Sopir Taksi Online Dirampok Penumpang di Medan, Lehernya Terluka Parah
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Seorang
driver taksi online
bernama Khairul Putra Harahap menjadi korban perampokan oleh penumpangnya di dekat Hotel Danau Toba, Jalan Imam Bonjol, Kota
Medan
, pada Senin (4/11/2024) pagi.
Ale, teman korban, menjelaskan, Khairul mendapatkan penumpang secara
offline
di Kota Binjai dengan tujuan Kota Medan.
“Sewaktu di seberang Hotel Danau Toba, mereka sempat berhenti. Di situ, pelaku menggorok leher korban pakai pisau,” ungkap Ale kepada Kompas.com melalui saluran telepon.
Untuk menyelamatkan diri, Khairul keluar dari mobilnya dan meminta tolong kepada warga sekitar.
Sementara itu, pelaku berhasil melarikan diri dengan membawa mobil korban.
“Kebetulan ada driver ojol yang melintas dan menolong korban. Pertama, korban dibawa ke Rumah Sakit Malahayati, tetapi karena tidak sanggup, ia dilarikan ke RS Bhayangkara Medan,” jelas Ale.
Ale menambahkan bahwa hingga saat ini, Khairul masih dirawat secara intensif.
Selain luka di leher, terdapat juga luka di beberapa bagian jari korban akibat usaha untuk menahan senjata tajam yang digunakan pelaku.
Sementara itu, rekan korban berhasil menelusuri keberadaan mobil yang dicuri.
“Mobilnya sudah ditemukan di daerah Jalan Pulau Butom, KIM II. Cuma pelakunya ini belum,” ujar Ale.
Kepala Satreskrim Polrestabes Medan, Kompol Jama Kita Purba, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima informasi tentang kejadian ini dan saat ini sedang mendalami kasus tersebut.
“Ini sedang dicek. Lagi kami dalami ya,” kata Jama saat diwawancarai di Polsek Helvetia.
Kasus ini menjadi perhatian publik dan polisi berkomitmen untuk segera menangkap pelaku.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tempat Fasum: RS Bhayangkara
-
/data/photo/2024/11/04/6728a845dedd7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sopir Taksi Online Dirampok Penumpang di Medan, Lehernya Terluka Parah Medan 4 November 2024
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1012186/original/033043000_1444134179-mayat2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Heboh, Ada Jenazah Lelaki Tergantung di Gedung Serba Guna Gereja Rike Manado
Liputan6.com, Manado – Warga Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulut, pada, Rabu (30/11/2024), sekitar pukul 18.17 Wita, dikejutkan dengan penemuan mayat seorang pria berusia 53 tahun yang ditemukan dalam keadaan tergantung di gedung serba guna Gereja Bukit Moria Rike.
Pria tersebut diketahui berinisial HFS, merupakan warga Kelurahan Wanea, dan bekerja sebagai pegawai swasta di Kota Manado.
Kejadian bermula saat Irvan Darsono, seorang saksi yang sedang mencari korban untuk mengambil kunci gereja, melihat korban tergantung di depan pintu kamar. Melihat keadaan tersebut, Irvan segera memanggil rekan sejawatnya, Fiandro Runtukahu, untuk mengecek kondisi korban. Setelah konfirmasi, mereka melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.
Kapolsek Wanea AKP Michael Marwan beserta anggota tiba di lokasi sekitar pukul 19.22 Wita untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan lokasi.
Tim Inavis Polresta Manado melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun, ditemukan adanya cairan di alat kelamin korban.
Anak korban, MAS mengungkapkan bahwa ayahnya sempat mengalami depresi pasca-kalah dalam Pemilihan Legislatif 2014. Keluarga telah berupaya membawa korban untuk mendapatkan perawatan psikiatri.
Dalam sebuah percakapan terakhir, korban sempat mengungkapkan niat untuk memberikan surat wasiat kepada MAS, namun surat tersebut tidak pernah sampai.
“Pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jasad korban dan mengirimkan surat penolakan kepada Kapolsek Wanea, di mana mereka bersedia bertanggung jawab atas segala kemungkinan yang terjadi di kemudian hari,” ujar Kapolresta Manado Kombes Pol Julianto Sirait melalui Kasie Humas Agus Haryono.
Sekitar pukul 19.42 Wita, jenazah korban dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Sulut menggunakan mobil patroli Polsek Wanea untuk dilakukan verifikasi luar.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4985728/original/076779900_1730290384-20241030_130006.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Maling Motor Bawa Jimat Babak Belur Dikeroyok Massa, Tewas di Rumah sakit – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Seorang terduga tersangka percobaan pencurian sepeda motor babak belur dikeroyok massa, saat mencoba mencuri motor di sebuah kost Perumahan Nusa Indah Cisalak, Depok, pada Sabtu (26/10/2024). Diduga tersangka sempat menggunakan jimat dan dinyatakan tewas usai mendapatkan perawatan di rumah sakit Bhayangkara Brimob.
Kanit Reskrim Polsek Cimanggis, AKP Ade Ahmad Sudrajat mengatakan terduga tersangka yang akan mencuri motor, sempat diketahui pemilik dan penghuni kost. Tersangka percobaan pencurian sempat melarikan diri namun tertangkap dan diduga dikeroyok massa.
“Diduga (tersangka) di keroyok massa,” ujar Ade kepada Liputan6.com, Rabu (30/10/2024).
Ade menjelaskan, Polsek Cimanggis mendatangi lokasi kejadian setelah mendapatkan informasi percobaan pencurian motor. Namun sesampainya di lokasi, terduga tersangka mengalami luka sehingga dibawa ke RS Bhayangkara Brimob untuk mendapatkan perawatan.
“Kami sempat membawa korban ke rumah sakit, untuk saat ini, terduga sudah meninggal dunia, namun sempat mendapatkan perawatan satu hari,” jelas Ade.
Ade tidak mengetahui secara pasti penyebab kematian terduga tersangka, namun diketahui terduga tersangka mengalami luka pada tubuhnya. Adapun luka yang dialami terduga tersangka berada pada sekujur wajah atau kepala.
“Lukanya di bagian kepala, saat kami bawa ke rumah sakit pun, kami menghubungi keluarganya,” ucap Ade.
-

Perempuan Asal Krian Ini Ditemukan Meninggal Dunia di Bawah Pohon Pisang
Sidoarjo (beritajatim.com) – Margaretha Indawati (23), warga RT 10 RW 03 Dusun Sidorame Desa Sidorejo, Kecamatan Krian, diduga menjadi korban pembunuhan Rabu (30/10/2024).
Jasad korban ditemukan tertelungkup di bawah pohon pisang milik Suprapto warga setempat. Kondisi korban bagian belakang kepala terlihat mengeluarkan darah.
Suprapto (44) salah satu saksi mata mengatakan sesudah adzan subuh, dirinya keluar ke belakang rumah untuk memperbaiki mesin pompa air yang macet. Di dekat pohon pisang, Suprapto tanpa sengaja melihat sebuah plastik besar yang menutupi sesuatu.
“Waktu subuh saya menyalakan mesin pompa air, namun tidak keluar airnya. Saya kemudian memeriksa pompa air ke belakang. Tanpa sengaja, di jalan menuju mesin pompa air itu, saya melihat plastik hitam besar sepertinya menutupi sesuatu. Saat saya buka, ternyata ada jasad manusia,” ucapnya.
Melihat ada jasad manusia, Suprapto minta tolong dan memberitahukan kepada warga. Setelahnya warga yang ikut menyaksikan, melaporkan peristiwa ini kepada Ketua RT setempat dan diteruskan ke Polsek Krian.
Kapolsek Krian, Kompol Daky Dzul Qomain, membenarkan adanya penemuan sesosok wanita yang ditemukan tertelungkup di belakang rumah warga.
“Saat ini, korban telah ditangani oleh tim Inafis Satreskrim Polresta Sidoarjo dan dibawa ke RS Bhayangkara Porong untuk penyelidikan lebih lanjut,” terangnya. (isa/kun)
-

Yang Tolong, Aku Dijebak Polisi, Mau Dibunuh Polisi
GELORA.CO – Manda Purnomo alias MP (28) ditemukan tewas di area jalan tol di Lampung Selatan, ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) KM 3B, Senin (28/10/2024).
S, istri korban mengaku curiga suaminya itu meninggal karena dibunuh.
Mayatnya kemudian dibuang di area jalan tol di Lampung Selatan.
Saat dikonfirmasi Tribun, S mengatakan dalam percakapan terakhir dengan suaminya, MP seperti orang yang sedang ketakutan dan merasa terancam akan dibunuh.
S pun mengungkapkan percakapan terakhir dirinya dengan sang suami sebelum kejadian.
“Yang (sayang), tolong aku, aku dijebak polisi. Aku mau dibunuh polisi,” kata S menirukan ucapan sang suami kala itu.
Peristiwa ini kemudian dilaporkan S ke pihak kepolisian.
Polres Lampung Selatan masih menyelidiki kasus tersebut.
Tercatat sudah 5 saksi yang diperiksa.
Barang bukti handphone yang ditemukan pada tubuh korban akan menjadi petunjuk penyelidikan oleh Polres Lampung Selatan.
Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusriandi mengatakan, barang bukti handphone diduga kuat milik korban MP ditemukan di dalam saku celana jeans yang dikenakannya.
“Iya, saat ditemukan memang posisi handphone tersebut mati, tapi berhasil dihidupkan. Ini masih didalami petugas dan akan menjadi petunjuk penyelidikan kasus ini,” ujar Yusriandi, Rabu (30/10/2024).
Baca juga: Detik-detik Penemuan Jasad Nenek di Ngawi, Tangan Korban Terikat, Diduga Dibunuh Penghuni Kos
Hasil pemeriksaan sementara, petugas telah menemukan adanya komunikasi atau percakapan terakhir korban dengan keluarga, termasuk bersama sejumlah rekannya.
“Ini yang masih kami dalami, apa pembahasan dalam percakapan tersebut masih ditelusuri,” ujarnya.
“Proses pemeriksaan masih terus berlanjut, kami juga akan melakukan proses autopsi korban di RS Bhayangkara Polda Lampung,” tukasnya.
Awal Mula Penemuan Mayat Korban
MP, warga Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung ini sebelumnya ditemukan tewas di Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) di KM 03 B Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) Lampung Selatan.
MP dikabarkan menghilang setelah berpamitan bekerja kepada istrinya, S.
Menurut S, suaminya terakhir kali pulang ke rumah pada Jumat (25/10/2024) dan berangkat bekerja dengan seorang oknum polisi berinisial I.
Pada saat itu, MP menghubungi S melalui pesan suara dan menyampaikan rasa ketakutannya, mengatakan bahwa ia merasa dijebak oleh polisi dan dalam bahaya.
“Yank, tolong aku, aku dijebak polisi. Aku mau dibunuh polisi,” ucap S menirukan ucapan suaminya.
Setelah pesan tersebut, komunikasi MP mendadak terputus.
S mengaku sempat mencari informasi melalui rekan kerja suaminya, T.
Lalu, T menghubungi H untuk mengetahui keadaan MP.
Saat itu, kata dia, H mengatakan suaminya sedang tidur dan tidak ada masalah.
Namun, pada Sabtu (26/10/2024), oknum polisi I mengirim pesan suara yang mengabarkan bahwa MP melompat dari mobil dan melarikan diri.
S sudah melihat kondisi jenazah MP di ruang jenazah RSUD Bob Bazar Kalianda, dan merasakan bahwa kematiannya tidak wajar.
Ditemukan Petugas Kebersihan
Jasad MP ditemukan di tepi jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) Lampung pada Senin (28/10/2024) sekira pukul 08.21 WIB.
Jasad tanpa identitas itu ditemukan di ruas KM 03-000 jalur B Lampung Selatan.
Manager Area Tol Bakter Lampung Selatan Andri Pandiko mengatakan, saksi awalnya mencium aroma tidak sedap di lokasi kejadian.
“Saat sedang melakukan pembersihan dari sampah di sekitar km 03 jalur B, Satker petugas kebersihan Bagas (22) mencium aroma tidak sedap,” ujarnya.
Lalu, saksi melakukan penelusuran.
Kemudian, ditemukan jenazah dengan kondisi meninggal dunia pada posisi tergeletak di drainase.
Petugas tersebut melaporkan kejadian yang dialami kepada kepala ranting petugas jalan tol untuk ditindaklanjuti.
Awalnya kepala ranting melakukan koordinasi satker BKO, PJR dan Bravo untuk dilakukan pengecekan lapangan.
Jenazah tersebut telah dilakukan evakuasi oleh tim satker dan dibawa ke RSUD Bob Bazar Kalianda dan ditindaklanjuti oleh team Inafis Polres Lampung Selatan.
Saat ditemukan di drainase Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Lampung Selatan, kondisi jasad kulit pada bagian wajah menghitam dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Jenazah saat ditemukan masih mengunakan celana jeans warna hitam dan kaos berwarna hitam.
Selain itu, jenazah menggunakan ikat pinggang kulit warna coklat dan terdapat handphone pada saku celana sebelah kanan.
Korban diduga telah meninggal sekitar 2 hari.
Karena pada saat petugas melakukan tugas rutin melakukan pembersihan lokasi pada hari Sabtu, jenazah tersebut belum ada
-

Makam Siswa MTs Dilempar Kayu Pengasuh Ponpes di Blitar Dibongkar
Blitar (beritajatim.com) – Suparti, nenek MKA (14), santri yang meninggal dunia setelah dilempar kayu berpaku oleh sang pengasuh pondok akhirnya mengizinkan jasad cucu tercintanya diautopsi.
Autopsi ini dilakukan dalam rangkaian penyelidikan yang dilakukan polisi untuk mengungkap kematian bocah 14 tahun tersebut. Nanti hasil autopsi ini bakal melengkapi berkas yang kini tengah ditangani Satreskrim Polres Blitar Kota.
Dalam autopsi ini Satreskrim Polres Blitar Kota mendatangkan tim dari RS Bhayangkara Kediri. Autopsi ini diawali dengan pembongkaran makam dari korban (Ekshumasi), di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jumat (4/10/2024).
“Kami mengikuti proses hukum (dilakukan autopsi kepada korban). Kami menyerahkan (penanganan kasus) ke polisi,” kata nenek MKA, Suparti usai mengikuti autopsi jasad cucunya di TPU Desa Dadaplangu.
Suparti terlihat datang ke TPU Desa Dadaplangu bersama anaknya atau paman korban, Iqwal Rikky Susanto.
Suparti tampak berusaha tegar saat menyaksikan makam cucunya dibongkar lagi untuk dilakukan autopsi terhadap jasad korban.
“Intinya keluarga menyerahkan kasus kepada polisi,” kata paman korban, Iqwal sambil terus menggandeng tangan nenek korban, Suparti.
Proses autopsi berlangsung lebih kurang sekitar 2 jam. Tim dari RS Bhayangkara Kediri yang berjumlah sekitar 10 orang mulai melakukan autopsi sekitar pukul 07.30 WIB sampai pukul 09.30 WIB.
Pelaksanaan autopsi mendapat pengamanan ketat dari Polres Blitar Kota. Petugas memasang garis polisi di jalan masuk ke pemakaman dan di area makam korban.
Warga yang ingin melihat proses autopsi diminta menjauh berada di luar garis polisi. Petugas juga memasang terpal dan kain untuk menutupi sekeliling area makam korban.
Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar autopsi terhadap korban dilakukan untuk melengkapi berkas penyidikan kasus tersebut.
“Hari ini dilaksanakan autopsi terhadap jenazah korban. Kami melaksanakan ekshumasi (pengalian kubur untuk mengeluarkan jenazah yang dikubur) untuk melakukan autopsi jenazah korban,” kata Samsul.
Dikatakannya, hasil autopsi masih menunggu dari tim forensik RS Bhayangkara Kediri. “Kalau hasilnya sudah keluar, secepatnya akan kami sampaikan,” ujarnya.
Menurutnya, sebelumnya, keluarga korban memang tidak menghendaki dilakukan autopsi terhadap jenazah korban. Namun, setelah polisi memberikan penjelasan terkait kebutuhan proses penyidikan kasus, keluarga akhirnya menyetujui pelaksanaan autopsi.
“Setelah kami jelaskan kepentingan autopsi, keluarga akhirnya bersedia (memberi izin),” katanya.
Untuk perkembangan penanganan kasus, kata Samsul, polisi sudah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan bukti-bukti. Namun, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus itu.
“Nanti akan dilakukan gelar perkara lagi terkait kasus itu. Untuk perkembangan kasus lebih lanjut masih menunggu gelar perkara,” ujarnya.
Sebelumnya, seorang santri salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah Ponggok, Kabupaten Blitar, MKA (13) meninggal dunia setelah dilempar kayu oleh ustaz atau guru ngajinya.
Korban merupakan warga Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (15/9/2024) sekitar pukul 06.00 WIB.
Ketika itu, para santri termasuk korban, setelah melaksanakan sholat subuh sedang berolahraga di area pondok. Karena sudah pukul 06.00 WIB, pelaku mengingatkan para santri untuk segera mandi karena ada jam kunjungan orang tua dan melaksanakan sholat dhuha.
Setelah diingatkan para santri tidak juga meninggalkan bermainnya, salah satu ustaz mengambil kayu dan dilemparkan ke santri. Kayu yang dilempar pelaku mengenai kepala bagian belakang korban.
Kayu dilemparkan ke korban terdapat paku. Paku pada kayu itu menancap di kepala bagian belakang korban. Setelah paku dicabut dari kepalanya, korban langsung tidak sadarkan diri.
Korban kemudian dibawa ke RSUD Srengat Kabupaten Blitar. Karena kondisi sudah tidak memungkinkan, akhirnya korban dirujuk ke RSUD Kabupaten Kediri (RSKK). Korban akhirnya meninggal dunia di RSKK pada Selasa (17/9/2024). [owi/beq]
-

Keracunan Nasi Berkat di Tulungagung, 7 Korban Masih Dirawat
Tulungagung (beritajatim.com) – Sebanyak 7 orang korban keracunan nasi berkat hajatan di Kabupaten Tulungagung, masih menjalani perawatan intensif di sejumlah fasilitas kesehatan. Mereka mengeluhkan mual, pusing serta muntah usai mengkonsumsi nasi berkat hajatan, dari sebuah acara di wilayah Desa Dayu, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Satu korban meninggal dunia dalam peristiwa ini.
Kepala Puskesmas Bendilwungu, Sigit Jaka Purnama mengatakan pihak Dinas Kesehatan telah melakukan pendataan terkait kejadian tersebut. Mereka juga memantau perkembangan kesehatan korban yang masih menjalani perawatan.
Terdapat 7 korban yang diketahui dirawat di beberapa rumah sakit dan puskesmas. “Ada yang dirawat di RSUD dr Iskak, RS Bhayangkara, RS Era Medika, puskesmas dan klinik,” ujarnya.
Selain itu mereka juga telah menerima barang bukti dari kepolisian berupa sisa makanan hajatan yang dikonsumsi korban. Sampel tersebut rencananya akan dibawa ke Labkesmas di Surabaya untuk diteliti lebih lanjut kandungannya. Dari hasil pemeriksaan saksi, terdapat beberapa makanan dan jajanan dalam paket tersebut.
“Di antaranya ada nasi, ayam, sambal goreng kentang dan hati. Kita akan bawa ke Surabaya untuk di uji lab kan kandungannya.” tuturnya.
Sebelumnya seorang wanita berinisial TW (52) warga Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung meninggal dunia usai menyantap nasi berkat hajatan. Suami korban diketahui menghadiri undangan hajatan saudaranya di Desa Dayu, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Tulungagung, Jumat (20/9/2024) malam.
Sepulangnya dari acara suami korban membawa 20 paket nasi berkat hajatan untuk dibagikan ke saudara lainnya. Korban mulai mengeluhkan mual dan pusing pada hari Sabtu. Mereka kemudian dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan. Korban meninggal dunia pada Minggu (22/9/2024) pagi. [nm/aje]
-

Diduga Keracunan Nasi Berkat, Warga Tulungagung Meninggal
Tulungagung (beritajatim.com) – Wanita berinisial TW (55) , warga Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung meninggal dunia. Korban diduga keracunan nasi berkat hajatan.
Selain TW, terdapat belasan korban lain yang masih menjalani perawatan di sejumlah fasilitas kesehatan. Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini.
Kapolsek Sumbergempol, AKP Tri Nuartiko mengatakan awalnya suami korban menghadiri undanan hajatan kerabatnya, di Desa Dayu, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jumat (20/09/2024) malam. Setelah itu suami korban membawa sekitar 20 paket nasi berkat hajatan untuk dibagikan ke saudara lain di Tulungagung.
“Nasi tersebut kemudian di bagikan kepada saudaranya yang rata-rata tinggal di desa yang sama, ” ujarnya, pada Senin (23/9/2024).
Setelah mengkonsumsi nasi berkat hajatan tersebut, korban mulai merasakan keluhan di bagian perut dan kepala. Kondisi serupa juga dialami korban lain yang memakan berkat nasi hajatan ini. Mereka mulai dibawa ke sejumlah fasilitas kesehatan.
Korban TW dibawa ke RS Bhayangkara pada Sabtu (21/09/2024) sore. ” Korban lalu meninggal dunia pada hari Minggu pagi, ” tuturnya.
Polisi masih melakukan penyelidikan dalam kasus ini. Mereka juga mendata korban dugaan keracunan yang masih menjalani perawatan di beberapa fasilitas kesehatan. Diduga jumlah korban mencapai belasan orang.
“Ini kita masih lakukan pendataan, sampel makanan sudah diamankan dan akan dikirim ke laboratorium, ” pungkasnya. [nm/beq]

