Tempat Fasum: RS Bhayangkara

  • Jumlah Warga Keracunan Makanan di Klaten Bertambah, 1 Orang Meninggal

    Jumlah Warga Keracunan Makanan di Klaten Bertambah, 1 Orang Meninggal

    Jakarta

    Jumlah warga korban keracunan makanan acara hajatan wayang di Desa Karangturi, Gantiwarno, Klaten bertambah. Kini jumlahnya mencapai 103 orang setelah sebelumnya terdata hanya puluhan orang.

    Kalak BPBD Kabupaten Klaten, Syahruna menyampaikan jumlah tersebut merupakan data per Senin (14/4/2025) pukul 23.40 WIB. Sementara, satu orang dilaporkan meninggal dunia.

    “Data terakhir pada pukul 23.40 WIB tadi malam ada 103 orang dan satu meninggal dunia. Yang meninggal bapak S ,” jelas Kalak dilansir detikJateng, Selasa (15/4/2025).

    Ratusan warga mengalami gejala diare, muntah, dan panas. Sebanyak 31 orang menjalani rawat inap.

    “103 orang tersebut mengalami gejala diare, muntah, dan panas. Dengan jumlah warga yang rawat inap dan dirujuk sebanyak 31 orang,” terang Syahruna.

    Pasien yang rawat dan dirujuk, sambung Syahruna, dirujuk ke beberapa RS di Klaten maupun Jogja. Di antaranya ke RS Bagas Waras dan juga RS Bhayangkara Jogja.

    Ratusan orang itu diduga keracunan saat acara wayangan di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Acara wayang sendiri berlangsung Minggu (13/4/2025).

    Baca selengkapnya di sini.

    (dek/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jumlah Korban Jiwa Kecelakaan Mobil BMW di Surabaya Jadi 2 Orang, Sopir Terpengaruh Alkohol – Halaman all

    Jumlah Korban Jiwa Kecelakaan Mobil BMW di Surabaya Jadi 2 Orang, Sopir Terpengaruh Alkohol – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terjadi kecelakaan maut di kawasan Makam Pahlawan, Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/4/2025) dini hari.

    Kecelakaan tersebut melibatkan sebuah mobil BMW dan tiga pengendara sepeda motor.

    Terkini, korban tewas dalam kecelakaan tersebut bertambah, jumlahnya menjadi dua orang.

    Awalnya, kecelakaan ini hanya menyebabkan satu orang pemotor tewas dan dua lainnya mengalami luka berat.

    Akan tetapi, korban luka berat berinisial SN (71), pengendara motor Honda Astrea dengan nomor polisi (nopol) L-9970-OZ dikabarkan meninggal dunia.

    Warga Jember, Jawa Timur tersebut meninggal dunia saat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Surabaya, Senin (14/4/2025) dini hari. 

    “Iya, korban meninggal dalam perawatan,” ujar Kasat Lantas Polrestabes Surabaya AKBP Herdiawan Arifianto saat dihubungi Surya Malang, Senin.

    Saat disinggung terkait dugaan penyebab kecelakaan, Arifianto menyatakan, sopir mobil BMW berinisial AA (25) mengemudi dalam keadaan terpengaruh minuman beralkohol. 

    “Berdasarkan hasil pemeriksaan alkohol portable didapatkan hasil 0,030 atau ±30 persen,” ungkapnya. 

    Namun, mengenai penetapan tersangka terhadap sopir asal Jalan Hayam Wuruk, Purworejo, Pasuruan ini, Arifianto menyebut pihaknya akan melakukan gelar perkara.

    “Untuk penetapan (status hukum) insyaallah hari ini (Senin, 14 April 2025),” tuturnya.

    Kejadian Kecelakaan  

    Kanit Laka Satlantas Polrestabes Iptu Suryadi mengatakan, pada hari kejadian, kecelakaan itu mengakibatkan pemotor Honda Beat dengan nomor polisi L-4788-BAS, berinisial AFN (20), warga Babatan, Wiyung, Surabaya, meninggal dunia di lokasi. 

    Lalu pemotor ojek online Honda Scoopy bernopol L-3836-SM yang dikendarai MTS (24) yang membonceng penumpang warga negara asing (WNA) Prancis, RPM (27) juga mengalami luka ringan.

    Kronologi kecelakaan berawal ketika mobil BMW berjalan dari arah timur ke barat di Jalan Mayjen Sungkono. 

    Setibanya di TKP, pengemudi mobil BMW diduga tidak konsentrasi sehingga menabrak tiga pengendara motor yang melaju searah di depannya. 

    Masing-masing ialah motor Honda Beat bernopol L-4788-BAS, motor Honda Astrea bernopol L-4970-OZ, dan motor Honda Scoopy bernopol L-3836-SM.

    “Kemudian Mobil BMW oleng ke kiri menabrak pohon depan TMP.”

    “Akibat laka lantas tersebut Aditya Febriansyah Nur Fauzi meninggal dunia di TKP,” ujar Suryadi.

    Salah satu korban selamat, Sukirman mengatakan, dirinya sempat melihat pengemudi mobil BMW tersebut setelah kecelakaan. 

    Menurutnya, pengemudi tampak seperti orang yang kehilangan kesadaran. 

    “Setelah menabrak, dia keluar dari mobilnya dengan langkah sempoyongan, seolah-olah sedang mabuk berat,” ujar Sukirman, Minggu.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kecelakaan Maut BMW Seruduk 3 Pemotor di Surabaya Diduga karena Sopir Mabuk, Korban Tewas Bertambah.

    (Tribunnews.com/Deni)(SuryaMalang.com/Luhur Pambudi)

  • 11 Jenazah Pendulang Emas yang Dibunuh KKB Ditemukan di 5 Tempat Berbeda

    11 Jenazah Pendulang Emas yang Dibunuh KKB Ditemukan di 5 Tempat Berbeda

    loading…

    Sebelas jenazah pendulang emas korban pembunuhan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua Pegunungan telah ditemukan seluruhnya di lima lokasi berbeda. FOTO/IST

    JAKARTA – Sebelas jenazah pendulang emas korban pembunuhan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua Pegunungan telah ditemukan seluruhnya di lima lokasi berbeda. Tim Disaster Victim Identification (DVI) selesai melakukan otopsi terhadap tiga jenazah yang telah dievakuasi.

    Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen. Pol Faizal Ramadhani memerinci, satu jenazah ditemukan di Kabupaten Pegunungan Bintang, dan dua jenazah ditemukan di Camp 22.

    “Lalu satu jenazah ditemukan di Muara Kum, lima jenazah ditemukan di dua titik di Kampung Binki, dan dua jenazah ditemukan di Tanjung Pamali,” kata Faizal melalui keterangan resminya, dikutip Minggu (13/4/2025).

    Faizal mengungkap, saat ini Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari RS Bhayangkara Jayapura dan RSUD Dekai selesai melakukan otopsi terhadap tiga jenazah yang telah dievakuasi.

    “Dari hasil identifikasi, dua korban berhasil dikenali, pertama atas nama Wawan dari TKP Camp 22, kedua atas nama Stenli dari TKP Muara Kum,” ucapnya.

    Sementara, kata Faizal, satu jenazah lainnya dari lokasi yang sama masih dalam proses pencocokan data antemortem.

    Faizal mengatakan, bila tidak ada keluarga yang menjemput jenazah teridentifikasi dalam waktu dekat, maka pemakaman akan dilakukan di Yahukimo.

    “Karena kondisi jenazah yang semakin membusuk dan mengeluarkan cairan,” katanya.

    (abd)

  • RS Bhayangkara Jayapura Berhasil Identifikasi Dua Jenazah Korban KKB di Yahukimo, Ini Identitasnya – Halaman all

    RS Bhayangkara Jayapura Berhasil Identifikasi Dua Jenazah Korban KKB di Yahukimo, Ini Identitasnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari RS Bhayangkara Jayapura dan RSUD Dekai telah berhasil mengidentifikasi dua jenazah korban pembunuhan diduga oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Yahukimo Papua Pegunungan.

    Hal itu setelah tim DVI elakukan otopsi terhadap tiga jenazah. 

    Dari hasil identifikasi, dua korban berhasil dikenali yakni An. Wawan dari TKP Camp 22 dan An. Stenli dari TKP Muara Kum.

    Sementara satu jenazah lainnya dari lokasi yang sama masih dalam proses pencocokan data antemortem.

    Hingga Sabtu (12/4/2025), total 11 jenazah masyarakat sipil penambang emas telah ditemukan. 

    Dari jumlah tersebut, 4 jenazah telah dievakuasi sebelumnya dan 7 lainnya dievakuasi hari ini.

    Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi dan menyerahkan seluruh proses penanganan kepada aparat.

    “Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan bijak dalam menyikapi informasi. Jangan mudah terprovokasi oleh narasi menyesatkan. Aparat keamanan terus bekerja maksimal demi menjamin keselamatan warga,” tegas Kombes Yusuf dalam keterangan.

    Evakuasi jenazah dan penanganan korban selamat akan terus dilakukan. 

    Polri melalui Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 juga akan memberikan pembaruan informasi resmi secara berkala kepada publik.

    Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen. Pol. Faizal Ramadhani menyatakan bahwa proses evakuasi akan terus dilanjutkan dengan memperhatikan keselamatan seluruh personel yang bertugas di lapangan.

    “Kami mengerahkan seluruh kekuatan terbaik untuk mengevakuasi para korban dan menyelamatkan warga yang masih mungkin menjadi sasaran. Situasi di lapangan sangat menantang, namun kami tetap fokus menyelesaikan misi kemanusiaan ini dengan cepat dan hati-hati,” ujar Brigjen Faizal.

    Operasi besar ini melibatkan total 307 personel gabungan, yang terdiri dari personel Polres Yahukimo, TNI, dan Satgas Ops Damai Cartenz 2025.

     

  • Mahasiswa S2 dan Perawat yang Tewas di Kos Surabaya Sudah Nikah Siri, Bakal Gelar Resepsi Besar – Halaman all

    Mahasiswa S2 dan Perawat yang Tewas di Kos Surabaya Sudah Nikah Siri, Bakal Gelar Resepsi Besar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasangan yang ditemukan tewas di sebuah kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Surabaya, Jawa Timur (Jatim) pada Kamis (10/4/2025) siang, ternyata sudah menikah siri.

    Kedua korban tersebut adalah pria berinisial LH (29), pengusaha di bidang kreatif desain asal Pamekasan, Jatim, sekaligus mahasiswa magister hukum di kampus swasta Surabaya.

    Sedangkan identitas sang wanita yakni NA (31), warga Tunggunjagir, Mantup, Lamongan, Jatim, yang berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit swasta di Surabaya.

    Teman dekat korban LH, Hamdan Muafi (29), mengungkapkan bahwa kedua korban sudah menikah secara siri di kediaman si wanita Kabupaten Lamongan, pada November 2024 silam.

    Semenjak itu, LH dan NA memutuskan untuk tinggal bersama di kosan yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) penemuan jasad kedua korban tersebut.

    “(Nikah siri) Sejak November 2024. Iya (sejak saat itu mereka tinggal bersama). Sebelum itu, dia tinggal sama kita, teman-teman kita. Ada yang namanya Faisol, ada Muslim. Lalu saat dia nikah siri, akhirnya pindah tempat tinggal dia pindah dengan istrinya,” kata Hamdan di balai pertemuan kawasan Wonocolo, Surabaya, Jumat (11/4/2025) siang, dilansir Surya.co.id.

    Menurut Hamdan, sebelum menikah secara siri, LH dan NA sudah menjalin hubungan asmara selama kurun waktu 2 tahun.

    Bahkan, Hamdan mengetahui profesi NA sebagai perawat melalui cerita LH, termasuk melihat konten media sosial pribadi milik LH yang mengekspos kemesraan hubungan mereka secara berkala.

    “Sudah 1,5-2 tahun. Saya juga tahu kalau profesi si ceweknya juga perawat. Sering dibuat story dan segala macam. Suka diajak jalan-jalan,” ungkap Hamdan.

    Hamdan juga mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang pernah didengarnya dari LH, kedua korban telah merencanakan menggelar resepsi pernikahan dalam waktu dekat pada tahun 2025.

    Hanya saja, Hamdan tidak mengetahui secara pasti tanggal dan waktu pelaksanaan pernikahan mereka.

    Tetapi, LH disebut sudah berusaha mempersiapkan pelaksanaan pernikahan tersebut, sejak beberapa waktu lalu, termasuk menabung untuk keperluan pesta dan hal ikhwalnya.

    “Selanjutnya, curhat teman saya ini, sehari sebelum kejadian, bahwa teman saya ini akan melangsungkan pernikahan secara besar-besaran. Artinya dia mau menikah, dan sudah mendapatkan tanggal yang bagus, tahun ini. Tapi saya enggak tahu detailnya. Dan dia sudah menabung agar dapat menikah tahun ini,”  beber Hamdan.

    Diketahui bahwa beberapa jam sebelum ditemukan tewas bersama NA, LH sempat nongkrong dengan teman-temannya di sebuah warkop kawasan Kelurahan Margorejo, Wonocolo, Surabaya, pada Rabu (9/4/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.  

    Disinggung mengenai adanya firasat yang menandai kepergian sang teman LH, Hamdan menampiknya.

    Hamdan merasa tidak memperoleh adanya firasat atau keanehan apapun yang menandai kepergian sang teman.

    Bahkan, Hamdan baru mengerti bahwa jasad pria yang ramai diberitakan melalui berbagai platform media mainstream pada Kamis lalu adalah temannya sendiri, setelah dimintai tolong oleh keluarga besar LH di Pamekasan, untuk memastikan kabar tersebut.

    “Itu dia. Sama sekali gak ada. Karena saya terakhir kali komunikasi dengan dia, saya berpisah dari tongkrongan ngopi jam 16.00 Rabu, dan besoknya dia sudah gak ada. Saya ketemu terakhir di warkop kawasan Margorejo. Bahkan saat momen mudik lebaran. Dia selalu tanya ke saya; kapan balik ke Surabaya. Saya kan mudik di Madura. Dia tanya saya kapan balik ke Surabaya, biar bisa ngopi,” papar Hamdan.

    Hamdan diutus oleh kerabat LH di Pamekasan untuk memeriksa jenazah yang dievakuasi ke kamar mayat RS Bhayangkara Surabaya.

    Setelah melihat langsung ciri-ciri jenazah, ternyata memang benar bahwa jasad tersebut merupakan LH.

    “Baru setelah itu, ada keterangan dari pihak keluarga minta saya untuk dicarikan informasi lebih lanjut; apakah ini berita ini benar korban adalah keluarga mereka. Akhirnya, saya cek, melalui beberapa media. Ciri-cirinya benar, dan memang saya tahu juga si cewek. Setelah saya selidiki, ternyata 90 persen mirip, setelah itu, saya ke RS Bhayangkara untuk memastikan,” terangnya.

    Hingga jenazah diserahkan oleh pihak kepolisian kepada pihak keluarga para korban berada di Kompartemen Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya, pada Jumat, pukul 00.00 WIB.

    Hamdan mengaku bahwa dirinya belum mengetahui penyebab tewasnya LH dan NA di kamar kosan tersebut.

    “Saya terakhir mendampingi sampai di RS Bhayangkara, belum ada informasi apapun. Masih penyelidikan. Lebih lengkap tanya pihak kepolisian,” tandasnya.

    Awal Mula Penemuan Jasad

    Penemuan jasad NA dan LH ini terungkap setelah kerabat korban, Nur Aprilianti mendatangi kosan tersebut. 

    Nur Aprilianti menjelaskan bahwa awalnya dia ditelepon kakak kandung korban yang tinggal di Kabupaten Lamongan.

    Sang kakak mengungkapkan, NA tak menjawab saat ditelepon berulang kali. 

    Padahal hari itu, NA dijadwalkan mendampingi proses operasi di RS tempatnya bekerja. 

    Tetapi, NA tak kunjung tiba di RS, bahkan sama sekali tidak memberikan informasi apapun berupa surat tertulis ataupun pesan singkat melalui percakapan WhatsApp (WA).

    Akhirnya, pihak RS menghubungi kerabat korban NA yang tinggal di Kabupaten Lamongan, untuk melaporkan kabar tersebut. 

    Akhirnya keluarga di Lamongan meminta Nur Aprilianti yang tinggal di Surabaya, untuk mendatangi kosan korban. 

    “Mungkin pihak RS menghubungi kakaknya di Lamongan. Lalu kakaknya menghubungi saya untuk memeriksa korban,” ujar Nur Aprilianti sambil sesenggukan saat ditemui di TKP, dilansir Surya.co.id.

    Setibanya di lokasi, Nur Aprilianti mendapati kondisi pintu kamar yang berada di lantai dua bangunan paling ujung Gang XII tersebut, dalam keadaan terkunci rapat. 

    Berkali-kali ia mengetuk, tetapi tak kunjung memperoleh jawaban atau respon apapun. Nur Aprilianti lantas menduha kosan tersebut dikunci dari dalam. 

    Nur Aprilianti pun berinisiatif menghubungi pihak pengelola kosan, untuk meminta kunci cadangan seraya melaporkan kejadian yang dialami kerabatnya. 

    Apesnya, pengelola kosan saat itu sedang bepergian ke luar kota.

    Tak ingin ambil pusing, Nur Aprilianti pun menghubungi tukang penyedia pembuatan kunci cadangan untuk membuat duplikat kunci kosan agar dapat membuka kamar tersebut. 

    Setelah pintu tukang jasa pembuat kunci cadangan berhasil mencongkel kunci dan membuka pintu kosan tersebut.

    Bak disambar petir di siang bolong, Nur Aprilianti malah mendapati adanya tubuh NA tergeletak menghalangi celah haluan pintu kosan terbuka. 

    Nur Aprilianti pun mencoba membangunkan NA dengan menggoncang-goncangkan tubuhnya. 

    Terlebih, NA tergeletak berdekatan dengan tubuh pacarnya HM (28) yang juga dalam keadaan tak bergerak.

    Mendapati ada yang tak beres dengan kondisi kedua korban, Nur Aprilianti langsung turun ke lantai dasar untuk menelepon beberapa temannya yang tinggal di Surabaya untuk meminta disambungkan kepada tim medis guna melakukan pemeriksaan terhadap kondisi para korban. 

    “Lalu saya buka pintu, posisi korban menghalangi pintu terbuka. Jadi saya gak bisa buka pintu sampai ngeblak (terbuka lebar) gitu. Lalu saya goyang-goyangin, saya bangunin gak bisa akhirnya saya turun untuk hubungi teman saya untuk telpon ambulan. Karena saya panik banget gak tahu mau ngapain,” ungkap Nur Aprilianti.

    Menurut Nur Aprilianti, dia terakhir kali berkomunikasi dengan korban melalui WhatsApp (WA), pada Jumat (4/4/2025).

    Kala itu, dia berada di rumah keluarga besarnya di Kabupaten Lamongan. 

    “Gak ada (firasat). Karena kami terakhir ketemu tanggal 5 (April 2025), karena saya saat itu di Lamongan. Dia otw (on the way atau menuju) ke Lamongan. Lalu malamnya balik ke Surabaya lagi,” sebutnya.

    Sementara itu, berdasarkan penuturan Nur Aprilianti, NA terakhir kali berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain melalui chatting dan telepon WA pada Rabu sekitar pukul 21.30 WIB.

    “Kalau keluarga Lamongan, ditelepon tadi. Pihak keluarga di Lamongan masih chat-an dan telpon jam 9 malam, dengan korban,” ucapnya.

    Ada Alat Suntikan

    Selain itu, ditemukan alat bekas suntikan beserta beberapa tabung ampul bekas wadah cairan obat di dekat jasad  NA dan HL. Temuan itu diketahui Nur Aprilianti dari polisi.

    Alat suntik dan beberapa ampul obat tersebut tergeletak di dekat jasad kedua korban yang berbeda posisinya. 

    Alat suntik tersebut diketahui tidak sedang dalam keadaan menancap pada bagian tubuh kedua korban. 

    Jasad LH dalam posisi terlentang. Sedangkan, jasad NA tergeletak dalam keadaan tertelungkup di dekat bagian tubuh sisi bawah pasangannya itu.

    Saat disinggung isi, jenis dan takaran ampul obat tersebut, Nur Aprilianti mengaku, tidak mengetahuinya. 

    “Diinfoin cuma ada suntikan di sampingnya. Ada jarumnya. Katanya ada,  beberapa ampul. 1 atau 2 ampul. Tapi gak tahu obatnya apa. Itu tabung cairan obat,” kata Nur Aprilianti.

    Untuk apa suntik dan cairan obat tersebut, Nur Aprilianti pun mengaku tidak tahu.  

    Meski begitu, setahu Nur Aprilianti, NA tidak sedang menderita sakit kronis yang kerap kambuh secara berkala.

    Hanya saja, ia mengetahui kebiasaan NA yang sering melakukan metode perawatan medis secara mandiri tatkala kondisi kesehatannya sedang drop.

    Menurut Nur Aprilianti, NA bakal menyuntikkan cairan obat tertentu, atau melakukan infus cairan obat kepada tubuhnya sendiri.

    Sejauh ini, Nur Aprilianti menilai kebiasaan yang dilakukan sepupunya itu masih terbilang wajar, mengingat latar belakang pendidikan dan profesi NA sebagai perawat. 

    “Dia perawat, jadwal kerjanya padat. Jadi misalnya sakit gitu. Jadi dia infus sendiri, suntik sendiri gitu, kayak gitu aja sih. Mungkin karena sudah lama enggak satu kos jadi jarang nengokin ke sini, sama-sama sibuk juga,” pungkasnya.

    Sementara itu, Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya, Kompol Haryoko Widhi belum mengungkapkan secara detail mengenai sejumlah temuan barang bukti di TKP penemuan jasad pasangan ini.

    Termasuk, mengenai temuan adanya alat suntik serta dua botol ampul yang teronggok di dekat jasad kedua korban.

    Haryoko masih menunggu hasil akhir dari proses olah TKP dan autopsi kedua jasad korban di Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya. 

    “Untuk itu kami masih menunggu hasil. Kami belum bisa menyampaikan,” ujar Haryoko, di sela mendampingi Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Perawat dan Pengusaha yang Ditemukan Tewas di Kosan Surabaya, Teman Dekat Ungkap Sudah Menikah Siri

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Surya.co.id/Luhur Pambudi)

  • RS Bhayangkara Jayapura Berhasil Identifikasi Dua Jenazah Korban KKB di Yahukimo, Ini Identitasnya – Halaman all

    Update Kasus Pembunuhan 11 Penambang oleh KKB di Yahukimo: 9 Jasad Sudah Dievakuasi, 2 Masih Dicari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA – Hingga Jumat (11/4/2025) sudah 9 jenazah pendulang atau penambang emas korban pembantaian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan dievakuasi aparat gabungan TNI dan Polri.

    Tiga jenazah dievakuasi pada Kamis (10/4/2025) ke Dekai, Yahukimo.

    Sementara enam jenazah dievakuasi Jumat (11/4/2025).

    Keenam jenazah ini ditemukan di dua lokasi berbeda.

    Lima jenazah ditemukan di Kampung Bingkisan, sementara satu jenazah lainnya ditemukan di Muara Kum, Sungai Silet. 

    “Kemarin ada tiga jenazah yang sudah dievakuasi, hari ini ada enam yang dievakuasi dari Kampung Bingki dan Muara Kum, sehingga totalnya ada sembilan jenazah,” kata Kepala Operasi Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani dalam keterangan di Jayapura, Jumat sore.

    Brigjen Faizal menyatakan pihaknya terus berusaha mengevakuasi semua korban pendulang emas yang ada di Kampung Bingki dan Muara Kum ke Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo.

    “Kami berupaya mengevakuasi semua jenazah korban ke Dekai sehingga dapat diidentifikasi identitasnya dan diserahkan kepada pihak keluarga,” ungkap Faizal.

    Faizal menambahkan gabungan anggota TNI-Polri dibagi menjadi beberapa tim untuk melakukan penyisiran guna mencari jenazah korban yang masih berada di lokasi kejadian.

    “Saat ini anggota kami berusaha mencari lokasi yang tepat untuk dilakukan evakuasi terhadap jenazah pendulang emas yang masih berada di Kampung Bingki dan Muara Kum,” ujar Wakapolda Papua itu.

    Sebelumnya, pada Kamis (10/4/2025), Satgas gabungan TNI-Polri mengevakuasi tiga jenazah pendulang emas yang menjadi korban pembunuhan KKB di Kabupaten Yahukimo.

    Korban yang dievakuasi langsung dibawa ke RSUD Dekai, Kabupaten Yahukimo, untuk dilakukan pemeriksaan dan identifikasi identitas, sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.

    Satgas Damai Cartenz juga telah mendatangkan dokter forensik dari RS Bhayangkara, Jayapura, untuk melakukan pemeriksaan dan identifikasi di RSUD Dekai. 

    Kondisi 2 Jenazah Mengenaskan

    Sementara itu hasil visum dan identifikasi terhadap dua jenazah yang dievakuasi pada Kamis (10/4/2025), menunjukkan luka-luka yang sangat mengenaskan.

    Dari keterangan Direktur RSUD Dekai, dr Glent M Nurtanio, korban pertama, seorang laki-laki, ditemukan mengenakan sepatu boots hijau, kaos kaki merah, celana pendek, dan kaos lengan panjang hitam. 

    Ia mengalami luka parah di wajah, luka robek pada leher, bagian pipi kiri hingga leher bawah hilang, luka tusuk di perut kiri, dan luka bacok di punggung.
     
    Korban kedua (laki-laki), mengenakan boots hijau, celana pendek bermotif kotak putih dilapisi celana panjang cokelat, dan tiga lapis kaos. 

    Ia mengalami luka tusuk tombak di dada, anak panah bersarang di perut kanan, tangan kanan dan kiri terputus, luka terbuka di punggung, luka robek di tengkuk leher, dan sejumlah luka memar lainnya.

    “Jenazah tiba di RSUD Dekai pada Kamis, 10 April 2025, pukul 15.30 WIT dan langsung masuk ke kamar jenazah. Dari pemeriksaan awal kami temukan bahwa proses dekomposisi telah berlangsung, ditandai dengan pembengkakan tubuh, kulit ari mengelupas, perubahan warna kulit, dan banyaknya larva atau belatung,” ungkapnya.

    Hal itu disebabkan oleh bakteri yang mengeluarkan gas dari dalam tubuh.
     
    Ia menambahkan keterbatasan fasilitas, terutama lemari pendingin, menjadi tantangan dalam penanganan jenazah.
     
    Dokter Glent menuturkan jenazah segera dimakamkan untuk mencegah risiko infeksius yang terus berkembang. 
     
    Karumkit Bhayangkara Tingkat II Jayapura, AKBP dr Rommy Sebastian menyampaikan bahwa proses identifikasi dilakukan melalui prosedur ketat dalam operasi DVI.
     
    “Terkait jenazah yang berada di RSUD Dekai, kami telah melaksanakan tahapan operasi DVI secara teliti. Tujuannya agar identitas korban dapat dipastikan secara akurat dan diserahkan kepada keluarga yang berhak,” tegasnya.
     
    Ia merinci dua tahapan penting dalam proses identifikasi data antemortem dan data postmortem.
     
    “Setelah data antemortem dan postmortem kami cocokkan, identitas korban akan disahkan. Penyerahan jenazah kepada keluarga juga kami koordinasikan agar berjalan tertib,” tambahnya.

    OPM Eksekusi 11 Penambang 

    Sebelas warga sipil yang berprofesi sebagai penambang emas tewas diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua Pegunungan.

    Insiden penyerangan terjadi Minggu (6/4/2025) hingga Senin (7/4/2025) di area pendulangan Lokasi 22 dan Muara Kum Kabupaten Yahukimo.

    Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) – Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengeklaim pihaknya telah mengeksekusi mati 11 pendulang emas di pedalaman Yahukimo, Papua Pegunungan.

    Peristiwa ini dilaporkan Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Elkius Kobak kepada Markas Pusat Komnas TPNPB, dan diterima Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, Selasa (8/4/2025) malam.

    Dalam laporannya, Elkius Kobak menyebut pasukannya telah membantai 11 pendulang emas yang dituding sebagai anggota militer pemerintah Indonesia. 

    Mereka para korban dituduh melakukan penyamaran.

    Sumber: (Tribun-Papua.com/Paul Manahara Tambunan/Marselinus Labu Lela) (Tribunnews.com)

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Enam Jenazah Pendulang Emas Korban KKB Papua Ditemukan, Identifikasi Digelar di Yahukimo

     

  • Pasutri Berhasil Selamatkan Diri Saat Disandera KKB di Yahukimo

    Pasutri Berhasil Selamatkan Diri Saat Disandera KKB di Yahukimo

    JAKARTA – Pasangan suami istri (pasutri) Dani dan Gebi, yang sempat disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Lokasi 22 (tempat penambangan) Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, selamat dan telah dievakuasi ke Dekai.

    “Pasutri itu sudah dievakuasi ke Dekai dengan helikopter Polri pada hari Jumat ini,” kata Kasatgas Humas Damai Cartenz Kombes. Yusuf Sutejo dilansir ANTARA, Jumat, 11 April.

    Kombes Yusuf juga membenarkan KKB sempat menyandera mereka saat kelompok kriminal bersenjata ini menyerang pendulang emas di Lokasi 22, Minggu (6/4).

    Setelah ditinggalkan oleh KKB, kata dia, pasangan Dani dan Gebi lantas bergabung dengan pendulang lainnya di Makbul, Kabupaten Asmat.

    Pasutri itu ditinggalkan KKB di Lokasi 22 karena Dani adalah kepala dusun yang juga orang Papua asli (OAP).

    “Keduanya sudah dievakuasi, dan kini berada di Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo,” kata Kombes Yusuf.

    Ada 3 jenazah yang sudah dievakuasi. Tim DVI RS Bhayangkara Jayapura sedang melakukan identifikasi menggunakan metode postmortem dan antemortem.

    Selain menyerang pendulang di Kabupaten Yahukimo, KKB juga menyerang pendulang di Kawe, Kabupaten Pegunungan Bintang hingga seorang pendulang meninggal dunia.

  • Berikut Sederet Fakta Pasangan Kekasih Tewas di Kamar Kos Surabaya

    Berikut Sederet Fakta Pasangan Kekasih Tewas di Kamar Kos Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Penemuan tragis pasangan kekasih (pacar) yang meninggal dunia di kamar kos, Jalan Sidosermo Indah, Surabaya, hari Kamis (10/4/25) masih menjadi misteri. Dan masih diselidiki pihak kepolisian.

    Pasangan kekasih itu ditemukan meninggal dunia bersama, di dalam kamar kos yang terkunci sekitar pukul 11.30 WIB. Keduanya adalah NA, 29 tahun seorang perawat asal Lamongan dan H laki – laki 27 tahun, mahasiswa S2 asal Pulau Madura.

    *Berikut fakta-fakta kematian pasangan kekasih di Kos Surabaya:*

    Ditemukan Meninggal Dalam Kamar Kos Terkunci dari Dalam

    Seorang saksi mata, April, sekaligus kerabat dari korban NA mengungkapkan bahwa, dia mendapati kerabatnya NA itu meninggal dunia di kamar kosnya yang terkunci dari dalam, bersama H.

    “Yang cowok [meninggal] tertelentang, kalau yang cewek [NA kerabatnya] tertelungkup. Masih pakai pakaian semua,” kata April di lokasi kejadian, hari Kamis (10/4).

    April juga menjelaskan alasan dirinya menjenguk NA hari ini, karena tidak dapat dihubungi. Sementara, NA juga memiliki jadwal untuk tugas operasi pasien, di rs. tempat NA bekerja menjadi perawat.

    “Hari ini saya disuruh ke sini sama kakaknya (NA) karena harusnya ada jadwal operasi. Ada jadwal operasi tapi tetapi datang. Dihubungi sama pihak RS,” ucap dia.

    Pasangan Kekasih (Pacar) adalah Perawat dan Mahasiswa

    Kerabat korban NA, April, menyampaikan bahwa NA dan H sudah menjalin hubungan asmara satu tahun. Profesi NA, adalah seorang perawat dan H sebagai penguasa dan mahasiswa S2, di kampus Surabaya.

    “Hubungan keduanya ini sudah setahunan sekitar 2024. Pekerjaan cowoknya, lagi ambil S2 Hukum dan pengusaha juga, tetapi saya kurang tahu dia usaha apa,” jelas April.

    Ada Jarum Suntik dan Ampul di Dekat Jenazah Korban

    Di lokasi kamar kos tempat pasangan kekasih Na dan H ditemukan jarum suntik dan ampul. April, kerabat NA mengaku melihat peralatan medis tersebut saat pertama kali menemukan kedua korban, namun ia tidak mengetahui pasti ampul obat apa yang ia lihat.

    “Yang saya tahu cuma ada suntik di sampingnya, tergeletak gitu. Ada beberapa ampul (kemasan cairan obat) satu atau dua ampul, tapi saya gak tahu itu obatnya apa,” ungkap April kerabat korban perempuan NA, hari Kamis (10/4).

    Korban Dikabarkan akan Menikah Tahun ini

    Selain hubungan keduanya (korban) dikenal adem ayem tanpa masalah, korban juga disebut tengah merencanakan pernikahan.

    “Mereka adem ayem aja [tidak ada masalah]. Ada rencana ke jenjang pernikahan, setelah cowoknya lulus S2 mau nikah. Ini masih omongan aja. Perkiraan [rencana nikah] mungkin tahun ini,” kata April.

    April menjelaskan, hubungan asmara antara NA dan H ini telah berjalan selama satu tahun, sejak 2024 lalu. Namun, ia terkejut saat dua pasangan serasi ini justru ditemukan meninggal bersamaan di kamar kos.

    “Yang cewek [NA] asal Lamongan. Kalau cowok [H] Madura. NA jadi perawat di RSIA Kendangsari Surabaya dan H ambil [kuliah] S2 Hukum,” ungkap April.

    Polisi Melakukan Autopsi Kepada Dua Jenazah Korban

    Kepolisian setempat, Polsek Wonocolo bersama Tim Inafis Polrestabes Surabaya sudah melakukan olah TKP di kamar kos korban, serta telah mengevakuasi korban guna proses autopsi di RS Bhayangkara Polda Jatim, untuk mengungkap misteri kematian korban NA dan H.

    “Tadi pukul 11.30 WIB. Kami menerima laporan dari masyarakat di Kelurahan Sidosermo bahwa ada orang meninggal dunia dalam rumah (kos),” terang Kapolsek Wonocolo, AKP Haryoko Widhi, Kamis (10/4).

    Saat ini petugas kepolisian dan Inafis Polrestabes Surabaya masih melangsungkan proses olah TKP dan melakukan penyelidikan, di lokasi kamar kos tersebut. Haryoko bilang, update lebih lanjut akan disampaikan polisi serta menunggu hasil autopsi rs.

    “Kamar kondisinya terkunci dari dalam. Dan saat ini jenazah sudah kami kirim ke RS. Bhayangkara untuk proses autopsi, ini kami masih penyelidikan lebih lanjut,” ucap Haryoko. [ram/ian]

  • Lansia Surabaya Diduga Dimangsa Anjing, Tewas Mengenaskan

    Lansia Surabaya Diduga Dimangsa Anjing, Tewas Mengenaskan

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang lansia di Surabaya Alexander Stefanus De Fretes (53) ditemukan tewas dalam kondisi yang mengenaskan, Jumat (11/04/2025). Ia tewas dalam kondisi kepala hanya menyisakan tulang tengkorak, telapak tangan kanan hilang. Dugaan sementara, bagian tubuh yang hilang karena dimakan anjing peliharaan Stefanus sendiri.

    Henry De Fretes kakak Stefanus yang pertama kali menemukan mengatakan bahwa selama ini mereka tinggal berdua. Henry berada di bagian depan rumah, Stefanus berada di belakang rumah dengan 10 anjing peliharaan.

    “Kamis malam itu saya sempat negur adik saya karena anjingnya menggonggong terus. Tapi saat itu sudah tidak ada jawaban,” kata Henry.

    Henry menjelaskan bahwa adiknya memang dalam kondisi sakit. Stefanus sempat meminta nasi pecel untuk makan sore. Ketika hendak memberikan pesanan, Henry menghubungi Stefanus lewat panggilan telepon. Namun, tidak ada jawaban sehingga ia mengintip ke kamar Stefanus dan memaksa membuka pintu.

    “Pas masuk saya kaget adik saya sudah terbujur kaku di kasur dan dikerubuti anjing,” tutur Henry.

    Henry mengatakan, saat ia masuk bersama dengan sejumlah orang untuk melihat jenazah Stefanus, anjing-anjing peliharaan bertindak agresif. Mereka harus sampai membawa balok kayu untuk mengusir anjing-anjing yang agresif.

    “Ada sekitar empat ekor di kamar waktu itu, dan akses yang dari jendela jebol langsung kami tutup dengan berbagai barang,” terangnya.

    Dirinya pun mengaku terkejut lantaran anjing tersebut terkenal jinak dan tak ada riwayat menyerang terhadap Yohanes. Namun, memang galak terhadap orang-orang lain. Posisi jasad korban ditemukan di atas kasur dengan tubuh menyamping.

    “Perkiraan saya meninggal dulu, anjing ga diberi makan dari Kamis, kelaparan. Biasanya dikasih makan saat pagi dan siang,” papar dia.

    Sementara itu, Kapolsek Rungkut AKP Agus Santoso menyampaikan, pihaknya menuju lokasi kejadian usai salat jumat dan langsung dievakuasi. Jenazah kini dibawa menuju ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum. Pihaknya masih menunggu hasil visum untuk memastikan waktu dan penyebab kematian pasti.

    “Apakah dia meninggal duluan lalu digigit anjing atau digigit anjing hingga meninggal dunia masih dalam penyelidikan. Namun, berdasarkan informasi keluarga, korban memang sedang sakit,” tutur Agus.

    Agus menjelaskan jika dari hasil olah TKP, pihak kepolisian tidak menemukan telapak tangan dan jari tangan kanan korban. Saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan.

    “Untuk anjing-anjingnya tadi dibawa BPBD dan karantina Dinas Peternakan untuk dikarantina,” pungkas Agus. (ang/but)

  • Sejoli Tewas di Kamar Kos Surabaya Rencana Nikah Tahun Ini

    Sejoli Tewas di Kamar Kos Surabaya Rencana Nikah Tahun Ini

    Surabaya (beritajatim.com) – Pasangan kekasih perawat dan mahasiswa S2 tewas dalam kamar kos, yang terkunci dari dalam, di Jalan Sidosermo Indah, Surabaya, pada Kamis (10/4). Polisi masih menyelidiki penyebab kematian kedua korban, NA dan H.

    Kerabat korban NA, bernama April (23) menyebut, kedua sejoli menjalin hubungan serius dan berencana menikah tahun ini.

    “Mereka adem ayem aja [tidak ada masalah]. Ada rencana ke jenjang pernikahan, setelah cowoknya lulus S2 mau nikah. Ini masih omongan aja. Perkiraan [rencana nikah] mungkin tahun ini,” kata April.

    April menjelaskan, hubungan asmara antara NA dan H ini telah berjalan selama satu tahun, sejak 2024 lalu. Itu sebabnya, ia terkejut saat dua pasangan serasi ini justru ditemukan meninggal bersamaan di kamar kos.

    “Yang cewek, (NA) asal Lamongan. Kalau cowok (H) Madura. NA jadi perawat di RSIA Kendangsari dan H ambil (kuliah) S2 Hukum dan pengusaha,” ucap April.

    Diberitakan sebelumnya, korban meninggal dunia NA dan H ini ditemukan pertama kali oleh kerabat korban, April (23) di kamar kos NA dengan kondisi pintu kos terkunci dari dalam, pukul 11.30 WIB.

    Selain itu, di lokasi kamar kos NA, April mengaku melihat ada jarum suntik dan ampul yang tergeletak di samping tubuh korban NA dan juga H.

    Kepolisian hingga saat ini berupaya mengungkap misteri kematian pasangan kekasih tersebut, dan masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Autopsi korban dilakukan di rumah sakit (RS) Bhayangkara Polda Jatim.

    “Kamar kondisinya terkunci dari dalam. Dan saat ini jenazah sudah kami kirim ke RS Bhayangkara untuk proses autopsi, ini kami masih penyelidikan lebih lanjut,” ucap Kapolsek Wonocolo, AKP Haryoko Widhi di lokasi kejadian. [ram/but]