Tempat Fasum: RS Bhayangkara

  • Kisah Tragis di Medan, Suami Tewas Loncat dari Flyover, Istri Meninggal dengan Luka Tusukan
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        11 Juli 2025

    Kisah Tragis di Medan, Suami Tewas Loncat dari Flyover, Istri Meninggal dengan Luka Tusukan Medan 11 Juli 2025

    Kisah Tragis di Medan, Suami Tewas Loncat dari Flyover, Istri Meninggal dengan Luka Tusukan
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Seorang ibu rumah tangga berinisial SG ditemukan meninggal dunia di rumahnya yang terletak di Komplek Nicoland, Jalan Jaya Tani, Kota
    Medan
    , pada Jumat (11/7/2025).
    Penemuan ini terjadi setelah suaminya, DRT, dilaporkan terjatuh dari
    Flyover Jamin Ginting
    .
    S, adik ipar DRT menceritakan, ia menerima kabar tentang kecelakaan yang menimpa DRT sekitar pukul 08.00 WIB.
    “Awalnya saya dapat kabar, abang (ipar) kecelakaan (loncat dari Jembatan Fly Over Jamin Ginting),” kata S saat diwawancarai di lokasi kejadian.
    Setelah mendengar kabar tersebut, S segera menuju rumah DRT.
    “Pas saya cek, kakak itu udah meninggal di dalam kamar. Ada luka tusuk,” tambahnya, menunjukkan betapa terkejutnya ia mendapati kondisi SG.
    S menjelaskan, DRT dan SG biasanya tinggal bersama dua anak mereka.
    “Yang tinggal di rumah itu biasanya mereka berdua dengan dua anak. Tapi satu anaknya kebetulan di rumah saya, sedangkan satu anaknya ada di dalam,” ujar S, yang tinggal tidak jauh dari lokasi.
    DRT sehari-hari bekerja sebagai pemilik Toko Penggadaian di Padang Bulan, sementara SG berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
    Sebelumnya, DRT ditemukan tergeletak di bawah kolong Flyover Jamin Ginting.
    Adven, seorang warga sekitar, menyaksikan kejadian tersebut.
    “Tadi ramai kali di sini. Lompat dia dari jembatan terus tergeletak di situ. Motornya masih di atas itu tadi,” kata Adven.
    Kepala Polsek Delitua, Kompol Panggil Sarianto Simbolon, mengonfirmasi bahwa DRT telah dilarikan ke Rumah Sakit Bina Kasih, namun sudah dinyatakan meninggal dunia.
    “Kondisinya sudah meninggal dunia,” ujar Panggil saat diwawancarai di kediaman DRT.
    Panggil juga menyampaikan bahwa petugas telah memeriksa kediaman DRT dan menemukan SG sudah meninggal dunia dengan luka tusuk di tubuh.
    “Ada kita temukan luka bekas senjata tajam,” ucap Panggil.
    Pantauan Kompas.com di lokasi menunjukkan bahwa satu unit ambulans RS Bhayangkara telah berada di tempat kejadian.
    Jenazah SG kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk keperluan otopsi.
    Polisi juga telah memasang garis polisi di rumah korban dan menyatakan bahwa penyelidikan terkait kedua kasus tersebut masih berlangsung.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Istri Tewas Ditusuk, Suami Meninggal Lompat dari Flyover Jamin Ginting Medan
                        Medan

    9 Istri Tewas Ditusuk, Suami Meninggal Lompat dari Flyover Jamin Ginting Medan Medan

    Istri Tewas Ditusuk, Suami Meninggal Lompat dari Flyover Jamin Ginting Medan
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com –
    Seorang pria berinisial DRT ditemukan tewas di bawah kolong Flyover Jamin Ginting, Kota
    Medan
    ,
    Sumatera Utara
    , Jumat (11/7/2025).
    Adven, warga sekitar Flyover Jamin Ginting, mengatakan, saat itu posisinya sedang berada di bawah flyover.
    Tiba-tiba dia melihat tubuh DRT terjatuh dari flyover sekitar pukul 08.00 WIB.
    “Tadi ramai kali di sini. Lompat dia dari jembatan terus tergeletak di situ. Motornya masih di atas itu tadi,” kata Adven saat diwawancarai di lokasi.
    Sementara, Kepala Polsek Delitua Kompol Panggil Sarianto Simbolon menyampaikan bahwa DRT telah dilarikan ke Rumah Sakit Bina Kasih.
    “Kondisinya sudah meninggal dunia,” ujar Panggil saat diwawancarai di kediaman DRT di Komplek Nicoland, Jalan Jaya Tani.
    Ia menyampaikan bahwa petugas telah mengecek kediaman DRT dan mendapati kondisi istri DRT, berinisial SG, sudah meninggal dunia dengan luka tusuk di tubuh.
    “Ada kita temukan luka bekas senjata tajam,” ucap Panggil.
     
    Pantauan Kompas.com di lokasi, satu unit ambulans RS Bhayangkara telah berada di lokasi. Jenazah SG pun dibawa ke RS Bhayangkara.
    Tak lama, polisi memasang garis polisi di rumah korban.
    Panggil menyampaikan bahwa petugas saat ini masih akan melakukan penyelidikan terkait dua kasus tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Motor Adu Banteng di Bantul, Satu Pengendara Tewas di Tempat
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        9 Juli 2025

    Dua Motor Adu Banteng di Bantul, Satu Pengendara Tewas di Tempat Yogyakarta 9 Juli 2025

    Dua Motor Adu Banteng di Bantul, Satu Pengendara Tewas di Tempat
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Kecelakaan lalu lintas antara dua sepeda motor terjadi di jalan Ngipik–Potorono, tepatnya di Plakaran RT 04, Baturetno, Banguntapan,
    Bantul
    , Daerah Istimewa
    Yogyakarta
    , pada Selasa (8/7/2025) malam.
    Peristiwa ini menyebabkan satu orang pengendara meninggal dunia di lokasi kejadian.
    Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, menjelaskan kecelakaan terjadi sekitar pukul 23.04 WIB.
    Honda Scoopy AB 2916 KM yang dikendarai Jumadi (46), warga Bangunharjo, Sewon, Bantul, bertabrakan dengan Yamaha Mio AB 2565 FY yang dikendarai Dony Trisdiyanto (33), warga Sendangtirto, Berbah, Sleman.
    Jeffry menyebut Honda Scoopy melaju dari arah barat (Ngipik) menuju timur (Potorono).
    Saat sampai di lokasi kejadian, kendaraan oleng ke kanan hingga masuk ke jalur berlawanan, dan bertabrakan dengan Yamaha Mio yang datang dari arah berlawanan.
    “Kedua pengendara akhirnya mengalami tabrakan,” ujar Jeffry saat dikonfirmasi, Rabu (9/7/2025).
    Akibat tabrakan tersebut, Dony Trisdiyanto, pengendara Yamaha Mio, meninggal dunia di lokasi. Jenazahnya telah dibawa ke RS Bhayangkara Polda
    DIY
    .
    Sementara itu, Jumadi, pengendara Honda Scoopy, mengalami luka robek terbuka di kepala dan dirawat di RSPAU Hardjolukito.
    Kedua kendaraan juga mengalami kerusakan. Honda Scoopy rusak pada bagian depan, sementara Yamaha Mio mengalami goresan di bodi samping kanan dan kaca spion pecah.
    Jeffry mengimbau masyarakat untuk selalu berkonsentrasi saat berkendara dan mematuhi aturan lalu lintas guna menghindari kecelakaan serupa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Benarkah Juliana Marins Ditinggal Usai Terjatuh di Jurang Jalur Rinjani? Ini Pengakuan Guide Tour
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Juni 2025

    Benarkah Juliana Marins Ditinggal Usai Terjatuh di Jurang Jalur Rinjani? Ini Pengakuan Guide Tour Regional 27 Juni 2025

    Benarkah Juliana Marins Ditinggal Usai Terjatuh di Jurang Jalur Rinjani? Ini Pengakuan Guide Tour
    Editor
    LOMBOK, KOMPAS.com
    – Peristiwa meninggalnya WNA Brasil
    Juliana Marins
    (27) di lereng puncak
    Gunung Rinjani
    meninggalkan sorotan terhadap guide yang memandunya.
    Juliana dilaporkan terjatuh pada Sabtu (21/6/2025) dalam perjalanan menuju summit atau pendakian ke puncak.
    Guide Juliana yakni Ali Musthofa memberikan pengakuan kepada media Brasil,
    Oglobo.globo
    pada Jumat (27/6/2025).
    Ali memandu Juliana untuk perjalanan pendakian Gunung Rinjani dengan bayaran sebesar Rp 2,5 juta.
    Dikutip dari
    TribunBogor
    via
    Tribunnews
    , Ali membantah meninggalkan Juliana saat beristirahat.
    Ali mengungkapkan, saat Juliana beristirahat, dia bersama rombongan 5 orang lainnya melanjutkan perjalanan.
    “Saya menunggu 3 menit lebih dulu, saya tidak meninggalkannya,” kata Ali.
    Kemudian dia merasa ada kejanggalan ketika Juliana yang ditunggu tidak juga menyusul.
    Dia lalu memutuskan untuk kembali ke lokasi Juliana beristirahat 30 menit kemudian.
    “Setelah sekitar 15 atau 30 menit, Juliana tidak muncul. Saya mencarinya di tempat peristirahatan terakhir, tetapi saya tidak menemukannya,” kata dia.
    “Saya bilang saya akan menunggunya lebih dulu, saya menyuruhnya untuk beristirahat,” beber Ali melajutkan.
    Keberadaan Juliana baru diketahui ketika ada cahaya senter.
    “Saya sadar ketika saya melihat cahaya senter di jurang sedalam sekitar 150 meter dan mendengar suara Juliana meminta pertolongan. Saya bilang saya akan menolongnya,” imbuh Ali.
    Ali pun langsung menghubungi tempatnya bekerja untuk diteruskan ke Tim SAR.
    Ali mengaku tidak berdaya untuk melakukan penyelamatan sehingga pilihannya adalah menunggu Tim SAR.
    Proses evakuasi Juliana dari jurang sedalam 600 meter berlangsung pada Rabu (25/6/2025).
    Korban dinaikkan ke anchor point lereng puncak Gunung Rinjani pada 25 Juni 2025 sekira pukul 13:51 WITA.
    Juliana dibawa menuju ke Sembalun dengan cara ditandu, dan tiba sekira pukul 20:45 WITA.
    Setelah prosesi serah terima kepada keluarga, jenazah Juliana dibawa menuju Rumah Sakit Bhayangkara Mataram.
    Selanjutnya jenazah diautopsi di RS Bhayangkara Bali Mandara, Kamis (27/6/2025).
    Plt Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Mataram dr Mike Wijayanti Djohar menyampaikan bahawa pihaknya sudah mengantongi hasil visum terhadap jenazah Juliana Marins pendaki Brasil yang tewas jatuh di Gunung Rinjani.
    Tapi Mike enggan membeberkan hasil pemeriksaan luar terhadap Juliana.
    Ia mengatakan, hasil tersebut nantinya akan diserahkan ke penyidik di Polres Lombok Timur sesuai tempat kejadian perkara.
    “Kami tidak bisa sampaikan di sini karena itu permintaan penyidik, nanti kami serahkan meskipun sudah ada tapi nanti kami sampaikan ke penyidik dulu,” katanya.
    Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul
    Pengakuan Guide Soal Insiden Juliana Marins Jatuh Gunung Rinjani, Bantah Tinggalkan Korban
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dokter Forensik Tak Ada, Autopsi Jenazah Pendaki Asal Brasil di Rinjani Dialihkan ke Bali

    Dokter Forensik Tak Ada, Autopsi Jenazah Pendaki Asal Brasil di Rinjani Dialihkan ke Bali

    PIKIRAN RAKYAT – Jenazah Juliana Marins pendaki asal Brasil yang terjatuh di jalur pendakian Gunung Rinjani batal diautopsi di Rumah sakit Bhayangkara Mataram, Nusa Tenggara Barat.

    “Autopsi direncanakan dilaksanakan di Bali, ucap Wakil Gubernur NTB Indah Damayanti Putri.

    Alasannya tidak dilaksanakan autopsi di Mataram adalah karena dokter forensik yang punya keahlian bidang autopsi tersebut sedang berada di Semarang.

    “Dokter autopsi di luar daerah, cuma satu di NTB. Jadi, kami cari opsi terdekat di Bali, dan Kapolda NTB sudah berkoordinasi dengan Kapolda Bali,” tambahnya.

    Lalu, ia juga mengatakan bahwa rumah sakit ini sedang menyelesaikan administrasi kebutuhan jenazah untuk dibawa ke Bali.

    Ia juga menambahkan setelah administrasi selesai jenazah akan diberangkatkan dengan ambulans dari RS Bhayangkara Mataram.

    Indah menegaskan bahwa perihal biaya penanganan jenazah selama di NTB telah masuk tanggungan pemerintah daerah.

    ia menyampaikan terkait penanganan dari korban kecelakaan di kawasan wisata NTB ini, pihak pemerintah Provini NTB sudah membangun koordinasi dengans eluruh pihak, termasuk dengan pihak keduataan Brasil.

    “Jadi, kedukaan ini bukan hanya milik keluarga, tetapi juga milik masyarakat NTB, karena korban datang sebagai wisatawan di NTB, kita semua sampaikan duka yang mendalam,” ucapnya.

    Diketahui, Juliana terjatuh di lereng Gunung Rinjani pada Sabtu, 21 Juni 2025, pencarian pun dilakukan hingga akhirnya jenazahnya ditemukan oleh tim SAR pada Selasa 24 Juni 2025 lalu pada kedalaman 600 meter menuju Lost Know Position (LKP).

    Tim SAR gabungan berhasil melakukan evakuasi jenazah Juliana yang pada akhirnya mengurungkan niat menggunakan helikopter karena kondisi cuaca yang kurang baik.

    Akhirnya Jenazah Juliana ditandu Balai taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang berada di dekat pintu masuk jalur pendakian. ***

  • Keluarga Jenazah Pendaki Rinjani Asal Brazil Juliana Marins Minta Autopsi, Ini Alasannya

    Keluarga Jenazah Pendaki Rinjani Asal Brazil Juliana Marins Minta Autopsi, Ini Alasannya

    PIKIRAN RAKYAT – Keluarga mendiang pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang tewas saat mendaki Gunung Rinjani, meminta dilakukan autopsi terhadap jenazah korban.

    Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Indah Dhamayanti Putri, dalam konferensi pers yang digelar di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, Kamis, 26 Juni 2025.

    “Pihak keluarga mau tahu proses kematian karena apa. Mereka hanya ingin tahu kapan kematiannya,” ujar Indah, usai meninjau kondisi jenazah bersama sejumlah pejabat daerah.

    Menurut Indah, informasi dari autopsi nantinya dibutuhkan sebagai bagian dari kelengkapan dokumen administrasi untuk proses pemakaman Juliana di negara asalnya, Brasil.

    Permintaan itu disampaikan sebab keluarga ingin memperoleh kejelasan mengenai penyebab dan waktu kematian Juliana.

    Autopsi Dipindah ke Bali

    Rencana awal, autopsi akan dilakukan di RS Bhayangkara Mataram. Namun karena dokter forensik yang bertugas sedang berada di Semarang, tindakan medis tersebut tidak dapat dilakukan di lokasi tersebut.

    Oleh karena itu, jenazah Juliana akan dibawa ke Denpasar, Bali, untuk menjalani autopsi.

    “Setelah administrasi selesai, maka akan diberangkatkan dengan ambulans dari RS Bhayangkara Mataram,” ujar Indah.

    Jenazah akan dibawa ke Bali melalui jalur darat menggunakan ambulans milik RS Bhayangkara.

    Kronologi Kejadian

    Juliana Marins mengalami kecelakaan saat melakukan pendakian di jalur Gunung Rinjani pada Sabtu, 21 Juni 2025. Ia dilaporkan terjatuh di lereng gunung dan dinyatakan hilang.

    Upaya pencarian pun dilakukan oleh tim SAR gabungan. Setelah tiga hari pencarian, jenazah Juliana akhirnya ditemukan pada Selasa, 24 Juni 2025, di kedalaman sekitar 600 meter dari titik Lost Know Position (LKP) atau titik terakhir keberadaan yang diketahui.

    Evakuasi jenazah sempat direncanakan menggunakan helikopter, namun batal dilakukan karena cuaca di kawasan pegunungan tidak memungkinkan. Tim SAR kemudian mengevakuasi jenazah secara manual.

    Dari Pos Pelawangan, jenazah ditandu menuruni jalur menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), dekat pintu masuk pendakian. ***

  • Karangan Bunga Iringi Duka Kematian Juliana di Rinjani

    Karangan Bunga Iringi Duka Kematian Juliana di Rinjani

    Foto

    Rafida Fauzia – detikNews

    Kamis, 26 Jun 2025 14:00 WIB

    Nusa Tenggara Barat – Karangan bunga memenuhi RS Bhayangkara tempat jenazah Juliana disemayamkan. Pendaki asal Brasil itu tewas usai terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani.

  • Turis Brasil Jatuh di Gunung Rinjani, DPR Minta Pemerintah Evaluasi – Page 3

    Turis Brasil Jatuh di Gunung Rinjani, DPR Minta Pemerintah Evaluasi – Page 3

    Operasi pencarian dan pertolongan terhadap JDSP (27), pendaki Brasil yang sebelumnya dilaporkan jatuh di Gunung Rinjani, berakhir dengan kabar duka. Tim SAR gabungan menemukan Juliana Marins dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6) di kedalaman sekitar 600 meter.

    Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi menerangkan, salah satu personel berhasil mencapai lokasi korban di jurang sekitar pukul 18.00 Wita di datum point. “Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban,” terang Hariyadi.

    Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personel lainnya, menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung di-wrapping (dibungkus) untuk persiapan evakuasi.

    “Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di last known position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat, segera menyiapkan sistem evakuasi,” tambahnya.

    Tujuh orang personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

    Keputusan untuk menunda evakuasi pendaki asal Brasil itu dikarenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan dan visibilitas yang sangat terbatas. Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, Rabu (25/6) dimana jenazah rencananya akan diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP).

    “Kemudian dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun,” ucap Kepala Kantor SAR Mataram saat ditemui di Sembalun.

    Selanjutnya, dari Posko Sembalun, jenazah akan dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut. Seluruh tim berharap proses evakuasi yang akan dilaksanakan pagi ini dapat berjalan lancar dan aman sesuai rencana.

  • Jenazah Pendaki Brasil yang Tewas di Rinjani Juliana Marins Batal Diautopsi di NTB

    Jenazah Pendaki Brasil yang Tewas di Rinjani Juliana Marins Batal Diautopsi di NTB

    Bisnis.com, JAKARTA – Jenazah pendaki asal Brasil Juliana Marins, yang menjadi korban kecelakaan di jalur pendakian Gunung Rinjani, rencananya akan diautopsi di Bali. 

    Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri mengatakan jenazah Juliana batal diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, Nusa Tenggara Barat.

    “Autopsi direncanakan dilaksanakan di Bali,” katanya dilansir dari Antara, Kamis (26/6/2025) 

    Dia mengungkapkan alasan tidak dilaksanakan di Mataram karena dokter forensik yang punya keahlian di bidang autopsi tersebut sedang berada di Semarang.

    “Dokter autopsi lagi di luar daerah, cuma satu di NTB. Jadi, kami cari opsi terdekat di Bali, dan Kapolda NTB sudah berkoordinasi dengan Kapolda Bali,” ujarnya.

    Selanjutnya, kata dia, pihak rumah sakit kini sedang menyelesaikan administrasi kebutuhan jenazah untuk dibawa ke Bali.

    “Setelah administrasi selesai, maka akan diberangkatkan dengan ambulans dari RS Bhayangkara Mataram,” ucap dia.

    Perihal biaya penanganan jenazah selama di NTB, Indah menegaskan hal tersebut masuk dalam tanggungan pemerintah daerah.

    Dia turut menyampaikan terkait penanganan dari korban kecelakaan di kawasan wisata NTB ini, Pemerintah Provinsi NTB sudah membangun koordinasi dengan seluruh pihak, termasuk dengan pihak Kedutaan Brasil.

    “Jadi, kedukaan ini bukan hanya milik keluarga, tetapi juga milik masyarakat NTB, karena korban datang sebagai wisatawan di NTB, kita semua, kita sampaikan duka yang mendalam,” kata Indah.

    Insiden Juliana terjatuh di lereng Gunung Rinjani terjadi pada Sabtu (21/6). Pencarian kemudian dilakukan hingga jenazah ditemukan oleh tim SAR gabungan pada Selasa (24/6) pada kedalaman 600 meter menuju Lost Know Position (LKP).

    Tim SAR gabungan berhasil melakukan evakuasi jenazah Juliana yang pada akhirnya mengurungkan niat menggunakan helikopter karena kondisi cuaca kurang bersahabat.

    Dari pos Pelawangan, jenazah Juliana ditandu menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang berada dekat pintu masuk jalur pendakian.

  • Fakta Seputar Proses Evakuasi Jenazah Pendaki Brasil di Rinjani

    Fakta Seputar Proses Evakuasi Jenazah Pendaki Brasil di Rinjani

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan SAR Nasional atau Basarnas resmi menghentikan pencarian terhadap pendaki asal Brasil berinisial JDSP yang jatuh di jurang Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi mengatakan bahwa bahwa JDSP (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani ditemukan tim SAR gabungan sudah dalam keadaan meninggal dunia.

    Hariyadi menuturkan bahwa salah satu personel berhasil mencapai lokasi korban di jurang pada Selasa (24/6) sekitar pukul 18.00 WITA. Jenazah JDSP ditemukan di kedalaman sekitar 600 meter.

    “Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban,” kata Hariyadi dilansir dari Antara.

    Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personel lainnya menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung dibungkus untuk persiapan evakuasi.

    “Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di Last Known Position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat, segera menyiapkan sistem evakuasi,” ucapnya.

    Personel Flying Camp

    Tujuh personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

    Keputusan untuk menunda evakuasi dikarenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan dan visibilitas yang sangat terbatas. Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, Rabu (25/6), dimana jenazah rencananya akan diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP).

    “Kemudian dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun,” ujarnya.

    Selanjutnya, kata dia, dari Posko Sembalun, jenazah akan dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut. “Seluruh tim berharap proses evakuasi yang akan dilaksanakan pagi ini dapat berjalan lancar dan aman sesuai rencana,” katanya.

    Akun Instagram Prabowo Diserbu

    Sementara itu, warganet atau netizen asal Brasil tengah menyerbu akun instagram pribadi milik Presiden Prabowo Subianto dengan banjir komentar guna menyuarakan permintaan agar pemerintah Indonesia segera menyelamatkan Juliana Marins, warga negara Brasil yang mengalami kecelakaan di Gunung Rinjani.

    Juliana dilaporkan terjatuh ke dalam jurang sedalam sekitar 200 meter di jalur pendakian menuju Puncak Gunung Rinjani, yang berada di wilayah Lombok Timur.

    Misalnya akun @pancsoliveira dan @andressa.ffreitas yang menggaungkan tagar #savejuliana dan menggunggah komen “Salvem a Juiana” atau berarti “Selamatkan Juliana”.

    Salah satu akun milik @anapaulappasos pun juga meminta agar penyelamatan juga segera dilakukan.

    “Itu adalah nyawa seseorang, tolong selamatkan dia [Juliana]! Tempat ini [Rinjani] ini harus ditutup sampai dia diselamatkan. Sayangnya, taman itu beroperasi secara normal. Ini tidak ada yang benar! saya ingin tahu presiden @prabowo apakah mereka perlu waktu selama ini untuk mencarinya,” pungkas akun dari warganet Brasil itu.

    Sekadar informasi, pada Senin (23/6/2025) Tim SAR Gabungan telah melanjutkan operasi penyelamatan terhadap Juliana yang terjatuh di kawasan tebing sekitar Cemara Nunggal, salah satu jalur menuju puncak Rinjani.

    Sekitar pukul 06.30 WITA, keberadaan Juliana terpantau melalui drone. Dia terlihat tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter. Dari hasil pengamatan visual, dia tampak dalam kondisi tidak bergerak.