Tempat Fasum: RS Bhayangkara

  • Disebut Anak Mama Imbas Jadwal Piket Koas, Lady Kini Disindir Bos RS, dr Anton: Masa Bawa Bodyguard

    Disebut Anak Mama Imbas Jadwal Piket Koas, Lady Kini Disindir Bos RS, dr Anton: Masa Bawa Bodyguard

    TRIBUNJATIM.COM – Kasus Lady Aurellia ngadu ke ibu perkara jadwal piket koas kini masih menjadi sorotan.

    Karena ulahnya, dokter koas bernama Luthfi menjadi korban pemukulan sopirnya berinisial D.

    Kini, buntut tingkah Lady dan keluarganya tersebut satuan dokter Indonesia turut beramai-ramai menyindirnya. 

    Lady bahkan disindir sebagai anak mama perkara ngadu soal jadwal piket koas karena karena keinginannya yang disebut untuk pergi konser.

    Sindiran untuk Lady, salah satunya dr Anton Budi Asih, pemilik dari RS Budi Asih Cikarang.

    Dokter Anton baru-baru ini membuat sebuah video sindiran. 

    “Praktik wajib pakai helm, sejak kasus koas bawa bodyguard,” tulis caption video tersebut di akun TikTok pribadinya, Minggu (15/12/24), dikutip dari Tribun Bengkulu.

    “Dok-dok kok pakai helm sih?,” tanya salah seorang karyawan. 

    “Buat jaga-jaga supaya nggak geger otak, kan jaman sekarang ada itu koas calon dokter yang suka bawa bodyguard,” jawab dokter tersebut. 

    “Kalau nggak terima dikasih jadwal tugas malem, ini kepala perlu dijaga,” sambungnya sembari tersenyum sinis. 

    Dalam kesempatan yang sama, dr Anton Budi Asih mengatakan zaman sekarang ini banyak sekali yang ingin menjadi dokter namun tidak mau memperdulikan orang lain. 

    “Sebenarnya kalau nggak minat jadi dokter, yaudah masuk ke universitas yang lain, masa kemana-mana bawak bodyguard,” katanya. 

    Lady disindir bos RS soal ramainya kasus jadwal piket koas. (via Tribun Bengkulu)

    Kini terungkap jika Lady yang berseteru dengan dokter koas Luthfi adalah anak seorang pejabat.

    Ibu Lady sendiri temui dokter koas Luthfi dan ada saat pemukulan terjadi di kafe di Palembang.

    Lantas siapakah sosok ibu Lady yang merupakan istri pejabat ini?

    Diketahui, ia adalah Lina Dedy atau Sri Meilina selaku ibu Lady.

    Sang suami diduga pejabat di Kementrian PUPR yang berdinas di Kalimantan berinisial DM.

    Hubungan Lina Dedy dengan kasus pemukulan adalah ternyata Lina Dedy merupakan ibu dari Lady teman kerja Luthfi.

    Mereka sama-sama menjadi dokter koas dan untuk pengaturan jadwal piket, Luthfi lah yang mempunyai wewenang.

    Namun karena Lady dan keluarga sudah punya jadwal ke luar negeri, semuanya kacau.

    Lina Dedy mencoba melobi, namun jadwal tidak bisa berubah.

    Akhirnya terjadilah keributan dan pemukulan seperti terlihat dalam video viral.

    Kini setelah viral video pemukulan tersebut, akun IG milik Lina Dedy juga mendadak hilang.

    Akun Instagram milik Lina Dedy sang desainer dan juga pemilik butik Ladys Tenun Klasik di Palembang mendadak hilang.

    Istri pejabat di kementerian PUPR ini seolah menghilang dari hiduk pikuk media sosial.

    Hilangnya akun Instagram @ladystenunklasik setelah video pemukulan Luthfi dokter koas di Palembang membuat publik mengaitkan dengan penganiayaan.

    Dikutip dari Tribun Batam, kuat dugaan Lina Dedy ada di dalam video pemukulan yang viral tersebut.

    Hal ini yang menjadi alasan akun IG miliknya kini mendadak kini hilang.

    Sopir pemukul dokter koas yang viral, kini minta jalur damai (Tangkapan layar)

    Lina Dedy juga menjabat sebagai Direktur PT Assaari Romuzun, perusahaan yang bergerak di bidang bahan bakar minyak.

    Lina Dedy kerap ikut serta di berbagai acara fashion show. 

    Salah satunya ajang Pameran Kriya Nusa 2023 di Plenary Hall Jakarta Convention Centre pada 13-17 September 2023.

    “Pada kegiatan fashion show bertajuk ‘Pesona Tajung’ karya Ketua Dekranasda Sumsel Ibu Hj. Febrita Lustia Herman Deru, yang diselenggarakan pada tanggal 14 September 2023, di Plenary Hall Jakarta Convention Centre.”

    “Saya pun ikut serta bersama Dekranasda Kabupaten Ogan Ilir binaan Ibu Bupati Ogan Ilir, Tikha Alamsyah Panca Wijaya.”

    “Dalam acara fashion show Pameran Kriya Nusa itu, Lina menghadirkan koleksi 5 outfit dress tenun panjang warna hitam dengan dikombinasikan corak merah dari Kain Tajung yang sudah antik, dengan sentuhan klasik dan kombinasi kain prada.”

    “Adapun Kain Tajungnya sudah mengalami proses antikan lagi sehingga terkesan klasik  dan elegan,” terang istri dari pejabat di Kementerian PUPR ini.

    Bahkan dikutip dari Sripo.com, rancangan Lina Dedy pernah dibeli oleh istri dari Persiden Jokowi yakni Iriana Jokowi.

    Sementara saat ini, Luthfi dokter koas yang dipukul tersebut harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari sosok pria berbaju merah.

    Terakhir diketahui, pria berbaju merah ini merupakan supir dari Lina Dedy.

    Korban sempat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang.

    Luthfi juga sudah membuat laporan ke Polda Sumsel setelah video pemukulannya viral di media sosial.

    Adanya laporan korban ke polisi tersebut juga dibernarkan oleh Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Sunarto.

    Menurut Sunarto, korban sudah membuat laporan ke Polda Sumsel terkait peristiwa tersebut. 

    “Iya ada semalam, laporan masuk ke Polda Sumsel,” kata Sunarto, Kamis (12/12/2024).

    Namun ia belum dapat menjelaskan secara rinci penyebab peristiwa tersebut terjadi.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • 8
                    
                        Utang Rp 12 Juta di Balik Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri
                        Surabaya

    8 Utang Rp 12 Juta di Balik Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Surabaya

    Utang Rp 12 Juta di Balik Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri
    Editor
    KOMPAS.com
    – Yusa Cahyo Utama (36), warga Bangsongan, Kabupaten
    Kediri
    , Jawa Timur, ditangkap polisi atas kasus
    pembunuhan satu keluarga
    .
    Yusa nekat membunuh nyawa kakak kandungnya, Kristina (38), karena terlilit utang Rp 12 juta. Tak hanya Kristina, Yusa juga menghabisi nyawa kakak iparnya, Agus Komarudin (38) dan dan keponakannya, Christian Agusta Wiratmaja Putra (9).
    Sementara anak bungsu Kristina, SPY, ditemukan dalam kondisi hidup walaupun mengalami luka.
    Kanit Pidum Satreskrim Polres Kediri Iptu Endra Maret Setiyawan menjelaskan, Yusa memiliki utang sebesar Rp 12 juta di sebuah koperasi di Kabupaten Lamongan.
    Selain itu, Yusa juga memiliki utang sebesar Rp 2 juta kepada kakaknya yang belum dilunasi.
    “Dari keterangan pelaku, ia mempunyai utang Rp 12 juta di koperasi wilayah Lamongan,” kata Endra pada Kamis (12/12/2024).
    Menurut Endra, Yusa tak memiliki pekerjaan dan juga aset untuk dijual. Karena terdesak dengan beban utang yang terus menumpuk, ia nekat melakukan kekerasan pada keluarganya sendiri.
    Yusa sebelumnya datang ke rumah kakaknya pada Minggu (11/12/2024) untuk meminjam uang. Namun permintaannya ditolak karena utang yang belum dilunasi.
    Penolakan ini memicu rasa sakit hati yang mendalam bagi Yusa.
    “Pelaku merasa sakit hati setelah tidak diberi pinjaman uang, sehingga nekat merencanakan pembunuhan,” jelas Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto.
    Puncaknya pada Rabu (4/12/2024) dini hari, ia kembali ke rumah kakaknya dan melakukan pembunuhan keji tersebut.
    Terkait penggunaan uang tersebut, Iptu Endra masih terus melakukan penggalian informasi lebih jauh kepada Yusa.
    Saat ini, Polres Kediri masih terus melakukan penyidikan dan melengkapi pemberkasan kasus.
    “Setelah semua proses selesai, berkas akan diserahkan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk penelitian lebih lanjut,” kata Iptu Endra.
    Pria pengangguran ini juga dipastikan terbuang dari keluarga besarnya karena pihak keluarga kompak tidak akan menerima Yusa jika pulang ke rumah.
    Marsudi (28), sepupu korban menuntut Yusa dihukum seberat-beratnya.
    “Supaya dihukum seberat-beratnya. Kami menyerahkannya kepada polisi,” ujar Marsudi, kepada
    Kompas.com
    , Senin (9/12/2024).
    Selain itu, Marsudi menambahkan, pihak keluarga juga sudah menutup pintu maaf bagi pelaku. Bahkan, semisal nantinya pelaku selesai menjalani hukuman, mereka akan menolak kepulangannya.
    “Keluarga sudah enggak mau menerima (jika pelaku pulang),” kata Marsudi yang ikut merawat SPY di rumah sakit.
    Yusa, kata Marsudi, merupakan kerabat yang sejak kecil diasuh oleh anggota keluarga yang lain yang tinggal di wilayah Bangsongan, Kecamatan Kayen, Kabupaten Kediri.
    Selama itu, Yusa hampir tidak pernah mengunjungi keluarganya yang ada di Pandantoyo, Kecamatan Ngancar.
    “Setahu saya dia berkunjung ya sekali pas kejadian itu,” lanjut Marsudi.
    Priyanto, kakak Kristina mengatakan bahwa pihak keluarganya meminta pelaku dihukum setimpal dengan perbuatannya agar menimbulkan efek jera sekaligus agar peristiwa seperti tidak terulang lagi.
    “Harapannya pelaku dihukum sesuai undang-undang yang ada. Sesuai perbuatannya,” kata Priyanto saat dihubungi
    Kompas.com
    , Senin (9/12/2024).
    Yusa berhasil ditangkap dalam pelariannya di Kabupaten Lamongan.
    Polisi memastikan akan menjerat dia dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman maksimal, mati.
    Yusa mengaku menyesali semua perbuatannya.
    “Saya menyesal,” ujar Yusa sambil menundukkan kepala.
    “Secara fisik, kondisinya stabil. Namun, secara mental, si adik ini masih trauma berat karena menyaksikan langsung pembunuhan terhadap kedua orang tuanya dan kakaknya,” jelas Mas Dhito.
    Mas Dhito menuturkan bahwa saat ia mendekati kamar tempat korban dirawat, korban menunjukkan respons defensif yang mencerminkan trauma mendalam.
    “Begitu saya sampai di depan kamar, anak itu langsung memegang gagang tempat tidur dan diam. Itu menunjukkan betapa trauma ini masih sangat membekas. Wajar saja, karena kejadian ini meninggalkan luka mendalam,” imbuhnya.
    Mas Dhito juga memastikan kebutuhan hidup dan pendidikan korban akan ditanggung oleh pemerintah. Saat ini, pihak keluarga dari almarhum ayah korban tengah dibicarakan untuk menjadi wali asuh.
    “Pendampingan psikologis akan terus dilakukan. Selain itu, kebutuhan sekolah, kebutuhan hidup, semuanya akan kami tanggung. Kami ingin si adik ini tetap punya masa depan dan tidak kehilangan harapan hanya karena tragedi ini,” tegasnya.
    Sementara itu, Kepala RS Bhayangkara, Kombes Pol. drg. Agung Hadi Wijanarko mengungkapkan bahwa kondisi fisik korban terus membaik. Luka di kepala akibat benturan benda tumpul telah ditangani, dan pendarahan maupun penggumpalan darah sudah tidak ditemukan.
    “Alhamdulillah, kondisinya jauh lebih baik. Secara klinis, penyembuhannya sudah mencapai 90 persen. Pasien juga sudah bisa berinteraksi lebih baik dibandingkan saat pertama kali dirawat. Namun, trauma psikologisnya yang perlu mendapat perhatian serius,” jelasnya.
    SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: M Agus Fauzul Hakim | Editor: Andi Hartik, Aloysius Gonsaga AE), Surya.co.id
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mengenal Sosok Dedy Mandarsyah, Kepala BPJN Yang Disorot Karena Kasus Penganiayaan Dokter Koas

    Mengenal Sosok Dedy Mandarsyah, Kepala BPJN Yang Disorot Karena Kasus Penganiayaan Dokter Koas

    TRIBUNJATENG.COM – Mengenal sosok Dedy Mandarsyah, pejabat yang dicari setelah ramainya kasus penganiayaan Luthfi seorang dokter koas di Palembang.

    Dedy Mandarsyah, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat, merupakan ayah dari Lady Aurellia Pramesti yang menjadi dalang penganiayaan dokter koas.

    Lady Aurellia mengadu kepada ibunya karena masalah jadwal jaga rumah sakit.

    Mengulik harta kekayaan Dedy Mandarsyah, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat, kini tengah jadi sorotan.

    Nama Dedy Mandarsyah kini ramai dicari di tengah kasus penganiayaan dokter koas di Palembang yang tengah viral.

    Namanya masuk ke dalam deretan Google Trends sejak Kamis (12/12/2024) kemarin.

    Sementara, akun media sosial Instagram BPJN Kalbar pula turut “diserbu” netizen dengan komentar mengaitkan nama Dedy Mandarsyah dengan kasus penganiayaan koas.

    Kini, tak sedikit yang penasaran dengan harta kekayaannya, berikut harta kekayaan BPJN Kalbar:

    Dikutip dari LHKPN, Dedy Mandarsyah mulai melaporkan harta kekayaan setelah menjadi Kepala Satuan Kerja sebagai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II, Provinsi Riau.

    Pada laman Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) di web KPK, Dedi Mandarsyah melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2023 yang mencapai Rp 9.426.451.869

    Sejak 2016, Dedy Mandarsyah mengalami kelonjakan harta kekayaan yang signifikan.

    Pertama kali melaporkan di LHKPN, Dedy Mandarsyah hanya memiliki harta kekayaan, Rp3.677.288.634. Artinya selama tujuh tahun harta kekayaan Dedy naik lebih dari 150persen.

    Berikut rinciannya:

    A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 750.000.000

    1. Tanah dan Bangunan Seluas 33.8 m2/33.8 m2 di KAB / KOTA
    KOTA JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp. 200.000.000

    2. Tanah dan Bangunan Seluas 33.8 m2/33.8 m2 di KAB / KOTA
    KOTA JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp. 200.000.000

    3. Tanah dan Bangunan Seluas 36 m2/36 m2 di KAB / KOTA KOTA
    JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp. 350.000.000

    B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 450.000.000
    1. MOBIL, HONDA CRV Tahun 2019, HADIAH Rp. 450.000.000

    C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 830.000.000

    D. SURAT BERHARGA Rp. 670.700.000

    E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 6.725.751.869
    F. HARTA LAINNYA Rp. —-
    Sub Total Rp. 9.426.451.869

    III. HUTANG Rp. —-

    IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 9.426.451.869

    Dokter Koas Dipukuli Bertubi-tubi

    Sebelumnya beredar di sosial media video pemukulan yang dilakukan diduga oleh pihak Lady Aurellia Pramesti, yang korbannya adalah seorang dokter koas bernama Muhammad Lutfi.

    Diketahui korban bernama Muhammad Lutfi yang merupakan seorang chief koas mahasiswa Universitas Sriwijaya.

    Dalam video tersebut, korban yang masih mengenakan seragam koas mendapat pukulan bertubi-tubi oleh seorang pria berbaju merah.

    Lalu, beberapa orang tampak berusaha melerai. Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil dan pelaku tetap memukuli korban terus-menerus.

    Kejadian itu terjadi di sebuah kafe yang berlokasi di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang, mengutip TribunPalembang.com.

    “Kami sudah baik-baik, ” ucap korban di dalam video.

    Beberapa orang yang ada di lokasi termasuk seorang ibu-ibu dan rekan korban tampak berusaha melerai, namun tidak meredam perbuatan pelaku yang tetap memukuli korban.

    Sosok mahasiswi yang jadi pemicu dokter koas dipukuli (tengah) gara-gara jadwal jaga akhir tahun. Sang mahasiswi bernama Lady Aurellia (krii) itu dijuluki anak mama dan ayahnya pejabat. (kolase Twitter)

    Pelaku Dilaporkan ke Polisi

    Pelaku pemukulan berinisial D sudah diperiksa oleh penyidik dari Subdit III Jatanras Polda Sumsel pada Jumat (13/12/2024).

    Adapun D diduga merupakan sopir pribadi dari mahasiswi Lady Aurellia Pramesti yang mempermasalahkan jadwal piket saat Tahun Baru.

    Berdasarkan pantauan Tribun Sumsel, terduga pelaku tampak mengenakan kemeja dan menutupi wajahnya dengan masker.

    “Terduga pelaku penganiayaan terhadap koas Fakultas Kedokteran yang bernama Muhammad Lutfi, sudah berada di Unit 5 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel. Dia datang ditemani pengacaranya,” ujar Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Sunarto, Jumat.

    Selain memeriksa terduga pelaku, polisi juga sudah ke lokasi kejadian dan mengamankan rekaman CCTV yang merekam pemukulan.

    Sunarto menyebut pemeriksaan terhadap D berawal dari laporan dari korban pada Kamis.

    Menurutnya, korban mengalami luka di bagian pelipis sebelah kiri dan lebam di bagian mata.

    Pelaku Minta Damai

    Di sisi lain, pelaku telah berupaya untuk mengambil jalur damai usai insiden penganiayaan tersebut viral di media sosial.

    Hal itu diketahui dari unggahan Instagram Story akun @hendracipta_surg pada Kamis.

    Dalam unggahan tersebut, keluarga korban berterima kasih kepada pemilik akun yang sudah turut memviralkan penganiayaan tersebut.

    Kemudian, pemilik akun yang juga merupakan dosen tersebut bertanya ke keluarga korban apakah pelaku sudah meminta maaf.

    Pihak keluarga korban menyebut bahwa pelaku meminta damai.

    “Pelaku sudah minta maaf?” tanya sang dosen.

    “Saat ini belum (minta maaf), yang ada malah ibu pelaku datang ke RS Bhayangkara hanya minta supaya jalur damai,” jelas kakak korban.

    “Coba baca ya chat di atas, saya gak kenal sama sekali dengan keluarga korban, hanya menyuarakan suara hati jangan sampai ‘orang yang merasa punya kuasa, bisa seenaknya dengan rakyat kecil, rakyat kecil juga bisa mencari keadilan’,” keterangan @hendracipta_surg dalam tangkapan layar chat. (*)

     

  • Satu Keluarga di Kediri Diduga Keracunan, Balita 2 Tahun Tewas

    Satu Keluarga di Kediri Diduga Keracunan, Balita 2 Tahun Tewas

    ERA.id – Satu keluarga di Desa Manggis, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, ditemukan kondisi lemas diduga akibat keracunan, pada Jumat (13/12/2024). 

    Sementara anak bungsu mereka, Mochamad Raffa Septiano yang baru berusia 2 tahun, tewas di tempat kejadian.

    Informasi yang dihimpun ERA, satu keluarga yang diduga keracunan itu yakni terdiri pasangan suami istri Danang (31) dan Winatun (29), serta anak sulung mereka, Den Noval (8), ditemukan dalam kondisi lemas di sebuah rumah setengah jadi yang terletak di pinggir sawah. 

    Keluarga tersebut ditemukan setelah anak sulung mereka Den Noval menelepon kerabat mereka di Mojo untuk meminta bantuan.

    Hal ini disampaikan oleh kepala Desa Manggis, Katiran. Ia menjelaskan bahwa laporan awal datang dari warga yang merasa curiga karena rumah keluarga tersebut tidak menunjukkan aktivitas sejak pagi. 

    “Warga melapor karena rumahnya belum dibuka sejak pagi. Ketika kami ke lokasi, kondisinya sudah ramai oleh warga,” kata Katiran, kepada awak media.

    Setelah ditemukan, Danang dan Winatun segera dievakuasi ke Rumah Sakit SLG Kediri. Keduanya kini telah siuman, sementara jasad si bungsu Raffa dibawa ke RS Bhayangkara untuk keperluan autopsi.

    Dari pernyataan pihak kepolisian kediri, kata dia, menyatakan bahwa dugaan sementara penyebab insiden ini adalah keracunan. Namun, jenis racun yang menyebabkan tragedi tersebut masih dalam proses penyelidikan.

    “Untuk saat ini, dugaan awalnya adalah keracunan, tapi jenis racunnya belum diketahui,” pungkasnya.

  • Inilah Sosok Lady Aurelia, Dokter Koas “Manja” Yang Picu Penganiayaan Gegara Jadwal Jaga di RS

    Inilah Sosok Lady Aurelia, Dokter Koas “Manja” Yang Picu Penganiayaan Gegara Jadwal Jaga di RS

    TRIBUNNEWSBOGOR.COM – Inilah sosok Lady Aurellia, dokter koas “manja” yang diduga menjadi penyebab seorang mahasiswa kedokteran bernama Lutfi dipukuli hingga babak belur.

    Lady Aurellia, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya mengadu ke orang tua karena mendapatkan jaga di rumah sakit saat libur akhir tahun.

    Hal itu membuat dokter koas bernama Lutfi dipukuli hingga babak belur di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang, Sumatera Selatan .

    Terungkap mahasiswi tersebut adalah anak pejabat yang belakangan dikecam.

    Betapa tidak, mahasiswi yang diduga bernama Lady Aurellia itu disebut-sebut jadi penyebab dokter koas Lutfi dianiaya sopir Lady.

    Pemicu sopir keluarga Lady memukuli Lutfi adalah karena tidak terima pembagian jadwal jaga koas.

    Belum Minta Maaf, Ibunda LAP Datangi Luthfi Dokter Koas Setelah Video Pemukulan Viral: Minta Damai (KOLASE)

    Lady disinyalir tidak terima dengan pembagian jadwal jaga koas di rumah sakit yang telah diatur Lutfi.

    Padahal Lutfi adalah ketua stase mahasiswa kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang.

    “Korban ketua stase anak. Sudah 3 kali ganti jadwal jaga karena budak ini (Lady) tidak pernah puas selalu ngomong tidak adil padahal teman-teman sudah setuju,” isi chat kronologi yang beredar di linimasa.

    Tak terima dengan jadwal jaga koas, Lady diisukan mengadukan hal itu ke orang tuanya.

    Langsung bertindak, ibunda Lady pun mengajak dokter koas Lutfi untuk bertemu dan membincangkan soal jadwal jaga koas tersebut.

    Namun tak disangka, pertemuan itu berakhir ricuh.

    “Wong 3 ini (korban dan dua dokter koas lain) ini diam khusyuk dengarkan celotehan mak Lady tapi dianggap tidak respon. Si driver mak Lady mulai tidak senang, sudah mulai menarik baju Lutfi dan 1 teman koas perempuan dan akhirnya emosi si driver, terus terjadilah seperti yang di video,” isi chat kronologi.

    Akibat insiden penganiayaan tersebut, dokter koas Lutfi harus dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara.

    Lutfi mengalami luka memar di wajahnya akibat dipukuli sopir Lady.

    Pemicu dokter koas dipukuli

    Atas kasus tersebut, dosen sekaligus dokter bedah dr Hendra Cipta pun mengurai keprihatinannya.

    dr Hendra Cipta tak terima muridnya yakni Lutfi dianiaya perkara jadwal jaga koas.

    Menurut dr Hendra Cipta, tindakan yang dilakukan diduga oleh sopir dan ibunda Lady itu adalah aksi sok jago yang tak patut dicontoh.

    “Kasian muridku, walau aku bukan dosen tetap FK Unsri. Hatiku tercabik-cabik ada muridku dipukuli orang lain. Murid ini mau jadi dokter, bukan mau jadi petarung MMA. Mudah-mudahan keadilan akan segera diberikan. Negeri ini gak ada tempat untuk orang-orang sok jago menggunakan kekerasan apalagi di depan umum,” tulis dr Hendra Cipta dalam postingannya.

    Karenanya, dr Hendra Cipta menggaungkan tagar guna meminta keadilan untuk dokter koas Lutfi.

    Dalam tagar tersebut, tersemat julukan yang diduga untuk Lady yakni julukan anak mama.

    “Kita berduka we stand with you doc! premanisme bukan cara kita, mahasiswa kedokteran #anak mama. Bertempur demi masa depan, bukan libur untuk sorotan,” tulis dr Hendra dalam postingan Instagram-nya.

    Kasus yang telah viral hingga jadi trending di Twitter itu membuat sosok keluarga Lady dikuliti.

    Akun bernama ceocemical di Twitter membongkar sosok keluarga Lady yang jadi pemicu Lutfi dipukuli.

    Diduga Lady memiliki orang tua pejabat dan bukan sosok sembarangan.

    “Nih lengkapnya ya netizen gausah tanya kenapa berani gini, maklum bapaknya Dedy Mandarsyah (Kepala BPJN Kalbar), istrinya Sri Meilina terkenal karena punya galeri batik tenun di Palembang,” tulis akun tersebut.

    Terkait sosok orang tua Lady, dr Hendra Cipta sempat mengurai fakta mengejutkan.

    Berdasarkan cerita kakak korban yakni Audi, pelaku belum minta maaf kepada dokter koas Lutfi.

    Bukannya minta maaf, pelaku malah meminta damai.

    “Pelaku lah minta maaf?” tanya dr Hendra.

    “Saat ini belum. Yang ada malah ibu pelaku datang ke RS Bhayangkara hanya minta supaya jalur damai,” kata Audi.

    Sementara itu, kasus tersebut telah dilaporkan oleh Lutfi dan keluarganya ke Polda Sumsel.

    Pihak kampus yakni Universitas Sriwijaya pun membentuk tim investigasi guna mengusut kasus tersebut.

    “Kami menyatakan keprihatinan dan penyesalan mendalam atas terjadinya insiden pemukulan yang dialami salah satu mahasiswa kami. Tindakan kekerasan seperti ini jelas tidak bisa dibenarkan kami dengan tegas mengecam setiap bentuk kekerasan dilingkungan kampus maupun di luar kampus,” ungkap Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya dr Syarif Husin.

     

  • 2
                    
                        Tolak Berdamai, Orangtua Dokter Koas Unsri yang Dianiaya Minta Pelaku Diproses Hukum
                        Regional

    2 Tolak Berdamai, Orangtua Dokter Koas Unsri yang Dianiaya Minta Pelaku Diproses Hukum Regional

    Tolak Berdamai, Orangtua Dokter Koas Unsri yang Dianiaya Minta Pelaku Diproses Hukum
    Tim Redaksi
    PALEMBANG, KOMPAS.com
    – Keluarga Muhammad Luthfi, dokter koas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) yang menjadi korban penganiayaan, mendesak agar pelaku berinisial DT diproses sesuai hukum oleh Polda Sumatera Selatan.
    Peristiwa tersebut menyebabkan Luthfi mengalami luka memar di wajah dan syok berat setelah dipukul secara berulang oleh DT, yang saat ini masih menjalani pemeriksaan di Subdit III Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumsel.
    “Kami sudah melaporkan kejadian ini ke polisi dan berharap pelaku dapat diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia,” kata Wahyu Hidayat, ayah Luthfi, saat ditemui di RS Bhayangkara M Hasan Palembang, Jumat (13/12/2024).
    Wahyu menyayangkan peristiwa penganiayaan tersebut karena pendidikan seorang dokter memerlukan perjuangan yang tidak mudah. Ia berharap agar keadilan ditegakkan atas kejadian ini.
    “Kami merasa kecewa dengan peristiwa ini, dan keadilan harus ditegakkan,” ujarnya.
    Sejak peristiwa tersebut mencuat ke publik, Wahyu mengaku belum ada perwakilan keluarga DT yang menemui mereka.
    Meski demikian, ia mengatakan bahwa keluarga Luthfi juga belum bersedia menemui pihak pelaku karena lebih fokus pada pemulihan anaknya.
    “Belum ada yang menemui, dan kami juga belum bersedia. Biarkan saja proses hukum berjalan sebagaimana mestinya. Kami serahkan seluruhnya kepada polisi,” ungkapnya.
    Sementara itu, DT, pelaku penganiayaan Luthfi, mengungkapkan keinginannya untuk berdamai.
    Kuasa hukum DT, Titis Rachmawati, menyatakan bahwa pihak keluarga pelaku siap bertanggung jawab dan menanggung seluruh biaya pengobatan Luthfi.
    “Saya datang ke sini (Mapolda Sumsel) membawa DT dengan niat baik, memohon maaf, dan bertanggung jawab menemui keluarga korban. Kami akan berusaha sebijak mungkin. LD (pelaku) juga terganggu secara emosional akibat kejadian ini,” kata Titis saat berada di Mapolda Sumsel, Jumat (13/12/2024).
    Titis menegaskan bahwa kekerasan dalam dunia pendidikan, terutama terhadap calon dokter, tidak dapat dibenarkan.
    Ia menyebutkan bahwa tindakan penganiayaan tersebut dipicu oleh emosi sesaat.
    Sebagai kuasa hukum, Titis berjanji akan berusaha mencari solusi damai dan akan menemui pihak fakultas untuk meminimalisir permasalahan ini.
    “Kami akan upayakan mediasi dan bertanggung jawab atas biaya pengobatan. Kami juga akan menemui dekan dan kaprodi untuk mengurangi dampak masalah ini,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemicu Dokter Koas Dipukul lalu Dirawat di RS, Berawal Mahasiswi Minta Ganti Jadwal, Ortu Bertindak

    Pemicu Dokter Koas Dipukul lalu Dirawat di RS, Berawal Mahasiswi Minta Ganti Jadwal, Ortu Bertindak

    TRIBUNJATIM.COM – Jadwal jaga disebut-sebut menjadi penyebab Chief Koas Mahasiswa Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri), Luthfi, menjadi korban penganiayaan.

    Dia juga harus dirawat di rumah sakit akibat berbagai luka di wajahnya.

    Kejadian ini pun menyita perhatian publik hingga akhirnya viral di media sosial.

    Dalam video viral, Luthfi tampak dihajar oleh seorang pria berkaos merah.

    Meski sudah dilerai, pria tersebut tampak terus-menerus melemparkan pukulan ke Luthfi.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Usut punya usut, kejadian ini terjadi di sebuah cafe di Jalan Demang Lebar Daun Palembang, Rabu (11/12/2024).

    Pria berkaos merah itu merupakan sopir pribadi dari mahasiswa sekaligus junior Luthfi, diduga bernama Lady.

    Akibat insidne ini, Luthfi harus dirawat di Rumah Sakit Bhayangkari sebab memar di bagian wajah dan mata kirinya memerah.

    Belakangan terbongkar pemicu keluarga LAP aniaya dokter koas tersebut ternyata diduga hendak pergi berlibur ke Eropa.

    Lady disinyalir tidak terima dengan pembagian jadwal jaga koas di rumah sakit yang telah diatur Lutfi.

    Padahal Lutfi adalah ketua stase mahasiswa kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang.

    “Korban ketua stase anak. Sudah 3 kali ganti jadwal jaga karena budak ini (Lady) tidak pernah puas selalu ngomong tidak adil padahal teman-teman sudah setuju,” isi chat kronologi yang beredar di linimasa.

    Tak terima dengan jadwal jaga koas, Lady diisukan mengadukan hal itu ke orang tuanya.

    Langsung bertindak, ibunda Lady pun mengajak dokter koas Lutfi untuk bertemu dan membincangkan soal jadwal jaga koas tersebut.

    Namun tak disangka, pertemuan itu berakhir ricuh.

    “Wong 3 ini (korban dan dua dokter koas lain) ini diam khusyuk dengarkan celotehan mak Lady tapi dianggap tidak respon. Si driver mak Lady mulai tidak senang, sudah mulai menarik baju Lutfi dan 1 teman koas perempuan dan akhirnya emosi si driver, terus terjadilah seperti yang di video,” isi chat kronologi.

    Keluarga pelaku dikabarkan telah mendatangi Luthfi yang dirawat di rumah sakit.

    Akhirnya Keluarga Pelaku yang Pukul Koas di Palembang Muncul, Tak Minta Maaf Malah Minta Jalur Damai (Kolase/Sripoku.com)

    Keluarga korban menjelaskan bahwa ibu pelaku meminta jalur damai.

    “Saat ini belum (minta maaf), yang ada malah ibu pelaku datang ke RS Bhayangkara hanya minta supaya jalur damai,” jelas kakak korban.

    Sementara itu keluarga korban berterimakasih kepada dosen yang memviralkan kejadian tersebut.

    “Saya sedih sekali, disitu posisi adik saya sama sekali tidak ada melawan pukul balik, karena lagi pakai atribut koas dan alamamater kampus,” tutur Audi, kakak korban.

    Kendati demikian, kasus penganiayaan ini telah dilaporkan korban ke polisi.

    Korban yang diketahui bernama Luthfi membuat laporan di Polda Sumsel.

    Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Sunarto mengatakan korban sudah membuat laporan ke Polda Sumsel terkait peristiwa tersebut. 

    “Iya ada semalam, laporan masuk ke Polda Sumsel,” kata Sunarto, Kamis (12/12/2024).

    FK Unsri Bentuk Tim Investigasi

    Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya dr Syarif Husin buka suara soal kasus penganiayaan terhadap dokter koas di salah satu Cafe di Jalan Demang Lebar Daun Palembang, yang terjadi pada Rabu (11/12/2024) kemarin. 

    dr Syarif Husin mengaku prihatin dengan kejadian penganiayaan tersebut. 

    Syarif Husin mengatakan pimpinan Universitas Sriwijaya menyampaikan kekhawatiran atas insiden pemukulan yang dialami salah satu mahasiswa FK Unsri.

    “Kami menyatakan keprihatinan dan penyesalan mendalam atas terjadinya insiden pemukulan yang dialami salah satu mahasiswa kami. Tindakan kekerasan seperti ini jelas tidak bisa dibenarkan kami dengan tegas mengecam setiap bentuk kekerasan di lingkungan kampus maupun di luar kampus,” kata dr Syarif Husin , Kamis (12/12/2024).

    Saat ini pihak kampus sudah membentuk tim investigasi internal yang bertugas mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi permasalahan.

    “Untuk melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden pemukulan tim investigasi bertugas untuk mengidentifikasi permasalahan mendalami fakta serta mencari jalan penyelesaian yang terbaik,” katanya.

    Pihaknya juga sudah mendapat informasi bahwa korban sudah melaporkan kejadian pemukulan tersebut ke Polda Sumsel. 

    “Kasus pemukulan saat sedang ditangani pihak kepolisian Polda Sumsel, kami juga memberikan apresiasi kepada pihak kepolisian dan sangat berharap agar laporan tersebut ditindaklanjuti secara profesional dan berkeadilan,” ungkapnya.

    Pihaknya tetap mendukung proses penyelidikan dari pihak kepolisian yang sudah menerima laporan tersebut. Ia berharap laporan korban dapat berjalan dengan baik adil, transparan demi memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan kepada semua pihak yang terlibat. 

    “Kami juga meminta semua pihak untuk menjaga ketentraman dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat memperkeruh situasi,” tambahnya.

    Terpisah Kepala Divisi Humas Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah, Yulis mengatakan jika kedua mahasiswa koas yang berselisih sedang melaksanakan praktik di tempatnya.

    “Kami membenarkan kalau RSUD Siti Fatimah menjadi tempat kedua mahasiswa koas tersebut melaksanakan praktik. Tapi peristiwa yang terjadi itu di luar lingkungan rumah sakit ,” kata Yulis.

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

  • Respons Kemenkes soal Viral Dokter Koas Dianiaya Diduga Perkara Jadwal Piket

    Respons Kemenkes soal Viral Dokter Koas Dianiaya Diduga Perkara Jadwal Piket

    Jakarta

    Viral di media sosial video yang menunjukkan seorang dokter koas menjadi korban penganiayaan. Berdasarkan narasi yang beredar dari video viral tersebut, insiden terjadi akibat pembagian jadwal untuk piket.

    Dalam video tersebut, chief Koas Mahasiswa Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) bernama Lutfi dianiaya oleh seorang pria yang disebut sebagai sopir dari rekan Lutfi di tempat pendidikan. Lutfi diketahui menjalani pendidikan RSUD Siti Fatimah Palembang.

    Berkaitan dengan kejadian tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI suara. Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI Azhar Jaya mengatakan pihaknya saat ini sudah mempelajari kasus tersebut dan pihak kampus harus mengusutnya.

    “Saya sudah pelajari. Ini yang mesti bergerak adalah FK (fakultas kedokteran). Dari pihak RS paling-paling mengembalikan koas tersebut ke FK-nya,” ujar Azhar ketika dihubungi oleh detikcom, Jumat (13/12/2024).

    Pihak RSUD Siti Fatimah Palembang juga mengungkapkan hal yang serupa. Pihaknya akan mengembalikan kasus ini pada FK Unsri untuk ditelusuri lebih dalam.

    Humas RSUD Siti Fatimah Palembang, Amelia mengatakan hal ini dilakukan salah satunya karena kejadian berada di luar jam jaga koas dan terjadi di luar rumah sakit.

    “Kami sepenuhnya mengembalikan kepada pihak FK Unsri untuk langkah-langkah selanjutnya. Dikarenakan kejadian di luar jam jaga koas, tempat kejadian di luar RS, dan pengaturan jadwal ditentukan oleh Chief dan diketahui Koordinator Pendidikan dari FK Unsri,” kata Amelia terpisah.

    Tanggapan Dekan FK Unsri

    Kabar penganiayaan yang ramai di media sosial tersebut sudah sampai ke pihak kampus di FK Unsri. Pada saat ini, Dekan FK Unsri akan menindaklanjuti kasus tersebut.

    “Kami prihatin dengan insiden yang menimpa salah satu peserta didik kami yang sedang melakukan pembelajaran profesi di RS Siti Fatimah. Setelah mendapatkan laporan tersebut kami langsung melakukan rapat koordinasi dengan pihak kampus,” kata Dekan FK Unsri dr Syarif Husin dalam keterangannya kepada detikSumbagsel, Kamis (12/12/2024).

    Akibat insiden tersebut, korban dilaporkan mengalami luka memar di bagian wajah dan satu matanya juga memerah. Korban diketahui dirawat di RS Bhayangkara Palembang dan kasus untuk saat ini sudah berlanjut ke jalur hukum.

    (avk/kna)

  • Viral Dokter Koas di Palembang Dipukuli Usai Suruh Juniornya Piket Libur Panjang

    Viral Dokter Koas di Palembang Dipukuli Usai Suruh Juniornya Piket Libur Panjang

    ERA.id – Viral seorang calon dokter muda (koas) di Palembang dipukuli oleh pria terduga sopir dalam sebuah kafe di Jalan Demang, Rabu silam. Masalah dipicu pembagian jadwal piket malam tahun baru.

    Video itu yang viral pada Kamis kemarin itu memperlihatkan pria berbaju merah dan si koas berseragam dinas jual beli pukulan. Terlihat juga rekan si koas dibantu beberapa orang, ingin menyetop aksi itu.

    Belakangan diketahui si koas bernama Lutfi,  Mahasiswa Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) di RS Siti Fatimah Palembang. Sementara pelaku konon merupakan seorang sopir.

    “Kami prihatin dengan insiden yang menimpa salah satu peserta didik kami yang sedang melakukan pembelajaran profesi di RS Siti Fatimah. Setelah mendapatkan laporan tersebut kami langsung melakukan rapat koordinasi dengan pihak kampus,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Unsri, dr Syarif Husin.

    Sementara Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Sunarto mengatakan korban sudah membuat laporan, namun ia belum dapat menjelaskan secara rinci kronologi maupun motif dalam peristiwa tersebut.

    Dari info yang beredar, motif penganiayaan dikarenakan ada seorang koas yang mengadu ke ibunya kalau dia tak suka berpiket saat libur panjang Natal dan tahun baru.

    Tak lama, bersama sopirnya, ibu koas junior pun mendatangi si koas senior ini. Lama berdiskusi, si sopir naik pitam karena menuduh si koas senior berlaku tak sopan kepada ibu koas junior.

    Akhirnya, perkelahian tak terelakkan. Akibat insiden tersebut, korban wajah terluka, satu matanya memerah. Saat ini korban dirawat di RS Bhayangkara Palembang.

  • Viral Dokter Koas di Palembang Dianiaya Gegara Jadwal Piket Akhir Tahun di RS

    Viral Dokter Koas di Palembang Dianiaya Gegara Jadwal Piket Akhir Tahun di RS

    Palembang, Beritasatu.com – Sebuah video yang merekam penganiayaan terhadap seorang dokter koas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya bernama Luthfi, di salah satu kafe di Kota Palembang, Sumatera Selatan, viral di media sosial (medsos) perselisihan itu diduga karena jadwal piket akhir tahun di rumah sakit (RS).

    Peristiwa tersebut terjadi di lantai dua Kafe Storia yang terletak di Jalan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) pada Rabu (11/12/24) sekitar pukul 17.00 WIB.

    Dalam video yang beredar, terlihat seorang pria berbaju merah sedang memukuli Luthfi, yang merupakan dokter koas. Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka lebam di wajah dan kini tengah mendapatkan perawatan di RS Bhayangkara M Hasan Polda Sumsel.

    Dari informasi yang diperoleh, kejadian ini bermula ketika Luthfi diminta bertemu dengan orang tua Lady, seorang dokter koas muda yang merasa tidak puas dengan jadwal piket akhir tahun. Pertemuan itu berlangsung di lantai dua salah satu kafe. 

    Selama pertemuan, ibu dari Lady merasa bahwa Luthfi dan dua rekan sesama dokter koasnya tidak menghargainya. Hal ini memicu kemarahan sang sopir yang mendampingi ibu Lady. Emosi yang memuncak akhirnya berujung pada penganiayaan yang terekam dalam video tersebut.

    Terkait insiden ini, supervisor Kafe Storia, Romi Maulana menyatakan pihaknya tidak mengetahui secara pasti penyebab terjadinya penganiayaan. Menurutnya, ketiga pihak yang terlibat datang ke kafe seperti pengunjung biasa dan duduk untuk mengobrol. 

    “Keduanya datang dan duduk mengobrol seperti biasa, namun tak lama kemudian mereka terlibat ribut, yang berujung pada penganiayaan itu. Kami tidak tahu pasti apa penyebabnya,” kata Romi.

    Romi menambahkan, sekitar 10 menit setelah kejadian, ketiga orang tersebut, salah satunya dokter koas, yang berselisih diduga karena jadwal piket akhir tahun di RS itu langsung meninggalkan kafe. Beruntungnya, tidak ada barang di kafe yang rusak akibat peristiwa tersebut.