Tempat Fasum: RS Bhayangkara

  • Tim SAR Berhasil Evakuasi Jasad Pendaki Brasil Juliana Marins dari Jurang Gunung Rinjani

    Tim SAR Berhasil Evakuasi Jasad Pendaki Brasil Juliana Marins dari Jurang Gunung Rinjani

    JAKARTA – Tim SAR gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi jenazah Juliana De Sauza Pereira Marins (27), pendaki asal Brasil yang jatuh di tebing Cemara Nunggal, Gunung Rinjani.

    Juliana ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di dasar jurang dan saat ini sedang ditandu menuju Posko Sembalun, Rabu, 25 Juni.

    Selanjutnya, tim akan melakukan evakuasi jalur udara ke RS Bhayangkara Polda NTB.

    Operasi penyelamatan ini melibatkan Tim SAR Gabungan dari Brimob Polda NTB, Basarnas, TNI, TNGR, dan relawan.

    Medan Rinjani yang terjal dan vertikal menjadi tantangan besar. Upaya awal dengan pemasangan tali 300 meter gagal menjangkau korban.

    Salah satu personel bahkan harus bermalam di tebing dengan metode flying camp.

     

    Tim sempat menggunakan drone thermal untuk mendeteksi posisi korban, namun cuaca buruk menghambat pencarian. Korban akhirnya ditemukan tersangkut di kedalaman 500 meter tanpa tanda kehidupan.

    Komandan Satuan Brimob Polda NTB Kombes  Dwi Yanto Nugroho turun langsung ke Resort TNGR Sembalun untuk memantau dan memberi dukungan moril pada personel Brimob yang terlibat.

  • Legislator minta Basarnas siapkan peralatan standar penyelamatan

    Legislator minta Basarnas siapkan peralatan standar penyelamatan

    Anggota Komisi V DPR RI Dapil NTB 2 Pulau Sumbawa, Mori Hanafi dikonfirmasi wartawan di Mataram, Rabu (25/6/2025). ANTARA/Nur Imansyah.

    Legislator minta Basarnas siapkan peralatan standar penyelamatan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 25 Juni 2025 – 21:48 WIB

    Elshinta.com – Anggota Komisi V DPR RI, Mori Hanafi meminta pemerintah melalui Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk menyiapkan peralatan penyelamatan yang berstandar untuk Nusa Tenggara Barat guna mendukung proses evakuasi menyusul peristiwa jatuhnya WNA asal Brasil di Gunung Rinjani.

    “Saya sudah telepon Sestama Basarnas meminta untuk NTB dipenuhi, harus ada peralatan penyelamatan yang berstandar. Kenapa ini penting, supaya kejadian seperti di Rinjani ini tidak terulang,” ujarnya di Mataram, Rabu (25/6).

    Ia menegaskan pada umumnya proses evakuasi yang dilakukan tim SAR sudah maksimal. Hanya saja, proses penyelamatan ini perlu juga di dukung dengan peralatan yang memadai dan sumber daya manusia (SDM) di bidang penyelamatan.

    “Apa yang terjadi di Rinjani harus menjadi pembelajaran. Karena kejadian seperti ini tidak mungkin tidak terulang lagi. Untuk itu, kita butuh peralatan dan SDM yang bagus. Apakah itu tali, SDM, drone canggih dan lain-lainnya bisa dipenuhi,” kata Mori Hanafi.

    Disinggung terkait kebutuhan Helikopter penyelamat di tempatkan di NTB untuk memudahkan dan membantu evakuasi tim SAR, Mori mengatakan bisa saja. Namun, kebutuhan helikopter tersebut tidak gampang. Pasalnya selain harganya mahal, biaya perawatannya juga tidak sedikit.

    “Untuk helikopter ini bisa saja, tapi kendalanya di perawatan, belum SDM (pilot) itu harus tinggal di sini, belum basecamp, belum tempat tinggal pilotnya, ini biayanya cukup besar,” kata anggota DPR RI Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa ini.

    Mori menambahkan, menyusul telah ditemukan WNA Brasil dalam keadaan meninggal dunia, dirinya menyampaikan rasa duka yang mendalam atas peristiwa tersebut.

    “Tentu kami merasa prihatin dan sangat berduka atas peristiwa ini. Semoga, peristiwa ini tidak terjadi lagi di masa mendatang,” katanya.

    Sebelumnya, pendaki asal Brasil JDSP (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani ditemukan Tim SAR gabungan sudah dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6) di kedalaman sekitar 600 meter.

    Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi mengatakan, salah satu personil berhasil mencapai lokasi korban di jurang sekitar pukul 18.00 Wita, Selasa kemarin di datum point.

    “Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban,” kata Hariyadi.

    Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personil lainnya, menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung di-wrapping (dibungkus) untuk persiapan evakuasi.

    “Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di last known position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat, segera menyiapkan sistem evakuasi,” cakapnya.

    Tujuh orang personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

    Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, Rabu (25/6) dimana jenazah rencananya akan diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP). Kemudian dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun.

    Selanjutnya, dari Posko Sembalun, jenazah dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut.

    Sumber : Antara

  • Kapal Tanker Terbakar di Batam, 4 Orang Meninggal 5 Luka-Luka, Berikut Identitas Korban

    Kapal Tanker Terbakar di Batam, 4 Orang Meninggal 5 Luka-Luka, Berikut Identitas Korban

    Keempat korban meninggal dunia antara lain Gunawan, Berkat Setiawan Gulo, Hermansyah Putra, dan Januarius.

    Sementara itu untuk korban luka-luka, sebanyak tiga orang dirawat di RA Graha Hermine dan RS Mutiara Aini.

    Kelima korban selamat, yakni Alatas Silaban, Upik Hidayat, Amel Rivensky Nababan, Benny Silaban, dan Rezki Harianto Butarbutar.

    Raden menyebut pihaknya masih mendalami penyebab pasti kebakaran kapal tanker yang sedang docking tersebut.

    Karena pihaknya masih menunggu kondisi para pekerja masih belum stabil untuk dimintai keterangan.

    “Kronologi awal, saat kejadian sedang ada perbaikan di tanki di sana muncul percikan api,” kata Raden.

    Hingga berita ini diturunkan, pihak keluarga dan rekan kerja korban masih memadati RS Mutiara Aini. Sementara itu, empat jenazah sudah dievakuasi oleh tim Inafis Polresta Barelang ke RS Bhayangkara untuk proses penyelidikan.

    Adapun korban meninggal karena luka bakar yang dialami.

     

  • 2
                    
                        Kronologi Turis Brasil Juliana Marins Jatuh di “Jalur Neraka” Rinjani
                        Megapolitan

    2 Kronologi Turis Brasil Juliana Marins Jatuh di “Jalur Neraka” Rinjani Megapolitan

    Kronologi Turis Brasil Juliana Marins Jatuh di “Jalur Neraka” Rinjani
    Penulis
    KOMPAS.com – 
    Seorang turis asal Brasil,
    Juliana Marins
    (26), dilaporkan terjatuh ke jurang sedalam ratusan meter di kawasan Gunung
    Rinjani
    , Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (21/6/2025).
    Peristiwa ini menyita perhatian publik karena proses evakuasi yang kompleks serta lokasi jatuh yang ekstrem.
    Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dalam keterangannya di akun resmi Basarnas, Selasa, (24/6/2025) malam, memastikan korban ditemukan tidak bernyawa di kedalaman 600 meter.
    Berikut
    kronologi
    kejadian jatuhnya turis asal Brasil, Juliana Marins di “jalur neraka” Gunung Rinjani berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun.
    – Pendakian Menuju Puncak
    Juliana Marins melakukan pendakian ke Gunung Rinjani bersama enam orang rekannya dan seorang pemandu lokal. Mereka memilih jalur Sembalun dan pada Sabtu (21/6/2025) dini hari.
    Juliana melanjutkan perjalanan menuju puncak bersama lima pendaki lain dan pemandu.
    Saat tiba di titik Cemara Nunggal, Juliana dilaporkan merasa kelelahan dan diminta oleh pemandu untuk beristirahat.
    Pemandu kemudian melanjutkan perjalanan ke puncak bersama kelima pendaki lainnya, meninggalkan Juliana sendirian di titik istirahat.
    – Hilangnya Kontak dan Penemuan Awal
    Saat Juliana tidak kunjung menyusul rombongan, pemandu memutuskan kembali ke lokasi tempat Juliana terakhir beristirahat.
    Namun, Juliana tidak ditemukan di sana. Dari titik tersebut, pemandu melihat cahaya senter di bawah jurang yang mengarah ke Danau Segara Anak.
    Ia menduga cahaya itu berasal dari Juliana yang terjatuh dan segera menghubungi otoritas untuk meminta bantuan.
    – Tim SAR Diterjunkan
    Laporan pertama diterima sekitar pukul 06.30 WITA pada Sabtu, (21/6/2025). Tanggapan cepat datang dari tim gabungan yang terdiri dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Basarnas Mataram, Polsek Sembalun, Emergency Medical Hikers Community (EMHC), serta SAR Lombok Timur.
    Tim SAR segera bergerak menuju lokasi dengan membawa peralatan vertical rescue. Pada pukul 12.00 WITA, tim telah mencapai Pos 4 dan mulai mendekati lokasi dugaan jatuhnya korban.
    Meski begitu, evakuasi belum dapat dilakukan segera karena medan ekstrem dan cuaca buruk.
    – Penemuan dan Dugaan Kematian
    Tiga hari pascakejadian, pada Selasa (24/6/2025), Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengonfirmasi bahwa Juliana diduga telah meninggal dunia.
    Pernyataan tersebut berdasarkan hasil pencarian tim SAR yang menggunakan drone thermal milik Kantor SAR Mataram.
    “Korban ditemukan pada kedalaman sekitar 400 meter dari titik awal jatuhnya. Diperkirakan dalam kondisi meninggal dunia,” ujar Widi dalam siaran pers.
    Tim SAR mengaku kesulitan mengevakuasi tubuh Juliana karena kondisi geografis yang sangat terjal dan cuaca yang tidak bersahabat.
    Operasi SAR dilanjutkan dengan bantuan helikopter, drone thermal, dan dua pendaki profesional berpengalaman.
    – Kepastian Kondisi Korban
    Usai operasi lanjutan, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dalam keterangannya di akun resmi Basarnas, Selasa, (24/6/2025) malam, memastikan korban ditemukan tidak bernyawa di kedalaman 600 meter.
    Syafii menjelaskan, 7 orang penyelamat dari tim SAR gabungan telah berhasil menjangkau kedalaman 400 meter, pada Selasa sore, pukul 16.52 WITA.
    Kemudian, pada pukul 18.00 WITA, satu orang penyelamat dari Basarnas atas nama Hafid Hasadi, berhasil menjangkau korban pada kedalaman 600 meter.
    Petugas lalu memeriksa korban, dan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan.
    – Proses Evakuasi Jasad Korban
    Selanjutnya, pukul 18.31 WITA, tiga personel tambahan dari potensi SAR diturunkan untuk mendekati korban di kedalaman 600 meter.
    Mereka melakukan proses
    wrapping survivor
    sebagai persiapan evakuasi.
    Total tujuh orang tim penyelamat bermalam di lokasi dengan sistem
    flying camp
    , di mana tiga orang berada di anchor point (kedalaman 400 meter) dan empat lainnya bersama korban.
    Karena cuaca buruk dan jarak pandang terbatas, evakuasi ditunda dan dijadwalkan dilanjutkan pada Rabu (25/6/2025) pukul 06.00 WITA.
    Evakuasi akan dilakukan dengan metode lifting (pengangkatan vertikal), lalu korban ditandu menyusuri jalur pendakian ke Posko Sembalun.
    Dari sana, korban akan dievakuasi secara medis menggunakan helikopter ke RS Bhayangkara Polda NTB.
    Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata menyatakan keprihatinannya atas insiden ini. Menpar Widianti menegaskan bahwa keselamatan wisatawan merupakan prioritas utama.
    Ia memerintahkan seluruh instansi terkait untuk memperketat Standar Operasional Prosedur (SOP) serta pengawasan terhadap aktivitas pemanduan di destinasi ekstrem seperti Rinjani.
    “Seluruh instansi diperintahkan memperkuat SOP dan pengawasan pemanduan. Kami juga terus berkoordinasi dengan Kedutaan Brasil dan keluarga korban untuk memastikan transparansi informasi,” tegasnya.
    Tragedi ini menjadi peringatan penting mengenai pentingnya protokol keselamatan yang ketat, terutama di destinasi wisata ekstrem seperti Gunung Rinjani.
    Pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat meningkatkan pengawasan agar peristiwa serupa tidak terulang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pria Bunuh 3 Mahasiswi di Sumbar, Komnas Perempuan Duga Femisida

    Pria Bunuh 3 Mahasiswi di Sumbar, Komnas Perempuan Duga Femisida

    Jakarta

    Pria bernama Satria Johanda alias Wanda (25) tega membunuh dan memutilasi wanita inisial SA (25) di Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar). Pelaku juga diduga membunuh dua mahasiswi lainnya dan membuang jasad korban ke dalam sumur.

    Komnas Perempuan ikut menyoroti kasus dugaan pembunuhan itu. Komisioner Komnas Perempuan, Rr. Sri Agustini, menilai kasus ini salah satu bentuk kekerasan berbasis gender.

    “Mengenai kasus 3 mahasiswi yang diduga dibunuh oleh SJ di Padang Pariaman, apabila menilik pada ketiga korban yang secara jenis kelamin dan gender adalah perempuan, serta cara terduga pelaku melakukan pembunuhannya secara sadis, maka pembunuhan yang dilakukan pelaku terhadap korban merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan berbasis gender,” kata Sri kepada wartawan, Senin (23/6/2025).

    Sri kemudian menyinggung femisida dalam kasus ini. Menurutnya, jika pelaku dan korban memiliki relasi, maka kasus ini kemungkinan bagian dari femisida.

    “Apabila motif dari terduga pelaku sudah selesai didalami oleh penyidik, dan relasi antara terduga pelaku dengan ketiga korban terungkap, tidak menutup kemungkinan kasus ini merupakan bagian dari femisida,” tutur dia.

    Sri mengatakan bahwa Komnas Perempuan merumuskan pengertian dari femisida sebagai pembunuhan terhadap perempuan secara sengaja karena jenis kelamin atau gendernya, yang didorong superioritas, dominasi, hegemoni, agresi maupun misogini terhadap perempuan, rasa memiliki perempuan, ketimpangan relasi kuasa, dan sadistik. Komnas Perempuan juga memilah femisida berdasar niat pembunuhan ke dalam dua jenis.

    Sri menyebut kasus pembunuhan di Padang Parimanan ini bisa diduga sudah direncanakan pelaku. Kini, Komnas Perempuan menunggu pendalaman polisi terkait motif dari pelaku.

    “Dari Kasus terduga pelaku SJ yang melakukan pembunuhan berlanjut kepada tiga korban yang berjenis kelamin dan bergender perempuan secara sadis, patut diduga sudah direncanakan yang artinya dilakukan secara sengaja, untuk itu apabila nanti dari motifnya teridentifikasi sebagai femisida, bisa dikategorikan sebagai femisida langsung,” tutur dia.

    Ratusan Kasus Femisida Sejak 2019

    “Komnas Perempuan melakukan pemantauan terhadap berita media daring sepanjang 2019 tentang femisida mencatat jumlah yang memprihatinkan, yakni 145 kasus. Jumlah ini baru sebatas kasus femisida yang diliput oleh media massa, belum terhitung yang tidak diberitakan,” ucap dia.

    “Lima peringkat teratas untuk relasi pelaku dengan korbannya itu suami (48 kasus) yang menunjukkan bahwa sebagian besar femisida dilakukan oleh suami terhadap istri. Selanjutnya, relasi pertemanan (19 kasus), relasi pacaran (13 kasus), kerabat dekat (7 kasus), dan belum diketahui (21 kasus),” imbuhnya.

    Sri mengungkapkan bahwa dari data tersebut dapat dilihat bahwa relasi pelaku dengan korban sebagian besar masih berada dalam ranah relasi personal. Dia juga menyinggung soal pola kasus.

    “Terdapat pola yang sama, yakni sadisme berlapis terhadap perempuan dengan dianiaya, diperkosa, dibunuh dan ditelanjangi dan bahkan dimutilasi. Dari perspektif kekerasan berbasis gender, penelanjangan dan mutilasi korban yang telah menjadi mayat menunjukkan tindak pelucutan harkat dan martabat korban,” pungkasnya.

    Pelaku Ditetapkan Tersangka

    Pria berinisial SJ, tersangka pembunuhan yang memutilasi korbannya di Padang Pariaman, Sumatera Barat, masih diperiksa polisi secara intensi. Pelaku mengaku memutilasi korban dalam 10 potongan.

    Berdasarkan pengakuan sementara pelaku, korban dihabisi gara-gara persoalan hutang. Usai dihabisi, pelaku lalu memutilasi korbannya hingga menjadi 10 potongan.

    Adapun identitas korban yang dihabisi itu disebut-sebut bernama SA (25). Namun polisi belum bisa memastikan, karena masih menunggu proses autopsi dari RS Bhayangkara.

    “Sesuai pengakuan, pembunuhan dilakukan pada hari Minggu, 15 Juni 2025 pukul 3 sore. Tersangka pelaku adalah sekuriti salah satu perusahaan,” kata Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, dilansir detikSumut, Kamis (19/6).

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Tawon di Losarang Indramayu, Ibu dan Anak Pingsan dan Dilarikan ke RS
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        20 Juni 2025

    Serangan Tawon di Losarang Indramayu, Ibu dan Anak Pingsan dan Dilarikan ke RS Bandung 20 Juni 2025

    Serangan Tawon di Losarang Indramayu, Ibu dan Anak Pingsan dan Dilarikan ke RS
    Editor
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Seorang ibu dan anaknya di Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, harus dilarikan ke rumah sakit setelah tersengat kawanan
    tawon
    , Kamis (19/6/2025) malam.
    Peristiwa ini juga menyebabkan dua warga lainnya mengalami luka ringan akibat sengatan serangga yang sama.
    “Korban ada 4 orang. Dua orang luka ringan dan dua orang luka berat langsung dibawa ke RS Bhayangkara,” kata Danru 2 Pos Unit Patroli Damkar Indramayu, Dodi Nurhalim, dikutip dari Tribun Jabar, Jumat (20/6/2025).
    Dodi menjelaskan, insiden tersebut bermula dari aksi sejumlah anak-anak yang melempari dan menyodok sarang tawon yang menempel di lisplang rumah korban. Saat pemilik rumah tiba dan hendak masuk ke dalam, kawanan tawon langsung menyerang.
    “Itu langsung dikerubungin tawon, terus
    pingsan
    dibawa ke rumah sakit,” ungkap Dodi.
    Dua warga lain yang kebetulan melintas di sekitar lokasi juga ikut tersengat. Menurut Dodi, salah satu dari mereka bahkan mengalami trauma akibat kejadian tersebut.
    “Itu sampai trauma orangnya, korban ini bukan pemilik rumah tapi orang lewat,” ucapnya.
    Kejadian berlangsung menjelang waktu Magrib. Damkar Indramayu menerima laporan sekitar pukul 19.45 WIB dan langsung bergerak ke lokasi. Saat petugas tiba, warga setempat tidak berani mendekat karena kawanan tawon masih agresif.
    “Alhamdulillah waktu evakuasi berjalan aman dan lancar, sarang tawon berhasil dievakuasi pukul 20.36 WIB,” ujar Dodi.
    Ia juga mengimbau warga agar tidak sembarangan menangani sarang tawon. Metode seperti melempar atau menyodok bisa memicu serangan massal dari serangga tersebut.
    Masyarakat diminta segera menghubungi petugas berwenang seperti Damkar jika menemukan sarang tawon di lingkungan sekitar.
    “Ini bahaya sekali,” tegas Dodi.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Serangan Tawon di Desa Ranjeng Indramayu, 2 Orang Pingsan Disengat, Ternyata Ini Sebab Tawon Ngamuk
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sempat Hajar Korban dengan Kayu, Perampok Rumah ASN di Jambi Ditangkap Warga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 Juni 2025

    Sempat Hajar Korban dengan Kayu, Perampok Rumah ASN di Jambi Ditangkap Warga Regional 19 Juni 2025

    Sempat Hajar Korban dengan Kayu, Perampok Rumah ASN di Jambi Ditangkap Warga
    Tim Redaksi
    JAMBI, KOMPAS.com
    – Kepolisian Sektor Kotabaru meringkus perampok yang beraksi di rumah seorang ASN berinisial LS (36), warga RT 18, Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kotabaru, Kota
    Jambi
    , pada Rabu (18/6/2025) sekitar pukul 02.30 WIB.
    Kapolsek Kotabaru AKP Jimi Fernando menjelaskan, pelaku bernama Rahmat Syarif (26). Dia nekat menyatroni kamar tidur korban dengan modus memutus sambungan listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN).
    Menurut Jimi, pelaku memang sengaja memutus aliran listrik rumah korban, sehingga memancing korban keluar rumah.
    Saat korban keluar rumah, pelaku kemudian secara diam-diam masuk, dan mengambil barang berharga korban.
    “Saat kejadian, korban sedang tidur. Kemudian pelaku mematikan saklar rumah korban,” kata Jimi, saat konferensi pers di Mapolsek Kotabaru, Kamis (19/6/2025).
    Jimi mengatakan, saat itu korban sempat merasa curiga dan berupaya menelepon tetangganya, namun tidak ada yang merespons.
    Pelaku yang mengetahui hal itu kemudian menerobos kamar dan langsung merampas ponsel korban.
    Saat itu, korban sempat berteriak minta tolong, namun dipukul pelaku dengan balok kayu.
    Teriakan korban memicu warga berdatangan ke lokasi.
    Pada saat yang sama, korban dipukuli hingga mengalami luka memar di kepala dan punggung.
    “Saat ini korban masih dirwat di RS Bhayangkara,” ujarnya.
    Pelaku kemudian ditangkap oleh warga yang kemudian melapor ke Polsek Kota Baru.
    “Menerima laporan pada alamat tersebut tim ke lokasi dan melakukan penangkapan terhadap pelaku,” sambung Jimi.
    Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dan ancamannya 9 tahun penjara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Setahun Hilang, Siska Dibunuh Pacarnya di Padang Pariaman, Pelaku Juga Mutilasi 2 Korban Lainnya

    Setahun Hilang, Siska Dibunuh Pacarnya di Padang Pariaman, Pelaku Juga Mutilasi 2 Korban Lainnya

    GELORA.CO – Setahun hilang, Siska Oktovia warga Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) ternyata jadi korban pembunuhan.

    Pelaku pembunuhan Siska yakni SJ alias Wanda, pacar korban dan juga pelaku pembunuhan mutilasi 2 orang lainnya.

    Jasad Siska ditemukan dalam sumur di rumah pelaku, pada Kamis (19/6/2025).

    Kasus pembunuhan Siska terungkap setelah polisi menangkap pelaku SJ atas kasus pembunuhan mutilasi yang potongan tubuh dari korban ditemukan di aliran Sungai Batang Anai, Padang Pariaman.

    Suji Selsya Utami (28), sepupu dari Siska Oktavia, tak menyangka kerabatnya menjadi salah satu korban pembunuhan sadis yang diduga dilakukan oleh SJ di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).

    Suji mengungkapkan bahwa dirinya sangat mengenal dekat pelaku SJ, yang selama ini berstatus sebagai pacar Siska.

    “Pelaku ini sangat dekat dengan keluarga korban, bahkan dikenal sebagai sosok yang baik,” ujar Suji Selsya Utami dikutip dari TribunPadang.com.

    Saat lebaran, ketika korban dinyatakan hilang, pelaku masih sempat datang ke rumah dan memberikan THR kepada adik-adik korban.

    “Hubungan mereka memang pacaran,” ujar Suji Selsya Utami.

    Suji menyebutkan bahwa hubungan asmara antara Siska dan SJ telah terjalin cukup lama.

    “Keduanya sudah pacaran sejak 2019. Jadi memang sudah cukup lama,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Suji mengatakan bahwa lokasi penemuan jenazah diduga merupakan rumah milik pelaku SJ sendiri.

    “Tempat korban dikubur ini adalah rumah SJ. Jadi kami benar-benar tidak menyangka hal seperti ini terjadi,” jelasnya.

    Ia juga menambahkan bahwa Siska mengenal korban mutilasi SJ lainnya, yang jasadnya ditemukan dalam kondisi terpisah di Batang Anai.

    “Siska berteman dengan korban mutilasi itu. Bahkan, korban tersebut juga sering menginap di rumah Siska,” tegasnya.

    Pelaku Ditangkap 

    Akhirnya  Wanda alias SJ terduga pelaku mutilasi di Muaro Anai Padang Pariaman diamankan.

    “Alhamdulillah, kami berhasil mengamankan pelaku yang tiga hari terakhir menghebohkan masyarakat yang ada di Padang Pariaman,” Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, saat ditemui awak media dikutip dari TribunPadang.com, Kamis (19/6/2025). 

    Ia menyebutkan potongan tubuh dari korban ditemukan di aliran Sungai Batang Anai.

    Kemudian dievakuasi untuk dilakukan identifikasi di RS Bhayangkara Padang.

    “Pelaku berinisial SJ alias Wanda,” sebut AKBP Ahmad Faisol. 

    Inisial SJ diringkus pada Kamis sekitar pukul 02.00 WIB di kawasan Batang Anai.

    Terbaru Wanda alias SJ rupanya selain memutilasi teman dekatnya sendiri, pelaku juga pernah mengubur 2 korban lainnya dalam sumur. 

    “Motifnya belum kita ketahui pasti, namun kedua korban tersebut memang pernah kami terima laporan kehilangan dari masyarakat,” ujar Kapolres.

    Kapolres mengaku saat ini pihaknya sedang melakukan penggalian sumur tempat pengakuan tersangka mengubur korban setelah melakukan pembunuhan di kawasan Batang Anai.

    Melalui keterangan pelaku ini, total sudah ada tiga korban yang ia bunuh, namun motifnya belum terungkap dengan jelas.

    Melihat perbuatannya, pelaku sudah melakukan pembunuhan berantai, mengingat ketiga korban tersebut masih memiliki hubungan sebagai teman.

  • Identitas Korban Mutilasi di Sungai Batang Anai Terungkap, Berusia 23 Tahun
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Juni 2025

    Identitas Korban Mutilasi di Sungai Batang Anai Terungkap, Berusia 23 Tahun Regional 18 Juni 2025

    Identitas Korban Mutilasi di Sungai Batang Anai Terungkap, Berusia 23 Tahun
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com
    – Polisi berhasil mengungkap identitas mayat
    korban mutilasi
    yang ditemukan di
    Sungai Batang Anai
    ,
    Padang Pariaman
    , Sumatera Barat.
    Korban yang diketahui berinisial SA (23) merupakan warga Lubuk Alung, Padang Pariaman, namun bekerja dan tinggal di Padang.
    “Identitas korban diketahui setelah orangtuanya datang ke RS Bhayangkara dan mengakui bahwa korban adalah anaknya,” kata Kapolsek Batang Anai, Iptu Wadriadi, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/6/2025).
    Wadriadi menambahkan, setelah melihat potongan tubuh korban dan tanda khusus yang dimiliki, orangtuanya yakin bahwa itu adalah anaknya.
    Saat ini, pihak kepolisian terus melakukan
    pengembangan kasus
    guna mengetahui dugaan pidana yang dialami korban.
    “Identitas korban menjadi petunjuk bagi kita untuk mengungkap kasus ini,” jelas Wadriadi.
    Sebelumnya, mayat dengan kondisi tidak utuh, diduga korban mutilasi, ditemukan di aliran Sungai Batang Anai, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (17/6/2025).
    Penemuan mayat tanpa kepala, kedua tangan, dan kaki tersebut menggegerkan warga sekitar.
    “Mayat ini tidak ada kepala, kedua tangan dan kaki. Termasuk alat kelamin tidak ada,” ujar Kapolsek Batang Anai, Iptu Wadriadi, kepada Kompas.com, Selasa (17/6/2025).
    Wadriadi menjelaskan, mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan yang sedang membersihkan kapalnya.
    Posisi mayat berada di tepi aliran sungai, tidak jauh dari kapal nelayan.
    Pada Rabu (18/6/2025), polisi kembali menemukan potongan tubuh korban berupa kepala, kaki, dan tangan di lokasi yang berbeda.
    Penyelidikan kasus ini terus berlanjut untuk mengungkap pelaku di balik tindakan keji tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Seorang Dosen Ditemukan Meninggal Dunia di Kamar Kos Karanganyar, Diduga Sudah 4 Hari
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Juni 2025

    Seorang Dosen Ditemukan Meninggal Dunia di Kamar Kos Karanganyar, Diduga Sudah 4 Hari Regional 17 Juni 2025

    Seorang Dosen Ditemukan Meninggal Dunia di Kamar Kos Karanganyar, Diduga Sudah 4 Hari
    Tim Redaksi
    KARANGANYAR, KOMPAS.com – 
    Warga Desa Tohudan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten
    Karanganyar
    , digegerkan dengan penemuan mayat seorang perempuan di kamar kos, Senin (16/6/2025).
    Korban diketahui bernama Theresia Simatupang (53), dosen asal Medan, yang diperkirakan telah meninggal dunia lebih dari empat hari.
    Kapolsek Colomadu, AKP Juritna mengungkapkan, pihaknya menerima laporan adanya penemuan mayat sekitar pukul 15.30 WIB. Setelah menerima laporan tersebut, anggota langsung mendatangi lokasi kejadian.
    Ia mengatakan, berdasarkan keterangan pemilik kos, bau tidak enak sudah tercium sejak beberapa hari yang lalu.
    “Sumber bau di kamar kos Nomor 17. Kondisinya pintu tidak dikunci, setelah dibuka di situ ditemukan Ibu Theresia sudah meninggal. Diperkirakan lebih dari 4 hari,” katanya kepada wartawan, Senin malam.
    Berdasarkan identitasnya, korban merupakan seorang dosen.
    Kendati demikian, pihaknya belum mengetahui persis kampus tempatnya mengajar.
    AKP Juritna mengungkapkan, korban tinggal seorang diri di kos tersebut sudah sekitar satu tahun.
    Saat ditanya apakah ada tanda kekerasan, dia mengatakan, masih dilakukan penyelidikan guna memastikan hal tersebut.
    “Ini (jenazah) sudah dibawa ke RS Bhayangkara (Solo) untuk dilakukan autopsi,” terangnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.