatuh di jalan dengan sepeda motornya.

    “Ya langsung saya ajak untuk segera dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan medis,” katanya.

    Ketika Yunus mengangkat ke dalam mobil itu, keadaan korban denyut nadinya masih ada tetapi sedikit. Ia juga melihat ada luka di pelipis kanan dan kiri serta bagian belakang kepala mengeluarkan darahnya.

    “Waktu itu ya saya tidak curiga sama sekali. Saya berpikirnya bagaimana korban ini bisa selamat dengan segera dibawa ke puskesmas,” katanya.

    Sampai puskesmas  petugasnya pun juga bertanya, kenapa lukanya bisa separah ini. Yunus pun menjawab bahwa korban jatuh, sesuai dengan informasi yang diterimanya dari 5 orang teman korban tersebut. Petugas puskesmas itu kemudian langsung mengecek kondisi korban. Dari pengecekan itu, petugas menyatakan bahwa korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.

    “Saat ditanya petugas puskesmas ya saya bilang korban jatuh. Ketika dicek oleh petugas, ternyata korban sudah meninggal dunia. Saya awalnya tidak percaya, dan meminta petugas untuk melakukan pengecekan ulang,” katanya.

    Selang beberapa hari dari kematian korban itu, pihak keluarga merasa ada kejanggalan-kejanggalan. Hal itu setelah pihak keluarga mendapatkan masukan dari masyarakat. Merasa ada yang kurang pas, jika jatuh dari motor, namun motornya tidak mengalami kerusakan atau lecet di bodi motor.

    “Ya keluarga minta diusut dan dilaporkan ke Polsek Balong. Akhirnya 5 orang teman korban itu dimintai keterangan oleh polisi. Ya ternyata ada penganiayaan, korban bukan terjatuh,” pungkas Yunus.

    Untuk diketahui sebelumnya, diberikan bahwa kasus Vina Cirebon yang akhir-akhir ini viral, nampaknya juga terjadi di Kabupaten Ponorogo. Kemiripan itu, terkait adanya korban meninggal dunia yang diduga dianiaya, namun dilaporkan kecelakaan lalu lintas tunggal. Peristiwa itu terjadi di Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo. Kasus yang menimpa korban yang bernama Jiono itu, terkuak setelah 40 hari peringatan kematiannya.

    “Jadi kronologis singkat pada laporan masyarakat, yaitu adanya laporan kecelakaan tunggal. Namun, pihak keluarga korban merasa ada kejanggalan-kejanggalan akhirnya melaporkan ke polisi,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Perdana.

    Petugas kepolisian pun langsung melakukan tindak lanjut, dengan mengumpulkan barang bukti, dan penggalian keterangan. Selain itu, polisi juga melakukan pembongkaran makam untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad korban. Dengan mendatangkan tim dokter forensik dari RS Bhayangkara Kediri.

    “Hari ini juga kita lakukan pembongkaran makam untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad korban. Dengan mendatangkan tim dokter forensik RS Bhayangkara Kediri,” katanya. [end/aje]

  • Ini Hasil Ekshumasi Korban Penganiayaan di Ponorogo

    Ini Hasil Ekshumasi Korban Penganiayaan di Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Meski sudah dikubur lebih dari 40 hari, Satreskrim Polres Ponorogo tetap melakukan ekshumasi terhadap jenazah Jiono, korban penganiayaan yang sebelumnya dilaporkan meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Pengeluaran jenazah dari kubur dan dilanjutkan dengan tindakan autopsi itu, dilakukan oleh tim forensik dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kediri.

    Proses ekshumasi dilaksanakan pada hari Selasa  pagi di tempat pemakaman umum (TPU) di Desa Poko Kecamatan Jambon Ponorogo. Proses ekshumasi hingga tindakan autopsi selesai, memerlukan waktu selama kurang lebih 1,5 jam. Prosesnya dilakukan secara tertutup, sekitar makam dipasang terop dengan penutup tirai warna hijau.

    “Kondisinya sudah mengalami dekompos, beberapa organ juga sudah membusuk,” kata Dokter Forensik RS Bhayangkara Kediri, Titik Purwanti, saat ditemui awak media usai melakukan autopsi, Selasa (21/05/2024).

    Dalam proses autopsi yang dilakukan oleh timnya itu, Titik menyebutkan bahwa ada kesesuaian dengan laporan puskesmas setempat. Yakni ada kesesuaian luka memar di kepala, paha kiri dan dada. Sementara untuk bagian tubuh yang lain,  masih dilakukan pemeriksaan lanjutan.

    “Kalau resapan darah atau memar itu, ya karena kekerasan tumpul,” katanya.

    Namun, Titik menggarisbawahi bahwa dirinya tidak bisa memastikan kekerasan tumpul yang dialami korban itu, karena jatuh atau dipukul. Dari tim forensik hanya memastikan bahwa resapan darah atau memar itu karena kekerasan tumpul. Kekerasan itu utamanya dilakukan di beberapa bagian kepala.

    “Luka tumpul itu, yang parah di sekitaran kepala,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, keluarga almarhum Jiono hanya bisa pasrah dan menerima saat dikasih kabar bahwa anaknya itu meninggal karena kecelakaan tunggal. Dalam berita yang disebarkan di masyarakat, korban mengalami kecelakaan tunggal di pertigaan Dusun Bandung Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo pada hari Sabtu (06/04/2024) dini hari. Padahal, ada saksi dari masyarakat yang menyatakan bahwa korban mengalami penganiayaan.

    “Saat diberi kabar kalau korban meninggal karena kecelakaan, keluarga korban menerima. Namun, setelah beberapa hari berlalu ada desas-desus dari warga bahwa meninggalnya karena penganiayaan,” kata Kepala Desa (Kades) Ngumpul, Supriono. [end/beq]

  • Kesaksian Mengejutkan Pengantar Korban Penganiayaan yang Dilaporkan Kecelakaan di Ponorogo

    Mirip Kasus Vina Cirebon, Korban Penganiayaan Ponorogo Dilaporkan Kecelakaan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kasus Vina Cirebon yang akhir-akhir ini viral nampaknya juga terjadi di Kabupaten Ponorogo. Kemiripan itu terkait adanya korban meninggal dunia yang diduga dianiaya namun dilaporkan kecelakaan lalu lintas tunggal.

    Peristiwa itu terjadi di Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo. Kasus yang menimpa korban yang bernama Pujiono itu, terkuak setelah 40 hari peringatan kematiannya.

    “Jadi kronologis singkat pada laporan masyarakat, yaitu adanya laporan kecelakaan tunggal. Namun, pihak keluarga korban merasa ada kejanggalan-kejanggalan akhirnya melaporkan ke polisi,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Perdana, Selasa (21/05/2024).

    Petugas kepolisian pun langsung melakukan tindak lanjut, dengan mengumpulkan barang bukti, dan penggalian keterangan. Selain itu, polisi juga melakukan pembongkaran makam untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad korban. Termasuk mendatangkan tim dokter forensik dari RS Bhayangkara Kediri.

    “Hari ini juga kita lakukan pembongkaran makam untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad korban. Dengan mendatangkan tim dokter forensik RS Bhayangkara Kediri,” katanya.

    Dari kasus ini, petugas sudah menetapkan 1 tersangka dan 4 saksi yang salah satunya merupakan anak dibawah umur. Saat ini tersangka dan para saksi pun. Asih digali keterangannya.

    Tersangka mengaku bahwa awalnya keduanya cekcok dan terjadi penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Namun, tersangka dan para saksi itu menutupi peristiwa itu dengan menyebarkan berita korban meninggal mengalami kecelakaan tunggal.

    “Awalnya dari cekcok, kemudian berkelahi dan pelaku menutupinya dengan menyebar berita jika itu kecelakaan tunggal,” pungkasnya. [end/but]

  • Buruh Tebang Tebu Mojokerto Ditemukan Meninggal

    Buruh Tebang Tebu Mojokerto Ditemukan Meninggal

    Mojokerto (beritajatim.com) – Seorang buruh tebang tebu di Mojokerto ditemukan meninggak dunia, Sabtu (18/5/2024) malam. Korban yang diketahui atas nama Dayat (51) ini ditemukan tak bernyawa di area persawahan Dusun Lolawang, Desa Lolawang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.

    Kapolsek Ngoro, Kompol Heru Purwandi mengatakan, korban ditemukan tak bernyawa tak jauh dari lokasi area persawahan lokasi tebangan tebu, tempat korban bekerja. “Korban ditemukan sekira pukul 19.15 WIB -+ 500 m dari lokasi tebangan tebu dalam keadaan meninggal dunia,” ungkapnya, Minggu (19/5/2024).

    Korban warga Dusun Kaburan RT 06 RW 02, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo ini ditemukan rekan-rekannya setelah tak kunjung kembali ke kontrakan usai bekerja. Sehingga rekan-rekan korban mencari keberadaan korban yang sebelumnya diketahui berjalan ke arah timur seorang diri.

    “Sebelumnya, sekira pukul 08.00 WIB, korban bersama rekan-rekannya menebang tebu di persawahan Dusun Lolawang, Desa Lolawang. Sekira pukul 16.00 WIB, rekan-rekannya selesai menebang tebu kembali Kontrakan namun saat itu korban berjalan ke arah timur sendiria dan ditunggu di kontrakan tak kunjung kembali,” katanya.

    Sehingga, lanjut Kapolsek, sekira pukul 17.00 WIB, rekan-rekan korban mencari keberadaan korban. Sekira pukul 19.15 WIB, korban diketemukan -+ 500 meter dari lokasi tebangan tebu dalam keadaan meninggal dunia. Rekan-rekan korban kemudian menghubungi warga yang lainnya untuk diteruskan ke perangkat desa.

    “Kami mendapatkan informasi tersebut langsung ke lokasi penemuan korban ditemukan sudah tak bernyawa, sekira pukul 22.30 WIB kami mengevakuasi kenazah korban ke RS Bhayangkara Watukosek, Porong untuk dilakukan visum. Pihak keluarga yang datang setelah mendapatkan informasi dan keterangan saksi, korban memiliki riwayat penyakit darah tinggi,” ujanya.

    Kapolsek menjelaskan, hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Korban meningga dunia murni karena sakit yang dideritanya sehingga setelah pihak keluarga membuat pernyataan, lanjut Kapolsek, jenazah korban dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan di tempat asalnya di Probolinggo. [tin/but]

  • Perasaan Anggota Polisi di Kediri Terima Bantuan Tangan Palsu

    Perasaan Anggota Polisi di Kediri Terima Bantuan Tangan Palsu

    Kediri (beritajatim.com) – Bripka Ainul Huda bersyukur mendapatkan bantuan tangan palsu. Anggota polisi di Kediri ini kehilangan tangannya saat kecelakaan lalu lintas beberapa tahun lalu.

    Bantuan tangan palsu itu diserahkan oleh Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji. Pemberian bantuan itu untuk mempermuda Bripka Ainul dalam beraktivitas dan dapat menjalankan tugasnya setelah kehilangan tangan.

    “Kami hanya menyampaikan bantuan, semoga bermanfaat. Pesan saya agar Bripka Ainul tetap semangat dan tak lupa selalu bersyukur,” kata Kapolres didampingi ketua Bhayangkari Cabang Kediri Kota Ny Ratih Bramastyo dan Pejabat Utama (PJU), pada Rabu (15/5/2024).

    Kapolres memperhatikan pemasangan protesa tangan palsu untuk anggotanya itu di RS Bhayangkara Kediri. Protesa tangan palsu yang diberikan kepada Bripka Ainul yakni protesa tangan kanan, dan langsung di pasangkan dan dipraktekan penggunaanya.

    Bripka Ainul Huda bahagia saat mempraktekan langsung penggunaan protesa tangan palsu itu. Karumkit RS Bhayangkara Kediri Kombes Pol drg. Agung Hadi Wijanarko, Sp.BM. mengungkapkan, pemberian protesa tangan palsu itu merupakan kerja sama Polres Kediri Kota dan RS Bhayangkara Kediri.

    “Ini yang pertama. Selanjutnya, kami akan melayani pemberian protesa kepada pasien, baik untuk tangan maupun kaki. Bisa satu lengan utuh, separuh, sampai protese untuk jari saja juga bisa,” terangnya.

    Bripka Ainul Huda beserta keluarganya mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Kediri Kota dan Karumkit RS Bhayangkara Kediri atas bantuan tangan palsu yang diberikan. [nm/kun]

  • Polisi Ungkap Dugaan Motif Pria Bundir di Surabaya

    Polisi Ungkap Dugaan Motif Pria Bundir di Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Pria berinisial RU (47) ditemukan bundir dengan gantung diri di balkon lantai 2 rumahnya di Perumahan Palm Raja Jambangan Barat, Selasa (7/5/2024). Dari informasi yang dihimpun beritajatim.com, RU tinggal sendirian di rumah mewah itu dan tidak memiliki sanak keluarga.

    Kapolsek Jambangan, Kompol Novy Herdyanto mengatakan dugaan sementara RU gantung diri karena stress usai ditinggal istrinya. Selain itu, rumah mewah yang ada di Palm Raja Jambangan itu juga terancam disita oleh bank karena urusan utang.

    “Dugaan sementara, korban stress karena tekanan hutang dan ditinggal istrinya meninggal dunia terlebih dahulu,” kata Novy.

    RU pertama kali ditemukan oleh tetangganya yang pulang dari Sholat Subuh. saat melihat ke balkon lantai 2 rumah RU sudah dalam kondisi tergantung. Saksi pun memanggil pengurus perumahan untuk melakukan pengecekan. Setelah dicek, pengurus lantas menghubungi call center 112 dan piket Polsek Jambangan.

    “Setelah petugas datang kita lakukan evakuasi dan olah TKP,” imbuh Novy.

    Evakuasi itu melibatkan anggota BPBD Kota dan Damkar Kota Surabaya karena jenazah korban berada di lantai 2. Petugas menggunakan tangga untuk bisa naik ke lantai 2 rumah RU.

    Setelah dievakuasi, jenazah RU lantas dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan secara mendalam. Saat ini petugas kepolisian telah memasang police line di sekitar rumah RU untuk penyelidikan lebih lanjut. [ang/beq]

  • Ngantuk Saat Nyupir, Bus Penumpang Tabrak Pos Polisi, 1 Orang Meninggal

    Ngantuk Saat Nyupir, Bus Penumpang Tabrak Pos Polisi, 1 Orang Meninggal

    Pasuruan (beritajatim.com) – Diduga mengantuk, sopir bus tabrak Tiang Traffic Light yang berada di Kecamatan Pandaan. Tak hanya itu, bus dengan nomor polisi N-7013-UB juga menabrak pos polisi dan juga pejalan kaki.

    Alhasil pejalan kaki bernama Misdi (29) asal Surabaya meninggal dunia ditempat. Korban mengalami luka pada bagian kepala hingga hidung dan telinga mengeluarkan darah. Korban yang meninggal dunia kemudian dilarikan ke RS Bhayangkara Pusdik Brimob Watukosek.

    “Kejadiannya sekitar pada pukul 05.00 pagi tepatnya di jalan exit tol Pandaan Simpang Empat Taman Dayu. Pengemudi bus bernama Riyanto (41) warga Kabupaten Malang,” kata Kanit Gakkum Polres Pasuruan, IPTU A Kunaefi, Rabu (1/5/2024).

    Kunaefi menerangkan awalnya kendaraan bus Mercedes Benz berjalan dari arah timur ke barat. Sesampainya di lokasi kejadian pengemudi kurang menguasai laju jalan.

    Sehingga kemudian bus menaiki median jalan dan menabrak pos polisi yang berada di simpang empat tamandayu. “Pengemudi kurang konsentrasi, sehingga menabrak pos polisi,” tutupnya. (ada/kun)

  • Bapak dan Balita Jatuh di Perahu Tambangan Ditemukan Bersama

    Bapak dan Balita Jatuh di Perahu Tambangan Ditemukan Bersama

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Jasad Nanda Freda Eryansyah (27) dan anak balitanya E (2,5) tenggelam saat menaiki jasa penyebrangan perahu tambangan di Dusun Banjarpertapan Desa Pertapan Maduretno, Kecamatan Taman berhasil ditemukan.

    Kondisi kedua korban asal Driyorejo, Gresik itu ditemukan dalam kondisi meninggal, Sabtu (20/4/2024). Keduanya ditemukan sejarak 1,4 kilometer dari lokasi kejadian.

    Kapolsek Taman Kompol Anggono Jaya membenarkan anak dan bapak yang tenggelam di Kalimas sudah ditemukan.
    Setelah dievakuasi, kedua korban langsung dikirim ke RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong untuk dilakukan autopsi. “Kedua korban sudah dibawa ke RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong,” tandas Anggono.

    Diberitakan sebelumnya, ayah dan balitanya tersebut menyeberangi sungai menaiki perahu tambang, bersama satu anggota keluarga usai dari Tarik berkunjung ke rumah keluarganya Kamis (18/4/2024).

    Ayah dan balitanya saat masuk ke perahu tambang dengan menaiki motor. Saat menaiki perahu, kondisi mesin motor masih dalam keadaan menyala. Sesampainya di tengah sungai, sang anak menarik pedal gas motor yang masih menyala itu.

    Sehingga, sang anak dan motor terseret tercebur ke sungai. Kemudian sang ayah berupaya untuk menyelamatkan balitanya dan ikut tenggelam terbawa atus deras air sungai dan hilang, baru hari ketiganya diketemukan. (isa/ian)

  • Usai Sahur, Bus Restu Tabrak Truk 1 Meninggal 3 Luka

    Usai Sahur, Bus Restu Tabrak Truk 1 Meninggal 3 Luka

    Pasuruan (beritajatim.com) – Setelah sahur, kecelakaan dua kendaraan besar yakni bus dan truk terjadi di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Kecelakaan tersebut terjadi antara bus Restu dan juga kendaraan dump truk.

    Menurut Kanit Gakkum Satlantas Polres Pasuruan, Ipda A Kunaefi mengatakan bahwa kecelakaan tersebut terjadi pada Senin (1/4/2024) sekitar pukul 04.00 WIB. Akibatnya satu orang yang merupakan supir bus Restu meninggal dunia ditempat.

    Diketahui korban dalam kecelakaan tersebut bernama Eko (42) yang merupakan warga Ngawi. Eko mengalami luka di sekujur tubuhnya diantaranya yakni bagian kepala, kaki, dan tangan. Jasad korban kemudian langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Pusdik Brimob Watu Kosek.

    “Kecelakaan terjadi di jalan umum jurusan Malang-Surabaya tepatnta di Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Kecelakaan terjadi antara kendaraan PO bus Restu dengan nopol N-7961-UE dan dump truk dengan nopol S-9272-UU,” kata Kunaefi.

    Kunaefi juga menjelaskan selain pengemudi ada beberapa penumpang yang mengalami luka ringan maupun luka berat. Diantaranya yakni 7 orang yang tidak mengalami luka dan langsung pulang. Lalu ada 3 orang yang mengalami luka dan di rawat di Puskesmas Purwodadi.

    Ketiga korban tersebut diantaranya yakni Edrin (42) yang mengalami luka di kaki kiri. Okky (30) mengalami luka di bagian kepala dengan lecet dan lebam di beberapa tempat. Kemudian Anik (41) yang mengalami luka di hampir sekujur tubuhnya yang kemudian dilarikan ke RSUD Bangil untuk mendapat lerawatan instens.

    “Dari awal.kejadian, Bus Restu yang berjalan dari selatan ke utara berada di jalur kiri. Sesampainya dilokasi kejadian dengan jalanan yang menurun, bus tqk bisa mengontrol hingga terjadi tabrakan,” jelasnya. [ada/aje]

  • Maling Motor di Mojokerto Babak Belur Diamuk Warga

    Maling Motor di Mojokerto Babak Belur Diamuk Warga

    Mojokerto (beritajatim.com) – Salah satu pelaku maling motor babak belur diamuk massa di Dusun Ngoro RT 02 RW 01, Desa Ngoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Pelaku kepergok saat mengambil sebuah sepeda motor di halaman sebuah tempat kos.

    Pelaku diketahui atas nama Ali Zainal Abidin (26) asal Kelurahan Tanjung Perak, Kecamatan Pabean Cantian, Kota Surabaya. Meski pelaku membawa senjata tajam (sajam) jenis pisau namun lantaran kalah banyak dengan massa, pelaku pun tak bisa berkutik sehingga menjadi bulan-bulanan massa.

    Kanit Reskrim Polsek Ngoro, Iptu Yunus Fahrizal mengatakan, pemilik tempat kos melihat aksi pelaku dari sebuah Closed Circuit Television (CCTV) di tempat kosnya. “Pemilik tempat kos melihat pelaku mengambil sepeda motor Honda Beat nopol S 4889 NBI warna merah hitam,” ungkapnya, Rabu (13/3/2024).

    Pemilik tempat kos mengetahui jika sepeda motor milik Kasmilan (55) warga setempat yang dipinjam salah satu anak kosnya. Sepeda motor tersebut sudah berpindah tempat sekitar 10 meter dari lokasi sepeda motor milik korban tersebut di parkir. Melihat hal tersebut pemilik kos langsung berteriak maling.

    “Mendengar teriak pemilik kos, pelaku berusaha kabur, sedangkan pelaku lain yang berada di dalam mobil jenis Ertiga warna silver kabur ke arah utara. Teriak pemilik kos mengundang masyarakat sekitar, masyarakat banyak yang datang untuk mengejar pelaku. Pelaku mengeluarkan senjata tajam jenis pisau,” katanya.

    Pelaku yang mengancam menggunakan pisau berhasil mengamankan pelaku. Setelah itu, lanjut Kanit, petugas Unit Reskrim Polsek Ngoro yang mendapatkan informasi terkait curanmor tersebut mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Pelaku diamankan beserta barang bukti dan dilakukan olah TKP.

    “Pelaku dibawa ke RS Bhayangkara Pusdik Brimob Watukosek untuk dilakukan perawatan dan visum dikarenakan kondisi pelaku babak belur. Pelaku mengalami beberapa luka robek akibat pemukulan yang dilakukan oleh warga karena melawan pada saat akan diamankan,” jelasnya.

    Turut diamankan sejumlah barang bukti diantaranya, satu unit sepeda motor Honda Beat nopol S 4889 NBI warna merah hitam milik korban dan satu bilah senjata tajam jenis pisau milik pelaku. [tin/ian]