Tempat Fasum: RS Bhayangkara

  • Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Sungai Serinjing Kediri

    Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Sungai Serinjing Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Pada Selasa pagi, mayat seorang perempuan tanpa identitas ditemukan mengapung di aliran Sungai Serinjing, tepatnya di RT 03, RW 02, Dusun Tangkilan Lor, Desa Padangan, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri.

    Mayat ditemukan dalam keadaan tanpa sehelai pakaian dengan kondisi telah membengkak.

    Penemuan ini pertama kali diketahui oleh petugas pengairan yang tengah membuka pintu air. Wati, salah satu warga. Awalnya, Wati mengira bahwa yang ditemukan adalah sebuah boneka yang tersangkut di sela-sela saluran air.

    Namun setelah diamati lebih lanjut, ternyata itu adalah sesosok mayat perempuan dalam kondisi yang membengkak.

    Kapolsek Pagu, AKP Bambang Kurniawan, membenarkan penemuan tersebut

    “Kondisi mayat ketika ditemukan sudah melepuh, membesar, ciri-cirinya orangnya gemuk, usia sekitar 40 tahun, berjenis kelamin perempuan, tinggi sekitar 150 cm. Nanti terkait identitas dan kondisi jenazah biar diterangkan oleh pihak RS Bhayangkara setelah otopsi.”

    Pihak kepolisian telah melakukan evakuasi mayat untuk dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri guna dilakukan otopsi lebih lanjut. [nm/beq]

  • Pelajar Ngebut Naik Honda CBR 250 Hantam Pemotor Supra yang Lagi Berhenti

    Pelajar Ngebut Naik Honda CBR 250 Hantam Pemotor Supra yang Lagi Berhenti

    Jakarta

    Pelajar yang mengendarai Honda CBR 250 menghantam pemotor yang sedang berhenti. Pemotor yang tengah duduk di atas Honda Supra X itu pun tewas.

    Kecelakaan lalu lintas melibatkan pelajar terjadi di Surabaya. Kala itu, motor Honda CBR 250 yang dikendarai pelajar berinisial FT menghantam pemotor yang sedang berhenti. Pemotor diketahui sedang nongkrong di atas motor. Tiba-tiba dari arah selatan CBR 250 yang dikendarai pelajar berusia 18 tahun itu melaju kencang dan menghantam motor Supra X korban.

    “Bapaknya (korban) itu berhenti di pinggir jalan, lalu mas-mas yang pakai CBR nyantap (menghantam) dan nabrak bapak yang nongkrong di pinggir jalan itu,” kata salah satu saksi bernama Farel dikutip detikJatim.

    Akibat kejadian itu, Farel menyebut kondisi korban cukup parah karena terpental dan menderita luka di bagian kepala. Dari pantauan detikJatim, korban tergeletak dengan posisi terlentang penuh darah di sisi barat Masjid Al Akbar Surabaya. Terlihat luka di bagian wajah dan kepala sisi atas dan telah ditutup petugas gabungan menggunakan kantung jenazah dari Dinsos Surabaya.

    Sementara pelajar yang mengendarai Honda CBR 250 tanpa pelat nomor itu dievakuasi ke RS Bhayangkara Surabaya.

    “Yang meninggal tadi si bapak-bapak yang ditabrak, yang nabrak masih dibawa ke RS, kayaknya sih parah ya,” urai Farel.

    Proses evakuasi berlangsung saat hujan deras mengguyur. Petugas dari Unit Lantas Polsek Jambangan dan Unit Laka Satlantas Polrestabes Surabaya langsung melakukan olah TKP hingga memeriksa saksi serta mengangkut Honda Supra X hitam merah dan CBR 250 tanpa nopol berknalpot brong menggunakan mobil bak terbuka.

    Hal senada disampaikan Anggota Unit Laka Satlantas Polrestabes Surabaya Aiptu Sunarto. Ia menyatakan pihaknya masih mendalami hal tersebut.

    “Masih kami dalami, dugaan kami ditabrak dari belakang dan posisi Supra (korban) berhenti,” tuturnya.

    (dry/din)

  • Samsat Keliling hadir di 14 wilayah Jadetabek

    Samsat Keliling hadir di 14 wilayah Jadetabek

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya menyediakan gerai layanan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Keliling untuk membantu para wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor (PKB) di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek), pada Selasa.

    Sejumlah syarat harus diperhatikan sebelum membayar pajak kendaraan, yakni membawa beberapa dokumen seperti KTP, BPKB dan STNK asli yang disertai lampiran fotokopi.

    Gerai Samsat Keliling hanya melayani pembayaran PKB tahunan. Sedangkan untuk perpanjangan STNK (lima tahunan) dan ganti pelat nomor kendaraan harus mendatangi kantor Samsat terdekat.

    Melalui akun X resmi TMC Polda Metro Jaya, sejumlah wilayah itu sebagai berikut:

    1. Jakarta Pusat di halaman parkir Samsat Jakarta Pusat pukul 08.00 sd 14.00 WIB t dan JIEXPO Kemayoran pukul 11.00-21.00 WIB

    2. Jakarta Utara di halaman parkir Samsat dan Masjid Al-Musyawarah Kelapa Gading pukul 08.00-14.00 WIB

    3. Jakarta Barat di Mal Citraland pukul 08.00-14.00 WIB

    4. Jakarta Selatan di halaman parkir Samsat pukul 08.00-15.00 WIB dan TMP Kalibata pukul 08.00-14.00 WIB

    5. Jakarta Timur di halaman parkir Samsat dan Pasar Induk Kramat Jati pukul 08.00-14.30 WIB

    6. Kota Tangerang di Pangkalan Busway Foodmospher dan Alun-alun Cibodas pukul 08.00-11.00 WIB

    7. Serpong di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB dan Mal ITC BSD Serpong pukul 16.00-19.00 WIB

    8. Ciledug di Giant Poris Batu Ceper Kota Tangerang dan Rukan Fresh Market Green Lake City Cipondoh pukul 09.00-12.00 WIB

    9. Ciputat di Kantor Kelurahan Pondok Betung dan Pasar Gintung Ciputat Timur pukul 09.00-12.00 WIB

    10. Kelapa Dua di Pasar Modern Intermoda dan Halaman GTown Square Gading pukul 08.00-14.00 WIB

    11. Kota Bekasi di KFC Zamrud pukul 08.00-12.00 WIB

    12. Kabupaten Bekasi di Pasar Bersih Jababeka Pintu 11 Cikarang pukul 09.00-12.00 WIB

    13. Depok di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB dan RS Bhayangkara Brimob pukul 08.00 WIB sd 12.00 WIB

    14. Cinere di halaman parkir Samsat pukul 08.00-12.00 WIB.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mau Urus Pajak Kendaraan? Cek 14 Lokasi Samsat Keliling Hari Ini di Jadetabek

    Mau Urus Pajak Kendaraan? Cek 14 Lokasi Samsat Keliling Hari Ini di Jadetabek

    Jakarta, Beritasatu.com – Polda Metro Jaya kembali menyediakan layanan Samsat keliling hari ini untuk memudahkan warga dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB) di 14 lokasi yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) pada Selasa (25/2/2025).

    Informasi ini diumumkan melalui akun X resmi TMC Polda Metro Jaya, yang menginformasikan 14 lokasi Samsat keliling di wilayah Jadetabek sebagai berikut:

    1. Jakarta Pusat di halaman parkir Samsat Jakarta Pusat dan JIExpo Kemayoran pukul 11.00-21.00 WIB.

    2. Jakarta Utara di halaman parkir Samsat Jakarta Utara dan Masjid  Al Musyawarah Kelapa Gading pukul 08.00-14.00 WIB.

    3. Jakarta Barat di Mal Ciputra pukul 08.00-14.00 WIB.

    4. Jakarta Selatan di halaman parkir Samsat Jakarta Selatan pukul 08.00-15.00 WIB dan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pukul 09.00-14.00 WIB.

    5. Jakarta Timur di halaman parkir Samsat Jakarta Timur pukul 08.00-15.00 WIB dan Pasar Induk Kramat Jati pukul 08.00-14.00 WIB.

    6. Samsat keliling hari ini juga ada di Kota Tangerang yaitu di parkiran busway Foodmosphere pukul 08.00-14.00 WIB dan Alun-alun Cibodas pukul 08.00 WIB-11.00 WIB.

    7. Serpong di halaman parkir Samsat Serpong pukul 08.00-14.00 WIB dan ITC BSD Serpong pukul 16.00-19.00 WIB.

    8. Giant Poris Batu Ceper Kota Tangerang dan Rukan Fresh Market Green Lake City Cipondoh pukul 09.00 WIB-12.00 WIB.

    9.  Kantor Kelurahan Pondok Betung pukul 09.00-11.00 WIB dan Pasar Gintung Ciputat Timur pukul 09.00-12.00 WIB.

    10. Kelapa Dua di Pasar Modern Intermoda Cisauk BSD dan halaman GTOWN Square Gading pukul 08.00-14.00 WIB.

    11. Kota Bekasi KFC Zamrud 08.00-12.00 WIB.

    12. Kabupaten Bekasi di Pasar Bersih Jababeka pintu 11 Cikarang 09.00-12.00 WIB.

    13. Depok di halaman parkir Samsat Depok pukul 08.00-14.00 WIB dan RS Bhayangkara Brimob pukul 08.00-12.00 WIB.

    14. Cinere Halaman parkir Samsat pukul 08.00-12.00 WIB.

    Warga yang ingin melakukan pembayaran pajak kendaraan melalui Samsat keliling diminta untuk membawa dokumen-dokumen penting, seperti KTP, BPKB, dan STNK asli beserta fotokopinya.

    Perlu dicatat layanan Samsat keliling hari ini hanya melayani pembayaran PKB tahunan. Untuk perpanjangan STNK (lima tahunan) atau penggantian pelat nomor kendaraan, pemilik kendaraan tetap harus mengunjungi kantor Samsat terdekat.

  • Sebelum Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Sopir Taksi Online "Video Call" Istri dan Anak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 Februari 2025

    Sebelum Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Sopir Taksi Online "Video Call" Istri dan Anak Regional 24 Februari 2025

    Sebelum Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Sopir Taksi Online “Video Call” Istri dan Anak
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com

    Jannus Wiliam Simanjuntak
    (44), seorang sopir taksi online, ditemukan tewas dengan luka-luka parah di pinggir jalan Desa Suka Rinde, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten
    Deli Serdang
    .
    Penemuan mayatnya terjadi pada Senin (24/2/2025) pagi, mengejutkan pihak keluarga yang menyatakan bahwa Jannus menderita sejumlah luka sayat di bagian perut, wajah, leher, dan dada.
    “Kami terkejut karena jenazah Jannus ditemukan dengan kondisi mengenaskan. Korban terakhir kali berkomunikasi dengan istri pada Minggu (23/2/2025) sekitar pukul 18.00 WIB. Waktu itu, dia video call dengan istri dan anaknya, dan sedang berada di pinggir jalan daerah Tuntungan,” ungkap Luhut Simanjuntak, saudara korban, saat diwawancarai di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
    Luhut menjelaskan bahwa setelah komunikasi terakhir tersebut, Jannus tidak dapat dihubungi lagi, membuat istrinya cemas karena Jannus pamit untuk mencari sewa.
    Saat ini, jenazah Jannus sedang diotopsi di RS Bhayangkara.
    Pihak kepolisian menduga bahwa Jannus menjadi korban
    pembunuhan
    , mengingat mobilnya ditemukan di lokasi yang berbeda, yaitu di Gang Keluarga, Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Mangga, Kecamatan Tuntungan.
    “Ada bercak darah di mobil korban, di bagian kap bagasi mobil,” jelas Luhut.
    Kepala Polrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan, menyampaikan bahwa pihaknya masih mendalami kasus penemuan mayat tersebut.
    “Mayatnya di Kutalimbaru, mobilnya ketemu di daerah Tuntungan. Ada bercak darah ditemukan di mobil. Kami akan menghubungkan apakah darah ini ada korelasi dengan mayat,” ujarnya saat diwawancarai di Jalan Arief Rahman Hakim.
    “Dugaan kita ini pasti ada peristiwa pidana. Mudah-mudahan bisa kita lakukan pengungkapan. Lukanya ada sayatan di bagian leher,” lanjut Gideon. 
    Pihak kepolisian berharap dapat segera mengungkap pelaku di balik kematian Jannus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Geger Penemuan Janin di Selokan Dekat Terminal Pakupatan Serang

    Geger Penemuan Janin di Selokan Dekat Terminal Pakupatan Serang

    Serang

    Warga di Pakupatan, Kecamatan Cipocok Jaya, Serang, Banten, digegerkan dengan temuan janin yang dibuang ke dalam selokan. Saat ini, polisi melakukan penyelidikan untuk mencari pelaku yang membuang janin tersebut.

    Kapolsek Cipocok Jaya AKP Juwandi menyebut janin itu pertama kali ditemukan warga di selokan pukul 09.00 WIB pagi tadi. Warga awalnya curiga karena melihat darah yang ada di selokan.

    “Jadi saksi sedang menyapu depan rumah, ada selokan kecil terlihat ada darah,” kata Juwandi kepada wartawan, Minggu (23/2/2025).

    Saat dicek, rupanya warga itu melihat sesuatu yang dibungkus dalam pakaian. Begitu diangkat, rupanya ada janin yang sudah berbentuk manusia.

    “Diangkat ada janin dibungkus pakaian perempuan dan kaos anak kecil,” ucapnya.

    Janin itu lalu dibawa ke RS Bhayangkara Kota Serang. Berdasarkan pemeriksaan tim dokter, janin tersebut berjenis kelamin perempuan.

    “Janin berjenis kelamin perempuan. Kalau perkiraan (dibuang) malam atau menjelang subuh,” ujar Juwandi.

    Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait temuan janin tersebut. Polisi masih mengumpulkan informasi dari para saksi.

    “Ini lidik dulu, nanti lengkapnya oleh Polres,” pungkasnya.

    (bri/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Satu Orang Tewas dalam Duel Bersenjata Celurit di Padang Lumajang – Halaman all

    Satu Orang Tewas dalam Duel Bersenjata Celurit di Padang Lumajang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG – Carok atau duel senjata tajam yang melibatkan dua pria terjadi di Lumajang, Jawa Timur.

    Akibat kejadian itu, seorang pria berinisial M (50), warga Desa Merakan, Kecamatan Padang, meninggal dunia.

    Sementara itu, terduga pelaku, NM (62), yang masih tetangganya, kini dalam kondisi kritis.

    “Untuk kronologi pastinya, kami masih melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara). Keduanya yang terlibat duel merupakan tetangga,” ujar  Kasat Reskrim, Polres Lumajang, AKP Pras Ardinata saat dikonfirmasi di RS Bhayangkara, Minggu (23/2/2025).

    Pras menambahkan, duel carok tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.

    Menurut keterangan polisi, duel senjata tajam ini berlangsung tragis.

    Kedua pria tersebut sama-sama menggunakan celurit.

    “Korban meninggal dunia, sementara pelaku saat ini dalam kondisi kritis. Korban mengalami luka di kepala, tangan, dan punggung,” katanya.

    Informasi yang beredar menyebutkan bahwa duel carok ini berawal dari adu mulut atau cekcok. Emosi keduanya kemudian memicu perkelahian berdarah dengan senjata tajam.

    Diketahui, baik pelaku maupun korban sehari-hari bekerja sebagai petani dan sama-sama menggeluti perdagangan pete.

    Terkait motif di balik duel berdarah ini, Pras menegaskan bahwa polisi masih terus melakukan penyelidikan.

    “Kami masih melakukan penyelidikan terkait hal-hal yang berkaitan dengan kasus ini. Kami baru menerima laporan dan masih dalam proses pemeriksaan saksi-saksi di TKP,” pungkasnya. (Tribun Jatim Network/Erwin Wicaksono)

  • Pemuda ini Garang Rusak Rumah Orang Tua, Tapi Tertunduk saat Ditangkap Polisi: Contoh

    Pemuda ini Garang Rusak Rumah Orang Tua, Tapi Tertunduk saat Ditangkap Polisi: Contoh

    TRIBUNJATIM.COM – Nasib pemuda di Garut, Jawa Barat kini tertunduk setelah ditangkap polisi.

    Diketahui, pria itu merusak rumah orang tuanya secara membabi-buta.

    Pemuda itu mengamuk hingga merusak barang-barang yang ada di rumah.

    Insiden itu terjadi di Kampung Babakan, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (21/2/2025) sore.

    Kapolsek Banjarwangi, Iptu Amirudin Latif, mengatakan insiden itu dipicu masalah sang anak dengan ayahnya sendiri.

    ‘Pemuda tersebut mengamuk dan merusak barang-barang di rumahnya karenakan berantem dengan bapaknya,” ujar Amir saat dihubungi Tribunjabar.id, Sabtu (22/2/2025).

    Ia menuturkan saat kejadian sang ayah berhasil melarikan diri ke luar rumah lantaran anaknya semakin menjadi-jadi dengan merusak seisi rumah dengan membawa senjata tajam.

    Masyarakat yang melihat aksi tersebut kemudian melaporkannya langsung ke nomor layanan Taros Kapolres Garut.

    “Kemudian kami langsung amankan ke Mapolsek,” ungkapnya.

    Amir yang  aktif membagikan kesehariannya di media sosial, juga sempat membagikan video momen kebersamaannya dengan terduga pelaku.

    Ia menyebut kejadian itu harus menjadi pelajaran penting bagi masyarakat agar bisa tetap menghormati sosok orang tua.

    “Ini contoh anak yang berani sama orang tua, merusak rumah rumah orang tua dan mengancam orang tua terpaksa kami amankan,” 

    “Ini pembelajaran bagi kita semua, seburuk apapun orang tua kita, itu adalah orang tua kita yang wajib kita hormati,” ungkapnya.

    Pemuda tersebut hanya bisa tertunduk kemudian memberi gestur sepakat dengan ucapan Amir.

    “Jangan seperti orang ini sekarang ya ada di sini,” ujarnya. 

    Ancam rusak rumah

    Ia mengancam orang tuanya akan merusak rumah.  

    Pria berusia 30 tahun itu mengamuk lantaran merasa jadi anak tiri.

    Atas perbuatannya, warga Kampung Babakan, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, pun diamankan Polsek Banjarwangi pada Jumat (21/02/2025) siang. 

    Kapolsek Banjarwangi, Iptu Amiruddin Latif, menjelaskan pihaknya menerima laporan dari warga melalui aplikasi pesan “Taros Kapolres”.

    Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti anggota kepolisian yang segera turun ke lokasi kejadian.

    “Pemuda tersebut ngamuk membawa golok dan merusak barang-barang di rumahnya karena berantem dengan orangtuanya,” ungkap Amir dalam sambungan telepon.

    Amir menambahkan pemuda yang sudah berkeluarga ini mengamuk karena merasa kesal dan dianaktirikan oleh orangtuanya, yang dianggap memperlakukan dia berbeda dibandingkan dengan kakak-kakaknya.

    “Jadi akumulasi kekesalannya itu, ditambah pengaruh minuman keras, jadi memuncak hingga merusak rumah dan mengancam orangtuanya,” jelasnya.

    Dari hasil pemeriksaan, diketahui pemuda tersebut sering berselisih paham dengan orangtuanya, terutama terkait urusan warung yang dijaganya.

    “Jadi sudah sering ribut, orangtuanya sering curiga urusan warung yang dijaga pemuda itu,” tambah Amir.

    Aksi nekat pelaku juga didorong pengaruh alkohol yang dikonsumsinya.

    “Jadi pemicunya karena miras, sekarang sudah diamankan di Mapolsek Banjarwangi,” tuturnya.

    Kasi Humas Polres Garut, Ipda Adi Susilo, menambahkan kanal informasi “Taros Kapolres” yang dibuka oleh Kapolres Garut, AKBP Muhammad Fajar Gemilang, telah membantu aparat kepolisian dalam merespons berbagai masalah gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat.

    “Jadi kalau ada gangguan keamanan dan ketertiban, masyarakat bisa melaporkan langsung lewat WhatsApp ‘Taros Kapolres’ ke nomor 081113404040 atau ke sosial media Polres Garut,” pungkasnya. 

    Sementara itu, seorang anak membuat onar juga pernah terjadi di Semarang, Jawa Tengah.

    Seorang ayah sudah pasrah meski sempat kaget istrinya dibunuh oleh anak kandung sendiri.

    Ayah bahkan mengungkap bagaimana tabiat dari sang anak.

    Ayah baru tahu peristiwa tragis itu ketika sedang berada di tempat kerjanya.

    Peristiwa itu diketahui terjadi di Semarang, Jawa Tengah.

    Pembunuhan tragis yang dilakukan anak terhadap ibu kandung itu terjadi di Jalan Gunungsari RT 010 RW 009, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/2/2025).

    Sang anak bernama Imam Ghozali (36), seorang pengangguran yang sering buat onar diduga pencandu pil koplo.

    Imam Ghozali diduga membunuh ibunya, Salamah.

    Moeh Ghozali, suami Salamah dan ayah pelaku, mengungkapkan ia tidak mengetahui kejadian tersebut hingga pagi hari.

    “Saya baru tahu pukul 07.30. Saya diberitahu teman saya  datang ke tempat kerjaan. Bahwa saya harus pulang karena istri di bunuh,” ujarnya kepada tribunjateng.com, Rabu (19/2/2025).

    Moeh menjelaskan, pada saat kejadian, ia sedang bekerja dan tidak mengetahui alasan di balik tindakan anaknya tersebut.

    “Saya tidak tahu di mana lukanya dan apa penyebabnya,” tambahnya.

    Imam Ghozali merupakan anak pertama dari lima bersaudara.

    Menurut Moeh, Imam pernah meminta warisan rumah yang mereka tinggali.

    “Adik-adiknya marah waktu itu. Kamu gimana, wong tuo (orang tua) masih ada kok ngomong warisan,” ungkapnya.

    Moeh juga mengungkapkan Imam sering membuat ulah dan pernah terlibat keributan di luar rumah.

    “Anak saya bilang katanya mau di massa. Minta tolong ke ketua RT tetapi tidak berani, yang berani menghadapi saya” jelasnya.

    Moeh Ghozali menyatakan, ia ikhlas jika anaknya dihukum seberat-beratnya.

    “Saya tidak masalah jika dihukum seberat-beratnya. Jika perlu dihukum mati,” tegasnya.

    Sementara itu, kasus anak bunuh ibu kandung juga pernah terjadi di Sleman, Yogyakarta.

    Nasib nahas dialami ibu kandung yang dibunuh anaknya sendiri di Sleman, DI Yogyakarta.

    Pelakunya adalah seorang pria berinisial A.

    A ditangkap polisi setelah diduga melakukan kekerasan hingga menyebabkan ibu kandung berinisial MM meninggal.

    Ternyata, pelaku sudah menganiaya MM pada 29 Desember 2024 dan 1 Januari 2025.

    Hal itu seperti yang diungkap oleh Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo.

    “Kemudian pada 7 Januari 2025, korban meninggal dunia,” kata Edy Setyanto dalam jumpa pers, Kamis (30/01/2025), dilansir Kompas.com. 

    Kronologi Kejadian

    Kasus pembunuhan terhadap ibu kandung di Sleman ini, terungkap setelah penemuan jenazah korban di sebuah kebun kosong pada 12 Januari 2025.

    Pelaku diduga melakukan kekerasaan terhadap ibunya hingga korban meninggal dunia pada 7 Januari 2025. 

    Usai membunuh ibunya, pria berinisial A sempat membiarkan jenazah korban tergeletak di tempat tidur selama beberapa hari. 

    “Setelah beberapa hari, pada 10 Januari 2025, pelaku kemudian membawa jenazah korban ke kebun kosong di sekitar rumah dan menutupnya dengan daun,” ungkap Edy Setyanto. 

    Kapolresta Sleman mengungkapkan, ada penemuan mayat pada Minggu (12/1/2025) sekitar pukul 16.40 WIB.

    “Saat ditemukan (di kebun kosong), mayat ditutup dedaunan dan dalam kondisi mulai membusuk,” kata Kombes Pol Edy Setyanto, Kamis.

    Setelah diketahui adanya laporan penemuan mayat itu, pihak kepolisian melakukan identifikasi.

    Jenazah pun dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.

    Hasil autopsi menunjukkan adanya luka di leher bawah dan patah tulang rusuk, yang mengindikasikan adanya tindak kekerasan.

    “Kami curigai ada tindak kekerasan dan kami lakukan pemeriksaan,” jelas Edy. 

    Pelaku Tinggal Serumah dengan Korban

    Lebih lanjut, Edy menjelaskan, pelaku adalah anak kandung korban yang tinggal satu rumah dengan korban.

    Hal tersebut, diketahui dari hasil penyelidikan polisi. 

    “Pelaku anak kandung korban yang tinggal sama-sama dengan korban,” tuturnya.
     
    Sementara itu, dari hasil keterangan yang didapat, pelaku melakukan tindak kekerasan terhadap ibu kandungnya pada 29 Desember 2024.

    Di mana pelaku memukul bagian rusuk korban bagian kanan dan kiri.

    Akibatnya, korban meninggal dunia. 

    Pelaku lantas membawa korban ke kebun kosong yang berada di sekitar rumah. 

    Pelaku Merasa Jengkel

    Edy juga mengungkapkan, pelaku tega melakukan kekerasan terhadap ibu kandungnya karena merasa jengkel.

    “Motif pelaku merasa jengkel kepada korban karena korban merasa tidak sesuai terus saat dilayani oleh pelaku dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

    Edy menyebut, selama ini, korban dan pelaku tinggal serumah, hanya berdua.

    “Kakak-kakaknya (kakak pelaku) sudah berkeluarga dan tinggal bersama keluarganya. Pelaku ini tinggal bersama korban, jadi yang merawat korban selama ini adalah pelaku,” jelas Edy. 

    Pelaku Terancam Hukuman Paling Lama 15 Tahun

    Akibat perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 44 ayat (3) jo pasal 5 huruf (a) Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2024 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

    Adapun ancaman hukuman terhadap pelaku ini, paling lama 15 tahun penjara.

    “Ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara,” kata Edy.

    Penyidik juga berkoordinasi dengan pihak RSJ Grhasia, Pakem, Kabupaten Sleman untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan pelaku.

  • Carok Maut di Lumajang, 2 Pria Bertetangga ini Duel Celurit usai Cekcok Hebat, 1 Orang Tewas di TKP

    Carok Maut di Lumajang, 2 Pria Bertetangga ini Duel Celurit usai Cekcok Hebat, 1 Orang Tewas di TKP

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Erwin Wicaksono

    TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG – Insiden pertikaian dengan senjata tajam terjadi di jalanan Desa Tanggung, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (23/2/2025).

    Kasat Reskrim, Polres Lumajang, AKP Pras Ardinata menerangkan pertikaian tersebut menewaskan 1 orang.

    Peristiwa carok atau duel senjata tersebut melibatkan dua orang pria.

    Korban tewas adalah M (50) warga Desa Merakan, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    Sementara, terduga pelaku adalah NM (62) warga Desa Merakan, Kecamatan Padang.

    “Untuk kronologi penyebab pastinya kami masih melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara).  Keduanya (yang terlibat duel) merupakan tetangga,” ujar Pras ketika dikonfirmasi di RS Bhayangkara.

    Pras menambahkan, peristiwa duel carok tersebut terjadi pada pukul 09.00 WIB.

    Menurut keterangan dari polisi, peristiwa duel senjata tajam berlangsung dengan tragis. Kedua orang yang bertikai sama-sama memakai senjata tajam jenis celurit.

    “Korban meninggal dunia, sementara untuk terlapor saat ini kondisinya kritis. Korban mengalami luka di kepala, tangan dan punggung,” terangnya.

    Sementara itu, informasi yang beredar menyebutkan jika duel carok keduanya berawal dari adu mulut atau cekcok.

    Emosi keduanya kemudian memicu terjadinya duel berdarah dengan senjata tajam tersebut. 

    Menurut informasi, baik pelaku maupun korban sehari-hari bekerja sebagai petani. Keduanya juga diketahui sama-sama menggeluti perdagangan pete.

    Menanggapi perihal motif duel berdarah atau carok maut yang terjadi, Pras menegaskan polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan.

    “Terkait hal hal yang berkaitan dalam kasus ini, kami masih melakukan penyelidikan. Kami juga baru mendapatkan laporan. Masih proses dan perlu memeriksa saksi-saksi yang berada di TKP,” pungkasnya.

  • Ibu Jadi Korban KDRT Suaminya Malah Lapor ke Damkar, Alasan Tak Pergi ke Polisi Dikuak Kompolnas

    Ibu Jadi Korban KDRT Suaminya Malah Lapor ke Damkar, Alasan Tak Pergi ke Polisi Dikuak Kompolnas

    TRIBUNJATIM.COM – Viral seorang ibu lapor ke petugas pemadam kebakaran (Damkar) setelah dirinya menjadi korban KDRT.

    Diketahui, tugas damkar sendiri selain memadamkan api juga menyangkut banyak hal.

    Namun menangani cekcok pasangan suami istri di Lebak, Banten ini menuai sorotan.

    Peristiwa ini terkuak bermula dari markas Damkar Lebak di Rangkasbitung didatangi oleh seorang wanita yang diduga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya, Sabtu (15/2/2025).

    “Ibu tersebut datang ke markas, minta tolong untuk dibantu karena sudah dipukul oleh suaminya sendiri,” kata petugas yang menerima laporan tersebut, dikutip dari Kompas.com (16/2/2025).

    Kejadian itu pun ramai di media sosial karena perkaraan KDRT biasanya ditangani oleh pihak kepolisian.

    “GOOD JOB. Bukan Ngadu ke Polisi, Warga Lapor Damkar Lihat Pasutri Cekcok Berujung KDRT,” tulis akun @Korban********. 

    “KDRT ituu..laporkan ke dinas Damkar ajaa..biar diredam amarahnya, ga usah lapor ke polisi..percuma,” tulis akun @ton****.

    Lalu, bagaimana tanggapan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyikapi hal tersebut?

    Kata Kompolnas soal KDRT lapor ke Damkar

    Komisioner Kompolnas Muhammad Choirul Anam mengatakan, masyarakat yang melaporkan berbagai masalah, termasuk dugaan KDRT di Lebak, Banten bisa disebabkan oleh berbagai hal.

    Kendati demikian, laporan-laporan tersebut tidak pula menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan atau tingkat pengaduan masyarkat ke kepolisian turun.

    “Saya tidak tahu persisnya seperti apa masalahnya. Tapi bisa jadi yang paling dekat, yang paling assessable dengan peristiwa itu Damkar, misalnya” ujarnya , Sabtu (22/2/2025), dikutip dari Kompas.com.

    “Tapi kalau dikatakan dengan kayak begitu (lapor ke Damkar bukan ke Polisi) terus angka pengaduan kepada polisi menurun, sepertinya ndak,” tambah dia.

    Choirul mengatakan, angka pengaduan masyarakt dalam berbagai masalah penegakan hukum masih tinggi kepada kepolisian.

    Apalagi, tambah dia, ada saluran digital untuk memberikan laporan, termasuk saluran di aplikasi WhatsApp yang dibuat oleh Propam (Profesi dan Pengamanan). 

    “Nah angka itu (pengaduan ke kepolisian), semakin tinggi dengan adanya saluran-saluran tersebut,” ujar Choirul. 

    Terkait kasus dugaan KDRT pasutri di Lebak, Banten, menurut Choirul, kemungkinan pihak keluarga tidak ingin membawanya ke ranah hukum. 

    “Untuk kasus Damkar itu kita tidak tahu persis apa masalahnya, tapi memang bisa jadi secara teknis mungkin dekat atau mungkin keluarga juga takut lapor di kepolisian karena ada UU KDRT, sehingga bisa dilanjutkan ke ranah pidana. Jadi saya melihatnya itu,” tambahnya.

    Tugas Damkar dan Polisi Bersinggungan

    Pemerhati kepolisian sekaligus Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti menuturkan, pasutri di Lebak yang memilih untuk lapor ke Damkar, bukan menjadi indikator bahwa kepercayaan masyarakat kepada kepolisian berkurang.

    “Saya tidak melihat hal tersebut ada kaitannya dengan berkurangnya kepercayaan masyarakat kepada suatu instansi tertentu,” ujar Poengky, terpisah.

    Menurutnya, hal itu dapat disebabkan karena masyarakat terlalu bersemangat, ketidaktahuan, atau bisa lantaran ada kepercayaan dari masyarakat bahwa kiner instansi tersebut bagus.

    “Makanya dalam kaitannya dengan pasutri cekcok lapor Damkar disebut sebagai cerita unik dalam topik Damkar Serba Bisa di Kompas.com. Satu contoh bukan berarti menunjukkan masyarakat enggan lapor KDRT ke polisi atau sudah tidak percaya polisi,” kata Poengky. 

    Dia menyampaikan, semua instansi sudah memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing. 

    Meski begitu, ada kalanya tugas-tugas instansi tersebut beririsan atau bersinggungan, sehingga membutuhkan kerja sama yang baik antar instansi, khususnya dalam situasi darurat. 

    “Di Indonesia kita punya 112, di AS ada 911. Sehingga jika nomor telepon 112 ditekan, berarti terjadi situasi darurat yang membutuhkan kehadiran beberapa petugas instansi secara bersama, seperti polisi, ambulans, dan damkar,” ucapnya. 

    “Oleh karena itu perlu seringnya sosialisasi ke masyarakat terkait layanan kedaruratan (112) atau layanan kedaruratan khusus instansi, misalnya 110 untuk polisi, 113 untuk Damkar, 115 untuk Basarnas, 119 untuk Kementerian Kesehatan, dan 117 untuk BNPB,” tambahnya.

    Sementara itu kasus KDRT lainnya juga pernah viral di media sosial.

    Masih ingat sosok Tante Lala? 

    Sosoknya terkenal sebagai seleb TikTok karena sering live jualan dengan gaya bicara yang nyablak tapi kocak.

    Lama tak terdengar kabarnya, Tante Lala kini dikabarkan mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 

    Selain itu, sempat beredar video dirinya tengah berada di Pengadilan Agama Manado untuk mengurus perceraiannya dengan sang suami, Alfian.

    Pada Kamis (20/2/2025), Tante Lala melakukan live sambil menangis, lewat akun baru di media sosialnya. 

    Tante Lala live menggunakan akun @stellaztart, sementara akun lamanya @tantelalapunyacerita sudah tidak aktif sejak akhir tahun 2024.

    Live Tante Lala nangis ini memperkuat dugaan warganet alias netizen atas masalah rumah tangga si seleb TikTok. 

    Dalam video yang diunggah akun fans page, Tante Lala disebut cerai karena mengalami KDRT.

    “Alhamdulillah tinggal menunggu keputusan yang terbaik. Banyak yang bertanya-tanya tante lala kenapa cepat sekali proses cerai? 

    Kamu tahu Tante Lala berduit berapa lama sewa pengacara. 

    Trus ada bukti hasil visum KDRT dari laporan kepolisian Polsek Malalayang di RS Bhayangkara pada tanggal 23 Desember itu,” tulis keterangan akun @tantelala_lovers, Jumat (14/2/2025).

    Video singkat tersebut diduga menjadi banyak pertanyaan netizen saat live.

    Dan Tante Lala enggan menjelaskan lebih panjang. Wanita berusia 26 tahun tersebut hanya meminta doa agar bisa bertahan hidup demi anak-anaknya.

    Namun Tante Lala juga tak membantah tentang KDRT ataupun perceraiannya.

    “Tolong support saya, jangan cuma tanya-tanya aja apa masalah saya, sampai saya mau bunuh diri.”

    Kalian tidak tahu yang saya rasakan

    Semuanya semangati saya ya demi anak-anak. InsyaAllah kalian semangati saya ya guys.

    Soalnya anak-anak butuh saya. Mereka membutuhkan saya, saya juga bisa menghibur kalian supaya saya bisa mendapatkan uang,” ujar Tante Lala.

    “Tapi demi Allah ini bukan masalah ekonomi. Yang bikin saya menangis itu, banyak yang merindukan aktivitas saya (di TikTok) terus saat saya live pada tanya, tante kenapa sekarang kurus banget,” tambahnya.

    Selain aktif lagi bermain TikTok, Tante Lala nampak kembali terjun ke dunia musik. Ia nampak menerima tawaran pekerjaan menyanyi di wilayahnya.

    Lantas siapakah sosok Tante Lala?

    Tante Lala saat syuting bersama Nikita Mirzani. (YouTube TRANS TV Official)

    Tante Lala memiliki nama lengkap Nurlela Yusuf.

    Seleb TikTok ini berasal dari Gorontalo, Sulawesi Utara.

    Tante Lala pernah mengatakan dalam sebuah wawancara lahir pada 1995, tepatnya tanggal 10 Juni.

    Menurut pengakuannya, Tante Lala awalnya mulai aktif di media sosial Facebook hingga kerap melakukan siaran langsung.

    Ia pun mulai dikenal di kalangan pengguna Facebook di wilayahnya gara-gara menyebut Rafa sebagai ‘anak durhaka’.

    Dulunya ia sempat dikenal publik saat videonya mengajari Rafa menghafal Pancasila viral pada 2020.

    Pun ia sempat diundang ke berbagai program acara TV bersama putranya, Rafa.

    Lalu pada 2022, ia mulai beralih ke TikTok dan aktif melakukan siaran langsung saat mempromosikan barang endorse.

    Bongkar Penghasilan usai Viral

    Tante Lala, Seleb TikTok diduga alami KDRT dan cerai dengan sang suami. (Instagram/tantelala_punyacerita)

    Diwartakan Kompas.com, Tante Lala membongkar penghasilannya saat ini.

    Ia menyebut telah menghasilan ratusan juta rupiah karena kerap melakukan siaran langsung di media sosialnya.

    Hal itu ia ungkapkan dalam program Pagi Pagi Ambyar Trans TV, dikutip Tribunnews Sabtu (19/3/2022).

    “Ya pokoknya lewat dari Rp500 (juta) lah,” kata Tante Lala

    Terlebih lagi, Tante Lala juga mengaku sudah bisa membeli mobil secara tunai seharga Rp270 juta.

    “Cash, itu Rp270 juta. Alhamdulillah dua minggu lebih enggak sampai (bisa beli mobil),” ucap tante Lala.

    Menurutnya, penghasilan ratusan juta yang berhasil dikumpulkannya berasal dari gift penonton saat live, komisi penjual, dan juga endorse.

    “Ada komisi-komisi dari penjual, ada biaya dari owner yang endorse Tante Lala, jadi Alhamdulillah terkumpul rapi dan bisa beli mobil,” lanjut tante Lala.

    Dulu Penjual Nasi Kuning

    Tante Lala mengungkapkan dulunya sebagai penjual nasi kuning dan kue.

    Usaha itu sudah ia buka sejak lima tahun lalu dan hingga kini masih ia jalani.

    Ia dan suaminya kerap menjajakan dagangannya keliling kompleks.

    Namun kini usai viral, ia mulai mengurangi waktu berjualannya.

    “Duh dulu sebelum Tante Lala viral, pergi jualan pukul 07.00 pagi nanti pukul 12.00 habis kadang pun tak habis, tapi sekarang sudah viral kalau pergi pukul 07.00 pagi, baru pukul 10.00 sudah habis,” kata Tante Lala, seperti diberitakan Tribun Solo.

    Berita Seleb lainnya