Tempat Fasum: RS Bhayangkara

  • Samsat Keliling tersedia di 14 wilayah Jadetabek pada hari ini

    Samsat Keliling tersedia di 14 wilayah Jadetabek pada hari ini

    Syarat untuk membayar pajak kendaraan bermotor (PKB) di Samsat Keliling, pemilik kendaraan diminta membawa STNK, BPKB, dan KTP masing-masing disertakan fotokopi

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya menyediakan layanan keliling Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat Keliling) untuk memudahkan pemilik kendaraan membayar pajak di 14 wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) pada Selasa.

    Jakarta Pusat di halaman parkir Samsat Jakarta Pusat dan Lapangan Banteng pukul 08.00-14.00 WIB; Jakarta Utara di halaman parkir Samsat Jakarta Utara dan Masjid Al-Musyawarah Kelapa Gading pukul 08.00 – 14.00 WIB; Jakarta Barat di Mall Citraland pukul 08.00-14.00 WIB; Jakarta Selatan di halaman parkir Samsat Jakarta Selatan pukul 08.00 – 15.00 WIB dan TMP Kalibata pukul 08.00-14.00 WIB; Jakarta Timur di halaman parkir Samsat Jakarta Timur dan Pasar Induk Kramat Jati pukul 08.00-14.30 WIB Kota Tangerang di pangkalan busway Foodmosphere dan Ex. City Mall pukul 08.00-11.00 WIB; Serpong di halaman parkir Samsat Serpong pukul 08.00-14.00 WIB dan ITC BSD Serpong pukul 16.00-19.00 WIB; Ciledug di Giant Poris Batu Ceper Kota Tangerang dan rukan Fresh Market Green Lake City Cipondoh pukul 09.00-12.00 WIB; Ciputat di kantor Kelurahan Pondok Betung dan Pasar Gintung Ciputat Timur pukul 09.00-12.00 WIB; Kelapa Dua di Pasar Modern Intermoda Cisauk dan Hal. GTOWN Square Gading pukul 08.00-14.00 WIB; Kota Bekasi di KFC Zamrud pukul 08.00 – 12.00 WIB; Kabupaten Bekasi di Pasar Bersih Jababeka Pintu 11 Cikarang pukul 09.00-12.00 WIB; Depok di halaman parkir Samsat Depok pukul 08.00 – 14.00 WIB dan RS Bhayangkara Brimob pukul 08.00-12.00 WIB; Cinere di halaman pakir Samsat Cinere pukul 08.00-12.00 WIB.

    Syarat untuk membayar pajak kendaraan bermotor (PKB) di Samsat Keliling, pemilik kendaraan diminta membawa STNK, BPKB, dan KTP masing-masing disertakan fotokopi.

    Gerai Samsat Keliling hanya bisa memperpanjang tunggakan pajak kendaraan kurang dari satu tahun. Tunggakan di atas satu tahun dan pembayaran pajak lima tahunan harus mendatangi langsung ke kantor Samsat terdekat.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Update Kasus Tewasnya Rudi S Gani: Istri Curigai 3 Orang Jadi Pelaku, Polisi Sita 11 Senjata – Halaman all

    Update Kasus Tewasnya Rudi S Gani: Istri Curigai 3 Orang Jadi Pelaku, Polisi Sita 11 Senjata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus penembakan terhadap pengacara, Rudi S Gani oleh orang tak dikenal (OTK) saat malam Tahun Baru pada Selasa (31/12/2024) di kediamannya di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan sudah memasuki babak baru.

    Kini, istri Rudi, Maryam diperiksa di Mapolda Sulsel pada Senin (6/1/2025).

    Dalam pengakuannya, dia mengatakan ada tiga orang yang dicurigai sebagai pelaku penembakan terhadap suaminya.

    Namun, Maryam tidak mengungkap nama orang yang dimaksud. Adapun alasan kecurigaan tersebut terkait kasus yang tengah ditangani oleh Rudi.

    “Ada beberapa orang yang kami curigai karena berhubung perkara yang bapak pegang. Saya mencurigai mereka.”

    “Yang saya curigai ada tiga orang,” katanya dikutip dari YouTube Kompas TV.

    Maryam mengatakan sebelum Rudi ditembak, sempat ada mediasi terkait kasus yang tengah ditangani korban.

    Hanya saja, Maryam tidak menjelaskan kasus terkait apa yang dimaksud.

    “Kami ke lokasi untuk memediasi dan disitulah ada konflik,” ujarnya.

    Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Makassar sekaligus pengacara keluarga Rudi, Tadjuddin Rachman mengungkapkan Maryam diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Polda Sulsel.

    Rachman mengatakan Maryam membawa sejumlah bukti.

    “Kedatangan ini membawa istri Rudi S Gani untuk memberi keterangan yang diketahui olehnya berkaitan dengan bukti-bukti,” katanya, dikutip dari Tribun Timur.

    Salah satu bukti yang diserahkan adalah riwayat percakapan di ponsel Maryam dan Rudi.

    Pasalnya, kata Rachman, ada dugaan pengancaman yang diterima Rudi lewat pesan WhatsApp sebelum insiden penembakan terjadi.

    “Termasuk percakapan WA yang ada di dalam HP korban dan istrinya korban sendiri. Bukti elektronik. Ada (ancaman lewat pesan) di HP suaminya,” bebernya.

    Sementara, Maryam juga menyebut adanya postingan di media sosial Facebook yang dianggapnya mengarah ke pengancaman terhadap suaminya.

    “Ada status Facebook, itu saja,” singkatnya.

    Selain ancaman elektronik, Maryam juga akan membeberkan ke penyidik terkait ancaman verbal yang dialami Rudi S Gani, sebulan sebelumnya.

    “Secara lisan, kurang lebih empat minggu, kurang lebih satu bulan sebelum kejadian,” ungkapnya.

    Polisi Sita 11 Senapan Angin 

    Di sisi lain, Polres Bone melakukan penyitaan 11 senapan angin yang dimiliki warga di sekitar TKP penembakan Rudi.

    Hal ini disampaikan oleh Kapolres Bone, AKBP Erwin Syah.

    Erwin mengungkapkan, belasan senapan angin saat ini sudah dibawa ke laboratorium forensik (labfor) Polda Sulsel.

    “Sudah ada 11 senapan angin yang diamankan dari beberapa warga masyarakat yang ada di sana. Senapan itu akan kita kaji secara Labfor,” imbuh Erwin.

    Tak cuma itu, Erwin juga mengatakan hasil autopsi terhadap jenazah Rudi telah terbit.

    Erwin menjelaskan untuk proses olah TKP sudah selesai dilakukan dan saat ini tengah berfokus melakukan pengejaran terhadap pelaku.

    “Olah TKP, rekonstruksi sudah kita lakukan. Terkait dengan memburu pelaku, semua langkah-langkah kepolisian sudah diambil. Anggota secara maraton untuk melakukan pemeriksaan, dan mencari petunjuk,” katanya.

    Ia pun meminta dukungan kepada masyarakat atas insiden penembakan ini. Dirinya juga menegaskan polisi akan bekerja secara profesional.

    “Kami memohon kerja sama kepada semua elemen, berikan informasi ke kami, dukung kami, percayakan ke kami. Polri akan bekerja secara maksimal dan profesional,” tandasnya.

    Kronologi Penembakan 

    Pengacara di Bone, Rudi S Gani, sempat berpesan kepada saudaranya terkait lamaran sang putri, sebelum tewas ditembak OTK. (Kolase Tribun-Timur.com)

    Penembakan terhadap Rudi berawal ketika dirinya sampai di kediaman istrinya di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone pada Selasa (31/12/2024) sore.

    Sebelumnya, Rudi tengah menangani sebuah kasus di Kota Watampone.

    Pada malam hari sebelum terjadi penembakan, Rudi masih sempat bercengkrama dengan keluarga.   

    Sebelum insiden itu terjadi, terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumah korban. Selang beberapa saat bunyi letusan senjata itu terdengar.

    Hal tersebut diungkapkan Kasi Humas Polres Bone, Iptu Reyendra.

    “Selepas ledakan itu, Rudi kemudian tersungkur dengan luka tembakan pada bagian wajah. Kemudian, pelaku misterius langsung tancap gas meninggalkan lokasi,” ujarnya.

    Setelah tertembak, Rudi pun langsung dibawa ke puskesmas. Nahas, nyawanya tidak tertolong sesampainya di puskesmas.

    “Keluarga mereka kemudian membawa Rudi ke Puskesmas Lappariaja dalam keadaan terluka parah dan tak sadarkan diri,” jelasnya.  

    “Setelah tertembak korban dilarikan ke puskesmas, namun nyawanya tak terselamatkan,” imbuh Reyendra.

    Rudi menderita luka di bagian muka di bawah mata setelah ditembak oleh OTK pada Selasa malam. Sementara, peluru yang ditembakan bersarang di lehernya.

    Adapun hal ini diketahui dari autopsi yang dilakukan di ruang forensik RS Bhayangkara Makassar pada Rabu.

    “Hasil otopsi korban mengalami luka tembak di bagian muka bawah mata kanan,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (2/1/2025).

    “Kemudian peluru bersarang di tulang leher,” imbuhnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Timur dengan judul “Rudi S Gani Pernah Diancam Sebelum Tewas Ditembak, Istri Datangi Polda Sulsel Serahkan Bukti”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Timur/Muslimin Emba/Wahdaniar)

    Artikel lain terkait Pengacara di Bone Tewas Ditembak 

  • Kisah di Balik 2 Wanita Kakak Adik di Kediri yang Ditemukan Tewas di Rumahnya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        6 Januari 2025

    Kisah di Balik 2 Wanita Kakak Adik di Kediri yang Ditemukan Tewas di Rumahnya Surabaya 6 Januari 2025

    Kisah di Balik 2 Wanita Kakak Adik di Kediri yang Ditemukan Tewas di Rumahnya
    Tim Redaksi
    KEDIRI, KOMPAS.com 
    – Temuan jenazah dua perempuan kakak adik di Desa Rembang Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten
    Kediri
    , Jawa Timur, masih menjadi perbincangan hangat masyarakat.
    Jenazah Femala Purwiko Sari (45) dan adiknya, Yuyen Febriana Sari (44), ditemukan di dalam kamar rumah oleh seorang pencari rumput yang curiga dengan bau yang cukup menyengat pada Minggu (6/1/2025).
    Bau itu berasal dari proses pembusukan dari jasad yang diduga meninggal sejak lima hari sebelumnya.
    Kedua korban selama ini hidup di rumah peninggalan orangtuanya itu. Mereka diduga mengalami depresi yang dipicu oleh permasalahan keluarga maupun meninggalnya kedua orangtuanya beberapa tahun lalu.
    Yuyun, sepupu korban mengatakan, kedua korban selama ini tidak bekerja dan tidak berumah tangga. Semua kebutuhannya bergantung pada uluran tangan keluarga lainnya.
    “(Karena kondisinya itu) kebutuhan uang disuplai oleh Pak Lek (paman) dan keluarga dekat lainnya,” ujar Yuyun saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu.
    Pihak keluarga yang lain, menurutnya, juga kerap mengunjungi kediaman korban. Baik untuk sekadar mengantar makanan maupun mengirim peralatan rumah tangga yang dibutuhkan.
    Bahkan, pihak keluarga juga sudah berupaya mengatasi depresi itu dengan mengobatkannya, agar gangguan mental tersebut tidak semakin parah.
    Salah satu pengobatan itu dengan mengirim keduanya ke sebuah panti rehabilitasi milik seorang kreator konten yang cukup terkenal di Lamongan, Jawa Timur.
    “Sepulang dari Lamongan itu, kondisinya membaik. Bahkan sempat datang takziah ke rumah kami,” ujar kerabat lain yang enggan disebut namanya.
    Namun, kondisi yang membaik itu tak berlangsung lama diduga karena kurangnya bersosialisasi saat berada di rumah.
    Kerabat tersebut juga mengungkap kehidupan korban sebelum depresi. Keduanya menjalani hidup normal dan mengenyam bangku pendidikan.
    Kedua korban cukup terpelajar bahkan bisa menyelesaikan pendidikan yang cukup tinggi, yaitu bergelar sarjana.
    “Mereka lulusan ITS dan Unair,” ujar kerabat tersebut.
    Bahkan, salah satu korban, menurut kerabat perempuan itu, pernah juga mendapatkan panggilan pekerjaan di bidang pajak di Jakarta.
    “Tapi panggilan itu tidak diambilnya. Orangnya (kedua korban) pintar-pintar,” ucapnya.
    Polisi memastikan tidak menemukan tanda bekas penganiayaan pada jasad perempuan kakak adik yang ditemukan tewas membusuk di rumahnya di Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
    Temuan oleh tim Inafis saat pemeriksaan di tempat lokasi kejadian itu nantinya akan dipadukan dengan hasil visum luar dari rumah sakit.
    Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Ngadiluwih Ajun Komisaris Polisi (AKP) Agung Saefudin mengatakan, visum luar itu berlangsung di RS Bhayangkara Kota Kediri.
    “Visum sudah selesai. Tapi saya belum dapat laporan hasilnya,” ujar AKP Agung Saefudin pada
    Kompas.com
    , Minggu (6/1/2025) malam.
    Sebelumnya diberitakan, warga Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dikejutkan dengan penemuan dua jenazah perempuan, Minggu (5/1/2025).
    Penemuan bermula dari kecurigaan seorang pencari rumput yang mencium aroma busuk dari dalam rumah korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sosok Dua Wanita Kakak Beradik yang Ditemukan Tewas di Kamar Rumah Diungkap Keluarga & Tetangga – Halaman all

    Sosok Dua Wanita Kakak Beradik yang Ditemukan Tewas di Kamar Rumah Diungkap Keluarga & Tetangga – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI – Femala (44) dan Yuyen (42), kakak beradik ditemukan tak bernyawa di rumahnya di Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Minggu (5/1/2025) pagi.

    Kedua korban ditemukan tewas di atas tempat tidur masing-masing.

    Kapolsek Ngadiluwih, AKP Agung Saifudin memastikan, hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya tanda-tanda penganiayaan maupun indikasi mengakhiri hidup pada tubuh korban.  

    “Kami pastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh kedua korban. Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, keduanya memang diketahui mengalami depresi,” jelas AKP Agung Saifudin, Minggu (5/1/2025).  

    Kejadian ini pertama kali diketahui oleh seorang tetangga korban yang sedang mencari rumput.

    Saat melintas di depan rumah korban, ia mencium bau yang menyengat.

    Setelah memeriksa, ia langsung melapor kepada perangkat desa setempat yang diteruskan kepada polisi.  

    “Korban diduga telah meninggal selama lima hari sebelum ditemukan. Kami juga mendapatkan informasi dari keluarga bahwa tiga bulan lalu keduanya sempat dirawat di rumah sakit kejiwaan di Pekalongan dan dinyatakan sembuh. Namun, mereka diduga kembali mengalami depresi,” tambah AKP Agung Saifudin.  

    Sosok Korban

    Sosok Femala dan Yuyen, kakak beradik yang ditemukan tewas di rumahnya diungkap keluarga dan tetangga korban.

    Sepupu korban, Yuyun (47), menceritakan bahwa kedua korban memang memiliki kepribadian tertutup, terutama sejak 2019.

    Kondisi ini semakin memburuk setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia.  

    “Ibunya meninggal tahun 2003 karena kanker, dan bapaknya meninggal pada 2022. Sejak itu, Femala dan Yuyen semakin tertutup dari keluarga maupun tetangga. Kami dari pihak keluarga sebenarnya sudah berusaha merawat dan mendukung mereka,” kata Yuyun. 

    Yuyun mengungkapkan, Femala dan Yuyen sempat dirawat di sebuah pondok di Lamongan selama 36 hari untuk mengatasi depresi yang mereka alami.

    Setelah pulang, keduanya perlahan mulai beraktivitas normal, seperti memasak dan belanja kebutuhan sehari-hari.  

    “Awalnya mereka sudah mulai aktif, bahkan sering masak sendiri. Kami juga sempat membelikan alat masak karena sebelumnya mereka hanya pakai ranting-ranting. Tapi, sejak sebulan terakhir mereka kembali tertutup,” ungkapnya.  

    Menurut Yuyun, kondisi kesehatan Femala yang sering sakit-sakitan, ditambah rasa malu dan depresi akibat kehilangan orang tua, membuat mereka semakin menutup diri. 

    Bahkan, saudara-saudara yang datang menjenguk sering kali tidak diterima.  

    “Femala punya sakit asam lambung. Mungkin karena sering sakit, dia semakin depresi. Terakhir, kami ketuk pintunya dua minggu lalu, tapi tidak dibuka,” imbuhnya. 

    Keduanya terakhir kali terlihat saat menghadiri takziah 40 hari di salah satu kerabat. 

    Setelah itu, aktivitas mereka benar-benar berhenti.

    Pada Minggu pagi, tetangga mencium bau busuk yang semakin menyengat dari rumah korban. 

    Setelah memeriksa melalui jendela, mereka mendapati kakak beradik itu sudah tidak bernyawa.  

    “Jenazah ditemukan di kamar masing-masing, kondisi sudah meninggal sekitar lima hari. Tidak ada tanda-tanda kekerasan,” kata Kapolsek Ngadiluwih, AKP Agung Saifudin.  

    Kini, jenazah telah dibawa ke RS Bhayangkara Kediri untuk visum luar sebelum diserahkan kepada keluarga.

    Pihak kepolisian memastikan tidak ada indikasi penganiayaan maupun bunuh diri, namun penyelidikan lebih lanjut akan terus dilakukan.

    Sementara itu Farah, salah satu tetangga korban menyebut kedua perempuan tersebut dikenal sebagai sosok yang pendiam dan tertutup.  

    “Mereka tinggal berdua, tidak banyak bergaul. Biasanya hanya keluar pagi-pagi untuk ke pasar beli kebutuhan. Namun, akhir-akhir ini mereka mulai sedikit lebih bergaul dengan tetangga,” kenang Farah.  

    Kini, jenazah kedua korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Kediri untuk dilakukan visum luar.

    Polisi masih melanjutkan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kematian. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Polisi Pastikan Tak Ada Tanda Penganiayaan pada Dua Jenazah Kakak Beradik di Ngadiluwih Kediri

  • Kakak Beradik Ditemukan Tewas Membusuk di Rumah, Diduga Alami Depresi

    Kakak Beradik Ditemukan Tewas Membusuk di Rumah, Diduga Alami Depresi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Dua wanita yang merupakan kakak beradik ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya di Desa Rembang, Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur.

    Mayat kakak adik yang diketahui bernama Femala Purwikosari (45) dan Yuyen Febryanasari (43) ditemukan pada Minggu (5/1) sekitar pukul 08.30 WIB dalam kondisi membusuk.

    Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Fauzy Pratama menyebut keduanya mengalami depresi dan enggan keluar rumah.

    “Kedua korban ini memang kakak beradik dan sudah lama tinggal berdua di dalam rumah,” ujar Fauzy.

    Menurut Fauzy, kronologi temuan kedua korban itu diketahui oleh tetangga yang sedang mencari rumput sekitar pukul 08.30 WIB. Ia mengungkap tetangga yang sedang mencari rumput tersebut mencium aroma busuk yang bersumber dari dalam rumah korban.

    Kemudian, tetangga yang menjadi saksi kejadian ini memanggil perangkat Desa dan Polsek Ngadiluwih untuk melakukan pengecekan di dalam rumah.

    “Kemudian memanggil petugas untuk masuk bersama-sama dan menemukan jenazah korban dua perempuan berada di dalam kamar. Kedua korban perempuan kakak beradik,” jelas Fauzy.

    Menurut Fauzy, sejauh ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian kedua korban kakak-beradik ini. Dari hasil penyelidikan, petugas tidak menemukan tanda-tanda korban kekerasan.

    “Penyebab meninggalnya belum diketahui. Inafis datang dan pihak keluarga menyetujui untuk dilakukan visum luar di RS Bhayangkara. Menurut keterangan warga dan keluarga, keduanya mengalami depresi. Karena apa belum diketahui,” kata Fauzy.

    Baca selengkapnya di sini.

    (tim/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kakak Adik di Kediri Tewas Dalam Rumah, Polisi Sebut Alami Depresi

    Kakak Adik di Kediri Tewas Dalam Rumah, Polisi Sebut Alami Depresi

    Jakarta

    Kakak beradik Femala Purwikosari (45) dan Yuyen Febryanasari (43) di Kediri, Jawa Timur, ditemukan tewas di dalam rumahnya di Desa Rembang, Ngadiluwih. Polisi menyebut keduanya mengalami depresi dan enggan keluar rumah.

    “Kedua korban ini memang kakak beradik dan sudah lama tinggal berdua di dalam rumah,” ujar Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Fauzy Pratama, dilansir detikJatim, Minggu (5/1/2025).

    Kedua jenazah ditemukan berawal dari tetangga yang sedang mencari rumput mencium aroma busuk yang bersumber dari dalam rumah korban. Kemudian, tetangga yang menjadi saksi kejadian ini memanggil perangkat desa dan Polsek Ngadiluwih untuk melakukan pengecekan di dalam rumah.

    “Kemudian memanggil petugas untuk masuk bersama-sama dan menemukan jenazah korban dua perempuan berada di dalam kamar. Kedua korban perempuan kakak beradik,” jelas Fauzy.

    Menurut Fauzy, sejauh ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian kedua korban kakak-beradik ini. Dari hasil penyelidikan, petugas tidak menemukan tanda-tanda korban kekerasan.

    “Penyebab meninggalnya belum diketahui. Inafis datang dan pihak keluarga menyetujui untuk dilakukan visum luar di RS Bhayangkara. Menurut keterangan warga dan keluarga, keduanya mengalami depresi. Karena apa belum diketahui,” tandas Fauzy.

    (rfs/rfs)

  • Anak yang Dianiaya Orangtua Angkat di Jayapura Sering Mendapatkan Kekerasan Fisik
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Januari 2025

    Anak yang Dianiaya Orangtua Angkat di Jayapura Sering Mendapatkan Kekerasan Fisik Regional 4 Januari 2025

    Anak yang Dianiaya Orangtua Angkat di Jayapura Sering Mendapatkan Kekerasan Fisik
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta)
    Jayapura
    Kota, Komisaris Besar Polisi Victor Mackbon menyebut bahwa AS (5), korban penganiayaan oleh orangtua angkatnya sering mendapatkan kekerasan fisik.
    “Dari laporan yang kami terima korban sudah sering menerima perlakuan kekerasan fisik,” kata Victor melalui keterangan tertulis yang diterima
    Kompas.com
    , Sabtu (4/5/2024).
    Kata Victor, tetangga kos pelaku setiap hari mendengar korban menangis akibat dianiaya oleh kedua orangtua angkatnya.
    “Akibat penganiayaan ini korban mengalami luka pada kepala, bibir robek, bengkak pada tangan dan luka-luka di badan dan kaki,” katanya.
     
    Dari data yang dihimpun
    Kompas.com
    , kasus penganiayaan terhadap korban awalnya dilaporkan ke Polsek Heram. Lalu ditindaklanjuti ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satuan Reskrim Polresta Kota Jayapura pada Jumat (3/1/2024) malam.
    Pihak kepolisian langsung melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi beserta kedua pelaku dan korban.
    “Karena kondisi korban yang mengalami luka-luka, sehingga langsung dibawa ke RS Bhayangkara, guna menjalani perawatan dari medis,” ucap Victor.
     
    Perwira menengah ini mengatakan, pihaknya telah menetapkan kedua orangtua angkat korban, yakni NS (36) dan JS (36), sebagai tersangka.
    “Kedua pelaku yang merupakan sepasang suami istri, sekaligus orangtua angkat bagi korban sudah kami ditetapkan tersangka,” ujar Victor.
    Kedua tersangka dijerat dengan Pasal 76c jo Pasal 80 ayat 2 Undang-undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
    “Pelaku diancam penjara maksimal 5 tahun dan denda Rp 100 juta,” ungkapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nasib Tersangka Utama Kasus Pabrik Uang Palsu Annar Salahudin Makin Memburuk, Dirawat di Kamar VVIP

    Nasib Tersangka Utama Kasus Pabrik Uang Palsu Annar Salahudin Makin Memburuk, Dirawat di Kamar VVIP

    TRIBUNJATIM.COM – Tersangka utama kasus ‘pabrik’ uang palsu yang kini kondisi kesehatannya semakin memburuk.

    Sosok tersangka utama itu adalah Annar Salahuddin Sampetoding yang dirawat di RS Bhayangkara Makassar, Sulawesi Selatan.

    Diketahui, ia menjadi tersangka yang dirawat di kamar VVIP dengan penjagaan petugas kepolisian.

    Hanya orang tertentu saja yang dibolehkan untuk masuk, seperti anak, istri dan kuasa hukumnya.

    Annar dilarikan ke rumah sakit setelah menjalani pemeriksaan kasus uang palsu pada Sabtu (28/12/2024) lalu.

    Kuasa hukum Annar, Saparuddin Boy, menyatakan kondisi kesehatan kliennya terus menurun.

    Fisiknya juga mulai berubah terutama di bagian wajah yang semakin tirus.

    “Dia semakin kurus,” ucapnya, Jumat (3/1/2025).

    Di kamar VVIP tersebut Annar mendapat sejumlah fasilitas seperti single bed, pendingin atau AC, kulkas, televisi, wifi, sofa hingga toilet.

    Sebelum ditetapkan tersangka, Annar memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat sehingga kondisinya semakin parah.

    Diketahui, pengusaha asal Makassar tersebut merupakan tersangka utama pembuatan uang palsu di UIN Alaudin Makassar.

    Annar berperan sebagai investor dan menjalankan aksinya sejak 2022.

    Akibat perbuatannya, Annar dijerat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, dengan ancaman pidana penjara hingga 15 tahun dan denda Rp 50.000.000.000.

    Sebelumnya, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan sakit yang dialami Annar Salahudin tidak menghalangi proses penyidikan.

    “Proses hukum tetap berjalan. Ada sedikit penundaan, tapi tidak menghambat penyidikan,” tegasnya.

    Reonald memastikan seluruh barang bukti aman meski tersangka utama sakit.

    “Kami yakin bukti sudah cukup. Dia juga memberikan keterangan secara kooperatif,” sambungnya.

    Pengakuan Operator Mesin

    Syahruna, seorang wiraswasta asal Ujung Pandang Baru, Kota Makassar, Sulawesi Selatan memiliki peran penting dalam pembuatan uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

    Syahruna diperintah Annar Salahuddin Sampetoding membujuk Andi Ibrahim agar mesin pencetak uang masuk ke kampus.

    Pembuatan uang palsu di UIN Alauddin dilakukan sejak 2022 dan sebelumnya dibuat di rumah Annar Salahuddin Sampetoding di Makassar.

    Syahruna menjelaskan 19 tahapan pembuatan uang palsu sebelum diedarkan ke masyarakat.

    “Ada 19 tahapan, kalau ada salah satu tahapan rusak, maka gagal dan dibuang.”

    “Dari 19 tahapan itu harus lulus semua,” ucapnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Selasa (31/12/2024).

    Pria yang belajar mencetak uang palsu secara otodidak ini mengatakan ada dua tahapan penting yang harus dilakukan yakni pembuatan benang pengaman dan tanda air.

    “Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu),” terangnya.

    Produksi uang palsu dilakukan secara bertahap dari satu rim atau 500 lembar kemudian bertambah.

    Ia menambahkan seluruh bahan produksi didatangkan dari China termasuk mesin pencetak uang palsu seharga Rp600 juta.

    Syahruna sebagai operator mesin pencetak uang palsu, sedangkan Andi Ibrahim selaku koordinator.

    Mesin tersebut berada di dekat kamar mandi perpustakaan UIN Alauddin.

    “Dikasih peredam agar nggak kedengeran. Jendela semua ditutup,” lanjutnya.

    Proses produksi dilakukan sejak pukul 11.00 WITA hingga 17.00 WITA.

    Menurut Syahruna, Andi Ibrahim meminta para tersangka bekerja sesuai jam yang telah ditentukan karena ada satpam yang rutin berkeliling kampus.

    Syahruna mengaku terjerumus dalam kasus ini karena permintaan bosnya sendiri, Annar Salahuddin Sampetoding.

    Ia tergiur iming-iming yang ditawarkan Annar sehingga membantu mencarikan mesin pencetak uang hingga mempelajarinya secara otodidak.

    “Dijanjikan juga dibelikan tanah dan rumah,” tukasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com

     

  • Kesehatan Annar Salahuddin Memburuk usai Ditetapkan Tersangka Uang Palsu, Dirawat di Ruang VVIP – Halaman all

    Kesehatan Annar Salahuddin Memburuk usai Ditetapkan Tersangka Uang Palsu, Dirawat di Ruang VVIP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Annar Salahuddin Sampetoding, tersangka utama dalam kasus pembuatan uang palsu, saat ini dirawat di RS Bhayangkara Makassar.

    Sudah seminggu ia menjalani perawatan di kamar VVIP dengan pengawasan ketat dari petugas kepolisian.

    Hanya anggota keluarga dan kuasa hukumnya yang diperbolehkan menjenguk.

    Annar dilarikan ke rumah sakit setelah menjalani pemeriksaan pada Sabtu, 28 Desember 2024.

    Kuasa hukum Annar, Saparuddin Boy, mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan kliennya semakin memburuk.

    “Fisiknya juga mulai berubah, terutama di bagian wajah yang semakin tirus. Dia semakin kurus,” ungkapnya pada Jumat, 31 Desember 2024.

    Meskipun dirawat di kamar VVIP yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti pendingin ruangan, televisi, dan wifi, kondisi kesehatan Annar tetap menjadi perhatian.

    Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Annar diketahui memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat, yang semakin memperparah kondisinya.

    Annar Salahuddin merupakan tersangka utama dalam kasus pembuatan uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

    Ia berperan sebagai investor dan menjalankan aksinya sejak tahun 2022.

    Annar dijerat dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, dengan ancaman pidana hingga 15 tahun penjara dan denda Rp 50 miliar.

    Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, menyatakan bahwa kondisi kesehatan Annar tidak menghalangi proses penyidikan.

    “Ada sedikit penundaan, tapi tidak menghambat penyidikan. Kami yakin bukti sudah cukup,” tegasnya.

    Pengakuan Operator Mesin

    Syahruna, seorang wiraswasta asal Ujung Pandang Baru, mengungkapkan perannya dalam pembuatan uang palsu di UIN Alauddin.

    Ia diperintahkan oleh Annar untuk membujuk Andi Ibrahim agar mesin pencetak uang dapat masuk ke kampus.

    Syahruna menjelaskan bahwa ada 19 tahapan dalam pembuatan uang palsu yang harus dilalui.

    “Kalau ada salah satu tahapan yang rusak, maka gagal dan dibuang,” katanya.

    Ia juga menyebutkan bahwa seluruh bahan produksi didatangkan dari China, termasuk mesin pencetak seharga Rp 600 juta.

    Proses produksi berlangsung dari pukul 11.00 WITA hingga 17.00 WITA, dengan pengawasan ketat untuk menghindari deteksi.

    Syahruna mengaku terjerumus dalam kasus ini karena iming-iming dari Annar yang menjanjikan tanah dan rumah.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Kondisi Terkini Annar Salahuddin Sampetoding Tersangka Utama Sindikat Uang Palsu

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Sayyid Zulfandi/Muslimin Emba) 

  • Annar Salahuddin Dirawat di Kamar VVIP, Kesehatan Tersangka Utama Uang Palsu Semakin Memburuk – Halaman all

    Annar Salahuddin Dirawat di Kamar VVIP, Kesehatan Tersangka Utama Uang Palsu Semakin Memburuk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sudah seminggu Annar Salahuddin Sampetoding dirawat di RS Bhayangkara Makassar, Sulawesi Selatan.

    Meski berstatus tersangka kasus pembuatan uang palsu, Annar Salahuddin dirawat di kamar VVIP dengan penjagaan petugas kepolisian.

    Hanya orang tertentu yang diperbolehkan masuk seperti istri, anak dan kuasa hukumnya.

    Annar dilarikan ke rumah sakit setelah menjalani pemeriksaan kasus uang palsu pada Sabtu (28/12/2024) lalu.

    Kuasa hukum Annar, Saparuddin Boy, menyatakan kondisi kesehatan kliennya terus menurun.

    Fisiknya juga mulai berubah terutama di bagian wajah yang semakin tirus.

    “Dia semakin kurus,” ucapnya, Jumat (3/1/2025).

    Di kamar VVIP tersebut Annar mendapat sejumlah fasilitas seperti single bed, pendingin atau AC, kulkas, televisi, wifi, sofa hingga toilet.

    Sebelum ditetapkan tersangka, Annar memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat sehingga kondisinya semakin parah.

    Diketahui, pengusaha asal Makassar tersebut merupakan tersangka utama pembuatan uang palsu di UIN Alaudin Makassar.

    Annar berperan sebagai investor dan menjalankan aksinya sejak 2022.

    Akibat perbuatannya, Annar dijerat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, dengan ancaman pidana penjara hingga 15 tahun dan denda Rp 50.000.000.000.

    Sebelumnya, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan sakit yang dialami Annar Salahudin tidak menghalangi proses penyidikan.

    “Proses hukum tetap berjalan. Ada sedikit penundaan, tapi tidak menghambat penyidikan,” tegasnya.

    Reonald memastikan seluruh barang bukti aman meski tersangka utama sakit.

    “Kami yakin bukti sudah cukup. Dia juga memberikan keterangan secara kooperatif,” sambungnya.

    Pengakuan Operator Mesin

    Syahruna, seorang wiraswasta asal Ujung Pandang Baru, Kota Makassar, Sulawesi Selatan memiliki peran penting dalam pembuatan uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

    Syahruna diperintah Annar Salahuddin Sampetoding membujuk Andi Ibrahim agar mesin pencetak uang masuk ke kampus.

    Pembuatan uang palsu di UIN Alauddin dilakukan sejak 2022 dan sebelumnya dibuat di rumah Annar Salahuddin Sampetoding di Makassar.

    Syahruna menjelaskan 19 tahapan pembuatan uang palsu sebelum diedarkan ke masyarakat.

    “Ada 19 tahapan, kalau ada salah satu tahapan rusak, maka gagal dan dibuang.”

    “Dari 19 tahapan itu harus lulus semua,” ucapnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Selasa (31/12/2024).

    Pria yang belajar mencetak uang palsu secara otodidak ini mengatakan ada dua tahapan penting yang harus dilakukan yakni pembuatan benang pengaman dan tanda air.

    “Setelah itu cetak UV-nya dan magnetik agar lolos dari mesin (cek uang palsu),” terangnya.

    Produksi uang palsu dilakukan secara bertahap dari satu rim atau 500 lembar kemudian bertambah.

    Ia menambahkan seluruh bahan produksi didatangkan dari China termasuk mesin pencetak uang palsu seharga Rp600 juta.

    Syahruna sebagai operator mesin pencetak uang palsu, sedangkan Andi Ibrahim selaku koordinator.

    Mesin tersebut berada di dekat kamar mandi perpustakaan UIN Alauddin.

    “Dikasih peredam agar nggak kedengeran. Jendela semua ditutup,” lanjutnya.

    Proses produksi dilakukan sejak pukul 11.00 WITA hingga 17.00 WITA.

    Menurut Syahruna, Andi Ibrahim meminta para tersangka bekerja sesuai jam yang telah ditentukan karena ada satpam yang rutin berkeliling kampus.

    Syahruna mengaku terjerumus dalam kasus ini karena permintaan bosnya sendiri, Annar Salahuddin Sampetoding.

    Ia tergiur iming-iming yang ditawarkan Annar sehingga membantu mencarikan mesin pencetak uang hingga mempelajarinya secara otodidak.

    “Dijanjikan juga dibelikan tanah dan rumah,” tukasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTimur.com dengan judul Kondisi Terkini Annar Salahuddin Sampetoding Tersangka Utama Sindikat Uang Palsu

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTimur.com/Sayyid Zulfandi/Muslimin Emba)