Tempat Fasum: RS Bhayangkara

  • Selasa, tersedia 23 lokasi Samsat Keliling di Jadetabek

    Selasa, tersedia 23 lokasi Samsat Keliling di Jadetabek

    Masyarakat diminta membawa beberapa persyaratan untuk melakukan pembayaran pajak kendaraan anda, seperti KTP asli pemilik kendaraan, BPKB, dan STNK, masing-masing disertai fotokopi

    Jakarta (ANTARA) – Subdit Registrasi dan Identifikasi (Regident) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyediakan layanan sistem administrasi manunggal satu atap (samsat) keliling di 23 lokasi di 14 wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) pada Selasa.

    Samsat keliling biasanya tersebar di beberapa daerah agar masyarakat mudah untuk menjangkau dan tak perlu untuk mendatangi kantor pusat.

    Berikut 23 lokasi layanan samsat keliling di Jadetabek sesuai info akun istagram resmi TMC Polda Metro Jaya @tmcpoldametro:

    Samsat keliling Jakarta Pusat halaman parkir Samsat dan Lapangan Banteng pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Jakarta Utara halaman parkir Samsat dan Masjid Al-Musyawarah pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Jakarta Barat Mall Citraland pukul pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Jakarta Selatan halaman parkir Samsat pukul 08.00-15.00 WIB dan TMP Kalibata pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Jakarta Timur halaman parkir Samsat pukul 08.00-15.00 WIB dan Pasar Induk Kramat Jati pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Kota Tangerang di EX. City Mall Nambo Jaya dan Parkiran busway foodmosphere Jaya pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Serpong di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB dan ITC BSD pukul 15.00-19.00 WIB; Samsat keliling Ciledug di Giant Poris Batu Ceper dan Rukan Fresh Market Green Lake City Cipondoh pukul 09.00 – 12.00 WIB; Samsat keliling Ciputat di Kantor Kelurahan Pondok Betung dan Pasar Gintung Ciputat Timur pukul 09.00-12.00 WIB; Samsat keliling Kelapa Dua di Pasar Intermoda dan halaman Gtown house pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Kota Bekasi di Danau Wisata Cipeucang pukul 08.00-12.00 WIB; Samsat keliling Kabupaten Bekasi NihilSamsat keliling Depok di halaman parkir Samsat Depok pukul 08.00-14.00 WIB dan RS Bhayangkara Brimob pukul 08.00-12.00 WIB; Samsat keliling Cinere di Halaman Parkir Samsat pukul 08.00-12.00 WIB.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Seorang Guru Ditemukan Tewas di Areal Kebun Sawit di Kampar, Tubuh Penuh Luka Bakar

    Seorang Guru Ditemukan Tewas di Areal Kebun Sawit di Kampar, Tubuh Penuh Luka Bakar

    Pekanbaru, Beritasatu.com – Seorang guru, warga Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar, Riau ditemukan tewas mengenaskan di area kebun sawit. Saat ditemukan kondisi jasad guru pria inisial HAS (30) penuh dengan luka bakar di sekujur tubuhnya. Dekat jasad korban juga ditemukan satu unit sepeda motor warna biru yang diduga milik korban.

    Peristiwa nahas itu terjadi pada Jumat (29/11/2024) sekitar pukul 16.30 WIB di Afdeling V Tandun Blok JK V Desa Kasikan Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau.

    Kabid Humas Polda Riau Kombes Anom Karabianto mengatakan, korban ditemukan oleh sekuriti perusahaan sawit saat melakukan patroli rutin. Melihat kondisi jasad di lokasi kejadian, kuat dugaan korban telah dibunuh.

    “Korban ditemukan tergeletak sudah dalam keadaan meninggal dunia di samping motornya dengan kondisi tubuh terbakar dan luka robek pada leher korban,” kata Kombes Anom Karabianto, Senin (2/12/2024).

    Setelah penemuan itu,  sekuriti langsung menghubungi kepolisian untuk melakukan olah TKP dan mengevakuasi jasad korban dari lokasi ke RS Bhayangkara Polda Riau.

    “Petugas sudah mendatangi TKP, mencatat keterangan dari para saksi, dan membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diautopsi,” jelasnya.

    Saat ini pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan terkait motif dan pelaku dugaan pembunuhan tersebut. Polisi juga sudah meminta keterangan saksi-saksi di lokasi kejadian untuk melengkapi penyelidikan.
     

  • Ngeyel Perintah Sesepuh di Masa Lalu, Rendaman Bambu di Sumur Tua Tewaskan 5 Orang

    Ngeyel Perintah Sesepuh di Masa Lalu, Rendaman Bambu di Sumur Tua Tewaskan 5 Orang

    TRIBUNJATIM.COM –  Sumur tua di Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur tewaskan lima orang sekaligus.

    Mereka diketahui masih dalam satu ikatan keluarga.

    Diketahui peristiwa itu terjadi di Desa Jarin, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

    Para korban tewas di dalam sumur tua itu pada Kamis (28/11/2024).

     

     

    Melansir dari Kompas.com, para korban tewas diduga karena menghirup gas beracun di dalam sumur tua tersebut.

    Kelima korban tersebut adalah Moh Hosen (50), Zainullah (29), Moh Sai (45), Moh Fathorrosi (45), dan Moh Samsuri (60).

    Keponakan Hosen, Syamsul Arifin, menjelaskan kronologi kejadian tersebut.

    Awalnya, korban atas nama Hosen dan Samsuri hendak mengangkat irisan bambu yang direndam di dalam sumur tua itu.

    Hosen pertama kali turun ke dalam sumur dan berhasil mengangkat beberapa irisan bambu.

    Dari dalam sumur, Hosen mengeluh sesak napas dan naik ke permukaan.

    Sampai di permukaan, Hosen masih sempat merokok hingga menghabiskan sebatang.

    Setelah itu, Hosen kembali masuk ke dalam sumur untuk mengangkut sisa irisan bambu.

    Setelah itu, Hosen tak lagi bersuara dari dalam sumur.

    Karena tak ada reaksi, Samsuri menyusul ke dalam sumur untuk mengangkat tubuh Hosen.

    Namun, Samsuri juga tidak bisa mengangkat tubuh Hosen.

    Kedua pria ini sama-sama lemas di dalam sumur.

    Selanjutnya, Fathorrosi menyusul ke dalam sumur untuk menyelamatkan keduanya.

    Fathorrosi mengalami hal yang sama.

    “Tiga orang di dalam sumur tua itu, semuanya ikut lemas,” ujar Syamsul.

    Zainullah yang melihat ketiga korban tidak mampu naik ke permukaan sumur, juga menyusul masuk ke dalam sumur.

    Nasib Zainullah juga sama seperti ketiga pria lainnya.

    Akhirnya, Moh Sai mencoba menyelamatkan keempat kerabatnya yang sudah tak berdaya di dalam sumur.

    Lagi-lagi, nasib Moh Sai juga sama dengan yang lainnya.

    Untuk menyelamatkan kelima pria di dalam sumur, warga tak berani lagi masuk ke dalam sumur.

    Meskipun ada yang memaksa untuk turun lagi ke dalam sumur, warga tetap melarang.

    “Kita angkat tubuh mereka satu-satu menggunakan tambang yang diberi besi pengait. Alhamdulillah sukses,” ujar Syamsul.

    Para korban masih sempat dibawa ke RSUD Smart Pamekasan.

    Namun, mereka sudah tidak bisa diselamatkan.

    Akhirnya, jasad para korban diserahkan kepada keluarganya masing-masing.

    Menurut Ahmad, anggota keluarga korban, sumur tua itu tidak pernah digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

    Sumur tersebut sudah pernah diminta oleh para sesepuh korban untuk ditutup permanen.

    “Sudah pernah ada keinginan untuk menutup sumur itu permanen, namun tidak dilakukan. Mungkin itu firasat kalau sumur itu akan membahayakan,” ungkap Ahmad.

    Sebelumnya, seorang pria berusia 47 tahun, Nadin meninggal dunia saat menguras sumur sedalam 20 meter di dapur rumahnya.

    Kejadian ini terjadi di Dusun Duko, Desa Kembang, Kecamatan Bondowoso, pada Selasa (29/10/2024).

    Proses evakuasi berlangsung cukup lama, dari kejadian pukul 13.00 WIB. Jenazab korban berhasil dievakuasi sekitar pukul 16.57 WIB.

    Menurut M Kasim, Kasi Damkar dan non Kebakaran, Satpol PP Bondowoso, pihaknya menerima laporan sekitar pukul 13.00 WIB.

    Langsung menuju TKP dengan kondisi pria meninggal di dalam sumur.

    Pihaknya langsung melakukan evakuasi. Namun sayangnya, di kedalaman kurang 3 meter ke dasar tim Damkar mencium aroma gas tak sedap.

    “Kita langsung kontak Basarnas dan Inafis” jelasnya.

    Sementara itu, Koordinator Pos SAR Jember, Andi Irawan, menjelaskan, proses evakuasi memang sangat sulit karena medan atau space sumur yang terlalu kecil. Di lain sisi, ke dalaman sumur juga mencapai 20 meter.

    “Sehingga manuver untuk pengikatan pada korban sangat susah sekali,” urainya.

    Ia menerangkan saat tiba di lokasi korban memang sudah meninggal dunia. Dan saat ini sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara.

    Kasus Lain

    Warga Desa Watulimo, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur (Jatim), tewas setelah tercebur ke dalam sumur yang tak jauh dari rumahnya, Senin (10/6/2024).

    Kapolsek Watulimo, AKP Zainudin menuturkan, Ponisah (50) ditemukan oleh keluarganya yang sudah mencarinya ke mana-mana.

    “Korban ini dari Subuh sudah tidak terlihat, lalu keluarga mencarinya ke rumah tetangga tidak ada. Sampai tetangga ini ikut mencari keberadaan korban,” kata AKP Zainudin.

    Setelah mencari lebih kurang dua jam, korban ditemukan oleh keluarganya di sumur yang berada di kebun milik korban.

    “Sumur tersebut sebenarnya sudah tidak terpakai tapi masih ada airnya. Saat ditemukan kondisi korban sudah mengapung,” lanjutnya.

    Proses evakuasi jasad Ponisah dilakukan oleh Pos SAR Trenggalek dan tim gabungan dari Polsek Watulimo, Koramil Watulimo, petugas pemadam kebakaran, dan warga sekitar.

    Proses evakuasi diawali dengan mengurangi gas beracun dari sumur sedalam 15 meter tersebut menggunakan blower exhaust fan.

    Tim gabungan lalu memasang tripod dan sistem Confined Space Rescue (CSR) untuk menurunkan satu personel rescuer yang menggunakan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA). 

    Setelah berhasil mengikatkan tali pada korban, tim SAR yang berada di atas menarik rescuer dan korban dari dalam sumur.

    “Upaya evakuasi membutuhkan proses sekitar 45 menit, korban dievakuasi dari sumur yang kedalaman airnya 8 meter dengan keadaan telah meninggal dunia,” kata Kepala Kantor SAR Surabaya, Muhamad Hariyadi.

    Setelah berhasil dievakuasi, jasad dibawa ke rumah duka untuk kemudian diserahkan ke keluarga.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Tingkatkan Pelayanan, RS Bhayangkara Makassar Bentuk Komite Penanganan Pengaduan Hukum dan Etik

    Tingkatkan Pelayanan, RS Bhayangkara Makassar Bentuk Komite Penanganan Pengaduan Hukum dan Etik

     

    Ketua Komite : dr. Irwan. Sp.OG., M.Kes

    Sekretearis : drg. Ira farwiany S. M.Adm.Kes.,Sp.Perio.,Subsp.RIIP(K)

    Litigasi : Bidang Hukum Polda Sulsel

    Advisor Litigasi : Ahli Hukum Polda 

    Non Litigasi : dr. Ham. F.S.,Sp.KJ.M.Kes – dr. R.Joko Maharjo, Sp.KJ.M.Kes

    Advisor Non Litigasi : Dr. Heriyanto, AMK.S.H.,M.H.,M.Adm.Kes (Ahli Hukum Kesehatan)

    dr, Denni Mathius, Sp.F.,M.Kes (Medikolegal)

    dr. Jerni Dase, Sp.F.,S.H.,M.Kes

    dr. Yusuf Kidingallo, Sp.Rad(K)., M.Kes (Ketua Komite Medik)

    Ns. Kasmawati Karim, S.Kep.MM (Ka. Komite Keperawatan)

    Apt. Haslianah, S.Si., M.adm.Kes (Ka. Nakes Lainnya)

     

     

     

    Mercy Ships untuk pertama kalinya memperlihatkan pembuatan rumah sakit terapung terbesar di dunia. Rumah sakit terapung ini rencananya akan berlayar ke Afrika pada akhir 2021.

  • Fakta-fakta Bullying di Subang yang Tewaskan Siswa Kelas 3 SD

    Fakta-fakta Bullying di Subang yang Tewaskan Siswa Kelas 3 SD

    Jakarta: Bullying atau perundungan kembali menelan korban. Seorang siswa kelas tiga SD di Subang, Jawa Barat (Jabar) meninggal dunia setelah diduga menjadi korban bullying kakak kelasnya.
     
    ARO (9) menghembuskan napas terakhir di ruang PICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang pada Senin, 25 November 2024, pukul 16.10 WIB. Jenazahnya lalu dirujuk ke RS Bhayangkara Polri Losarang untuk dilakukan autopsi.
     
    “Jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Indramayu untuk diautopsi guna memastikan penyebab kematian sekaligus mendukung proses penyelidikan kasus ini,” kata Kasat Reskrim Polres Subang, AKP Gilang Indra Friyana Rahmat.
     
    Berikut fakta-fakta kematian korban:

     

     

    Korban Sempat Koma
    Menurut keterangan keluarga, korban awalnya mengalami sakit kepala berat dan muntah-muntah. Korban juga mengaku menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya yang duduk di bangku kelas 4 dan 5.
     
    Adapun tindak kekerasan yang diterima ARO dari para pelaku salah satunya adalah pemukulan. Selain itu, ARO diketahui pernah dijedotkan ke tembok hingga ditendang.
     
    Kondisi ARO kemudian terus memburuk, hingga koma. Dokter di RSUD Subang mengungkapkan bahwa ARO mengalami gejala pendarahan di otak akibat benturan keras.
     
    “Korban diketahui mengalami luka berupa pendarahan di otak yang menyebabkan kondisi koma,” kata Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Subang, dr Syamsu Riza.
     
    Bullying Terjadi di Luar Sekolah
    Bullying yang dialami korban diduga berlangsung di luar sekolah ketika jam istirahat. Awalnya, ARO dipalak oleh tiga kakak kelasnya. Ia pun menolak memberikan sejumlah uang kepada para pelaku.
     
    Pelaku yang tidak terima akan penolakan menjadi kesal, lalu memukuli korban.

     

     

    Sejumlah Saksi Diperiksa
    Kasat Reskrim Polres Subang, AKP Gilang Indra Friyana Rahmat menyebut penyidikan terhadap kasus ini telah berjalan. Beberapa saksi dari pihak keluarga hingga sekolah sudah diperiksa.
     
    “Kami telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk pihak keluarga, teman korban, dan pihak sekolah. Hasil autopsi akan menjadi dasar dalam menentukan penyebab kematian korban,” Ungkapnya
     
    Kepala Sekolah Dinonaktifkan
    Penjabat (Pj) Bupati Subang Imran meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Pihaknya juga menonaktifkan kepala sekolah tempat ARO menuntut ilmu imbas dari peristiwa bullying ini.

    “Ingat beberapa lalu saya sampaikan, kalau bully terjadi, kepala sekolah saya pecat atau anaknya pindah, dan hari ini saya buktikan, kepala sekolah saya nonaktifkan sampai pemberkasan pemeriksaan selesai,” tegas Imran kepada awak media.
     

    Jakarta: Bullying atau perundungan kembali menelan korban. Seorang siswa kelas tiga SD di Subang, Jawa Barat (Jabar) meninggal dunia setelah diduga menjadi korban bullying kakak kelasnya.
     
    ARO (9) menghembuskan napas terakhir di ruang PICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang pada Senin, 25 November 2024, pukul 16.10 WIB. Jenazahnya lalu dirujuk ke RS Bhayangkara Polri Losarang untuk dilakukan autopsi.
     
    “Jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Indramayu untuk diautopsi guna memastikan penyebab kematian sekaligus mendukung proses penyelidikan kasus ini,” kata Kasat Reskrim Polres Subang, AKP Gilang Indra Friyana Rahmat.
     
    Berikut fakta-fakta kematian korban:
     
     

     

    Korban Sempat Koma

    Menurut keterangan keluarga, korban awalnya mengalami sakit kepala berat dan muntah-muntah. Korban juga mengaku menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya yang duduk di bangku kelas 4 dan 5.
     
    Adapun tindak kekerasan yang diterima ARO dari para pelaku salah satunya adalah pemukulan. Selain itu, ARO diketahui pernah dijedotkan ke tembok hingga ditendang.
     
    Kondisi ARO kemudian terus memburuk, hingga koma. Dokter di RSUD Subang mengungkapkan bahwa ARO mengalami gejala pendarahan di otak akibat benturan keras.
     
    “Korban diketahui mengalami luka berupa pendarahan di otak yang menyebabkan kondisi koma,” kata Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Subang, dr Syamsu Riza.
     

    Bullying Terjadi di Luar Sekolah

    Bullying yang dialami korban diduga berlangsung di luar sekolah ketika jam istirahat. Awalnya, ARO dipalak oleh tiga kakak kelasnya. Ia pun menolak memberikan sejumlah uang kepada para pelaku.
     
    Pelaku yang tidak terima akan penolakan menjadi kesal, lalu memukuli korban.
     
     

     

    Sejumlah Saksi Diperiksa

    Kasat Reskrim Polres Subang, AKP Gilang Indra Friyana Rahmat menyebut penyidikan terhadap kasus ini telah berjalan. Beberapa saksi dari pihak keluarga hingga sekolah sudah diperiksa.
     
    “Kami telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk pihak keluarga, teman korban, dan pihak sekolah. Hasil autopsi akan menjadi dasar dalam menentukan penyebab kematian korban,” Ungkapnya
     

    Kepala Sekolah Dinonaktifkan

    Penjabat (Pj) Bupati Subang Imran meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Pihaknya juga menonaktifkan kepala sekolah tempat ARO menuntut ilmu imbas dari peristiwa bullying ini.
    “Ingat beberapa lalu saya sampaikan, kalau bully terjadi, kepala sekolah saya pecat atau anaknya pindah, dan hari ini saya buktikan, kepala sekolah saya nonaktifkan sampai pemberkasan pemeriksaan selesai,” tegas Imran kepada awak media.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)

  • Rentetan Kasus Polisi Tembak Polisi, dari Sambo hingga Kasus Solok Selatan

    Rentetan Kasus Polisi Tembak Polisi, dari Sambo hingga Kasus Solok Selatan

    Bisnis.com, JAKARTA — Seolah tidak pernah berhenti, kasus polisi tembak polisi terus terjadi. Motifnya berbagai macam mulai dari dendam, cemburu, hingga dugaan menjadi beking tambang.

    Aksi koboi AKP Dadang Iskandar yang tega menembak rekannya sesama polisi, AKP Ryanto Ulil Anshar di Solok Selatan, adalah contoh betapa gampangnya polisi menggunakan senjata untuk membunuh orang.

    Adapun kasus tersebut menyita perhatian masyarakat lantaran penembakan itu terjadi setelah Ryanto selaku Kasatreskrim Polres Solok Selatan menangkap rekanan Dadang.

    Rekan Dadang itu ditangkap lantaran terlibat dalam kasus pengerjaan galian tambang ilegal jenis c atau sirtu.

    Selain kasus di Solok Selatan, p juga merangkum sejumlah peristiwa yang melibatkan polisi tembak polisi mulai dari Ferdy Sambo hingga kasus anggota Densus 88 di Cikeas, Bogor.

    1. Ferdy Sambo

    Ferdy Sambo adalah terpidana kasus pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J. Kasus ini menarik perhatian publik sepanjang tahun lalu.

    Kasus ini mencuat pada Juli 2022. Lokasi kejadiannya berada di rumah Ferdy Sambo, Jakarta Selatan. Awalnya, sosok Bharada Eliezer yang kini telah menghirup udara bebas, dipercaya sebagai pelakunya.

    Namun seiring berjalannya waktu, terungkap bahwa pelaku utama sekaligus otak pembunuhan Brigadir J adalah Ferdy Sambo. Sambo yang semula menyanggah ikut mengeksekusi Brigadir J, justru tutur menembak Brigadir J yang sedang sekarat.

    Hakim yang memvonis Ferdy Sambo yakni Wahyudi Imam Santosa menyatakan motif dalam kasus ini adalah sakit hati yang mendalam istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi kepada Brigadir Yosua.

    Singkatnya, Sambo kemudian divonis mati di pengadilan tingkat pertama. Kemudian, vonis itu diperkuat Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

    Hanya saja, hakim agung pada Mahkamah Agung (MA) menganulir vonis mati itu dengan hukuman penjara seumur hidup. Alhasil, pemecatan jenderal bintang dua itu lolos dari hukuman mati.

    2. Kasus Densus di Cikeas

    Kasus ini terjadi pada Minggu (23/7/2023) pukul 01.40 WIB. Peristiwa polisi tembak polisi ini melibatkan personel Densus 88 Bripda Ignatius Dwi Frisco dengan rekannya Bripda IM di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor.

    Kronologinya, tersangka IM dianggap telah lalai ketika mengeluarkan senjata api di dalam tasnya yang kemudian meletus hingga mengenai Bripda IDF.

    Letupan itu kemudian mengenai bagian bawah telinga hingga tengkuk belakang sebelah kiri. Kemudian, Bripda IM dipecat secara tidak terhormat pada sidang etik Polri pada Kamis (3/8/2023).

    Dalam sidang selama tiga jam setengah di ruang sidang Divpropam Polri mabes Polri dan menyatakan bahwa Bripda IM sudah melakukan tindakan tercela atas peristiwa penembakan itu.

    3. Kasus Solok Selatan

    Peristiwa polisi tembak polisi ini melibatkan Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar dengan korban Kasatreskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshar.

    Kronologinya, kasus ini terjadi pada Jumat (22/11) sekitar pukul 00.43 WIB, di halaman Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat.

    Awalnya, Ryanto selaku Kasat Reskrim telah menangkap pelaku pengerjaan tambang jenis secara ilegal C. Tak terima dengan penangkapan itu, Dadang kemudian menembak Ryanto.

    Korban kemudian tewas di tempat akibat dua luka tembakan di kepala. Sedangkan Dadang langsung menyerahkan diri ke Polda Sumatera Barat (Sumbar).

    Belakangan, motif AKP Dadang menembak Ryanto lantaran dipicu penangkapan terhadap pelaku pengerjaan tambang secara ilegal. Usut punya usut, pelaku yang ditangkap Ryanto.

    4. Kasus Karnaen di Lampung

    Kasus ini melibatkan dua personel polisi di Lampung Tengah ini. Korban, Ipda Ahmad Karnaen, ditembak oleh Rudi Suryanto (RS) yang saat itu menjabat sebagai provost di Polsek Way Pengubuan.

    Peristiwa penembakan terjadi pada Minggu (4/9/2022) sekira jam 21.15 WIB di kediaman korban. Motifnya, Rudi memiliki motif dendam terhadap korban yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas.

    Adapun, Rudi telah divonis 12 tahun lantaran terbuka melanggar Pasal 338 KUHP oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Gunung Singgih pada Kamis (5/1/2023).

    5. Polisi Tembak Polisi di NTB

    Peristiwa ini terjadi pada Senin (25/10/2024). Insiden penembakan ini melibatkan Brigadir M Nasir (MN) dengan rekannya Brigadir Hairul Tamimi di salah satu rumah di BTN Griya Pesona Madani, Kabupaten Lombok Timur.

    Berdasarkan hasil olah TKP, Brigadir HT tewas pada pukul 11.20, sekitar empat jam setelah salah seorang saksi menemukan jenazahnya tergeletak dengan bersimbah darah.

    Briptu Hairul Tamimi selaku Staf Humas Polres Lombok Timur ditembak dua kali di bagian jantung hingga tewas oleh Bripka M. Nasir.

    Dari hasil autopsi di RS Bhayangkara Mataram, korban dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak yang bersarang di bagian dada sebelah kanan.

    Hasil tersebut turut dikuatkan dengan temuan di TKP, yakni dua selongsong peluru yang diduga berasal dari senapan serbu perorangan SS-V2 Sabhara.

    Aksi penembakan terhadap anggota Humas Polres Lombok Timur ini pun terungkap dari pengakuan pelaku. Motifnya, Brigadir MN diduga cemburu lantaran mengetahui korban berbalas pesan dengan istri pelaku.

    6. Kasus Brigadir Rangga

    Kasus ini melibatkan Brigadir Rangga Tianto Efendy yang menembak Bripka Rahmat di Ruangan SPK Polsek Cimanggis Depok pada Kamis (5/7/2019) pukul 20.50 WIB.

    Kejadiannya, bermula saat Bripka Rahmat menangkap seorang pelaku tawuran bernama FZ. Tidak lama berselang orang tua FZ yakni Z bersama Brigadir Rangga mendatangi Bripka Rahmat.

    Brigadir Rangga meminta agar F diizinkan untuk dibina sendiri oleh orang tuanya. Namun, Bripka Rahmat menolak.

    Berdasarkan laporan polisi, Bripka Rahmat menyebut proses kasus tersebut sedang berjalan dan Bripka Rahmat sendiri yang menjadi pelapor dengan barang bukti berupa celurit.

    Mendengar jawaban dengan nada tinggi, Brigadir Rangga naik pitam. Dia kemudian masuk ke ruang sebelah lalu kembali dengan membawa senjata api jenis HS 9. Pelaku kemudian menembakan senjata api ke arah Bripka Rahmat sebanyak 7 kali.

    Dari identifikasi polisi, timah panas itu mengenai sejumlah bagian tubuh Bripka Rahmat seperti bagian leher, dada, paha dan perut. Akibatnya, korban langsung tewas di tempat. Usut punya usut, diketahui bahwa Brigadir Rangga adalah paman FZ.

  • Fakta Polisi Diduga Tembak Siswa SMK di Semarang Hingga Tewas

    Fakta Polisi Diduga Tembak Siswa SMK di Semarang Hingga Tewas

    Bisnis.com, JAKARTA — Siswa SMK N 4 Semarang berinisial GOR tewas diduga ditembak polisi pada Minggu (24/11/2024). Polisi sempat menyebut GOR terlibat tawuran, namun muncul versi lain karena GOR meninggal setelah ditembak tepat di dada sebelah kirinya.

    Wakil Kepala SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini, juga membenarkan informasi tentang meninggal dunia salah seorang siswanya itu. Menurut dia, kabar duka kematian GRO justru diperoleh dari teman-teman korban.

    “Kami dapat informasi dari teman-teman almarhum kemudian mengecek ke rumah tinggalnya,” katanya dilansir dari Antara, Selasa (26/11/2024).

    Saat tiba di rumah duka, kata dia, jenazah almarhum sudah diberangkatkan ke Sragen untuk dimakamkan. Selama menempuh pendidikan, lanjut dia, siswa Kelas XI tersebut tinggal bersama neneknya.

    Sementara penyebab kematian korban, Agus belum mengetahui secara detil karena belum bertemu dengan keluarganya.

    “Waktu kami datang melayat belum bertemu keluarganya, jadi belum bisa memastikan penyebab meninggalnya,” tambahnya.

    Informasi lain yang diterima pihak sekolah, menurut dia, terdapat dua siswa lain yang bersama almarhum saat kejadian.

    Kedua siswa SMKN 4 tersebut, lanjut dia, juga belum masuk sekolah dan belum bisa dimintai keterangan tentang peristiwa yang terjadi pada Minggu dinihari itu.

    “Kami masih menunggu informasi dari orang tua keduanya,” katanya

    Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Dwi Subagio di Semarang, Senin, membenarkan adanya peristiwa yang menewaskan siswa yang tinggal di Kembangarum, Kota Semarang itu.

    “Betul. Untuk (penanganan) kejadiannya di polrestabes,” katanya.

    Dwi belum bersedia menjelaskan lebih detil tentang peristiwa penembakan yang diduga terjadi pada Minggu (24/11) dinihari itu.

    Polisi Tembak Polisi 

    Sebelum kasus polisi diduga menembak siswa SMK hingga tewas terungkap, publik tengah menyoroti tindak tanduk aparat kepolisian yang menembak rekannya sendiri di Solok Selatan, Sumatra Barat.

    Aksi koboi AKP Dadang Iskandar yang tega menembak rekannya sesama polisi, AKP Ryanto Ulil Anshar menyita perhatian masyarakat lantaran penembakan itu terjadi setelah proses penangkapan rekanan Dadang.

    Rekanan Dadang itu ditangkap lantaran terlibat dalam kasus pengerjaan galian tambang ilegal jenis c atau sirtu.

    Selain kasus di Solok Selatan, p juga merangkum sejumlah peristiwa yang melibatkan polisi tembak polisi mulai dari Ferdy Sambo hingga kasus anggota Densus 88 di Cikeas, Bogor.

    Berikut sejumlah “jejak berdarah” di lingkungan Polri :
    1. Ferdy Sambo

    Ferdy Sambo adalah terpidana kasus pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J. Kasus ini menarik perhatian publik sepanjang tahun lalu.

    Kasus ini mencuat pada Juli 2022. Lokasi kejadiannya berada di rumah Ferdy Sambo, Jakarta Selatan. Awalnya, sosok Bharada Eliezer yang kini telah menghirup udara bebas, dipercaya sebagai pelakunya.

    Namun seiring berjalannya waktu, terungkap bahwa pelaku utama sekaligus otak pembunuhan Brigadir J adalah Ferdy Sambo. Sambo yang semula menyanggah ikut mengeksekusi Brigadir J, justru tutur menembak Brigadir J yang sedang sekarat.

    Hakim yang memvonis Ferdy Sambo yakni Wahyudi Imam Santosa menyatakan motif dalam kasus ini adalah sakit hati yang mendalam istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi kepada Brigadir Yosua.

    Singkatnya, Sambo kemudian divonis mati di pengadilan tingkat pertama. Kemudian, vonis itu diperkuat Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

    Hanya saja, hakim agung pada Mahkamah Agung (MA) menganulir vonis mati itu dengan hukuman penjara seumur hidup. Alhasil, pemecatan jenderal bintang dua itu lolos dari hukuman mati.

    2. Kasus Densus di Cikeas

    Kasus ini terjadi pada Minggu (23/7/2023) pukul 01.40 WIB. Peristiwa polisi tembak polisi ini melibatkan personel Densus 88 Bripda Ignatius Dwi Frisco dengan rekannya Bripda IM di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor.

    Kronologinya, tersangka IM dianggap telah lalai ketika mengeluarkan senjata api di dalam tasnya yang kemudian meletus hingga mengenai Bripda IDF.

    Letupan itu kemudian mengenai bagian bawah telinga hingga tengkuk belakang sebelah kiri. Kemudian, Bripda IM dipecat secara tidak terhormat pada sidang etik Polri pada Kamis (3/8/2023).

    Dalam sidang selama tiga jam setengah di ruang sidang Divpropam Polri mabes Polri dan menyatakan bahwa Bripda IM sudah melakukan tindakan tercela atas peristiwa penembakan itu.

    3. Kasus Solok Selatan

    Peristiwa polisi tembak polisi ini melibatkan Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar dengan korban Kasatreskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshar.

    Kronologinya, kasus ini terjadi pada Jumat (22/11) sekitar pukul 00.43 WIB, di halaman Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat.

    Awalnya, Ryanto selaku Kasat Reskrim telah menangkap pelaku pengerjaan tambang jenis secara ilegal C. Tak terima dengan penangkapan itu, Dadang kemudian menembak Ryanto.

    Korban kemudian tewas di tempat akibat dua luka tembakan di kepala. Sedangkan Dadang langsung menyerahkan diri ke Polda Sumatera Barat (Sumbar).

    Belakangan, motif AKP Dadang menembak Ryanto lantaran dipicu penangkapan terhadap pelaku pengerjaan tambang secara ilegal. Usut punya usut, pelaku yang ditangkap Ryanto.

    4. Kasus Karnaen di Lampung

    Kasus ini melibatkan dua personel polisi di Lampung Tengah ini. Korban, Ipda Ahmad Karnaen, ditembak oleh Rudi Suryanto (RS) yang saat itu menjabat sebagai provost di Polsek Way Pengubuan.

    Peristiwa penembakan terjadi pada Minggu (4/9/2022) sekira jam 21.15 WIB di kediaman korban. Motifnya, Rudi memiliki motif dendam terhadap korban yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas.

    Adapun, Rudi telah divonis 12 tahun lantaran terbuka melanggar Pasal 338 KUHP oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Gunung Singgih pada Kamis (5/1/2023).

    5. Polisi Tembak Polisi di NTB

    Peristiwa ini terjadi pada Senin (25/10/2024). Insiden penembakan ini melibatkan Brigadir M Nasir (MN) dengan rekannya Brigadir Hairul Tamimi di salah satu rumah di BTN Griya Pesona Madani, Kabupaten Lombok Timur.

    Berdasarkan hasil olah TKP, Brigadir HT tewas pada pukul 11.20, sekitar empat jam setelah salah seorang saksi menemukan jenazahnya tergeletak dengan bersimbah darah.

    Briptu Hairul Tamimi selaku Staf Humas Polres Lombok Timur ditembak dua kali di bagian jantung hingga tewas oleh Bripka M. Nasir.

    Dari hasil autopsi di RS Bhayangkara Mataram, korban dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak yang bersarang di bagian dada sebelah kanan.

    Hasil tersebut turut dikuatkan dengan temuan di TKP, yakni dua selongsong peluru yang diduga berasal dari senapan serbu perorangan SS-V2 Sabhara.

    Aksi penembakan terhadap anggota Humas Polres Lombok Timur ini pun terungkap dari pengakuan pelaku. Motifnya, Brigadir MN diduga cemburu lantaran mengetahui korban berbalas pesan dengan istri pelaku.

    6. Kasus Brigadir Rangga

    Kasus ini melibatkan Brigadir Rangga Tianto Efendy yang menembak Bripka Rahmat di Ruangan SPK Polsek Cimanggis Depok pada Kamis (5/7/2019) pukul 20.50 WIB.

    Kejadiannya, bermula saat Bripka Rahmat menangkap seorang pelaku tawuran bernama FZ. Tidak lama berselang orang tua FZ yakni Z bersama Brigadir Rangga mendatangi Bripka Rahmat.

    Brigadir Rangga meminta agar F diizinkan untuk dibina sendiri oleh orang tuanya. Namun, Bripka Rahmat menolak.

    Berdasarkan laporan polisi, Bripka Rahmat menyebut proses kasus tersebut sedang berjalan dan Bripka Rahmat sendiri yang menjadi pelapor dengan barang bukti berupa celurit.

    Mendengar jawaban dengan nada tinggi, Brigadir Rangga naik pitam. Dia kemudian masuk ke ruang sebelah lalu kembali dengan membawa senjata api jenis HS 9. Pelaku kemudian menembakan senjata api ke arah Bripka Rahmat sebanyak 7 kali.

    Dari identifikasi polisi, timah panas itu mengenai sejumlah bagian tubuh Bripka Rahmat seperti bagian leher, dada, paha dan perut. Akibatnya, korban langsung tewas di tempat. Usut punya usut, diketahui bahwa Brigadir Rangga adalah paman FZ.

  • 10
                    
                        Siswa SD Korban Bullying Kakak Kelas di Subang Meninggal Dunia
                        Bandung

    10 Siswa SD Korban Bullying Kakak Kelas di Subang Meninggal Dunia Bandung

    Siswa SD Korban Bullying Kakak Kelas di Subang Meninggal Dunia
    Editor
    SUBANG, KOMPAS.com
    – Siswa Sekolah Dasar (SD) di
    Subang
    yang diduga menjadi korban
    bullying
     atau perundungan kakak kelasnya meninggal dunia, Senin (25/11/2024) sekitar pukul 16.10 WIB. Korban sempat menjalani perawatan di ICU selama 3 hari.
    Dikutip dari TribunJabar, korban berinisial ARO (9). Korban kekerasan 3 kakak kelasnya ini meninggal dunia di ruang ICU anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang, Jawa Barat. 
    Pj Bupati Subang, Imran, sudah berada di ruang Jenazah RSUD Subang untuk melihat langsung jenazah korban.
    Jenazah korban akan dibawa ke RS Bhayangkara Polri Losarang Indramayu untuk proses autopsi, guna memastikan kematian korban yang sesungguhnya.
    Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu, melalui Kasatreskrim AKP Gilang Indra Friyana Rahmat, membenarkan korban siswa kelas 3 SDN Jayamukti tersebut meninggal dunia.
    “Korban dugaan kekerasan kakak kelas tersebut, meninggal dunia sekitar pukul 16.10 WIB dan saat ini jenazah sudah berada di kamar Jenazah RSUD Subang,” kata Kasatreskrim Polres Subang, AKP Gilang Indra Friyana Rahmat, Senin (25/11/2024) malam.
    Selanjutnya, jenazah korban akan dibawa RS Bhayangkara Indramayu untuk diautopsi.
    “Autopsi ini dilakukan untuk memastikan penyebab korban meninggal dunia, sekaligus untuk proses penyelidikan kasus ini,” ucapnya
    Kasatreskrim juga menegaskan proses penyidikan kasus ini masih terus berlangsung.
    “Kami sudah lakukan pemeriksaan sejumlah saksi baik dari pihak keluarga, teman korban hingga pihak sekolah. Karena korban meninggal, kami akan menunggu hasil autopsi untuk memastikan penyebab korban meninggal,” tutur dia.
    Sementara itu pihak RSUD Subang belum bisa memastikan penyebab kematian korban dugaan kekerasan kakak kelasnya tersebut.
    “Sejak masuk RSUD Subang 3 hari lalu, korban langsung di ICU, kami pihak Rumah Sakit belum bisa memeriksa korban saat itu karena kondisi tidak stabil dan tak sadarkan diri,” kata dr Syamsul Riza, wakil Direktur RSUD Subang.
    Diberitakan sebelumnya, sebelum koma tak sadarkan diri, Albi Ruffi Ozara (9) mengalami sakit kepala berat dan muntah-muntah, hingga langsung tak sadarkan diri.
    Berdasarkan pengakuan pihak keluarga, sebelum koma, Albi sempat cerita dirinya sering dipukuli oleh kakak kelasnya baik di sekolah maupun di tempat pengajian.
    Dari pengakuan korban tersebut akhirnya pihak keluarga membuat laporan ke Polisi dan sampai meninggalnya Albi, Polres Subang masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus perundungan di SDN Jayamukti Blanakan Subang ini.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul BREAKING NEWS: Siswa SD Korban Bullying di Subang Meninggal Dunia, Setelah Koma 3 Hari di RSUD
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Autopsi Jenazah Siswa SD di Subang Diduga Dibully Kakak Kelas

    Polisi Autopsi Jenazah Siswa SD di Subang Diduga Dibully Kakak Kelas

    Jakarta

    Polisi bergerak menelusuri penyebab kematian siswa SD di Subang, Jawa Barat berinisial ARO (9) diduga karena perundungan oleh kakak kelas. Jenazah korban langsung dibawa ke RS Bhayangkara di Losarang Indramayu untuk dilakukan autopsi.

    Korban sempat dirawat di ruang PICU RSUD Ciereng Subang kemudian meninggal pada Senin (25/11). Dokter mendiagnosis ia mengalami pendarahan di otak atau bahasa lainnya mati batang otak.

    “Seperti yang rekan ketahui bahwa korban dari Blanakan hari ini meninggal dunia, kemudian hari ini kami akan melaksanakan autopsi di RS Bhayangkara Losarang. Kami sudah koordinasi dengan pihak dokter, kemungkinan pukul 21.00 akan dilaksanakan autopsi,” ujar Kasat Reskrim Polres Subang AKP Gilang Friyana di depan ruang jenazah RSUD Ciereng Subang, dilansir detikJabar, Selasa (26/11/2024) malam.

    Gilang menyebutkan, pihaknya melakukan autopsi sebagai langkah penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian korban. Hasil ataupsi korban yang akan menentukan penyebab kematian apakah akibat sakit bawaan atau sakit ada kekerasan pada tubuhnya.

    Pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan saksi-saksi pasca ramainya kasus perundungan yang sudah terjadi beberapa waktu lalu.

    “Kemarin sih dari penyidik sudah tiga orang diperiksa, kemungkinan besok kami dalami lagi bersama Unit PPA. Besok kami akan merapat ke Blanakan untuk melaksanakan penyelidikan lebih lanjut. Penyebab belum ada, nanti kita lihat hasil autopsi penyebab kematiannya, makanya kami autopsi penyebab kematiannya seperti apa,” jelasnya.

    (dek/dek)

  • Warga Temukan Janin di Depan Ruko Cendrawasih Square Makassar
                
                    
                        
                            Makassar
                        
                        25 November 2024

    Warga Temukan Janin di Depan Ruko Cendrawasih Square Makassar Makassar 25 November 2024

    Warga Temukan Janin di Depan Ruko Cendrawasih Square Makassar
    Tim Redaksi
    MAKASSAR, KOMPAS.com
    – Warga Kota
    Makassar
    menemukan
    janin
    bayi di depan Ruko Cendrawasih Square Jalan Baji Passare, Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Senin (25/11/2024).
    Janin
    bayi tersebut ditemukan terbungkus kantong plastik warna biru dan hitam. Janin ditemukan sudah berbentuk manusia berjenis kelamin laki-laki.
    Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), Saharuni (37) warga Ruko Cendrawasih Jl Baji Passare, Kelurahan Sambung Jawa menjadi orang yang menemukan janin itu.
    Kanit Reskrim Polsek Mamajang AKP Alim Bahri yang dikonfirmasi mengatakan, janin tersebut telah dibawa ke RS Bhayangkara Makassar.
    “Iya, ada
    penemuan janin
    bayi. Sudah ada di RS Bhayangkara dan kasusnya masih penyelidikan,” katanya.
    Guna mengungkap kasus tersebut, Alim mengungkapkan jika polisi melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara dan memintai keterangan saksi-saksi.
    Bahkan polisi juga akan mengecek CCTV untuk mengungkap pelaku yang diduga membuang janin tersebut.
    “Anggota masih jalan mencari CCTV. Belum diketahui juga usia berapa janin tersebut, tapi sementara diperiksa oleh Biddokkes,” ungkapnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.