Tempat Fasum: RS Bhayangkara

  • Sidang KDRT Selebgram Vinna Natalia Digelar Terbuka di PN Surabaya, Kuasa Hukum Apresiasi Hakim

    Sidang KDRT Selebgram Vinna Natalia Digelar Terbuka di PN Surabaya, Kuasa Hukum Apresiasi Hakim

    Surabaya (beritajatim.com) – Kuasa hukum selebgram Vinna Natalia Wimpie Widjoyo menyampaikan apresiasi terhadap majelis hakim yang memutuskan sidang perkara kekerasan psikis dalam rumah tangga (KDRT) digelar terbuka untuk umum.

    Menurut mereka, langkah ini mencerminkan penghormatan terhadap asas keadilan.

    “Kami melihat ini sebagai salah satu kemenangan kecil bagi kami. Dengan dibukanya persidangan untuk umum, maka majelis hakim telah menjunjung tinggi prinsip due process of law, sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Mahkamah Agung No. 5 Tahun 2021,” ujar Bangkit Mahanantiyo, kuasa hukum Vinna, Senin (15/9/2025).

    Bangkit menegaskan, keterbukaan persidangan merupakan bagian dari asas peradilan yang transparan dan akuntabel.

    “Apabila asas tersebut tidak dijalankan, putusan pengadilan bisa dianggap cacat hukum dan berpotensi batal demi hukum,” tambahnya.

    Dalam agenda sidang yang membahas jawaban Jaksa Penuntut Umum (JPU) atas eksepsi terdakwa, tim kuasa hukum memilih tidak menanggapi substansi jawaban jaksa.

    Meski begitu, mereka berharap majelis hakim menolak dakwaan JPU pada putusan sela nanti, sehingga perkara ini dapat dinyatakan gugur atau minimal tidak dapat diterima.

    Konflik Rumah Tangga Vinna dan Sena

    Berdasarkan surat dakwaan JPU Kejari Surabaya, konflik rumah tangga antara Vinna dan suaminya, Sena Sanjaya Tanata Kusuma, sudah terjadi sejak awal pernikahan pada 12 Februari 2012.

    Pasangan yang menikah di Gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi, Surabaya, ini telah dikaruniai tiga anak.

    Namun, hubungan keduanya makin memburuk sejak akhir 2023. Puncaknya, pada Desember 2023, Vinna meninggalkan rumah dan menolak kembali meski diminta oleh Sena.

    Ia bahkan melaporkan suaminya ke polisi atas dugaan KDRT serta mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

    Upaya Sena untuk mempertahankan rumah tangga dilakukan dengan memberikan kompensasi besar, yakni uang tunai Rp2 miliar, biaya hidup Rp75 juta per bulan, serta sebuah rumah senilai Rp5 miliar.

    Kompensasi tersebut diberikan dengan syarat laporan dan gugatan dicabut. Namun, meski menerima aset itu, Vinna tetap memilih berpisah dan kembali mengajukan gugatan cerai baru pada 31 Oktober 2024.

    Dampak Psikis yang Dialami Sena

    Konflik panjang ini disebut berimbas pada kondisi psikis Sena. Hasil pemeriksaan RS Bhayangkara Surabaya pada 22 Februari 2025 menyatakan bahwa Sena mengalami gangguan campuran cemas dan depresi. Jaksa menilai kondisi itu merupakan dampak dari tekanan rumah tangga yang dialaminya. (ted)

     

  • 160 Santri yang Diduga Keracunan Makanan di Depok Sudah Sembuh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 September 2025

    160 Santri yang Diduga Keracunan Makanan di Depok Sudah Sembuh Megapolitan 12 September 2025

    160 Santri yang Diduga Keracunan Makanan di Depok Sudah Sembuh
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Dinas Kesehatan Kota Depok memastikan 160 santri yang diduga keracunan sudah dinyatakan pulih.
    “Sejak pekan lalu, Minggu (7/9/2025) sudah tidak ada yang dirawat (di rumah sakit), sudah pulang,” kata Kepala Dinkes Depok Mary Liziawati saat dikonfirmasi
    Kompas.com,
    Jumat (12/9/2025).
    Sebanyak 160 santri itu mengalami gejala pusing hingga muntah. Sebagian dari mereka dirawat di RS Bhayangkara Brimob.
    “Dari 160 orang, yang berobat ke RS Bhayangkara Brimob sekitar 90 dan sisanya pengobatan oleh puskesmas,” ujar Mary.
    “Yang rawat inap di RS Brimob 43 santri dan sisanya rawat jalan,” tambah dia.
    Sementara itu, Dinkes juga melakukan investigasi dengan mengambil sampel muntahan dan makanan terakhir yang dikonsumsi para santri.
    “Kita belum bisa memastikan apakah ini dari makanan atau dari air, atau dari mana saja,” jelas Mary.
    Terhitung sejak pengambilan sampel pada Rabu (3/9/2025) hingga sekarang, hasil pemeriksaan laboratorium belum keluar.
    Sebelumnya, para santri dari pesantren daerah Tugu, Cimanggis, Kota Depok, itu mengeluhkan beberapa gejala sebelum dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Brimob.
    Mereka diduga mengalami keracunan makanan dari santapan malam pada Jumat (29/8/2025).
    “Mengalami hampir sama gejalanya, yaitu dengan keluhan pusing, lemas, mual dan muntah, BAB dengan jumlah yang sangat sering,” ujar Kepala RS Bhayangkara Brimob AKBP Arinando Pratama dalam keterangan resmi, Rabu (3/9/2025).
    Tercatat, pasien mulai berdatangan ke RS Brimob sejak Senin (1/9/2025) yang semula 57 santri dengan gejala serupa.
    Setelah melalui proses penindakan di rumah sakit, sekitar 31 di antaranya diharuskan rawat inap dan sisanya diperkenankan pulang atau rawat jalan.
    Namun, pasien baru kembali datang ke rumah sakit hingga akumulasi santri yang masuk ke RS Brimob saat itu mencapai 72 orang.
    Sekitar 42 dari 72 pasien diharuskan menjalani rawat inap lantaran mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Isak Tangis Iringi Pemakaman Tiara, Korban Mutilasi Pacet Mojokerto

    Isak Tangis Iringi Pemakaman Tiara, Korban Mutilasi Pacet Mojokerto

    Lamongan (beritajatim.com) – Isak tangis pecah saat jenazah Tiara Angelina Saraswati (25), warga Desa Made, Kecamatan/Kabupaten Lamongan, tiba di rumah duka pada Selasa (9/9/2025) malam. Tiara menjadi korban mutilasi yang jasadnya ditemukan di jurang kawasan Pacet, Mojokerto.

    Jenazah yang diantar menggunakan mobil jenazah RS Bhayangkara Pusdik Sabhara tiba di rumah duka sekitar pukul 20.05 WIB. Begitu mobil berhenti, keluarga, kerabat, sahabat, hingga tetangga langsung histeris dan tak kuasa menahan tangis. Kedua orang tua korban bahkan tampak terkulai lemas menyambut kedatangan putri mereka.

    Peti jenazah berwarna putih kemudian dibawa masuk ke rumah duka dan diselimuti kain hijau. Setelah itu, jenazah disalatkan di Masjid Nurul Yaqin yang berada di lingkungan setempat.

    Usai disalatkan, jenazah Tiara kembali dimasukkan ke dalam mobil jenazah untuk dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Made. Ratusan warga ikut mengiringi prosesi pemakaman hingga ke peristirahatan terakhir korban.

    Kepala Desa Made, Eko Widianto, menyampaikan duka mendalam atas kepergian warganya. Ia juga mengapresiasi kepedulian warga yang turut mengiringi prosesi pemakaman.

    “Kami semua turut berduka. Antusias dan rasa simpati masyarakat sangat luar biasa,” kata Eko di sela prosesi pemakaman.

    Eko berharap peristiwa tragis ini bisa menjadi pelajaran berharga agar masyarakat lebih meningkatkan kepedulian terhadap keluarga, terutama dalam hal pendampingan anak.

    “Semoga bisa menjadi hikmah, khususnya untuk lebih memperhatikan pendampingan terhadap anak-anak kita,” ujarnya.

    Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran rangkaian prosesi hingga pemakaman korban. “Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu melancarkan seluruh proses ini,” pungkasnya. [fak/ian]

  • Anggota Sat Brimob Polda Jatim Terima Penghargaan KPLB dari Kapolri

    Anggota Sat Brimob Polda Jatim Terima Penghargaan KPLB dari Kapolri

    Surabaya (beritajatim com) – Pengabdian tanpa batas yang ditunjukkan Briptu Jauharul Lukmanul Hakim, anggota Satuan Brigade Mobil (Sat Brimob) Polda Jawa Timur, akhirnya mendapat apresiasi tertinggi.

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan penghargaan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) sehingga ia naik satu tingkat menjadi Brigadir Polisi (Brigpol).

    Sejak awal pengabdiannya, Brigpol Jauharul telah menunjukkan komitmen luar biasa.

    Ia menempuh pendidikan pembentukan Bintara (Diktukba) di SPN Polda Jatim pada 2018, kemudian ditempatkan di Sat Brimob pada 2019.

    Tahun yang sama, ia langsung ditugaskan dalam pengamanan aksi unjuk rasa Pemilu Presiden di Polda Metro Jaya.

    Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, S.I.K., menegaskan bahwa perjalanan panjang ini menjadi bukti nyata keseriusan anggota Polri dalam mengabdi.

    “Sejak awal pengabdian, rekan kita ini sudah menorehkan prestasi dan dedikasi. Dari penugasan di Ibukota hingga wilayah rawan di Papua, setiap langkahnya tidak pernah luput dari perhatian pimpinan,” ungkap Kombes Pol Abast, Selasa (9/9/25).

    Dedikasi itu berlanjut pada penugasan Satgas Aman Nusa di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah (2020–2021).

    Setelah itu berlanjut sebagai Satgas Tindak Nemangkawi di Mimika (2021–2022) yang berfokus pada penegakan hukum terhadap kelompok kriminal bersenjata.

    Pada 2024, ia juga mengikuti pendidikan pengembangan spesialisasi (Digbangpes) Dasba Brimob untuk memperdalam keahliannya.

    Puncak pengorbanan terjadi pada 2025, saat bertugas mengamankan unjuk rasa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

    Ia mengalami pelemparan massa aksi hingga harus dirawat di RS Bhayangkara Polda Jatim.

    Meskipun sempat terluka dalam tugas, semangatnya tidak pernah surut.

    “Penghargaan KPLB ini bukan hanya kebanggaan pribadi, tetapi juga motivasi bagi seluruh anggota Polri agar terus berani berkorban demi masyarakat dan negara,” tambah Kombes Abast.

    Dengan penghargaan ini, Kapolri menegaskan bahwa setiap pengabdian tulus anggota Polri tidak akan pernah terabaikan.

    Brigpol Jauharul menjadi teladan nyata bahwa tugas kepolisian bukan sekadar profesi, melainkan pengabdian demi keutuhan NKRI. [uci/but]

     

  • Potongan Tubuh Tiara Dimasukkan Ransel lalu Disebar ke Pinggir Jurang

    Potongan Tubuh Tiara Dimasukkan Ransel lalu Disebar ke Pinggir Jurang

    Mojokerto (beritajatim.com) – Tersangka mutilasi Alvi Maulana (24) membuang potongan tubuh korban di pinggir Jurang ADM Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu (31/8/2025). Dengan mengendarai sepeda motor, potongan tubuh korban dibuang dan disebar ke kawasan Pacet.

    Pelaku melakukan pembunuhan dengan cara menusuk leher korban menggunakan pisau dapur pada Minggu (31/8/2025) dini hari. Tubuh Tiara Angelina Saraswati (25) kemudian dimutilasi di toilet kos kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Potongan tubuh korban dimasukkan ke dalam tas ransel warna merah.

    Dengan mengendarai sepeda motor N-Max nopol W 6415 AR warna putih, potongan tubuh korban dibawa ke Mojokerto. Potongan tubuh korban dibuang di pinggir Jurang ADM Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto pagi harinya.

    “Berdasarkan yang bersangkutan sampaikan, layaknya membuang kotoran. Sambil berjalan dibuang dan dilempar,” ungkap Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, Senin (8/9/2025).

    Potongan tubuh korban yang berhasil ditemukan di kawasan Pacet dan kos kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya saat ini berada di RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong.

    “Potongan tubuh korban saat ini sudah berada di rumah sakit untuk kita laksanakan uji forensik. Untuk selanjutnya bisa dikebumikan oleh pihak keluarga dan pihak keluarga juga sudah kita tembusi,” tegasnya.

    Sejumlah barang bukti diamankan di antaranya pisau dapur, pisau daging, gunting taman dan palu yang digunakan untuk membunuh dan memutilasi tubuh korban. Selain itu, juga diamankan sejumlah baju milik korban dan guling berlumur darah serta sprei, dua Handphone (HP), tas ransel warna merah, sepeda motor N-Max nopol W 6415 AR warna putih, dan helm. [tin/but]

  • Hasil Penyisiran: Anjing Pelacak K-9 Temukan Potongan Telapak Tangan Manusia di Hutan Sendi Mojokerto

    Hasil Penyisiran: Anjing Pelacak K-9 Temukan Potongan Telapak Tangan Manusia di Hutan Sendi Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Penyelidikan kasus dugaan pembunuhan dan mutilasi di kawasan hutan Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa/Kecamatan Pacet, Mojokerto kembali berkembang. Setelah sebelumnya ditemukan potongan telapak kaki manusia, kini polisi menemukan bagian tubuh lain berupa telapak tangan kanan.

    Penemuan ini terjadi setelah Polres Mojokerto menerjunkan tim anjing pelacak K-9 milik Polda Jatim untuk memperluas penyisiran di sekitar lokasi awal pada, Sabtu (7/9/2025) kemarin. Penyisiran awal dilakukan di titik penemuan pertama, kemudian melebar hingga ke sisi selatan sejauh 50 meter. Total area yang disisir mencapai 100–200 meter.

    Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama, menjelaskan bahwa bagian tubuh yang ditemukan masih berupa potongan tidak beraturan. “Sejauh ini belum bisa kita simpulkan karena potongan-potongan ini masih dalam kondisi yang tidak beraturan sehingga perlu waktu untuk menganalisa, menyatuhkan, dan menguji secara forensik,” ungkapnya, Minggu (7/9/2025).

    Ia juga mengimbau kepada masyarakat Mojokerto maupun diluar Mojokerto agar segera melapor bila mengetahui ada anggota keluarga, tetangga, atau kerabat yang menghilang. Menurutnya, dengan informasi yang diberikan tersebut diharapkan dapat mengungkap kasus dugaan mutilasi tersebut.

    “Informasi sekecil apa pun sangat membantu kami dalam mengidentifikasi korban dan mengungkap kasus ini,” tegasnya.

    Hingga saat ini, potongan tubuh yang ditemukan masih terus dianalisis oleh tim forensik RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Polisi memastikan proses penyisiran di kawasan hutan Sendi akan dilanjutkan untuk mencari kemungkinan adanya potongan tubuh lainnya.

    Sebelumnya, warga Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto digemparkan dengan penemuan potongan kaki manusia di jurang pinggir Jalan Turunan AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet. Potongan kaki tersebut ditemukan dalam kondisi membusuk.

    Potongan kaki sebelah kiri itu ditemukan di sisi timur jalan raya, tepatnya di dasar jurang dengan kedalaman sekitar 5 meter. Tak jauh dari lokasi, warga juga mendapati bagian tubuh lain berupa potongan daging dan rambut yang tercecer sekitar 50 meter dari titik awal. [tin/aje]

  • 3 Jenazah Korban Jatuhnya Helikopter PK-RGH Sudah Diidentifikasi, Seluruhnya WNA
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 September 2025

    3 Jenazah Korban Jatuhnya Helikopter PK-RGH Sudah Diidentifikasi, Seluruhnya WNA Regional 6 September 2025

    3 Jenazah Korban Jatuhnya Helikopter PK-RGH Sudah Diidentifikasi, Seluruhnya WNA
    Tim Redaksi
    BANJARMASIN, KOMPAS.com
    – Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bidokkes) Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil mengidentifikasi tiga jasad korban jatuhnya helikopter PK-RGH.
    Kepala Bidokkes Polda Kalsel, Kombes Pol Muhamad El Yandiko, menjelaskan bahwa ketiga jasad tersebut telah dilakukan post mortem di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin, dan hasilnya menunjukkan kecocokan dengan data yang diterima oleh Tim DVI.
    Semua jasad yang teridentifikasi merupakan Warga Negara Asing (WNA).
    “Masing-masing MW berjenis kelamin laki-laki warga negara Australia berusia 68 tahun. Kemudian CQ sebagai laki-laki usia 67 tahun warga negara Brazil, dan SKP berjenis laki-laki warga negara India usia 56 tahun,” ujar El Yandiko dalam konferensi pers di RS Bhayangkara, Sabtu (6/9/2025) malam.
    Identitas ketiga jasad WNA tersebut diketahui berdasarkan catatan medis gigi yang dicocokkan dengan data keluarga.
    Selain itu, pencocokan properti yang dikenakan korban saat kejadian juga membantu dalam proses identifikasi.
    “Properti itu semua benda yang melekat di tubuh, itu juga menjadi petunjuk yang sangat penting. Termasuk dompet, jadi kita bisa langsung mencocokkan dengan identitasnya,” ungkap Yandiko.
    Yandiko menambahkan, masih terdapat lima jasad yang belum teridentifikasi, dan kelimanya dipastikan merupakan warga negara Indonesia.
    Belum teridentifikasinya lima korban disebabkan oleh kondisi yang cukup berat akibat terbakar.
    “Jadi ada satu kantong yang kita curigai sebagai gabungan dari tiga jenazah, sehingga kita membutuhkan pemeriksaan DNA. Ini kondisi tingkat kerusakan akibat terbakarnya itu berat sekali,” jelas Yandiko.
    Ia juga meminta doa dari semua pihak, terutama keluarga korban, agar sisa jasad bisa segera teridentifikasi.

    “Saat ini masih terdapat lima jenazah, kami mohon doanya agar segera dapat teridentifikasi,” pungkas Yandiko.
    Sebelumnya, helikopter PK-RGH milik Eastindo Air dilaporkan hilang kontak di wilayah Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, pada Senin (1/9/2025).
    Helikopter dengan kode BK 117-D3 tersebut berangkat dari Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam di Kabupaten Kotabaru, Kalsel, dengan tujuan Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
    Dari data manifest penumpang yang dirilis oleh Basarnas Banjarmasin, terdapat delapan orang di dalam helikopter, termasuk dua orang pilot dan teknisi mesin, serta enam penumpang, di mana tiga di antaranya adalah WNA.
    Helikopter PK-RGH hanya mengudara selama delapan menit sebelum dinyatakan hilang kontak.
    Setelah dinyatakan hilang kontak, tim SAR menemukan puing-puing helikopter PK-RGH di tengah hutan Tanah Bumbu dalam keadaan hangus diduga terbakar pada Rabu (3/9/2025).
    Pada pencarian hari ketiga, Tim SAR gabungan juga menemukan kotak hitam tidak jauh dari badan helikopter.
    Seluruh jasad korban telah berhasil dievakuasi dan saat ini berada di RS Bhayangkara Banjarmasin untuk keperluan proses identifikasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Berkoordinasi dengan Tim Polda Jatim, Polres Mojokerto Terjunkan Anjing Pelacak di Jurang AMD Sendi

    Berkoordinasi dengan Tim Polda Jatim, Polres Mojokerto Terjunkan Anjing Pelacak di Jurang AMD Sendi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama menegaskan area penyebaran potongan tubuh manusia di jurang pinggir Jalan Turunan AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto cukup luas.

    Pihak kepolisian pun berkoordinasi dengan tim dari Polda Jatim untuk menerjunkan anjing pelacak. Meski ditemukan banyak potongan daging, namun yang teridentifikasi baru telapak kaki, sementara temuan lain hanya berupa potongan daging.

    “Saya berkoordinasi dengan tim dari Polda Jatim untuk menerjunkan anjing pelacak karena lokasi penyebaran potongan daging cukup luas. Dari titik mayoritas ditemukan potongan daging dan telapak kaki manusia tersebut penyebarannya sekitar 50 meter,” ungkapnya, Sabtu (6/9/2025).

    Menurut Fauzy, pihaknya cukup kesulitan melakukan pencarian terhadap potongan tubuh korban lainnya. Selain itu, lokasi penemuan potongan daging dan telapak kaki manusia tersebut berada di kedalaman 5 meter sehingga menyulitkan petugas saat melakukan pencarian.

    “Dengan pertimbangan kondisi di lapangan, kondisi tebing yang curam saya butuh bantuan dari anjing pelacak. Kita juga belum bisa memastikan, berapa lama korban meninggal karena harus melalui pemeriksaan forensik. Iya kita bawa ke RS Bhayangkara Pusdik Sabhara (Porong, Sidoarjo),” tegasnya.

    Sebelumnya, warga Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto digemparkan dengan penemuan potongan kaki manusia di jurang pinggir Jalan Turunan AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan. Potongan kaki tersebut ditemukan dalam kondisi membusuk.

    Potongan kaki sebelah kiri itu ditemukan di sisi timur jalan raya, tepatnya di dasar jurang dengan kedalaman sekitar 5 meter. Tak jauh dari lokasi, warga juga mendapati bagian tubuh lain berupa potongan daging dan rambut yang tercecer sekitar 50 meter dari titik awal. [tin/ian]

  • Ngeri! Puluhan Potongan Tubuh Manusia Ditemukan Berserakan di Jurang Pacet Mojokerto

    Ngeri! Puluhan Potongan Tubuh Manusia Ditemukan Berserakan di Jurang Pacet Mojokerto

    GELORA.CO  – Penemuan puluhan potongan tubuh manusia berserakan di jurang jalur Mojokerto-Batu, tepatnya kawasan Cangar, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (6/9/2025). Potongan tubuh itu diduga korban mutilasi yang sengaja dibakar sebelum dibuang secara menyebar ke dalam jurang.

    Informasi dirangkum iNews, kronologi penemuan potongan tubuh manusia ini bermula saat saksi seorang pencari rumput bernama Sulismanto menemukan bagian kaki manusia. Saat itu dia sedang mencari pakan ternak di lerengan Gunung Welirang.

    “Saat itu saya mencari rumput tiba-tiba melihat potongan kaki dan saya lapor ke warga, lalu ke Polsek Pacet,” ujar Sulismanto, Sabtu (6/9/2025).

    Laporan tersebut segera ditindaklanjuti polisi. Tak lama, tim Inafis Satreskrim Polres Mojokerto mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Fauzy Pratama saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan penemuan potongan tubuh tersebut.

    “Kami tadi siang menerima laporan warga ada temuan kaki, selanjutnya datang ke lokasi melakukan olah TKP,” kata Fauzy.

    Dalam penyisiran di jurang sedalam 10 meter dengan panjang sekitar 100 meter, polisi menemukan puluhan potongan tubuh lain. Beberapa di antaranya telapak kaki kiri, kulit kepala berambut panjang, dan potongan daging tanpa tulang. Potongan tubuh tampak gosong diduga sengaja dibakar sebelum dibuang.

    Polisi menduga potongan tubuh ini merupakan korban mutilasi. Untuk menghilangkan jejak, pelaku sengaja menyebar potongan tubuh ke dalam jurang. Namun hingga kini, identitas serta jenis kelamin korban belum bisa dipastikan.

    “Seluruh potongan tubuh manusia ini dibawa ke Labfor RS Bhayangkara Porong, Sidoarjo,” kata Fauzy

  • Identifikasi Delapan Korban Kecelakaan Helikopter: Lima Mudah Dikenali, Tiga Sulit

    Identifikasi Delapan Korban Kecelakaan Helikopter: Lima Mudah Dikenali, Tiga Sulit

    Liputan6.com, Jakarta Lima jasad korban kecelakaan Helikopter BK117 D3 milik Estindo Air di kawasan hutan Desa Emil Baru, Kecamatan Mentewe, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, bisa dikenali. Sementara tiga korban belum bisa dikenali.

    “Dari delapan jasad, sebanyak lima jasad dikenali dengan mudah oleh dokter forensik, sedangkan tiga jasad lainnya tidak bisa dikenali karena hangus,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo dalam konferensi pers Operasi DVI Polri Kecelakaan Helikopter BK117 D3 di RS Bhayangkara Banjarmasin, Jumat (05/09/2025).

    Menurut dia, jasad itu akan diproses identifikasi lebih lanjut oleh Tim DVI Polda Kalsel, khususnya tiga jasad yang tidak bisa dikenali identitasnya.

    Di antara lima jasad yang bisa dikenali, kata Yudhi, salah satu jasad dalam keadaan hampir utuh. Sedangkan jasad lain bagian tubuhnya terpotong-potong.

    Delapan jasad itu terdiri atas seorang Kapten bernama Haryanto, Teknisi bernama Hendra, serta enam penumpang, yakni Mark Weren (Amerika Serikat), Santha Kumar (India), Claudine Quito (Brasil), Iboy Irfan Rosa (WNI), Yudi Febrian (WNI), Andys Rissa Pasulu (WNI).

    Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol dr Muhammad El Yandiko menjelaskan jasad itu belum bisa dipastikan karena petugas masih mengidentifikasi dan mencocokkan delapan jasad sesuai identitas masing-masing.

    “Tiga WNA dan lima WNI, masih proses identifikasi siapa yang hangus dan siapa yang utuh badannya. Butuh waktu dan proses,” ujar Yandiko. Dikutip dari Antara.