Tempat Fasum: RS Bhayangkara

  • 2 Oknum TNI Keroyok Warga Sampai Tewas di Serang, Dipicu Miras dan Salah Paham

    2 Oknum TNI Keroyok Warga Sampai Tewas di Serang, Dipicu Miras dan Salah Paham

    PIKIRAN RAKYAT – Dua oknum TNI dari Korem 064/Maulana Yusuf, yakni Pratu MI dan Pratu FS, resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan yang menewaskan seorang warga sipil di Kota Serang, Banten.

    Insiden tragis ini terjadi pada Selasa dini hari, 15 April 2025, dan dipicu oleh konsumsi minuman keras serta kesalahpahaman yang berkembang menjadi kekerasan brutal.

    Dua Anggota TNI Ditahan, Danrem Minta Maaf

    Komandan Korem 064/Maulana Yusuf, Kolonel Infanteri Andrian Susanto, membenarkan keterlibatan dua prajuritnya dalam kasus ini. Dia menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat atas insiden yang melibatkan institusinya.

    “Saya selaku Komandan Korem 064/Maulana Yusuf tentunya menyampaikan mohon maaf atas peristiwa yang terjadi dan merugikan masyarakat sipil. Kami akan memeriksa kasus ini secara cepat, transparan, dan komprehensif,” ujar Andrian saat konferensi pers di RS Bhayangkara, Kota Serang, Senin 17 April 2025.

    Pratu MI dan Pratu FS saat ini telah ditahan di Denpom 034/Serang dan menjalani pemeriksaan secara intensif untuk mempertanggungjawabkan tindakan mereka.

    Rangkaian Kekerasan Terjadi di Dua Lokasi

    Pengeroyokan dilaporkan terjadi di dua tempat berbeda, yaitu di depan Kantor Bank Banten, Jalan Ahmad Yani, dan di kawasan Kontrakan 27, Cipocok Jaya. Dalam insiden ini, sejumlah warga sipil juga diduga ikut terlibat.

    “Pelaku ini bukan semuanya anggota TNI, juga ada warga sipil. Mereka ini satu kelompok yang mungkin sedang berkumpul bersama, kemudian berada di dua TKP secara bersamaan,” kata Andrian.

    Sembilan saksi telah diperiksa untuk kejadian di lokasi pertama dan lima saksi di lokasi kedua. Penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkap secara detail peran masing-masing pelaku.

    Pemicu: Alkohol dan Kesalahpahaman

    Menurut keterangan Danrem, peristiwa ini berawal dari kegiatan takziah yang dihadiri para pelaku. Seusai takziah, mereka berkumpul dan mengonsumsi minuman keras di salah satu kawasan perumahan.

    “Modus dari kejadian ini dipengaruhi adanya minuman keras,” ucap Andrian.

    Saat kelompok tersebut berjalan menuju alun-alun, terjadi ejekan dari salah satu warga sipil dalam kelompok tersebut, yang memicu reaksi dari warga sekitar. Situasi kemudian memanas dan berkembang menjadi perkelahian.

    “Ejekan itu sebenarnya bukan dari anggota TNI-nya, tetapi dari teman warga sipil yang akhirnya memancing respons terhadap masyarakat sekitar dan terjadilah kesalahpahaman hingga perkelahian,” tutur Andrian.

    Perkelahian pertama terjadi di depan Bank Banten. Kemudian, kelompok tersebut pindah ke kawasan Kontrakan 27, di mana terjadi penganiayaan lanjutan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

    “Jadi, pelaku merasa ada penyampaian dari korban yang menyinggung. Itu yang menjadi pemicu kejadian di TKP kedua,” ujar Andrian.

    Andrian menegaskan bahwa korban tidak memiliki hubungan apapun dengan para pelaku. Kejadian ini murni dipicu oleh pengaruh alkohol dan provokasi.

    Penyidikan dan Sanksi Hukum

    Saat ini, dua oknum TNI sudah ditahan dan sedang dalam proses penyidikan militer. Sementara pelaku dari unsur sipil ditangani oleh Polresta Serang Kota.

    “Kami akan pastikan jika terbukti bersalah, anggota TNI yang terlibat akan dihukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” ucap Andrian.

    Dia juga menambahkan bahwa pihaknya sedang mendalami kemungkinan adanya pelanggaran disiplin yang dilakukan di luar jam dinas serta potensi keterlibatan narkoba.

    “Tentu ini akan kami proses cepat dan transparan. Penegakan hukum harus dilakukan secara terang benderang,” tutur Andrian.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Misteri Mayat Wanita Muda Termutilasi di Serang Terjawab, Dihabisi Pacar yang Tukang Jagal Ayam

    Misteri Mayat Wanita Muda Termutilasi di Serang Terjawab, Dihabisi Pacar yang Tukang Jagal Ayam

    TRIBUNJAKARTA.COM – Warga Kampung Ciberuk, Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten digegerkan adanya penemuan mayat perempuan berinisial SA (19).

    Pasalnya mayat SA ditemukan tanpa kepala, tangan, dan kaki, hanya menyisakan bagian tubuhnya saja.

    SA ternyata dimutilasi dan dibunuh oleh kekasihnya sendiri bernama Mulyana warga Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

    Kapolres Polresta Serang Kota Kombes Pol Yudha Satria mengatakan, Mulyana melakukan pembunuhan dengan mutilasi ini sudah direncanakan dengan rapi.

    Maka, kata Yudha, terduga pelaku dijerat pasal 340 tentang tindak pidana pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

    “Karena hasil pemeriksaan ditemukan tersangka memang berencana untuk menghabisi nyawa korban,” ujar Yudha saat konferensi pers di Mapolresta Serang Kota, Senin, (21/4/2025).

    Dikatakan Yudha, motif tersangka melakukan tindakan kejinya itu lantaran tersangka diminta bertanggung jawab atas kehamilan korban.

    Karena merasa didesak, lanjut Yudha, pelaku akhirnya berniat menghabisi korban di perkebunan karet di wilayah Gunung Sari.

    Saat ini, kata Yudha, potongan tubuh kepala korban, kaki, dan organ dalam korban sudah ditemukan dan di bawa ke RS Bhayangkara.

    Namun, untuk bagian tangan hingga saat ini belum ditemukan.

    MULYANA MUTILASI PACAR – Mulyana (23), tega membunuh dan memutilasi kekasihnya, SA (19) di Banten karena mengelak bertanggung jawab atas kehamilan korban. Mulyana ternyata pernah masuk program orang pinggiran di Trans7, 8 tahun silam. Ia dinarasikan sebagai penjaja opak yang hidup dalam keterbatasan dan tanpa kasih sayang orang tua karena sudah berpisah. (Dok. Polres Serang). (Dok. Polres Serang)

    “Semua potongan tubuh sudah ditemukan, kecuali bagian tangan, itu diperkirakan di buang di aliran sungai dan sudah di makan biawak,” ucapnya.

    Yudha mengungkapkan, terduga pelaku melakukan perbuatan kejinya dengan memutilasi korban untuk menghilangkan jejak.

    Sehingga, kata Yudha, pada saat mayat ditemukan tanpa kepala, tangan, kaki, dan organ dalamnya itu akan sulit diidentifikasi.

    “Jadi menurut pelaku itu untuk menghilangkan jejak, karena pelaku tahu bahwa identifikasi itu biasanya dengan sidik jari, makanya itu bagian tangan dibuangnya terpisah dengan bagian organ lainnya,” katanya.

    Kendati demikian, kata Yudha, pihaknya akan melakukan pengecekan DNA korban dengan keluarga.

    “Kita tetap akan lakukan pengecekan DNA,” pungkasnya.

    Tukang Jagal Ayam

    Mulyana diketahui berprofesi sebagai tukang jagal di tempat pemotongan ayam.

    “Jadi pelaku ini pekerjaannya memang sebagai tukang jagal di tempat pemotongan ayam di wilayah Gunung Sari,” kata Yudha Satria.

    Yudha mengatakan, hubungan pelaku dengan korban itu statusnya berpacaran. 

    Menurut pengakuannya, mereka berpacaran sejak tahun 2021.

    “Jadi memang berpacaran, kemudian hamil dan saat diminta tanggung jawab justru pelaku tidak mau menikahinya. Karena didesak, pelaku mengaku emosi dan gelap mata melakukan mutilasi,” katanya.

    Yudha mengungkapkan, dari hasil keterangan pelaku, sebelum dilakukan mutilasi, pelaku membunuh korban dengan cara mencekik menggunakan kerudung yang dikenakan korban.

    Kemudian, saat kondisi korban dipastikan sudah meninggal oleh pelaku.

    Pelaku pulang ke rumahnya untuk mengambil sebilah golok dan kembali ke kebun karet.

    Selanjutnya, kata Yudha, untuk menghilangkan jejaknya, pelaku memutilasi korban memotong bagian kepala, tangan, kaki, dan membelah tubuh dan mengambil organ dalam.

    “Jadi semua potongan organ tubuh itu dimasukan ke dalam karung, namun saat ditemukan kondisi karung sudah dalam kondisi terbuka dan bagian kedua tangan sudah tidak ada,” terangnya.

    Sementara untuk barang bukti yang diamankan, lanjut Yudha, yakni pakaian, kerudung, dan jam tangan korban, sepeda motor pelaku, golok, dan kemeja yang dikenakan pelaku.

    “Untuk barang bukti yang tidak kita temukan itu hp milik korban,” ucapnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

     

  • Pacar Hamil Enggan Tanggung Jawab, Motif Terduga Pelaku Mutilasi di Serang

    Pacar Hamil Enggan Tanggung Jawab, Motif Terduga Pelaku Mutilasi di Serang

    Liputan6.com, Serang – Pacarnya hamil dan tidak mau bertanggung jawab, ML (23) bunuh serta mutilasi SA (19). Potongan tubuh korban ditemukan warga yang sedang berkebun di dalam hutan Kampung Ciberuk, Desa Gunungsari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang, Banten, pada Jumat, 18 April 2025.

    Penemuan awal hanya bagian dada hingga paha korban. Warga yang kaget melaporkan kejadian itu ke kantor polisi. Kemudian malam harinya, jenazah baru bisa di evakuasi, mengingat jarak tempuh yang jauh dari perkotaan.

    “Mayat hanya tersisa bagian badan dan paha, dengan keadaan mayat tersebut tidak berbusana,” ujar Kasie Humas Polresta Serkot, Ipda Raden, Minggu, (20/04/2025).

    Jenazah korban mutilasi dibawa ke RS Bhayangkara Polda Banten untuk pemeriksaan lebih lanjut. Personel lainnya mengumpulkan informasi dan keterangan. Hingga akhirnya pelaku ML bisa ditangkap pada Sabtu sore, 19 April 2025 di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten.

    Kejadian bermula pada Minggu, 13 April 2025, saat itu pelaku menjemput korban ke rumahnya di Kecamatan Cinangka untuk mengajak makan bakso di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Banten.

    Di perjalanan, SA meminta ML bertanggung jawab atas kehamilannya, pelaku emosi dan membawa korban ke hutan sepi serta jauh dari perkampungan, kemudian menghabisi nyawa kekasihnya itu.

    “Setibanya di lokasi, pelaku turun dari motor dan mengajak korban masuk lebih dalam ke area kebun dengan dalih ingin membicarakan kehamilan korban. Tanpa banyak bicara, pelaku langsung mencekik korban menggunakan kerudung yang dikenakan korban hingga tak sadarkan diri. Setelah itu, korban didorong dari atas tebing dan kembali dicekik hingga dipastikan meninggal dunia,” ujar Kasatreskrim Polresta Serkot, Kompol Salahudin, Minggu, (20/04/2025).

     

    Menyadap Nipah di Segara Anakan Cilacap, Tempat Buaya Muara Bersarang

  • Tampang ML, Pelaku Mutilasi Sang Kekasih di Serang

    Tampang ML, Pelaku Mutilasi Sang Kekasih di Serang

    Serang

    Polisi menangkap pelaku pembunuhan dengan memutilasi korban di Desa Gunungsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang. Pelaku inisial ML (23) saat ini diamankan di Polresta Serang Kota untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Pelaku dibawa ke Satreskrim untuk menjalani proses pemeriksaan,” kata Kasat Reskrim Kompol Salahuddin, Minggu (20/4/2025).

    Pelaku membunuh korban yang diketahui berinisial SA (19). Korban sendiri adalah kekasih pelaku.

    “Kami akan tindak tegas segala bentuk kejahatan yang meresahkan masyarakat,” ucapnya.

    Polisi sendiri sudah mengamankan barang bukti dari tangan pelaku saat ditangkap. Ada golok yang digunakan untuk membunuh korban, pakaian, motor, termasuk pakaian dalam korban.

    Penangkapan pelaku tidak lama setelah warga dan polisi menemukan potongan jenazah korban yang tanpa kepala, kaki dan tangan pada Jumat (18/4) lalu di sebuah hutan. Pelaku diketahui masih warga Kecamatan Pabuaran di daerah ditemukanya jenazah.

    Pelaku diketahui inisial ML (23) yang berstatus sebagai pekerja swasta. Pelaku sendiri adalah warga Desa Gunung Sari, Pabuaran.

    Sebelumnya, warga Desa Gunung Sari, Kabupaten Serang digegerkan dengan temuan mayat diduga korban mutilasi. Mayat berjenis kelamin perempuan itu ditemukan tanpa kepala, kedua tangan dan kaki.

    Kapolsek Pabuaran Iptu Suwarno dikonfirmasi detikcom membenarkan penemuan mayat tanpa kepala, kedua kaki dan tangan. Jenazah saat ini sudah dibawa ke RS Bhayangkara, Kota Serang untuk dilakukan autopsi.

    “Iya, kemarin temuan mayat sudah olah TKP mayatnya, sudah di rumah sakit Bhayangkara,” kata Iptu Suwarno, Serang, Sabtu (19/4/) kemarin.

    Hari ini, tim kembali akan ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Termasuk untuk mencari potongan tubuh yang lain di sekitar lokasi.

    “(Korban) perempuan. Kalau dari ininya (organ tubuh hilang) dipotong tubuh bagian kepala, tangan dan kaki,” paparnya.

    (bri/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kronologi Sopir Taksi Online Tewas Diduga Dibegal di Bogor, Yoga Disiram Air Keras hingga Luka Parah – Halaman all

    Kronologi Sopir Taksi Online Tewas Diduga Dibegal di Bogor, Yoga Disiram Air Keras hingga Luka Parah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Bogor– Seorang sopir taksi online bernama Yoga Firdaus (36) ditemukan tewas dengan luka parah di Bogor, Jawa Barat.

    Korban yang merupakan warga Sukabumi ini diduga menjadi korban pembegalan setelah disiram air keras.

    Yoga ditemukan dalam kondisi memprihatinkan pada Selasa, 8 April 2025.

    Wajah dan perutnya mengalami luka bakar parah, diduga akibat air keras.

    Menurut paman korban, Iwan Kurniawan, Yoga terakhir kali berpamitan kepada keluarganya pada malam tanggal 7 April, sebelum berangkat ke Jakarta untuk mencari penumpang.

    “Dia mengendarai mobil Suzuki Ertiga dan tidak ada kabar selama dua hari,” ungkap Iwan.

    Kabar dari Keluarga

    Keluarga menerima informasi bahwa Yoga telah dirawat di RSUD Ciawi dalam keadaan koma pada Kamis, 9 April 2025.

    Kabar tersebut diperoleh setelah pihak kepolisian menginformasikan bahwa Yoga ditemukan oleh warga dengan luka bakar.

    “Dugaan sementara, Yoga menjadi korban pembegalan. Ada informasi bahwa air keras juga sempat masuk ke mulutnya,” jelas Iwan.

    Korban ditemukan dalam kondisi tidak sadar dan akhirnya meninggal dunia.

    Sebelum ditemukan, Yoga dilaporkan berjalan kaki sejauh dua kilometer sambil terhuyung-huyung, meminta bantuan kepada pengguna jalan.

    “Berdasarkan CCTV yang kita lihat, dia sempat minta tolong, tapi tidak ada mobil yang berhenti. Saat bertemu warga, dia memperkenalkan dirinya sebagai Yoga dari Grab,” tambah Iwan.

    Proses Pemakaman

    Jenazah Yoga telah diautopsi di RS Bhayangkara dan kemudian dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ahlul Khair, Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.

    Pihak kepolisian Polsek Ciawi masih menyelidiki kasus ini untuk mengungkap lebih lanjut mengenai dugaan pembegalan yang menimpa Yoga.

    (TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kebakaran Rumah di Surabaya, Bapak dan Anak Tewas

    Kebakaran Rumah di Surabaya, Bapak dan Anak Tewas

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebuah rumah di Jalan Kedung Rukem IV No. 53, Tegalsari, Surabaya terbakar hebat, Kamis (17/04/2025) dini hari. Dalam peristiwa itu, 2 orang tewas karena gagal keluar dari kebakaran.

    Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya Laksita Rini mengatakan kebakaran yang menimpa rumah 3 lantai itu terjadi sekitar pukul 1 pagi. Pihak pemadam kebakaran menerima informasi pada pukul 01.15 dan tiba di lokasi kebakaran pada pukul 01.21 WIB.

    “Kami kerahkan 15 unit mobil pemadam dan bisa memadamkan api sekitar pukul 01.37 WIB. Proses pembasahan selesai dan suasana dinyatakan kondusif pada pada pukul 03.05 WIB,” kata Laksita Rini.

    Rumah 3 lantai itu dihuni oleh satu keluarga dengan 5 anggota. Mereka adalah Warsono (69), Umi Suhana (65), Suci Ramadhan (36), Hasan Basri (32), dan Lukman (24). 2 orang yang meninggal adalah Warsono dan Suci Ramadhan. Sementara, 3 lainnya berhasil kabur setelah lompat ke atap tetangga lewat lantai 2.

    “Ayahnya berinisial W (69) ditemukan di anak tangga antara lantai satu dan dua, sementara sang anak berinisial SR (36) ditemukan di depan kamar lantai dua,” imbuhnya.

    Dari laporan yang diterima Beritajatim.com, Titik api diduga berada di lantai 1 yang juga menjadi toko kelontong. Saat kejadian, Warsono yang menderita sakit stroke berada di lantai 1. Diduga ia tidak mampu kabur dari kobaran api hingga ditemukan tewas.

    “Untuk lantai 2 yang terbakar 50 persen. Lalu lantai 3 aman. Lalu ada 2 sepeda motor di lantai 1 juga terbakar habis,” jelas Rini.

    Jenazah kedua korban kebakaran itu lantas dibawa ke RS Bhayangkara untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sementara, untuk penyebab pasti dari kebakaran masih diselidiki polisi. (ang/ted)

  • Ayah dan Anak Tewas dalam Kebakaran di Kedung Rukem Surabaya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        17 April 2025

    Ayah dan Anak Tewas dalam Kebakaran di Kedung Rukem Surabaya Surabaya 17 April 2025

    Ayah dan Anak Tewas dalam Kebakaran di Kedung Rukem Surabaya
    Editor
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Seorang ayah dan anak meninggal dunia dalam kebakaran yang melanda rumah tiga lantai di wilayah Jalan Kedung Rukem, Kota Surabaya, Kamis (17/4/2025) dini hari.
    Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya Laksita Rini mengatakan, keduanya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dua titik berbeda.
    “Ayahnya berinisial W (69) ditemukan di anak tangga antara lantai satu dan dua, sementara sang anak berinisial SR (36) ditemukan di depan kamar lantai dua,” kata Laksita Rini di Surabaya, Kamis.
    Saat kejadian, lima penghuni berada di dalam rumah, dan tiga lainnya berhasil menyelamatkan diri dengan melompat ke bangunan tetangga dari atap lantai dua.
    Menurut laporan, korban laki-laki diketahui dalam kondisi sakit dan tidur di lantai satu, diduga kesulitan menyelamatkan diri saat api mulai membesar.
    Jenazah kedua korban, lanjutnya, telah dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Jatim oleh tim dari Dinas Sosial dan PMI, bersama tim Inafis Polrestabes Surabaya.
    Ada 15 unit mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan ke lokasi tempat kejadian, terdiri dari armada tempur dan tim penyelamat.
    “Api berhasil dipadamkan pada pukul 01.37 WIB, dan proses pembasahan selesai pukul 03.05 WIB,” ucap dia, seperti dilansir
    Kantor Berita Antara
    .
    Pihaknya menduga api berasal dari lantai satu yang difungsikan sebagai tempat usaha, yakni toko kelontong, penjualan elpiji, air isi ulang, dan makanan beku.
    Hal tersebut diperkuat karena area usaha penjualan elpiji dan air isi ulang menjadi titik terbakar paling parah.
    Sementara, untuk lantai dua terdampak sekitar 50 persen, sedangkan lantai tiga tidak terkena kobaran api.
    Rini menambahkan, selain menelan dua korban jiwa, kebakaran juga menghanguskan dua sepeda motor yang terparkir di dalam rumah dan ratusan dagangan dari keluarga tersebut.
    “Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Kami imbau masyarakat lebih berhati-hati, terutama dalam menyimpan bahan mudah terbakar di rumah,” tutur dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tukang Becak di Kediri Meninggal Mendadak Saat Mengayuh Becak Menuju Pondok Lirboyo

    Tukang Becak di Kediri Meninggal Mendadak Saat Mengayuh Becak Menuju Pondok Lirboyo

    Kediri (beritajatim.com) – Seorang tukang becak bernama Maman (75), warga Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, meninggal dunia secara mendadak saat sedang mengayuh becaknya pada Selasa (15/4).

    Kapolsek Mojoroto, Kompol Rudi Purwanto, menjelaskan bahwa korban saat itu tengah membawa seorang penumpang bernama Ahmad Sayuti.

    “Korban saat mengayuh becaknya mengeluh sakit kepala, tetapi korban tetap mengayuh becaknya untuk mengantarkannya ke Pondok Lirboyo,” terang Kompol Rudi Purwanto.

    Namun, sesampainya di depan Mebel Kurnia Abadi, korban tiba-tiba terjatuh dari becaknya dan mengalami kondisi serius. “Sesampainya di depan Mebel Kurnia Abadi, tiba-tiba korban jatuh dan dari mulutnya mengeluarkan busa, diduga sementara meninggal dunia di lokasi,” lanjut Kompol Rudi.

    Cucu korban yang tinggal serumah menerangkan bahwa Maman memang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak. Kondisi kesehatannya dalam beberapa hari terakhir diketahui agak menurun, dan korban juga memiliki riwayat sakit jantung.

    Berdasarkan hasil penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

    “Bahwa saat dilakukan olah TKP pada diri korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan pada diri kematian korban wajar karena pada kemaluan korban mengeluarkan banyak air seni,” kata Kompol Rudi.

    Ia menambahkan, “Diduga kondisi badan korban kurang fit, sehingga mengalami kelelahan saat menggayuh becak untuk mengantar penumpang ke Pondok Pesantren Lirboyo.”

    Saat ini, jenazah korban telah dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum ER. Pihak keluarga juga mengajukan permohonan agar jenazah tidak diotopsi dengan membuat surat pernyataan resmi. [nm/kun]

  • 3 Jenazah Korban KKB di Yahukimo Kembali Teridentifikasi, Ini Identitasnya

    3 Jenazah Korban KKB di Yahukimo Kembali Teridentifikasi, Ini Identitasnya

    Jakarta

    Tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi tiga jenazah pendulang emas korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Kini, semua korban pembantaian KKB telah teridentifikasi.

    Hal itu disampaikan oleh Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025Kombes Yusuf Sutejo. Dia menyebut proses identifikasi dilakukan sesuai prosedur standar DVI oleh tim gabungan dari RS Bhayangkara Tingkat II Jayapura dan Bidokkes Polda Papua.

    “Hari ini kami update hasil pemeriksaan DVI terhadap tiga jenazah yang telah dievakuasi. Selain itu, kami juga sampaikan perkembangan hasil autopsi yang dilakukan semalam oleh Commander DVI, AKBP Dr Romy Sebastian,” kata Yusuf dalam keterangannya, Selasa (15/4/2025).

    Adapun ketiga jenazah telah teridentifikasi berdasarkan pencocokan data antemortem dan postmortem. Selanjutnya ketiga jenazah akan diserahkan kepada pihak keluarga.

    “Label YHK/2025/012 teridentifikasi atas nama Sahar, YHK/2025/013 atas nama Saharudin, dan YHK/2025/014 atas nama Haidil Isdar,” jelas Commander DVI, AKBP Dr. Romy Sebastian.

    “Data ketiganya sudah cocok dan kami telah melakukan rekonsiliasi, selanjutnya ketiga jenazah akan dimasukkan ke peti mati kemudian segera diserahkan kepada pihak keluarga,” lanjut Romy.

    “Ketiga jenazah sudah mengalami proses dekomposisi atau pembusukan. Sehingga tidak memungkinkan dipindahkan atau diterbangkan ke daerah asal. Untuk mencegah risiko penyebaran infeksi, pemakaman akan dilakukan di Dekai,” terang Glenn.

    Personel gabungan dari TNI-Polri masih terus melakukan penyisiran di lokasi kejadian. Tujuannya, untuk memastikan tidak ada lagi korban yang belum ditemukan.

    (ond/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sosok Sukirman, Korban Jiwa Kecelakaan Mobil BMW di Surabaya: 20 Tahun Jadi Takmir Masjid – Halaman all

    Sosok Sukirman, Korban Jiwa Kecelakaan Mobil BMW di Surabaya: 20 Tahun Jadi Takmir Masjid – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kecelakaan maut yang melibatkan mobil BMW dan sejumlah sepeda motor di kawasan Makam Pahlawan, Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/4/2025) dini hari, menewaskan dua orang.

    Awalnya, kecelakaan ini hanya menyebabkan satu orang pemotor tewas dan dua lainnya mengalami luka berat.

    Korban jiwa pertama ialah Aditya Febriansyah Nur Fauzi (20), warga Babatan Gg 2 RT 4/RW 02, Wiyung, Surabaya, yang mengendarai Motor Honda Beat L-4788-BAS.

    Kemudian korban kedua ialah kakek Sukirman Irma (71), warga Kencong, Jember, yang berdomisili Jalan Putat Gede Indah No. 62 Surabaya.

    Sukirman menghembuskan napas terakhirnya di RS Bhayangkara pada Senin (15/4/2025) pukul 03.00 WIB.

    Pada pagi harinya, jenazah disalatkan di Masjid An-Nur di Jalan Putat Gede Indah.

    Berdasarkan keterangan Ketua RT setempat yang bernama Suyono, almarhum selama hampir 20 tahun ini bertugas sebagai takmir masjid.

    “Korban tersebut adalah warga saya yang keseharian sebagai takmir Masjid An-Nur dan telah hampir 20 tahun mengurusi masjid,” kata Suyono, dilansir Surya.co.id, Senin (15/4/2025).

    Suyono menyebut, sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Sukirman rencananya akan pulang kampung ke Jember.

    “Jadi pada waktu itu dia akan pulang kampung setelah salat Subuh. Sebelum salat Subuh mengisi bensin penuh di SPBU sekitaran TMP Mayjen Sungkono.” 

    “Mengisi bensin penuh itu karena akan membawa barang bawaan di motornya lumayan banyak,” ucapnya.

    Setelah mengisi bensin, almarhum pergi ke masjid untuk melaksanakan salat Subuh.

    Namun, baru jarak beberapa meter dari SPBU, Sukirman dihantam BMW dari arah belakang.

    “Jadi korban saya ketahui terlibat kecelakaan setelah saya dapat telepon dari petugas, dan posisi Pak Sukirman sudah berada di RS Bhayangkara,” tutur Suyono.

    Suyono menyebut, dirinya sempat menjenguk korban di RS Bhayangkara.

    Saat itu, Sukirman masih dalam kondisi sadar dan sempat mengatakan bahwa pengemudi mobil BMW terlihat mabuk.

    Namun, setelah itu korban merasakan pusing di kepala, lalu rebahan dan mengalami muntah-muntah.

    Kondisi korban terus menurun sampai akhirnya meninggal dunia.

    Menurut Suyono, pihak keluarga memutuskan supaya korban dikebumikan di Jember.

    Pengemudi dalam kondisi mabuk

    Berdasarkan hasil penyelidikan Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya, pengemudi BMW yang bernama Anthony Adiputra dalam keadaan mabuk setelah pulang dari tempat hiburan malam Black Owl.

    Ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi mencapai 120 km/jam dari arah timur menuju barat.

    Anthony yang dalam keadaan mobil kemudian hilang kendali dan menabrak beberapa sepeda motor.

    Dalam peristiwa ini, pelaku ternyata bersama dua temannya, perempuan dan laki-laki.

    Kasat Lantas Polrestabes Surabaya AKBP Herdiawan mengatakan, kini Anthony Adiputra telah ditetapkan sebagai tersangka.

    “Untuk saat ini pengemudi mobil yang telah menewaskan dua korban jiwa sudah kami tetapkan sebagai tersangka,” tuturnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Sosok Kakek Sukirman, Korban Laka Maut BMW di Surabaya Barat: Takmir Masjid Selama 20 Tahun.

    (Tribunnews.com/Deni)(Surya.co.id/Tony Hermawan)